RAHASIA 'IBADAH PUASA (Bagian-2)

dokumen-dokumen yang mirip
Diantara rahasia dan hakekat shiyam Ramadhan dapat disimpulkan menjadi tujuh perkara yang dapat dirasakan kenikmatannya dalam ibadah Ramadhan:

UMAT ISLAM PERLU BERKORBAN, JIKA TIDAK INGIN MENJADI KORBAN

Khutbah Jum'at. Menyambut Ramadhan 1432 H. Bersama Dakwah 1

Ceramah Ramadhan 1433 H/2012 M Keutamaan Puasa

Jadilah Pembuka Pintu Kebaikan

MATAN. Karya Syaikh Al Imam Muhammad bin Abdul Wahhab

APA YANG PALING BERHARGA BAGI ORANG BERIMAN?

Khutbah Jum'at. Memaafkan Sesama Sebelum Ramadhan Tiba. Bersama Dakwah 1

Allah Itu Maha Indah dan Mencintai Keindahan

MENGIKUTI HAWA NAFSU

Pribadi Mandiri dan Kesalehan Sosial. Iwan Yahya Muhajirin, Ottawa, Ramadhan 1436 H 6 Juli 2015

TALIM MADANI #12 IMAN KEPADA ALLAH (PERBEDAAN MALAIKAT DAN MANUSIA)

Kedudukan Tauhid Dalam Kehidupan Seorang Muslim

Beribadah Kepada Allah Dengan Mentauhidkannya

Menyambut Datangnya Bulan Ramadhan

TAWASSUL. Penulis: Al-Ustadz Muhammad As-Sewed

Hakikat Hidup Sukses: Tafsir QS. Ali Imran 185

PENTINGNYA USAHA ATAS HIDAYAH

BAB V PENUTUP. menyelasaikan seluruh masalah yang ada dalam penelitian: 1. Apakah dalam teks lagu Iwan Fals mengandung nilai dakwah?

Ketahuilah wahai saudaraku sesungguhnya syariah Islam itu terbagi dua bagian:

Hikmah dan Pelajaran dari Ibadah Haji

Kitab (Al-qur an) ini tidak ada keraguan di dalamnya, (sebagai) petunjuk bagi orang-orang yang bertaqwa (Q.S. Al-Baqarah : 2) ABSTRAK

Kisah Kaum 'Aad. Khutbah Pertama:

Di antaranya pemahaman tersebut adalah:

Memacu Diri Agar Istiqomah Beribadah

JIKA WAKTU TERSIA-SIAKAN..

Persiapan Menuju Hari Akhir

DAFTAR TERJEMAH. 1 1 Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-ku.( surah Adz Dzariyaat ayat 56)

5. Kisah-kisah dan Sejarah 5.1 Nabi Adam AS.

HARI KEBANGKITAN (KIAMAT bagian-6)

Menyambut Keagungan Ramadhan. Written by Friday, 06 August :30

Khutbah Jum'at. 6 Nama Lain Ramadhan dan Bagaimana Berinteraksi dengannya. Bersama Dakwah 1

lalui, tapi semua itu sama sekali tidak memberikan bekas apa pun pada diri kita.

Hari Kiamat, Hari Pembalasan

Motivasi Agar Istiqomah

Wajib Mensyukuri Nikmat Harta

Menerima dan Mengamalkan Kebenaran

Merasakan Manisnya Keimanan

Keutamaan Bulan Ramadhan

AWAS SYIRIK (Lanjutan Jum at-iii)

: :

Marhaban Yaa Ramadhan 1434 H

Hukum Seputar Zakat Fitrah

Perintah Pertama di Dalam Alquran

FALSAFAH EKONOMI ISLAM. Oleh Muhammad Ismail Yusanto

LAMPIRAN TERJEMAH AYAT DAN HADITS

Tiga Ibadah Penting Dalam Bulan Ramadhan

HIKMAH RAMADHON (Dikutip dari Kuliah Subuh Ust.Ir.Al-Bahra,M.Kom di Masjid Nurul Hidyah, Citra Raya)

Jika Beragama Mengikuti Kebanyakan Orang

MASA DEPAN ITU MASA DEPAN DI DUNIA ATAU DI AKHERAT? Pemahaman yang biasa dijumpai terhadap Q.S 59.AL hasr 18+19

Janganlah Berlaku Zalim

Berkawan dengan Orang Shalih

Begitu Singkatnya Umur Manusia

Kedudukan Tauhid Bagi Seorang Muslim

Agar Pohon Keimanan Tumbuh dan Berbuah

Perbandingan Antara Dunia dan Akhirat

Iman Itu Naik dan Turun

SERIAL BUKU ISLAM #

??????????????????????????????????:?????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.

Memahami Maksud dan Tujuan Persaudaraan Seiman

Kaidah Memahami Tauhid

Bulan Penuh Rahmat itu Telah Meninggalkan Kita. Written by Mudjia Rahardjo Friday, 15 November :41 -

Islam Adalah Agama Wahyu

( ٢ W ) א Serial Bimbingan & Penyuluhan [No:2] Sambutlah bulan yang mulia ini dengan taubat nashuha kepada Allah ta'ala, bergegaslah menuju keta'atan,

Renungan Pergantian Tahun

DAFTAR TERJEMAH No. BAB Hal Terjemah

Memperhatikan dan Menasihati Pemuda Untuk Shalat

10 Cara Sukses dalam Islam

SIKAP MUSLIM MENGHADAPI MUSIBAH. Ust. H. Ahmad Yani, MA. Kondisi Manusia Menghadapi Musibah

Pendukung dan Penghalang dari Taubat

Hujan, Nikmat Yang Dikufuri

???????????????????????????????????????????????:??????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.

Al-Ilmu, ILMU MENDAHULUI AMAL Pentingnya menggali ilmu sebagai awal pelaksanaan amalan Ibadah Dirangkum oleh : Yulia Dwi Indriani

Sebab-sebab Penyakit Hati

Khutbah Pertama Maasyirol Muslimin yang dirahmati Allah

Al-Wadud Yang Maha Mencintai Hamba-Hamba-Nya Yang Shaleh

Islam Satu-Satunya Agama Yang Benar

yuslimu-islaman. Bukti ketundukan kepada Allah SWT itu harus dinyatakan dengan syahadat sebagai sebuah pengakuan dalam diri secara sadar akan

Mempersembahkan... SEQ. Training Kewirausahaan. Menjadi Pebisnis Amanah & Tawadhu

Mensyukuri Nikmat Musim Hujan

MAKNA DUA KALIMAT SYAHADAT DAN KONSEKUENSINYA

Khutbah Jumat Masjid Nabawi: Nikmat Aman dan Stabilnya Kondisi Negara

Hilangkan Keluh & Kesah

lagi. Allah tidak akan mengampuni pelakunya dan Allah pasti akan

Khutbah Jumat Manfaatkan Nikmat Kehidupan

*** Mengingat Kematian

Chapter 1 Yuk, Kenalan Sama Syukur!

Keutamaan Bulan Dzul Hijjah

Adab dan Keutamaan Hari Jumat

Pensyarah: Ustazah Nek Mah Bte Batri Master in Islamic Studies Calon PhD- Fiqh Sains & Teknologi Calon PhD -Pendidikan Agama Islam

Bimbingan Islam di Musim Hujan

????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????? *** Fitnah Akhir Zaman

Disebarluaskan melalui: website: TIDAK untuk tujuan KMERSIL

Tantangan Alquran. Khutbah Pertama:

Mengimani Kehendak Allah

Zakat Adalah Bukti Islam Mengajarkan Peduli Sesama

KEMBALI KEPADA FITRAH (MAKNA MINAL AIDIN WAL FAIZIN)

Kewajiban Menunaikan Amanah

Mulia Quran Terjemahan Bahasa Indonesia. Surah Al Qalam

Jihad Palsu, Amalan Yang Menipu

Transkripsi:

Lembaran ISSN: 2086-0706 RAHASIA 'IBADAH PUASA (Bagian-2) Dikutip dari Buku Kumpulan Tausiyah Ramadhon & Khutbah Ied (Yang Diterbitkan Secara Nasional), Penulis Ust.Ir.Al-Bahra,M.Kom ABSTRAK Dr. Yusuf Qardhawi dalam kitabnya Al-Ibadah Fil Islam mengungkapkan ada lima rahasia puasa yang bisa kita buka untuk selanjutnya bisa kita rasakan kenikmatannya dalam ibadah Ramadhan. Rahasia puasa yang paling utama adalah Menguatkan Jiwa (nafsiah), disamping ada beberapa rahasia puasa yang lainnya. Aqal adalah lawan dari hawa. Kalau sifat hawa adalah cenderung kepada fujur (negatif), sedangkan aqal cenderung kepada taqwa (positif). Nafsiah yang dikuasai oleh aqal adalah nafsiah yang hidup, tumbuh dan berkembang sesuai dengan tuntunan Allah. Sabaliknya jika hawa yang menguasai nafsiah maka potensi-potensi nafsiah adalah kematian. Sedangkan nasiah yang dikuasai oleh hawa adalah nafsiah yang mati. Nafsiah yang mati ditandai dengan tidak berfungsinya potensi sam a, abshor, dan af idah, artinya ia tidak mampu lagi melihat, mendengar, dan mengetahu mana al-haq dan mana al-bathil, mana tujuan dan tugas serta tanggung jawab hidup sebenarnya yang harus ia laksanakan. Hawanya telah mendominasi nafsiahnya, sehingga segala tujuan dan aktivitas hidupnya tidak lain hanya untuk kepentingan hawa nafsunya tersebut. 233

Lembaran ISSN: 2086-0706 Dan Sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam) kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. mereka Itulah orang-orang yang lalai (QS:Al- A raaf[7]:179). Dan di antara mereka ada orang yang mendengarkani (bacaan)mu, Padahal Kami telah meletakkan tutupan di atas hati mereka (sehingga mereka tidak) memahaminya dan (kami letakkan) sumbatan di telinganya. dan jikapun mereka melihat segala tanda (kebenaran), mereka tetap tidak mau beriman kepadanya. sehingga apabila mereka datang kepadamu untuk membantahmu, orang-orang kafir itu berkata: "Al-Quran ini tidak lain hanyalah dongengan orang-orang dahulu." (QS:Al-An am[6]:25) 234

Lembaran ISSN: 2086-0706 Dan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami adalah pekak, bisu dan berada dalam gelap gulita. Barangsiapa yang dikehendaki Allah (kesesatannya), niscaya disesatkan-nya[1]. dan Barangsiapa yang dikehendaki Allah (untuk diberi-nya petunjuk), niscaya Dia menjadikan-nya berada di atas jalan yang lurus (QS:Al- An am[6]:39). [1] Disesatkan Allah berarti, orang itu sesat berhubung keingkarannya dan tidak mau memahami petunjukpetunjuk Allah. dalam ayat ini, karena mereka itu ingkar dan tidak mau memahami apa sebabnya Allah menjadikan nyamuk sebagai perumpamaan, Maka mereka itu menjadi sesat. Surat Al-A raaf ayat 179, dan Al-An am ayat 25 dan 39 ditas menggambarkan tentang orang yang potensi-potensi nafsiahnya telah mati (tidak berfugsi), penglihatan, pendengaran, dan hatinya telah tertutup, sehingga ia tidak lagi mampu merespon terhadap keadaan-keadaan yang dihadapinya. Tetapi sebaliknya keadaan atau alam fisiknyalah yang mengendalikan nafsiahnya. Akhirnya ia terjebak dalam kungkungan alam duniawi yag mengikatnya dan tidak mampu membebaskan dan melepaskan nafsiahnya dari belengu. Ketika nafsiah seseorang telah mati maka akibatnya ia tidak lagi memiliki perhatian dan keperdulian terhadap nilai-nilai kebaikan, kebenaran, kemuliaan, dan lain-lain, yang semua itu sesungguhnya adalah kebutuhan hakiki dirinya. 235

Lembaran ISSN: 2086-0706 Agar nafsiah ini dapat hidup dan berkembang maka ia harus mendapat konsumsi. Konsumsi nafsiah jelas tidak sama denagn konsumsi jasmani. Kalau konsumsi jasmani bersumber dari alam (bumi/tanah), maka nafsiah karena ia bukan bersifat material, maka konsumsi nafsiah tidak dapat dipenuhi dari alam (bumi). Konsumsi nafsiah hanya dapat dipenuhi oleh Dinul qoyyim (Din Islam) dimana salah satu unsur din qoyyim ini adalah melaksanakan 'ibadah puasa di bulan ramadhon, melakukan shalat tarawih, membaca Al- Qur'an/Tadarrus, saling bertausiyah, mengeluarkan infaq dan zakat, dll. Sebaliknya, jika nafisah ini tidak medapat konsumsi yang sesuai dengan hakekatnya, maka ia lambat laun secara bertahap akan mengalami kematian. Ketika nafsiah tidak mendapat konsumsi din Islam maka hawaniyah yang menjadi konsumsinya, sehingga akhirnya ia pun akan menolak jika diberi kosumsi din Islam. Nafsiah adalah hakekat manusia, maka dapat dipahami mengapa Allah menilai seseorang dari nafsiahnya dan bukan dari segi fisik/jasmaniyah seperti ditegasan dalam hadits, Sesungguhnya Allah tidakmelihat bentuk wajahmu dan tidak pula tubuhmu, akan tetapi Ia melihat isi hatimu dan perbuatanmu. Karena dalam hal fisik-jasmani setiap manusia telah ditentukan oleh Allah sejak awal proses penciptaannya, sehingga seseorang tidak bisa menolak atau mengelak terhadap wujud jasmaninya sendiri, apakah ia berjenis kelamin wanita atau laki-laki, berkulit hitam atau bule, hidung mancung atau pesek, berambut pirang atau hitam, keturunan asia atau Afika atau Amerika dan lain sebagainya. Semua itu adalah mutlak ketentuan Allah dan diluar dari kehendak manusia itu sendiri. Karena masalah jasmani adalah ketetapan Allah semata, maka setiap manusia tidak memiliki kemampuan dan kekuatan untuk merubah atau menggantinya. 236

Lembaran ISSN: 2086-0706 Oleh karena itu, Allah tidak menilai manusia dari segi jasmani seseorang yang memang telah ditetapkan-nya, tetapi Allah menilai hati dan amaliyah orang tersebut, karena perkembangan dan pertumbuhan hati serta banyaknya amal seseorang adalah tergantung pada orang tersebut. Tertutup tidaknya hati (qolbu) dan banyak atau sedikitnya amal bukan sesuatu yang telah Allah tetapkan pada diri seseorang sejak lahir, tetapi semua itu tergantung pada sejauh mana orang tersebut berusaha untuk menghidupkan hatinya (potesi nafsiah), serta memperbanyak amal ibadahnya selama ia hidup di dunia ini. Yang dimaksud hati (qolbu) dalam hadits tersebut jelas bukan hati jasmani, tetapi hati nafsiah (jiwa), karena hanya hati/nafsiah-lah yang dapat mendorong seseorang untuk beramal ibadah di sisi Allah. Nafsiah adalah unsur yang menjadi pelaku dan pengendali kehidupan seseorang di dunia ini, maka nafsiah ini pula yang akan mengalami kematian. Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. dan Sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam syurga, Maka sungguh ia telah beruntung. kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan (Ali-Imron[3]:185). Dalam surat Ali-Imron ayat 185 diatas, disebutkan bahwa setiap yang berjiwa (nafsiah) akan mengalami kematian. 237

Lembaran ISSN: 2086-0706 Tentang nafsiah yang mengalami kematian ini juga dapat dilihat dalam Al-Qur'an dimana yang mengalami kematian bukan ruh atau jasmani tetapi anfus (jiwa) manusia. Ayat tersebut melukiskan keadaan orang dzolim pada saat menghadapi sakaratul maut. Ketika itu para malaikat mencabut ruh orang tersebut dengan tangannya sambil berkata akhrijuu anfusakum (keluarkanlah jiwamu). Sedangkan yang diperintah untuk keluar dari jasad tersebut adalah nafsiah. Bagi orang yang dzalim akan merasakan kematian dengan sangat menyakitkan. Sebaliknya, bagi orang yang beriman, yakni orang yang mampu menghidupkan dan menumbuh-kembangkan nafsiahnya dengan baik, akan merasakan kematian dengan penuh kemudahan dan ketenangan, seperti Allah gambarkan dalam firman-nya : Hai jiwa yang tenang, Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai-nya, Maka masuklah ke dalam jama'ah hamba-hamba-ku, Masuklah ke dalam syurga-ku (QS:Al-Fajr[89]:27-30). Demikian pula nafsiah ini-lah yang akan merasakan balasan nanti di akherat kelak. Pada hari itu Allah membalas mereka sesuai dengan amaliyah yang mereka lakukan selama hidup di dunia. 2. MENDIDIK KEMAUAN Puasa mendidik seseorang untuk memiliki kemauan yang sungguh-sungguh dalam kebaikan, meskipun untuk melaksanakan kebaikan itu terhalang oleh berbagai kendala. Puasa yang baik akan membuat seseorang terus mempertahankan keinginannya yang baik, meskipun 238

Lembaran ISSN: 2086-0706 peluang untuk menyimpang begitu besar. Karena itu, Rasulullah SAW menyatakan: Puasa itu setengah dari kesabaran. Dalam kaitan ini, maka puasa akan membuat kekuatan nafsiah seorang muslim semakin prima. Kekuatan nafsiah yang prima akan membuat seseorang tidak akan lupa diri, meskipun telah mencapai keberhasilan atau kenikmatan duniawi yang sangat besar, karena ia sadar bahwa kenikmatan duniawi hanyalah konsumsi fisikjasadiah semata. Kekuatan nafsiah juga akan membuat seorang muslim tidak akan berputus asa meskipun penderitaan yang dialami sangat sulit. 3.MENYEHATKAN BADAN (FISIK/JASADIAH) Disamping kesehatan dan kekuatan nafsiah, puasa yang baik dan benar juga akan memberikan pengaruh positif berupa kesehatan jasmani. Hal ini sudah dibuktikan oleh para dokter atau ahli-ahli kesehatan dunia yang membuat kita tidak perlu meragukannya lagi. Mereka berkesimpulan bahwa pada saat-saat tertentu, perut memang harus diistirahatkan dari bekerja memproses makanan yang masuk sebagaimana juga mesin, harus diistirahatkan, apalagi di dalam Islam, isi perut kita memang harus dibagi menjadi tiga, sepertiga untuk makanan, sepertiga untuk air dan sepertiga lagi untuk udara. 4. MENGENAL KENIKMATAN Dalam hidup ini, sebenarnya sudah begitu banyak kenikmatan duniawi (Fisik/Jasad) yang Allah berikan kepada manusia, tapi banyak pula manusia yang tidak pandai mensyukurinya. Dapat satu tidak terasa nikmat, karena menginginkan dua, dapat dua tidak terasa nikmat karena menginginkan tiga dan begitulah seterusnya. Padahal kalau manusia mau memperhatikan dan 239

Lembaran ISSN: 2086-0706 merenungi, apa yang diperolehnya sebenarnya sudah sangat menyenangkan karena begitu banyak orang yang memperoleh sesuatu tidak lebih banyak atau tidak lebih mudah dari apa yang kita peroleh. Maka dengan puasa, manusia bukan hanya disuruh memperhatikan dan merenungi tentang kenikmatan duniawi (Fisik/Jasad) yang sudah diperolehnya, tapi juga disuruh merasaakan langsung betapa besar sebenarnya nikmat yang Allah berikan kepada kita. Hal ini karena baru beberapa jam saja kita tidak makan dan minum sudah terasa betul penderitaan yang kita alami, dan pada saat kita berbuka puasa, terasa betul besarnya nikmat dari Allah meskipun hanya berupa sebiji kurma atau seteguk air. Disinilah letak pentingnya ibadah puasa, guna mendidik kita untuk menyadari tingginya nilai kenikmatan yang Allah berikan, agar kita selanjutnya menjadi orang yang pandai bersyukur dan tidak mengecilkan arti kenikmatan dari Allah. Rasa syukur memang akan membuat nikmat itu bertambah banyak, baik dari segi jumlah atau paling tidak dari segi rasanya, Allah berfirman yang artinya: Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan: Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasati Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-ku), maka sesungguhnya azab-ku sangat pedih (QS:Ibrahim[14]:7). 5. MENGINGAT dan MERASAKAN PENDERITAAN ORANG LAIN Merasakan lapar dan haus juga memberikan pengalaman kepada kita bagaimana beratnya penderitaan yang dirasakan orang lain. Sebab pengalaman lapar dan haus yang kita rasakan akan segera berakhir hanya dengan beberapa jam, sementara penderitaan orang lain entah kapan akan berakhir. Dari sini, semestinya puasa akan menumbuhkan dan memantapkan rasa solidaritas kita 240

Lembaran ISSN: 2086-0706 kepada kaum muslimin lainnya yang mengalami penderitaan yang hingga kini masih belum teratasi. Oleh karena itu, sebagai simbol dari rasa solidaritas itu, sebelum Ramadhan berakhir, kita diwajibkan untuk menunaikan zakat agar dengan demikian setahap demi setahap kita bisa mengatasi persoalan-persoalan umat yang menderita. Bahkan zakat itu tidak hanya bagi kepentingan orang yang miskin dan menderita, tapi juga bagi kita yang mengeluarkannya agar hilang kekotoran jiwa kita, seperti gila harta, kikir dan sebagainya. Allah berfirman yang artinya: Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka dan mendo'alah untuk mereka. Sesungguhnya do'a kamu itu (menjadi) ketentraman jiwa bagi mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui (QS 9:103). DAFTAR PUSTAKA 1. Al-Bahra, Ust, Ir, M.Kom, Kumpulan Tausiyah Ramadhon & Khutbah Ied Ust. Ir. Al-Bahra, M.Kom, STMIK Muhammadiyah Banten, Serang, 2010 2. Al-Bahra, Ust, Ir, M.Kom, Penjelasan Surat Yaa Siin (Panduan Yaa Siin dan Tahlil Modern Buku-2), STMIK Muhammadiyah Jakarta, Jakarta, 2009 3. Al-Quran dan Terjemahnya 4. Shahih Al-Bukhari 5. Shahih Muslim 6. Tafsir Ibnu Katsir 241