BAB 1 PENDAHULUAN. 1. Perencanaan Interior 2. Perencanaan Gedung 3. Perencanaan Kapal

dokumen-dokumen yang mirip
Gambar 4.1 Terminologi Baut.

PUNTIRAN. A. pengertian

Mekanika Bahan TEGANGAN DAN REGANGAN

Pembebanan Batang Secara Aksial. Bahan Ajar Mekanika Bahan Mulyati, MT

Diktat-elmes-agustinus purna irawan-tm.ft.untar BAB 2 BEBAN, TEGANGAN DAN FAKTOR KEAMANAN

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS KOLOM BAJA WF MENURUT TATA CARA PERENCANAAN STRUKTUR BAJA UNTUK BANGUNAN GEDUNG ( SNI ) MENGGUNAKAN MICROSOFT EXCEL 2002

Mesin atau peralatan serta komponenkomponenya pasti menerima beban operasional dan beban lingkungan dalam melakukan fungsinya.

TEGANGAN DAN REGANGAN

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

TEORI SAMBUNGAN SUSUT

VII ELASTISITAS Benda Elastis dan Benda Plastis

l l Bab 2 Sifat Bahan, Batang yang Menerima Beban Axial

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA. Berikut adalah data data awal dari Upper Hinge Pass yang menjadi dasar dalam

Kompetensi Dasar: 3.6 Menganalisis sifat elastisitas bahan dalam kehidupan sehari-hari. Tujuan Pembelajaran:

1. PERUBAHAN BENTUK 1.1. Regangan :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB II TEORI DASAR. Gambar 2.1 Tipikal struktur mekanika (a) struktur batang (b) struktur bertingkat [2]

SIFAT MEKANIK MATERIAL BAJA

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR MODUL 4 MODULUS ELASTISITAS

BAB II DASAR TEORI Sistem Transmisi

PENGGAMBARAN DIAGRAM INTERAKSI KOLOM BAJA BERDASARKAN TATA CARA PERENCANAAN STRUKTUR BAJA UNTUK BANGUNAN GEDUNG (SNI ) MENGGUNAKAN MATLAB

BAB II DASAR TEORI. c) Untuk mencari torsi dapat dirumuskan sebagai berikut:

I. TEGANGAN NORMAL DAN TEGANGAN GESER

V. UJI TARIK BAJA TULANGAN

Uji Kompetensi Semester 1

Dinamika. DlNAMIKA adalah ilmu gerak yang membicarakan gaya-gaya yang berhubungan dengan gerak-gerak yang diakibatkannya.

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1 Mesin CNC turning

GAYA GESER, MOMEN LENTUR, DAN TEGANGAN

Menguasai Konsep Elastisitas Bahan. 1. Konsep massa jenis, berat jenis dideskripsikan dan dirumuskan ke dalam bentuk persamaan matematis.

Bab II STUDI PUSTAKA

Rancang Bangun Sistem Chassis Kendaraan Pengais Garam

Pertemuan I,II,III I. Tegangan dan Regangan

MEKANIKA BAHAN (TKS 1304) GATI ANNISA HAYU PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS JEMBER

BAB II LANDASAN TEORI

DEFORMASI BALOK SEDERHANA

LANDASAN TEORI. Katungau Kalimantan Barat, seorang perencana merasa yakin bahwa dengan

SKRIPSI. Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik STEVANUS SITUMORANG NIM

d b = Diameter nominal batang tulangan, kawat atau strand prategang D = Beban mati atau momen dan gaya dalam yang berhubungan dengan beban mati e = Ek

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Pengertian rangka

BAB III PERENCAAN DAN GAMBAR

DESIGN UNTUK KEKUATAN LELAH

PERHITUNGAN BALOK DENGAN PENGAKU BADAN

Henny Uliani NRP : Pembimbing Utama : Daud R. Wiyono, Ir., M.Sc Pembimbing Pendamping : Noek Sulandari, Ir., M.Sc

BAB III PEMBAHASAN, PERHITUNGAN DAN ANALISA

BAB IV PEMBAHASAN Analisis Tekanan Isi Pipa

L p. L r. L x L y L n. M c. M p. M g. M pr. M n M nc. M nx M ny M lx M ly M tx. xxi

Laporan Praktikum MODUL C UJI PUNTIR

BAB I PENDAHULUAN. berkembang dan telah mempermudah manusia untuk melakukan pekerjaan

MATERI/MODUL MATA PRAKTIKUM

Bab 5 Puntiran. Gambar 5.1. Contoh batang yang mengalami puntiran

DASAR PENGUKURAN MEKANIKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

Tujuan Pembelajaran:

PROPOSAL TUGAS AKHIR DAFTAR ISI

BAB II DASAR TEORI 2.1 Sistem Transmisi 2.2 Motor Listrik

BAB 1 PENDAHULUAN. metoda desain elastis. Perencana menghitung beban kerja atau beban yang akan

ANALISA DONGKRAK ULIR DENGAN BEBAN 4000 KG

PERANCANGAN OVERHEAD TRAVELLING CRANE YANG DIPAKAI DI WORKSHOP PEMBUATAN PABRIK KELAPA SAWIT DENGAN KAPASITAS ANGKAT 10 TON

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembangunan prasarana fisik di Indonesia saat ini banyak pekerjaan

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB II STUDI PUSTAKA

MESIN PEMINDAH BAHAN PERANCANGAN HOISTING CRANE DENGAN KAPASITAS ANGKAT 5 TON PADA PABRIK PENGECORAN LOGAM

Laporan Praktikum Laboratorium Teknik Material 1 Modul D Uji Lentur dan Kekakuan

BAB IV SIFAT MEKANIK LOGAM

BAB I PENDAHULUAN Umum. Pada dasarnya dalam suatu struktur, batang akan mengalami gaya lateral

ANALISA KEGAGALAN POROS DENGAN PENDEKATAN METODE ELEMEN HINGGA

BAB III LANDASAN TEORI Klasifikasi Kayu Kayu Bangunan dibagi dalam 3 (tiga) golongan pemakaian yaitu :

PEGAS. Keberadaan pegas dalam suatu system mekanik, dapat memiliki fungsi yang berbeda-beda. Beberapa fungsi pegas adalah:

PEMASANGAN STRUKTUR RANGKA ATAP YANG EFISIEN

V. BATANG TEKAN. I. Gaya tekan kritis. column), maka serat-serat kayu pada penampang kolom akan gagal

MESIN PEMINDAH BAHAN

STUDI PERILAKU TEKUK TORSI LATERAL PADA BALOK BAJA BANGUNAN GEDUNG DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM ABAQUS 6.7. Oleh : RACHMAWATY ASRI ( )

Sifat Sifat Material

BAB III METODOLOGI PERENCANAAN

FISIKA XI SMA 3

BAB III PERANCANGAN. = 280 mm = 50,8 mm. = 100 mm mm. = 400 gram gram

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG RUSUNAWA UNIMUS

BAB II TEORI DASAR. unloading. Berdasarkan sistem penggeraknya, excavator dibedakan menjadi. efisien dalam operasionalnya.

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Prinsip Dasar Mesin Pencacah Rumput

BAB IV SIFAT MEKANIK LOGAM

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI

PERENCANAAN OVERHEAD TRAVELLING CRANE YANG DIPAKAI PADA PABRIK PELEBURAN BAJA DENGAN KAPASITAS ANGKAT CAIRAN 10 TON

BAB III PERANCANGAN DAN PERHITUNGAN

A. Pendahuluan. Dalam cabang ilmu fisika kita mengenal MEKANIKA. Mekanika ini dibagi dalam 3 cabang ilmu yaitu :

BAB 5 POROS (SHAFT) Pembagian Poros. 1. Berdasarkan Pembebanannya

MEKANIKA UNIT. Pengukuran, Besaran & Vektor. Kumpulan Soal Latihan UN

BAB II LANDASAN TEORI

5ton 5ton 5ton 4m 4m 4m. Contoh Detail Sambungan Batang Pelat Buhul

BAB III LANDASAN TEORI

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK MESIN UNIVERSITAS MEDAN AREA

Disamping gaya kontak ada juga gaya yang bekerja diantara 2 benda tetapi kedua benda tidak saling bersentuhan secara langsung. Gaya ini bekerja melewa

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

Perancangandanpembuatan Crane KapalIkanUntukDaerah BrondongKab. lamongan

BAB 6 SIFAT MEKANIK BAHAN

BAB II LANDASAN TEORI

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN Perencanaan Merencana, berarti merumuskan suatu rancangan dalam memenuhi kebutuhan manusia. Pada mulanya, suatu kebutuhan tertentu mungkin dengan mudah dapat diutarakan secara jelas, seperti contoh berikut : 1. Bagaimana caranya kita mendapatkan tenaga dalam jumlah yang besar, tetapi bersih, aman dan ekonomis tanpa menggunakan bahan bakar minyak dan tanpa merusak permukaan bumi ini? 2. Poros roda gigi ini menyusahkan; sudah delapan kali patah dalam enam minggu terakhir. Buatlah sesuatu untuk hal tersebut. Situasi perencanaan ditandai dengan ketidak-jelasan tetntang kebutuhan apa ataupun masalah apa yang harus dipecahkan. Perhatikan pula bahwa situasi tersebut bisa mengandung banyak masalah. Perencanaan, juga dapat dibagi atas beberapa golongan, misalnya : 1. Perencanaan Interior 2. Perencanaan Gedung 3. Perencanaan Kapal 5

4. Perencanaan Jalan Raya 5. Perencanaan Mesin 6. Perencanaan Teknik 7. Perencanaan Jembatan 8. Perencanaan Proses 9. Perencanaan Sistim Pemanas Dengan satu dan lain cara, hampir setiap orang sebenarnya terlibat dengan perencanaan dalam kehidupan sehari-hari, karena persoalan selalu timbul dan situasi selalu berkembang, dan hal ini selalu harus dipecahkan. Perencanaan mesin, berarti perencanaan dari sistim dan segala yang berkaitan dengan sifat mesin mesin, produk, struktur, alat-alat dan instrument. Pada umumnya, perencanaan mesin mempergunakan matematika, ilmu bahan dan ilmu mekanika teknik. Tahapan Perencanaan. Proses perencanaan yang menyeluruh juga perlu diperhatikan. Bagaimana akan memulainya? Apakah kita sekedar duduk di belakang meja dengan secarik kertas dan mencatat beberapa gagasan? Apa yang terjadi kemudian? Factor-faktor apa yang mempengaruhi atau yang mengatur keputusan yang akan diambil tersebut. Akhirnya, bagaimana proses perencanaan ini akan berakhir? Berikut adalah contoh tahapan-tahapan perencanaan dari awal hingga akhir. Pengenalan kebutuhan Perumusan masalah Sintesa Analisa dan optimasi Evaluasi Penyajian 1.1. Faktor-faktor pengubah U.S. yang biasa terhadap SI. Dengan beberapa pengecualian, singkatan dan lambang huruf yang tertulis adalah sesuai dengan yang telah disetujui oleh Asosiasi Standart Amerika (American Standart Association). 6

Tabel 1. Konversi Satuan Untuk mengubah dari Ke Di kalikan Dengan In M 0,0254 Kaki (feet) m 0,3048 In 2 mm 2 645,16 Gram dyne 980,66 Kg (gaya atau massa) N 9,81 lb (pound) massal Kg (massa) 0,4535 Kips (1000 lbs) KN 4,4482 Kg/m 2 N/m 2 (pascal) 9,8066 lb.in (momen) N.m 0,1129 Contoh : 1 lb = 4,448 N 1 ft = 0,3048 m 1 ft (kaki) = 12 inchi = 30,48 cm 1 inchi = 25,4 mm = 2,54 cm = 0,0254 m 1 pound (lb) = 0,453 kg 1.2. Terminologi (Lambang dan singkatan) Tabel 2. Lambang dan satuan A mm 2 Penampang D, d mm Diameter E N/mm 2 Modulus Young, modulus Elastisitas F N Gaya H mm Tinggi I x, I y mm 4 Momen Inersia bidang datar mm Panjang L mm Panjang batang M N mm Momen P N/mm 2 Tekanan bidang datar r Mm Jari-jari % Regangan patah - Regangan N/mm 2 Tegangan normal N/mm 2 Tegangan geser % Pengecilan patah - Angka gesekan / koefisien gesek - Kecepatan sudut n Put/menit Putaran - Effisiensi i - Jumlah - Koefisien kelangsingan 7

Koefisien / sudut T N mm Torsi Sudut puntir / kemiringan Tanda penjumlahan Penambahan / perubahan mm Diameter 1.3. Pertimbangan dalam Perencanaan (Design Consideration). Kelemahan dari suatu elemen adalah merupakan faktor yang paling penting dalam mencari geometri dan ukuran dari elemen tersebut. Kekuatan adalah merupakan syarat pertimbangan perencanaan yang penting. Pertimbangan perencanaan (Design Consideration), berarti menghubungkan dengan beberapa sifat yang mempengaruhi dari rencana dari elemen / seluruh system. Sejumlah factor yang harus dipertimbangkan diantaranya adalah : Kekuatan Komponen (component) Ukuran (dimension) Biaya (cost) Korosi (corrosion) Berat (weight) Gesekan (friction) pada perencanaan tertentu Bentuk (profile) Rancangan (design) Pemeliharaan (maintenance) Keandalan / mutu (quality) Kenyamanan Bahan (material) Sumber bahan Tujuan (objective) 8

1.4. Skema kegiatan merancang komponen mesin Para Desainer, sebelum Anda bekerja bukalah mata Anda dan berpikirlah! Beban Statis Dinamis Material Geometri Proses pengerjaan / Heat treament M, V,, T, Pengujian Faktor koreksi, kt,, safetyfactor = tegangan akibat beban = tegangan puntir ( Failure theory = teori kegagalan ) Gambar 1.1 Skema kegiatan perancangan 1.5. Pokok-pokok utama dan metoda kerja Desain yang berhasil, tidak berasal dari sekedar desain saja. Syarat pertama adalah dedikasi 100 persen terhadap tugas yang dihadapi. Menguasai pokok-pokok utama dan pengalaman adalah syarat kedua untuk menunjang keberhasilan sebuah desain. Adakalanya syarat kedua ini tidak termasuk dalam kegiatan merencana sebenarnya. 9

Pertanyaan yang timbul adalah, berapa besar factor pengalaman dalam menentukan pokokpokok Utama dan metoda-metoda kerja. Apa yang tidak kita alami secara langsung, tidaklah akan berkesan bagi kita, jelasnya : Kita dapat memetik hikmah dari pengalaman orang lain setelah kita mengalaminnya sendiri. Hasil pertama dari sebuah desain tidaklah pernah sempurna. Langkah demi langkah harus dijalani sebelum hasil yang ideal tercapai. Hal hal yang harus diperhatikan dalam pengembangan lanjut sebuah hasil desain sampai mencapai taraf tertentu adalah : Hambatan yang timbul Cara mengatasi efek sampingan yang tidak terduga Kemampuan untuk memenuhi tuntutan pemakai Kemampuan untuk mangatasi saingan Biaya (cost) 1.6. Faktor keamanan (Safety factor) Strenght (kekuatan) merupakan sifat suatu bahan atau suatu elemen mesin, kekuatan bahan tergantung pada bahan, pengerjaan ataupun pemrosesan bahan tersebut. Stress (ketegangan) sesuatu yang terjadi pada suatu elemen mesin karena adanya beban atau gaya. Kekuatan statis umumnya ditentukan berdasarkan pada pengujian tarik. A B Gambar 1.2 Diagram tengangan regangan 10

Titik A = Batas proposional, diagram mulai menyimpang dari garis lurus. Hukum Hooke : = E. hanya berlaku sampai titik A. titik B = titik serah (yield point), pertambahan strain lebih cepat dari tegangan, umumnya yield point sukar ditentukan lokasinya, maka digunakan offset -method yield point (offset - method) strain umumnya 0,2 % atau 0,5 % Untuk menentukan keamanan suatu elemen mesin. Misalkan : suatu elemen mendapat gaya F sedangkan batas maksimum yang dapat diterima adalah F maka SF = (SF = safety factor) Dalam batas elastis, maka sebanding dengan F Fu F SF = s atau SF = Ss Dimana : Ss = kekuatan geser yield S = tegangan geser yang terjadi = kekuatan yield = tegangan normal yang terjadi apabila = S SF = 1 tidak ada keamanan (kritis) margin of safety : m = SF 1 persamaan umum untuk tegangan : = Cl (x1, x2,..xi) F (F1, F2,.Fi) 11

C = konstanta Xi = dimensi dari elemen yang akan di design. Fi = gaya-gaya luar atau beban yang bekerja pada elemen tersebut. 1.7. Tegangan pada elemen mesin Tegangan Tarik dan Tekan. Bila beberapa sistem gaya luar / beban bekerja pada suatu benda dan sejajar dengan garis sumbu dapat dikatakan sebagai Tarikan. Gaya dalam memberikan perlawanan yang sama besarnya dengan gaya luar untuk setiap luas penampang benda disebut Tegangan. Tegangan yang bekerja pada benda tersebut dinamakan Tegangan tarik ( t). y t t P P P P P y t = P / A Gambar 1.3 Tegangan tarik Bila beberapa sistim gaya atau beban bekerja pada suatu benda dan sejajar dengan garis sumbu dapat dikatakan sebagai Tekanan. Gaya luar memberikan perlawanan yang sama besarnya dengan gaya dalam untuk setiap luas penampang benda disebut Tegangan. Tegangan yang bekerja pada benda tersebut dinamakan Tegangan Tekan ( d). y d d P P P P y d = P / A Gambar 1.4 Tegangan tekan Perobahan total panjang dari suatu benda (batang) disebabkan oleh gaya aksial, dinamakan Deformasi ( ), bila deformasi dibagi dengan panjang awal benda maka hasil bagi deformasi per 12

unit panjang dinamakan Perpanjangan (). Gaya tarik yang bekerja pada benda (batang) akan mampu menambah panjang, sehingga pada batang terjadi pengecilan penampang. t = l / l atau l = t. l Gaya tekan yang bekerja pada benda (batang) akan menempuh mengurangi panjang, sehingga pada batang terjadi pembesaran penampang. d = l / l atau l = d. l dimana : P = Gaya tarik / tekan yang bekerja pada benda (kg) A = Luas penampang benda (batang) (cm) l = Panjang awal batang (cm) l = Deformasi batang (cm) t = Perpanjangan oleh gaya tarik d= Perpendekkan oleh gaya tekan Modulus Elastisitas Hukum Hook menetapkan bahwa, suatu material yang dibebani tarik aksial, maka tegangan dan perpanjangan bertambah secara proposional (linier). Hubungan linier antara tegangan dan perpanjangan dapat digambarkan dengan suatu persamaan dan konstanta proposional ; E maka : =. E P. l P. l atau E = / = l A. l A. E dimana : E = Modulus Elastisitas / Modulus Young dari material (kg.cm) 13

1.8. Beban aksial dan tegangan normal Dalam kebanyakan keadaan praktis bila arah bidang khayal memotong sebuah bagian struktur yang dipilih dengan bijaksana, maka tegangan yang bekerja pada potongan tersebut akan sangat penting dan mudah menentukannya. Keadaan seperti ini terdapat pada suatu pembebanan batang aksial lurus dalam gaya tarik, asalkan bidang tersebut dibuat tegak lurus terhadap sumbu batang. Tegangan tarik yang bekerja pada potongan tersebut merupakan tegangan maximum, sedangkan potongan yang lain yang tidak tegak lurus pada sumbu batang akan mempunyai permukaan yang lebih luas untuk melawan gaya terpakai. Tegangan maximal merupakan yang paling penting karena cendrung akan memyebabkan kegagalan pada bahan tersebut. Bagian batang yang berada sebelah menyebelah pot. x -x berada dalam keseimbangan. Pada potongan tersebut dimana luas penampang batang adalah A, gaya yang setara dengan P harus di bentuk seperti pada gambar (c ), dan definisi tegangan normal atau tegangan yang berlaku tegak lurus pada potongan ini adalah : Gaya (N) = P / A atau 1-1 Luas (m) Pada sebuah potongan, sistim tegangan tarik yang dihitung oleh persamaan 1 1 memberikan suatu pengimbang pada gaya luar. Bila tegangan tegangan normal dihasilkan dengan luas kecil tak berhingga yang bersangkutan dan dijumlahkan untuk seluruh luas potongan, maka penjumlahan ini sama dengan gaya P, Selanjutnya resultante penjumlahan harus bekerja melalui titik berat sebuah irisan. Sebaliknya untuk mendapatkan distribusi tegangan yang merata pada sebuah batang, gaya aksial terpakai haruslah bekerja pada titik luas penampang. Sebagai contoh pada gambar di atas (a), tegangan tidak dapat diperoleh hanya dengan pers. 1 1 saja, pada irisan A A suatu sistim gaya yang setara dengan statis yang terbentuk tidak hanya dari gaya P, tapi juga dari momen lentur M yang harus menahan gaya luar. 14

1.9. Tipe dan profil dari kepatahan Untuk menentukan sebab-sebab kepatahan, pengetahuan tentang tipe-tipe kepatahan, profil kepatahan adalah sangat penting. Apakah kepatahan ini disebabkan oleh : Kekeliruan konstruksi Cara membuatnya Bahan kerja yang tidak cocok Ada hubungannya dengan cara pelayanan yang salah Kondisi kerja yang luar biasa Pertannyaan selanjutnya adalah berapa jauh kesimpulan yang dapat ditarik dari jalannya kepatahan, profil dan pengecekan kembali karakteristik bahan kerja. Tipe-tipe khas kepatahan dan jalan-jalannya kepatahan tergantung dari jenis pembebanan. a). Patah tak terkendali Plastis : Jalannya kepatahan searah dengan tegangan geser, sesuai dengan kolom I. Ini terjadi pada bahan yang liat, bila kekuatan statis dilampui. b). Patah tak terkendali Getas : Jalannya kepatahan searah dengan tegangan normal, sesuai dengan kolom II. Kepatahan ini timbul pada bahan kerja yang getas atau karena pengaruh suhu tinggi yang membuat bahan kerja menjadi getas. Juga terjadi pada komponen yang konstruksinya tidak memungkinkan untuk memuai yang menyebabkan tegangan kekuatan patah statis dilampaui. c). Patah Kekal : Kepatahan searah tegangan normal, sesuai dengan kolom II. Kepatahan ini timbul karena kekuatan kekal yang disebabkan oleh kekuatan takik (tegangan puncak) menjadi sangat menurun dilampaui. Menjalarnya kepatahan kekal seringkali dapat dikenal dari tanda garis keretakan dan patah tak terkendali pada permukaan yang kasar. 15

Soal : 1. Apakah yang dimaksud dengan Perencanaan Mesin, jelaskan secara singkat & jelas? 2. Ketika kita ingin merancang atau mendesain suatu mesin/produk, apakah mesin/produk tersebut sudah bisa digunakan 100%, beri uraian singkat anda? 3. Sebutkan sebab-sebab terjadinya kepatahan? Pembahasan : 1. Perencanaan dari suatu mesin adalah perencanaan dari sistim dan segala sesuatu yang berkaitan dengan sifat mesin mesin, produk, struktur, alat-alat dan instrument. 2. Hasil pertama dari sebuah desain atau produk pada umumnya belum atau tidaklah pernah sempurna seperti yang kita inginkan, karma memerlukan pengujian untuk mendapatkan kualitas mesin atau produk yang lebih baik. Langkah demi langkah harus dijalani sebelum hasil yang ideal tercapai. Beberapa hal hal yang harus diperhatikan dalam pengembangan lanjut sebuah hasil desain sampai mencapai taraf tertentu adalah sebagai berikut : Cara mengatasi efek sampingan yang tidak terduga Kemampuan untuk memenuhi tuntutan pemakai Hambatan yang timbul Biaya (cost) Kemampuan untuk mangatasi saingan 3. a. Bahan kerja yang tidak sesuai b. Kekeliruan dalam sebuah konstruksi c. Cara membuat yang salah d. Cara pelayanan yang salah e. Kondisi kerja yang luar biasa 16