RANCANG BANGUN DAN ANALISA SISTEM SALURAN TERHADAP CACAT PENGECORAN PADA BLOK SILINDER (CYLINDER BLOCK) FCD 450 DENGAN MENGGUNAKAN PASIR CETAK KERING

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH JUMLAH SALURAN MASUK TERHADAP CACAT CORAN PADA PEMBUATAN POROS ENGKOL (CRANKSHAFT) FCD 600 MENGGUNAKAN PENGECORAN PASIR

ANALISA PENGARUH JUMLAH SALURAN MASUK TERHADAP ADANYA CACAT PENGECORAN PADA BLOK SILINDER (CYLINDER BLOCK) FCD 450

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: ( Print) F-266

STUDI EKSPERIMEN PENGARUH VARIASI DIMENSI CIL DALAM (INTERNAL CHILL) TERHADAP CACAT PENYUSUTAN (SHRINKAGE) PADA PENGECORAN ALUMINIUM 6061

PENGARUH JUMLAH SALURAN MASUK TERHADAP CACAT CORAN PADA PEMBUATAN CRANKSHAFT MESIN SINAS METODE PENGECORAN PASIR DENGAN BAHAN FCD 600

STUDI SIMULASI DAN EKSPERIMEN PENGARUH KETEBALAN DINDING EXOTHERMIC RISER TERHADAP CACAT SHRINKAGE PADA PENGECORAN ALUMINIUM 6061 METODE SAND CASTING

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 2, (2012) ISSN:

PENGARUH VOLUME EXOTHERMIC RISER TERHADAP CACAT SHRINKAGE PADA PENGECORAN ALUMINIUM 6061 DENGAN METODE SAND CASTING

PEMBUATAN POLA dan CETAKAN HOLDER MESIN UJI IMPAK CHARPY TYPE Hung Ta 8041A MENGGUNAKAN METODE SAND CASTING

Gambar 1 Sistem Saluran

ANALISA PERBANDINGAN PEMAKAIAN RISER RING DAN CROWN PADA PENGECORAN VELG TIPE MS 366 DENGAN UJI SIMULASI MENGGUNAKAN CAE ADSTEFAN

ANALISA PENGARUH PENAMBAHAN ABU SERBUK KAYU TERHADAP KARAKTERISTIK PASIR CETAK DAN CACAT POROSITAS HASIL PENGECORAN ALUMINIUM 6061 SIDANG TUGAS AKHIR

STUDI EKSPERIMEN PENGARUH VARIASI DIMENSI CIL DALAM (INTERNAL CHILL) TERHADAP CACAT PENYUSUTAN (SHRINKAGE) PADA PENGECORAN ALUMINIUM 6061

BAB 1 PENDAHULUAN. Silinder liner adalah komponen mesin yang dipasang pada blok silinder yang

MODUL 7 PROSES PENGECORAN LOGAM

Studi Eksperimen Pengaruh Variasi Dimensi Cil dalam (Internal Chill) terhadap Cacat Penyusutan (Shrinkage) pada Pengecoran Aluminium 6061

BAB III PROSES PENGECORAN LOGAM

XI. KEGIATAN BELAJAR 11 CACAT CORAN DAN PENCEGAHANNYA. Cacat coran dan pencegahannya dapat dijelaskan dengan benar

MODUL PDTM PENGECORAN LOGAM

Studi Eksperimen Pengaruh Jenis Saluran pada Aluminium Sand Casting terhadap Porositas Produk Toroidal Piston

Metal Casting Processes. Teknik Pembentukan Material

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 4, No. 1, (2015) ISSN: ( Print) B-80

BAB I PENDAHULUAN. industri terus berkembang dan di era modernisasi yang terjadi saat. ini, menuntut manusia untuk melaksanakan rekayasa guna

PENGARUH VOLUME EXOTHERMIC RISER TERHADAP CACAT SHRINKAGE PADA PENGECORAN ALUMINIUM 6061 DENGAN METODE SAND CASTING

BAB III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA PENELITIAN

11 BAB II LANDASAN TEORI

PERANCANGAN PENGECORAN KONSTRUKSI CORAN DAN PERANCANGAN POLA

BAB V PROSES PENGECORAN BAB V PROSES PENGECORAN

Proses Pengecoran Hingga Proses Heat Treatment Piston Di PT. Federal Izumi Manufacturing NAMA : MUHAMMAD FAISAL NPM : KELAS : 4IC04

Merencanakan Pembuatan Pola

Analisa Pengaruh Penambahan Abu Serbuk Kayu Meranti Terhadap Karakteristik Pasir Cetak dan Cacat Porositas Hasil Pengecoran Aluminium 6061

VARIASI PENAMBAHAN FLUK UNTUK MENGURANGI CACAT LUBANG JARUM DAN PENINGKATAN KEKUATAN MEKANIK

BAB 2 PROSES PENGECORAN

TUGAS PENGETAHUAN BAHAN TEKNIK II CETAKAN PERMANEN

PENGECORAN SENTRIFUGAL (CENTRIFUGAL CASTING) dimana : N = Kecepatan putar (rpm) G factor = Faktor gaya normal gravitasi selama berputar

STUDI EKSPERIMEN PENGARUH WAKTU PENIUPAN PADA METODA DEGASSING JENIS LANCE PIPE, DAN POROUS PLUG TERHADAP KUALITAS CORAN PADUAN ALUMINIUM A356.

III. KEGIATAN BELAJAR 3 PEMBUATAN POLA DAN INTI. Setelah pembelajaran ini mahasiswa mampu menjelaskan pembuatan pola dan inti pada proses pengecoran.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN. waktu pada bulan September 2015 hingga bulan November Adapun material yang digunakan pada penelitian ini adalah:

K. Roziqin H. Purwanto I. Syafa at. Kata kunci: Pengecoran Cetakan Pasir, Aluminium Daur Ulang, Struktur Mikro, Kekerasan.

PROSES PEMBUATAN BANTALAN LUNCUR AXLE LINING di UPT. BALAI YASA YOGYAKARTA. Idris Prasojo Teknik Mesin Dr.-Ing.

ANALISIS STRUKTUR MIKRO CORAN PENGENCANG MEMBRAN PADA ALAT MUSIK DRUM PADUAN ALUMINIUM DENGAN CETAKAN LOGAM

BAB I PENDAHULUAN. tentang unsur tersebut. Berikut potongan ayat tersebut :

PENGECORAN SUDU TURBIN AIR AKSIAL KAPASITAS DAYA 102 kw DENGAN BAHAN PADUAN TEMBAGA ALLOY 8A

PERANCANGAN POROS DIGESTER UNTUK PABRIK KELAPA SAWIT DENGAN KAPASITAS OLAH 12 TON TBS/JAM DENGAN PROSES PENGECORAN LOGAM

PENGGUNAAN 15% LUMPUR PORONG, SIDOARJO SEBAGAI PENGIKAT PASIR CETAK TERHADAP CACAT COR FLUIDITAS DAN KEKERASAN COR

6. Besi Cor. Besi Cor Kelabu : : : : : : : Singkatan Berat jenis Titik cair Temperatur cor Kekuatan tarik Kemuluran Penyusutan

PENGARUH UKURAN RISER TERHADAP CACAT PENYUSUTAN DAN CACAT POROSITAS PRODUK COR ALUMINIUM CETAKAN PASIR

Cacat shrinkage. 1 1,0964 % Bentuk : merupakan HASIL DAN ANALISA DATA. 5.1 Hasil Percobaan

STUDI EKSPERIMEN PENGARUH PENAMBAHAN BUBUK KAYU MERANTI TERHADAP KARAKTERISTIK PASIR CETAK DAN CACAT POROSITAS HASIL PENGECORAN ALUMINIUM 6061

Pengaruh kadar air pasir cetak terhadap kualitas coran paduan Aluminium

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di beberapa tempat sebagai berikut:

STUDI EKSPERIMEN PENGARUH KOMPOSISI CERAMIC SHELL PADA INVESTMENT CASTING TERHADAP KEKASARAN PERMUKAAN DAN POROSITAS PRODUK TOROIDAL PISTON

Multiple Channel Fluidity Test Castings Pengujian ini digunakan untuk mengetahui fluiditas aliran logam cair saat

ANALISIS HASIL PENGECORAN SENTRIFUGAL DENGAN MENGGUNAKAN MATERIAL ALUMINIUM

TUGAS AKHIR PENELITIAN SIFAT FISIS DAN MEKANIS BESI COR KELABU DENGAN PENGGUNAAN BAHAN BAKAR DARI KOKAS LOKAL DENGAN PEREKAT TETES TEBU DAN ASPAL

Proses Manufaktur (TIN 105) M. Derajat A

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di beberapa tempat sebagai berikut:

Diagram TEKNIK MESIN ITS

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Diagram Alir Diagram alir penelitian selama proses penelitian dapat diperlihatkan pada Gambar 3.1 dibawah ini : Mulai

Sidang Tugas Akhir (TM091486)

TEORI SAMBUNGAN SUSUT

SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH TEKNIK PENGECORAN KODE / SKS : KK / 2 SKS. Sub Pokok Bahasan dan Sasaran Belajar

TUGAS SARJANA TEKNIK PENGECORAN LOGAM

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG

ANALISIS PEMBUATAN HANDLE REM SEPEDA MOTOR DARI BAHAN PISTON BEKAS. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. Aluminium merupakan logam ringan yang mempunyai sifat ketahanan

Bab III Metode Penelitian

BAB 3. PENGECORAN LOGAM

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Pengaruh Bentuk Riser Terhadap Cacat Penyusutan Produk Cor Aluminium Cetakan Pasir

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. menunjukan bahwa material rockwool yang berbahan dasar batuan vulkanik

TEKNIK PENGECORAN LOGAM PERANCANGAN DAN PEMBUATAN PULI UNTUK DIGUNAKAN PADA KOMPRESOR AC KENDARAAN PENUMPANG BERKAPASITAS 5 ORANG

PENGARUH PENAMBAHAN Mg TERHADAP SIFAT KEKERASAN DAN KEKUATAN IMPAK SERTA STRUKTUR MIKRO PADA PADUAN Al-Si BERBASIS MATERIAL PISTON BEKAS

L.H. Ashar, H. Purwanto, S.M.B. Respati. produk puli pada pengecoran evoporatif (lost foam casting) dengan berbagai sistem saluran.

PENGARUH TEMPERATUR TUANG DAN KANDUNGAN SILICON TERHADAP NILAI KEKERASAN PADUAN Al-Si

STUDI KEKUATAN IMPAK PADA PENGECORAN PADUAL Al-Si (PISTON BEKAS) DENGAN PENAMBAHAN UNSUR Mg

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Mulai. Studi Literatur. Persiapan Alat dan Bahan. Proses Pengecoran. Hasil Coran. Analisis. Pembahasan Hasil Pengujian

KAJIAN JUMLAH SALURAN MASUK (INGATE) TERHADAP KEKERASAN DAN STRUKTUR MIKRO HASIL PENGECORAN Al-11Si DENGAN CETAKAN PASIR

Dasar pengecoran logam

MODIFIKASI GATING SYSTEM UNTUK MENGATASI CACAT SHRINKAGE PADA BAGIAN GROOVE PADA PRODUK PUMP CASING F-60 DENGAN MATERIAL AISI 304

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN MILL SHAFT ROLL SHELL UNTUK 4000 TCD (TON CANE PER DAY) PADA PABRIK GULA SEI SEMAYANG DENGAN PROSES PENGECORAN LOGAM

Pengaruh Variasi Komposisi Kimia dan Kecepatan Kemiringan Cetakan Tilt Casting Terhadap Kerentanan Hot Tearing Paduan Al-Si-Cu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Studi Literatur. Persiapan Alat dan Bahan bahan dasar piston bekas. Proses pengecoran dengan penambahan Ti-B 0,05%

PERBANDINGAN KARAKTERISTIK MEKANIS DAN KOMPOSISI KIMIA ALUMUNIUM HASIL PEMANFAATAN RETURN SCRAP

Desain Sistem Saluran Coran Arbor Press Frame Dengan Metode Resin Coated Sand Untuk Penerapan Pada Mesin Universal Resin Coated Sand Mold Maker

ANALISIS SIFAT FISIS DAN MEKANIS ALUMUNIUM PADUAN Al, Si, Cu DENGAN CETAKAN PASIR

Redesain Dapur Krusibel Dan Penggunaannya Untuk Mengetahui Pengaruh Pemakaian Pasir Resin Pada Cetakan Centrifugal Casting

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam menunjang industri di Indonesia. Pada hakekatnya. pembangunan di bidang industri ini adalah untuk mengurangi

BAB III METODOLOGI. karena cepat pembuatannya, pengolahannya mudah dan biayanya murah. Macammacam

ANALISIS HASIL PENGECORAN MATERIAL KUNINGAN

BAB III METODE PENELITIAN

SIMULASI PERANCANGAN SALURAN TUANG PADA PEMBUATAN PIPE REDUCER Ø 12'' KE Ø 10'' FC25 DENGAN PERANGKAT LUNAK SOLIDCAST

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. Pembuatan spesimen dilakukan dengan proses pengecoran metode die

Pengaruh Modulus Cor Riser Terhadap Cacat Penyusutan Pada Produk Paduan Al-Si

BAB III METODELOGI PENELITIAN Alur Penelitian Secara garis besar metode penelitian dapat digambarkan pada diagram alir dibawah ini : Mulai

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

ANALISA PENGARUH AGING 400 ºC PADA ALUMINIUM PADUAN DENGAN WAKTU TAHAN 30 DAN 90 MENIT TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS

Perancangan Dan Pembuatan Batang Torak Dengan Daya 100 PS Dan Putaran 3500 RPM Dengan Proses Pengecoran Logam

Shrinkage pada Plastik Bushing dengan Variabel Temperatur Injeksi Plastik

Transkripsi:

RANCANG BANGUN DAN ANALISA SISTEM SALURAN TERHADAP CACAT PENGECORAN PADA BLOK SILINDER (CYLINDER BLOCK) FCD 450 DENGAN MENGGUNAKAN PASIR CETAK KERING Oleh: Agung Tri Hatmoko 2111 105 017 Dosen Pembimbing: Dr. Ir. Soeharto, DEA JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA

Latar Belakang Kenaikan penjualan mobil di indonesia sampai september 2013 meninggkat sampai 11% menjadi 908.322 http://otomotif.kompas.com/read/2013/10/ 09/10124/Sampai.September.Penjualan.M obil.di.indonesia.naik.11.persen Pemerintah menanggulangi hal tersebut dengan mobil nasional

Latar Belakang ITS + Kemen Ristek Bahan blok silinder FCD 450 Menggunakan variasi jumlah saluran masuk Sehingga meminimalkan cacat coran yang terjadi

Rumusan Masalah Permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah bagaimana pengaruh jumlah saluran masuk terhadap cacat pada produk blok silinder dan bagaimana mengatasi cacat coran tersebut.

Tujuan Penelitian Mempelajari pengaruh jumlah saluran masuk terhadap adanya cacat pada produk blok silinder.

BATASAN MASALAH 1. 2. 3. 4 5 Pasir cetak yang dipakai memiliki komposisi dan permeabilitas yang seragam (homogen). Sistem saluran yang digunakan adalah Vertical Gating System dan dianggap sistem saluran sudah ideal. Gaya gesek selama logam cair mengalir melalui saluran dan rongga cetakan dianggap konstan. Temperatur cair dari FCD 450 yang digunakan di dalam eksperimen dianggap sama dan konstan. Logam cair dianggap sebagai Newtonian Fluid. 6 Komposisi campuran pasir cetak yang dipakai dianggap ideal.

Manfaat Penelitian 1 Mengembangkan industri otomotif terutama pada proses pembuatan produk blok silinder sehingga dapat menghasilkan benda coran yang berkualitas baik. 2 Mengembangkan teori dan teknologi gatting system yang diaplikasikan pada industri lainnya.

Dasar Teori Blok Silinder Blok silinder adalah bagian terpenting dari kendaraan. Bahan : Cast iron (besi tuang) atau almunium mengurangi berat dan menambah panas radiasi. Terdapat lubang silinder yang diberi lapisan khusus (cylinder liner) mengurangi keausan silinder, karena gesekan naik turunnya torak atau piston..

Bahan FCD Dasar Teori

Dasar Teori Bahan FCD 450 Blok silinder menggunakan bahan FCD 450, karena : Sifat mekanik mampu tarik 450 N/mm2 digunakan untuk kekuatan tinggi. Elongasi sampai 10% untuk produk-produk yang mendapatkan beban impak atau tekuk yang tinggi. Kekerasan 143-217 HB untuk menahan beban identasi atau penetrasi (penekanan) yang tinggi.

POLA Dasar Teori Pola tunggal Pola penggeret Pola Belahan Banyak Pola plat dan drag Pola belahan

Dasar Teori Tambahan Penyusutan Tambahan Penyusutan Bahan 8/1.000 Besi cor, baja cor tipis 9/1.000 Besi cor, baja cor tipis yang bnyak menyusut 10/1.000 Sama dengan atas dan aluminium 12/1.000 Paduan aluminium, brons, baja cor (tebal 5-7 mm) 14/1.000 Kuningan kekuatan tinggi, baja cor 16/1.000 Baja cor (tebal dari 10 mm) 20/1.000 Coran baja yang besar 25/1.000 Coran baja besar dan tebal

Tambahan Penyelesaian Machining Dasar Teori

Dasar Teori Penambahan Kemiringan Pola logam membutuhkan kemiringan 1/200, pola kayu membutuhkan 1/30 sampai 1/200

Dasar Teori Penambah (riser) adalah sebagai penyimpan logam cair untuk mengimbangi penyusutan dalam proses pembekuan logam dari coran. Penambah atas Penambah samping Penambah buta

Dasar Teori Pasir cetak Pasir Cetak Basah Sifat pasir berkaitan kemudahan dalam pembuatan cetakan. Dipengaruhi bahan pengikat dan kadar air yang terkandung di dalamnya. Pengaruh kadar air yang cukup dapat mempengaruhi kekuatan cetakan

Dasar Teori Pasir Cetak Kering Sifat pasir cetak kering berkitan dengan kekuatan pasir cetak setelah cetakan dikeringkan. Dipengaruhi bahan pengeras dan kadar air yang terkandung di dalamnya Kadar air dikurangi dengan dipanaskan dengan api.

6. Runner extension digunakan untuk menjerat kotoran Sistem Saluran Dasar Teori Berdasarkan American Foundrymen s Society (AFS) 1. Sistem saluran tanpa tekanan perbandingan S:R:G 1 : 4 :4 2. Menggunakan tapered sprue, small down sprue dengan bottom sprue area berfungsi sebagai choke 3. Menggunakan cawan tuang. 4. Sprue Base Menyerap energi kinetik yang jatuh dari saluran turun. 5. Runner di drag dan sprue di cup.

Dasar Teori Sistem Saluran Horizontal a. Cawang tuang (pouring basin) b. Saluran turun (sprue) c. Saringan (sprue basin) d. Pengalir (drag runner) e. Saluran masuk (cope ingate) f. Pengalir tambahan (runner extension)

Sistem Saluran Vertikal Step Gating Perancangan Step Gate yang menggambarkan pola aliran tidak baik Perancangan Step Gate yang menggambarkan pola aliran baik

Dasar Teori Sistem Saluran Vertikal Bottom Gating Perancangan Bottom Gate yang menggambarkan pola aliran baik Sering digunakan untuk pengecoran baja meminimumkan erosi pada cetakan dan inti

Dasar Teori Perhitungan Sistim Saluran Waktu tuang (sec) K1 W A T H (tinggi efektif) A B

Choke Area = A1 Well Area = 5xA1 Runner depth = d Runner Area Gate Area = 4 x A B = 4 x A B Well depth = 2d Gate area Runner area

Dasar Teori Macam-Macam Cacat Coran 1) Retakan 2) Porositas Porositas Terjadi akibat tegangan sisa yang diakibatkan adanya pendinginan tak seimbang pada penyusutan. Udara yang terjebak pada benda coran

Dasar Teori 3)Penyusutan (Shrinkage) shrinkage 4)Inklusi Terak Terjadi karena perubahan fase dari material cair menjadi padat Terjadi karena Reaksi kimia selama peleburan, penuangan atau pembekuan

Dasar Teori 5)Inklusi Pasir 6)Lubang Jarum (pin hole) Terjadi karena pasir terbawa dalam coran dan cacat terjadi pada permukaan atau didalam coran Cacat dimana benda coran terdapat lubang sangat kecil dan berbentuk seperti bekas tusukan jarum.

PENELITIAN TERDAHULU Muhamad Nur Harfianto [1], judul, PENGARUH JUMLAH SALURAN MASUK TERHADAP CACAT CORAN PADA PEMBUATAN POROS ENGKOL (CRANKSHAFT) FCD 600 MENGGUNAKAN PENGECORAN PASIR, 2013 Pada penelitian ini hasil didapatkan adalah 1 saluran masuk lebih baik dibandingkan 2 saluran masuk

Flow Chart Percobaan METODOLOGI Mulai Studi Literarur Perumusan Masalah 1.Perencanaan dan Pembuatan Sistem Saluran 2.Pembuatan Pola dan Rangka Cetak 3.Pembuatan Cetakan 4.Persiapan Alat dan Bahan FCD 450 Sistem saluran 4 gate Sistem saluran 6 gate Proses Pengecoran A

METODOLOGI A Hasil Pengecoran Pengamatan Cacat Secara Visual dan NDT - Penyusutan - Porositas - Crack - Inklusi Terak dll Analisa Data - Penyusutan - Porositas - Crack - Inklusi Terak dll Kesimpulan dan Saran Selesai

Perancangan Sistim Saluran 4 Saluran Masuk 6 Saluran Masuk

Peralatan Pembuatan Pola Sand grinder Jig saw Cutting machine Mesin bubut

Pembuatan Pola Pola Awal Dimensi diambil dari gambar ditambah dengan toleransi penyusutan. Mengunakan triplek yang dilapisi dempul Pola Negatif Menuang campuran epoxy pada bagian bagian pola awal Ditutup triplek dan dibiarkan 24 jam Pola Positif Menata kembali pola negatif dan dituangi campuran epoxy Ditunggu 24 jam

Pola negatif Dimensi diambil dari bagian dalam blok silinder Ditambah toleransi penyusutan, permesinan dan kemiringan Kotak Inti Membelah inti negatif Pembuatan Pola Inti Cara Pembelahan inti negatif Menentukan garis pembelahan Disekat kayu (didapatkan 2 belahan) Bagian pertama dituang campuran epoxy Setelah 24 jam triplek pemisah dilepas dan bagian kedua dituang campuran epoxy

Pembuatan Pola Inti Contoh gambar pembelahan pada pola inti: a. Pola negatif b. Pola negatif yang dibelah c. Pola negatif yang akan dituang campuran epoxy d. Hasil

Peralatan Pembuatan Cetakan Dan Bahan Coran Pasir Cetak Kering Alat tumbuk & spatula Tungku peleburan Bahan baku FCD 450

Metode Pengamatan dan Pengukuran Cacat 1) Secara Visual Cacat pergeseran Micrometer Cacat flash Jangka sorong

2) Liquid Penetran Cleaner, developer, penetrant Cacat retak permukaan Langkah kerja

PERHITUNGAN SISTIM SALURAN Material : - Jenis material logam = FCD 450 - Berat Jenis ( ) = 6.97 gr/cm 3 = 0.251 lb/in 3 - T melt (FCD 450) = 1349 o C - Tensile strenght = 450 N/mm 2 - Yield strenght = 280 N/mm 2 - Hardness = 192-269 HB Bentuk dan ukuran blok silinder: - Berat blok silinder FCD = 23,5 Kg 23500gr 3 - Volume blok silinder FCD = 3371, 59cm 3 6,97gr / cm - Berat total coran (w) = 23,5 kg + 7,05 kg = 30,55 kg = 30550 gr = 67.35 lb Dimana : 7,05 kg berat total sistem saluran yang didapat dari perhitungan (30% dari berat benda blok silinder).

a) Waktu tuang Dengan nilai konstanta, K 1 = 1.8 t = K 1. W = 1.8. 67,35lb = 14,7 sekon b) Choke area Dimana pada perhitungan choke area ini menggunakan 2 sistem effective sprue height Maka : 1. Top Gating Diketahui : d = ρ = 6,97 gr / cm 3 c = 22,8 cm g = 981 cm / s 2 h = 9,8 cm = 98 mm (panjang saluran turun) H h 98mm

2) Bottom gating Diketahui : d = ρ = 6,97 gr / cm 3 c = 22,8 cm g = 981 cm / s 2 h = 22,8 cm = 228 mm (panjang saluran turun) H c h 2 228mm 114mm 228mm 2 Maka untuk mencari H seluruhnya : H total = 98 mm + 114 mm = 212 mm

A B = d. t. c. w 2. g. H 30550 A B = (6,97).(14,7).(0,47). 2.(981).(212) A B = 0,984 cm 2 = 98,4 mm 2 x 1,5 = 147,6 mm 2 (D = 13,71 mm ) Dimana : 1,5 faktor keamanan (Hasil teortis sangat kecil) ) Area of the Top of Sprue (A T ) H A T = A B b Dengan H = 212 mm, b = 20 mm A T = 147,6 212 20 A T = 396,61 mm 2 x 1,5 = 480,55 mm 2 (D = 24,74 mm )

Gate Area = 4 x A B = 4 x 147,6 = 590,4 mm 2 x 1,5 = 885,6 mm 2 G 1 = G 2 = Gate area : 4 = 885,6 mm 2 : 2 = 221,4 mm 2 (T G1 =T G2 = 14,3 mm, L G1 =L G2 = 15,5 mm d) Well Base Area Well Base = 5 x A B = 5 x 147,6 = 738 mm 2 x 1,5 = 1107 mm 2 ( D = 18,78 mm ) d) Well Depth Well Depth = 2 x Kedalaman runner = 2 x 14,3 = 28,6 mm

PERHITUNGAN PENAMBAH (RISER) a). Menentukan nilai modulus (C%) C% = 14% untuk natural feeder yang lainnya. b). Menentukan nilai shrinkage pada paduan yang akan dicor (S%). S% = 3,4% merujuk pada gambar 2.30 menggunakan material FCD 450 dengan komposisi 3,18% C, 2,64% Si, 0,475% Mn, 0,025% P dan 0,008% S. c). Memperkirakan berat logam cair yang ada di dalam riser (W F ). Pada perhitungan sistem saluran didapatkan berat benda yg akan di cor (W C ) adalah : W C = 30,55 kg Maka, dengan perhitungan akan didapatkan berat logam cair yang ada di dalam riser (W F ). W F = W C 100 Si % C% 100 W F = 30,55 kg W F = 7,41 kg W F = 7410 gr 100 14% 3,4% 100

Casting modulus Prosentase penyusutan

PROSES PEMBUATAN CETAKAN Pembuatan cetakan bagian samping Pencampuran pasir cetak Memasang kerangka cetak dan penaburan bubuk pelapis Pengisian pasir cetak Hasil Pelepasan Rangka Pelepasan Rangka cetak Penumbukan

Cetakan Bagian Atas Pemasangan Sistem Saluran Pengisian pasir cetak Pembuatan gate Pelepasan saluran dan pemerataan pasir

Pembuatan inti Penaburan bubuk pelapis Proses Penumbukan Pelepasan inti Pemasangan Cetakan Pelapisan Cetakan Pemasangan Cetakan Hasil Pemasangan Semua bagian Cetakan

PROSES PENGECORAN Bahan Baku hasil sisa coran Tungku peleburan induksi Penuangan logam cair dari tanur Hasil setelah dituang Penuangan logam cair ke cetakan

PEMERIKSAAN CACAT HASIL PENGECORAN Prototipe 1 adalah hasil coran pada sistem empat saluran masuk menggunakan riser dan ventilasi. Prototipe 2 adalah hasil coran pada sistem enam saluran masuk menggunakan riser dan ventilasi. S1 Teknik Mesin FTI-ITS

Prototipe 1 Hasil coran prototipe 1 sebelum proses machining Hasil liquid penetrant prototipe 1 Hasil coran prototipe 1 setelah proses machining

Prototipe 2 Hasil coran prototipe 2 sebelum proses machining Hasil liquid penetrant prototipe 2 Hasil coran prototipe 2 setelah proses machining

ANALISA CACAT Sebelum Machining CACAT POSISI PENYEBAB Shringkage II, III 1) Pembekuan terakhir 2) Variasi luas penampang Salah alir I 1) Coran terlalu tipis 2) Sistim saluran yang jelek 3) Sistim penambah yang tidak sempurna Prototipe 1 Inklusi Pasir IV 1) Kurangnya hardener 2) Catakan kurang padat 1) Udara terjebak Rongga udara II,III 2) Pergeseran sistem saluran 3) Dinding cetakan basah Porositas - -

Sesudah Machining CACAT POSISI PENYEBAB Shringkage - Salah alir - - Prototipe 1 Inklusi Pasir I,II,IV 1) Kurangnya hardener 2) Catakan kurang padat 1) Udara terjebak Rongga udara I, II 2) Pergeseran sistem saluran 3) Dinding cetakan basah Porositas - -

PROTOTIPE 2 Sebelum Machining CACAT POSISI PENYEBAB Shringkage I 1) Pembekuan terakhir 2) Variasi luas penampang Prototipe 1 Salah alir - - Inklusi Pasir - - Rongga udara - - Porositas - -

PROTOTIPE 2 Sesudah Machining CACAT POSISI PENYEBAB Shringkage - - Prototipe 2 Salah alir - - Inklusi Pasir - - Rongga udara - - Salah pola I, II, III 1) Pemasangan inti yang miring

4 3 4 2 3 1 0 prototipe 1 prototipe 2 2 1 Prototipe 1 Prototipe 2 0 Histogram jumlah cacat sebelum proses machining Histogram jumlah cacat setelah proses machining

KESIMPULAN 1. Sistem empat saluran masuk lebih banyak terdapat cacat penyusutan, dibandingkan dengan enam saluran masuk. 2. Penambahan saluran masuk disini dapat mengatasi cacat yang berupa misrun pada sistem empat saluran masuk. 3. Setelah dilakukanya NDT dengan metode liquid penetrant terdapat cacat surface crack yang paling banyak terdapat pada hasil coran dengan sistem empat saluran masuk.

SARAN Perlu mempertimbangkan variabel-variabel yang mempengaruhi hasil coran dimana dijadikan batasan masalah pada penelitian. Semakin banyak produk hasil coran dan proses machining pada setiap coran, maka hasil analisa dan pembahasan akan lebih akurat.