BAB 3 GAMBARAN UMUM BADAN PUSAT STATISTIK

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 3 SEJARAH SINGKAT TEMPAT RISET

BAB 3 GAMBARAN UMUM KABUPATEN TAPANULI SELATAN

BAB 3 STRUKTUR ORGANISASI BADAN PUSAT STATISTIK

BAB 3 GAMBARAN UMUM TEMPAT RISET

BAB II RUANG LINGKUP PERUSAHAAN

BAB 2 GAMBARAN UMUM. Badan Pusat Statistik (BPS) adalah Lembaga Negara Non Departemen. BPS

BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II PROFIL BADAN PUSAT STATISTIK. A. Sejarah Singkat Badan pusat Statistik (BPS) oleh Direktur Pertanian, Kerajinan dan Perdagangan (Directure Vand

BAB III SEJARAH DAN STRUKTUR BPS

PROYEKSI PENDUDUK DI KABUPATEN TOBA SAMOSIR MENURUT UMUR TAHUN DENGAN METODE EKSPONENSIAL TUGAS AKHIR JULI MARIA DONA RAJAGUKGUK

BAB II PROFIL BADAN PUSAT STATISTIK KOTA MEDAN. A. Sejarah Singkat Badan Pusat Statistik Kota Medan

PROYEKSI PRODUKSI KELAPA SAWIT DI INDONESIA PADA TAHUN CHRISTINE NATALIA MANURUNG

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 86 TAHUN 2007 TENTANG BADAN PUSAT STATISTIK

BAB 3 BADAN PUSAT STATISTIK (BPS)

PROYEKSI JUMLAH PENDUDUK KOTA MEDAN AKHIR TAHUN 2009 BERDASARKAN DATA TAHUN

BAB II GAMBARAN UMUM. Badan Pusat Statistik adalah Lembaga Pemerintah Non Kementerian yang

PROPOSAL KERJA PRAKTEK Badan Pusat Statistik Yogyakarta

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Profil Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Bandar Lampung

BAB II GAMBARAN UMUM

BAB 3 ANALISA DATA. produksi kelapa sawit dari tahun 2007 sampai dengan tahun Tabel 3.1 Data Produksi Kelapa Sawit di

PROYEKSI PERTUMBUHAN PENDUDUK KOTA MEDAN TAHUN BERDASARKAN DATA TAHUN TUGAS AKHIR WIDODO

BAB III DESKRIPSI LEMBAGA / INSTANSI

Membuat Grafik Di Microsoft Excel

PERAMALAN JUMLAH PENDUDUK DI KOTAMADYA PEMATANGSIANTAR TAHUN 2010 DENGAN METODE PERTUMBUHAN EKSPONENSIAL TUGAS AKHIR LEONARDO DAFINSI S

Membuat Grafik dengan Microsoft Excel

KEPPRES 6/1992, KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI, SUSUNAN ORGANISASI, DAN TATA KERJA BIRO PUSAT STATISTIK

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 82 TAHUN 2007 TENTANG BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Pengenalan Microsoft Excel 2007

Kelas IV MI Assa adah Ulujami

LEMBARAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 10 TAHUN 2008

LAPORAN KINERJA BADAN PUSAT STATISTIK KOTA CIMAHI TAHUN 2016 BADAN PUSAT STATISTIK KOTA CIMAHI

BAB 3 GAMBARAN UMUM OBJEK

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 82 TAHUN 2007 TENTANG BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 82 TAHUN 2007 TENTANG BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Pada bagian ini akan di jelaskan tentang sejarah dibentuknya BPS

KATA PENGANTAR. Ikatlah ilmu dengan menuliskannya.

1.1. Latar Belakang. Pedoman Pengumpulan Data Hortikultura 1

DAFTAR ISI CELL POINTER COVER GAMBAR KOMPONEN JENDELA EXCL DAFTAR TOMBOL DAFTAR ISI MEMILIH AREA KERJA PENGERTIAN EXCEL LANGKAH UNTUK MENGAKHIRI EXCEL

PERTEMUAN 8: MENGOPERASIKAN DASAR DASAR MICROSOFT OFFICE EXCEL 2007

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 1980 TENTANG. Presiden Republik Indonesia,

No Tombol Keterangan 9. [Home] Memindah pointer ke kolom A pada baris yang 10. [End] Memindah pointer ke data terjauh di kanan pointer pada baris yang

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 62 TAHUN 2010 TENTANG BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Biro Teknologi & Sistem Informasi Universitas Kristen Satya Wacana

MENGENAL DAN BEKERJA DENGAN PROGRAM PENGOLAH ANGKA (MS. EXCEL) Oleh EDI SETIAWAN

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61 TAHUN 1998 TENTANG KEDUDUKAN, TUGAS, SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DEPARTEMEN

Modul 12 Open Office Calc

MICROSOFT EXCEL (OCE RIDWANUDIN)

INDIKATOR KINERJA UTAMA BADAN PUSAT STATISTIK

II. Bekerja dengan Microsoft Excel

INFORMASI PUBLIK YANG WAJIB DISEDIAKAN DAN DIUMUMKAN SECARA BERKALA KECAMATAN BABAKAN MADANG KABUPATEN BOGOR

PERAMALAN JUMLAH PRODUKSI PADI DI SUMATERA UTARA UNTUK TAHUN 2008 TUGAS AKHIR EFRINA SINAGA

Membuat Piramida Penduduk dengan Excel

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 62 TAHUN 2010 TENTANG BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 62 TAHUN 2010 TENTANG BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERAMALAN NILAI PENJUALAN ENERGI LISTRIK DI PT. PLN (PERSERO) CABANG BINJAI UNTUK TAHUN 2008

MODUL I OPERASI DASAR

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2007 TENTANG

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 58 TAHUN 2013 TENTANG BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PemudaPemudi. Copyright From Created by ary212

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 48 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK INSPEKTORAT PROVINSI BALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI LOMBOK BARAT PERATURAN BUPATI LOMBOK BARAT NOMOR 37 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA INSPEKTORAT KABUPATEN LOMBOK BARAT

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 62 TAHUN 2010 TENTANG BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

OpenOffice.org Writer OpenOffice.org Calc OpenOffice.org Impress OpenOffice.org Draw OpenOffice.org Math OpenOffice.org Base OPEN OFFICE CALC

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 66 TAHUN 2015 TENTANG BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB II GAMBARAN UMUM BADAN PUSAT STATISTIK KOTA MAGELANG

Microsoft Excel 2007

GRAFIK (CHART) Aplikasi Manajemen Perkantoran B 1

INFORMASI PUBLIK YANG WAJIB DISEDIAKAN DAN DIUMUMKAN SECARA BERKALA KECAMATAN CIGUDEG

Gambar 1. Tampilan Microsoft Excel dan beberapa istilah penting

Modul Praktikum 4 Dasar-Dasar Teknologi Informasi dan Komunikasi

TUGAS AKHIR RESTI FERONIKA PURBA

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 13 TAHUN 2005 TENTANG

Tua Namora Nainggolan dan Team Kursus Komputer Trainee Jepang

Ahmad Zidni, S.T. SMK Gondang 2011

Entri dan Modifikasi Sel

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 1992 TENTANG KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI, SUSUNANORGANISASI, DAN TATA KERJA BIRO PUSAT STATISTIK

B U P A T I S R A G E N

BUPATI WAY KANAN PROVINSI LAMPUNG

BUPATI NGAWI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI NGAWI,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 81 TAHUN 2006 TENTANG BADAN NASIONAL PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA

Latihan 1: Mengoperasikan Excel

PERAMALAN JUMLAH PENDUDUK KABUPATEN LABUHANBATU TAHUN DENGAN MENGGUNAKAN PERTUMBUHAN EKSPONENSIAL TUGAS AKHIR SUMARYANI MANURUNG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2005 TENTANG

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan

Bekerja Dengan Lembar Kerja Excel

Petunjuk Praktis Penggunaan Microsoft Excel 2003

BERITA DAERAH KABUPATEN BIMA

BAB 3 PENGOLAHAN DATA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Aplikasi Komputer. Microsoft Office 2010 Microsoft Office Excel 2010 Bag 1. Miftahul Fikri, M.Si. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis

BAB I Menggunakan menu ikon yang terdapat dalam perangkat lunak pengolah angka

WALIKOTA TASIKMALAYA

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI SULAWESI UTARA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 2013 TENTANG BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 16 TAHUN 2014 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN NARKOTIKA NASIONAL

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 81 TAHUN 2006 TENTANG BADAN NASIONAL PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Bab 2 Entri dan Modifikasi Sel

Transkripsi:

BAB 3 GAMBARAN UMUM BADAN PUSAT STATISTIK 3.1 Sejarah Badan Pusat Statistik Badan Pusat Statistik (BPS) adalah Lembaga Negar Non Departemen. BPS melakukan kegiatan yang ditugaskan oleh pemerintah antara bidang pertanian, agrarian, pertambangan, kependudukan, sosial, ketenagakerjaan, keuangan, pendapatan dan keagamaan. Selain hal-hal diatas BPS juga bertugas untuk melaksanakan koordinasi di lapangan, kegiatan statistik dari segenap instansi baik dipusat maupun didaerah dengan tujuan mencegah dilakukannya pekerjaan yang serupa oleh dua atau lebih instansi, memajukan keseragaman dalam penggunaan defenisi, klasifikasi dan ukuran-ukuran lainnya. Berikut ini adalah beberapa masa peralihan pada BPS, yaitu : a. Masa pemerintahan Hindia Belanda Pada bulan Februari 1920, kantor statistik pertama kali didirikan oleh direktur pertanian, kerajinan dan perdagangan (Directeur Van Landbouw Nijverheid en Hendle) dan berkedudukan di bogor. Kantor ini diserahi tugas untuk mengolah dan memublikasikan data statistik. Pada tanggal 24 September 1924 maka lembaga tersebut diganti dengan nama Centraal kantoor Voor de Statistik (CKS) atau Kantor Pusat Statistik dan dipindahkan ke Jakarta. Bersamaan dengan itu beralih pula pekerjaan mekanisme statistic perdagangan yang semula dilakukan oleh Kantor Invoer en accijinsen (IUA) yang sekarang disebut Kantor Bea Cukai.

b. Masa Pemerintahan Jepang Pada bulan Juni 1942 pemerintahan Jepang baru mengaktifkan kembali kegiatan statistik yang utamanya diarahkan untuk memenuhi kebutuhan perang/militer. Pada masa ini CKS diganti namanya menjadi Shomubu Chasasitsu geunseikanbu. c. Masa Kemerdekaan Republik Indonesia Setelah proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1945 kegiatan statistik diganti oelh lembaga baru sesuai dengan susunan kemerdekaan yaitu KAPPURI (Kantor Penyelidikan Perangkat Umum Republik Indonesia). Tahun 1946 Kantor KAPPURI dipindahkan ke Yogyakarta sebagai konsekuensi dari Perjanjian Linggarjati. Sementara itu pemerintahan Belanda (NICA) di Jakarta mengaktifkan kembali CKS. Berdasarkan surat edaran Kementerian Kemakmuran tanggal 12 Juni 1950 No.219/S.C;KAPPURI dan CKS dilebur menjadi Kantor Pusat Statistik (KPS) dan berada di bawah Kementrian Kemakmuran. Dengan surat mentri perekonomian tanggal 1 Maret 1952 No.P/44, lembaga KPS berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Mentri Perekonomian, dan pada tanggal 24 Desember 1953 dengan surat Mentri Perekonomian No. 18.099/M, KPS dibagi menjadi dua bagian yaitu bagian research yang disebut Afdeling A, dan bagian penyelenggaraan dan tata usaha yang disebut Afdeling B. Dengan keputusan Presiden Republik Indonesia No. 131 tahun 1957, Kementrian Perekonomian dipecah menjadi Kementrian perdagangan dan Kementrian Perindustrian. Untuk selanjutnya dengan keputusan Presiden Republik Indonesia No. 172 tahun 1957 KPS diubah menjadi BPS dan urusan statistik yang semula dibawah tanggung jawab dan wewenang Mentri Perekonomian dialihkan menjadi dibawah dan bertanggung jawab kepada

Perdana Mentri. Berdasarkan KEPPRES ini pula secara formal nama BPS dipergunakan. Memenuhi anjuran PBB agar setiap Negara anggota menyelengarakan sensus penduduk secara serentak, maka pada tanggal 24 September 1960 telah diundangkan UU No.6 tahun 1960 tentang Sensus, sebagai pengganti Volk Stelling Ordonnantie 1930. Dalam rangka memperhatikan kebutuhan dana bagi perencanaan pembangunan semesta berencana dan mengingat materi statistiek ordonnantie 1934 dirasakan sudah tidak sesuai lagi dengan kemajuan-kemajuan yang cepat dicapai oleh Negara kita, maka tanggal 26 September 1960 telah diundangkan UU No. 7 tahun 1960 tentang Statistik. Berdasarkan keputusan Presidium Kabinet RI No. Aa/C/9 tahun 1965, maka tiap-tiap daerah Tingakt I dan Tingkat II dibentuk kantor-kantor cabang BPS dengan nama Kantor Sensus Statistik Daerah (KKS) yang menpunyai tugas menjalankan kegiatan-kegiatan statistik di daerah-daerah. Disetiap daerah administrasi kecamatan, dapat diangkat seorang atau lebih pegawai yang merupakan pegawai KKS ditingkat II dan dibawah pengawasan Kepala Kecamatan. d. Masa Orde Baru sampai sekarang Pada masa pemerintahan orde baru, khusus untuk memenuhi kebutuhan dalam perencanaan dan evaluasi pembangunan, maka untuk mendaoatkan statistik yang handal, lengkap, tepat, akurat dan terpercaya mulai diadakan pembenahan organisasi BPS. Dalam masa orde baru ini BPS telah mengalami empat kali perubahan struktur organisasi, yaitu : a. Peraturan Pemerintah No. 16 tahun 1969 tentang Organisasi Biro Pusat Statistik

b. Peraturan Pemerintah No. 6 tahun 1980 tentang Organisasi Biro Pusat Statistik. c. Peraturan Pemerintah No. 2 tahun 1992 tentang Organisasi Biro Pusat Statistik dan keputusan Presiden No. 6 tahun 1992 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan, Reorganisasi dan tata kerja Biro Pusat Statistik. d. Undang-Undang No. 16 tahun 1997 tentang Statistik. e. Keputusan Presiden RI No. 86 tahun 1998 tentang Badan Pusat Statistik. f. Keputusan Kepala BPS No. 100 tahun 1998 tentang Organisasi dan Tata Kerja BPS. g. PP No. tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Statistik. Tahun 1968, ditetapkan Peraturan Pemerintah No. 16 tahun 1968, yaitu yang mengatur organisasi dan tata kerja di pusat dan di daerah. Tahun 1980, Peraturan Pemerintah No. 6 tahun 1980 tentang organisasi sebagai pengganti Peraturan Pemerintah No. 16 tahun 1968. Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 6 tahun 1988 di tiap provinsi terdapat perwakilan BPS dengan nama Kantor Statistik Provinsi dan di Kabupaten/Kota terdapat cabang perwakilan BPS dengan nama Kantor Statistik Kabupaten/Kota. Pada tanggal 1 Mei 1997 menetapkan tentang statistik sebagai pengganti UU No. 6 dan 7 tentang sensus dan statistik. Pada tanggal 17 Juni 1998 dengan Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 86 tahun 1998 ditetapkan BPS sekaligus mengatur tata kerja dan struktur BPS yang baru. 3.2 Tugas dan Fungsi Badan Pusat Statistik Menurut Keputusan Kepala BPS No. 121 tahun 2001 tentang organisasi dan tata kerja perwakilan BPS di daerah. a. Tugas BPS mempunyai tugas pemerintahan di bidang kegiatan statistic sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

b. Fungsi Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, BPS menyelenggarakan fungsi : 1. Pengkajian, penyusunan, dan perumusan kebijakan di bidang statistik. 2. Pengkoordinasikan kegiatan statistic nasional dan regional. 3. Penetapan dan penyelenggaraan statistic dasar. 4. Pembinaan dan fasilitas terhadap kegiatan instansi pemerintah di bidang kegiatan statisti; dan 5. Penyelenggaraan pembinaan dan pelayanan administrasi umum di bidang perencanaan umum. Ketatausahaan, organisasi, tata laksana, kepegaaian, keuangan, kearsipan, kehumasan, hokum, perlengkapan, dan rumah tangga. c. Kewenangan Dalam menyelenggarakan fungsi sebagaimana dimaksud, BPS mempunyai kewenangan : 1. Penyusunan rencana nasional secara makro di bidangnya; 2. Perumusan kebijakan di bidangnya untuk mendukung pembangunan secara makro. 3. Penetapan system informasi di bidangkannya; 4. Penetapan dan penyelenggaraan statistik nasional. 5. Kewenangan lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku, yaitu : 1. Perumusan dan pelaksanaan kebijakan tertentu di bidang kegiatan statistik. 2. Penyusunan pedoman penyelenggaraan survey statistik sektoral. 3.3 Visi dan Misi

a. Visi Pelopor data statistic terpercaya untuk semua. b. Misi 1. Memperkuat landasan konstitusional dan operasional lembaga statistic untuk penyelenggaraan statistic yang efektif dan efisien 2. Menciptakan insane statistic yang komponen dan professional, didukung pemanfaatan teknologi informasi mutakhir untuk kemajuan perstatistikan Indonesia. 3. Meningkatkan penerapan standar klasifikasi, konsep dan definisi, pengukuran, dan kode etik statistik yang bersifat universal dalam setiap penyelenggaraan statistik. 4. Meningkatkan kualitas pelayanan informasi statistik bagi semua pihak. 5. Meningkatkan koordinasi, integrasi, dan sinkoronisasi kegiatan statistic yang diselenggarakan pemerintah dan swasta, dalam kerangka Sistem Statistik Nasional (SSN) yang efektif dan efisien. 3.4 Struktur Organisasi BPS

a. Deskripsi Gambar 3.1 Struktur Organisasi BPS Provinsi Berdasarkan Keputusan Kepala Badan Pusat Statistik Nomor 001 tahun 2001 tentang organisasi dan tata kerja BPS pasal 5, susunan organisasi BPS terdiri dari: 1. Kepala; 2. Sekretariat Utama; 3. Deputi Bidang Metodologi dan Informasi Statistik; 4. Deputi Bidang Statistik Sosial; 5. Deputi Bidang Statistik Ekonomi; 6. Deputi Bidang Neraca dan Analisis Statistik; 7. Pusat Pendidikan dan Pelatihan; 8. Inspektorat. BPS dipimpin oleh seorang Kepala yang mempunyai tugas memimpin BPS sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku; menyiapkan kebijakan nasional dan kebijakan umum sesuai dengan tugas BPS; menetapkan kebijakan teknis pelaksanaan tugas BPS yang menjadi tanggung jawabnya; serta membina dan melaksanakan kerja sama dengan instansi dan organisasi lain. Kepala dibantu oleh seorang Sekretaris Utama dan 4 Deputi.

Sekretariat Utama mempunyai tugas mengkoordinasikan perencanaan, pembinaan, pengendalian administrasi, dan sumber daya di lingkungan BPS. Deputi Bidang Metodologi dan Informasi Statistik mempunyai tugas melaksanakan perumusan kebijakan di bidang metodologi dan informasi statistik. Deputi Bidang Statistik Sosial mempunyai tugas melaksanakan perumusan kebijakan di bidang statistik sosial. Deputi Bidang Statistik Ekonomi mempunyai tugas melaksanakan perumusan kebijakan di bidang statistik ekonomi. Deputi Bidang Neraca dan Analisis Statistik mempunyai tugas melaksanakan perumusan dan melaksanakan kebijakan di bidang neraca dan analisis statistik. Sekretariat Utama terdiri dari beberapa Biro, setiap Biro terdiri dari beberapa Bagian dan setiap Bagian terdiri dari beberapa Subbagian. Sekretariat Utama terdiri dari Biro Bina Program, Biro Keuangan, Biro Kepegawaian dan Hukum, dan Biro Umum. Setiap Deputi terdiri dari beberapa Direktorat, setiap Direktorat terdiri dari Subdirektorat, dan setiap Subdirektorat membawahi beberapa Seksi. Deputi Bidang Metodologi dan Informasi Statistik terdiri dari Direktorat Metodologi Statistik, Direktorat Diseminasi Statistik, dan Direktorat Sistim Inf ormasi Statistik. Deputi Bidang Statistik Sosial terdiri dari Direktorat Statistik Kependudukan, Direktorat Statistik Kesejahteraan Rakyat, dan Direktorat Statistik Ketahanan Sosial. Deputi Bidang Statistik Produksi terdiri dari Direktorat Statistik Tanaman Pangan, Hortikultura dan Tanaman Perkebunan, Direktorat Kehutanan, Peternakan dan Perikanan dan Direktorat Statistik Industri. Deputi Bidang Statistik Distribusi terdiri dari Direktorat Statistik Harga, dan Direktorat Statistik Distribusi.

Deputi Bidang Neraca dan Analisis Statistik terdiri dari Direktorat Neraca Produksi, Direktorat Neraca Konsumsi, dan Direktorat Analisis Statistik. Disamping Biro dan Direktorat, juga terdapat Inspektorat yang mempunyai tugas melaksanakan pengawasan fungsional di lingkungan BPS; Pusat Pendidikan dan Pelatihan (Pusdiklat) yang mempunyai tugas melaksanakan penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan di bidang komputer, bidang statistik, serta pendidikan dan pelatihan fungsional dan kepemimpinan serta sekolah tinggi yaitu Sekolah Tinggi Ilmu Statistik (STIS) yang pembentukannya berlandaskan pada Keputusan Presiden Nomor 163 tahun 1998 tentang Sekolah Tinggi Ilmu Statistik sebagai perguruan tinggi kedinasan di lingkungan Badan Pusat Statistik yang berkedudukan di Jakarta. Struktur organisasi STIS didasarkan pada Keputusan Kepala BPS Nomor 101 tahun 1998 tentang Organisasi dan Tata Kerja STIS. STIS dipimpin oleh seorang Ketua.

BAB 4 ANALISIS DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Arti dan Kegunaan Analisis Data Analisa data pada dasarnya dapat diartikan sebagai berikut : 1. Membandingkan dua hal atau lebih variabel untuk mengetahui selisih atau rasionya, kemudian diambil kesimpulan. 2. Menguraikan atau memecahkan suatu keseluruhan menjadi bagian-bagian atau komponen yang kecil agar dapat : a. Mengetahui komponen yang menonjol. b. Membandingkan antara komponen yang satu dengan komponen yang lainnya. c. Membandingkan salah satu atau beberapa komponen dengan keseluruhan. 3. Memperkirakan atau memperhitungkan besarnya pengaruh secara kuantitas dari suatu kejadian terhadap suatu kejadian lainnya. 4.2 Model Proyeksi Pertambahan atau pertumbuhan jumlah penduduk dapat mempengaruhi kesejahteraan daerah atau Negara yang bersangkutan. Dalam pengolahan data ini penulis menggunakan model matematis yang sesuai dipergunakan untuk memperkirakan jumlah penduduk Kecamatan Medan Timur tahun 2015. Model tersebut adalah model eksponensial. Rumus yang dipergunakan adalah sebagai berikut : P = P. e log P = log P + log e

rt log e = log P + log P r = atau r = dimana : P P = jumlah penduduk pada tahun t = jumlah penduduk pada tahun dasar r = tingkat pertumbuhan penduduk t = jangka waktu antar P 0 dan P t e = bilangan pokok dari sistem logaritma, besarnya 2, 718282 a. Keadaan Jumlah Penduduk Tabel 4.1 Jumlah Penduduk Kecamatan Medan Timur Menurut Jenis Kelamin dari Tahun 1999 2009 PENDUDUK TAHUN LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH (jiwa) (jiwa) 1999 944891 957609 1902500 2000 954847 958426 1904273 2001 960477 966043 1926520 2002 979106 984776 1963882 2003 990216 1003386 1993602 2004 995968 1010174 2006142 2005 1012040 1024145 2036185 2006 1027607 1039681 2067288 2007 1034696 1048460 2083156 2008 1039707 1062398 2102105 2009 1049457 1071596 2121053

Sumber : Badan Pusat Statistik (BPS) Sumatera Utara 2500000 2000000 1500000 1000000 LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH 500000 0 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 Gambar 4.1 Diagram Jumlah Penduduk Kecamatan Medan Timur 1. Analisis Persentase Perubahan Penduduk Laki-laki Secara Manual r = ( ) = 0,0105 x 100 = 1,05 r = ( ) = 0.0059 x 100 = 0,59 r = ( ) = 0,0192 x 100 = 1,92 r = ( ) = 0,0113 x 100 = 1,13 r = ( ) = 0,0058 x 100 = 0,58 r = ( ) = 0,0160 x 100 = 1,60 = 0,0153 x 100 = 1,53

= 0,0069 x 100 = 0,69 = 0,0048 x 100 = 0,48 = 0,0093 x 100 = 0,93 2. Analisis Persentase Perubahan Jumlah Penduduk Laki-laki Dengan Menggunakan Microsoft Excel Tabel 4.2 Persentase Perubahan Jumlah Penduduk Laki-laki Tahun Jumlah penduduk Bilangan Pokok Logaritma Perubahan Jumlah Penduduk Persentase Jumlah Penduduk 1999 944891 2,71828 2000 954847 2,71828 0,01048 1,04815 2001 960477 2,71828 0,00588 0,58789 2002 979106 2,71828 0,01921 1,92099 2003 990216 2,71828 0,01128 1,12832 2004 995968 2,71828 0,00579 0,5792 2005 1012040 2,71828 0,01601 1,60082 2006 1027607 2,71828 0,01526 1,52647 2007 1034696 2,71828 0,00687 0,68749 2008 1039707 2,71828 0,00483 0,48313

2009 1049457 2,71828 0,00933 0,93339 3. Analisis Perubahan Jumlah Penduduk Perempuan Secara Manual r = ( ) = 0,0009 x 100 = 0,09 r = ( ) = 0,0079 x 100 = 0,79 r = ( ) = 0,0192 x 100 = 1,92 r = ( ) = 0,0187 x 100 = 1,87 = 0,0067 x 100 = 0,67 = 0,0137 x 100 = 1,37 = 0,0151 x 100 = 1,51 = 0,0084 x 100 = 0,84 = 0,0132 x 100 = 1,32 = 0,0086 x 100 = 0,86 4. Analisis Persentase Perubahan Jumlah Penduduk Perempuan dengan Menggunakan Microsoft Excel Tabel 4.3 Persentase Perubahan Jumlah Penduduk Perempuan Tahun Jumlah penduduk Bilangan Pokok Perubahan Jumlah Persentase Jumlah

Logaritma Penduduk Penduduk 1999 944891 2,71828 2000 954847 2,71828 0,01048 1,04815 2001 960477 2,71828 0,00588 0,58789 2002 979106 2,71828 0,01921 1,92099 2003 990216 2,71828 0,01128 1,12832 2004 995968 2,71828 0,00579 0,5792 2005 1012040 2,71828 0,01601 1,60082 2006 1027607 2,71828 0,01526 1,52647 2007 1034696 2,71828 0,00687 0,68749 2008 1039707 2,71828 0,00483 0,48313 2009 1049457 2,71828 0,00933 0,93339 5. Analisis Persentase Perubahan Jumlah Keseluruhan Penduduk = 0,0009 x 100 = 0,09 = 0,0116 x 100 = 1,16 = 0,0192 x 100 = 1,92 = 0,0150 x 100 = 1,50

= 0,0063 x 100 = 0,63 = 0,0149 x 100 = 1,49 = 0,0152 x 100 = 1,52 = 0,0076 x 100 = 0,76 = 0,0091 x 100 = 0,91 = 0,0090 x 100 = 0,90 6. Analisis Persentase Perubahan Jumlah Keseluruhan Penduduk dengan Menggunakan Microsoft Excel Tabel 4.4 Persentase Perubahan Jumlah Keseluruhan Penduduk Tahun Jumlah Penduduk Bilangan Pokok Logaritma Perubahan Jumlah Penduduk Persentase Perubahan Jumlah Penduduk 1999 1902500 2,71828 2000 1904273 2,71828 0,00093 0,09315 2001 1926520 2,71828 0,01161 1,1615 2002 1963882 2,71828 0,01921 1,92079 2003 1993602 2,71828 0,01502 1,50199 2004 2006142 2,71828 0,00627 0,62704

2005 2036185 2,71828 0,01486 1,48645 2006 2067288 2,71828 0,01516 1,51596 2007 2083156 2,71828 0,00765 0,76465 2008 2102105 2,71828 0,00906 0,90552 2009 2121053 2,71828 0,00897 0,89734 Tabel 4.5 Persentase Perubahan Jumlah Penduduk Laki-laki, Perempuan, dan Jumlah Keseluruhan Penduduk Tahun Jumlah Penduduk Lakilaki (%) Jumlah Penduduk Perempuan (%) Jumlah Keseluruhan Penduduk (%) 1999 2000 1,05 0,09 0,09 2001 0,59 0,79 1,16 2002 1,92 1,92 1,92 2003 1,13 1,87 1,5 2004 0,58 0,67 0,63 2005 1,6 1,37 1,49 2006 1,53 1,51 1,52 2007 0,69 0,84 0,76 2008 0,48 1,32 0,91 2009 0,93 0,86 0,9 Ʃ 10,5 11,25 10,87

Dari Perubahan angka-angka diatas dapat dilihat bahwa setiap tahunnya jumlah penduduk di Kecamatan Medan Timur selalu berubah, terkadang jumlahnya meningkat dan juga menurun. Keadaan seperti ini kemungkinan dikarenakan adanya program pemerintah seperti Keluarga Berencana (KB), dimana pemerintah mengambil kebijakan untuk berusaha menekan angka kelahiran serendah mungkin. Faktor-faktor lain adalah perpindahan penduduk baik untuk menetap selamanya ataupun hanya sementara waktu. 4.3 Proyeksi Jumlah Penduduk a. Rata-rata Perubahan Persentase Jumlah Penduduk Laki-laki r = =, = 1,50 b. Rata-rata Perubahan Persentase Jumlah Penduduk Perempuan r = =, = 1,125 c. Rata-rata Perubahan Persentase Jumlah Keseluruhan Penduduk r = =, = 1,087 Dari rata-rata perubahan persentase jumlah penduduk diatas diharapkan perubahan penduduk yaitu: r < 1,087 Setelah diperoleh nilai dari setiap variabel rata-rata perubahan persentase penduduk Kecamatan Medan Timur, maka dapat diproyeksikan jumlah penduduk Kecamatan Medan Timur 6 tahun mendatang yang ditentukan dengan rumus pertumbuhan eksponensial yaitu: P = P 0. e 1. Proyeksi Jumlah Penduduk Laki-laki Kecamatan Medan Timur Secara Manual P 2010 = 1049457. 2,718282 0,015. 1

P 2011 P 2012 P 2013 P 2014 P 2015 = 1065318 = 1049457. 2,718282 0,015. 2 = 1081418 = 1049457. 2,718282 0,015. 3 = 1097761 = 1049457. 2,718282 0,015. 4 = 1114352 = 1049457. 2,718282 0,015. 5 = 1131193 = 1049457. 2,718282 0,015. 6 = 1148289 Tabel 4.6 Proyeksi Jumlah Penduduk Laki-laki Tahun 2010-2015 Tahun Penduduk E R 1999 944891 2,71828 0,015 2000 954847 2,71828 0,015 2001 960477 2,71828 0,015 2002 979106 2,71828 0,015 2003 990216 2,71828 0,015 2004 995968 2,71828 0,015 2005 1012040 2,71828 0,015 2006 1027607 2,71828 0,015 2007 1034696 2,71828 0,015 2008 1039707 2,71828 0,015 2009 1049457 2,71828 0,015 2010 1065318 2,71828 0,015

2011 1081418 2,71828 0,015 2012 1097761 2,71828 0,015 2013 1114352 2,71828 0,015 2014 1131193 2,71828 0,015 2015 1148289 2,71828 0,015 2. Proyeksi Jumlah Penduduk Perempuan Kecamatan Medan Timur Secara Manual P 2010 P 2011 P 2012 P 2013 P 2014 P 2015 = 11071596. 2,718282 0,01125. 1 = 1083720 = 11071596. 2,718282 0,01125. 2 = 1095980 = P 2009. rt = 11071596. 2,718282 0,01125. 3 = 1108380 = 11071596. 2,718282 0,01125. 4 = 1120919 = 11071596. 2,718282 0,01125. 5 = 1133601 = 11071596. 2,718282 0,01125. 6 = 1146426 Tabel 4.7 Proyeksi Jumlah Penduduk Perempuan Tahun 2010-2015 Tahun Penduduk E R 1999 957609 2,71828 0,01125 2000 958426 2,71828 0,01125

2001 966043 2,71828 0,01125 2002 984776 2,71828 0,01125 2003 1003386 2,71828 0,01125 2004 1010174 2,71828 0,01125 2005 1024145 2,71828 0,01125 2006 1039681 2,71828 0,01125 2007 1048460 2,71828 0,01125 2008 1062398 2,71828 0,01125 2009 1071596 2,71828 0,01125 2010 1083720 2,71828 0,01125 2011 1095980 2,71828 0,01125 2012 1108380 2,71828 0,01125 2013 1120919 2,71828 0,01125 2014 1133601 2,71828 0,01125 2015 1146426 2,71828 0,01125 3. Proyeksi Jumlah Keseluruhan Penduduk Kecamatan Medan Timur Secara Manual P 2010 P 2011 P 2012 P 2013 = 2121053. 2,718282 0,01087. 1 = 2144235 = P 2009. rt = 2121053. 2,718282 0,01087. 2 = 2167670 = 2121053. 2,718282 0,01087. 3 = 2191361 = 2121053. 2,718282 0,01087. 4 = 2215311

P 2014 = 2121053. 2,718282 0,01087. 5 = 2239522 P 2015 = 2121053. 2,718282 0,01087. 6 = 2263999 Tabel 4.8 Proyeksi Jumlah Keseluruhan Penduduk Tahun 2010-2015 Tahun Penduduk E R 1999 1902500 2,71828 0,01087 2000 1904273 2,71828 0,01087 2001 1926520 2,71828 0,01087 2002 1963882 2,71828 0,01087 2003 1993602 2,71828 0,01087 2004 2006142 2,71828 0,01087 2005 2036185 2,71828 0,01087 2006 2067288 2,71828 0,01087 2007 2083156 2,71828 0,01087 2008 2102105 2,71828 0,01087 2009 2121053 2,71828 0,01087 2010 2144235 2,71828 0,01087 2011 2167670 2,71828 0,01087 2012 2191361 2,71828 0,01087 2013 2215311 2,71828 0,01087

2014 2239522 2,71828 0,01087 2015 2263999 2,71828 0,01087 Untuk lebih jelasnya, hasil proyeksi (perkiraan) jumlah penduduk Kecamatan Medan Timur dari tahun 2010-2015 dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Tabel 4.9 Hasil Proyeksi Jumlah Penduduk Kecamatan Medan Timur Tahun 2010-2015 Jumlah Penduduk Jumlah Penduduk Jumlah Keseluruhan Tahun Laki-laki Perempuan Penduduk (jiwa) (jiwa) (jiwa) 2010 1065318 1083720 2144235 2011 1081418 1095980 2167670 2012 1097761 1108380 2191361 2013 1114352 1120919 2215311 2014 1131193 1133601 2239522 2015 1148289 1146426 2263999 Dari tabel 4.9 dapat diketahui proyeksi jumlah penduduk tahun 2015 mendatang adalah sebesar 2263999 jiwa, dengan jumlah penduduk laki-laki sebesar 1148289 jiwa, dan jumlah penduduk perempuan adalah sebesar 1146426 jiwa. Jika dibandingkan dengan jumlah penduduk pada tahun-tahun sebelumnya, dapat dilihat bahwa sampai tahun 2015 yang akan datang, jumlah penduduk Kecamatan Medan Timur mengalami peningkatan. Hal tersebut dapat terjadi apabila tingkat kelahiran tinggi, dan juga semakin meningkatnya jumlah penduduk yang melakukan migrasi ke Kecamatan Medan Timur dan sebagainya.

BAB 5 IMPLEMENTASI SISTEM 5.1 Tahap Implementasi Tahap implementasi merupakan tahapan penerapan hasil desain tertulis kedalam programming (coding). Pada tahapan inilah seluruh desain dituangkan kedalam bahasa pemrograman tertentu untuk menghasilkan sebuah sistem informasi yang sesuai dengan desain tertulis. Implementasi yang sudah selesai harus diuji coba kehandalannya sehingga dapat diketahui kehandalan dari sistem yang ada dan telah sesuai dengan apa yang diinginkan. Dalam data pengolahan jumlah penduduk implementasi yang digunakan penulis adalah dengan menggunakan Software Microsoft Excel. Sebagai berfungsi sebagai manipulasi atau pengolah angka, Microsoft Excel juga dapat digunakan untuk memanipulasi teks komputer. Untuk dapat menggunakan Microsoft Excel secara maksimal kita juga harus menguasai sistem operasi Microsoft Windows. 5.2 Pengaktifan Microsoft Excel Tahap pertama yang harus dilakukan adalah mengaktifkan Windows dan pastikan Microsoft Excel berada dalam jaringan Microsoft Windows, kemudian ikuti langkahlangkah berikut ini: 1. Dari Windows, klik start pada taksbar, lalu klik program maka item menu program aplikasi yang telah diinstal akan tampil 2. Klik Microsoft Excel

Gambar 5.1 Tampilan Pengaktifan Jendela Microsoft Excel dari Windows 5.3 Lembar Kerja Microsoft Excel Sebuah pengaktifan akan tampil lembar kerja Microsoft Excel yang sudah siap untuk dipergunakan, lembar kerja Microsoft Excel tersebut dapat dilihat seperti pada gambar dibawah ini: Gambar 5.2 Tampilan Lembar Kerja Microsoft Excel

Lembar kerja adalah kumpulan kolom dan baris, dimana kolom berurutan dari atas kebawah sedangkan baris berurutan dari kiri kekanan yang terdiri atas 256 kolom dan 65.536 baris pada setiap lembar kerja Pada setiap kolom dan baris terdapat sel dan ini diidentifikasikan dengan alamat yang merupakan kombinasi antara abjad untuk kolom dan angka untuk baris. Disamping itu lembar kerja Microsoft Excel terdapat banyak elemen yang memiliki fungsi tersendiri. 5.4 Pengisiannya Pengisiannya kedalam lembar kerja Microsoft Excel adalah sama dengan memasukan atau pengetikan data kedalamnya. Ada dua alternative pengisian data, yakni menggunakan keyboard komputer atau melalui sub menu yang terdapat pada Microsoft Excel. Dan pengisian data kedalam lembar kerja dengan keyboard, diperlukan langkah-langkah sebagai berikut: 1. Letakkan pointer pada sel yang akan diisi data 2. Ketik data yang diinginkan 3. Tekan enter atau klik tombol kiri mouse pada sel lain untuk konfirmasi atau mengaktifkannya, sedangkan alternative kedua dalam mengisi data adalah menggunakan sub menu pada menu edit di Microsoft Excel. Dengan alternative ini akan memiliki banyak pilihan, yaitu: down, up, right, left, dan series (autofill). 5.5 Pembuatan Grafik Grafik pada Microsoft Excel dapat dibuat menjadi satu dengan data atau terpisah pada lebar grafik tersendiri, namun masih berada pada file yang sama. Untuk membuat grafik pada Microsoft Excel bisa menggunakan icon chart wizard yang terdapat pada toolbar. Adapun langkah-langkah yang diperlukan adalah:

1. Sorot sel atau range sel yang ingin dibuat grafik 2. Klik Insert, lalu pilih chart atau klik chart pada toolbar, maka akan tampil kotak dialog chart tipe. Gambar 5.3 Tampilan Kotak Dialog Chart Tipe 3. Klik tipe grafik yangdiinginkan kemudian klik next, maka kotak dialog chart source data akan tampil 4. Pada tampilan akan terlihat range data yang telah disorot dan klik radio button rows atau kolom yang diinginkan, klik next maka akan tampil kotak dialog chart options. 5. Pada chart options, ketik judul grafik. Setelah itu klik next, maka kotak dialog chart options akan tampil. 6. Anda dapat melihat tempat untuk meletakan grafik ini, kemudian klik finish. Maka grafik analisis data akan ditempatkan di lembar kerja yang dipilih.

Gambar 5.4 Tampilan Grafik

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan evaluasi jumlah penduduk Kecamatan Medan Timur tahun 1999-2009, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Dengan menggunakan rumus pertumbuhan penduduk eksponensial, dapat dicari persentase perubahan jumlah penduduk laki-laki, persentase perubahan jumlah penduduk perempuan, dan persentase jumlah keseluruhan penduduk sehingga dapat diramalkan jumlah penduduk di Kecamatan Medan Timur enam tahun mendatang. 2. Dari pembahasan (analisis) yang dilakukan, maka dapat diketahui rata-rata (r) perubahan persentase jumlah penduduk laki-laki sebesar 1,50% setiap tahun, dan rata-rata (r) perubahan persentase jumlah penduduk perempuan sebesar 1,125% setiap tahun, serta rata-rata (r) perubahan persentase jumlah keseluruhan penduduk adalah sebesar 1,087% setiap tahun. 3. Diperkirakan bahwa jumlah penduduk Kecamatan Medan Timur yang berjenis kelamin laki-laki pada tahun 2015 sebesar 1148289 jiwa, jumlah penduduk yang berjenis kelamin perempuan sebesar 1146426 jiwa, sedangkan jumlah keseluruhan penduduk sebesar 2263999 jiwa. 4. Setelah memperlihatkan data jumlah penduduk Kecamatan Medan Timur berdasarkan jenis kelamin, dapat diketahui bahwa jumlah penduduk laki-laki lebih sedikit dibandingkan jumlah penduduk perempuan dan dari hasil ramalan penduduk tahun 2010-2015 di Kecamatan Medan Timur, dapat dilihat bahwa jumlah penduduk meningkat setiap tahunnya.

6.2 Saran Berdasarkan data yang diamati, penulis memberi saran dari hasil analisis jumlah pertumbuhan penduduk di Kecamatan Medan Timur sebagai berikut: 1. Dengan meningkatnya jumlah penduduk setiap tahunnya pada tahun-tahun mendatang, diharapkan pemerintah dapat mengambil tindakan yang tepat untuk menekan angka pertumbuhan penduduk yang terjadi, misalnya dengan menggalangkan program KB yang terarah dan berkesinambungan kepada masyarakat. 2. Pemerintah harus benar-benar memperhatikan faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi perubahan jumlah penduduk yang terjadi di Kecamatan Medan Timur. 3. Pemerataan penyebaran penduduk, misalnya dengan mengadakan transmigrasi dan pemerataan pembangunan yang berwawasan lingkungan demi terciptanya kesejahteraan rakyat. 4. Penambahan dan penciptaan lapangan pekerjaan dengan meningkatkan taraf hidup masyarakat maka diharapkan hilangnya kepercayaan banyak anak banyak rejeki. Disamping itu pula diharapkan akan meningkatkan tingkat pendidikan yang merubah pola pikir dalam bidang kependudukan.