MAKALAH PENELITIAN EKSTRAKSI KLOROFIL DARI DAUN PEPAYA DENGAN SOLVENT 1-BUTANOL

dokumen-dokumen yang mirip
PENGAMBILAN ASAM PHOSPHAT DALAM LIMBAH SINTETIS SECARA EKSTRAKSI CAIR-CAIR DENGAN SOLVENT CAMPURAN IPA DAN n-heksan

LAPORAN TUGAS AKHIR NURUL MUBIN

Seminar Tugas Akhir S1 Jurusan Teknik Kimia UNDIP 2009

ANALISA ANTOSIANIN PADA BUAH STROBERI MENGGUNAKAN SPEKTROFOTOMETER SINAR TAMPAK

Pengambilan Minyak Biji Nyamplung melalui Proses Ekstraksi sebagai Bahan Bakar Alternatif

EKSTRAKSI KLOROFIL DAN UJI STABILITAS WARNA RENDEMEN DARI DAUN KATUK (Sauropus androgynus)

BAB V EKSTRAKSI CAIR-CAIR

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek atau bahan penelitian ini adalah cincau hijau. Lokasi penelitian

UJI COBA PENJERNIHAN DAN PENGHILANGAN BAU LIMBAH TAPIOKA DENGAN MENGGUNAKAN ARANG AKTIF DARI TEMPURUNG KELAPA (STUDI AKTIVASI DENGAN PENGASAMAN)

Ekstraksi Pewarna Alami Daun Suji, Kajian Pengaruh Blanching dan Jenis Bahan Pengekstrak. Abstrak

EKSTRAKSI ASPHALTENE DARI MINYAK BUMI

PEMBUATAN SUSU DARI BIJI BUAH SAGA ( Adenanthera pavonina ) SEBAGAI ALTERNATIF PENGGANTI NUTRISI PROTEIN SUSU SAPI DAN SUSU KEDELAI

PENGAMBILAN AIR DARI SISTEM ISOPROPIL ALKOHOL AIR DENGAN DISTILASI ADSORPTIF MENGGUNAKAN ZEOLIT ALAM DAN SILIKA GEL

ANALISA KANDUNGAN ANTOSIANIN PADA BUNGA MAWAR MERAH MENGGUNAKAN SPEKTROFOTOMETER

LAPORAN TUGAS AKHIR PEMANFAATAN MINYAK KEDELAI SEBAGAI BAHAN BAKU PEMBUATAN LILIN AROMA TERAPI MENGGUNAKAN PRESS BERULIR DENGAN OPTIMALISASI SUHU

Jurnal Bahan Alam Terbarukan

PENGARUH WAKTU PENGADUKAN DAN PENGAMBILAN SAMPEL LARUTAN CaCO 3 1% TERHADAP JUMLAH ENDAPAN PADA ALAT FILTER PRESS

PENGARUH JUMLAH TRAY DAN PERBANDINGAN SOLVEN PADA EKSTRAKSI MINYAK NYAMPLUNG

Company LOGO ZAT WARNA /PIGMEN

LAPORAN TUGAS AKHIR PENGARUH PUTARAN OPTIK TERHADAP KONSENTRASI MINYAK KULIT BIJI METE DENGAN PENAMBAHAN PELARUT NON- POLAR MENGGUNAKAN POLARIMETER

EKSTRAKSI SENYAWA BIOAKTIV DARI DAUN MORINGA OLEIFERA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Ekstraksi Zat Warna Rhodamin B dalam Sampel

TUGAS AKHIR. EKSTRAKSI SERBUK KELOPAK BUNGA ROSELA ( Hibiscus sabdarifa Linn. ) untuk UJI KANDUNGAN WARNA dengan SPEKTROFOTOMETER

EKSTRAKSI ZAT WARNA ALAMI DARI KULIT MANGGIS SERTA UJI STABILITASNYA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah kentang merah dan

EKSTRAKSI MINYAK ALGA Spirulina sp. DENGAN DUA JENIS PELARUT, HCL DAN ETANOL. Riana Giarti 1) dan Elida Purba 2)

ABSTRAK. POTENSI BIJI ASAM JAWA (Tamarindus indica) SEBAGAI BAHAN BAKU ALTERNATIF BIODIESEL

PENGARUH WAKTU PENGADUKAN DAN PENGAMBILAN SAMPEL LARUTAN CaCO 3 3% TERHADAP JUMLAH ENDAPAN PADA ALAT FILTER PRESS

I. PENDAHULUAN. Bab ini akan menjelaskan tentang : (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi

MAKALAH PENELITIAN. Seminar Tugas Akhir S1 Jurusan Teknik Kimia UNDIP 2009

BAB III METODE PENELITIAN. Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini, antara lain: waterbath,

PENGARUH WAKTU PENGADUKAN DAN PENGAMBILAN SAMPEL LARUTAN CaCO 3 4% TERHADAP JUMLAH ENDAPAN PADA ALAT FILTER PRESS

Seminar Tugas Akhir S1 Jurusan Teknik Kimia UNDIP 2009

HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Instrumen Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan

PENGARUH WAKTU PENGADUKAN DAN PENGAMBILAN SAMPEL LARUTAN CaCO 3 2% TERHADAP JUMLAH ENDAPAN PADA ALAT FILTER PRESS

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang Penelitian, (2)

LAMPIRAN A DATA PENELITIAN DAN HASIL PERHITUNGAN

BAB 4 PEMBAHASAN Hasil Kerja Ekstraksi Jahe

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ISOLASI PROTEIN DARI AMPAS KECAP DENGAN CARA EKSTRAKSI SODA ( INSULATION OF PROTEIN FROM DREGS TASTE BY EKSTRACTION SODA )

EKSTRAKSI BAHAN NABATI (EKS)

Percobaan 6 DISTRIBUSI ZAT TERLARUT ANTARA DUA JENIS PELARUT YANG BERCAMPUR. Lab. Kimia Fisika Jurusan Kimia Universitas Negeri Semarang

EKSTRAKSI DAN PENGARUH SUHU TERHADAP STABILITAS ZAT WARNA DAUN SINGKONG (Manihot esculenta) MENGGUNAKAN SPEKTROFOTOMETER

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

LAMPIRAN A DATA HASIL PENELITIAN

BAB III MATERI DAN METODE. Laboratorium Nutrisi dan Pakan Ternak Fakultas Peternakan dan Pertanian,

I PENDAHULUAN. protein berkisar antara 20% sampai 30%. Kacang-kacangan selain sumber protein

LAMPIRAN 1 DATA HASIL PENELITIAN

PEMBUATAN KERIPIK WALUH (Cucurbita) MENGGUNAKAN ALAT VACUUM FRYER DENGAN VARIABEL WAKTU DAN SUHU

PEMBUATAN PEKTIN DARI KULIT COKELAT DENGAN CARA EKSTRAKSI

I. ISOLASI EUGENOL DARI BUNGA CENGKEH

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi Rumah Sakit

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dimulai dari bulan April 2010 sampai dengan bulan Januari

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan Juni 2012.

Kadar Total Pigmen Klorofil dan Senyawa Antosianin Ekstrak Kastuba (Euphorbia pulcherrima) Berdasarkan Umur Daun

LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM BIOKIMIA. (Uji Pembentukan Emulsi Lipid)

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. Termasuk

Bab III Bahan dan Metode

EKSTRAKSI KLOROFIL DAUN KATUK, BAYAM, DAN KANGKUNG SERTA UJI STABILITAS WARNA MENGGUNAKAN SPEKTROFOTOMETER VIS

METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Tahapan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2015 Juli 2015, bertempat di

tetapi untuk efektivitas ekstraksi analit dengan rasio distribusi yang kecil (<1), ekstraksi hanya dapat dicapai dengan mengenakan pelarut baru pada

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk mengetahui kinerja bentonit alami terhadap kualitas dan kuantitas

EKSTRAKSI PIGMEN ANTOSIANIN DARI KULIT BUAH NAGA MERAH (Hylocereus polyrhizus)

ANALISIS PROTEIN. Free Powerpoint Templates. Analisis Zat Gizi Teti Estiasih Page 1

BAB III METODE PENELITIAN

LAPORAN TUGAS AKHIR. Effect Of Preheating Temperature and Pressure on Nyamplung (Collaphyllum Inophyllum) seed s oil using press hidraulic

LAPORAN AKHIR. MODIFIKASI PATI JAGUNG (Zea mays) DENGAN PROSES ASETILASI MENGGUNAKAN ASAM ASETAT GLASIAL

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGUJIAN STABILITAS ZAT WARNA KULIT MANGGIS (Gracinia mangostana L) DENGAN SPEKTROFOTOMETER

Pengaruh Jenis Pelarut dan Ukuran Biji Kakao Terhadap Ekstraksi Lemak Biji Kakao (Theobroma cacao) Secara Batch

SINTESIS METIL ESTER DARI LIPID Bacillus stearothermophilus DENGAN METODE TRANSESTERIFIKASI MENGGUNAKAN BF 3. Dessy Dian Carolina NRP

Penyerapan Zat Warna Tekstil BR Red HE 7B Oleh Jerami Padi +) Saepudin Suwarsa Jurusan Kimia FMIPA - ITB Jl. Ganesa 10 Bandung, 40132

PEMBUATAN KHITOSAN DARI KULIT UDANG UNTUK MENGADSORBSI LOGAM KROM (Cr 6+ ) DAN TEMBAGA (Cu)

III. METODE PENELITIAN. Alat yang digunakan yaitu pengering kabinet, corong saring, beaker glass,

Abstrak. Tumbuhan perdu setengah merambat dengan percabangan memanjang. Daun

EKSTRAKSI CAIR-CAIR. Bahan yang digunkan NaOH Asam Asetat Indikator PP Air Etil Asetat

Ngatijo, dkk. ISSN Ngatijo, Pranjono, Banawa Sri Galuh dan M.M. Lilis Windaryati P2TBDU BATAN

I PENDAHULUAN. (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat

PENGARUH JENIS PELARUT DAN UJI STABILITAS WARNA PADA EKSTRAKSI KLOROFIL DAUN KATUK (Sauropus androgynus)

TUGAS AKHIR ANALISA PERBEDAAN KANDUNGAN KLOROFIL PADA DAUN MANGGA ARUMANIS, MANGGA MANALAGI, DAN MANGGA GOLEK(

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian (Ruang

Cara uji kimia - Bagian 3: Penentuan kadar lemak total pada produk perikanan

LAPORAN PENELITIAN Kajian Ekstraksi Tanin Dari Daun Ketapang (Terminalia Catappa Linn)

EKSTRAK DAUN SIRIH SEBAGAI ANTIOKSIDAN PADA MINYAK KELAPA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. (Pandanus amaryllifolius Roxb.) 500 gram yang diperoleh dari padukuhan

HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG

Gravitasi Vol. 15 No. 1 ISSN:

ANALISIS. Analisis Zat Gizi Teti Estiasih

OLIMPIADE SAINS NASIONAL Medan, 1-7 Agustus 2010 BIDANG KIMIA. Ujian Praktikum KIMIA ORGANIK. Waktu 150 menit. Kementerian Pendidikan Nasional

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA PEMISAHAN PERCOBAAN 1 EKSTRAKSI PELARUT

Jurnal Bahan Alam Terbarukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Material Jurusan Pendidikan

SKRIPSI PENGARUH KONSENTRASI ETANOL DAN WAKTU MASERASI TERHADAP PEROLEHAN FENOLIK, FLAVONOID, DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK RAMBUT JAGUNG

J. Gaji dan upah Peneliti ,- 4. Pembuatan laporan ,- Jumlah ,-

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA II PENENTUAN KADAR KOEFISIEN DISTRIBUSI SELASA, 22 MEI 2014

LAMPIRAN A DATA PENELITIAN DAN HASIL PERHITUNGAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Transkripsi:

MAKALAH PENELITIAN EKSTRAKSI KLOROFIL DARI DAUN PEPAYA DENGAN SOLVENT 1-BUTANOL Oleh : Abdul Rozak M Unggul Hartanto L2C306002 L2C306063 TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2008

EKSTRAKSI KLOROFIL DARI DAUN PEPAYA DENGAN SOLVENT 1-BUTANOL Abdul Rozak M, Unggul Hartanto Jurusan Teknik Kimia, Universitas Diponegoro, Semarang, Imdonesia Laboratorium Teknologi Separasi, Jurusan Teknik Kimia FT UNDIP Jl. Prof. Soedarto SH., Tembalang Semarang 50239 Telp/Fax 024-7640058 ABSTRAK Tanaman pepaya banyak dijumpai di Indonesia, hampir disemua daerah bisa tumbuh tanaman pepaya. Tanaman ini banyak sekali kegunaannya mulai dari buah dan daunnya. Namun salah satu bagian dari tanaman pepaya ada yang belum dimanfaatkan secara maksimal, padahal jika diolah lebih lanjut memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi. Bagian tersebut adalah pada daunnya. Pada penelitian ini daun pepaya diisolasi dengan cara ekstraksi untuk diambil klorofilnya. Ekstraksi dilakukan dengan menggunakan solven 1-Butanol 85%. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui kadar total klorofil pada daun pepaya dengan pengaruh perbandingan larutan umpan dengan solvent (F/S) dan temperatur ekstraksi. Pada penelitian ini memakai variabel perbandingan larutan umpan dengan solvent (F/S) = (1:1) (1:2) (1:3) (1:4) (1:5) dan temperatur ekstraksi T = (30,40,50,60,70) o C. Dari penelitian diperoleh bahwa perbandingan F/S (1:1) dengan temperatur ekstraksi 40 o C menghasilkan kadar total klorofil yang paling tinggi. Kata kunci : papaya, zat pewarna, klorofil, ekstraksi. ABSTRACT The papaya plants are many in Indonesia, almost that often grows in the regions. The parts of its plants has many uses, such as its leaves and fruits. But there is one part of the coconut tree which use is forgotten or is not yet used. When its use is further developed, it will have a very high economic value. That part is its leaf. In this research, this papaya leaf can be isolated with ekstraction to take the chlorophyll. Ekstraction is doing with solvent 1-Butanol 85%. The aim of this research is to compare the total chloropylls content in the papaya leaf which influence comparasion feed solution with solvent (F/S) and temperature. In this research, variable of comparasion feed solution with solvent (F/S) (1:1) (1:2) (1:3) (1:4) (1:5) and temperature T = (30,40,50,60,70) o C is used. From this research, we can draw the conclution that variable of comparasion feed solution with solvent (F/S) (1:1) and temperature 40 o C can produce the total chloropylls content very high. Key Word : papaya (Carica Papaya L.), pigments, chlorophyll, extraction. PENDAHULUAN Tanaman pepaya ( Carica Papaya L. ) banyak tumbuh di daerah tropis Indonesia yang bisa dimanfaatkan dari buah dan daunnya. Pada daun pepaya yang berwarna hijau mengandung klorofil. Kandungan klorofil pada tumbuhtumbuhan memiliki jumlah yang banyak yaitu rata-rata 1% berat kering,sehingga sangat berpotensi dikembangkan sebagai suplemen pangan atau kegunaan lainnya. Klorofil diistilahkan sebagai pewarna hijau alami yang ada pada berbagai macam tumbuhan, susunannya terdapat di dalam kloroplas. Ada 2 jenis klorofil alami (seperti klorofil-a dan klorofil-b). Klorofil biasanya selalu menyatu dengan pigmen lainnya yang berdasarkan dari kelompok karotenoid.

Sayur-sayuran terutama yang berwarna hijau mengandung banyak klorofil. Di dalam tanaman, klorofil terdapat dalam bentuk ikatan yang kompleks dengan molekul protein dan lemak. Warna sayur-sayuran terutama disebabkan oleh kandungan zat warna didalamnya yang disebut pigmen dan terdiri dari klorofil, karotenoid dan grup flavonoid yang terdiri dari antosianin, antoxantin dan tannin. Klorofil adalah senyawa ester dan larut di dalam solvent organik. Ekstraksinya dilakukan dengan menggunakan pelarut organik polar, khususnya acetone dan alkohol. Kandungan klorofil bersifat tidak stabil dan lebih mudah rusak bila terkena sinar,panas, asam dan basa. Pada prinsipnya molekul klorofil sangat besar dan terdiri dari empat cincin pirol yang dihubungkan satu sama lainnya oleh gugus metena ( -CH= ) membentuk sebuah molekul pipih. Pada karbon ke-7 terdapat residu propionate yang teresterifikasi dengan fitol dan rantai cabang ini bersifat larut dalam lipid. Klorofil dalam daun yang masih hidup terikat pada protein. Dalam proses pemanasan proteinnya terdenaturasi dan klorofil dilepaskan. Saat ini semakin banyak beredar produk impor suplemen pangan kaya klorofil, padahal dilihat dari segi geografis Indonesia memiliki potensi sumber klorofil yang besar. Salah satunya adalah daun pepaya sebagai penghasil pewarna hijau alami. Oleh karena itu perlu dilakukan kajian untuk meningkatkan manfaat daun pepaya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui randemen kadar total klorofil pada daun papaya yang terekstrak terhadap pengaruh perbandingan umpan dan solvent serta pengaruh suhu ekstraksi. METODE PENELITIAN Bahan Daun papaya yang digunakan adalah daun tua. Tahap pengekstrak awal menggunakan Natrium Carbonat, sedangkan proses ekstraksi menggunakan solvent 1-Butanol. Untuk pencucian hasil ekstraksi digunakan aquadest dan analisis hasil ekstrak digunakan aseton. Metode penelitian Penentuan prosedur ekstraksi daun pepaya yang digunakan difokuskan pada perbandingan larutan umpan dengan solvent dan suhu ekstraksi untuk menghasilkan ekstrak dengan kadar klorofil yang terbaik. Ada 5 macam perbandingan larutan umpan dengan solvent (F/S) yang digunakan yaitu : (1:1, 1:2, 1:3, 1:4, 1:5) dan suhu ekstraksi T = (30, 40, 50,60, 70) o C. Tahap pertama yang dilakukan menyiapkan daun pepaya yang akan digunakan dan menentukan kadar klorofilnya terlebih dahulu. Daun pepaya yang telah dicuci dan dipotong-potong, dihancurkan dengan larutan pengekstrak Natrium carbonate 0,5 gr. Kemudian di inkubasi pada suhu kamar selama 60 menit, setelah itu dilakukan penyaringan untuk membuang padatan. kemudian diblansir dalam air mendidih selama 1 menit. Tahap selanjutnya adalah penentuan jumlah 1-Butanol yang ditambahkan ke dalam larutan pengekstrak terpilih (1:1, 1:2, 1:3, 1:4, 1:5)

serta suhu ekstraksi yang akan digunakan (30, 40, 50,60, 70) o C. Pada hasil ekstraksi dilakukan pencucian 3-5 kali dengan menggunakan Aquades untuk memisahkan solventnya. Pisahkan hasilnya (pada lapisan atas yang berwarna hijau) dan simpan pada botol yang gelap untuk mencegah kerusakan. Analisis kadar klorofil ekstrak Pengukuran kadar total klorofil dalam ekstrak dilakukan dengan mengikuti prinsip Gross(1991). Sejumlah ekstrak (1,5 ml) dicampur dengan 8,5 ml Aseton 99,5%, kemudian dibiarkan selama 1 malam. Untuk menganalisa kadar total klorofil, supernatan yang diperoleh diukur absorbansinya pada 645 dan 663 nm. Perhitungan kadar total klorofil dilakukan dengan menggunakan rumus berikut : Skema Kerja Kadar klorofil (mg/l) = 20.2 A 645.0 nm + 8.02 A 663.0 nm Analisis kadar klorofil 1-Butanol Spektrofotometer Daun pepaya Ekstraktor aquadest Na 2 CO 3 Ekstraktor Filtrasi Rafinat inkubasi pada suhu kamar selama 60 menit Ekstrak Analisis kadar klorofil Inkubator Spektrofotometer Rafinat Filtrasi Ekstrak Diblansir air mendidih selama 1 menit

HASIL DAN PEMBAHASAN I. Hasil Percobaan a. Data Uji absorbansi Dengan menggunakan alat spektrofotometer pada panjang gelombang 645 nm dan 663 nm diperoleh data absorbansi sebagai berikut : Daun Pepaya : - Pada panjang gelombang 645 nm : 0,098 - Pada panjang gelombang 663 nm : 0,112 - : 2,8778 mg/l Tabel 1. Data absorbansi klorofil dengan F/S (1:1) 1. 30 0,076 0,124 0,2529 2. 40 0,082 0,12 0,2618 3. 50 0,082 0,118 0,2602 4. 60 0,081 0,114 0,2550 5. 70 0,08 0,112 0,2514 Tabel 2. Data absorbansi klorofil dengan F/S (1:2) 1. 30 0,074 0,12 0,3276 2. 40 0,078 0,12 0,3383 3. 50 0,075 0,116 0,3260 4. 60 0,072 0,114 0,3158 5. 70 0,071 0,109 0,3077 Tabel 3. Data absorbansi klorofil dengan F/S (1:3) 1. 30 0,077 0,12 0,3776 2. 40 0,077 0,122 0,3801 3. 50 0,075 0,119 0,3704 4. 60 0,071 0,112 0,3498 5. 70 0,068 0,108 0,3359 Tabel 4. Data absorbansi klorofil dengan F/S (1:4) 1. 30 0,075 0,109 0,3822 2. 40 0,077 0,11 0,3900 3. 50 0,075 0,107 0,3796 4. 60 0,074 0,104 0,3726 5. 70 0,072 0,104 0,3661

Tabel 5. Data absorbansi klorofil dengan F/S (1:5) 1. 30 0,064 0,11 0,3625 2. 40 0,064 0,112 0,3652 3. 50 0,063 0,112 0,3618 4. 60 0,055 0,105 0,3255 5. 70 0,052 0,104 0,3140 b. Data massa jenis (density) ekstrak. F/S (1:1) F/S (1:2) F/S (1:3) F/S (1:4) F/S (1:5) 1 30 0,892 0,867 0,854 0,844 0,837 2 40 0,890 0,882 0,847 0,846 0,832 3 50 0,887 0,876 0,858 0,852 0,849 4 60 0,886 0,852 0,845 0,843 0,842 5 70 0,862 0,852 0,844 0,843 0,841 II. PEMBAHASAN Randemen yang dihasilkan A. Pengaruh perbandingan F/S terhadap kadar total klorofil 0,5 (mg/l) 0,4 0,3 0,2 0,1 0 1:1 1:2 1:3 1:4 1:5 Perbandingan F/S Kurva Randemen Grafik 1. Perbandingan F/S Vs Kadar total Klorofil Pada penggunaan pelarut 1-Butanol dengan perbandingan F/S (1:1);(1:2);(1:3);(1:4);(1:5) diperoleh kurva berbentuk parabola dengan puncak pada perbandingan F/S (1:4) yaitu masing-masing randemen (0,3822 ; 0,390 ; 0,3796 ; 0,3726 ; 0,3661) mg/l. Pada perbandingan F/S (1:1) kondisi

ini belum optimal, karena jumlah bahan daun sama dengan jumlah pelarutnya sehingga jumlah pelarut belum cukup untuk berpenetrasi ke dalam bahan akibatnya tidak semua klorofil dapat dilarutkan oleh pelarut. Pelarut yang terlalu sedikit akan cepat jenuh sehingga kemampuannya untuk melarutkan bahan akan semakin berkurang, sedangkan pada saat penggunaan perbandingan F/S (1:5) randemen yang dihasilkan turun karena volume pelarut yang digunakan semakin besar akibatnya semakin banyak impuritas yang ikut terlarut dan waktu yang digunakan untuk pencucian pelarut semakin lama. Hal ini akan menyebabkan terjadinya perubahan sifat komponen dari klorofil. Inilah yang menyebabkan lebih sedikitnya kadar klorofil yang diperoleh setelah perbandingan F/S yang optimal. Penggunaan pelarut yang terlalu banyak juga tidak efektif dan efisien karena jumlah pelarut yang diperlukan juga tergantung pada jumlah solute yang terdapat pada larutan. B. Pengaruh suhu terhadap kadar total klorofil 0,5 (mg/l) 0,4 0,3 0,2 0,1 0 30 40 50 60 70 Suhu C Kurva Randemen Grafik 2. Suhu Vs Kadar total Klorofil Ekstraksi yang dilakukan pada suhu 30, 40, 50, 60, 70 o C diperoleh kondisi optimal dari grafik maupun perhitungan pada suhu ekstraksi 40 o C yaitu masing-masing dengan randemen : ( 0,2550 ; 0,3158 ; 0,3498 ; 0,3726 ; 0,3255 ) mg/l. Hal ini menunjukkan kenaikan suhu akan menyebabkan menurunnya randemen yang dihasilkan karena kenaikan suhu akan menyebabkan dekomposisi dari komponen klorofil yang menyebabkan komponen baru lebih rendah dari titik didih komponen sebelumnya sehingga menjadi lebih mudah menguap. Pada penelitian ini menunjukkan bahwa kondisi suhu ekstraksi yang baik pada suhu rendah.

Mutu yang dihasilkan Massa jenis (Density) 1 0,8 Density 0,6 0,4 0,2 0 30 40 50 60 70 Suhu C Grafik 3. Suhu Vs Density Kurva Mutu Ekstrak Pada grafik tampak bahwa hasil yang diperoleh memiliki sifat fisik yaitu massa jenis (density) yang sangat bervariasi. Hal ini disebabkan oleh kondisi bahan daun yang digunakan. Semakin lama waktu penyimpanan akan menurunkan mutu klorofil yang dihasilkan. KESIMPULAN DAN SARAN a. Kesimpulan Dari hasil penelitian dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : Ekstraksi daun pepaya dengan menggunakan solvent 1-Butanol bisa digunakan untuk menghasilkan ekstrak cair daun pepaya yang mengandung klorofil. Kondisi operasi pada proses ekstraksi ini akan lebih baik dilakukan pada perbandingan F/S (1:4) dengan suhu ekstraksi 40 o C dengan kadar total klorofil yang terekstrak sebesar 0,3726 ng/l dan massa jenis (density) 0,846 gr/ml. b. Saran Agar mendapatkan kadar total klorofil yang lebih baik sebaiknya proses ekstraksi dilakukan di tempat yang redup atau tidak banyak cahaya, hal ini bertujuan untuk meminimalkan kerusakan klorofil, sehingga klorofil yang terekstrak akan lebih banyak. Untuk penelitian lebih lanjut, dapat juga dilakukan dengan menggunakan variabel waktu inkubasi. UCAPAN TERIMA KASIH Puji syukur Alhamdulillah, penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan Rahmat dan hidayah-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Penelitian dengan judul Ekstraksi Klorofil Dari Daun Pepaya Dengan Solvent 1-Butanol.

Dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak berikut yang telah membantu penulis, yaitu: Bapak Dr. Ir. Bakti Jos DEA, selaku dosen pembimbing penelitian, Bapak Dr. Ir. Abdullah, MS, selaku Ketua Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Diponegoro serta rekan-rekan mahasiswa Teknik Kimia Universitas Diponegoro. Kami menyadari sepenuhnya bahwa laporan ini jauh dari sempurna, maka penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna perubahan yang lebih baik. Akhir kata, penulis berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkannya. DAFTAR PUSTAKA Endang P., Deddy M., Astawan M., Fransiska R.Z., Jurnal Teknologi dan Industri Pangan, Aktivitas Antioksidan Ekstrak Daun Suji, Vol XVII No2. Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan FATETA IPB, 2006,hal (79-86). Kaufman,P.B. Peter, Natural Product from Plants, Chlorophyll and chlorophyl to Biosintesis, New York. Treybal,R.E., Mass-Transsfer Operations, Third edition, Mc. Graw Hill, New York, 1980. Kirk Othmer, Encyclopedia of Chemical Technology, second edition, New York, V 5, 1964. Winarno,F.G., Kimia Pangan dan Gizi, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 1992. Mackenzie,C.A.. Experimental Organic Chemistry, Separation of the leaf pigmen, New Jersey. Weissberger,A., Organic Solvent, Physical properties and Metods of Purification, second edition, New York, 1955.