Air Irigasi: Mendatangkan Kemakmuran dan Kesejahteraan Petani Rarang

dokumen-dokumen yang mirip
KID Jenggik Utara: Memenuhi Kebutuhan Air Masyarakat Tani di Desa

LAPORAN KEGIATAN PANEN RAYA PADI GOGO RANCAH DI LOKASI P4MI, DESA KEMIRI, KECAMATAN KUNDURAN, KABUPATEN BLORA Tanggal 13 Maret 2007

REKAYASA KELEMBAGAAN DAN KOMUNIKASI UNTUK MENGEM- BANGKAN PARTISIPASI PETANI DALAM INVESTASI INFRASTRUKTUR PERTANIAN

Pendekatan partisipatif telah berhasil menumbuhkan rasa memiliki dalam operasi dan pemanfaatan sarana umum hasil investasi dalam:

I. PENDAHULUAN. Indonesia kaya akan potensi sumberdaya alam, tanah yang subur dan didukung

KAJIAN RAGAM SUMBER PENDAPATAN RUMAH TANGGA PEDESAAN (STUDI KASUS DESA PRIMA TANI KABUPATEN PROBOLINGGO, JAWA TIMUR)

BAB III KERJA SAMA PENGAIRAN SAWAH DI DESA KEDUNG BONDO KECAMATAN BALEN KABUPATEN BOJONEGORO. Tabel 3.1 : Batas Wilayah Desa Kedung Bondo

KAJIAN DAYA TAHAN SEKTOR PERTANIAN TERHADAP GANGGUAN FAKTOR EKSTERNAL DAN KEBIJAKAN YANG DIPERLUKAN. Bambang Sayaka

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sampai pada kegiatan industri yang rumit sekalipun. Di bidang pertanian air atau yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Indonesia merupakan negara agraris yang artinya sektor pertanian

BAB III LAPORAN PENELITIAN

KID Perian: Menguak Peluang Untuk Mengembangkan Potensi Hortikultura dan Ternak

Pengembangan Sistem Panen Hujan dan Aliran Permukaan untuk Mengurangi Risiko Kekeringan Mendukung Ketahanan Pangan

POHON KINERJA DINAS PERTANIAN

BAB I PENDAHULUAN. Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) telah memproyeksikan

I. PENDAHULUAN. Potensi sumber daya alam yang dimiliki setiap wilayah berbeda-beda, tiap daerah mempunyai

1. BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan pertanian sudah pasti tidak dapat dilakukan. perbaikan cara bercocok tanam. (Varley,1993).

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Irigasi pada hakekatnya merupakan upaya pemberian air pada tanaman

V. GAMBARAN UMUM LOKASI DAN RESPONDEN

SURVEI PENDASARAN SOSIAL EKONOMI PROYEK PENINGKATAN PENDAPATAN PETANI MISKIN MELAUI INOVASI (P4M2I)

V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN. Kabupaten Brebes, Provinsi Jawa Tengah. Kecamatan Kersana mempunyai 13

I. PENDAHULUAN. Sasaran pembangunan pertanian tidak saja dititik-beratkan pada. peningkatan produksi, namun juga mengarah pada peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. akan mempengaruhi produksi pertanian (Direktorat Pengelolaan Air, 2010).

MANFAAT LUMBUNG PANGAN SWADAYA DALAM MENGURANGI RESIKO RAWAN PANGAN DI DESA GIRITIRTO, KECAMATAN PURWOSARI, KABUPATEN GUNUNGKIDUL

BAB III PETANI DAN HASIL PERTANIAN DESA BENDOHARJO. A. Monografi dan Demografi Desa Bendoharjo

PENDAHULUAN Latar Belakang

TINGKAT PENERAPAN DIVERSIFIKASI USAHATANI DAN PENGARUHNYA TERHADAP PENDAPATAN DAN PENYERAPAN TENAGA KERJA

I. PENDAHULUAN. setengah dari penduduk Indonesia bekerja di sektor ini. Sebagai salah satu

BAB III PRAKTEK DARI HUTANG PIUTANG KE JUAL BELI DI DESA KARANGMALANG WETAN KECAMATAN KANGKUNG KABUPATEN KENDAL

BAB III PRAKTIK PENGGARAPAN TANAH SAWAH DENGAN SISTEM SETORAN DI DESA LUNDO KECAMATAN BENJENG KABUPATEN GRESIK

BAB III PRAKTEK SEWA SUNGAI KALIANYAR DAN PEMANFAATANNYA DI DESA SUNGELEBAK KECAMATAN KARANGGENENG KABUPATEN LAMONGAN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan salah satu penggerak utama dari roda. perekonomian. Indonesia merupakan negara agraris dimana pertanian

POTENSI LAHAN PERTANIAN BAGI PENGEMBANGAN PALAWIJA DI LAMPUNG

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan. Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

PRIORITAS AKTIVITAS PERTANIAN, INDUSTRI DAN PERTAMBANGAN DI KABUPATEN KULON PROGO TUGAS AKHIR. Oleh: B U S T A M I L2D

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

9.b PENGUKURAN PENCAPAIAN PERJANJIAN KINERJA KABUPATEN SIAK TAHUN 2016 (CAPAIAN KINERJA SKPD BERDASARKAN TARGET RPJMD)

BAB III PELAKSANAAN PERJANJIAN PENGGARAPAN SAWAH (MUZARA AH) DI DESA PONDOWAN KECAMATAN TAYU KABUPATEN PATI

I. PENDAHULUAN. Pangan sebagai kebutuhan dasar manusia sangat menentukan kelangsungan

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

KEADAAN UMUM DESA PENDOWOHARJO. A. Keadaan Alam 1. Kondisi Geografis dan Batas-Batas Administrasi

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG POLA TANAM DAN RENCANA TATA TANAM PADA DAERAH IRIGASI TAHUN 2011/2012

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HASIL PANEN KELOMPOK PETANI JAGUNG DI KABUPATEN ACEH TENGGARA

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Banjararum terletak sekitar 26 km dari Puasat Pemerintahan Kabupaten Kulon

BAB I PENDAHULUAN. peranan yang sangat penting dalam ketahanan nasional, mewujudkan ketahanan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Istimewa Yogyakarta. Gunungkidul memiliki luas 1.485,36 Km 2 terletak antara 7

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 28 TAHUN 2010 TENTANG IRIGASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEPARA,

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. tentang partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan program wajib belajar sembilan

V. KEBIJAKAN, STRATEGI, DAN PROGRAM

PROPOSAL KKN TEMATIK. Uji Multi Lokasi (UML) Galur Harapan Padi Gogo di Dusun Jugil Desa Sambi Bangkol Kecamatan Gangga Kabupaten Lombok Utara

Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

PEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEMALANG NOMOR 17 TAHUN 2008 TENTANG IRIGASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERAN LUMBUNG PANGAN SWADAYA DALAM MENJAGA KETAHANAN PANGAN MASYARAKAT DI DESA GIRITIRTO, KECAMATAN PURWOSARI, KABUPATEN GUNUNG KIDUL

BAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Padi merupakan komoditas yang sangat penting, karena saat ini beras

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya mata pencaharian penduduk Indonesia bergerak pada sektor

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Untuk menuju kemandirian sebagai daerah otonom tersebut, pemerintah daerah

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 29 TAHUN 2008 TENTANG I R I G A S I DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANTUL,

BAB II KERANGKA PENDEKATAN TEORI

BAB III DESKRIPSI PEMBAYARAN ZAKAT PERTANIAN MENUNGGU HASIL PANEN KEDUA DI DESA TANGGUNGHARJO KECAMATAN GROBOGAN KABUPATEN GROBOGAN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN. wilayah kilometerpersegi. Wilayah ini berbatasan langsung dengan

BAB IV GAMBARAN UMUM 4.1. Gambaran Umum Desa

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BREBES NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG

V. DESKRIPSI RUMAHTANGGA PETANI SISTEM INTEGRASI TANAMAN-TERNAK. umum perilaku ekonomi rumahtangga petani di wilayah penelitian.

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA. A. Pola Tanam. yang perlu diperhatikan yaitu jenis tanaman, lahan dan kurun waktu tertentu

PENDAHULUAN. Latar Belakang

Efektivitas Pupuk Organik Kotoran Sapi dan Ayam terhadap Hasil Jagung di Lahan Kering

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ALIH FUNGSI LAHAN PANGAN MENJADI KELAPA SAWIT DI BENGKULU

LAPORAN AKHIR. Edi Basuno Ikin Sadikin Dewa Ketut Sadra Swastika

BAB I PENDAHULUAN. desa yang amat kecil dan terpencil dari desa-desa lain yang ada di Kecamatan

BAB I PENDAHULUAN. pengertian dari irigasi adalah usaha penyediaan, pengaturan, dan pembuangan air

L E G E N D A TELUK BANGKA J A M B I SUMATRA SELATAN B E N G K U L U S A M U D E R A H I N D I A L A M P U N G. Ibukota Propinsi.

PEMERINTAH KABUPATEN

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ALIH FUNGSI LAHAN PANGAN MENJADI KELAPA SAWIT DI BENGKULU : KASUS PETANI DI DESA KUNGKAI BARU

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Letak Geografis dan Topografi Daerah Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

I. PENDAHULUAN. bermatapencaharian petani. Meskipun Indonesia negara agraris namun Indonesia

IV. KEADAAN UMUM WILAYAH. 1. Kondisi Geografis dan Batas-Batas Administrasi

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Desa Negeri Sakti merupakan salah satu desa di Kecamatan Gedong Tataan, Kabupaten

LAPORAN AKHIR. Muhammad Iqbal Iwan Setiajie Anugrah Dewa Ketut Sadra Swastika

WALIKOTA TASIKMALAYA,

Produksi Padi Tahun 2005 Mencapai Swasembada

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. menggunakan pengalaman, wawasan, dan keterampilan yang dikuasainya.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris, sehingga wajar apabila prioritas

TEMU INFORMASI TEKNOLOGI LAHAN KERING MENDUKUNG INOVASI TEKNOLOGI PERTANIAN DAN DISEMINASI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN REMBANG NOMOR 9 TAHUN 2007 TENTANG IRIGASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI REMBANG,

BAB III PELAKSANAAN PRAKTEK SEWA SAWAH DI DESA TAMANREJO KECAMATAN TUNJUNGAN KABUPATEN BLORA

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN. 6.1 Mengidentifikasi Kelangkaan Sumberdaya Air di Desa Cijeruk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. lahan. Kemampuan lahan yang dikelola akan memberikan. produksi yang berbeda-beda tingkat produktivitasnya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Otonomi Daerah adalah hak, wewenang dan kewajiban daerah otonom

STRATEGI PENANGANAN KETENAGAKERJAAN DI KABUPATEN MALANG Melalui : PROGRAM KEMITRAAN & GOTONG ROYONG PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR PERDESAAN

BAB V PENUTUP. ternyata tidak pilih kasih. Artinya, ia tidak saja melanda daerah-daerah yang

Transkripsi:

Air Irigasi: Mendatangkan Kemakmuran dan Kesejahteraan Petani Rarang Segala yang hidup itu dari air (QS Al Anbiya: 30). Semua makhluk hidup butuh air, jadi tiada kehidupan tanpa air. Dengan demikian kedudukan air sangat penting dalam kehidupan kita sehari hari, baik untuk kebutuhan rumah tangga maupun untuk pertanian. Terimakasih P4MI, dengan adanya irigasi pompa saya bisa menanam jagung untuk pakan di musim kemarau. Batang jagung dari luasan 10 are setelah berumur satu bulan saya potong dan dijual langsung di lapang dengan harga Rp 600.000,- (setara dengan Rp 6 juta/ha). Demikian ungkap Pak Mansur salah seorang petani di Desa i sebagian Lombok Timur bagian Selatan, musim hujannya relatif singkat dan kadang kadang tidak kontinyu. Tanaman pangan semusim sering mengalami gagal panen karena kekeringan dan varietas padi yang ditanam adalah varietas padi yang berumur dalam (sekitar 5 bulan). Begitu pula halnya dengan tanaman palawija (jagung) atau tembakau yang ditanam setelah padi dipanen. Melalui penerapan teknologi bercocok tanam padi dengan Sistem Gogo Rancah (GORA) yang dipadukan dengan penanaman varietas padi unggul berumur genjah (115 hari), maka kekurangan pangan dapat diatasi, namun demikian belum mampu meningkatkan pendapatan petani untuk memenuhi kebutuhan lainnya seperti biaya pendidikan, agama, sosial, dll. Dengan penerapan sistem gora ini petani masih sempat menanam palawija/tembakau setelah panen padi, akan tetapi tanaman sering mengalami stress kekurangan air, sehingga produksinya rendah, bahkan ada juga yang gagal panen. D - - 1

Profile Desa Desa Rarang, Kecamatan Terara terletak sekitar 13 km dari ibu kota Kabupaten Lombok Timur dan 45 km dari Mataram ibu kota propinsi NTB. Jumlah total penduduk Desa Rarang 9.275 jiwa, terdiri atas laki laki 4.599 jiwa dan wanita 4.676 jiwa. Penduduk miskin merupakan mayoritas yaitu sebanyak 2.275 KK (74,6%), sehingga lokasi ini terpilih sebagai salah satu desa binaan P4MI. Lahan pertanian berupa lahan sawah seluas 635 ha, yang terdiri dari sawah irigasi teknis 180 ha, setengah teknis 254 ha, dan sawah tadah hujan seluas 201 ha. Mata pencaharian kebanyakan penduduknya adalah bertani (85%). Pada umumnya petani dalam satu tahun hanya bisa menanam 2 (dua) kali, walaupun tanaman kedua sering juga gagal panen karena kekurangan air. Pembangunan irigasi sistim pompa Petani di Desa Rarang sangat mendambakan peningkatan pendapatan uasaha taninya melalui peningkatan pola tanam, yang tadinya dua kali tanam setahun, menjadi tiga kali setahun dengan hasil panen yang memuaskan dan resiko kegagalannya kecil. Untuk mencapai tujuan tersebut perlu didukung oleh ketersediaan air irigasi yang memadai, dengan membangun sistem irigasi memanfaatkan sumber/mata air yang ada di Sungai Rutus Desa Rarang. Sekretariat KID Rarang Bangunan Irigasi Pompa - - 2

Berdasarkan musyawarah antara pengurus KID, kelompok tani, aparat desa beserta unsur terkait telah disepakati obyek pembangunan yaitu: Pembangunan Irigasi Sistem Pompa dan Perpipaan di Desa Rarang, Kecamatan Terara. Keputusan diambil berdasarkan pertimbangan di desa ini terdapat sumber mata air dari sungai Rutus seperti tersebut di atas. Sumber Pendanaan Jumlah dana yang dipergunakan untuk pembangunan Irigasi Pompa dan Perpipaan ini adalah sebagai berikut : Loan ADB : Rp.189.884.016, - (52,90%). Swadaya Masy. : Rp.169.084.570,- *) (47,10%). Total Biaya : Rp.358.968.586,- (Laporan Akhir KID Rarang, 2006). *) Nilai dari tenaga kerja, material dan lahan. Proses Pemberdayaan Berdasarkan hasil musyawarah pengurus KID, Aparat Desa, dan Kelompok Tani yang difasilitasi oleh FD dan LSM lokal, maka ditetapkan dan diprioritaskan untuk membangun jaringan irigasi Sistem Pompa dan Perpipaan yang sumber airnya berasal dari Sungai Rutus Desa Rarang. Keputusan ini didasarkan bahwa air merupakan kebutuhan pokok dan tersedianya sumber air yang tetap (Sungai Rutus) di Desa Rarang. Sebagian besar lahan pertanian (70%) berada di Rarang Selatan yang termasuk sawah tadah hujan, yang sering mengalami kesulitan air terutama pada musim kemarau. Dengan catatan bahwa kegiatan kegiatan investasi desa yang lain juga tetap akan dilaksanakan seperti jalan usaha tani, demplot, dan pelatihan. Pelatihan yang diselenggarakan terutama untuk mendukung peningkatan usaha - - 3

pertanian dengan adanya irigasi pompa yang akan membuka peluang diversifikasi usaha pertanian. Beberapa langkah/kegiatan peningkatan kapasitas sumberdaya manusia dilakukan melalui pelatihan petani/kontak tani. Pelatihan petani dilakukan 2 kali di Kantor Desa Rarang dengan jumlah peserta 60 orang oleh BPTP-NTB. Proses revitalisasi kelompok tani dilaksanakan bersama LSM lokal untuk menguatkan kelembagaan di desa. Dilanjutkan dengan pembinaan kelompok tani agar petani mampu mengatasi masalahnya sendiri (mandiri). Pelatihan terakhir yang dilaksanakan oleh KID pada tanggal 30 Desember 2006, yaitu pelatihan petani (demplot) yang dihadiri oleh 30 orang petani laki-laki. Dan pada waktu yang sama dilaksanakan juga pelatihan wanita tani yang dihadiri oleh 25 orang wanita tani yang difokuskan pada pengolahan produksi pertanian seperti pembuatan jajanan dari beras ketan, kripik singkong dan dodol nangka. Untuk kedua pelatihan ini nara sumber/pelatihnya berasal dari BPTP-NTB, Narmada Mataram. Kronologi Pelaksanaan Pengerahan tenaga gotong royong didukung oleh KID bekerja sama dengan kepala desa. Petani dan warga masyarakat lainnya sangat antusias berpartisipasi dan yang paling banyak hadir bekerja pada hari Jumat, baik laki laki maupun perempuan (disesuaikan dengan Program Jumat Bersih). Peralatan yang dipakai adalah pacul, linggis, dan lain lain kepunyaan petani sendiri. Pelaksanaan kegiatan pembangunan prasarana dan sarana irigasi ini berlangsung selama 5 bulan, sejak bulan September 2006 s/d bulan Januari 2007. Selama pekerjaan berlangsung tenaga kerja gotong royong diatur bergiliran untuk semua kekadusan (wilayah kepala dusun). - - 4

Kerja sama dengan Dinas Kimpraswil Propinsi yang memberikan sumbangan 1 (satu) unit pompa air dengan kekuatan 10 PK, dan dengan pompa milik desa melalui KID akan dapat meningkatkan kekuatan pompa menjadi 24 PK. Spesifikasi Infrastruktur Irigasi Sistem Pompa dan Perpipaan ini terdiri dari beberapa komponen bangunan, yaitu : 1. Bangunan bak penampung air sungai ukurannya = 17,8 x 10 x 5 m³. 2. Pompa air dengan kekuatan 10 PK. 3. Rumah mesin = 3 x 3 m². 4. Bak penampung air pertama (tower) : Bak penampungan air sungai a. Tinggi = 9,6 m. b. Ukuran bak = 3 x3 x 2 m³. c. Pipa paralon penyalur ke bak penampung kedua ada 2 pipa sejajar dengan ukuran 4 inchi. d. Jarak bak penampung pertama (tower) ke bak penampung kedua = 518 m. 5. Bak penampung air kedua : a. Ukuran = 20 x 10 x 2 m³. Dari bak penampungan yang Rumah mesin pompa kedua inilah air disalurkan ke petak petak sawah melalui saluran irigasi biasa. b. Antara bak penampungan pertama dengan bak penampungan kedua terdapat 2 outlet (pengeluaran) yang sewaktu-waktu dapat dibuka, bila diperlukan. Luas lahan yang diairi = 65 100 ha. - - 5

Ada pengembangan berupa pemasangan pipa dan pembuatan bak ukuran 2 x 2 x 2 m³ sebanyak 4 buah dan yang ukuran 4 x 4 x 2 m³ sebanyak 1 buah. Pipa dipasang dari bak penampungan kedua sepanjang 900 m dengan daimeter 3 inci dan yang 2 inci sepanjang 2.000 m. Dengan adanya tambahan pipa ini akan mempermudah & mempercepat pembagian air irigasi ke petak sawah. Dana pengembangan (tambahan) ini bersumber dari Kimpraswil propinsi yang disalurkan melalui Kepala Desa Rarang. Bak Penampungan Pertama Bak Penampungan Kedua Keragaan Pengembangan dan Dampak Ekonomi Pola tanam sebelum pembangunan irigasi pompa ini adalah Padi Palawija/Tembakau Bera dengan produktifitas padi rata rata tergolong rendah, 3,5 t/ha. Setelah pembangunan irigasi, pola tanam menjadi 3 kali setahun,yaitu Padi Palawija/Tembakau Palawija/Sayuran, dan produksi padi meningkat menjadi 5,4 t/ha, Dengan perubahan pola tanam tersebut maka terbuka peluang penambahan lapangan kerja, baik untuk tenaga kerja laki laki maupun perempuan. Pengalaman pada musim tanam tembakau yang lalu, bahwa para petani biasanya menyewa pompa air Rp.25.000 75.000,-/jam, sehingga biaya sewa bisa mencapai Rp.4.000.000,-/ha. Sedangkan biaya sewa pompa air dari KID pada musim tembakau yang lalu hanya Rp.15.000 20.000,-/jam berarti - - 6

ada penghematan biaya sekitar 65%. Kaur Pembangunan Desa Rarang menginformasikan bahwa uji coba pemanfaatan irigasi pompa pada 10 ha pertanaman tembakau berhasil meningkatkan hasil daun kering tembakau dari 1,5 t/ha menjadi 2,0 t/ha. Dengan harga jual Rp 18.000,-/kg, diperoleh pendapatan kotor sebesar Rp 36.000.000,-/ha. Dari hasil sewa pompa air, di kas KID telah terkumpul dana sebanyak Rp.7.786.000,-Pemanfaatannya oleh sebagian besar petani dan kelompok tani di wilayah KID Rarang Selatan digunakan untuk memelihara fasilitas pengairan ini yang diatur dalam awiq awiq, sehingga keberadaan Irigasi Sistem Pompa dan Perpipaan ini bisa lestari. Dampak Teknis. Sistem Irigasi Pompa dan Perpipaan ini telah dicontoh/ditiru oleh program penyediaan air minum di Desa Rarang dengan komponen komponen dan design yang sama. Kesimpulan Nilai swadaya masyarakat dalam pembangunan sarana irigasi di desa ini yang berupa tenaga dan material serta lahan ternyata cukup besar (47,10%) melebihi perkiraan semula (sekitar 20%). Hal ini memberi pelajaran yang berharga bahwa potensi partisipasi masyarakat dalam kegiatan pembangunan tidak bisa diabaikan. Pendekatan partisipatif yang dilakukan dalam kegiatan investasi desa ini juga telah menggugah kesadaran petani untuk memelihara aset yang dibangun secara kolektif. Pembangunan Sistem Irigasi Pompa dan Pipanisasi ini merubah pola tanam dari 2 kali tanam/tahun ( padi palawija/tembakau bera ) menjadi 3 kali tanam/tahun ( padi palawija/tembakau palawija/sayuran ), berarti terbukanya peluang kesempatan kerja yang lebih banyak bagi tenaga kerja/buruh pertanian. - - 7

Kecukupan air meningkatkan produktifitas padi dari 3,5 t/ha menjadi 5,4 t/ha; hasil tembakau meningkat dari 1,5 t/ha menjadi 2,0 t/ha daun kering, dan memperkecil resiko kegagalan panen tanaman kedua dan ketiga yang ditanam setelah padi dipanen Terwujudnya potensi baru dalam Pengembangan Agribisnis Pedesaan, yang akhirnya akan mewujudkan dampak positif yang lebih besar dan berkelanjutan bagi petani. Dengan kata lain pendapatan petani meningkat dan kehidupannya menjadi lebih sejahtera. - - 8