BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS. Wahyuni, Yolanita (2010:80) mengemukakan bahwa: Kata puzzle berarti

dokumen-dokumen yang mirip
Proses Pembentukan dan Jenis Batuan

SD kelas 5 - ILMU PENGETAHUAN ALAM BAB 11. PEMBETUKAN TANAH SUBUR DAN STRUKTUR BUMILATIHAN SOAL BAB 11. magma. kawah. lahar. lava

BATUAN PEMBENTUK PERMUKAAN TANAH

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( R P P )

Gambar 2.1 Lapis Perkerasan Jalan

BENTUK-BENTUK MUKA BUMI

BUMI YANG DINAMIS DIGERAKKAN OLEH

BAB II REMEDIASI HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN METODE EKSPERIMEN. A. Pembelajaran Remediasi Menggunakan Metode Eksperimen

Struktur Penyusun Bumi

Batuan beku atau batuan igneus (dari Bahasa Latin: ignis, "api") adalah jenis batuan yang terbentuk dari magma yang mendingin dan mengeras, dengan

LAMPIRAN 1 SURAT IJIN PENELITIAN

ACARA IX MINERALOGI OPTIK ASOSIASI MINERAL DALAM BATUAN

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS. pada apa yang harus dilakukan seseorang sebagai subjek dalam belajar. Sedangkan

LITOSFER BY. DJUNIJANTO SMA N 3 TENGGARONG. Materi Geografi tentang Litosfer 1

BATUAN BATUAN BEKU, BATUAN SEDIMEN, DAN BATUAN MALIHAN/METAMORF

MODUL ONLINE 19.2 KARAKTERISTIK PERLAPISAN BUMI PENDALAMAN MATERI BENTUK MUKA BUMI

MINERAL DAN BATUAN. Yuli Ifana Sari

batuan, butiran mineral yang tahan terhadap cuaca (terutama kuarsa) dan mineral yang berasal dari dekomposisi kimia yang sudah ada.

DERET BOWEN DAN KLASIFIKASI BATUAN BEKU ASAM DAN BASA

Petrogenesa Batuan Beku

SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 4. Dinamika Lithosferlatihan soal 4.1

geografi Kelas X LITOSFER I KTSP & K-13 A. PENGERTIAN LITOSFER B. BATUAN PEMBENTUK LITOSFER a. Batuan Beku

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan meningkatnya tingkat pertumbuhan dan kesejahteraan

BAB 12 BATUAN DAN PROSES PEMBENTUKAN TANAH

Batuan beku Batuan sediment Batuan metamorf

BAB I PENDAHULUAN A. Judul Usulan Penelitian B. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas Eksperimen

TUGAS TERSTRUKTUR ANALISIS LANSEKAP TEKTONISME

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

Geologi Teknik. Ilmu Geologi, Teknik Geologi,

LAMPIRAN 1 RPP DAN PERANGKAT PEMBELAJARAN SIKLUS 1

SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 4. Dinamika LithosferLATIHAN SOAL BAB 4. Gamping. Beku. Sedimen. Andesit. Metamorf

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN. Siklus I Pertemua I

LAMPIRAN 1 SURAT PENELITIAN

OKSIDA GRANIT DIORIT GABRO PERIDOTIT SiO2 72,08 51,86 48,36

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENELITIAN YANG RELEVAN. dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan, dan nilai-nilai sikap.

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. 2.1 Hakikat Hasil Belajar Siswa Tentang Perubahan Wujud Benda

BAB II KAJIAN PUSTAKA

SMA JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN X (SEPULUH) GEOGRAFI DINAMIKA LITOSFER DAN PEDOSFER

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

MEKANIKA TANAH ASAL USUL TERBENTUKNYA TANAH. UNIVERSITAS PEMBANGUNAN JAYA Jl. Boulevard Bintaro Sektor 7, Bintaro Jaya Tangerang Selatan 15224

IDENTIFIKASI JENIS-JENIS TANAH DI INDONESIA A. BAGAIMANA PROSES TERBENTUKNYA TANAH

BAB II KAJIAN TEORI. pembelajaran yang ditetapkan. Hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai,

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. setelah mengalami pengalaman belajar. Dalam Sudjana (2008:22), hasil belajar

1. Tenaga Endogen : Tektonisme, Vulkanisme, dan seisme 2. Tenaga Eksogen : Sinar matahari, udara, air, erosi, dan organisme

Geohidrologi dan Oseanografi (Hidrosfer) 2 Geohidrologi dan Oseanografi (Hidrosfer)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewi Diyanti, 2014

BAB II KAJIAN TEORITIS. pemahaman yang lebih tinggi, dengan catatan siswa sendiri. Guru tidak

BAB II HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA POKOK BAHASAN MENGHITUNG LUAS PERSEGI DAN PERSEGI PANJANG DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Menurut John Holt ( 1981 ) dalam bukunya How Children Fail

Dasar Ilmu Tanah semester ganjil 2011/2012 (EHN & SIN) Materi 03: Batuan & Tanah

SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 1. Pengetahuan Dasar GeografiLatihan Soal Objek studi geografi. Objek formal. Objek material.

TPL 106 GEOLOGI PEMUKIMAN

BENTUKLAHAN ASAL VULKANIK

STANDAR KOMPETENSI. kehidupan manusia. 1.Mendeskripsikan keragaman bentuk muka bumi, proses pembentukan dan dampaknya terhadap kehidupan.

hiasan rumah). Batuan beku korok

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

KERAGAMAN BENTUK MUKA BUMI: Proses Pembentukan, dan Dampaknya Terhadap Kehidupan

BAB II KAJIAN TEORITIK. beragam interpretasi, tidak dapat didefinisikan secara tunggal, dan sangat

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

What is a rocks? A rock is a naturally formed aggregate composed of one or more mineral

Morfologi dan Litologi Batuan Daerah Gunung Ungaran

BAB II KAJIAN PUSTAKA. penerima pesan. Lingkungan pembelajaran yang baik ialah lingkungan yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Gambar 6. Daur Batuan Beku, Sedimen, dan Metamorf

BAB II KAJIAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Metode pembelajaran adalah suatu pengetahuan tentang cara-cara mengajar

SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 1. Pengetahuan Dasar Geografilatihan soal 1.3. objek formal. objek material. aspek sosial.

BAB VI AGREGAT. Yang dimaksud agregat dalam hal ini adalah berupa batu pecah, krikil, pasir ataupun

BAB II MODEL PEMBELAJARAN COURSE REVIEW HORAY DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI MATERI KONSEP KONSEP GEOGRAFI

BAB II PENINGKATAN HASIL BELAJAR PAADA PEMEBLAJARAN IPA MELALUI PENGGUNAAN LINGKUNGAN SEKITAR SEBAGAI SUMBER BELAJAR

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I BENTUK MUKA BUMI

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. lingkungan. Lingkungan menyediakan rangsangan (stimulus) terhadap individu

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. permasalahan dengan sikap terbuka dari masing-masing individu. Dalam

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN

IV. BATUAN METAMORF Faktor lingkungan yang mempengaruhi

Build the world with studying..

SURAT IJIN UJI VALIDITAS

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN. Satuan Pendidikan : SMP...

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang seacara harfiah berarti

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Pendahuluan BBM 1 LITOSFIR. Dra. Susilawati, M.Pd

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Kelas IV SDN Lariang Melalui Metode Demonstrasi

BAB II KAJIAN TEORI DAN PENELITIAN YANG RELEVAN

SOAL PRE TEST. Berilah tanda silang (X) pada huruf a, b, c, atau d di depan jawaban yang paling benar! c. Batu granit b.

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

ASOSIASI BATUAN BEKU TERHADAP LEMPENG TEKTONIK

LAMPIRAN 2 PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO DINAS DIKPORA KECAMATAN SAPURAN SD NEGERI KARANGSARI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memecahkan suatu permasalahan yang diberikan guru.

Hasil Uji Coba Validitas dan Reabilitas Soal Siklus 1 di SD Negeri 2 Kuwaron kelas VI Sebelum Dikurangi Item Tidak Valid

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. soal matematika.hal ini berarti bila seseorang terampil dengan benar

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Transkripsi:

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS 2.1 Media Puzzle Wahyuni, Yolanita (2010:80) mengemukakan bahwa: Kata puzzle berarti kesukaran atau teka-teki. Media puzzle adalah alat yang digunakan untuk menyalurkan pesan dengan cara menyambungkan bagian satu dengan yang lainnya sehingga membentuk suatu gambar. Puzzle termasuk salah satu alat permainan edukatif berupa gabungan dari beberapa potongan gambar yang dapat membantu mengembangkan kreativitas berpikir anak. Media tersebut hanya mengandalkan unsur-unsur visual semata dan tidak diikuti unsur lain seperti audio maupun gerak. Cahyo (2012:2) mengemukakan bahwa: Media puzzle merupakan media yang disajikan salah satu acuan bagi pengajar sebagai variasi dalam proses mengajar. Media ini biasa diterapkan untuk mengasah kemampuan berbicara pada siswa SMA karena di dalamnya terdapat gambar dimana para siswa harus menceritakan gambar tersebut secara lisan. Purwantoko, Sutikno dan Susilo (2010:125) menjelaskan bahwa pembelajaran menggunakan media puzzle dilakukan melalui kegiatan diskusi kelompok yang diterapkan kepada siswa untuk membahas suatu permasalahan. Hal tersebut dilakukan agar siswa lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran. Menurut Wahyuni, Yolanita (2010:81) media games puzzle memiliki beberapa kelebihan dan kelemahan yakni:

Kelebihan dari games puzzle yang diimplementasikan yaitu: 1. Dengan adanya games puzzle dapat menarik minat belajar siswa 2. Gambar puzzle tersebut dapat mengatasi keterbatasan ruang dan waktu, karena tidak semua objek, benda dapat dibawa ke dalam kelas. 3. Selain itu dengan adanya media pembelajaran ini, siswa dapat melihat, mengamati, dan melakukan percobaan serta dapat menambah wawasan siswa tersebut. Kekurangan dari games puzzle yaitu: 1. Media puzzle ini lebih menekankan pada indera penglihatan ( visual ). 2. Gambar kurang maksimal bila diterapkan dalam kelompok besar. 2.2 Media Chart Arsyad (2011:135) menjelaskan bahwa media chart merupakan media berbasis visual, berupa gambar, lukisan atau foto yang menunjukan bagaimana tampaknya suatu benda. Materi pelajaran yang memerlukan visualisasi dalam bentuk ilustrasi yang dapat diperoleh dari sumber yang ada, seperti gambar majalah atau internet, gambar yang diabil diharapkan sesuai dengan isi pelajaran. Kelebihan dan kekurangan media chart 1. Sifatnya konkret, gamabar lebih realistis menunjukkan pokok masalah. 2. Media chart dapat mengatasi batasan ruang dan waktu. 3. Media chart dapat mengatasi keterbatasan pengamatasan siswa. 4. Media chart dapat memperjelas suatu masalah, dalam bidang apa saja dan untuk tingkat usia berapa saja, sehingga dapat mencegah atau membetulkan kesalahpahaman.

5. Harganya murah dan gampang didapat serta digunakan, tanpa memerlukan peralatan khusus. Selain kelebihan-kelebihan tersebut, media chart mempunyai beberapa kelemahan yaitu sebagai berikut: 1. Gambar hanya menekankan persepsi indra mata. 2. Gambar benda yang terlalu kompleks kurang efektif untuk kegiatan pembelajaran. 3. Ukuranya sangat terbatas untuk kelompok besar. 2.3 Hasil Belajar Menurut Kingsley (dalam Kurniawan, 2011:13) hasil belajar siswa [individu] dibedakan menjadi tiga jenis yaitu: (1) keterampilan dan kebiasaan, (2) pengetahuan dan keterampilan, (3) sikap dan cita-cita. Menurut Gagne (dalam Kurniawan, 2011:16) hasil belajar dibentuk dari proses pembelajaran yaitu: (1) keterampilan intelektual (intellectual skill), (2) strategi kognitif (cognitive strategi), (3) informasi verbal (verbal information), (4) keterampilan gerak (motoric skill), (5) sikap (attitude). Dengan demikian hasil belajar dapat dikatakan sebagai kemampuan yang dimiliki oleh siswa setelah melewati tahap-tahap pembelajaran dan terselesaikannya bahan ajar yang diberikan oleh guru. Ranah hasil belajar dalam pembelajaran menggunakan klasifikasi hasil belajar yang terdiri dari tiga ranah hasil belajar yakni ranah kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotoris. Benyamin Bloom (dalam Sudjana, 2009: 22-32).

1. Ranah kognitif Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek yakni pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis dan evaluasi. a. Tipe hasil belajar: Pengetahuan Istilah pengetahuan dimaksudkan sebagai terjemahan dari kata Knowledge dalam taksonomi Bloom. Sekalipun demikian, maknanya tidak sepenuhnya tepat sebab dalam istilah tersebut termasuk pula pengetahuan faktual disamping pengetahuan hafalan atau untuk diingat seperti rumus, batasan, defenisi, istilah, dan lain-lain. Tipe hasil belajar pengetahuan termasuk kognitif tingkat rendah yang paling rendah. Namun, tipe hasil belajar ini menjadi tipe prasarat bagi tipe hasil belajar berikutnya. b. Tipe hasil belajar: Pemahaman Tipe hasil belajar yang lebih tinggi daripada pengetahuan adalah pemahaman. Misalnya menjelaskan dengan susunan kalimatnya sendiri sesuatu yang dibaca atau didengarnya, memberi contoh lain dari yang telah dicontohkan, atau menggunakan petunjuk penerapan pada kasus lain. Dalam taksonomi Bloom, kesanggupan memahami setingkat lebih tinggi daripada pengetahuan. Namun, tidaklah berarti bahwa pengetahuan tidaklah perlu ditanyakan sebab, untuk dapat memahami, perlu terlebih dahulu mengetahui atau mengenal. c. Tipe hasil belajar: Aplikasi Aplikasi adalah pengetahuan abstraksi pada situasi kongkret atau situasi khusus. Abstraksi tersebut mungkin berupa ide, teori atau petunjuk teknis. Menerapkan teori baru ke dalam situasi baru disebut aplikasi.

d. Tipe hasil belajar: Analisis Analisis adalah usaha memilih suatu integritas menjadi unsur-unsur atau bagian-bagian sehingga jelas hierarkinya dan atau susunannya. Analisis merupakan kecakapan yang kompleks, yang memanfaatkan kecakapan dari ketiga tipe sebelumnya. e. Tipe hasil belajar: Sintesis Penyatuan unsur-unsur atau bagian-bagian ke dalam bentuk menyeluruh disebut sintesis. Berpikir berdasarkan pengetahuan hafalan, berpikir pemahaman, berpikir aplikasi, dan berpikir analisis dapat dipandang sebagai berpikir konvergen yang satu tingkat lebih rendah daripada berpikir devergen. f. Tipe hasil belajar: Evaluasi Evaluasi adalah pemberian keputusan tentang nilai sesuatu yang mungkin dilihat dari segi tujuan, gagasan, cara bekerja, pemecahan, metode materil, dll. Dilihat dari segi tersebut maka dalam evaluasi perlu adanya suatu kriteria atau standar tertentu. 2. Ranah afektif Ranah afektif berkenaan dengan sikap dan nilai. Beberapa ahli mengatakan bahwa sikap seseorang dapat diramalkan perubahannya, bila seseorang memiliki penguasaan kognitif tingkat tinggi. Tipe belajar afektif tampak pada siswa dalam berbagai tingkah laku seperti perhatiannya terhadap pelajaran, disiplin, motivasi belajar, menghargai guru dan teman sekelas, kebiasaan belajar, dan hubungan sosial.

3. Ranah psikomotoris Ranah psikomotoris berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan kemampuan bertindak. Ada enam aspek ranah psikomotoris yakni: a. Gerakan refleks (keterampilan pada gerakan tidak sadar) b. Keterampilan pada gerakan-gerakan dasar c. Kemampuan perseptual, termasuk di dalamnya membedakan visual membedakan auditif, motoris, dan lain-lain. d. Kemampuan dibidang fisik, misalnya kekuatan, keharmonisan, dan ketepatan. e. Gerakan-gerakan skill, mulai dari keterampilan sederhana sampai pada keterampilan yang kompleks f. Kemampuan yang berkenaan dengan komunikasi non-decursive seperti gerakan ekspresif dan interpretative. 2.4 Tinjauan Tentang Materi Pembelajaran 2.4.1 Pengertian Litosfer Waluya (2009:104) Litosfer berasal dari bahasa Yunani, litos = batu, sfeer = bulatan. Litosfer merupakan lapisan batuan/ kulit bumi yang mengikuti bentuk bumi yang bulat dengan ketebalan kurang lebih 1.200 km. 2.4.2 Material Pembentuk Litosfer Litosfer tersusun atas tiga macam material utama dengan bahan dasar pembentukannya adalah magma dengan berbagai proses yang berbeda-beda. Berikut merupakan material batuan penyusun litosfer.

1) Batuan Beku (Igneous Rock) Batuan beku adalah batuan yang terbentuk dari magma pijar yang membeku menjadi padat, sekitar 80% material batuan yang menyusun batuan kerak bumi adalah batuan beku. Berdasarkan tempat terbentuknya magma beku. Batuan beku dibagi menjadi tiga macam (Endarto Danang, 2009:98) a) Batuan Beku Dalam Batuan beku dalam terjadi dari pembekuan magma yang berlangsung perlahan-lahan ketika masih berada jauh di dalam kulit bumi. Contoh batuan beku dalam adalah granit dan gabbro. Ciri-ciri batuan plutonik pada umumnya secara mudah dapat dilihat dari ukuran butirnya, beberapa sifat atau ciri-ciri batuan plutonik adalah sebagai berikut. - Umumnya berbutir lebih kasar dibandingkan batuan ekstrusi. - Jarang memperlihatkan struktur visikular (mengandung lubang-lubang benda gas). - Batuan dapat merubah batuan yang berbatasan pada semua sisinya. b) Batuan Beku Gang/Korok Batuan beku korok terjadi dari magma yang membeku di lorong antara dapur magma dan permukaan bumi. Magma yang meresap diantara lapisanlapisan litosfer mengalami proses pembekuan yang berlangsung lebih cepat, sehingga kristal mineral yang terbentuk tidak semua besar. Campuran kristal mineral yang besarnya tidak sama merupakan ciri batuan beku korok.

c) Batuan Beku Luar Batuan beku luar terjadi dari magma yang keluar dari dapur magma membeku di permukaan bumi (seperti magma hasil letusan gunung berapi). Contoh batuan beku luar adalah : basalt, diorit, andesit, obsidin, scoria, batuan apung (bumice). Ciri-ciri batuan beku luar (vulkanik), antara lain sebagai berikut: - Pada umumnya mempunyai butir kristal yang halus, bahkan amorf. - Sebagian memperlihatkan struktur visikular artinya sebagian dari batuan - Beku luar memperlihatkan adanya lubang-lubang bekas materi gas yang terperangkap. - Kristal mineral batuannya menunjukan tekstur aphanitis (kristal yang halus dan amorf). Untuk membedakan batuan beku dengan batuan lainnya terdapat tiga ciri utama, yaitu: - Ttidak mungkin mengandung fosil - Teksturnya padat, mampat serta strukturnya homogen dengan bidang permukaan ke semua arah sama - Susunan sesuai dengan pembentukannya. 2) Batuan Sedimen Merupakan batuan mineral yang telah terbentuk di permukaan bumi yang mengalami pelapukan. Bagian-bagian yang lepas dari hasil pelapukan tersebut terlepas dan ditansportasikan oleh aliran air, angin, maupun oleh gletser yang

kemudian terendapkan atau tersedimentasi dan terjadilah proses diagenesis yang menyebabkan endapan tersebut mengeras dan menjadi bantuan sedimen. Berdasarkan tenaga alam yang mengangkutnya, batuan sedimen dapat dibagi menjadi empat golongan yaitu sebagai berikut. - Batuan sedimen aerik atau aeolis, pengangkutannya oleh angin. - Batuan sedimen glasial, pengangkutannya oleh es - Batuan sedimen aquatik, pengangkutannya dibantu oleh air yang mengalir. - Batuan sedimen marin, pengangkutannya oleh tenaga air laut. 3) Batuan Malihan (Metamorf) Batuan malihan adalah batuan hasil ubahan dari batuan asal (batuan beku, batuan endapan, dan batuan malihan) akibat proses metamorfosis. Proses metamorfosis, yaitu suatu proses yang dialami batuan asal akibat adanya tekanan atau temperatur yang meningkat atau tekanan dan temperatur yang sama-sama meningkat. Ada tiga jenis batuan malihan, yaitu sebagai berikut: - Metamorfik termik (kontak), terbentuk karena adanya kenaikan suhu yang berarti, seperti batu pualam atau marmer. - Metamorfik dinamik (sintektonik), pembentukan batuan yang disebabkan oleh penambahan tekanan tinggi, biasanya akibat gaya tektonik. Jenis metamorfisa ini banyak dijumpai pada daerah-daerah patahan dan lipatan yang luas di dunia. Misalnya, batu sabak dan batubara. - Metamorfik termik pneumatolitik, pembentukan batuan akibat adanya penambahan suhu disertai masuknya zat bagian magma ke dalam batuan itu. Misalnya, azurit mineral (pembawa tembaga), topas, dan turmalin

2.4.3 Siklus Batuan Siklus batuan merupakan proses perubahan batuan dalam waktu ratusan bahkan jutaan tahun Gambar 1. Siklus Batuan Proses siklus batuan berawal ketika magma mengalami pembekuan karena pendinginan, lama kelamaan magma semakin padat, akhirnya membeku menjadi batuan beku. Batuan beku tersebut rusak dan hancur karena tenaga eksogen, batuan tersebut diangkut serta diendapkan menjadi batuan sedimen, karena suhu yang tinggi dalam waktu yang lama akan berubah wujut menjadi batuan metamorf, batuan metamorf tersebut dapat mencair kembali menjadi magma 2.5 Kajian Penelitian Yang Relevan Penelitian yang relevan pernah dilakukan oleh: Purwantoko, Sutikno dan Susilo (2010) Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Malang dengan judul penelitian Keefektifan Pembelajaran Dengan Menggunakan Media Puzzle Terhadap Pemahaman Ipa Pokok Bahasan Kalor Pada Siswa SMP Negeri 1 Japah. Dapat diperoleh kesimpulan bahwa

terdapat perbedaan terhadap hasil belajar siswa yang menggunakan media puzzle dengan yang menggunakan model pembelajaran konvensional. Peneliti mengangkat kembali penelitian ini dengan formasi judul berbeda yaitu Pengaruh Media Games Puzzle Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Siklus Batuan penelitian ini lebih berfokus pada hasil belajar geografi, dengan tes hasil belajar yang digunakan dalam bentuk test essay dengan lokasi penelitian di SMA Negeri 2 Gorontalo. 2.6 Kerangka Berpikir Dalam proses pembelajaran membutuhkan kemampuan dan kemahiran guru yang sangat mendukung berjalannya proses pembelajaran, guru harus pandai dalam memilih media apa yang akan digunakan agar siswa merasa senang dengan pembelajaran dan tidak merasa bosan mengikuti pembelajaran di kelas. Ketepatan guru dalam memilih suatu media yang sesuai dalam proses pembelajaran akan sangat menentukan keberhasilan dalam mencapai tujuan pembelajaran tersebut. Penggunaan media games puzzle sebagai sebuah media pembelajaran merupakan media yang biasa dijadikan salah satu acuan bagi pengajar untuk mengasah kemampuan berbicara siswa karena di dalamnya terdapat gambar dimana para siswa harus menceritakan gambar tersebut. Penggunaan media games puzzle ini diharapkan mampu menarik minat siswa dan membantu guru dalam menyampaikan pembelajaran sehingga keefektifan belajar mengajar akan tercapai karena siswa tidak merasa bosan dan kesulitan dalam pembelajaran tersebut. Namun tidak demikian halnya dengan penggunaan media chart guru lebih banyak

aktif dari pada siswa sehingga dalam mengikuti pelajaran tersebut siswa merasa bosan. sehingga akan berakibat pada pencapain hasil belajar yang rendah. Dengan demikian diduga ada pengaruh positif antara penggunaan media games puzzle denga hasil belajar siswa. 2.7 Hipotesis Penelitian Hipotesis dalam penelitian ini yaitu: Terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar siswa, yang dibelajarkan menggunakan media games puzzle dengan yang dibelajarkan menggunakan media chart untuk materi siklus batuan di SMA Negeri 2 Gorontalo.