BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan analisa pada uraian dari Bab I (satu) sampai dengan Bab IV. merupakan cangkupan dari bahasan sebelumnya.

dokumen-dokumen yang mirip
vii DAFTAR WAWANCARA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Definisi

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 290/MENKES/PER/III/2008 TENTANG PERSETUJUAN TINDAKAN KEDOKTERAN

Informed Consent INFORMED CONSENT

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya perkembangan ilmu dan teknologi kedokteran menimbulkan

PANDUAN INFORMED CONSENT

pendidikan dan penelitian yang erat hubungannya dengan kehidupan menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan jasa dari para dokter. Dokter merupakan tenaga medis yang menjadi pusat

Inform Consent. Purnamandala Arie Pradipta Novita Natasya Calvindra L

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat terhadap profesi kedokteran di Indonesia akhir-akhir ini makin

disebut dengan Persetujuan Tindakan Medik. Secara harfiah, Informed Consent terdiri

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa. sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Dasar Republik Indonesia

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS

PANDUAN HAK PASIEN DAN KELUARGA RS X TAHUN 2015 JL.

Pedoman Pelaksanaan Persetujuan Tindakan Kedokteran (Informed Consent)

BAB V PENUTUP. 1. Perlindungan Hukum Terhadap Pasien Miskin Menurut Undang- Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan jo.

BAB I PENDAHULUAN. nampaknya mulai timbul gugatan terhadap dokter dan rumah sakit (selanjutnya

PANDUAN PERSETUJUAN TINDAKAN KEDOKTERAN RUMAH SAKIT RAWAMANGUN

PEMBUKTIAN MALPRAKTIK

TANGGUNG JAWAB PERDATA DOKTER KEPADA PASIEN DALAM TRANSAKSI TERAPEUTIK

BAB I PENDAHULUAN. bagi setiap penduduk, agar dapat mewujudkan derajat kesehatan masyarakat

I. PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan yang diberikan oleh dokter. Pelayanan dokter haruslah sesuai

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN Pelaksanaan pelimpahan kewenangan yang diberikan dokter kepada perawat

BAB I PENDAHULUAN. ketepatgunaan perawatan pasien di rumah sakit. tingkat dasar pada tanggal 12 juli 2014 dan sudah dilakukan kunjungan

BAB I PENDAHULUAN. I.1.Latar Belakang. Pada saat ini kegiatan pelayanan kesehatan tidak. terlepas dari aspek hukum yang melindungi pasien dari

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. aktif dalam mewujudkan derajat kesehatanyang optimal, dalam hal bidang

Tanggung Jawab Hukum Dokter Terhadap Pasien. 1. Tanggung Jawab Etis

BAB I PENDAHULUAN. continental dan sistem Anglo Saxon. Perkembangan hukum secara. campuran karena adanya kemajemukan masyarakat dalam menganut tingkat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. pasien, dikenal dengan istilah transaksi terapeutik. Menurut Veronica

RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK CITRA INSANI SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR NO /SK-DIR/RSIA-CI/VIII/2014 TENTANG PERSETUJUAN TINDAKAN KEDOKTERAN (INFORMED CONSENT)

ORGANISASI PELAYANAN KESEHATAN PERTEMUAN II LILY WIDJAYA, SKM.,MM, PRODI D-III REKAM MEDIS DAN INFORMASI KESEHATAN, FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN

I. PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan hal penting bagi kesejahteraan masyarakat. Kesehatan yang

PERATURAN YANG TERKAIT DENGAN RM

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat Indonesia, timbul pula kebutuhan dan keinginan untuk

PANDUAN PENJELASAN HAK PASIEN DALAM PELAYANAN LOGO RS X

Manajemen Asuhan Keperawatan. RAHMAD GURUSINGA, Ns., M.Kep.-

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna meliputi upaya promotif, pelayanan kesehatan (Permenkes No.147, 2010).

Pada UU No 29 tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran khususnya pada pasal 52 juga diatur hak-hak pasien, yang meliputi:

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 77 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN ORGANISASI RUMAH SAKIT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. yang harus ditunaikannya dimana ia berkewajiban untuk menangani hal-hal yang

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat

ASPEK LEGALITAS TINDAKAN HEMODIALISIS RULLY ROESLI BANDUNG

BAB II PENGATURAN TINDAK PIDANA MALPRAKTEK MENURUT UU NO.36 TAHUN 2009 TENTANG KESEHATAN DAN KUHP.

I. PENDAHULUAN. pelayanannya dilakukan oleh dokter, perawat, dan tenaga ahli kesehatan lainnya,

BAB I PENDAHULUAN. menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan

BAB 1 PENDAHULUAN. menunjang aktifitas sehari-hari. Manusia melakukan berbagai upaya demi

Aspek Etik dan Hukum Kesehatan

CURICULUM VITAE Nama : Sagung Putri M.E.

ABSTRAK. Kata kunci : Informed Consent, kesehatan, medis

KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN MATERNITAS. Oleh:Ns.Heny Ekawati S.Kep.M.Kes.

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Kesehatan merupakan hal yang penting bagi setiap orang. Dalam

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 77 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN ORGANISASI RUMAH SAKIT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT PRIMA HUSADA NOMOR : 224/RSPH/I-PER/DIR/VI/2017 TENTANG PEDOMAN REKAM MEDIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Andrie Irawan, SH., MH Fakultas Hukum Universitas Cokroaminoto Yogyakarta

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Perlindungan Hukum terhadap Pasien BPJS Kesehatan dalam Mendapatkan

BAB I PENDAHULUAN. sangat penting dalam menunjang kesehatan dari masyarakat. Maju atau

RUMAH SAKIT UMUM AULIA Jl. Raya Utara No. 03 Telp. (0342) , Fax. (0342) Kembangarum - Sutojayan - Blitar

BAB I PENDAHULUAN. dan penelitian serta mencakup berbagai tindakan maupun disiplin medis.

BAB 1 PENDAHULUAN. tidak hanya mementingkan segi keuntungan (not profit oriented) tetapi juga

INFORMED CONSENT ANTARA DOKTER DENGAN PASIEN DALAM MELAKUKAN TINDAKAN MEDIS DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SRAGEN

Kata kunci : tingkat pengetahuan hak dan kewajiban pasien atas informasi medis. Kepustakaan : 17 ( )

BAB I PENDAHULUAN. optimal dimana hal ini merupakan salah satu unsur kesejahteraan umum.

PROPOSAL TESIS PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PASIEN SEBAGAI KONSUMEN JASA DI BIDANG PELAYANAN MEDIS (SUATU TINJAUAN DARI SUDUT HUKUM PERDATA)

Pilihlah satu jawaban yang benar pada pilihan di lembar jawaban.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENYUSUNAN RUU TENTANG PRAKTIK KEPERAWATAN * Oleh : F.X. Soekarno, SH

LILIK SUKESI DIVISI GUNJAL HIPERTENSI DEPARTEMEN ILMU PENYAKIT DALAM R.S. HASAN SADIKIN / FK UNPAD BANDUNG

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. adalah memajukan kesejahteraan bangsa. Salah satunya adalah dalam bidang

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan Nasional (SKN) yaitu suatu tatanan yang menghimpun berbagai upaya

GUBERNUR JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR,

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan No 36 tahun 2009 adalah tercapainya derajat kesehatan yang

BAB I PENDAHULUAN. Rumah Sakit adalah sebuah institusi pelayanan kesehatan yang. menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi, sarana pelayanan kesehatan merupakan elemen

IMPLEMENTAS I PERAWAT PRAKTEK MANDIRI. Ns. SIM SAYUTI, S.Kep NIRA : Beprofessional nurse Knowledge, skill, & attitude

BAB III TINJAUAN TEORITIS

BAB I PENDAHULUAN. Kedokteran adalah suatu profesi yang di anggap tinggi dan mulia oleh

RIATI ANGGRIANI,SH,MARS,MHum ANGGOTA PERHUKI DKI

KEPUTUSAN DIREKTUR RS. PANTI WALUYO YAKKUM SURAKARTA Nomor : 2347a/PW/Sekr/VIII/2014 TENTANG

I. PENDAHULUAN. memberikan pelayanan kesehatan kepada pasien. 1 Secara umum, setiap orang yang

PANDUAN PROSES EVALUASI KINERJA STAF MEDIS RUMAH SAKIT UMUM AMINAH BLITAR TAHUN

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 43 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN FASILITASI AKREDITASI FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA

PERATURAN DIREKTUR UTAMA RS. xxx NOMOR : 17/PER/2013 TENTANG KEBIJAKAN PELAYANAN MEDIS. DIREKTUR UTAMA RS. xxx

PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA TERHADAP DOKTER YANG MELAKUKAN TINDAKAN MALPRAKTEK DIKAJI DARI KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PIDANA INDONESIA

ETIKA KEPERAWATAN YUNIAR MANSYE SOELI

PEDOMAN PELAYANAN REKAM MEDIS

SENGKETA MEDIS DALAM PELAYANAN KESEHATAN 1. Dr.M.Nasser SpKK.D.Law 2

BAB 1 PENDAHULUAN. tiga strategic business unit yang dimiliki oleh PT. Perkebunan Nusantara X

BAB I PENDAHULUAN. bersosialisasi dan sebagainya. Setiap orang dianggap mampu untuk menjaga

BAB II TINJAUAN TEORITIS

ANALISIS KELENGKAPAN PENGISIAN DOKUMEN INFORMED CONSENT PERSFEKTIF HUKUM DI RS PROVINSI LAMPUNG Samino 1 ABSTRAK

BUPATI BANGKA TENGAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA TENGAH NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. 1. pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit, bahwa rumah. sakit merupakan institusi pelayanan kesehatan bagi masyarakat

BAB 1 PENDAHULUAN. Rumah Sakit merupakan institusi pelayanan umum di bidang kesehatan yang

PERSETUJUAN TINDAKAN MEDIK [ INFORMED CONSENT ]

BAB 1 PENDAHULUAN. kesehatan, kemajuan teknologi dan kehidupan sosial ekonomi masyarakat yang harus

Transkripsi:

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan analisa pada uraian dari Bab I (satu) sampai dengan Bab IV (empat) skripsi ini, maka penulis menarik beberapa point kesimpulan dan saran yang merupakan cangkupan dari bahasan sebelumnya. A. KESIMPULAN 1. Persetujuan tindakan kedokteran dalam pelayanan kesehatan merupakan suatu kesepakatan atau persetujuan pasien atas upaya medis yang akan dilakukan oleh dokter terhadap pasien, setelah pasien mendapatkan informasi dari dokter mengenai upaya medis yang dapat dilakukan untuk menolong dirinya, disertai informasi mengenai segala resiko yang mungkin terjadi terhadap pasien. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 290/Menkes/Per/III/2008 tentang Persetujuan Tindakan Kedokteran tersebut, informasi yang pantas kepada pasien tetap diperlukan. Itu sebabnya peraturan menteri tersebut memberikan pemahaman atas dasar penjelasan mengenai tindakan medik yang dilakukan terhadap pasien. Setiap pelayanan kesehatan harus mendapat persetujuan tindakan kedokteran khususnya proses pengobatannya yang memiliki resiko tinggi. Persetujuan dari pasien diberikan setelah pasien 125

126 mendapat penjelasan atau informasi yang diperlukan tentang pentingnya tindakan kedokteran. Tentang informasi yang harus diberikan kepada pasien haruslah informasi yang cukup, mencakup keuntungan maupun kerugian dari tindakan medik tersebut, baik untuk tindakan diagnostik maupun untuk terapeutik, baik jika dimina oleh paisen atau jika tidak diminta. 2. Malpraktik medik dalam praktik kedokteran merupakan setiap tindakan medis yang dilakukan oleh dokter secara melanggar hukum dan melanggar prinsip-prinsip profesional baik dilakukan dengan kelalaian, kesengajaan, atau ketidak hati-hatian yang tidak sesuai dengan ilmu pengetahuan medik sehingga menyebabkan kerugian pada pasien. Pandangan terhadap malpraktik kedokteran dapat dilihat dari sudut kewajiban dokter yang dilanggar, artinya dihubungkan dengan kewajiban dokter. Pandangan malpraktik kedokteran dikaitkan dengan kewajiban dokter bahwa tidak ada malpraktik kedokteran tanpa kewajiban yang dibebankan kepada dokter dalam hubungan dokter dengan pasien. Ada malpraktik kedokteran jika ada kewajiban hukum dokter yang dilanggar. Hubungan hak dan kewajiban antara dokter dan pasien (kontrak terapeutik) dimana kewajiban dokter itu dilanggar. Hukum tentang malpraktik dokter utamanya mendasari pada bidang hukum tentang perbuatan melawan hukum yang berlaku ketentuan dalam Pasal 1365 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata Indonesia.

127 3. Persetujuan tindakan kedokteran dapat mencegah terjadinya malpraktik medik, karena dalam persetujuan tindakan kedokteran ini terdapat informasi mengenai kondisi pasien dan keputusan untuk perawatan atau pengobatan yang didasarkan kerjasama antara dokter dengan pasien serta mengatur perilaku dokter dalam berinteraksi dengan pasien. Prioritas utama dari persetujuan tindakan kedokteran adalah memberikan kontribusi penting pada pasien untuk membentuk pandangan tentang informasi yang diberikan serta mengevaluasi proses pengambilan keputusan. Bagian terpenting mengenai persetujuan tindakan kedokteran ialah mengenai informasi atau penjelasan yang perlu disampaikan kepada pasien atau keluarga. Informasi yang harus disampaikan adalah prosedur tindakan yang akan dijalani pasien hal ini mencakpu bentuk, tujuan, risiko, dan manfaat dari terapi yang akan dilakukan dan alternatif terapi. Informasi dari dokter yang lengkap disampaikan dengan menggunakan bahasa yang bisa dimengerti oleh paien maka pasien dapat menerima dengan baik pula mengenai kondisinya dengan begitu pasien berhak memberikan keputusan apa yang akan diambilnya, dengan begitu adanya persetujuan tindakan kedokteran ini dapat mencegah terjadinya tindakan malpraktik dokter.

128 B. SARAN 1. Bagi Rumah Sakit dan sarana Kesehatan lainnya, penerapan persetujuan tindakan kedokteran perlu dipertegas kembali dalam dunia kesehatan khususnya di Rumah Sakit dan sarana kesehatan lainnya, karena dalam hal ini rumah sakit merupakan organisasi penyelenggara pelayanan publik yang mempunyai tanggungjawab atas setiap pelayanan jasa kesehatan demi untuk mewujudkan derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. Tanggungjawab Rumah Sakit diatur dalam ketentuan Pasal 15 Undang- Undang Nomor 25 tahun 2009 tentang Pelayanan Publik. Salah satu pelayanan kesehatan yang dimaksud adalah dalam pemberian informasi mengenai persetujuan tindakan kedokteran secara benar kepada pasien. 2. Bagi masyarakat, mengenai pengetahuan kesehatan dalam hal ini masyarakat masih minim akan kesehatan dan kepercayaan masyarakat yang tinggi terhadap dokter menyebabkan masyarakat belum memahami perbuatan dan kesalahan dokter yang dapat dilaporkan sebagai dugaan malpraktik medis, sehingga masyarakat pelu mendapat sosialisasi dan pemberitahuan mengenai hak-hak dan kewajiban baik yang dilakukan oleh dokter maupun rumah sakit serta perlunya mendapatkan pendampingan hukum bila terhadap malpraktik medis yang menimbulkan kerugian. Adanya hak tersebut diantaranya adalah hak mengenai atas informasi kesehatan yang harus diperjelas sesuai dengan kondisi pasien. Karena ini

129 merupakan hak dasar yang harus dipahami oleh pasien tentang tindakan medis apa yang harus dilakukan pada dirinya. 3. Bagi dokter dan tenaga kesehatan diharapkan sebelum melakukan tindakan medik hendaknya harus menginformasikan mengenai persetujuan tindakan kedokteran kepada pasien maupun kepada keluarganya. Dalam melakukan pelayanan kesehatan hendaknya lebih berhati-hati lagi dengan menjunjung tinggi profesionalisme yang akan diberikan kepada pasien supaya tidak terjadinya koban dari malpraktik medik yang sebelumnya sering terjadi. Dokter harus melakukan tindakan sesuai dengan Standar Operasional Prosedur seyogyanya penulis menyarankan persetujuan tindakan kedokteran harus dilakukan dengan baik dan benar oleh dokter dan memberikan pelayanan kesehatan guna menghindarkan dari tuntutan malpraktik medik. Dalam kondisi atau keadaan gawat darurat persetujuan tindakan kedokteran tetap dilakukan dengan cara menyampaikan persetujuan tindakan kedokteran kepada keluarga pasien mengenai tindakan yang telah dilakukan, serta akibat yang mungkin terjadi dan tetap melakukan pengisian formulir persetujuan tindakan kedokteran. Jadi penulis menyarankan setiap tindakan pelayanan kesehatan membutuhkan persetujuan tindakan kedokteran.