PERE CA AA MATERIAL RECOVERY FACILITY DI KECAMATA KEDU GKA DA G, KOTA MALA G DESIG OF MATERIAL RECOVERY FACILITY I KEDU GKA DA G DISTRICT, MALA G CITY

dokumen-dokumen yang mirip
Perencanaan Material Recovery Facility Di Kecamatan Kedungkandang Kota Malang

PERENCANAAN MATERIAL RECOVERY FACILITY KECAMATAN ARJASA, KABUPATEN JEMBER MATERIAL RECOVERY FACILITY DESIGN FOR ARJASA DISTRICT, JEMBER REGENCY

POTENSI PENGELOLAAN SAMPAH MENUJU ZERO WASTE YANG BERBASIS MASYARAKAT DI KECAMATAN KEDUNGKANDANG KOTA MALANG ABSTRAK

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

SONNY SAPUTRA PEMBIMBING Ir Didik Bambang S.MT

PERENCANAAN MATERIAL RECOVERY FACILITY SECARA MANUAL DI TPA BULUSAN BANYUWANGI

EVALUASI SISTEM PEMBUANGAN AKHIR SAMPAH DI KOTA TRENGGALEK

BAB III METODE PERENCANAAN

PERENCANAAN PENGELOLAAN SAMPAH TERPADU PERUMAHAN KOTA CITRA GRAHA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

PENGELOLAAN SAMPAH DI KAWASAN PURA BESAKIH, KECAMATAN RENDANG, KABUPATEN KARANGASEM DENGAN SISTEM TPST (TEMPAT PENGOLAHAN SAMPAH TERPADU)

OPTIMALISASI MASA PAKAI TPA MANGGAR KOTA BALIKPAPAN

PERENCANAAN MATERIAL RECOVERY FACILITY DI KECAMATAN SUKOLILO- SURABAYA

PERENCANAAN MATERIAL RECOVERY FACILITY DI KECAMATAN GUBENG, KOTA SURABAYA DESIGN OF MATERIAL RECOVERY FACILITY AT GUBENG DISTRICT, SURABAYA CITY

KAJIAN PENGADAAN DAN PENERAPAN TEMPAT PENGOLAHAN SAMPAH TERPADU (TPST) DI TPA km.14 KOTA PALANGKA RAYA

KAJIAN PENGELOLAAN SAMPAH DI TEMPAT PENGOLAHAN SAMPAH TERPADU LAHUNDAPE KECAMATAN KENDARI BARAT KOTA KENDARI

Kata kunci : Sampah, Reduksi, daur ulang, kawasan komersial dan Malioboro

BAB I PENDAHULUAN. PPK Sampoerna merupakan Pusat Pelatihan Kewirausahaan terpadu yang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

STUDI EMISI KARBON DARI SAMPAH PEMUKIMAN DENGAN PENDEKATAN METODE US-EPA DAN IPCC DI KECAMATAN TEGALSARI SURABAYA PUSAT

KAJIAN MODEL PENGELOLAAN SAMPAH BERBASIS MASYARAKAT DI KECAMATAN WONOCOLO KOTA SURABAYA

Karakteristik dan Komposisi Sampah di TPA Buku Deru-Deru, Takome Kota Ternate dan Alternatif Pengelolaannya

PENGELOLAAN SAMPAH KANTOR SECARA TERPADU: (Studi Kasus Kantor BPPT)

TUGAS PERENCANAAN PENGELOLAAN SAMPAH SEMESTER GANJIL 2016/2017

Kajian Timbulan Sampah Domestik di Kelurahan Sukamenak Kecamatan Margahayu Kabupaten Bandung

PERENCANAAN TEKNIS PENGELOLAAN SAMPAH TERPADU STUDI KASUS KELURAHAN JABUNGAN, KECAMATAN BANYUMANIK, KOTA SEMARANG

TUGAS AKHIR Perencanaan Pengolahan Sampah Rumah Tangga di Kecamatan Rungkut Kota Surabaya YOANITA PUSPITA RATIH

Kata Kunci: Evaluasi, Masa Pakai, Reduksi, Pengomposan, Daur Ulang

EVALUASI DAN OPTIMALISASI MASA PAKAI TPA SUNGAI ANDOK KOTA PADANG PANJANG

PENGELOLAAN SAMPAH PERMUKIMAN DI KAWASAN PERDESAAN KABUPATEN PONOROGO ( STUDI KASUS KECAMATAN BUNGKAL )

KAJIAN MODEL PENGELOLAAN SAMPAH BERBASIS MASYARAKAT (STUDI KASUS DI KECAMATAN WONOCOLO KOTA SURABAYA)

Pengaruh Stasiun Peralihan Antara Terhadap Pengelolaan Sampah Permukiman di Kecamatan Tambaksari, Surabaya

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dari aktivitas institusi, hasil pertanian dan perkebunan serta sapuan jalan dapat dilihat

EVALUASI KAPASITAS LAHAN TPA LADANG LAWEH DI KABUPATEN PADANG PARIAMAN MENUJU PENERAPAN SISTEM CONTROLLED LANDFILL

BAB III METODE PERENCANAAN

STUDI PENGELOLAAN SAMPAH B3 PERMUKIMAN DI KECAMATAN WONOKROMO SURABAYA LISA STUROYYA FAAZ

Timbulan dan Pengurangan Sampah di Kecamatan Klojen Kota Malang

Pengelolaan Sampah Organik Rumah Pemotongan Hewan, Industri Tahu, Peternakan, dan Pasar di Kecamatan Krian, Kabupaten. Sidoarjo.

TUGAS PERENCANAAN PENGELOLAAN SAMPAH SEMESTER GANJIL 2015/2016

Pengaruh Reduksi Sampah di Tempat Penampungan Sementara (TPS) terhadap Produksi Gas Rumah Kaca di Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Kota Madiun

1.2 Tujuan Penelitian

Pengelolaan Emisi Gas pada Penutupan TPA Gunung Tugel di Kabupaten Banyumas. Puji Setiyowati dan Yulinah Trihadiningrum

STUDI PENGELOLAAN SAMPAH B3 PERMUKIMAN DI KECAMATAN WONOKROMO SURABAYA STUDY ON HOUSEHOLD HAZARDOUS WASTE MANAGEMENT AT WONOKROMO DISTRICT SURABAYA

PERENCANAAN MATERIAL RECOVERY FACILITY DI KECAMATAN GEDANGAN SIDOARJO

PENGELOLAAN EMISI GAS PADA PENUTUPAN TPA GUNUNG TUGEL DI KABUPATEN BANYUMAS

B P L H D P R O V I N S I J A W A B A R A T PENGELOLAAN SAMPAH DI PERKANTORAN

Studi Timbulan Komposisi Dan Karakteristik Sampah Domestik Kecamatan Tampan Kota Pekanbaru

KAJIAN PENGELOLAAN SAMPAH UNTUK MENINGKATKAN PELAYANAN ASET DI KABUPATEN KARAWANG

PENGELOLAAN PERSAMPAHAN

Potensi Daur Ulang dan Partisipasi Masyarakat dalam Pengelolaan Sampah di Kecamatan Jabon, Kabupaten Sidoarjo

PENGEMBANGAN FASILITAS PENGOLAHAN SAMPAH DI KECAMATAN KELAPA DUA KABUPATEN TANGERANG

STUDI TIMBULAN, KOMPOSISI, DAN POTENSI DAUR ULANG SAMPAH KAWASAN PT SEMEN PADANG

PERENCANAAN MATERIAL RECOVERY FACILITY DI KECAMATAN SUKOLILO, KOTA SURABAYA DESIGN MATERIAL RECOVERY FACILITY IN SUKOLILO DISTRICT, SURABAYA CITY

KAJIAN PENGELOLAAN SAMPAH B3 RUMAH TANGGA DI KECAMATAN TANDES KOTA SURABAYA

SATUAN TIMBULAN, KOMPOSISI DAN POTENSI DAUR ULANG SAMPAH PADA TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR (TPA) SAMPAH TANJUNG BELIT KABUPATEN ROKAN HULU

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

KAJIAN PENGELOLAAN SAMPAH DI KECAMATAN BUBUTAN SURABAYA

STUDI EMISI KARBON DARI SAMPAH PERMUKIMAN DENGAN PENDEKATAN METODE IPCC DI KECAMATAN TEGALSARI, SURABAYA PUSAT

KAJIAN PENINGKATAN UMUR PAKAI TPA TANAH GROGOT DAN PEMANFAATAN SAMPAH DI KECAMATAN TANAH GROGOT KABUPATEN PASER PROPINSI KALIMANTAN TIMUR

Studi Timbulan Dan Reduksi Sampah Rumah Kompos Serta Perhitungan Emisi Gas Rumah Kaca Di Surabaya Timur

PROPOSAL PROYEK AKHIR. Yayuk Tri Wahyuni NRP Dosen Pembimbing Endang Sri Sukaptini, ST. MT

STUDI TIMBULAN, KOMPOSISI, DAN POTENSI DAUR ULANG SAMPAH KAWASAN PT SEMEN PADANG

Jumlah RW RT. Luas Area (Km²) %Terhadap Luas Kota. Kecamatan. Kelurahan

E. Manfaat Penelitian 1. Memberikan informasi mengenai sistem pengelolaan sampah yang dilakukan di

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

DESAIN DAN PEMBANGUNAN RUMAH KOMPOS KANTOR BPPT JAKARTA

PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MEREDUKSI SAMPAH DI KECAMATAN TENGGILIS MEJOYO, SURABAYA TIMUR

III. METODOLOGI PENELITIAN

STUDI TIMBULAN, KOMPOSISI DAN KARAKTERISTIK DALAM PERENCANAAN PENGELOLAAN SAMPAH DI FAKULTAS PETERNAKAN DAN PERTANIAN UNIVERSITAS DIPONEGORO

PERENCANAAN TEKNIS OPERASIONAL PENGELOLAAN SAMPAH PERMUKIMAN DI KECAMATAN JATIASIH, KOTA BEKASI

Anissa Yanuarina Putri, Cindy Rianti Priadi, Gabriel S.B. Andari. Program Studi Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik Universitas Indonesia

LAPORAN PRAKTIKUM LABORATORIUM LINGKUNGAN

Kata Kunci: Pengelolaan sampah, berbasis masyarakat

PENDAHULUAN. Winardi Dwi Nugraha *), Endro Sutrisno *), Ratna Ayu Sylvia Resty. Abstract

STUDI PENGELOLAAN SAMPAH BANDARA HASANUDDIN. Yemima Agnes Leoni 1 D Mary Selintung 2 Irwan Ridwan Rahim 3 1

PEMANFAATAN TIMBUNAN SAMPAH ZONA NON-AKTIF TPA PUTRI CEMPO SURAKARTA

Potensi Penerapan Pengelolaan Sampah Permukiman Berbasis 3R di Kelurahan Tunjungsekar Kota Malang

PERENCANAAN PENGELOLAAN SAMPAH TERPADU DI KELURAHAN SEMPAJA SELATAN KOTA SAMARINDA

BAB I PENDAHULUAN. ditanggung alam karena keberadaan sampah. Sampah merupakan masalah yang

Lampiran IA Surat Edaran Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 12/SE/M/2011 Tanggal : 31 Oktober 2011

Tersedia online di: Jurnal Teknik Lingkungan, Vol. 6, No. 3 (2017)

NILAI EKONOMI SAMPAH INSTITUSI (STUDI KASUS SAMPAH KAMPUS ITS SUKOLILO, SURABAYA)

POTENSI EKONOMI TIMBUNAN SAMPAH DI TPA NGIPIK KABUPATEN GRESIK

BAB VI PEMBAHASAN Analisis Perkembangan Jumlah Penduduk. tahun kedepan atau sampai tahun Untuk mengetahui metoda proyeksi

Studi Timbulan..., Ayu Nitami, FT UI, 2013

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

POTENSI PEMANFAATAN SAMPAH PASAR DAN SENTRA MAKANAN DI KECAMATAN SIDOARJO KABUPATEN SIDOARJO

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Lay out TPST. ke TPA. Pipa Lindi

KARAKTERISTIK FISIK SAMPAH KOTA PADANG BERDASARKAN SUMBER SAMPAH DAN MUSIM

PERENCANAAN PENGELOLAAN SAMPAH DI PONDOK PESANTREN LANGITAN KECAMATAN WIDANG TUBAN. Shinfi Wazna Auvaria

PENGARUH PENAMBAHAN KOTORAN AYAM DAN MIKROORGANISME M-16 PADA PROSES PENGOMPOSAN SAMPAH KOTA SECARA AEROBIK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

MASTERPLAN PENGELOLAAN SAMPAH MANDIRI DI KAWASAN BUKIT SEMARANG BARU

1. Pendahuluan ABSTRAK:

PERENCANAAN PENGELOLAAN LIMBAH PADAT NON MEDIS DI RUMAH SAKIT UNIVERSITAS AIRLANGGA

BAB III STUDI LITERATUR

PERENCANAAN SISTEM PENGELOLAAN SAMPAH TERPADU (Studi Kasus RW 01, 02, 03, dan 04 Kelurahan Tanjungmas, Kecamatan Semarang Utara, Kota Semarang)

PENGAMBILAN DAN PENGUKURAN CONTOH TIMBULAN DAN KOMPOSISI SAMPAH BERDASARKAN SNI (STUDI KASUS: KAMPUS UNMUS)

PLANNING OF MATERIAL RECOVERY FACILITY (MRF) FOR SURABAYA ZOO AND RESIDENTIAL AREA IN WONOKROMO DISTRICT AT SURABAYA CITY

Tersedia online di : Jurnal Teknik Lingkungan, Vol 5, No 1 (2016)

Transkripsi:

PERE CA AA MATERIAL RECOVERY FACILITY DI KECAMATA KEDU GKA DA G, KOTA MALA G DESIG OF MATERIAL RECOVERY FACILITY I KEDU GKA DA G DISTRICT, MALA G CITY DORRY JAYA WIRALAKSA A dan DIDIK BAMBA G SUPRIYADI Jurusan Teknik Lingkungan FTSP Institut Teknologi Sepuluh opember (ITS), Surabaya 60111 E-mail : Dorry_jaya@enviro.its.ac.id Abstrak Sampah yang dihasilkan oleh masing-masing Kelurahan di Kecamatan Kedungkandang dikumpulkan dan dibawa ke Tempat Pembuangan Sementara (TPS). wilayah Kecamatan Kedungkandang sebesar 39,89 km 2 dengan jumlah penduduk tahun 2010 sebanyak 171.565 orang. Jumlah penduduk yang padat menyebabkan jumlah sampah yang dihasilkan juga cukup besar. Karena itu diperlukan adanya pengolahan sampah yang baik di Kecamatan Kedungkandang ini. Salah satu metode pengelolaan sampah dengan benar dan bermanfaat bagi masyarakat adalah dengan menyediakan lahan untuk menampung dan mengolah sampah, yang disebut Material Recovery Facilty (MRF). Pada MRF selain terdapat fasilitas untuk pemilahan sampah menurut komposisinya, juga dilengkapi dengan fasilitas komposting dan gudang penyimpanan sampah daur ulang. Sampah yang ada di TPS memiliki potensi ekonomi apabila diolah dengan MRF. Sampah dari TPS dan dapat diolah di MRF sehingga reduksi sampah yang dibawa ke LPA (Lahan Pembuangan Akhir) akan semakin besar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa laju Timbulan sampah rumah tangga yang dihasilkan sebesar 0,33 kg/orang.hari atau 2,2 L/orang.hari. Komposisi sampah di Kecamatan Kedungkandang adalah sampah sisa makanan (68,33%), plastik (8,92%), kertas dan karton (6,22%), Logam (1,61%), kebun (5,61%), karet (0,49%), kain (0,41%), kaca (1,74%), kayu (2,44%), residu(4,24%). Jumlah sampah yang dihasilkan sebesar 3.537 kg/hari, potensi daur ulang sampah sebesar 2.478 kg/hari dan residu yang dihasilkan 1.056 kg/hari. MRF ini membutuhkan lahan seluas 164,4 m 2 dan anggaran biaya yang dibutuhkan sebesar Rp. Rp. 432.721.000,00. Kata Kunci : Sampah, MRF, Kecamatan Kedungkandang, Malang Abstract Solid waste which is produced by each village in Kedungkandang District is collected and hauled to the transfer station. The total area of Kedungkandang district is 39,89 km 2 with a population of 171.565 in 2010. The dense population of Kedungkandang District and the high solid waste generation require a good management approach. Establishment of a Materials Recovery Facility (MRF) was considered as an appropriate strategy for managing the solid waste in Kedungkandang District. One method of waste management with correct and beneficial to society is to provide land to accommodate and process waste, called Material Recovery Facilty (MRF). At the MRF in addition there are facilities for sorting waste according to composition, is also equipped with a composting facility and recycling bin storage warehouse. Garbage in the polling stations have economic potential if treated with MRF. Trash from the TPS and can be processed in the MRF, so the reduction of waste brought to the Land Disposal of End will be even greater. Results of this study showed that the averaged solid waste generation rate is 0,33 kg/person a day or 2,2 L/person a day. The solid waste of Kedungkandang District was composed of food waste (68,33%), plastics (8,92%), paper and paperboard (6,22%), metal (1,61%), yard waste (5,61%), rubber (0,49%), cloth (0,41%), glass (1,74%), wood (2,44%), residue (4,24%). The daily solid waste generation rate was 3.537 kg/day, about 2.478 kg/day of this daily amount of solid waste was recyclable, leaving 1.056 kg/day of residual component. The total area which was required for the MRF design was 164,4 m 2 and budget needed for this MRF was Rp. 432.721.000,00. Keywords : Solid waste, MRF, Kedungkandang district, Malang 1

1. Pendahuluan Sampah merupakan permasalahan yang timbul di perkotaan. Jumlah volume dan jenis sampah semakin meningkat serta karakteristik sampah semakin beragam seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk, dan perubahan pola konsumsi masyarakat. Pengelolaan sampah perlu dilakukan secara komprehensif dan terpadu dari sumber sampah dihasilkan sampai ke tempat pembuangan akhir. Salah satu metode pengelolaan sampah dengan benar dan bermanfaat bagi masyarakat adalah dengan menyediakan lahan untuk menampung dan mengolah sampah, yang disebut Material Recovery Facilty (MRF). Pada MRF selain terdapat fasilitas untuk pemilahan sampah menurut komposisinya, juga dilengkapi dengan fasilitas komposting dan gudang penyimpanan sampah daur ulang. Sampah yang ada di TPS memiliki potensi ekonomi apabila diolah dengan MRF. Sampah dari TPS dan dapat diolah di MRF sehingga reduksi sampah yang dibawa ke LPA (Lahan Pembuangan Akhir) akan semakin besar. Sistem MRF ini dapat meminimalkan jumlah sampah yang ditimbun dan dibakar sehingga secara langsung mengurangi potensi emisi karbon dalam hal ini CH 4 dan CO 2 yang mencemari udara. Tujuan dari perencanaan ini, antara lain : 1. Menghitung jumlah timbulan, komposisi kawasan pemukiman di Kecamatan Kedungkandang. 2. Mengidentifikasi desain bangunan MRF yang sesuai dengan kondisi sampah yang ada di Kecamatan Kedungkandang. 3. Menghitung Rencana Anggaran Biaya (RAB) untuk pembangunan fisik MRF dan sarana pendukungnya. 2

Sampah Sampah adalah limbah yang bersifat padat terdiri atas bahan organik dan bahan anorganik yang dianggap tidak berguna lagi dan harus dikelola agar tidak membahayakan lingkungan dan melindungi investasi pembangunan. Sampah umumnya dalam bentuk sisa makanan (sampah dapur), daun-daunan, ranting pohon, kertas/karton, plastik, kain bekas, kaleng-kaleng, debu sisa penyapuan, dsb (SNI 19-2454-2002). Definisi sampah menurut UU No.18 tahun 2008 adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau proses alam yang terbentuk padat. Sedangkan sampah spesifik adalah sampah karena sifat, konsentrasi, dan/atau volumenya memerlukan pengelolaan khusus. Berdasarkan definisi-definisi sampah seperti tersebut diatas maka dapat dikatakan bahwa keberadaan sampah diakibatkan oleh adanya aktivitas manusia dan dianggap mengganggu serta tidak berguna. Oleh karena itu dibutuhkan suatu upaya untuk mengelola sampah tersebut. MRF (Material Recovery Facility) Material Recovery Facility (MRF) merupakan fasilitas untuk mendaur ulang material yang masih memiliki nilai dan juga digunakan untuk keperluan lain. Daur ulang sampah merupakan kegiatan untuk memilah sampah menjadi bagian-bagian sampah, dimana sampah yang dipilah sebagian dapat digunakan kembali (reuse), sebagian dapat didaur ulang (recycling) dari residu yang memang sudah tidak bermanfaat lagi. MRF adalah suatu alternatif hemat biaya ketika sistem daur ulang yang tidak legal tidak mempertunjukkan sukses jangka panjang. Proses daur ulang sampah dapat dilaksanakan pada skala rumah tangga, TPS maupun TPA. Apabila dilaksanakan di TPS atau TPA, maka fasilitas MRF direncanakan berdasarkan fungsinya sebagai proses lebih lanjut terhadap sampah yang belum terpisah dan yang telah terpisah (Pandebesie, 2005). 3

Menurut Tchobanoglous, Theisen dan Vigil, 1993, Tahapan yang dilakukan sebelum mendesain MRF, yaitu: 1. Analisa Kelayakan Analisa kelayakan merupakan suatu tahap untuk menentukan layak atau tidaknya suatu lahan untuk MRF yang berkaitan dengan studi analisis yang menyangkut: - Desain konsep - Pertimbangan ekonomi 2. Perancangan Awal Perancangan awal meliputi : - Pembuatan diagram alir material dan mass balance material - Loading rate untuk unit operasi - Lay out dari komponen fisik MRF 3. Perancangan Akhir Perancangan akhir merupakan persiapan akhir dari MRF dan spesifikasi yang akan digunakan dalam pengoperasian serta perkiraan biaya akhir. 2. Gambaran Umum Perencanaan Umum Perencanaan MRF ini berlokasi di Kecamatan Kedungkandang, terletak di Kota Malang bagian timur dengan luas wilayah 39,89 Km 2, terdiri dari 12 Kelurahan, yaitu Kelurahan Arjowinangun, Kelurahan Tlogowaru, Kelurahan Wonokoyo, Kelurahan Bumiayu, Kelurahan Buring, Kelurahan Mergosono, Kelurahan Kota Lama, Kelurahan Kedungkandang, Kelurahan Sawojajar, Kelurahan Madyopuro, Kelurahan Lesanpuro dan 4

Kelurahan Cemorokandang serta meliputi 94 Rukun Warga (RW) dan 722 Rukun Tetangga (RT). Batas-batas Kecamatan Kedungkandang : Batas Utara Batas Timur : Kecamatan Pakis, Kabupaten Malang : Kecamatan Pakis, Tumpang, Kabupaten Malang Batas Selatan : Kecamatan Tajinan, Kabupaten Malang Batas Barat :Kecamatan Sukun, Klojen, Blimbing, Kabupaten Malang. Peta wilayah perencanaan dapat dilihat pada Gambar 1. Gambar 1. Peta wilayah perencanaan 5

Kondisi Eksisting Persampahan Wilayah Perencanaan Pengelolaan sampah di Kecamatan Kedungkandang terdiri dari pewadahan, pengumpulan sampah di TPS dan pembuangan akhir menuju LPA. Sistem pewadahan menggunakan pengumpulan komunal dan individual tidak langsung dengan pengumpulan sampah dari masing-masing tempat sampah komunal (titik pewadahan) maupun dari masing-masing rumah (sumber sampah) ke tempat penampungan sementara (TPS) dengan menggunakan gerobak. Pengelolaan sampah di Kecamatan Kedungkandang diserahkan kepada tiap-tiap RT dengan jadwal dan mekanisme yang berbeda, frekuensi pengambilan sampah rata-rata yang dilakukan oleh petugas sampah tiap RT adalah sekitar 1 2 hari. Jumlah TPS yang berada di wilayah Kecamatan Kedungkandang adalah 9 TPS, yaitu TPS Muharta Dalam, Buring, Stadion Kedungkandang, Dirgantara, Danau Bratan, Kwangsan, Velodrome, Cemorokandang, dan Puri Cempaka Putih. 3. Hasil Perencanaan Komposisi sampah Data sampling untuk komposisi sampah didapat dari hasil analisis yang dilakukan di Perumahan Puri Cempaka Putih kelurahan Arjowinangun Kecamatan Kedungkandang. Komposisi sampah yang paling besar prosentasenya adalah sampah sisa makanan sebesar 68,33 % dari total sampah yang dihasilkan. Sampah kering yang paling besar prosentasenya adalah sampah plastik sebesar 8,92 %. Data komposisi sampah rata-rata hasil penelitian lapangan dapat dilihat pada tabel di bawah ini. 6

Tabel 1. Komposisi Sampah Kecamatan Kedungkandang o. Komposisi Berat Rata-rata (Kg) Persentase 1. Sisa Makanan 75,52 68,33 2. Plastik 9,86 8,92 3. Kertas dan Karton 6,90 6,22 4. Logam 1,81 1,61 5. Kebun 6,18 5,61 6. Karet 0,54 0,49 7. Kain 0,48 0,41 8. Kaca 1,91 1,74 9. Kayu 2,76 2,44 10. Residu 4,79 4,24 Jumlah 110,74 100 Mass Balance Material Sampah Timbulan sampah di Kecamatan Kedungkandang sebesar 0,33 kg/orang.hari atau 2,2 L/orang.hari. Densitas sampah rata-rata yang didapat darin hasil sampling sebesar 147,3 kg/m 3. Hasil perhitungan menunjukkan jumlah berat sampah MRF yang masuk kedalam MRF sebesar 3.537 kg/hari dengan berat sampah yang dapat didaur ulang sebesar 2.478 kg/hari, dan untuk residu yang dihasilkan sebesar 1.056 kg/hari. Gambaran alur mass balance sampah yang masuk MRF dapat dilihat pada Gambar 2. Lahan yang Dibutuhkan Untuk MRF Sampah kering yang telah dilakukan pemilahan berdasarkan komposisi dilahan pemilahan sampah akan dilakukan pengemasan kemudian disimpan digudang sampah kering. Gudang sampah kering dihitung berdasarkan jumlah sampah kering yang telah dipilah. Sampah basah yang akan dikompos dengan metode open windrow. Total lahan yang dibutuhkan dalam perencanaan tempat pengolahan sampah terpadu ini yaitu 164,4 m 2. lahan yang dibutuhkan selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 2. 7

Gambar 2. Neraca Massa Tabel 2. Kebutuhan Lahan Total Untuk MRF o Komponen 1. Pemilahan 23,5 2. Pengomposan 89,05 3. Gudang penyimpanan barang lapak dan 26,85 4. 5. 6. kompos Areal parkir kontainer Kantor Toilet 16 6 3 TOTAL 164,4 8

Tenaga Kerja yang Dibutuhkan dalam Perencanaan MRF Proses pengomposan terdiri dari beberapa tahap, yaitu pencacahan, pengomposan, dan pematangan, serta pengayakan. Direncanakan dibutuhkan pekerja untuk setiap tahap karena diasumsikan sampah terus ada setiap harinya. Dari hasil pembahasan, Maka tenaga kerja baru yang dibutuhkan untuk MRF sebanyak 14 orang. Tenaga kerja yang dipilih adalah tenaga kerja yang masih produktif dan berada di sekitar lokasi TPS. Rencana Anggaran Biaya Perhitungan biaya pengadaan bangunan MRF mengacu pada gambar layout dan potongan bangunan MRF, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 3. Anggaran biaya juga dibuat untuk menghitung biaya pengadaan peralatan yang dibutuhkan di MRF seperti terlihat pada Tabel 4. Tabel 3. Rekapitulasi Rencana Anggaran Biaya Pengadaan Bangunan MRF o. Uraian Pekerjaan Jumlah Harga 1. Pekerjaan Persiapan 1.140.000,00 2. Pekerjaan Pondasi 52.233.252,00 3. Pekerjaan Struktur 203.688.589,00 4. Pekerjaan Atap 17.733.902,00 5. Pekerjaan Dinding 50.503.497,00 6. Pekerjaan Lantai 35.550.570,00 7. Pekerjaan Finishing Kusen, Pintu, 23.960.196,00 Jendela dan Lubang Angin 8. Pekerjaan Finishing Elektrikal 5.832.765,00 9. Pekerjaan Finishing Sanitari 5.194.311,00 10. Pekerjaan Sumur Pengumpul 918.650,00 11. Pekerjaan ABR 5.500.000,00 12. Pekerjaan Pintu Pagar 3.085.014,00 13. Pekerjaan Tangga 4.774.488,00 TOTAL 404.616.000,00 9

Tabel 4. Biaya Pengadaan Peralatan Rincian Jumlah Satuan Harga Satuan Jumlah Total (Rp) (Rp) Peralatan Lapangan Mesin Pencacah 1 unit 15,000,000.00 15,000,000.00 Mesin Pengayak 1 unit 10.000,000.00 10.000,000.00 Timbangan Platform 1 unit 1,500,000.00 1,500,000.00 Timbangan 10 kg 1 unit 200,000.00 200,000.00 Sekop 5 unit 75.000,00 375.000,00 Sekop Garpu 5 unit 50.000,00 500.000,00 Sekop Mini 3 unit 10.000,00 30.000,00 Wheel Barrow 1 unit 200,000.00 200,000.00 Pompa 1 unit 425,000.00 300,000.00 TOTAL 28.105.000,00 Peralatan Kantor Meja Kantor 1 unit 150,000.00 150,000.00 Kursi 3 unit 50,000.00 150,000.00 TOTAL 300,000.00 TOTAL 28,405,000.00 Tabel 5. Total Modal Awal MRF Keterangan Biaya (Rp) Pengadaan Bangunan 404.616.000,00 Pengadaan Peralatan Tetap 28.105.000,00 TOTAL 432.721.000,00 Perhitungan Lahan MRF dan RAB Tiap Kelurahan Dilakukan perhitungan luas lahan dan biaya yang dibutuhkan untuk membangun sebuah fasilitas MRF di setiap kelurahan berdasarkan tipikal MRF di Kelurahan Arjowinangun. Untuk mengetahui luas lahan dan Rencana Anggaran Biaya (RAB) masing-masing kelurahan di Kecamatan Kedungkandang selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 6 dan Tabel 7. 10

Tabel 6. Lahan MRF dan RAB Untuk Tiap Kelurahan Kelurahan Jumlah Sampah (kg/hari) Volume Sampah (m 3 /hari) Arjowinangun 3537 23576 Bumiayu 5485,92 36572,8 Buring 3402,30 22682 Cemorokandang 3613,50 24090 Kedungkandang 3826,68 25511,2 Kotalama 11478,06 76520,4 Lesanpuro 7148,79 47658,6 Madyopuro 6774,57 45163,8 Mergosono 6996,66 46644,4 Sawojajar 11722,59 78150,6 Tlogowaru 1767,48 11783,2 Wonokoyo 2007,72 13384,8 % Pelayanan 30 35 30 30 30 15 20 20 20 15 10 10 Lahan MRF 164,4 254,9 158,14 167,96 177,86 533,50 332,28 314,88 325,21 544,87 82,15 93,32 RAB tiap m 2 (Rupiah) Rencana Anggaran Biaya (Rupiah) 432721000 671378000 416381000 442228000 468317000 1404708500 874883500 829085500 856265300 1434634500 216307700 245708800 Jumlah 66.760,5 451.737 Tabel 7. Lahan MRF dan RAB Untuk Tiap Kelurahan (Lanjutan) Lahan Pemilahan Lahan Pencacahan Lahan Pengomposan Lahan Pematangan Lahan Pengayakan Gudang Penyimpanan 23,5 6,82 71,4 14,4 3,25 26,85 36,4 10,58 110,8 22,3 5 41,64 22,6 6,56 68,7 13,9 3,1 25,83 24 6,97 73 14,7 3,3 27,43 25,4 7,38 77,3 15,6 3,5 29,05 76,3 22,13 231,7 46,7 10,5 87,13 47,5 13,78 144,3 29,1 6,6 54,27 45 13,06 136,8 27,6 6,2 51,43 46,5 13,49 141,3 28,5 6,4 53,11 77,9 22,60 236,7 47,7 10,8 88,99 11,7 3,41 35,7 7,2 1,6 13,42 13,3 3,87 40,5 8,2 1,8 15,24 11

4. Kesimpulan Kesimpulan yang didapat dari hasil pembahasan perencanaan MRF di Kecamatan Kedungkandang sebagai upaya untuk mengurangi jumlah sampah di Kota Malang, yaitu: 1. Timbulan sampah rumah tangga yang dihasilkan sebesar 0,33 kg/orang.hari atau 2,2 L/orang.hari. Komposisi sampah di Kecamatan Kedungkandang adalah sampah sisa makanan (68,33%), plastik (8,92%), kertas dan karton (6,22%), Logam (1,61%), kebun (5,61%), karet (0,49%), kain (0,41%), kaca (1,74%), kayu (2,44%), residu(4,24%). 2. lahan yang dibutuhkan untuk perencanaan MRF sebesar 164,4 m 2. Pengolahan sampah basah menggunakan sistem aerobik yaitu sistem open windrow. Tenaga kerja yang dibutuhkan sebanyak 14 orang. 3. Biaya yang dibutuhkan untuk pembangunan MRF beserta peralatannya yaitu sebesar Rp. 432.721.000,00 Daftar Pustaka Anonim, 1995. Metode Pengambilan dan Pengukuran Contoh Timbulan dan Komposisi Sampah Perkotaan. SNI 19-3964. Anonim, 2002. Tata Cara Operasional Teknik Pengelolaan Sampah di Perkotaan. SNI 19-2454. Anonim, 2008. Undang-Undang Republik Indonesia omor 18 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan Sampah. Maharja,C., 2007. Analisis Karakteristik Kompos Dan Analisis Manfaat Biaya Dari Kegiatan Pengomposan Sampah Rumah Tangga Skala Pemukiman Di Kota Cimahi. Bandung : Jurusan Teknik Lingkungan ITB. Mega, R, 2010. Perencanaan Material Recovery Facility di Kecamatan Gubeng Surabaya. Surabaya : Jurusan Teknik Lingkungan ITS. Pandebesie, E.S. 2005. Buku Ajar Teknik Pengelolaan Sampah. Jurusan Teknik Lingkungan FTSP-ITS Tchobanoglous, G., Theisen, H. dan Vigil, S. 1993. Integrated Solid Waste Management: Engineering Principles ang Management Issue. McGraw-Hill, Inc. Singapore. Yuwono, T. 2006., Kecepatan Dekomposisi dan Kualitas Kompos Sampah Organik. Jurnal Inovasi Pertanian Vol. 4, No. 2 : 116-123 12