BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. antara Health locus of Control dengan Perilaku berisiko terhadap kesehatan pada

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. kuantitatif yaitu penelitian yang melakukan penelitian hipotesis untuk menjelaskan hubungan

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap hasil penelitian. Kegiatan penelitian harus mengikuti langkah-langkah

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. dalam prosesnya menekankan pada analisis data-data numerikal (angka) yang

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. yaitu dukungan sosial teman sebaya sebagai variabel bebas (X) dan kebahagiaan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. hubungan antara dua atau beberapa variabel. Dengan teknik korelasional seorang

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. B. Identifikasi Variabel Penelitian. C. Definisi Operasional

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, yaitu kepribadian, yang terdiri dari:

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. maka penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. menghubungkan antara variabel X dan variabel Y. Penelitian dengan. B. Variabel Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian korelasional merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini termasuk dalam penelitian korelasional yang meneliti

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. yang lama dengan menggunakan metode ilmiah serta aturan-aturan yang berlaku.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Kemudian mendeskripsikan secara sistematis sifat-sifat atau gejala-gejala dari

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dengan teknik korelasional merupakan penelitian menyelidiki sejauhmana

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. dengan tujuan penelitian. Dalam penelitian ini tidak

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. tingkat hubungan antara dua variabel atau lebih, tanpa melakukan perubahan,

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tipe Penelitian. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif. Pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang menekankan analisisnya

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. kuantitatif korelasional adalah suatu penelitian untuk mengetahui hubungan dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Desain Penelitian. menekankan analisis pada data-data numerikal (angka) yang diolah

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Pada penelitian ini penulis ingin mengetahui ada tidaknya hubungan antara

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. teknik korelasional seorang peneliti dapat mengetahui hubungan variasi dalam

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini merupakan satu bentuk penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. antara Prestasi Akademik (Y) dengan Self-Efficacy (X1) dan Optimisme (X2).

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap hasil penelitian. Kegiatan penelitian harus mengikuti langkah-langkah

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. korelasional. Penelitian ini mengukur hubungan kepercayaan diri (X) dengan

BAB III METODE PENELITIAN. a. Desain Penelitian. pengguna facebook yang memiliki tipe kepribadian ekstrovert dan introvert.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara dua atau beberapa variabel.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitianinimerupakanbentukpenelitiandeskriptifdenganmenggunakandua

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan antara dua variabel. B. Variabel Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. mengetahui ada tidaknya hubungan Kontrol diri (variabel bebas) dan Perilaku

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Desain Penelitian. hipotesis yang telah dibuat. Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang banyak

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. hubungan antara sikap terhadap iklan rokok (X1) dan konformitas teman sebaya

BAB III METODE PENELITIAN. bertujuan untuk menemukan ada tidaknya hubungan antara dua atau beberapa. berarti atau tidak hubungan itu (Arikunto, 2002).

BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian. kecerdasan spiritual pada mahasiswa aktivis kerohanian islam

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini menggunakan tekhnik korelasional yang bertujuan untuk mencari

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Karena penelitian ini termasuk penelitian korelatif yang melihat hubungan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. B. Variabel Penelitian. keluarga tidak lengkap, dan variabel (Y) identitas vokasional.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan. B. Variabel Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. ada tidaknya hubungan antara dua atau beberapa variabel. Alat ukur yang

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini menggunakan pendekatan korelasional yang bertujuan untuk

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. korelasional bertujuan untuk menemukan ada tidaknya hubungan antara dua atau

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. mengetahui ada atau tidaknya hubungan antara dua variabel, yaitu syukur sebagai

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. mengetahui ada tidaknya hubungan sikap warga terhadap peran polisi dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN. bisa dikatakan sebagai faktor-faktor yang berperan dalam peristiwa atau gejala

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. untuk menjawab masalah penelitian (Setiadi dkk, 2005 ). Penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. berkaitan dengan variabel lain, berdasarkan koefisien korelasi (Azwar, 2013)

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. kejadian dengan melihat penyebab-penyebabnya. Teknik analisis komparasional

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan angka-angka dari mulai pengumpulan data, penafsiran terhadap

BAB III METODE PENELITIAN. yang lama dengan menggunakan metode ilmiah serta aturan-aturan yang berlaku

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. menekankan pada analisis data-data numerikal (angka) yang diolah dengan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini menggunakan pendekatan korelasi bivariat ( bivariate

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. menekankan analisis pada data-data numerikal (angka) yang diolah dengan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. digunakan peneliti serta kegiatan yang akan dilakukan selama proses penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. kuantitatif. Metode penelitian menurut Sugiyono (2009),

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. Variabel-variabel yang digunakan pada penelitian ini adalah : B. Definisi Operasional

BAB III METODE PENELITIAN. merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN. korelasioanal berganda ( Multiple Corelation) yang menunjukkan arah dan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. analisis (Hadi, 2000). Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini menggunakan variabel kualitas persahabatan (X1) dan self

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. menggunakan analisis regresi ganda atau regresi linear, yaitu merupakan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap hasil penelitian. Kegiatan penelitian harus mengikuti langkah-langkah

BAB III METODE PENELITIAN. masalah dalam penelitian. Melalui penelitian manusia dapat menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. banyak menggunakan angka-angka dari mulai pengumpulan data, penafsiran

BAB III METODE PENELITIAN. Brand Image sedangkan variabel dependen (terikat) adalah Keputusan

BAB III METODE PENELITIAN. hubungan antara dua atau beberapa variabel (Arikunto, 2005: 247). Penelitian dengan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. duavariable yaitu rasa bersalah sebagai variabel (X) dan perilaku

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini termasuk jenis penelitian kuantitatif (komperatif). Desain

BAB III METODE PENELITIAN. diolah dengan metode statistika (Azwar, 2010). Variabel penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. menggunakan teknik korelasional. Penelitian ini menghubungkan antara variabel

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. hubungan antara dua atau beberapa variabel. Teknik korelasional memungkinkan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. komparatif, yaitu suatu penelitian yang bersifat membandingkan atau perbedaan

BAB III METODE PENELITIAN. diperoleh signifikansi antar variabel yang diteliti (Azwar, 1998).

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif korelasional. Penelitian kuantitatif

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. menjadi objek pengamatan penelitian atau faktor- faktor yang berperanan dalam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah:

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. B. Identifikasi Variabel Penelitian. Variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

BAB III METODE PENELITIAN. dilakukan pada penelitian deskriptif atau dalam rangka pengujian hipotesis

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Variabel penelitian Dan Definisi Operasional

BAB III METODE PENELITIAN. berdasarkan angka-angka yang diperoleh dari hasil analitik statistik

BAB III METODE PENELITIAN. A. Metode Penelitian yang Digunakan

BAB 3 METODE PENELITIAN. metode statistika (Azwar, 2010). Variabel penelit ian yang digunakan dalam

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dalam bentuk penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. menghubungkan antara kelekatan pada guru ( X) dengan motivasi menghafal al-

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini diarahkan untuk mendeskripsikan dan menganalisis hubungan antara Health locus of Control dengan Perilaku berisiko terhadap kesehatan pada remaja. Untuk itu penelitian ini memerlukan pendekatan yang bersifat deskriptif (pemaparan) dan asosiatif (hubungan). Penelitian ini termasuk korelasional yang menghubungkan antara variabel penelitian. Penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut: X Y B. Variabel Penelitian dan Defenisi Operasional 1. Variabel Penelitian Variabel penelitian dapat dibedakan menurut kedudukan dan jenisnya yaitu variabel terikat dan variabel bebas. Ada dua variabel dalam penelitian ini yaitu: a. Variabel bebas (x) adalah health locus of control. b. Variabel terikat (y) adalah perilaku berisiko terhadap kesehatan pada remaja. 33

34 2. Defenisi Operasional Variabel penelitian secara operasional dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Perilaku Berisiko Terhadap Kesehatan Perilaku berisiko terhadap kesehatan adalah berbagai keterlibatan perilaku yang dilakukan remaja dengan intensitas yang meningkatkan kerentanan terhadap risiko penyakit atau cidera atau yang mungkin memiliki konsekuensi berbahaya yang dilakukan oleh remaja dengan melakukan perilaku unsafety driving, perilaku makan tidak sehat ( eating behavior), tidak mengontrol berat badan ( weight control), dan tidak beraktivitas fisik ( physical inactivity). Diukur dengan skala yang disusun oleh peneliti berdasrkan teori Health Belief Model, dengan aspek persepsi kerentanan, persepsi keparahan, persepsi manfaat, persepsi hambatan, petunjuk untuk bertindak, efikasi diri remaja melakukan perilaku yang membahayakan kesehatan. Dengan rentang pilihan jawaban sangat setuju sampai dengan sangat tidak setuju. 2. Health Locus of Control Health Locus Of control adalah derajat keyakinan yang dimiliki oleh remaja dalam mempersepsikan kualitas kesehatan dirinya, baik yang merupakan hasil tindakan oleh pihak lain, takdir, maupun merupakan hasil tindakan diri remaja itu sendiri yang persepsinya termasuk dalam internal health locus of control apabila kualitas kesehatannya atas hasil diri sendiri, powerfull other health locus of control apabila kualitas kesehatan atas hasil orang lain, dan chance locus of control apabila kualitas kesehatan berdasarkan takdir, situasi ataupun keberuntungan. berdasarkan skala Multidimensional Health Locus of Control (MHLC) menurut teori Health Locus

35 Of Control yang disusun oleh Wallston, K. A, Wallston, B. S,dan DeVellis, R. Dengan rentang pilihan jawaban sangat setuju sampai dengan sangat tidak setuju. 1. Populasi Penelitian C. Populasi dan Pengambilan Sampel Penelitian Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2005). Sebagai populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau Angkatan 2012 yang berusia 18-23 tahun. Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim terdiri atas 8 jurusan. Dengan total populasi angkatan tahun 2012 adalah 5167 mahasiswa. berikut : Disribusi mahasiswa pada masing masing jurusan dapat dilihat pada tabel Tabel 01 Distribusi Mahasiswa UIN SUSKA RIAU Angkatan Tahun 2012 NO FAKULTAS JUMLAH MAHASISWA 1 Tarbiyah dan Keguruan 1257 2 Syari ah dan Ilmu Hukum 1075 3 Ushuluddin 139 4 Dakwah dan Ilmu Komunikasi 387 5 Sains dan Teknologi 911 6 Psikologi 200 7 Ekonomi dan Sosial 929 8 Pertanian dan Peternakan 269 TOTAL 5167

36 2. Sampel Penelitian Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2005). Untuk menghitung jumlah sampel digunakan rumus Slovin. Rumus slovin untuk menghitung ukuran sampel dari populasi yang diketahui jumlahnya adalah sebagai berikut (Prasetyo & Jannah. 2011) : N = n N 2 + 1 n = Jumlah Sampel N = Jumlah anggota seluruh populasi d = penyimpangan Dengan menggunakan tingkat penyimpangan 0,05 maka jumlah sampel penelitian seluruhnya adalah 371,25 dibulatkan menjadi 371 mahasiswa Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau. Distribusi jumlah sampel penelitian dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 02 Distribusi Sampel Penelitian Mahasiswa UIN SUSKA RIAU Angkatan Tahun 2012 NO FAKULTAS JUMLAH MAHASISWA 1 Tarbiyah dan Keguruan 90 2 Syari ah dan Ilmu Hukum 77 3 Ushuluddin 10 4 Dakwah dan Ilmu Komunikasi 28 5 Sains dan Teknologi 65 6 Psikologi 15 7 Ekonomi dan Sosial 67 8 Pertanian dan Peternakan 19 TOTAL 371

37 3. Teknik Sampling Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini merupakan non probability sampling atau nonrandom sampling artinya setiap individu atau unit yang diambil dari populasi dipilih dengan sengaja menurut pertimbangan tertentu. Sehingga tidak semua populasi memiliki kesempatan sama untuk menjadi calon responden atau sampel. Tekniknya sendiri adalah purposive sampling yaitu pengambilan sampel berdasarkan keperluan penelitian (Kamaruddin, 2012). D. Teknik Pengumpulan Data 1. Alat Ukur Penelitian a. Skala Health Locus Of Control Alat ukur yang digunakan untuk mengukur health locus of control adalah MHLC Scale yakni Multidimensional Health Locus Of Contol yang dikembangkan oleh Wallston, Wallston tahun 1978. MHLC berupa skala likert yang masingmasingnya terdiri atas 18 pernyataan. Terdiri atas 18 aitem favorable dan 0 aitem unfavorable. Aitem-aitem dalam skala ini menggunakan pernyataan dengan 6 pilihan jawaban yakni 1= sangat tidak setuju, 2=agak tidak setuju, 3= tidak setuju, 4 = setuju, 5 = agak setuju, 6= sangat setuju.

38 Tabel 03. Blue Print MHLC Scales Skala MHLC NO Sub Skala MHLC Distribusi Aitem Favorable Distribusi Aitem Unfavorable Jumlah Aitem 1 Internal health Locus 1,6,8,12,13,17 0 6 Of Control 2 Powerful Others health 3,5,7,10,14,18 0 6 Locus Of Control 3 Chance Health Locus 2,4,9,11,15,16 0 6 Of Control Jumlah 18 b. Skala Perilaku berisiko terhadap kesehatan Penyusunan skala perilaku berisiko terhadap kesehatan didasarkan atas teori Health Belief Models. Penggunaan teori Health Belief Models dalam penyusunan skala didasarkan atas pertimbangan, komponen-komponen Health Belief Model menggambarkan proses seseorang dalam melakukan perilaku kesehatan. Dan perilaku berisiko merupakan kebalikan dari perilaku kesehatan. Maka skala ini disusun berupa kebalikan dari perilaku sehat yang merupakan hasil dari komponen-komponen Health Belief Model. Skala ini menggunakan skala model likert dan disajikan dalam bentuk pernyataan favorable dan unfavorable. Terdiri atas 48 aitem, untuk perilaku weight control, unsafety driving, eating behavior, dan physical inactivity. Terdiri atas 24 aitem favorable dan 24 aitem unfavorable. Aitem favorable disusun berdasarkan perilaku berisiko dan aitem unfavorable disusun atas perilaku sehat. Aitem-aitem dalam skala penelitian ini menggunakan pernyataan dengan 4 pilihan jawaban yaitu:

39 Sangat Sesuai (SS), Sesuai (S), Tidak Sesuai (TS), Sangat Tidak Sesuai ( STS). Skor yang diberikan adalah 1 sampai 4, dimana bobot nilainya SS = 4, S = 3, TS = 2, dan STS = 1 untuk favorable dan SS = 1, S=2, TS = 3, dan STS = 4 untuk aitem unfavorable. Tabel 04. Blue Print Skala Perilaku Berisiko Terhadap Kesehatan Skala NO Indikator Perilaku Berisiko Terhadap Kesehatan Distribusi Item Favorable Distribusi Item Unfavorable Jumlah Aitem 1 Persepsi Kerentanan 1,2,3,6,7 4,5,8 8 2 Persepsi Keparahan 9,13,15 10,11,14,16 8 3 Persepsi Manfaat 17,18,21,22 19,20,23,24 8 4 Persepsi hambatan 25,26,27,29 28,30,31,32 8 5 Petunjuk Untuk Bertindak 34,35,38 33,36,37,39,40 8 6 Efikasi diri 42,43,44,45 41,46,47,48 8 Jumlah 24 24 48 2. Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur Penelitian a. Uji Coba Alat Ukur Setelah alat ukur dikonstrak berdasarkan indikator yang dikembangkan dari konstrak teoritis, sebelum digunakan dalam penelitian sesungguhnya terlebih dahulu diuji coba (try out). Uji coba dilakukan pada mahasiswa dan mahasiswi UIN SUSKA Riau. Uji coba dilakukan untuk mengetahui tingkat validitas dan reliabilitas, guna untuk mendapatkan item-item yang layak sebagai alat ukur. Untuk melihat daya beda atau diskriminasi aitem, peneliti melakukan uji coba dengan jumlah sampel 50 orang yang merupakan mahasiswa dan mahasiswi UIN SUSKA Riau.

40 b. Validitas Item Validitas adalah ketepatan dan kecermatan alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Menurut Azwar (2001 ) tipe validitas berdasarkan cara estimasinya yang disesuaikan dengan sifat dan fungsi setiap tes, dapat digolongkan dalam tiga kategori besar, yaitu content validity (validitas isi), construct validity (validitas konstrak), dan criterion-related validity (validitas berdasarkan kriteria). Validitas yang akan diestimasi dalam penelitian ini adalah validitas isi. Validitas isi merupakan validitas yang diestimasi melalui pengujian isi tes atau aitem pada alat ukur dengan analisis rasional atau melalui professional judgment. Pertanyaan yang dicari jawabannya dalam validasi ini adalah sejauhmana aitem-aitem tes mewakili komponen-komponen dalam keseluruhan kawasan isi objek yang hendak diukur (aspek representasi) dan sejauhmana aitem -aitem tes mencerminkan ciri perilaku yang hendak diukur (aspek relevansi). Dalam penelitian ini validitas yang akan diestimasi dalam penelitian ini adalah validitas isi. Validitas isi tes ditentukan melalui pendapat profesional (profesional judgement) dalam proses telaah soal. Adapun yang menjadi profesional judgement yaitu pembimbing dan narasumber. Pengujian seluruh butir instrumen dalam satu variabel dapat juga dilakukan dengan mencari daya pembeda skor tiap item dari kelompok yang memberikan jawaban tinggi dan jaawaban rendah. Masrun (1979), menyatakan bahwa analisis untuk mengetahui daya pembeda, sering juga dinamakan validitas item (Kamruddin, 2012).

41 Dalam perhitungan daya beda selanjutnya menggunakan bantuan komputasi program SPSS (Statistical Package for Social Scienses) 20.0 for windows, hasil uji coba tersebut akan dilihat indeks daya diskriminasi aitemnya. Uji daya beda aitem pada ke dua skala dalam penelitian ini menggunakan formula koefisien korelasi product-momen dari Pearson. Semakin tinggi koefisien korelasi positif antara skor aitem dengan skor skala berarti semakin tinggi konsistensi antara aitem tersebut dengan skala secara keseluruhan yang berarti semakin tinggi daya beda nya (Azwar, 2010). Sebagai kriteria pemilihan aitem total biasanya digunakan batasan (r 0,3). Semua aitem yang mencapai koefisien korelasi minimal 0,30 daya pembeda aitemnya dianggap memuaskan. Apabila kurang dari 0,30 dapat diinterpretasikan sebagai aitem yang memiliki daya diskriminasi rendah (Azwar, 2010). Untuk itu peneliti menggunakan (r 0,30) agar aitem yang digunakan nantinya dalam penelitian memiliki daya beda aitem yang dianggap memuaskan. Jadi aitem yang nilai koefisien korelasi aitem total setelah dikoreksi < 0,30 aitem tersebut dianggap gugur dan tidak dimasukkan kedalam skala penelitian. Berdasarkan hasil uji validitas skala Multidimentional Health Locus Of Control diperoleh angka 0,310 0,657. Sedangkan pada perilaku berisiko terhadap kesehatan berdasarkan hasil uji validitas diperoleh angka 0,301-0,885. Adapun jumlah skala Multidimentional Health Locus of Control yang valid dari 18 aitem adalah 13 aitem dan yang gugur sebanyak 5 aitem. Adapun rincian

42 mengenai jumlah aitem yang valid dan yang gugur untuk skala Multidimentional Health Locus of Control, berikut ini akan disajikan gambaran umum analisa uji daya beda aitem dapat dilihat pada tabel 05 Tabel 05 Sebaran aitem skala Multidimentional Health Locus of Control yang valid dan gugur Item Valid Item Gugur NO Sub Skala Favor Unfavor Favorable Unfavor Jumlah MHLC 1 Internal health Locus Of Control 2 Powerful Others health Locus Of Control 3 Chance Health Locus Of Control able 1, 12,13, 17 3,5,7, 10,14, 18 9,11,1 6 able able Aitem - 6,8-6 - - - 6-2, 4, 15-6 Jumlah 13 5 18 Berdasarkan aitem yang valid dan membuang aitem yang gugur, maka dapat disusun blue print terhadap skala multiple health locus of control yang akan digunakan sebagai acuan untuk penelitian dapat dilihat pada tabel 06. Tabel 06 Blue print skala multiple health locus of control setelah uji coba/ try out (Untuk Penelitian) Skala MHLC NO Sub Skala MHLC Distribusi Aitem Favorable Distribusi Aitem Unfavorable 1 Internal health Locus Of Control 1,12,13,17 0 4 2 Powerful Others health Locus Of 3,5,7,10,14,18 0 6 Control 3 Chance Health Locus Of Control 9,11,16 0 3 Jumlah 13 Jumlah Aitem

43 Adapun skala perilaku berisiko terhadap kesehatan terdiri dari 48 aitem yang terbagi menjadi 24 aitem favourable dan 24 aitem unfavourable. Dari perhitungan analisa terhadap 48 aitem skala perilaku berisiko terhadap kesehatan, maka didapatkan 13 aitem yang gugur dan 35 aitem yang valid. Berikut ini disajikan gambaran umum analisa uji daya beda aitem yang dapat dilihat pada tabel 07. Tabel 07 Sebaran aitem skala perilaku berisiko terhadap kesehatan yang valid dan gugur Aitem Valid Aitem Gugur Jum N Indikator lah Favorable Unfavorable Favorable Unfavorable O Item 1 Persepsi 2, 13, 25, 14 1 38 8 Kerentanan 26, 37 2 Persepsi Keparahan 3, 16, 39 15, 28, 40 27 4 8 3 Persepsi Manfaat 5, 29 17, 18, 41 6, 30 42 8 4 Persepsi hambatan 7, 19, 31 20, 43 8, 44 32 8 5 Petunjuk Untuk 10, 34 9, 22, 33, 45, 21 8 Bertindak 46 6 Efikasi diri 12, 24, 35 36, 47, 48 11, 23 8 Jumlah 18 17 9 4 48 Berdasarkan aitem yang valid dan membuang aitem yang gugur, maka dapat disusun blue print Multidimentional Health Locus of Control untuk penelitian dapat dilihat pada tabel 08

44 Tabel 08 Blue print skala perilaku berisiko terhadap kesehatan setelah uji coba/ try out (Untuk Penelitian) Skala NO Indikator Perilaku Berisiko Terhadap Kesehatan Distribusi Item Distribusi Item Favorable Unfavorable 1 Persepsi Kerentanan 1, 8, 18, 19, 27 9 6 2 Persepsi Keparahan 2, 11, 28 10, 20, 29 6 3 Persepsi Manfaat 3, 21 12, 13, 30 5 4 Persepsi hambatan 4, 14, 22 15, 31 5 5 Petunjuk Untuk Bertindak 6, 24 5, 16, 23, 32, 33 7 6 Efikasi diri 7, 17, 25 26, 34, 35 6 Jumlah 18 17 35 Jumlah Aitem c. Reliabilitas Alat Ukur Reliabilitas alat ukur menunjukkan sejauh mana hasil pengukuran dengan alat tersebut dapat dipercaya. Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama, akan menghasilkan data yang sama. (Kamaruddin, 2012). Hal ini ditunjukkan oleh taraf keajegan (konsistensi) skor yang diperoleh oleh para subjek yang diukur dengan alat yang sama, atau diukur dengan alat yang setara pada kondisi yang berbeda (Suryabrata:2000). Reliabilitas sebenarnya mengacu kepada konsistensi atau kepercayaan hasil ukur, yang mengandung makna kecermatan pengukuran. Pengukuran yang tidak reliabel akan menghasilkan skor yang tidak dapat dipercaya karena perbedaan skor yang terjadi di antara individu lebih ditentukan oleh faktor eror daripada faktor perbedaan yang sesungguhnya. Pengukuran yang tidak reliabel tentu tidak akan konsisten puladari waktu ke waktu (Azwar, 1999).

45 Untuk mengetahui koefisien reliabilitas alat ukur dalam penelitian ini, maka peneliti menggunakan program SPSS 18.0 for windows. Dalam aplikasinya, reliabilitas dinyatakan oleh koefisien (rxy) yang angkanya berada dalam rentang 0 sampai 1. Apabila koefisien reliabilitas semakin mendekati angka1, berarti semakin tinggi reliabilitasnya. Sebaliknya, koefisien yang semakin mendekati angka 0, berarti semakin rendah reliabilitasnya. Berdasarkan uji reliabilitas terhadap aitem skala multidimentional health locus of control diperoleh α 0, 839 dan pada skala perilaku berisiko terhadap kesehatan diperoleh α sebesar 0,957. Nilai reliabilitas pada kedua skala ini berada pada kategori tinggi. E. Teknik Analisis Data Analisis data penelitian dilakukan agar data yang sudah diperoleh dapat dibaca dan ditafsirkan. Sesuai dengan tujuan utama dari penelitian ini, mencari hubungan antara Health Locus Of Control, dengan perilaku berisiko terhadap kesehatan remaja, maka metode analisis data yang digunakan adalah metode analisis korelasional pada program komputer Statistical Package for Social Science (SPSS)18 for Windows. Analisis ini dimaksudkan untuk mengetahui besar hubungan antara health locus of control dengan perilaku berisiko terhadap kesehatan remaja, menguji taraf signifikansinya, mencari sumbangan efektif besarnya nilai Y ( Health Locus Of Control) berdasarkan nilai X (Perilaku berisiko terhadap kesehatan remaja). Teknik korelasi yang digunakan adalah korelasi product moment dari Pearson.