penyakit degeneratif seperti kanker, aterosklerosis, diabetes mellitus, jantung koroner, rematik, katarak dan lain sebagainya disebabkan oleh

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Laboratorium Kimia Analitik

Aktivitas antioksidan ekstrak buah labu siam (Sechium edule Swartz) Disusun oleh : Tri Wahyuni M BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. resiko penyakit pada konsumen. Makanan fungsional ini mengandung senyawa atau

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah kentang merah dan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Instrumen Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Molekul ini sangat reaktif sehingga dapat menyerang makromolekul sel seperti lipid,

BAB 1 PENDAHULUAN. Akan tetapi, perubahan gaya hidup dan pola makan yang tak sehat akan

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB I PENDAHULUAN. Secara alamiah, setiap makhluk hidup atau organisme akan sampai pada

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

, 2015 PENGARUH SUHU DAN WAKTU PEMANASAN TERHADAP KADAR VITAMIN C DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN PADA EKSTRAK DAN SIRUP MELON JINGGA

DAFTAR ISI JUDUL... LEMBAR PENGESAHAN... ii. SURAT PERNYATAAN... iii. KATA PENGANTAR... iv. UCAPAN TERIMA KASIH... v. ABSTRAK...

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dewasa ini telah banyak diungkapkan bahaya lingkungan yang tidak sehat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan teknologi pangan semakin maju seiring dengan perkembangan zaman. Berbagai inovasi pangan dilakukan

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia dan Laboratorium Kimia Instrumen

I PENDAHULUAN. Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian,

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan Juni 2012.

BAB I PENDAHULUAN. mengonsumsi minuman beralkohol. Mengonsumsi etanol berlebihan akan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit degeneratif seperti diabetes melitus tipe 2, hipertensi,

I. PENDAHULUAN. sinar matahari berlebih, asap kendaraan bermotor, obat-obat tertentu, racun

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i. KATA PENGANTAR... ii. UCAPAN TERIMA KASIH... iii. DAFTAR ISI... iv. DAFTAR GAMBAR... vi. DAFTAR TABEL...

BAB III METODE PENELITIAN. pendahuluan berupa uji warna untuk mengetahui golongan senyawa metabolit

kerusakan, dan dapat menurunkan kualitas dari buah-buahan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dari segi jumlah tanaman obat yang sebagian besar belum dapat dibuktikan

Buah pepaya kaya akan antioksidan β-karoten, vitamin C dan flavonoid. Selain itu buah pepaya juga mengandung karpoina, suatu alkaloid yang dapat

PENDAHULUAN. Es lilin merupakan suatu produk minuman atau jajanan tradisional yang

BAB I PENDAHULUAN. sangat beragam dan tergolong ke dalam jenis buah tropis seperti rambutan, nanas,

BIOKIMIA (Kode : F-07) AKTIVITAS ANTIOKSIDAN SIRUP ROSELA (Hibiscus sabdariffa) SELAMA PENYIMPANAN PADA SUHU RUANG

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Material Jurusan Pendidikan

P PENGARUH PENAMBAHAN MALTODEKSTRIN PADA PENGOLAHAN MINUMAN SERBUK SIRSAK TERHADAP AKTIVITAS ANTIOKSIDAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENGARUH PERBANDINGAN JAMBU BIJI (Psidium guajava L.) DENGAN ROSELLA (Hibiscus sabdariffa Linn) DAN JENIS JAMBU BIJI TERHADAP KARAKTERISTIK JUS

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. masing-masing sebesar ton dan hektar. Selama lima

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Teh adalah jenis minuman non alkohol yang terbuat dari daun teh

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Banyak masyarakat Indonesia mengkonsumsi buah-buahan bertujuan untuk

BAB III METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian. Indonesia merupakan negara tropis yang kaya akan buah-buahan, beberapa

BAB I PENDAHULUAN. Sirup merupakan salah satu produk olahan cair yang dikonsumsi

BAB I PENDAHULUAN. Pemanfaatan bahan alam sebagai obat tradisional akhir-akhir ini sangat

DAFTAR ISI v. ABSTRAK... i. KATA PENGANTAR. ii. DAFTAR TABEL viii. DAFTAR GAMBAR ix. DAFTAR LAMPIRAN xi. 1.1 Latar Belakang Penelitian..

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Peningkatan kesejahteraan masyarakat menjadi tolak ukur kesehatan

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan dari bulan Maret sampai dengan Juni 2010 di

I. PENDAHULUAN. produk yang praktis dan digemari adalah chicken nugget. Chicken nugget

BAB I PENDAHULUAN. Ubi jalar atau ketela rambat ( Ipomoea batatas ) adalah sejenis tanaman

BAB I PENDAHULUAN. Ketidakstabilan ini disebabkan karena atom tersebut memiliki satu atau lebih

BAB III. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset, Jurusan Pendidikan Kimia,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset, Jurusan Pendidikan Kimia,

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Lingkungan masyarakat perkotaan yang penuh dengan polusi, limbah, dan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia diantaranya adalah tempe, keju, kefir, nata, yoghurt, dan lainlain.

BAB I PENDAHULUAN. difermentasi dengan menggunakan bakteri Lactobacillus bulgaricus dan

DAFTAR ISI.. HALAMAN JUDUL... LEMBAR PENGESAHAN... ABSTRAK... iv ABSTRACT... KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL.. DAFTAR GAMBAR.. xiii DAFTAR LAMPIRAN..

I. PENDAHULUAN. mineral, serta antosianin (Suzuki, dkk., 2004). antikanker, dan antiatherogenik (Indrasari dkk., 2010).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. maka perlu untuk segera dilakukan diversifikasi pangan. Upaya ini dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya di era modern ini banyak hasil pengolahan ikan yang

BAB I PENDAHULUAN. Data WHO menunjukkan proporsi kematian di negara berkembang dengan. sebanyak (39%), kanker (27%), dan PTM lainnya (30%).

I. PENDAHULUAN. mempunyai keunggulan, yaitu kaya karbohidrat. Oleh karena itu, ubi jalar dapat

PEWARNA ALAMI; Sumber dan Aplikasinya pada Makanan & Kesehatan, oleh Dr. Mutiara Nugraheni, S.T.P., M.Si. Hak Cipta 2014 pada penulis GRAHA ILMU Ruko

1.1. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Salah satu penyebab meningkatnya penderita penyakit degeneratif di

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bahan pangan lokal, termasuk ubi jalar (Erliana, dkk, 2011). Produksi ubi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ivo Hofia Nasren, 2013

Sebagai Diet Diabetes Anda

BAB 1 PENDAHULUAN. 2000, dimana dalam satu tanaman biasanya menghasilkan 1 Kg buah. Dalam satu

I. PENDAHULUAN. lainnya. Secara visual, faktor warna berkaitan erat dengan penerimaan suatu

BAB I PENDAHULUAN. cepat antara lain dalam hal makanan, baik makanan cepat saji maupun

PENDAHULUAN. Es lilin merupakan salah satu jajanan pasar yang telah lama dikenal oleh

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Upaya untuk menginventarisasi kandungan aktif. menerus dilakukan dan menjadi perhatian khusus para peneliti.

I PENDAHULUAN. berlebihan dapat disinyalir menyebabkan penyakit jantung dan kanker. Menurut

ABSTRAK. Kata kunci : Kapasitas antioksidan, Total fenol, Buah mengkudu, Fermentasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penggumpal, serta kombinasi dari perlakuan-perlakuan tersebut, sehingga

1.1. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. Protein (KEP). KEP merupakan suatu keadaan seseorang yang kurang gizi

I. PENDAHULUAN. timbulnya berbagai macam penyakit seperti jantung koroner, kanker, diabetes,

BAB I PENDAHULUAN. antioksidan. Hal ini terjadi karena sebagian besar penyakit terjadi karena adanya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Di Indonesia kaya akan berbagai jenis tanaman umbi-umbian, baik

BAB I PENDAHULUAN. pelindung, maupun pembalut penyumbat (Lachman, dkk., 1994). Salah satu bahan

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Kabupaten Kendal terkenal dengan sentra pertanian, salah satunya adalah

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Serbuk halus daun tumbuhan jeringau sebanyak 400 g diekstraksi dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pengkajian mengenai radikal bebas (free radical) dan antioksidan saat ini semakin berkembang. Hal ini didasari karena sebagian besar penyakit degeneratif seperti kanker, aterosklerosis, diabetes mellitus, jantung koroner, rematik, katarak dan lain sebagainya disebabkan oleh radikal bebas yang berlebih di dalam tubuh. Tubuh manusia secara alami mampu memproduksi anti radikal, yaitu antioksidan. Namun kemampuan ini terbatas dan semakin berkurang seiring bertambahnya usia. Sedangkan reaksi oksidasi yang mengawali munculnya radikal bebas terjadi setiap saat, bahkan ketika bernapas pun terjadi reaksi oksidasi. Keadaan ini semakin bertambah buruk ketika tubuh mengalami stres oksidatif, yaitu pada keadaan jumlah radikal bebas melebihi kapasitas kemampuan netralisasi antioksidan (Winarsi, 2009). Dalam masyarakat terjadi kecendrungan produk makanan dan minuman yang berlabel antioksidan dengan harga cukup mahal. Padahal komponen antioksidan terdapat melimpah di alam, baik dalam sayursayuran maupun buah-buahan. Komponen yang bersifat antioksidan dalam sayuran dan buah-buahan seperti vitamin C, vitamin E, β-karoten, flavonoid, isoflavon, flavon, antosianin, dan isokatekin (Kahkonen et al, 1999).

2 Flavonoid sebagai kelompok senyawa fenolat terbesar di alam merupakan senyawa metabolit sekunder yang efektif berperan sebagai antioksidan karena hasil reaksi antioksidan dengan suatu radikal bebas merupakan radikal bebas yang terstabilkan secara resonansi. Senyawa metabolit sekunder lainnya yang juga dapat berperan sebagai antioksidan adalah alkaloid, steroid dan terpenoid. Penelitian Miller et al (2000) mengenai kandungan antioksidan dalam berbagai jenis sereal gandum utuh, sayuran, dan buah-buahan menunjukkan bahwa buah beri memiliki rata-rata nilai aktivitas antioksidan yang tinggi. Talcott (2007) juga menambahkan bahwa buah beri selain memiliki manfaat dari segi kesehatan karena kandungan antioksidan, vitamin, mineral, serat, dan asam folat, buah beri juga memiliki nilai ekonomi yang tinggi. Beragam cara dapat dilakukan dalam mengonsumsi buah beri, baik dikonsumsi secara segar, atau diolah menjadi berbagai produk seperti minuman, es krim, yoghurt, selai, dan produk olahan lainnya. Di antara buah beri dengan kemampuan aktivitas antioksidan yang tinggi adalah rasberi. Heinonen et al (1998) mengurutkan kemampuan aktivitas antioksidan buah beri dan melaporkan bahwa rasberi memiliki aktivitas antioksidan lebih tinggi dibandingkan stroberi dan bluberi. Viljanen, et al (2004) melaporkan bahwa ellagitanin dan antosianin merupakan senyawa fenolat utama dalam rasberi. Senyawa fenolat ini berperan sebagai antioksidan.

3 Rubus sebagai salah satu genus (marga) rasberi adalah marga tumbuhan yang memiliki daerah penyebaran yang cukup luas. Salah satu rasberi yang terdapat di Indonesia adalah jenis Rubus rosifolius yang dalam bahasa sunda dikenal dengan beberetean. Namun penyebaran dan budidaya Rubus rosifolius tidak seekstensif buah stroberi. Bahkan terkadang luput dari budi daya (Valkenburg dan Bunyapraphatsara, 2001). Rasberi termasuk buah lunak (soft fruit) yang mudah rusak jika tidak dikonsumsi langsung pascapanen. Untuk meningkatkan daya tahan dan layak dikonsumsi, buah rasberi dapat diolah menjadi selai. Selai merupakan salah satu teknik pengawetan makanan dengan menggunakan gula dalam konsentrasi tinggi, karena konsentrasi gula yang tinggi (minimum 40%) dapat menghambat pertumbuhan mikroba perusak makanan (Estiasih dan Ahmadi, 2009). Selain itu, pengolahan buah rasberi menjadi selai atau produk lainnya dapat meningkatkan nilai tambah serta menambah keanekaragaman (diversifikasi) bahan pangan fungsional. Proses pengolahan buah rasberi menjadi selai tidak lepas dari perlakuan pemanasan yang mempengaruhi aktivitas antioksidan yang terkandung di dalamnya. Suryani (2004) menyebutkan bahwa suhu yang biasa digunakan dalam pemasakan selai berkisar 80-90 C selama 10 menit. Penelitian yang dilakukan Nurdianti (2010) mengenai aktitivitas antioksidan sirup berbahan dasar buah stroberi, bluberi, dan mulberi menunjukkan adanya keterkaitan antara lama pemanasan terhadap

4 aktivitas antioksidan. Semakin lama pemanasan yang dilakukan menyebabkan kapasitas antioksidan semakin rendah. Perlakuan pemanasan juga berdampak terhadap total antosianin. Hager et al (2008) dalam penelitiannya menyatakan bahwa berbagai proses termal dalam pengolahan blakberi menyebabkan penurunan kadar antosianin dibandingkan terhadap blakberi dalam keadaan beku. Hal yang serupa juga dinyatakan oleh Nugrahawati (2010) dalam penelitiannya bahwa antosianin yang disimpan pada botol gelap dan suhu refrigerator lebih stabil dibandingkan dengan antosianin yang disimpan pada botol bening dan suhu ruang. Untuk menelusuri kemampuan buah rasberi sebagai sumber antioksidan alami dilakukan uji pendahuluan meliputi skrining fitokimia dan uji kadar fenolat total. Skrining fitokimia bertujuan untuk mengetahui senyawa metabolit sekunder yang bertindak sebagai antioksidan. Sebagian besar antioksidan merupakan metabolit sekunder golongan senyawa fenolat, oleh karena itu dilakukan uji kadar fenolat total untuk menentukan jumlah kandungan senyawa fenolat dalam buah rasberi. Skrining fitokimia dilakukan berdasarkan terbentuknya endapan atau perubahan warna dengan penambahan pereaksi spesifik, uji kadar fenolat total dilakukan dengan metode Folin ciocalteu dengan asam galat sebagai pembanding. Uji aktivitas antioksidan dilakukan dengan menggunakan metode radikal DPPH.

5 Pada penelitian ini tidak hanya menentukan pengaruh lama waktu pemanasan dan suhu pemanasan terhadap aktivitas antioksidan, tetapi juga menentukan metode pemasakan selai yang tepat yang dapat mempertahankan nilai aktivitas antioksidan selai rasberi sebagai pangan fungsional. 1.2 Perumusan Masalah Penelitian ini mengkaji aktivitas antioksidan selai berbahan dasar rasberi (Rubus rosifolius) yang mencakup permasalahan sebagai berikut: 1. Golongan senyawa metabolit sekunder apa saja yang terkandung dalam ekstrak rasberi? 2. Seberapa besar kadar fenolat total dalam ekstrak rasberi? 3. Bagaimana pengaruh variabel suhu dan waktu pemanasan terhadap aktivitas antioksidan selai rasberi? 1.3 Pembatasan Masalah Fokus kajian dalam penelitian ini dibatasi pad hal-hal berikut: 1. Buah beri yang digunakan dalam penelitian ini adalah rasberi dengan jenis Rubus rosifolius, diperoleh dari Vin s Berry Park Cisarua- Kabupaten Bandung Barat dengan usia panen 3 bulan. 2. Metode ekstraksi yang digunakan adalah maserasi selama 24 jam. 3. Produk olahan yang dibuat pada penelitian ini adalah selai rasberi. 4. Uji kadar fenolat total dilakukan dengan metode Folin ciocalteu dengan asam galat sebagai standar.

6 5. Uji aktivitas antioksidan dilakukan dengan metode radikal DPPH. 1.4 Tujuan Penelitian Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk: 1. Mengidentifikasi golongan senyawa metabolit sekunder ekstrak rasberi. 2. Mengidentifikasi kadar fenolat total ekstrak buah rasberi. 3. Mengidentifikasi aktivitas antioksidan selai rasberi. 4. Menentukan metode pengolahan yang tepat dalam mengolah buah rasberi menjadi selai. 1.5 Manfaat Penelitian Manfaat yang bisa diperoleh dari hasil penelitian adalah: 1. Menambah daftar tumbuhan Indonesia yang mengandung antioksidan 2. Pemanfaatan buah rasberi dalam diversifikasi makanan