PENERAPAN SUPERVISI KLINIS UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENGAJAR GURU-GURU DI SEKOLAH BINAAN SUB RAYON SMP NEGERI 15 MEDAN

dokumen-dokumen yang mirip
PUBLIKASI ILMIAH DYAH LUSIANA A54F ABSTRAK

Mondang Syahniaty Elfrida Sinaga Guru Mata Pelajaran IPA SMP Negeri 1 Lubuk Pakam Surel :

Kata kunci: Keterampilan Dasar Mengajar Mahasiswa PPL-1

PENERAPAN METODE EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SAINS POKOK BAHASAN SIFAT-SIFAT CAHAYA PADA SISWA KELAS V A SD NEGERI SAMPALI

Deliwani Br Purba Guru SMP Negeri 1 Bangun Purba Surel :

LATIPA HANIM HARAHAP Guru SMP Negeri 29 Medan

WAHANA INOVASI VOLUME 4 No.2 JULI-DES 2015 ISSN :

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING

Jurnal EduTech Vol. 2 No. 1 Maret 2016 ISSN: e-issn:

Penerapan Pembelajaran Kooperatif

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (Classroom

PENGGUNAAN MULTI MEDIA UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR IPA PADA SISWA KELAS IV SDN 01 MUNGGUR TAHUN PELAJARAN 2012/2013

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR IPS MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW PADA SISWA KELAS VII-A SMP NEGERI 1 LUBUK PAKAM

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY (TSTS) UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN DIRECT INSTRUCTION DALAM PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR IPA SMP NEGERI 7 MEDAN

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE PEMBELAJARAN PERMAINAN SIMULASI PADA MATA PELAJARAN PPKN SMP NEGERI 5 TEBING TINGGI

Oleh: Ning Endah Sri Rejeki 2. Abstrak

Nurmi Butar-Butar Guru SMP Negeri 19 Medan Surel :

BAB III METODE PENELITIAN

Jurnal Serambi PTK, Volume III, No.2, Desember 2016 ISSN :

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Melalui Metode Diskusi Pada Mata Pelajaran IPA Terpadu Bagi Siswa Kelas VIII-B SMP Negeri 2 Galang

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE DISKUSI PADA MATA PELAJARAN PKN DI KELAS V SDN NO MEDAN DELI

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Lia Agustin. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK

Hannaning dkk : Penerapan pembelajaran Berbasis Inkuiri untuk Meningkatkan Kemampuan

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DENGAN MENERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN PAKEM PADA SISWA KELAS VI SD NGAMPAL 1

Sarinawati Guru Mata Pelajaran Bahasa Indonesia di SMP Negeri 3 Bahorok Surel :

UPAYA PENINGKATAN KOMPETENSI GURU DALAM MENYUSUN SILABUS DAN RPP MELALUI SUPERVISI AKADEMIK YANG BERKELANJUTAN DI SD NEGERI 0102 BARUMUN

Riskah, S.Pd Guru SMAN 1 Kaliwungu Kabupaten Kendal

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI PEMBELAJARAN IPA UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS SISWA SD KELAS III

Kata kunci : Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL), Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Materi Bilangan Berpangkat melalui Model Pembelajaran Discovery Learning

Jurnal Penelitian Tindakan dan Pendidikan 3(2)

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagai Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Akhlakul Karimah dan Irni Cahyani STKIP PGRI Banjarmasin

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas atau

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR KENAMPAKAN PERMUKAAN BUMI MELALUI PEMBUATAN MINIATUR MUKA BUMI PADA SISWA KELAS 3 SD NEGERI SIDOMULYO 03

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS VIII G SMP NEGERI 1 LUBUK PAKAM

PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU DALAM KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR MELALUI SUPERVISI AKADEMIK. Elly Indriati

BAB II KAJIAN PUSTAKA. a. Pengertian Keterampilan Mengajar Guru. kecakapan untuk menyelesaikan tugas, Keterampilan merupakan kemampuan

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME DI SEKOLAH DASAR

MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN DEMONSTRASI PADA SISWA KELAS III SDN 04 PUNJUL TULUNGAGUNG SEMESTER I TAHUN 2011/2012

KOMPETENSI PROFESIONAL GURU BAHASA INDONESIA BERSERTIFIKAT PENDIDIK DI SMP NEGERI KOTA BATU. Diajukan oleh Bambang Irawan NIM

WAHANA INOVASI VOLUME 4 No.2 JULI-DES 2015 ISSN :

Kata Kunci : Supervisi Akademik, Kompetensi Guru Dalam Mengelola KBM, PAIKEM

KOMPETENSI PEDAGOGIK MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI FTK UIN AR-RANIRY

ARTIKEL ILMIAH. OLEH: 1. RELI NURLIZESWATI (A1C309047) 2. Dra.ASTALINI, M.Si 3. HAERUL PHATONI,S.Pd, M.Pd.Fis

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI METODE INKUIRI TERBIMBING DI KELAS V SD NEGERI TERBAHSARI ARTIKEL SKRIPSI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Langkapura ini menggunakan model cooperative learning Tipe TSTS dengan

PROPOSAL. Oleh: BESSE MARHAWATI

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR MENJAGA KEUTUHAN NKRI. Tri Purwati

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA MELALUI PENDEKATAN PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE TWO STAY TWO STRAY

Nurhikma Ramadhana Jurusan Pendidikan Biologi FMIPA Universitas Sulawesi Barat

Oleh: KOMAROSIDAH Guru SD Negeri Buahkapas Kecamatan Sindangwangi Kabupaten Majalengka

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

Antonius Girsang Guru SMP Negeri 3 Berastagi Surel :

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Student Team Achievement Division (STAD), yang merupakan suatu variasi

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR IPA TERPADU SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TUTOR SEBAYA DI KELAS VII SMP NEGERI 1 PATUMBAK

Penerapan Supevisi Akademik Model Kunjungan Kelas untuk Meningkatkan Kinerja Guru dalam Proses Belajar Mengajar

PROSIDING ISBN :

BAB III METODE PENELITIAN

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR IPAMELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF NUMBERED HEADS TOGETHER SMP NEGERI 7 MEDAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU DALAM MENYUSUN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) MELALUI SUPERVISI AKADEMIK

MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE (TTW) DI KELAS IX-7 SMP NEGERI 3 BERASTAGI

UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN ADVANCE ORGANIZER SISWA KELAS VIIC SMP NEGERI 11 YOGYAKARTA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Muhamad Mahmud Surel : Guru Mata Pelajaran IPA SMP Negeri 1 Lubuk Pakam

PENINGKATAN MOTIFASI DAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PLUS

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar

SP Proceeding Biology Education Conference (ISSN: ), Vol 13(1) 2016:

III. METODE PENELITIAN. empat komponen, yaitu perencanaan (plan), tindakan (action), observasi, terkait. Siklus PTK dapat digambarkan sebagai berikut;

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mengumpukan data-data dan dianalisis untuk menyelesaikan suatu masalah. (Kunandar,

ISSN Jurnal Exacta, Vol. IX No. 1 Juni 2011

Universitas Muhammadiyah Purwokerto. J l Raya Dukuh Waluh, PO BOX 202 Purwokerto Telp. (0281)

PROSIDING ISBN :

BAB V P E N U T U P. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat disimpulkan

Muhammad Darwis. Dosen Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan. Abstrak

MINDAMORA SITUMORANG Guru SD Negeri Muliorejo

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Classroom Action Research. Wardhani, dkk. (2008: 1.4) mengungkapkan

PENERAPAN METODE DISKUSI BERBANTUAN LKS UNTUK MEMPERBAIKI KEMAMPAUN PSIKOMOTORIK SISWA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS VIII-2 SMP NEGERI 4 MEDAN

Darmawati, Arnentis dan Henny Julianita Husny Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan PMIPA FKIP Universitas Riau Pekanbaru ABSTRACT

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MEMPERBAIKI PEMAHAMAN KONSEP FISIKA SISWA DI KELAS XI MIA-5 SMA NEGERI 1 PERCUT SEI TUAN T.A.

BUDIMAN SIHOMBING Guru SMP Negeri 15 Medan

JURNAL WAHANA PENDIDIKAN

Suharti Guru Mata Pelajaran Bahasa Indonesia SMP Negeri 1 Lubuk Pakam Surel :

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR FISIKA MATERI BESARAN DAN SATUAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGASI KELAS X-1 SMAN 6 CIREBON TAHUN AJARAN

WAHANA INOVASI VOLUME 4 No.2 JULI-DES 2015 ISSN :

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Setiana Solehah 1 dan Uyu Mu awwanah 2

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KETERAMPILAN SOSIAL SISWA MELALUI MODEL PBL (PROBLEM BASED LEARNING) DENGAN

PENERAPAN METODE DISKUSI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA SEKOLAH DASAR

PENGARUHMODEL PEMBELAJARANINQUIRY TRAINING TERHADAPHASILBELAJARSISWA PADAMATERI POKOK ELASTISITAS KELAS XI SEMESTER I DI MAN 1 MEDAN T.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ISSN No Media Bina Ilmiah 7

Penerapan Pembelajaran Pakem pada Materi Pemanasan Global untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Kelas VII MTsS Darul Aman

Transkripsi:

ISSN 0852-0151 Jurnal Penelitian Bidang Pendidikan Volume 21(1): 29-35, 2015 PENERAPAN SUPERVISI KLINIS UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENGAJAR GURU-GURU DI SEKOLAH BINAAN SUB RAYON SMP NEGERI 15 MEDAN Hermina br Simamora Pengawas SMP pada Dinas Pendidikan Kota Medan Diterima 7 November 2014, disetujui untuk publikasi 27 Desember 2014 Abstrak Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan keterampilan mengajar guru setelah diterapkan supervisi klinis di Sekolah Binaan Sub Rayon SMP Negeri 15 Medan. Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian tindakan sekolah (action research) dengan menggunakan strategi siklus sebanyak dua siklus. Penelitian dilaksanakan di Sekolah Binaan Sub Rayon SMP Negeri 15 Medan dengan subyek penelitian sebanyak 28 guru. Berdasarkan penelitian yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa; keterampilan mengajar guru pada siklus I pada aspek keterampilan bertanya rata-rata 2,6 dalam kategori cukup, keterampilan memberikan penguatan rata-rata 2,3 dalam kategori cukup, aspek keterampilan memberikan variasi rata-rata 2,2 dalam kategori cukup, sementara keterampilan menjelaskan rata-rata 3,0 membuka dan menutup pelajaran rata-rata 3,0 dalam kategori baik, sementara aspek membimbing diskusi kelompok kecil rata-rata 2,7 dalam kategori cukup, aspek keterampilan mengelola kelas rata-rata 2,4 dalam kategori cukup, dan aspek perorangan rata-rata 2,3 dalam kategori cukup. Pada siklus II aspek keterampilan bertanya rata-rata 3,1 dalam kategori baik, keterampilan memberikan penguatan rata-rata 3,0 dalam kategori baik, aspek keterampilan memberikan variasi rata-rata 3,0 dalam kategori baik, sementara keterampilan menjelaskan rata-rata 3,6 membuka dan menutup pelajaran rata-rata 3,4 dalam kategori baik, sementara aspek membimbing diskusi kelompok kecil rata-rata 3,2 dalam kategori baik, aspek keterampilan mengelola kelas rata-rata 3,1 dalam kategori baik, dan aspek perorangan rata-rata 3,2 dalam kategori baik. Penerapan supervisi klinis dapat meningkatkan keterampilan mengajar guru di Sekolah Binaan Sub Rayon SMP Negeri 15 Medan. Kata kunci: Keterampilan Mengajar, Supervisi Klinis. Pendahuluan Pemberlakuan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), telah menghadirkan beribu warna baru bagi guru dalam kegiatan instruksionalnya. Prinsip keberagaman dan kesatuan yang diusung oleh KTSP, telah menjadikan guru sebagai innovator bagi tugas dan profesinya. Sekolah-sekolah binaan di Sub-Rayon SMP Negeri 15 Medan telah melaksanakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) sejak tahun 2007. Perangkat pembelajaran seperti Silabus dan RPP telah dikembangkan sesuai dengan tuntutan KTSP. Namun sepanjang pengamatan penulis sebagai pengawas sekolah pada sekolah binaan di Sub- Rayon SMP Negeri 15 Medan tersebut masih banyak guru-guru yang melaksanakan pembelajaran tidak sesuai dengan RPP yang disusun. Pembelajaran berpusat pada guru Lembaga Penelitian Universitas Negeri Medan 29

Hermina br Simamora (Teacher Centered Learning). Padahal pembelajaran seharusnya berpusat pada siswa (Student Centered Learning) yakni siswa belajar bukan guru mengajar, siswa yang membangun pengetahuannya guru memfasilitasi. Jika ditelaah lebih lanjut, pembelajaran tidak sesuai RPP yang dilakukan guru adalah karena lemahnya keterampilan mengajar yang dimiliki guru di sekolah binaan di Sub-Rayon SMP Negeri 15 Medan. Saifuddin (2010) menyebutkan bahwa keterampilan guru dalam proses pembelajaran meliputi: 1) keterampilam membuka dan menutup pelajaran, 2) keterampilan menjelaskan, 3) keterampilan bertanya, 4) keterampilan memberikan penguatan, 5) keterampilan mengadakan variasi, 6) keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil, 7) keterampilan mengelola kelas, dan 8) keterampilan mengajar perorangan dan kelompok kecil. Masalah yang dibahas dalam tulisan ini adalah Penerapan Supervisi Klinis Meningkatkan Keterampilan Mengajar Guru- Guru Sekolah Binaan Sub Rayon SMP Negeri 15 Medan Purwanto (2004) menjelaskan bahwa supervisi adalah segala bantuan dari para pemimpin sekolah, yang tertuju pada perkembangan kepemimpinan guru-guru dan personel sekolah lainnya di dalam mencapai tujuan-tujuan pendidikan. John Bolla dalam Mukhtar dan Iskandar (2009) menyatakan supervisi klinis adalah supervisi yang difokuskan pada perbaikan pembelajaran melalui siklus yang sistematis mulai tahap perencanaan, pengamatan, dan analisis yang intensif terhadap penampilan pembelajaran guru dengan tujuan untuk memperbaiki proses pembelajaran. Alvin Howard (Slameto, 2010) berpendapat bahwa mengajar adalah suatu aktivitas untuk mencoba menolong, membimbing seseorang untuk mendapatkan, mengubah atau mengembangkan skill, attitude, ideals (cita-cita), appreciations (penghargaan) dan knowledge (pengetahuan). Turney (Uzer Usman, 2010) mengemukakan ada 8 (delapan) keterampilan mengajar/membelajarkan yang sangat berperan dan menentukan kualitas pembelajaran, diantaranya: (1) Keterampilan Bertanya, (2) Keterampilan Memberikan Penguatan, (3) Keterampilan Mengadakan Variasi, (4) Keterampilan Menjelaskan, (5) Keterampilan Membuka Dan Menutup Pelajaran, (6) Keterampilam Membimbing Diskusi Kelompok Kecil, (7) Keterampilan Mengelola Kelas dan (8) Keterampilan Mengajar Kelompok Kecil Dan Perorangan. Metode Penelitian Penelitian ini dilakukan di Sub Rayon SMP Negeri 15 Medan yang beralamat di Jalan Muhammad Nawi Harahap, Gang Suka Medan dan pelaksanaannya selama 4 (empat) bulan mulai dari bulan April sampai bulan Juli tahun pelajaran 2013/2014. Subjek penelitian ini adalah guru Sekolah Binaan Sub Rayon SMP Negeri 15 Medan sebanyak 28 orang. Penelitian ini adalah Penelitian Tindakan (Action Research) berupa penelitian tindakan sekolah (PTS). Model yang digunakan adalah Hopkins dalam Aqib (2006) menyatakan bahwa dalam satu siklus terdiri atas empat langkah, yaitu perencanaan (planning), tindakan (acting), observasi (observing) dan refleksi (reflecting). 30 Jurnal Penelitian Bidang Pendidikan Volume 21 Nomor 1 Maret 2015

Penerapan Supervisi Klinis untuk Meningkatkan Keterampilan Mengajar Guru-guru di Sekolah Binaan Sub Rayon SMP Negeri 15 Medan Identifikasi Masalah Perencanaan Refleksi Tindakan Observasi Perbaikan Perencanaan Uang Refleksi Observasi Tindakan Gambar 1. Spiral Tindakan (Hopkins dalam Aqib, 2006) Pada Tahap Perencanaan siklus 1, peneliti merumuskan alternatif maka disusun perangkat penelitian diantaranya: (1) Instrumen penilaian keterampilan mengajar guru, (2) Makalah tentang keterampilanketarampilan mengajar guru, (2) Jadwal Pada Tahap Pelaksanaan siklus 1, peneliti mendiskusikan adalah delapan keterampilan mengajar guru serta penyusunan RPP berbasis keterampilan mengajar tersebut. Dalam pertemuan ini pula guru menyusun instrumen tes hasil belajar menurut materi pada RPP masing-masing. Pada Tahap Observasi siklus 1, peneliti menggunakan lembar observasi untuk menilai pelaksanaan pembelajaran saat supervisi klinis dilakukan. Pada Tahap Refleksi dan Perbaikan Tindakan siklus 1, Peneliti berdiskusi bersama pembimbing dan pendamping penelitian tentang yang sudah baik dan kegagalan Siklus 1. Alat pengumpul data dalam penelitian ini adalah berupa Alat Penilaian Kemampuan Guru (APKG) yang diadaptasi dari Instrumen Penilaian Pelaksanaan Pembelajaran oleh Gultom, dkk (2010). Data perkembangan kemampuan menerapkan perangkat yang diperoleh melalui APKG dianalisis untuk setiap indikator perangkat maupun secara keseluruhan: Untuk setiap indikator penilaian, dihitung rata-ratanya I i I n Ket : Ii = Nilai untuk indikator ke -i n = Jumlah seluruh guru Untuk penilaian secara keseluruhan, dihitung rata-ratanya Ket : X n X X i = Nilai untuk guru ke i n = Jumlah seluruh guru i Jurnal Penelitian Bidang Pendidikan Volume 21 Nomor 1 Maret 2015 31

Hermina br Simamora Indikator keberhasilan dalam penelitian ini adalah jika keterampilan mengajar guru untuk setiap aspek pengamatan keterampilan mengajar telah mencapai nilai rata-rata dalam kategori baik ( 3,0 ). Hasil Penelitian dan Pembahasan Penelitian ini merupakan penelitian tindakan sekolah dengan dua sikus, hasil observasi pada siklus 1 dan siklus 2 dapat dilihat seperti pada Tabel 1 dan Tabel 2 di bawah ini. Tabel 1: Data Lembar Observasi Pelaksanaan Pembelajaran Siklus 1 No Aspek Keterampilan Yang Diobservasi Nilai Kategori 1 Keterampilan bertanya 2,6 Cukup 2 Keterampilan memberikan penguatan 2,3 Cukup 3 Keterampilan memberikan variasi 2,2 Cukup 4 Keterampilan menjelaskan 3,0 Baik 5 Ketarampilan membuka dan menutup pelajaran 3,0 Baik 6 Keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil 2,7 Cukup 7 Keterampilan mengelola kelas 2,4 Cukup 8 Keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan 2,3 Cukup Nilai pengamatan pelaksanaan pembelajaran 2,6 Cukup Merujuk pada Tabel 1 tentang observasi pembelajaran oleh guru pada Siklus 1 terlihat bahwa keterampilan mengajar guru yang dilaksanakan rata-rata 2,6 masih dalam kategori cukup. Dari delapan keterampilan mengajar yang diamati nilai rata-rata masing masing aspek diantaranya; keterampilan bertanya 2,6 dalam kategori cukup, keterampilan memberikan penguatan rataratanya 2,3 dalam kategori cukup, aspek 2,2 dalam kategori cukup, sementara keterampilan menjelaskan rata-ratanya 3,0 juga 3,0 dalam kategori baik, sementara aspek 2,7 dalam kategori cukup, aspek keterampilan mengelola kelas rata-ratanya 2,4 dalam kategori cukup, dan terakhir aspek perorangan rata-ratanya 2,3. Dari seluruh aspek sebanyak 8 aspek pengamatan enam aspek masih mendapatkan kategori cukup sementara hanya dua aspek mendapatkan kategori baik yakni keterampilan menjelaskan dan keterampilan membuka dan menutup pelajaran. Sehingga menurut kriteria keberhasilan yang ditetapkan pada Siklus I supervisi klinis yang dilakukan gagal memberikan keterampilan mengajar pada guru. Sehingga upaya perbaikan dalam supervisi klinis harus dilakukan pada perlakuan Siklus berikutnya. Adapun upaya yang dilakukan pada supervisi klinis adalah memberikan bimbingan pada guru untuk terampil bertanya, memberi penguatan, memberi variasi, pengelolaan kelas dan keterampilan membimbing diskusi melalui simulasi. Pada simulasi ini guru dibimbing secara nyata untuk meningkatkan cara mengajarnya di kelas secara bergantian dan guru yang lain member komentar yang akan diperbaiki oleh temannya yang tampil. Pada saat simulasi banyak temannya guru memberi masukan satu dengan yang lain, sehingga mereka saling mengisi pada kekurangan masing-masing dan memberi contoh cara bertanya, memberi penguatan, memotivasi siswa, cara membimbing diskusi kelompok dan memberikan variasimengajar. Dengan simulasi ini diharapkan pada siklus kedua, kemampuan mengajar guru akan meningkat. 32 Jurnal Penelitian Bidang Pendidikan Volume 21 Nomor 1 Maret 2015

Penerapan Supervisi Klinis untuk Meningkatkan Keterampilan Mengajar Guru-guru di Sekolah Binaan Sub Rayon SMP Negeri 15 Medan Tabel 2: Data Lembar Observasi Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II No Aspek Keterampilan Mengajar Nilai Kategori 1 Keterampilan bertanya 3,1 Baik 2 Keterampilan memberikan penguatan 3,0 Baik 3 Keterampilan memberikan variasi 3,0 Baik 4 Keterampilan menjelaskan 3,6 Baik 5 Ketarampilan membuka dan menutup pelajaran 3,4 Baik 6 Keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil 3,2 Baik 7 Keterampilan mengelola kelas 3,1 Baik 8 Keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan 3,2 Baik Nilai pengamatan pelaksanaan pembelajaran 3,2 Baik Merujuk pada Tabel 2 tentang observasi keterampilan mengajar guru pada Siklus 2 terlihat bahwa keterampilan mengajar guru yang dilaksanakan rata-rata 3,2 telah mencapai kategori baik. Dari delapan keterampilan mengajar yang diamati nilai rata-rata masing masing aspek diantaranya; keterampilan bertanya 3,1 dalam kategori baik, keterampilan memberikan penguatan rata-ratanya 3,0 dalam kategori baik, aspek 3,0 dalam kategori baik, sementara keterampilan menjelaskan rata-ratanya 3,6 juga 3,4 dalam kategori baik, sementara aspek 3,2 dalam kategori baik, aspek keterampilan mengelola kelas rata-ratanya 3,1 dalam kategori baik, dan terakhir aspek perorangan rata-ratanya 3,2 dalam kategori baik. Dari seluruh aspek sebanyak 8 aspek pengamatan seluruhnya mendapatkan kategori baik meskipun masih ada beberapa aspek yang perlu mendapatkan perbaikan. Sehingga menurut kriteria keberhasilan yang ditetapkan pada Siklus 2 supervisi yang dilakukan berhasil memberikan keterampilan mengajar pada guru. Hal ini menandakan pemahaman dan kemampuan guru dalam menerapkan keterampilan mengajar meningkat. Dengan demikian secara umum dapat dikatakan supervisi Siklus 2 telah berhasil meningkatkan keterampilan mengajar guru dalam kelas. Keberhasilan ini tidak terlepas dari simulasi yang diberikan sebelum melaksanakan pada siklus 2. Demikian juga halnya pengawasan yang diberikan Kepala Sekolah dan Pengawas dari Dinas Pendidikan Kota, agar setiap guru benar-benar melaksanakan pembelajaran di kelas dan selalu mempersiapkan perangkat pembelajaran, misalnya RPP, media dan yang lainnya yang mendukung proses pembelajaran di kelas. Hasil observasi peningkatan keterampilan mengajar guru tersebut dapat dilihat pada Gambar 2. Dari Gambar 2 dapat dilihat besar peningkatan antara siklus 1 dan siklus 2 untuk setiap aspek keterampilan mengajar. Peningkatan mulai dari yang paling besar adalah aspek (8) keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan sebesar 39 %, aspek (3) keterampilan memberikan variasi sebesar 36 %, aspek (2) keterampilan memberikan penguatan sebesar 30 %, aspek (7) keterampilan mengelola kelas 29%, aspek (4) keterampilan menjelaskan 20 %, aspek (1) keterampilan bertanya dan (6) keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil sebesar 19 % dan aspek (5) ketarampilan membuka dan menutup pelajaran sebesar 13%. Jurnal Penelitian Bidang Pendidikan Volume 21 Nomor 1 Maret 2015 33

Hermina br Simamora Siklus 1 Siklus 2 2.6 3.1 3 3 2.3 2.2 3.6 3 3 3.4 2.7 3.2 3.1 3.2 2.4 2.3 Keterangan: 1,2,3...,8 adalah aspek keterampilan mengajar 1 Gambar 2: Diagram Batang 3 Keterampilan 4 Mengajar 5 Guru 6 7 8 Simpulan dan Saran Berdasarkan hasil penelitian, maka ada beberapa temuan dalam penelitian tindakan sekolah ini yaitu Keterampilan mengajar guru pada Siklus 1 pada aspek keterampilan bertanya 2,6 dalam kategori cukup, keterampilan memberikan penguatan rataratanya 2,3 dalam kategori cukup, aspek 2,2 dalam kategori cukup, sementara keterampilan menjelaskan rata-ratanya 3,0 juga 3,0 dalam kategori baik, sementara aspek 2,7 dalam kategori cukup, aspek keterampilan mengelola kelas rata-ratanya 2,4 dalam kategori cukup, dan terakhir aspek perorangan rata-ratanya 2,3 dalam kategori cukup. Sedangkan pada Siklus 2 pada aspek keterampilan bertanya 3,1 dalam kategori baik, keterampilan memberikan penguatan rata-ratanya 3,0 dalam kategori baik, aspek 3,0 dalam kategori baik, sementara keterampilan menjelaskan rata-ratanya 3,6 juga 3,4 dalam kategori baik, sementara aspek 3,2 dalam kategori baik, aspek keterampilan mengelola kelas rata-ratanya 3,1 dalam kategori baik, dan terakhir aspek perorangan rata-ratanya 3,2 dalam kategori baik. Saran agar semua pengawas sekolah melaksanakan supervisi klinis untuk meningkatkan kompetensi guru dalam melaksanakan pembelajaran. Agar semua kepala sekolah memfasilitasi proses pembelajaran yang terjadi dalam kelas yang dilakukan oleh guru terutama pada keterampilan guru melaksanakan pembelajaran sehingga peningkatan kualitas pembelajaran benar-benar dapat terwujud. Agar semua guru menyusun perangkat pembelajaran untuk mendapatkan kualitas pembelajaran yang baik, terarah dan matang. 34 Jurnal Penelitian Bidang Pendidikan Volume 21 Nomor 1 Maret 2015

Penerapan Supervisi Klinis untuk Meningkatkan Keterampilan Mengajar Guru-guru di Sekolah Binaan Sub Rayon SMP Negeri 15 Medan Daftar Pustaka Aqib, Z. 2006. Penelitian Tindakan Kelas, Yrama Widya, Bandung. Darmodjo dan Jenny R.E.K.1992. Pendidikan IPA II, Depdikbud, Jakarta. Depdiknas. 2001. Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah, Depdiknas Jakarta. ----------. 2010. Supervisi Akademik; Materi Pelatihan Penguatan Kemampuan Pengawas Sekolah, Depdiknas, Jakarta. Gultom, dkk. 2010. Kompetensi Guru. UNIMED. Medan. Joyce, W, dan Calhoun. 2010. Model s of Teaching (Model Model Pengajaran). Pustaka Pelajar. Yogyakarta. Kunandar. 2007. Guru Profesional. Grafindo. Jakarta. Majid, A. 2009. Perencanaan Pembelajaran. Remaja Rosdakarya. Bandung. M.U. 1994. Menjadi Guru Profesional. PT Remaja Rosdakarya. Bandung Mulyasa, E. 2003. Kurikulum Berbasis Kompetensi: Konsep, Karakteristik, dan Implementasi. PT Remaja Rosdakarya. Bandung. Mukhtar dan Iskandar, 2009, Orientasi Baru Supervisi Pendidikan, Gaung Persada Press, Jakarta Syah, M. 2003. Psikologi Kependidikan Perangkat Sistem Pengajaran Modul. Remaja Rosdakarya, Bandung. Purwanto, 2004, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, Remaja Rosdakarya, Bandung Saifuddin,U., 2010, Pengembangan Profesi Guru, Alfabeta, Bandung Slameto, 2010, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, Rineka Cipta, Jakarta Tarigan, R., dan Derlina, 2009. Pengembangan Perangkat Pembelejaran Fisika Berbasis Model Pembelajaran Konstruktivis Untuk Memberdayakan Kemempuan Berpikir Analitis, Kritis, dan Kreatif Siswa SMA. Laporan Hasil Penelitian. Universitas Negeri Medan. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Uzer Usman, 2010, Delapan Keterampilan Mengajar, Remaja Rosdakarya, Bandung Jurnal Penelitian Bidang Pendidikan Volume 21 Nomor 1 Maret 2015 35