PENGARUH PERLAKUAN VARIASI JENIS GULA TERHADAP TINGKAT KESUKAAN DODOL PEPAYA (Carica vasconcellea)

dokumen-dokumen yang mirip
I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

PENGARUH PENAMBAHAN GULA PASIR DAN GULA MERAH TERHADAP TINGKAT KESUKAAN DODOL NANAS

IV HASIL DAN PEMBAHASAN. pengkukusan kacang hijau dalam pembuatan noga kacang hijau.

VARIASI KOMPOSISI BAHAN BAKU TERHADAP MUTU ORGANOLEPTIK MIE TEPUNG PISANG

PENGARUH PENAMBAHAN GULA AREN DAN SUHU PEMANASAN TERHADAP ORGANOLEPTIK DAN KUALITAS SIRUP AIR KELAPA

PENGEMBANGAN PENGOLAHAN SEREAL UNTUK PRODUK DODOL DAN BAKSO SEHAT. H. Jalil Genisa

KESIMPULAN DAN SARAN KESIMPULAN. Hasil penelitian menunjukkan bahwa subtitusi pati ganyong pada

SUBTITUSI TEPUNG UBI JALAR DALAM PEMBUATAN BOLU GULUNG SWEET POTATO FLOUR SUBSTITUTION OF ROLL CAKE

SIFAT KIMIA DAN TINGKAT KESUKAAN PERMEN KERAS (Hard Candy) SARI BUAH PALA (Myristica fragrans houtt famili myristicaseae)

MUTU DODOL PISANG BERDASARKAN SUBTITUSI BERBAGAI JENIS PISANG (Musa paradisiaca) Quality of Bananas Dodol By Substituting Different Types Of Bananas

PENGARUH PERBANDINGAN GULA MERAH DENGAN SUKROSA DAN PERBANDINGAN TEPUNG JAGUNG, UBI JALAR DENGAN KACANG HIJAU TERHADAP KARAKTERISTIK JENANG

I. PENDAHULUAN. dan dikenal dengan nama latin Cucurbita moschata (Prasbini et al., 2013). Labu

EVALUASI SENSORI KONSUMEN PADA DODOL RUMPUT LAUT (Eucheuma cottoni) DENGAN PENAMBAHAN TEPUNG KANJI DAN TEPUNG KETAN.

PENGARUH PENGGUNAAN PEWARNA ALAMI, WAKTU PENGUKUSAN DAN SUHU TERHADAP PEMBUATAN SNACK MIE KERING RAINBOW

I PENDAHULUAN. (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu. dan termasuk ke dalam famili Solanacea. Buahnya merupakan sumber vitamin

I. PENDAHULUAN. Pengembangan komoditi perkebunan menempati prioritas yang tinggi dalam

BAB I PENDAHULUAN. selai adalah buah yang masak dan tidak ada tanda-tanda busuk. Buah yang

PEMANFAATAN RESIDU BREM SEBAGAI BAHAN SUBSTITUSI PEMBUATAN ARENIA STICKY RICE

Kata Kunci : langsat, selai, sukrosa, uji organoleptik, uji proksimat

3. METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Biologi A

KADAR PROTEIN DAN BETAKAROTEN BAKSO IKAN TUNA YANG DIPERKAYA JAMUR MERANG (Volvariella volvaceae) DAN UMBI WORTEL NASKAH PUBLIKASI

EVALUASI MUTU DODOL DENGAN VARIASI PENAMBAHAN BUAH JAMBU BIJI MERAH ( Psidium guajava L., ) DAN GULA PASIR

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penyangraian bahan bakunya (tepung beras) terlebih dahulu, dituangkan

PENGOLAHAN BUAH-BUAHAN

UJI ORGANOLEPTIK DAN DAYA SIMPAN SELAI GULMA KROKOT

INOVASI PEMBUATAN ANEKA PRODUK OLAHAN DARI BENGKUANG. OLEH : Gusti Setiavani, STP. MP

PENGARUH PENAMBAHAN SUKROSA DAN GLUKOSA PADA PEMBUATAN PERMEN KARAMEL SUSU KAMBING TERHADAP SIFAT KIMIA, MIKROBIOLOGI DAN ORGANOLEPTIK

Proses pengolahan dodol susu terbagi atas pengadaan bahan, persiapan bahan, pernasakan, pendinginan, pengirisan, pembungkusan, dan pengepakan.

PEMBUATAN SUSU DARI KULIT PISANG DAN KACANG HIJAU

Pengaruh Penambahan Gula Aren (Arenga pinnata Wurmb Merrill) Terhadap Cita-Rasa Wadi Ikan Patin (Pangasius sp.)

Food Science and Culinary Education Journal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mengandung 83-87,5 g air; 3,3 4,9 g protein dan; 4 7,3 g lemak. Susu kambing

PEMANFAATAN Gracilaria sp. DALAM PEMBUATAN PERMEN JELLY

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil sidik ragam kadar protein kecap manis air kelapa menunjukkan

PENGARUH PENAMBAHAN KOSENTRAT PROTEIN IKAN GABUS (Channa striata) TERHADAP MUTU KUE SEMPRONG. Oleh:

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

KAJIAN MUTU MOCHI YANG DIFORTIFIKASI DENGAN KONSENTRAT PROTEIN IKAN GABUS (Channa striata) Oleh

PERBANDINGAN SATO IMO DAN TEPUNG TERIGU DALAM PENGOLAHAN MIE SATO IMO DENGAN FORTIVIKASI KLOROFIL

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Pengaruh Komposisi Sirup Glukosa dan Variasi Suhu Pengeringan Terhadap Sifat Fisiko - Kimia dan Inderawi Dodol Rumput Laut (Eucheuma spinosium)

BAB I PENDAHULUAN. penyakit pada konsumen (Silalahi, 2006). Salah satu produk yang. makanan ringan, jajanan atau cemilan. Makanan ringan, jajanan atau

PENGARUH FORMULASI PENAMBAHAN TEPUNG SUKUN DALAM PEMBUATAN MIE KERING. Panggung, kec. Pelaihari, kab Tanah Laut, Kalimantan Selatan

YUWIDA KUSUMAWATI A

EFFECT OF SORGHUM FLOUR

I. PENDAHULUAN. makanan selingan berbentuk padat dari gula atau pemanis lainnya atau. makanan lain yang lazim dan bahan makanan yang diijinkan.

KARAKERITIK SELAI BUAH PALA: PENGARUH PROPORSI GULA PASIR, GULA KELAPA DAN NENAS

PENGARUH PENGGUNAAN EMBACANG TERHADAP KUALITAS DODOL MIMI KOMALA SARI

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai dengan Juli 2013 di

PENGARUH PENAMBAHAN LABU KUNING (Cucurbita moschata ) TERHADAP KUALITAS FISIKOKIMIA DODOL

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

I PENDAHULUAN. Identifikasi Masalah, (3) Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka

TINGKAT KESUKAAN PETIS DARI CAIRAN HASIL PEMINDANGAN BANDENG DENGAN PENAMBAHAN TEPUNG TAPIOKA YANG BERBEDA

I. PENDAHULUAN. kayu yang memiliki nilai gizi tinggi dan dapat dimanfaaatkan untuk berbagai jenis

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN

LAPORAN PRAKTEK TEKNOLOGI MAKANAN PEMBUATAN NUGGET AYAM

PEMANFATAN LIMBAH BUAH NANAS DALAM PEMBUATAN NATA DE PINA (PINEAPPLE FRUIT WASTE UTILIZATION FOR THE MAKING OF NATA DE PINA)

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang Penelitian, (2)

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

TEKNOLOGI PEMBUATAN SAUS TOMAT Oleh: Masnun Balai Pelatihan Pertanian Jambi I. PENDAHULUAN

PEMBUATAN SAOS CABE MERAH Nurbaiti A. Pendahuluan Cabe merah merupakan salah satu komoditas hortikultura yang mempunyai nilai ekonomis cukup tinggi

BAB II DATA DAN ANALISA

KANDUNGAN VITAMIN C DAN UJI ORGANOLEPTIK FRUITHGURT KULIT BUAH SEMANGKA DENGAN PENAMBAHAN GULA AREN DAN KAYU SECANG NASKAH PUBLIKASI

PEMANFAATAN JANTUNG PISANG KEPOK KUNING (Musa paradisiaca) TEPUNG KEDELAI DAN TEPUNG TAPIOKA SEBAGAI BAHAN TAMBAHAN PADA BAKSO DAGING SAPI

UJI DAYA TERIMA DAN KANDUNGAN GIZI NASI DENGAN PENAMBAHAN LABU KUNING DAN JAGUNG MANIS

BAB III METODE PENELITIAN. Pengujian Mutu Hasil Perikanan (LPPMHP) Provinsi Gorontalo dan analisis

Evaluasi Kualitas Sensoris Muffin Berbahan Baku Pisang Goroho (Musa acuminate sp.)

KARAKTERISTIK BAKSO IKAN PATIN (Pangasius hypophthalmus) DENGAN PENAMBAHAN JANTUNG PISANG KEPOK (Musa paradisiaca) TERHADAP PENERIMAAN KONSUMEN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

UJI KOMPOSISI BAHAN BAKU TERASI DENGAN MENGGUNAKAN ALAT PENCETAK TERASI

Natallo Bugar dan Hermansyah, Uji Sensoris Pada Pembuatan Mie Basah Dengan Penambahan Surimi

Food Science and Culinary Education Journal

KOMBINASI TEPUNG TAPIOKA DENGAN PATI SAGU TERHADAP MUTU BAKSO JANTUNG PISANG DAN IKAN PATIN

Food Science and Culinary Education Journal

KARAKTERISTIK SNACK BARS BERBAHAN DASAR TEPUNG KACANG HIJAU DAN PISANG LOKAL SKRIPSI. Oleh MUHAMMAD DHANY ISMAIL

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PROGRAM STUDI DIPLOMA III TEKNIK KIMIA JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2015

MUTU KIMIA DAN ORGANOLEPTIK PERMEN JELLY RUMPUT LAUT GELATIN SAPI

HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH PENAMBAHAN BUAH DURIAN (Durio zibethinus murr.) TERHADAP KADAR AIR, TEKSTUR, RASA, BAU DAN KESUKAAN KARAMEL SUSU KAMBING

BAB III METODE PENELITIAN

Menerapkan Teknik Pengolahan Menggunakan Media Penghantar Panas. KD 1. Melakukan Proses Pengolahan Abon Ikan

Kata kunci: Sorbet, terong belanda, buah bit, carboxy methyl cellulose, antioksidan.

PERBANDINGAN KADAR GLUKOSA DAN UJI ORGANOLEPTIK PRODUK OLAHAN MAKANAN DENGAN BAHAN DASAR KENTANG DAN UBI JALAR

ANALISIS MUTU KECAP AIR KELAPA DENGAN PENAMBAHAN KEDELAI DAN JAGUNG (Analysis of Quality Coconut Water Soy Sauce with the Addition of Soy and Corn)

I PENDAHULUAN. selain sebagai sumber karbohidrat jagung juga merupakan sumber protein yang

I. PENDAHULUAN. kuning atau merah (Prajnanta, 2003).

HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Perlakuan terhadap Sifat Fisik Meatloaf. Hasil penelitian mengenai pengaruh berbagai konsentrasi tepung tulang

JURNAL TEKNOLOGI AGRO-INDUSTRI Vol. 3 No.1 ; Juni 2016 ISSN OPTIMASI PEMBUATAN KURTO (KURMA TOMAT)

M. Yogie Nugraha 1), Edison 2), and Syahrul 2) Abstract

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. batok sabut kelapa (lunggabongo). Sebelum dilakukan pengasapan terlebih dahulu

Pengolahan hasil pertanian dalam pelatihan ini dimaksudkan untuk mengubah bentuk bahan baku menjadi bahan

I PENDAHULUAN. Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka

PENGARUH WAKTU PENGUKUSAN YANG BERBEDA TERHADAP KUALITAS PRESTO IKAN SEPAT SIAM (TRICHOGASTER PECTORALIS)

PENGARUH SUBSTITUSI SUKROSA DENGAN FRUKTOSA PADA PROSES PEMBUATAN ROTI BERBAHAN DASAR TEPUNG TERHADAP SIFAT FISIKOKIMIA SKRIPSI.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan teknologi pangan semakin maju seiring dengan perkembangan zaman. Berbagai inovasi pangan dilakukan

Transkripsi:

PENGARUH PERLAKUAN VARIASI JENIS GULA TERHADAP TINGKAT KESUKAAN DODOL PEPAYA (Carica vasconcellea) THE EFFECT OF SUGAR VARIATION ON PREFERRENCY OF PAPAYA (Carica vasconcellea) DODOL 1) Sukmawati 1), Methatias Ayu M 2), Lina Widawati 3) Program Studi Teknologi Pangan Fakultas Pertanian UNIVED 2) Program Studi Teknologi Pangan Fakultas Pertanian UNIVED 3) Program Studi Teknologi Pangan Fakultas Pertanian UNIVED ABSTRAK Pepaya (Carica vasconcelea) merupakan buah tropis yang memiliki kandungan gizi yang tinggi. Secara umum, buah pepaya matang dikonsumsi langsung, tetapi juga bisa diolah menjadi produk makanan seperti dodol pepaya. Dodol merupakan salah satu produk olahan buah termasuk dalam jenis makanan semin basah yang terdiri dari campuran tepung beras dan gula. Untuk menghasilkan dodol pepaya sesuai dengan kualitas yang diharapkan maka dilakukan penelitian menggunakan beberapa jenis gula dalam pembuatan dodol pepaya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kesukaan panelis terhadap dodol pepaya berdasarkan parameter warna, rasa dan tekstur. Perlakuan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kombinasi dari gula, yaitu penambahan gula merah dan gula pasir, gula merah dan gula kelapa, gula kelapa dan gula pasir. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis organoleptik. Dari hasil penelitian ini adalah bahwa dri segi parameter warna, dodol pepaya yang paling disukai adalah pengolahan dodol pepaya dengan penambahan gula aren dan gula kelapa. Dari segi parameter rasa, dodol pepaya yang paling disukai adalah pengolahan dodol pepaya dengan penambahan gula merah dan gula pasir. Dari segi parameter tekstur, dodol pepaya yang paling disukai adalah pengolahan dodol pepaya dengan penambahan gula merah dan gula pasir. Kata kunci : Dodol pepaya, Gula, Tingkat kesukaan ABSTRACT Papaya ( Carica vasconcelea ) is a tropical fruit that has a high nutrient content. In general, ripe papaya fruit is consumed directly, but can also be processed into food products such as papaya dodol. Dodol is one of the processed fruit products are included in this type of semi- moist food consisting of a mixture of rice flour and sugar. To produce papaya dodol accordance with the expected quality used some kind of sugar in the making. This study aims to determine the level of papaya dodol a panelist to both of the parameters of color, flavor and texture. The treatments used in this study is a combination of sugars, namely the addition of brown sugar and granulated sugar, brown sugar and coconut sugar, coconut and sugar and granulated sugar. The analysis used in this study is the organoleptic analysis. From the results of this research is that in terms of the parameters of color, papaya dodol most preferred is the treatment of papaya with the addition of palm sugar and coconut sugar. In terms of taste parameters, papaya dodol most preferred is the treatment of papaya with the addition of brown 36

sugar and granulated sugar. In terms of texture parameters, papaya dodol most preferred is the treatment of papaya with the addition of brown sugar and granulated sugar. Keywords : Papaya dodol, sugar, Preferrency PENDAHULUAN Pepaya (Carica vasconcelea) merupakan tanaman tropis yang bernilai ekonomis tinggi, karena semua bagian dari tanaman ini dapat dimanfaatkan untuk berbagai macam kegunaan seperti olahan untuk sayur, kosmetik dan juga olahan makanan. Buah papaya juga memiliki kandungan gizi yang tinggi teutama pro vitamin A. Buah pepaya masak biasa dikonsumsi secara segar akan tetapi juga dapat diolah menjadi saos, manisan pepaya, dodol pepaya dan sebagainya. Menurut Standar Nasional Indonesia, dodol adalah produk makanan yang dibuat dari tepung beras ketan, santan kelapa dan gula dengan atau tanpa penambahan bahan makanan dan bahan tambahan makanan lain yang diizinkan (SNI, 1992). Tepung beras ketan berfungsi sebagai bahan pengikat dan dapat meningkatkan jumlah kabohidrat dalam dodol buah. Gula dalam pembuatan dodol berfungsi untuk memberikan rasa manis dan kandungan gula yang tinggi dalam dodol dapat meningkatkan umur simpan makanan semi basah ini (Satuhu, 2004). Dalam pembuatan dodol pepaya, gula berperan penting dalam menentukan mutu dodol pepaya. Gula dalam pembuatan dodol pepaya sangat berperan penting karena sebagai pencipta rasa manis pada dodol, gula juga merupakan bahan pengawet alami pada makanan, tanpa gula dodol mungkin tidak akan banyak diminati oleh konsumen. Gula juga terbagi menjadi beberapa macam yaitu gula aren, gula kelapa dan gula pasir. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kesukaan panelis terhadap dodol pepaya dengan kombinasi jenis gula baik dari parameter warna, rasa dan kekenyalan.. METODE PENELITIAN Bahan dan Alat Bahan yang digunakan dalam penelitian iniadalah buah pepaya gunung yang memiliki tingkat kematangan yang seragam, tepung ketan, santan, gula pasir, gula aren, gula kelapa dan garam. Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah baskom, pisau. parutan, wajan, pengaduk kayu, timbangan, kompor gas, keranjang 37

plastik, saringan, kuali, plastik pembungkus. Metode Penelitian dilakukan pada pengolahan dodol pepaya dengan melakukan 3 variasi bahan dasar yang berbeda yaitu perlakuan penambahan gula aren dan gula pasir, perlakuan penambahan gula aren dan gula kelapa, perlakuan penambahan gula pasir dan gula kelapa dengan tahapan pembuatan dodol pepaya sebagai berikut : A. Persiapan Gula Sesuai Perlakuan Perlakuan penambahan gula aren dan gula pasir ( 1:1 ) Perlakuan penambahan gula aren dan gula kelapa ( 1:1 ) Perlakuan penambahan gula kelapa dan gula pasir ( 1:1 ) B. Pengolahan dodol pepaya 1. Pencampuran gula sesuai perlakuan dengan santan, tepung ketan, buah papaya yang sudah dihaluskan dan garam. 2. Pemasakan dan diaduk aduk hingga mengental 3. Setelah didinginkan selama ± 1 jam sampai adonan dingin. C. Uji organoleptik HASIL DAN PEMBAHASAN Oganoleptik Warna Warna penting bagi banyak makanan, baik bagi makanan yang tidak diproses maupun bagi yang dimanufaktur. Bersama-sama dengan bau, rasa, dan tekstur warna memegang peranan penting dalam penerimaan makanan (Deman, 1997). Suatu bahan makanan yang dinilai bergizi, enak, dan teksturnya sangat baik tidak akan dimakan apabila memiliki warna yang tidak sedap dipandang atau memberi kesan menyimpang dari warna yang seharusnya (Winarno, 1997). Rerata kesukaan panelis terhadap warna dodol pepaya dengan perlakuan kombinasi gula berkisar antara 1,47 (suka) sampai 3,73 (tidak suka). Hasil analisis warna dodol pepaya dapat dilihat pada Tabel 1 dan Tabel 2. Tabel 1. Nilai Rerata Kesukaan Warna Dodol Pepaya Variasi Perlakuan Perlakuan Gula Aren dan Gula Pasir Perlakuan Gula Pasir dan Gula Kelapa Perlakuan Gula Aren dan Gula Kelapa Warna 2,00 3,73 1,47 Skala penilaian : 1 = Sangat suka, 2 = Suka, 3 = Agak suka, 4 = Tidak suka, 5 = Sangat tidak suka 38

Tabel 2. Anova Warna SV DB JK MS F. Hitung F. Tabel Penelis Perlakuan Error Total 79 2 158 239 325,796 955,265 2894,22 4,124 477,632 18,427 0,22 25,92 1,36 3,06 Ket : F Hit < F Tab F Hit > F Tab Tidak berbeda nyata Beda nyata Dari Tabel 2 dapat diketahui dari segi panelis tidak berbeda nyata yang hal ini berarti dari kedelapan puluh panelis menilai warna dodol pepaya tidak berbeda. Dai segi perlakuan penggunaan kombinasi gula, dai ketiga perlakuan memberikan perbedan yang nyata. Dari Tabel 1 juga dapat dilihat bahwa dodol pepaya yang paling disukai yaitu dodol pepaya dengan perlakuan penambahan gula aren dan gula kelapa dengan rerata penilaian pada skala suka. Hal tersebut dikarenakan dodol yang dihasilkan memiliki warna yang khas dan menarik dibandingkan dengan warna yang dihasilkan oleh dodol dengan perlakuan penggunaan gula yang lain. Warna yang dimiliki dodol pepaya dengan penambahan gula aren dan gula kelapa adalah warna merah kecoklatan hal tersebut karena pengaruh dari warna khas gula aren dan gula kelapa itu sendiri. Sedangkan untuk warna dodol pepaya pada perlakuan penambahan gula aren dan gula pasir juga disukai oleh penelis warna yang dihasilkan yaitu warna coklat yang lebih tua, sedangkan yang kurang begitu disukai oleh penelis adalah perlakuan penambahan gula pasir dan gula kelapa karena warna yang dihasilkan lebih pucat yaitu warna coklat kekuningan warna yang kurang menarik karena seperti dodol yang belum masak. Menurut Purwanto, dkk (2013), warna dodol rumput laut yang dipengaruhi oleh warna coklat yang terbentuk. Reaksi pencoklatan juga dipengaruhi oleh nilai aw. Di dalam bahan pangan, reaksi pencoklatan non enzimatis akan meningkat bila aw dinaikkan dan akan mencapai maksimum pada batas nilai aw bahan pangan semi basah. Organoleptik Rasa Analisis organoleptik dari segi rasa menunjukkan tingkat kesukaan panelis terhadap rasa pedas, manis, asam dan gurih yang dihasilkan. Rerata kesukaan panelis terhadap rasa dodol pepaya akibat perlakuan kombinasi gula berkisar antara 1,57 (suka) sampai 3,00 (agak suka). Hasil analisis rasa dodol pepaya dapat dilihat pada Tabel 3 dan Tabel 4. 39

Tabel 3. Rerata Kesukaan Rasa Dodol Pepaya Variasi Perlakuan Perlakuan Gula Aren dan Gula Pasir Perlakuan Gula Pasir dan Gula Kelapa Perlakuan Gula Aren dan Gula Kelapa Rasa 1,57 3,00 2,00 Skala penilaian : 1 = Sangat suka, 2 = Suka, 3 = Agak suka, 4 = Tidak suka, 5 = Sangat tidak suka Tabel 4. Anova Rasa SV DB JK MS F. Hitung F. Tabel Penelis Perlakuan Error Total 79 2 158 239 788,6 1240,635 1809,235 0,98 620,31 11,45 0,87 54,17 1,36 3,06 Ket : F Hit < F Tab = Tidak berbeda nyata F Hit > F Tab = Berbeda nyata Berdasarkan rerata tingkat kesukaan terhadap rasa dodol pepaya diketahui rasa dodol pepaya pada 3 variasi perlakuan yang berbeda maka didapat hasil adalah perlakuan penambahan gula aren dan gula pasir dengan nilai rerata 1,57 termasuk kedalam katagori nilai yang disukai dan selanjutnya pada konsentrasi perlakuan penambahan gula pasir dan gula kelapa dengan nilai rerata 3,00 termasuk kedalam katagori nilai agak suka hal ini berarti tidak begitu disukai, perlakuan penambahan gula aren dan gula kelapa dengan nilai rerata 2 termasuk kedalam katagori suka. Akan tetapi dari ketiga perlakuan tersebut dilihat dari nilai reratanya yang paling disukai adalah perlakuan penambahan gula aren dan gula pasir karena rasa yang dihasilkan perlakuan tersebut menghasilkan rasa manis yang pas, sehingga disukai oleh konsumen. Pada perlakuan penambahan gula aren dan gula kelapa yang juga disukai oleh beberapa penelis yang mungkin bukan penggemar rasa manis karena rasa dodol pepaya yang dihasilkan memiliki rasa manis yang tidak terlalu kuat hal ini karena dipengaruhi oleh kadar sukrosa yang dikandung oleh gula aren sebesar 84,31% dan gula kelapa 75,63% yang cukup berbeda dengan kandungan sukrosa yang dikandung oleh gula pasir yang lebih besar 97,10%. Sedangkan untuk perlakuan penambahan gula pasir dan gula kelapa rasa yang dihasilkan sangat berbeda dengan perlakuan yang lain, rasa yang dihasilkan tidak terlalu manis akan tetapi lebih dominan rasa pepaya gunung yang memiliki rasa asam dan berbau tidak enak, sehingga sebagian penelis kurang 40

begitu menyukai hasil dodol pepaya dari perlakuan penambahan gula pasir dan gula kelapa tersebut. Tabel anova rasa diatas menunjukan penilaian antara panelis tidak berbeda nyata, sedangkan perlakuan dari tiga sampel berbeda nyata. Hal ini berarti perlakuan yang diberikan menghasilkan pengaruh yang nyata pada parameter rasa karena rasa yang dihasilkan berbeda nyata. Menurut Winarno (1991) dalam Marpaung (2001), bahwa rasa dodol rumput laut yang timbul didominasi oleh rasa karena karamel yang timbul karena adanya kandungan gula dan adanya pemanasan yang suhunya melampaui titik leburnya. Tekstur Untuk dapat merasakan tekstur suatu produk digunakan indera peraba. Indera peraba yang biasa digunakan untuk makanan biasanya di dalam mulut dengan menggunakan lidah dan bagianbagian di dalam mulut, dapat juga dengan menggunakan tangan sehingga dapat merasakan tekstur suatu produk makanan. Tekstur juga menjadi salah satu faktor penentu kualitas yang perlu diperhatikan. Analisis organoleptik dari segi tekstur menunjukkan tingkat kesukaan panelis terhadap tekstur sambal hijau tempoyak. Rerata kesukaan panelis terhadap tekstur dodol pepaya akibat perlakuan kombinasi jenis gula berkisar antara 1,55 (suka) sampai 3,16 (agak suka). Hasil analisis tekstur dodol pepaya dapat dilihat pada Tabel 5 dan Tabel 6. Tabel 5. Nilai rerata kesukaan kekenyalan dodol pepaya Variasi Perlakuan Kekenyalan Perlakuan Gula Aren dan Gula Pasir 1,55 Perlakuan Gula Pasir dan Gula Kelapa 3,16 Perlakuan Gula Aren dan Gula Kelapa 2,20 Skala penilaian : 1 = Sangat suka, 2 = Suka, 3 = Agak suka, 4 = Tidak suka, 5 = Sangat tidak suka 4.3.1 Tabel Anova Kekenyalan SV DB JK MS F. Hitung F. Tabel Penelis Perlakuan Error Total 79 2 158 239 932,33 1364,93 2088,26 11,80 682,24 13,21 0,89 51,64 1,36 3,06 Ket : F Hit < F Tabel F Hit > F Tabel Tidak berbeda nyata Berbeda nyata 41

Berdasarkan rerata tingkat kesukaan penelis terhadap tekstur dodol pepaya diketahui bahwa tekstur dodol pepaya dari tiga variasi perlakuan yang berbeda tersebut maka hasilnya adalah perlakuan penambahan gula aren dan gula pasir dengan nilai rerata 1,55 termasuk kedalam katagori nilai yang disukai dan selanjutnya pada konsentrasi perlakuan penambahan gula pasir dan gula kelapa nilai rerata 3,16 termasuk kedalam katagori nilai agak suka, perlakuan penambahan gula aren dan gula kelapa dengan nilai rerata 2,20 termasuk kedalam kategori disukai. Penambahan gula memiliki pengaruh terhadap rasa dan tekstur makanan karena gula berfungsi sebagai sumber nutrisi dalam bahan makanan, gula juga sebagai pembentuk tekstur dan bentuk flavour melalui reaksi pencoklatan. Peristiwa pencoklatan non enzimatis pada senyawa gula adalah karamelisasi. Karena adanya pemasakan gula pada dodol pepaya menimbulkan proses karamelisasi sehingga mempengaruhi perubahan tekstur pada dodol papaya, hal ini ditunjukan dari kekenyalan yang dihasilkan. Berdasarkan hasil uji organoleptik yang dilakukan diketahui tekstur dodol pepaya yang paling disukai penelis adalah perlakuan penambahan gula aren dan gula pasir, hal tersebut dikarenakan dodol yang dihasilkan oleh kedua perlakuan tersebut hampir sama, dengan tekstur atau tingkat kekenyalan yang disukai konsumen. Sedangkan perlakuan penambahan gula pasir dan gula kelapa memiliki tekstur yang tidak begitu kenyal dan hasilnya lengket, hal tersebut dipengaruhi oleh kandungan sukrosa pada gula aren dan gula kelapa yang rendah sedangkan kadar airnya tinggi dibandingkan dengan gula pasir. Oleh sebab itu penelis kurang menyukai tekstur atau tingkat kekenyalannya. Berdasarkan tabel anova tekstur diatas dapat diketahui antara panelis tidak berbeda nyata, sedangkan perlakuan dari tiga sampel berbeda nyata. Dan hal ini berarti perlakuan yang diberikan menghasilkan pengaruh yang nyata pada parameter tekstur. Menurut Purnomo (1995), umumnya konsumen menyukai makanan yang mempunyai aw yang tinggi. Alasannya karena konsumen menyukai bahan pangan yang agak basah serta mudah dikunyah. Jadi kebasahan, empuk, mudah dikunyah, merupakan faktor tekstur yang dikehendaki. Tekstur yang keras pada dodol rumput laut disebabkan proses pengeringan dimana terjadi proses penarikan air dari bahan (Winarno, 1992). Selain pengeringan, tekstur dodol pepaya juga dipengaruhi oleh jenis rumput laut yang digunakan. 42

SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian tentang pengaruh perlakuan penggunaan gula terhadap tingkat kesukaan dodol pepaya dapat disimpulkan bahwa : 1. Untuk parameter warna, penelis sangat menyukai sampel dengan perlakuan penambahan gula aren dan gula kelapa, karena warna yang dihasilkan tidak terlalu gelap dan menarik. Ditunjukan dari nilai 1,47 yaitu sangat suka. 2. Untuk parameter rasa, penelis lebih menyukai rasa yang dihasilkan dari perlakuan penambahan gula aren dan gula pasir, karena memiliki rasa manis yang pas tidak membuat bosan bagi yang memakannya. Hal ini ditunjukan dari nilai 1,57 yaitu sangat suka. 3. Untuk parameter tekstur, penelis menyukai dodol yang dihasilkan perlakuan penambahan gula aren dan gula pasir hal ini ditunjukan dari nilai perlakuan gula pasir dan gula aren dengan nilai 1,55 yang menunjukan skala penilaian suka. DAFTAR PUSTAKA Marpaung, P. 2001. Pengaruh Konsentrasi Gula Pasir Terhadap Mutu Dodol Rumput Laut. Skripsi. Program Studi Teknologi Hasil Perikanan. FPIK IPB. Bogor. Punomo, H. 1995. Aktivitas Air dan Peranannya dalam Pengawetan Pangan.UI Press. Jakarta Purwanto, Rachmawati Oktavi, Argo, B.D, dan Hermanto M.B. 2013. Pengaruh Komposisi Sirup Glukosa dan Variasi Suhu Pengeringan terhadap Sifat Fisiko-Kimia dan Inderawi Dodol Rumput Laut (Eucheuma spinosium). Jurnal Bioproses Komoditas Tropis. Vol 1. No. 1 Satuhu, S dan Sunarmani, 2004. Membuat Aneka Dodol Buah. Penebar Swadaya, Jakarta SNI, 1992. Dodol. SNI 01-2986-1992. Pusat Standarisasi Industri. Departemen perindustrian, Jakarta Winarno, F.G.1992. Kimia Pangan dan Gizi. PT Gramedia. Jakarta Winarno, F.G. 1997. Kimia Pangan dan Gizi. PT. Gramedia, Jakarta 43