: Sistem Pendukung Keputusan, Siswa berprestasi, Tsukamoto

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TEORI PENUNJANG

FUZZY LOGIC CONTROL 1. LOGIKA FUZZY

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENERIMAAN BEASISWA BIDIK MISI DI POLITEKNIK NEGERI JEMBER MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam kondisi yang nyata, beberapa aspek dalam dunia nyata selalu atau biasanya

Jurnal Informatika SIMANTIK Vol. 2 No. 2 September 2017 ISSN:

Erwien Tjipta Wijaya, ST.,M.Kom

FUZZY MULTI-CRITERIA DECISION MAKING

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Aplikasi Prediksi Harga Bekas Sepeda Motor Yamaha. Menggunakan Fuzzy Logic

MENENTUKAN HARGA MOBIL BEKAS TOYOTA AVANZA MENGGUNAKAN METODE TSUKAMOTO

PENDAPATAN MASYARAKAT DENGAN ADANYA KAMPUS MENGGUNAKAN FUZZY TSUKAMOTO

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Penelusuran Minat dan Kemampuan (PMDK) diselenggarakan oleh suatu perguruan tinggi secara mandiri.

Optimalisasi Jumlah Produksi Jamu Jaya Asli Dengan Metode Fuzzy Tsukamoto

BAB 2 LANDASAN TEORI

SISTEM INFERENSI FUZZY (METODE TSUKAMOTO) UNTUK PENENTUAN KEBUTUHAN KALORI HARIAN OLEH

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Himpunan Fuzzy. Sistem Pakar Program Studi : S1 sistem Informasi

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN KETUA SENAT MAHASISWA DENGAN LOGIKA FUZZY

KECERDASAN BUATAN (Artificial Intelligence) Materi 8. Entin Martiana

SIMULASI MENENTUKAN WAKTU MEMASAK BUAH KELAPA SAWIT MENGGUNAKAN FUZZY MAMDANI

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

LAPORAN TUGAS AKHIR SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENENTUAN JUMLAH PENGADAAN BARANG PADA CV. RODA BAJA MANDIRI SEMARANG DENGAN METODE MAMDANI

APLIKASI BERBASIS WEB PEMILIHAN OBYEK PARIWISATA DI YOGYAKARTA MENGGUNAKAN METODE TAHANI

BAB II LANDASAN TEORI. Pada bab ini berisi tentang teori mengenai permasalahan yang akan dibahas

Penerapan FuzzyTsukamotodalam Menentukan Jumlah Produksi

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENENTUAN DOSEN PEMBIMBING DENGAN METODE LOGIKA FUZZY

BAB III LANDASAN TEORI

BAB II: TINJAUAN PUSTAKA

Perancangan Aplikasi Rekomendasi Pemilihan Lokasi Rumah dengan Memanfaatkan Fuzzy Database Metode Tahani

Pendapatan Masyarakat Disekitar Kampus dengan Adanya Mahasiswa Menggunakan Fuzzy

BAB 2 LANDASAN TEORI

Pengantar Kecerdasan Buatan (AK045218) Logika Fuzzy

Jurnal Ilmiah Komputer dan Informatika (KOMPUTA) REPRESENTASI EMOSI MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY PADA PERMAINAN BONNY S TOOTH BOOTH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

LOGIKA FUZZY. Kelompok Rhio Bagus P Ishak Yusuf Martinus N Cendra Rossa Rahmat Adhi Chipty Zaimima

REVIEW JURNAL LOGIKA FUZZY

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

RANCANG BANGUN SISTEM PENGUNDIAN SEPAKBOLA MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY

manusia diantaranya penyakit mata konjungtivitis, keratitis, dan glaukoma.

BAB II LANDASAN TEORI. papernya yang monumental Fuzzy Set (Nasution, 2012). Dengan

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PROGRAM STUDI DI UNIVERSITAS MULAWARMAN MENGGUNAKAN METODE TSUKAMOTO (Studi kasus : Fakultas MIPA)

MODEL ANALISIS MENENTUKAN ALAT KONTRASEPSI BAGI ASEPTOR KELUARGA BERENCANA DENGAN LOGIKA FUZZY

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Sistem Pendukung Keputusan Rekomendasi Pemilihan Laptop Menggunakan Fuzzy Tahani

PENERAPAN METODE FUZZY TSUKAMOTO UNTUK MEMPREDIKSI HASIL PRODUKSI KELAPA SAWIT (STUDI KASUS : PT. AMAL TANI PERKEBUNAN TANJUNG PUTRI BAHOROK)

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

PENENTUAN JUMLAH PRODUKSI TELEVISI MERK X MENGGUNAKAN METODE FUZZY MAMDANI

APLIKASI PENGAMBILAN KEPUTUSAN DENGAN METODE TSUKAMOTO PADA PENENTUAN TINGKAT KEPUASAN PELANGGAN (STUDI KASUS DI TOKO KENCANA KEDIRI)

PENENTUAN JUMLAH PRODUKSI DENGAN APLIKASI METODE FUZZY MAMDANI

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN JURUSAN DI SMU DENGAN LOGIKA FUZZY

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

IMPLEMENTASI FUZZY RULE BASED SYSTEM UNTUK KLASIFIKASI BUAH MANGGA

JURNAL SISTEM PREDIKSI INVENTORY BARANG MENGGUNAKAN METODE FUZZY TSUKAMOTO PREDICTION INVENTORY ITEMS USING FUZZY TSUKAMOTO

SPK PENENTUAN TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN PADA RESTORAN XYZ

Logika fuzzy pertama kali dikembangkan oleh Lotfi A. Zadeh melalui tulisannya pada tahun 1965 tentang teori himpunan fuzzy.

BAB 2 LANDASAN TEORI

SIMULASI SISTEM UNTUK PENGONTROLAN LAMPU DAN AIR CONDITIONER DENGAN MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY

Rima Ayuningtyas NIM Jurusan Teknik Informatika, Universitas Maritim Raja Ali Haji. Jl. Politeknik Senggarang, Tanjungpinang

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DALAM MENENTUKAN BEASISWA BERPRESTASI MENGGUNAKAN METODE FUZZY (STUDI KASUS: INSTANSI XYZ)

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. mengikuti sertifikasi, baik pendidikan gelar (S-1, S-2, atau S-3) maupun nongelar (D-

KECERDASAN BUATAN LOGIKA FUZZY

Metode Tsukamoto untuk Mendiagnosa Penyakit Infeksi pada Manusia

adalahkelompok profesi terbesar dan berperan vital dalam sistem tersebut yang menyebabkan ABSTRAK

BAB 2 LANDASAN TEORI

Versi Online tersedia di : JURNAL TECH-E (Online)

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN SUPPLIER OBAT MENGGUNAKAN METODE FUZZY TSUKAMOTO

Analisis Pengaruh Pemilihan Fuzzy Membership Function Terhadap Output Sebuah Sistem Fuzzy Logic

Penentuan Jumlah Produksi Kue Bolu pada Nella Cake Padang dengan Sistem Inferensi Fuzzy Metode Sugeno

BAB II LANDASAN TEORI. Pada bab ini akan dibahas mengenai teori-teori yang akan digunakan untuk menunjang dalam proses pembuatan tugas akhir ini.

BAB II TINJAUAN TEORITIS

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN HANDPHONE BERDASARKAN KEBUTUHAN KONSUMEN MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY. Abstraksi

Kata kunci: Sistem pendukung keputusan metode Sugeno, tingkat kepribadian siswa

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

SISTEM PAKAR DIAGNOSIS AWAL PENYAKIT KAMBING MENGGUNAKAN FUZZY INFERENCE TSUKAMOTO

SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN MENGGUNAKAN SISTEM BASIS DATA FUZZY UNTUK PEMBELIAN RUMAH PERUMNAS

MATERI KULIAH (PERTEMUAN 12,13) Lecturer : M. Miftakul Amin, M. Eng. Logika Fuzzy. Politeknik Negeri Sriwijaya Palembang

DENIA FADILA RUSMAN

SISTEM PENENTUAN KANDIDAT KETUA KARANG TARUNA DENGAN MENGGUNAKAN FUZZY LOGIC

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Sistem Definisi Sistem

IMPLEMENTASI METODE FUZZY TSUKAMOTO PADA PENENTUAN HARGA JUAL BARANG DALAM KONSEP FUZZY LOGIC

PENGARUH IPK DAN MOTIVASI DALAM MEMPREDIKSI KETEPATAN WAKTU KELULUSAN MAHASISWA DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM PAKAR BERBASIS ADAPTIVE NEURO FUZZY

FUZZY INFERENCE SYSTEM DENGAN METODE TSUKAMOTO SEBAGAI PEMBERI SARAN PEMILIHAN KONSENTRASI (STUDI KASUS: JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA UII)

REVIEW PENERAPAN FUZZY LOGIC SUGENO DAN MAMDANI PADA SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PRAKIRAAN CUACA DI INDONESIA

PENENTUAN TINGKAT PELUNASAN PEMBAYARAN KREDIT PEMILIKAN MOBIL DI PT AUTO 2000 MENGGUNAKAN FUZZY MAMDANI

LOGIKA FUZZY FUNGSI KEANGGOTAAN

Pemanfaatan Metode Tsukamoto Untuk Klasifikasi Daerah Rawan Penyakit Tuberkulosis Paru Dalam Bentuk Sistem Informasi Geografis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. Dalam tinjauan pustaka dibawah ini terdapat 5 referensi dan 1 referensi dari

ke dalam suatu ruang output. Orang yang belum pernah mengenal logika fuzzy pasti

BAB II. KAJIAN PUSTAKA. A. Kinerja Pegawai di Universitas Muhammadiyah Purwokerto

SISTEM PENENTUAN KUALITAS AGAR AGAR TEPUNG MENGGUNAKAN METODE FUZZY TSUKAMOTO Yuli Murdianingsih *1, Taufik Suharyana #2

Model Evaluasi Performa Mahasiswa Tahun Pertama Melalui Pendekatan Fuzzy Inference System dengan Metode Tsukamoto

IMPLEMENTASI LOGIKA FUZZY UNTUK AKUISI DATA BERBASIS WEB SERVER. Jl. Raya Kaligawe KM 4, PO BOX 1054, Semarang 50142

IMPLEMENTASI FUZZY INFERENCE SYSTEM METODE TSUKAMOTO PADA PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMBERIAN KREDIT PEMILIKAN RUMAH

Jurnal Ilmiah Komputer dan Informatika (KOMPUTA)

Transkripsi:

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN SISWA BERPRESTASI BERBASIS WEB DENGAN METODE TSUKAMOTO PADA SMA INSTITUT INDONESIA Eko Purwanto Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Ilmu Komputer Universitas Dian Nuswantoro Jl. Nakula I No. 5-11 Semarang 50131 Telp : (024) 3517261, Fax : (024) 3520165 Email : eko.purwanto1988@gmail.com ABSTRAK Pemilihan siswa berprestasi menjadi proses yang lama dan rumit. Pemilihan siswa berprestasi yang pengerjaannya masih manual dapat membuat keputusan yang salah dalam pemilihan siswa berprestasi. Pembuatan sistem pendukung keputusan pemilihan siswa berprestasi memiliki tujuan menerapkan dan menguji tingkat akurasi metode tsukamoto dalam kasus pemilihan siswa berprestasi SMA Institut Indonesia. Dalam sistem pendukung keputusan ini siswa yang akan direkomendasikan menjadi siswa berprestasi memiliki kriteria-kriteria yang dibutuhkan antara lain peringkat, nilai karya tulis dan sikap. Dalam sistem pendukung keputusan ini nantinya akan menggunakan pendekatan dengan menggunakan metode tsukamoto. Metode tsukamoto merupakan salah satu metode yang dapat diterapkan untuk membangun suatu sistem sebagai penyelesaian masalah dan salah satu teknik pengambilan keputusan yang dapat digunakan dalam pemilihan siswa berprestasi. Pada metode tsukamoto, setiap konsekuen pada aturan yang berbentuk IF-Then harus direpresentasikan dengan suatu himpunan fuzzy dengan fungsi keanggotaan yang monoton. Sebagai hasilnya, output hasil inferensi dari tiap-tiap aturan diberikan secara tegas (crisp) berdasarkan α-predikat (fire strength). Hasil akhirnya diperoleh dengan menggunakan ratarata terbobot. Kata Kunci : Sistem Pendukung Keputusan, Siswa berprestasi, Tsukamoto

1. PENDAHULUAN Dalam kehidupan, manusia selalu dihadapkan pada permasalahan untuk mengambil suatu keputusan. Hal ini juga terjadi pada SMA Institut Indonesia dalam proses pemilihan siswa berprestasi. Pemilihan siswa berprestasi ini merupakan persoalan yang membutuhkan banyak pertimbangan. Manfaat proses pemilihan ini adalah untuk mencapai akhir yang diinginkan yaitu mendapatkan siswa yang tepat berdasarkan kriteria-kriteria yang telah ditentukan. Pemilihan dan penetapan siswa berprestasi ini menjadi suatu proses yang lama dan rumit karena pengerjaannya yang selama ini masih manual, selain itu dalam proses tersebut banyak peluang untuk membuat keputusan yang salah karena proses penilaian berdasarkan subyektifitas. Ini berarti kemungkinan besar bahwa siswa yang dipilih tidak mencapai standart yang diinginkan dan tidak memperoleh kandidat terbaik. Pemilihan siswa berprestasi di setiap sekolah pada umumnya berdasarkan nilai raport. Siswa yang menduduki peringkat 1 sampai 3 tingkat sekolah akan dianggap sebagai siswa berprestasi dan mendapatkan bea siswa. Pada umumnya siswa berprestasi akan di umumkan pada saat pertemuan dengan wali murid. Dengan sistem semacam ini dapat meningkatkan persaingan nilai akademik siswa dan meningkatkan motivasi belajar. Sistem pemilihan siswa berprestasi yang hanya berdasarkan nilai akademik saja ternyata hanya meningkatkan persaingan akademik serta kurang berkembang aspek non akademik. Oleh karena itu dilakukan perubahan, dengan cara memasukkan aspek sikap/akhlak dalam pemilihan siswa berprestasi, agar kelak terciptanya generasi penerus yang berilmu tinggi dan berakhlak mulia. Dengan memasukkan aspek akademik dan non-akademik membutuhkan suatu perhitungan yang tepat, cepat dan adil. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, maka sudah saatnya dimanfaatkan untuk membuat suatu sistem pendukung keputusan pemilihan siswa berprestasi yang dapat melakukan perhitungan dengan cepat, tepat dan adil. Salah satu teknik pengambilan keputusan yang dapat digunakan dalam pemilihan siswa berprestasi adalah dengan menggunakan metode tsukamoto. Metode tsukamoto merupakan salah satu metode yang dapat diterapkan untuk membangun suatu sistem sebagai penyelesaian masalah tersebut.

II. LANDASAN TEORI Sistem Pendukung Keputusan (DSS) Pengertian Sistem Pendukung Keputusan menurut Dadan Umar Daihani, 2001. Sistem Pendukung Keputusan adalah suatu sistem informasi spesifik yang ditunjukkan untuk membantu manajemen dalam mengambil keputusan yang berkaitan dengan persoalan yang bersifat[1] : a. Terstruktur, yaitu berhubungan dengan persoalan yang telah diketahui sebelumnya dengan penyelesaian standar aturan yang telah ditentukan. b. Semi terstruktur, yaitu berhubungan dengan persoalan yang belum diketahui sebelumnya, dengan parameter yang sudah ada. c. Tidak terstruktur, yaitu berhubungan dengan persoalan baru yang cukup pelik, karena banyaknya data yang belum diketahui. Logika Fuzzy Dalam logika konvensional, nilai kebenaran mempunyai kondisi yang pasti yaitu benar atau salah (true or false), dengan tidak ada kondisi antara. Prinsip ini telah mendominasi pemikiran logika di dunia sampai sekarang. Tentu saja, pemikiran mengenai logika konvensional dengan nilai kebenaran yang pasti yaitu benar atau salah dalam kehidupan yang nyata sangatlah tidak mungkin. Logika fuzzy menawarkan suatu logika yang dapat merepresentasikan keadaan dunia nyata. Teori himpunan logika fuzzy di kembangkan oleh Professor Lofti A. Zadeh pada tahun 1965. Ia berpendapat bahwa logika benar dan salah dari logika Boolean konvensional tidak dapat mengatasi masalah gradasi yang berada pada dunia nyata. Untuk mengatasi masalah gradasi yang tidak terhingga tersebut, Zadeh mengembangkan sebuah himpunan fuzzy. Tidak seperti logika Boolean, logika fuzzy mempunyai nilai yang kontinu. Fuzzy dinyatakan dalam derajat dari suatu keanggotaan dan derajat dari kebenaran. Oleh sebab itu sesuatu dapat dikatakan sebagian benar. Oleh sebab itu sesuatu dapat dikatakan sebagian benar dan sebagian salah pada waktu yang sama. Berdasarkan hal tersebut diatas Logika fuzzy dapat digunakan untuk memodelkan suatu permasalahan yang matematis, dimana konsep matematis yang mendasari penalaran fuzzy sangat sederhana dan mudah dimengerti. Logika fuzzy merupakan generalisasi dari logika klasik (Crisp Set) yang hanya memiliki dua nilai keanggotaan yaitu 0 dan 1. Dalam Logika fuzzy nilai kebenaran suatu pernyataan berkisar dari sepenuhnya benar sampai dengan sepenuhnya salah. Fuzzy Logic berhubungan dengan ketidakpastian yang telah menjadi sifat alamiah manusia, mensimulasikan proses pertimbangan normal manusia dengan jalan memungkinkan komputer untuk berperilaku sedikit lebih seksama dan logis daripada yang dibutuhkan metode komputer konvensional.

Pemikiran di balik pendekatan ini adalah pengambilan keputusan tidak sekadar persoalan hitam dan putih atau benar dan salah, namun kerapkali melibatkan area abu-abu, dan hal itu dimungkinkan[3]. Himpunan Fuzzy Himpunan fuzzy merupakan suatu group yang mewakili suatu kondisi atau keadaan tertentu dalam suatu variable fuzzy. Pada himpunan tegas (crisp), nilai keanggotaan suatu item x dalam suatu himpunan A, yang sering ditulis dengan µ A [x], memiliki 2 kemungkinan, yaitu[3]: satu (1), yang berarti bahwa suatu item menjadi anggota dalam suatu himpunan, atau nol (0), yang berarti bahwa suatu item tidak menjadi anggota dalam suatu himpunan. Variabel fuzzy merupakan variabel yang hendak dibahas dalam suatu system fuzzy. Contoh: umur, temperatur, permintaan, dsb. b. Himpunan fuzzy Himpunan fuzzy merupakan suatu grup yang mewakili suatu kondisi atau keadaan tertentu dalam suatu variabel fuzzy. Contoh: Variabel umur, terbagi menjadi 3 himpunan fuzzy, yaitu: MUDA, PAROBAYA, dan TUA Variabel temperatur, terbagi menjadi 5 himpunan fuzzy, yaitu: DINGIN, SEJUK, NORMAL, HANGAT, dan PANAS. Himpunan fuzzy memiliki 2 atribut, yaitu: a. Linguistik, yaitu penamaan suatu grup yang mewakili suatu keadaan atau kondisi tertentu dengan menggunakan bahasa alami, seperti: MUDA, PAROBAYA, TUA. b. Numeris, yaitu suatu nilai (angka) yang menunjukkan ukuran dari suatu variabel seperti: 40, 25, 50, dsb. Ada beberapa hal yang perlu diketahui dalam memahami sistem fuzzy, yaitu: a. Variabel fuzzy Variabel Temperatur c. Semesta Pembicaraan Semesta pembicaraan adalah keseluruhan nilai yang diperbolehkan untuk dioperasikan dalam suatu variabel fuzzy. Semesta pembicaraan

merupakan himpunan bilangan real yang senantiasa naik (bertambah) secara monoton dari kiri ke kanan. Nilai semesta pembicaraan dapat berupa bilangan positif maupun negatif. Adakalanya nilai semesta pembicaraan ini tidak dibatasi batas atasnya. Contoh: Semesta pembicaraan untuk variabel umur: [0 + ) Semesta pembicaraan untuk variabel temperatur: [0 40] d. Domain Domain himpunan fuzzy adalah keseluruhan nilai yang diijinkan dalam semesta pembicaraan dan boleh dioperasikan dalam suatu himpunan fuzzy. Seperti halnya semesta pembicaraan, domain merupakan himpunan bilangan real yang senantiasa naik (bertambah) secara monoton dari kiri ke kanan. Nilai domain dapat berupa bilangan positif maupun negatif. Contoh domain himpunan fuzzy: MUDA = [0 45] PABOBAYA = [35 55] TUA = [45 + ) DINGIN = [0 20] SEJUK = [15 25] NORMAL = [20 30] HANGAT = [25 35] PANAS = [30 40] Fungsi Keanggotaan Fungsi Keanggotaan (membership function) adalah suatu kurva yang menunjukkan pemetaan titik-titik input data ke dalam nilai keanggotaannya (sering juga disebut dengan derajat keanggotaan) yang memiliki interval antara 0 sampai 1. Salah satu cara yang dapat digunakan untuk mendapatkan nilai keanggotaan adalah dengan melalui pendekatan fungsi[3]. Salah satu representasi fungsi keanggotaan dalam fuzzy yang akan dipakai adalah representasi kurva bentuk bahu. Kurva yang bentuknya seperti bahu di sisi paling kanan dan paling kirinya. Himpunan fuzzy bahu, bukan segitiga, digunakan untuk mengakhiri variabel suatu daerah fuzzy. Representasi Kurva Bentuk Bahu Metode Tsukamoto Dalam membangun sebuah sistem fuzzy dikenal beberapa metode penalaran, antara lain :

metode Tsukamoto, metode Mamdani dan metode Sugeno[3]. Pada Metode Tsukamoto, setiap konsekuen pada aturan yang berbentuk IF-Then harus direpresentasikan dengan suatu himpunan fuzzy dengan fungsi keanggotaan yang monoton. Sebagai hasilnya, output hasil inferensi dari tiaptiap aturan diberikan secara tegas (crisp) berdasarkan α- predikat (fire strength). Hasil akhirnya diperoleh dengan menggunakan ratarata terbobot. Berikut gambar inferensi dengan menggunakan Metode Tsukamoto. Inferensi Menggunakan Metode Tsukamoto (Jang. 1997) III. METODE PENELITIAN Pembuatan Software a. Tahap Tahap Perancangan Sistem Pengembangan Sistem dengan Waterfall Approach b. Perencanaan Sistem Yang dikerjakan dalam tahapan perencanaan sistem adalah a. Menyadari adanya masalah. Setiap bagian organisasi harus bisa merasakan apa saja yang selama ini terjadi. b. Mendefinisikan masalah. Setelah menyadari adanya masalah, selanjutnya organisasi harus memahami sebabsebab terjadinya permasalahan. c. Menentukan tujuan sistem. Analis sistem menentukan tujuan sistem yang harus dipenuhi oleh sistem untuk memuaskan atau memenuhi kebutuhan pemakainya. d. Mengidentifikasi kendala-kendala sistem. Pembangunan sistem yang baru belum tentu dapat berjalan dengan sempurna, untuk itu perlu diidentifikasi kendala-kendala yang mungkin terjadi setelah diterapkannya sistem yang baru. e. Membuat studi kelayakan. Studi kelayakan pada tahap perencanaan dilakukan dasar sekilas yang meliputi kelayakan teknis, opersional, ekonomis, hukum, atau etika dan jadwal. f. Mempersiapkan usulan penelitian sistem. Hal ini digunakan untuk memberikan dasar yang rinci untuk rancangan sistem baru mengenai apa yang harus dilakukan dan bagaimana sistem itu melakukannya.

c. Analisis Sistem Yang dikerjakan dalam tahapan analisis sistem adalah : a. Mengumpulkan data baik dari membaca buku, laporan, artikel, dan wawancara secara langsung dengan orang-orang yang sudah ahli dalam permasalahan pemilihan siswa berprestasi. b. Menyusun data pemilihan siswa berprestasi yang telah dikumpulkan dan menganalisa data pemilihan siswa yang telah disusun. c. Data pemilihan siswa berprestasi yang telah disusun dan dianalisa kemudian dicoba untuk dirancang suatu sistem pendukung keputusan pemilihan siswa berprestasi. d. Desain Sistem Yang dikerjakan dalam desain sistem ini adalah : a. Membuat data flow document yang berisi alur sistem pada objek penelitian. b. Membuat pangkalan kaidah sesuai dengan kebutuhan sistem. c. Membuat tabel rule base untuk menguji data yang dipakai. Hasil dari perancangan sistem ini berupa desain yang nantinya diterjemahkan ke dalam pembuatan program yang dibuat dengan PHP. e. Penerapan Sistem Yang dilakukan dalam tahapan penerapan sistem pendukung keputusan adalah: a. Menerapkan sistem pendukung keputusan pada lingkungan yang sesuai dengan objek penelitian. b. Melakukan pengawasan terhadap pemakaian sistem pendukung keputusan sehingga sistem yang diterapkan akan sesuai dengan kebutuhan user. Hasil dari implementasi sistem ini adalah menerapkan sistem pendukung keputusan pada dunia pendidikan. f. Perawatan Sistem Yang dilakukan dalam tahapan perawatan sistem adalah : a. Penggunaan sistem yaitu menggunakan sistem sesuai dengan fungsi tugasnya masing-masing untuk operasi rutin atau sehari-hari. b. Audit sistem yaitu melakukan pengamatan dan penelitian formal untuk menentukan seberapa baik sistem baru dapat memenuhi kriteria kinerja. Studi semacam ini disebut dengan penelaahan setelah penerapan, dan dapat dilakukan oleh seseorang dari jasa informasi atau oleh seorang auditor internal.

c. Penjagaan sistem yaitu melakukan pemantauan atau pemeriksaan rutin sehingga sistem tetap beroperasi dengan baik. Sistem itu juga dapat menjaga kemutakhiran sistem jika sewaktu-waktu terjadi perubahan lingkungan sistem atau modifikasi rancangan software. Perbaikan sistem yaitu melakukan perbaikan jika dalam operasi terjadi kesalahan dalam program atau kelemahan rancangan yang tidak terdeteksi saat pengujian sistem. Pengujian Lapangan Metode yang digunakan dalam penyusunan Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut: a) Lokasi Penelitian Lokasi penelitian Tugas Akhir ini dilakukan di SMA Institut Indonesia Semarang di Jalan Taman Maluku 25 Semarang. b) Sumber Data 1. Data Primer Data primer merupakan data yang diperoleh secara langsung dari sumbernya diamati dan dicatat untuk pertama kalinya, dan mempunyai hubungan erat dengan permasalahan yang dihadapi lembaga tersebut. 2. Data Sekunder Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari buku-buku bacaan yang berhubungan dengan permasalahan yang dihadapi. c) Metode Pengumpulan Data Salah satu yang terpenting dalam penelitian adalah melalui metode tertentu untuk memecahkan suatu masalah yang diperoleh dengan tujuan agar mendapat hasil yang dapat dipertanggung jawabkan. Adapun langkah-langkah dalam teknik pengumpulan data penelitian ini adalah sebagai berikut : Observasi Dengan mengadakan penelitian dan menganalisa secara langsung kondisi di SMA Institut Indonesia Semarang, dimana observasi ini meliputi tentang pemilihan siswa berprestasi di SMA Institut Indonesia Semarang. Diskusi dan Wawancara Melakukan interview dengan Ambar Wulan, S.Pd. selaku guru BP/BK SMA Institut Indonesia Semarang untuk memperoleh data dan informasi secara jelas.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Perancangan Sistem a. DFD Level 0 2. Halaman Login 3. Form Data Siswa b. Entity Relationship Diagram Implementasi Sistem 1. Halaman Utama 4. Form Tambah Siswa Berprestasi

5. Calon Siswa Berprestasi dapat mempermudah dalam menentukan siswa berprestasi. 3. Pemilihan siswa berprestasi ini ada 3 penilaian kriteria yaitu peringkat, karya tulis dan sikap. 6. Daftar Siswa Berprestasi V. KESIMPULAN Berdasarkan uraian pembahasan pada bab-bab sebelumnya maka dapat diambil kesimpulan terhadap pembuatan Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Siswa Berprestasi Berbasis Web Dengan Metode Tsukamoto Pada SMA Institut Indonesia sebagai berikut : 1. Peneliti mendapatkan pengetahuan tentang penerapan metode tsukamoto untuk sistem pendukung keputusan pemilihan siswa berprestasi. 2. Sistem pendukung keputusan pemilihan siswa berprestasi yang telah dibuat DAFTAR PUSTAKA [1] Dadan Umar Daihani. 2001. Sistem Pendukung Keputusan. Jakarta : Elex Media Komputindo [2] Fathansyah, Ir. 1999. Basis Data. Bandung : Informatika [3] Kusumadewi, Sri dan Hari Purnomo. 2010. Aplikasi Logika Fuzzy untuk Pendukung Keputusan. Yogyakarta : Graha Ilmu. [4] Kadir, Abdul. 2003. Pengenalan Sistem Informasi. Yogyakarta : Andi Offset [5] Kusumadewi, Sri. 2003. Artificial Intelligenci (Teknik dan Aplikasinya). Yogyakarta : Graha Ilmu [6] Rosa. 2011. Modul Pembelajaran Rekayasa Perangkat Lunak (Terstruktur dan Berorientasi Objek).Bandung: Modula [7] Saputra, Agus. 2012. Sistem Informasi Nilai Akademik untuk Panduan Skripsi. Jakarta : PT Elex Media Komputindo