BAB 5 KESIIMPULAN DAN SARAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 3 PROFIL LEMBAGA 3.1 Gambaran Umum Rumah Sakit Kanker Dharmais

PALLIATIVE CARE HENDRA

BAB I PENDAHULUAN. perubahan yang sangat pesat menuju perkembangan keperawatan sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Dr. H. Lilian B Koord. Blok Kedokteran Keluarga

UNIVERSITAS INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. penyakit kanker. Badan Kesehatan Dunia (WHO, 2012) memprediksi, akan terjadi

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB 1 PENDAHULUAN. PERMENKES RI Nomor: 159b/Menkes/Per/II/1988 disebutkan bahwa setiap

BAB I PENDAHULUAN. dihasilkan sangat berpengaruh pada minat konsumen untuk memilih dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Semua pekerjaan memiliki resiko dan potensi bahaya yang berpengaruh

BAB 4 PERAN PEKERJA SOSIAL MEDIS KEPADA KLIEN BERDASARKAN DIMENSI KUALITAS HIDUP

5. KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN

KUISIONER SELF-EFFICACY

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. World Health Organization (WHO), di tahun 2012 ada 14,1 juta kasus baru kanker

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam era globalisasi, persaingan bisnis menjadi sangat ketat baik di pasar

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan pada bab sebelumnya.

BAB I PENDAHULUAN. Definisi sehat sendiri ada beberapa macam. Menurut World Health. produktif secara sosial dan ekonomis.

BAB 1 PENDAHULUAN. kegiatankegiatan tertentu dalam rangka mencapai tujuan optimal, baik komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. kualitas yang melayani, sehingga masalah-masalah yang terkait dengan sumber

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ASUHAN KEPERAWATAN KEHILANGAN DAN BERDUKA

BAB IV ANALISIS PROBLEM PSIKOLOGIS PASIEN PRA DAN PASCA MELAHIRKAN DAN PELAKSANAAN BIMBINGAN ROHANI ISLAM

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan peranan komunikasi menjadi lebih penting dalam pemberian asuhan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (2013), kanker menempati urutan ke-3

BAB I PENDAHULUAN. terakhir ini diketahui bahwa terdapatnya kecendrungan masyarakat Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. menyerang perempuan. Di Indonesia, data Global Burden Of Center pada tahun

BAB I PENDAHULUAN. ekonomis. Oleh karena itu, pemeliharaan kesehatan merupakan suatu upaya. pemeriksaan, pengobatan atau perawatan di rumah sakit.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. masalah-masalah lain, fisik, psikososial dan spiritual (World Health Organization,

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan adalah hak setiap orang merupakan salah satu slogan yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pelayanan kesehatan salah satu bagian terpenting dalam

BAB III PENYAJIAN DATA. Dalam Proses Penyembuhan Kesehatan Mental Klien Rumah Sakit Jiwa Tampan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Kepuasan menurut Kamus Bahasa Indonesia (2005) adalah puas ; merasa

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Esa Unggul

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. cepat, sehingga masyarakat dengan mudah memperoleh informasi yang diinginkan

BAB I PENDAHULUAN. Keperawatan holistik adalah pemberian asuhan keperawatan untuk. kesejahteraan bio-psiko-sosial dan spiritual individu, keluarga dan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan rumah sakit yang didorong oleh permintaan. pelanggan menyebabkan layanan rumah sakit tidak hanya memperhatikan

BAB I PENDAHULUAN. pada kesembuhan pasien, dalam berkomunikasi dengan pasien. dokter dan perawat menjadikan dirinya secara terapeutik dengan

BAB I PENDAHULUAN. akar dalam pohon, dimana akar tersebut dijadikan sebagai penopang dasar untuk

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan penunjang. Rumah sakit dalam menjalankan fungsinya

BAB I PENDAHULUAN. karena sehat sangatlah mahal. Orang yang mengalami sakit akan merasa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA. Muhammadiyah Yogyakarta sudah sesuai dengan undang-undang nomor 25 tahun 2009?

EFISIENSI KAMAR BEDAH

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. asing yang bekerja paling singkat 6 (enam) bulan di Indonesia, yang telah

BAB I PENDAHULUAN. bermutu, dan terjangkau. Hak warga negara dijamin oleh pemerintah dalam

BAB IV KRSIMPULAN, BATASAN DAN ANGGAPAN

BAB I PENDAHULUAN. yaitu RS Umum dan RS Khusus (jiwa, mata, paru-paru, jantung, kanker, tulang, dsb)

BAB I PENDAHULUAN. suksesnya sistem kesehatan adalah pelaksanaan pelayanan kefarmasian (Hermawati, kepada pasien yang membutuhkan (Menkes RI, 2014).

BAB V KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. seseorang. Pada dasarnya kepuasan kerja merupakan hal yang bersifat

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Nn. L DENGAN GANGGUAN KONSEP DIRI: HARGA DIRI RENDAH DI RUANG SRIKANDI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA

Disampaikan Oleh: R. Siti Maryam, MKep, Ns.Sp.Kep.Kom 17 Feb 2014

BAB I PENDAHULUAN. memecahkan permasalahan yang dihadapi klien. Menurut Hojat et al (2013), rasa

BAB 1 PENDAHULUAN. tidak hanya mementingkan segi keuntungan (not profit oriented) tetapi juga

No Pengaturan mengenai program Internsip diperlukan untuk menjamin penyelenggaraan program Internsip yang bermutu. Mengingat program Internsip

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Komunikasi merupakan komponen dasar dari hubungan antar manusia

BAB I PENDAHULUAN. dalam menjalankan usahanya tidak semata-mata mencari keuntungan. Rumah

BAB 1 PENDAHULUAN. bermutu merupakan asuhan manusiawi yang diberikan kepada pasien, memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. dicintai, dapat lebih memaknai kehidupannya dan memiliki perasaan. yang mengalami penderitaan dalam hidupnya.

LAMPIRAN. repository.unisba.ac.id

BAB 2 PEKERJA SOSIAL, PERAWATAN PALIATIF DAN KANKER STADIUM LANJUT

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. seiring dengan dinamisnya kehidupan masyarakat. Masalah ini merupakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan jiwa dapat dilakukan perorangan, lingkungan keluarga, lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. 1 Totok S. Wiryasaputra, Pendampingan Pastoral Orang Sakit, Seri Pastoral 245, Pusat Pastoral Yogyakarta,

Pelayanan Sosial Pekerja Sosial Medis di Rumah Sakit Dr. Soetomo Surabaya (Social Services of Medical Social Worker at Dr. Soetomo Surabaya Hospital)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. keeratan hubungan antara dukungan keluarga dengan illness perception, dapat

BAB I PENDAHULUAN. maupun Negara berkembang dengan cara membuat sistem layanan kesehatan

REHABILITASI KANKER PAYUDARA

BAB I PENDAHULUAN. upaya kesehatan yang bersifat penyembuhan (kuratif) dan pemulihan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Sakit merupakan kondisi yang tidak menyenangkan mengganggu aktifitas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. sosial, dan ekonomi individu, yang dapat menyerang berbagai usia dan

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT. rumah sakit. Rumah sakit adalah suatu organisasi yang kompleks, menggunakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. merupakan penyakit dengan angka kematian tinggi. Data Global

Tabel 1.1 Keaslian penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Rumah sakit merupakan salah satu bentuk sarana kesehatan, yang

Kesejahteraan Psikologis pada Survivor Kanker di Bandung Cancer Society (BCS)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

PERAN PERAWAT DALAM PELAKSANAAN DIET PASIEN

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat mempengaruhi setiap bagian tubuh. Penyakit kanker sangat. kematian di seluruh dunia disebabkan oleh kanker.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Salah satu tujuan dari pembangunan kesehatan di Indonesia adalah upaya

International Council of Nurses (1965), perawat adalah seseorang yang telah menyelesaikan program pendidikan keperawatan, berwenang di Negara

BAB 1 PENDAHULUAN. dan perilaku pada seseorang. Selain itu, individu mengalami keterbatasan

BAB I PENDAHULUAN. pemikiran. Metodenya antara lain: berbicara dan mendengarkan

PERSEPSI PERAWAT TENTANG TERAPI BERMAIN DIRUANG ANAK RSUP DOKTER KARIADI SEMARANG

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2017 TENTANG PELAYANAN KESEHATAN TRADISIONAL INTEGRASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memenuhi target yang ditetapkan,hasil kerja secara kualitas dan kuantitas

BAB 1 PENDAHULUAN. Spiritualitas merupakan sesuatu yang di percayai oleh seseorang dalam

BAB I PENDAHULUAN. Keperawatan merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari

BAB I PENDAHULUAN. kematian. Saat ini kanker menempati peringkat kedua penyebab kematian setelah

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PENINGKATAN KEMAMPUAN LEMBAGA

Pelayanan Sosial Pekerja Sosial Medis di Rumah Sakit Dr. Soetomo Surabaya (Social Services Of Medical Social Worker at Dr. Soetomo Surabaya Hospital)

KUESIONER KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP PESERTA JKA TERHADAP PELAYANAN KESEHATAN

ASESMEN AWAL KEPERAWATAN PASIEN RAWAT INAP

Transkripsi:

BAB 5 KESIIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Sesuai dengan tujuan penelitian untuk menggambarkan peran dan hambatan Pekerja Sosial Medis dalam pencapaian kualitas hidup pasien dan anggota keluarga pasien kanker stadium lanjut yang menjalani perawaatan paliatif, dapat disimpulkan bahwa adanya persamaan pemahaman mengenai definisi dari perawatan paliatif dan tujuannya untuk pasien dan anggota keluarga pasien didalam diri Pekerja Sosial Medis (PSM) maupun tim perawatan lainnya, sehingga tidak terjadi kekeliruan dalam memberikan pelayanan kepada klien. Perawatan paliatif merupakan perawatan di rumah sakit maupun di rumah klien yang mengalami masa terminal dalam hidupnya akibat penyakit yang dideritanya tidak dapat disembuhkan lagi agar dapat mencapai tujuan dari Unit Layanan Paliatif dan Kedokteran Komplementer (ULP&KK) yaitu untuk mencapai kualitas hidup yang terbaik. Dalam menjalankan perannya sebagai PSM, terdapat beberapa prinsip Pekerja Sosial yang selalu diterapkan pada setiap pelayanannya, yaitu prinsip penerimaan, kerahasiaan, self-awareness, dan komunikasi. Prinsip-prinsip yang dijalankan ini kurang lebih sesuai dengan prinsip yang dijelaskan oleh Henry S. Maas mengenai prinsip dalam pekerjaan sosial. Selain prinsip-prinsip yang digunakan dalam melaksanakan perannya, metode yang digunakannya hanyalah metode case work yang artinya lebih kepada klien individual dengan cara melakukan intervensi kepada klien, seperti untuk menilai kebutuhan klien atau menyelesaikan masalah yang dialami klien, bukan group work, karena kebutuhan klien berbeda-beda sehingga tidak memungkinkan dilakukannya metode group work dan karena yang ditangani ialah dalam masa terminal (akhir), maka PSM hanya memfokuskan kepada satu orang klien setiap melaksanakan tugasnya. PSM menjalankan fungsi pendampingan kepada klien baik itu pasien maupun anggota keluarga pasien karena di dalam perawatan paliatif, karena telah memasuki masa terminal (akhir), yang diperlukan oleh klien adalah dukungan

sosial dari para tim paliatif yang terlibat agar dapat menjalani saat-saat terakhir kehidupannya dengan baik. Dilihat dari perannya, terdapat 9 dari 10 dimensi kualitas hidup yang menjadi acuan lembaga, yaitu dimensi kondisi fisik, kesejahteraan emosi, kesejahteraan keluarga, seksualitas, fungsi sosial, harapan dan cita-cita, fungsi okupasi, aktifitas sehari-hari dan kepuasan pelayanan. Satusatunya dimensi kualitas hidup yang tidak membutuhkan PSM adalah dimensi spiritual karena untuk hal yang tersebut semua menyerahkannya kepada rohaniawan. Meski memiliki peran pada 9 dimensi kualitas hidup, kebutuhan akan PSM masih minim, ini dilihat dari hanya ada dua klien sepanjang bulan februarimei, padahal sebenarnya terdapat lebih dari 15 pasien yang saat ini menjalani perawatan paliatif. Ini berarti bahwa kebutuhan akan PSM di masyarakat masih kurang, masyarakat yang berobat ke rumah sakit umumnya lebih membutuhkan intervensi dari tim medis ketimbang non-medis. Para Pekerja Sosial Medis menjalankan beberapa peran pekerja yang sehari-harinya bekerja di rumah sakit, peran PSM di Unit Layanan Paliatif dan Kedokteran Komplementer RSKD adalah:, yaitu: 1. Enabler (Pemercepat Perubahan) Pekerja Sosial Medis menolong individu atau kelompok untuk menentukan kebutuhan mereka, mengklarifikasi dan mengidentifikasi permasalahan mereka, mengeksplorasi strategi perubahan, memilih dan menerapkan strategi tersebut dan mengembangkan kapasitas mereka untuk menghadapi permasalahan mereka secara lebih efektif saat ditugaskan oleh tim paliatif, segera setelah itu klien ditangani oleh PSM agar segala keluhannya dapat dideteksi lebih awal dan perubahan yang diharapkan pun akan tercipta. 2. Edukator (Pendidik) Peran pendidik yang dijalankan PSM lebih kepada memberikan informasi kepada klien dan mengajarkan mereka bermacam hal tentang kehidupan agar pasien dapat menerima penyakit dan lebih tenang jiwanya.

3. Penghubung (Mediator) Pekerja Sosial Medis menjalankan peran sebagai penghubung antara klien dengan tim paliatif lainnya karena klien seringkali enggan untuk bertanya langsung kepada tim paliaif lainnya jika mereaka memiliki pertanyaan 4. Konsultan Pekerja Sosial Medis mempunyai peran konsultan ketika ada klien yang membutuhan pendapat PSM tentang berbagai macam hal. 5. Motivator PSM dituntut untuk dapat terus memotivasi klien agar tidak pasrah menghadapi penyakitnya tesebut dan memberikan social support dalam masa pendampingan terhadap klien selama perawatan paliatif. Hambatan yang didapatkan PSM dalam menjalankan kelima peran tersebut adalah 1. Adanya pengurangan eksistensi dari PSM, karena tadinya setiap proses pengkajian (assessment) awal pasien PSM selalu ikut ambil bagian, tetapi akhir-akhir ini menjadi tidak pernah lagi sehingga yang terjadi ialah setiap pasien yang diterimanya merupakan rujukan dari dokter maupun tim paliatif lainnya. 2. Selain iru, terdapat alienasi karena dirasa oleh profesi lain kurang berguna sehingga dianggap kurang berkontribusi terhadap penanganan klien yang ketiga ialah Kemampuan dan keahlian pribadi PSM yang masih kurang. 3. Selanjutnya, kesibukan PSM juga menjadi hambatan dalam menjalan peran-peran mereka sehingga tidak memiliki waktu banyak untuk melaksanakan tugasnya pada saat melakukan kunjungan ke rumah pasien. Kesibukan karena harus menjaga ruang administrasi untuk menjadi administrator Instalasi Rehabilitasi Medis juga dirasa sunggguh menghambat pekerjaan. 4. Selain dari Fasilitas dari rumah sakit juga terbatas dan 5. kurangya kesempatan PSM untuk ikut melakukan kunjungan.

Mengenai dorongan kinerja dari PSM, diperoleh kesimpulan bahwa adanya panggilan jiwa untuk selalu membantu orang lain yang membutuhkan secara ikhlas, memiliki teknik dan kemampuan non-medis yang lebih baik dari tim paliatif yang lainnya dan mau menjalankan peran-perannya karena mempunyai kelebihan dalam berinteraksi dengan orang lain. 5.2 Saran Setelah melakukan penelitian singkat terkait dengan peran Pekerja Sosial Medis untuk klien kanker stadium lanjut dan keluarganya, maka beberapa saran yang dapat peneliti kemukakan untuk meningkatkan Pekerja Sosial Medis di Unit Layanan Paliatif dan Kedokteran Komplementer Rumah Sakit Kanker Dharmais, antara lain ialah : a) Untuk meningkatkan peran Pekerja Sosial Medis didalam ULP&KK 1. Perlu adanya job description (deskripsi kerja) yang jelas antar profesi, sehingga setiap profesi dapat mengerjakan tugasnya masing-masing sesuai dengan keahliannya. 2. Latar belakang pendidikan Pekerja Sosial Medis lebih baik ditingkatkan menjadi minimal sarjana strata satu (S1), karena dengan adanya latar belakang pendidikan yang setara dengan profesi lain, diharapkan komunikasi antar profesi dapat lebih ditingkatkan 3. Perlu adanya peningkatan ketrampilan dari Pekerja Sosial Medis mengenai intervensi kepada pasien dan anggota keluarga pasien yang menjalani perawatan paliatif dengan mengikuti pelatihan maupun seminar perawatan paliatif. 4. PSM sebaiknya mulai dilibatkan sejak tahap awal proses pengkajian (assessment) agar rencana terapi dapat dirancang secara optimal dalam tahap assessment (pengkajian). b) Untuk menghilangkan hambatan-hambatan dalam menjalankan perannya 1. Penambahan sumber daya manusia (SDM) akan PSM akan sangat membantu pelayanan di ULP&KK agar mereka dapat mengerjakan tugas-tugas mereka

termasuk mengikuti proses assessment awal klien yang selama ini diabaikan karena kesibukan kedua PSM di Instalasi Rehabilitasi Medis (IRM). 2. Perlu adanya tambahan seorang administrator di dalam ruang administrator IRM karena kekurangan SDM tersebut, PSM di haruskan untuk menjaga ruangan tersebut seharian padahal sebenarnya tugas dari PSM yang sesungguhnya bukan berada di ruangan tersebut melainkan intervensi langsung kepada klien. 3. PSM sebaiknya lebih aktif dalam menjalankan peran-peran mereka tersebut, tidak hanya menunggu intruksi dari pihak lembaga maupun staf lainnya..