ISSN 0852-0151 Jurnal Penelitian Bidang Pendidikan Volume 21(1): 29-35, 2015 PENERAPAN SUPERVISI KLINIS UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENGAJAR GURU-GURU DI SEKOLAH BINAAN SUB RAYON SMP NEGERI 15 MEDAN Hermina br Simamora Pengawas SMP pada Dinas Pendidikan Kota Medan Diterima 7 November 2014, disetujui untuk publikasi 27 Desember 2014 Abstrak Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan keterampilan mengajar guru setelah diterapkan supervisi klinis di Sekolah Binaan Sub Rayon SMP Negeri 15 Medan. Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian tindakan sekolah (action research) dengan menggunakan strategi siklus sebanyak dua siklus. Penelitian dilaksanakan di Sekolah Binaan Sub Rayon SMP Negeri 15 Medan dengan subyek penelitian sebanyak 28 guru. Berdasarkan penelitian yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa; keterampilan mengajar guru pada siklus I pada aspek keterampilan bertanya rata-rata 2,6 dalam kategori cukup, keterampilan memberikan penguatan rata-rata 2,3 dalam kategori cukup, aspek keterampilan memberikan variasi rata-rata 2,2 dalam kategori cukup, sementara keterampilan menjelaskan rata-rata 3,0 membuka dan menutup pelajaran rata-rata 3,0 dalam kategori baik, sementara aspek membimbing diskusi kelompok kecil rata-rata 2,7 dalam kategori cukup, aspek keterampilan mengelola kelas rata-rata 2,4 dalam kategori cukup, dan aspek perorangan rata-rata 2,3 dalam kategori cukup. Pada siklus II aspek keterampilan bertanya rata-rata 3,1 dalam kategori baik, keterampilan memberikan penguatan rata-rata 3,0 dalam kategori baik, aspek keterampilan memberikan variasi rata-rata 3,0 dalam kategori baik, sementara keterampilan menjelaskan rata-rata 3,6 membuka dan menutup pelajaran rata-rata 3,4 dalam kategori baik, sementara aspek membimbing diskusi kelompok kecil rata-rata 3,2 dalam kategori baik, aspek keterampilan mengelola kelas rata-rata 3,1 dalam kategori baik, dan aspek perorangan rata-rata 3,2 dalam kategori baik. Penerapan supervisi klinis dapat meningkatkan keterampilan mengajar guru di Sekolah Binaan Sub Rayon SMP Negeri 15 Medan. Kata kunci: Keterampilan Mengajar, Supervisi Klinis. Pendahuluan Pemberlakuan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), telah menghadirkan beribu warna baru bagi guru dalam kegiatan instruksionalnya. Prinsip keberagaman dan kesatuan yang diusung oleh KTSP, telah menjadikan guru sebagai innovator bagi tugas dan profesinya. Sekolah-sekolah binaan di Sub-Rayon SMP Negeri 15 Medan telah melaksanakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) sejak tahun 2007. Perangkat pembelajaran seperti Silabus dan RPP telah dikembangkan sesuai dengan tuntutan KTSP. Namun sepanjang pengamatan penulis sebagai pengawas sekolah pada sekolah binaan di Sub- Rayon SMP Negeri 15 Medan tersebut masih banyak guru-guru yang melaksanakan pembelajaran tidak sesuai dengan RPP yang disusun. Pembelajaran berpusat pada guru Lembaga Penelitian Universitas Negeri Medan 29
Hermina br Simamora (Teacher Centered Learning). Padahal pembelajaran seharusnya berpusat pada siswa (Student Centered Learning) yakni siswa belajar bukan guru mengajar, siswa yang membangun pengetahuannya guru memfasilitasi. Jika ditelaah lebih lanjut, pembelajaran tidak sesuai RPP yang dilakukan guru adalah karena lemahnya keterampilan mengajar yang dimiliki guru di sekolah binaan di Sub-Rayon SMP Negeri 15 Medan. Saifuddin (2010) menyebutkan bahwa keterampilan guru dalam proses pembelajaran meliputi: 1) keterampilam membuka dan menutup pelajaran, 2) keterampilan menjelaskan, 3) keterampilan bertanya, 4) keterampilan memberikan penguatan, 5) keterampilan mengadakan variasi, 6) keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil, 7) keterampilan mengelola kelas, dan 8) keterampilan mengajar perorangan dan kelompok kecil. Masalah yang dibahas dalam tulisan ini adalah Penerapan Supervisi Klinis Meningkatkan Keterampilan Mengajar Guru- Guru Sekolah Binaan Sub Rayon SMP Negeri 15 Medan Purwanto (2004) menjelaskan bahwa supervisi adalah segala bantuan dari para pemimpin sekolah, yang tertuju pada perkembangan kepemimpinan guru-guru dan personel sekolah lainnya di dalam mencapai tujuan-tujuan pendidikan. John Bolla dalam Mukhtar dan Iskandar (2009) menyatakan supervisi klinis adalah supervisi yang difokuskan pada perbaikan pembelajaran melalui siklus yang sistematis mulai tahap perencanaan, pengamatan, dan analisis yang intensif terhadap penampilan pembelajaran guru dengan tujuan untuk memperbaiki proses pembelajaran. Alvin Howard (Slameto, 2010) berpendapat bahwa mengajar adalah suatu aktivitas untuk mencoba menolong, membimbing seseorang untuk mendapatkan, mengubah atau mengembangkan skill, attitude, ideals (cita-cita), appreciations (penghargaan) dan knowledge (pengetahuan). Turney (Uzer Usman, 2010) mengemukakan ada 8 (delapan) keterampilan mengajar/membelajarkan yang sangat berperan dan menentukan kualitas pembelajaran, diantaranya: (1) Keterampilan Bertanya, (2) Keterampilan Memberikan Penguatan, (3) Keterampilan Mengadakan Variasi, (4) Keterampilan Menjelaskan, (5) Keterampilan Membuka Dan Menutup Pelajaran, (6) Keterampilam Membimbing Diskusi Kelompok Kecil, (7) Keterampilan Mengelola Kelas dan (8) Keterampilan Mengajar Kelompok Kecil Dan Perorangan. Metode Penelitian Penelitian ini dilakukan di Sub Rayon SMP Negeri 15 Medan yang beralamat di Jalan Muhammad Nawi Harahap, Gang Suka Medan dan pelaksanaannya selama 4 (empat) bulan mulai dari bulan April sampai bulan Juli tahun pelajaran 2013/2014. Subjek penelitian ini adalah guru Sekolah Binaan Sub Rayon SMP Negeri 15 Medan sebanyak 28 orang. Penelitian ini adalah Penelitian Tindakan (Action Research) berupa penelitian tindakan sekolah (PTS). Model yang digunakan adalah Hopkins dalam Aqib (2006) menyatakan bahwa dalam satu siklus terdiri atas empat langkah, yaitu perencanaan (planning), tindakan (acting), observasi (observing) dan refleksi (reflecting). 30 Jurnal Penelitian Bidang Pendidikan Volume 21 Nomor 1 Maret 2015
Penerapan Supervisi Klinis untuk Meningkatkan Keterampilan Mengajar Guru-guru di Sekolah Binaan Sub Rayon SMP Negeri 15 Medan Identifikasi Masalah Perencanaan Refleksi Tindakan Observasi Perbaikan Perencanaan Uang Refleksi Observasi Tindakan Gambar 1. Spiral Tindakan (Hopkins dalam Aqib, 2006) Pada Tahap Perencanaan siklus 1, peneliti merumuskan alternatif maka disusun perangkat penelitian diantaranya: (1) Instrumen penilaian keterampilan mengajar guru, (2) Makalah tentang keterampilanketarampilan mengajar guru, (2) Jadwal Pada Tahap Pelaksanaan siklus 1, peneliti mendiskusikan adalah delapan keterampilan mengajar guru serta penyusunan RPP berbasis keterampilan mengajar tersebut. Dalam pertemuan ini pula guru menyusun instrumen tes hasil belajar menurut materi pada RPP masing-masing. Pada Tahap Observasi siklus 1, peneliti menggunakan lembar observasi untuk menilai pelaksanaan pembelajaran saat supervisi klinis dilakukan. Pada Tahap Refleksi dan Perbaikan Tindakan siklus 1, Peneliti berdiskusi bersama pembimbing dan pendamping penelitian tentang yang sudah baik dan kegagalan Siklus 1. Alat pengumpul data dalam penelitian ini adalah berupa Alat Penilaian Kemampuan Guru (APKG) yang diadaptasi dari Instrumen Penilaian Pelaksanaan Pembelajaran oleh Gultom, dkk (2010). Data perkembangan kemampuan menerapkan perangkat yang diperoleh melalui APKG dianalisis untuk setiap indikator perangkat maupun secara keseluruhan: Untuk setiap indikator penilaian, dihitung rata-ratanya I i I n Ket : Ii = Nilai untuk indikator ke -i n = Jumlah seluruh guru Untuk penilaian secara keseluruhan, dihitung rata-ratanya Ket : X n X X i = Nilai untuk guru ke i n = Jumlah seluruh guru i Jurnal Penelitian Bidang Pendidikan Volume 21 Nomor 1 Maret 2015 31
Hermina br Simamora Indikator keberhasilan dalam penelitian ini adalah jika keterampilan mengajar guru untuk setiap aspek pengamatan keterampilan mengajar telah mencapai nilai rata-rata dalam kategori baik ( 3,0 ). Hasil Penelitian dan Pembahasan Penelitian ini merupakan penelitian tindakan sekolah dengan dua sikus, hasil observasi pada siklus 1 dan siklus 2 dapat dilihat seperti pada Tabel 1 dan Tabel 2 di bawah ini. Tabel 1: Data Lembar Observasi Pelaksanaan Pembelajaran Siklus 1 No Aspek Keterampilan Yang Diobservasi Nilai Kategori 1 Keterampilan bertanya 2,6 Cukup 2 Keterampilan memberikan penguatan 2,3 Cukup 3 Keterampilan memberikan variasi 2,2 Cukup 4 Keterampilan menjelaskan 3,0 Baik 5 Ketarampilan membuka dan menutup pelajaran 3,0 Baik 6 Keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil 2,7 Cukup 7 Keterampilan mengelola kelas 2,4 Cukup 8 Keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan 2,3 Cukup Nilai pengamatan pelaksanaan pembelajaran 2,6 Cukup Merujuk pada Tabel 1 tentang observasi pembelajaran oleh guru pada Siklus 1 terlihat bahwa keterampilan mengajar guru yang dilaksanakan rata-rata 2,6 masih dalam kategori cukup. Dari delapan keterampilan mengajar yang diamati nilai rata-rata masing masing aspek diantaranya; keterampilan bertanya 2,6 dalam kategori cukup, keterampilan memberikan penguatan rataratanya 2,3 dalam kategori cukup, aspek 2,2 dalam kategori cukup, sementara keterampilan menjelaskan rata-ratanya 3,0 juga 3,0 dalam kategori baik, sementara aspek 2,7 dalam kategori cukup, aspek keterampilan mengelola kelas rata-ratanya 2,4 dalam kategori cukup, dan terakhir aspek perorangan rata-ratanya 2,3. Dari seluruh aspek sebanyak 8 aspek pengamatan enam aspek masih mendapatkan kategori cukup sementara hanya dua aspek mendapatkan kategori baik yakni keterampilan menjelaskan dan keterampilan membuka dan menutup pelajaran. Sehingga menurut kriteria keberhasilan yang ditetapkan pada Siklus I supervisi klinis yang dilakukan gagal memberikan keterampilan mengajar pada guru. Sehingga upaya perbaikan dalam supervisi klinis harus dilakukan pada perlakuan Siklus berikutnya. Adapun upaya yang dilakukan pada supervisi klinis adalah memberikan bimbingan pada guru untuk terampil bertanya, memberi penguatan, memberi variasi, pengelolaan kelas dan keterampilan membimbing diskusi melalui simulasi. Pada simulasi ini guru dibimbing secara nyata untuk meningkatkan cara mengajarnya di kelas secara bergantian dan guru yang lain member komentar yang akan diperbaiki oleh temannya yang tampil. Pada saat simulasi banyak temannya guru memberi masukan satu dengan yang lain, sehingga mereka saling mengisi pada kekurangan masing-masing dan memberi contoh cara bertanya, memberi penguatan, memotivasi siswa, cara membimbing diskusi kelompok dan memberikan variasimengajar. Dengan simulasi ini diharapkan pada siklus kedua, kemampuan mengajar guru akan meningkat. 32 Jurnal Penelitian Bidang Pendidikan Volume 21 Nomor 1 Maret 2015
Penerapan Supervisi Klinis untuk Meningkatkan Keterampilan Mengajar Guru-guru di Sekolah Binaan Sub Rayon SMP Negeri 15 Medan Tabel 2: Data Lembar Observasi Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II No Aspek Keterampilan Mengajar Nilai Kategori 1 Keterampilan bertanya 3,1 Baik 2 Keterampilan memberikan penguatan 3,0 Baik 3 Keterampilan memberikan variasi 3,0 Baik 4 Keterampilan menjelaskan 3,6 Baik 5 Ketarampilan membuka dan menutup pelajaran 3,4 Baik 6 Keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil 3,2 Baik 7 Keterampilan mengelola kelas 3,1 Baik 8 Keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan 3,2 Baik Nilai pengamatan pelaksanaan pembelajaran 3,2 Baik Merujuk pada Tabel 2 tentang observasi keterampilan mengajar guru pada Siklus 2 terlihat bahwa keterampilan mengajar guru yang dilaksanakan rata-rata 3,2 telah mencapai kategori baik. Dari delapan keterampilan mengajar yang diamati nilai rata-rata masing masing aspek diantaranya; keterampilan bertanya 3,1 dalam kategori baik, keterampilan memberikan penguatan rata-ratanya 3,0 dalam kategori baik, aspek 3,0 dalam kategori baik, sementara keterampilan menjelaskan rata-ratanya 3,6 juga 3,4 dalam kategori baik, sementara aspek 3,2 dalam kategori baik, aspek keterampilan mengelola kelas rata-ratanya 3,1 dalam kategori baik, dan terakhir aspek perorangan rata-ratanya 3,2 dalam kategori baik. Dari seluruh aspek sebanyak 8 aspek pengamatan seluruhnya mendapatkan kategori baik meskipun masih ada beberapa aspek yang perlu mendapatkan perbaikan. Sehingga menurut kriteria keberhasilan yang ditetapkan pada Siklus 2 supervisi yang dilakukan berhasil memberikan keterampilan mengajar pada guru. Hal ini menandakan pemahaman dan kemampuan guru dalam menerapkan keterampilan mengajar meningkat. Dengan demikian secara umum dapat dikatakan supervisi Siklus 2 telah berhasil meningkatkan keterampilan mengajar guru dalam kelas. Keberhasilan ini tidak terlepas dari simulasi yang diberikan sebelum melaksanakan pada siklus 2. Demikian juga halnya pengawasan yang diberikan Kepala Sekolah dan Pengawas dari Dinas Pendidikan Kota, agar setiap guru benar-benar melaksanakan pembelajaran di kelas dan selalu mempersiapkan perangkat pembelajaran, misalnya RPP, media dan yang lainnya yang mendukung proses pembelajaran di kelas. Hasil observasi peningkatan keterampilan mengajar guru tersebut dapat dilihat pada Gambar 2. Dari Gambar 2 dapat dilihat besar peningkatan antara siklus 1 dan siklus 2 untuk setiap aspek keterampilan mengajar. Peningkatan mulai dari yang paling besar adalah aspek (8) keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan sebesar 39 %, aspek (3) keterampilan memberikan variasi sebesar 36 %, aspek (2) keterampilan memberikan penguatan sebesar 30 %, aspek (7) keterampilan mengelola kelas 29%, aspek (4) keterampilan menjelaskan 20 %, aspek (1) keterampilan bertanya dan (6) keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil sebesar 19 % dan aspek (5) ketarampilan membuka dan menutup pelajaran sebesar 13%. Jurnal Penelitian Bidang Pendidikan Volume 21 Nomor 1 Maret 2015 33
Hermina br Simamora Siklus 1 Siklus 2 2.6 3.1 3 3 2.3 2.2 3.6 3 3 3.4 2.7 3.2 3.1 3.2 2.4 2.3 Keterangan: 1,2,3...,8 adalah aspek keterampilan mengajar 1 Gambar 2: Diagram Batang 3 Keterampilan 4 Mengajar 5 Guru 6 7 8 Simpulan dan Saran Berdasarkan hasil penelitian, maka ada beberapa temuan dalam penelitian tindakan sekolah ini yaitu Keterampilan mengajar guru pada Siklus 1 pada aspek keterampilan bertanya 2,6 dalam kategori cukup, keterampilan memberikan penguatan rataratanya 2,3 dalam kategori cukup, aspek 2,2 dalam kategori cukup, sementara keterampilan menjelaskan rata-ratanya 3,0 juga 3,0 dalam kategori baik, sementara aspek 2,7 dalam kategori cukup, aspek keterampilan mengelola kelas rata-ratanya 2,4 dalam kategori cukup, dan terakhir aspek perorangan rata-ratanya 2,3 dalam kategori cukup. Sedangkan pada Siklus 2 pada aspek keterampilan bertanya 3,1 dalam kategori baik, keterampilan memberikan penguatan rata-ratanya 3,0 dalam kategori baik, aspek 3,0 dalam kategori baik, sementara keterampilan menjelaskan rata-ratanya 3,6 juga 3,4 dalam kategori baik, sementara aspek 3,2 dalam kategori baik, aspek keterampilan mengelola kelas rata-ratanya 3,1 dalam kategori baik, dan terakhir aspek perorangan rata-ratanya 3,2 dalam kategori baik. Saran agar semua pengawas sekolah melaksanakan supervisi klinis untuk meningkatkan kompetensi guru dalam melaksanakan pembelajaran. Agar semua kepala sekolah memfasilitasi proses pembelajaran yang terjadi dalam kelas yang dilakukan oleh guru terutama pada keterampilan guru melaksanakan pembelajaran sehingga peningkatan kualitas pembelajaran benar-benar dapat terwujud. Agar semua guru menyusun perangkat pembelajaran untuk mendapatkan kualitas pembelajaran yang baik, terarah dan matang. 34 Jurnal Penelitian Bidang Pendidikan Volume 21 Nomor 1 Maret 2015
Penerapan Supervisi Klinis untuk Meningkatkan Keterampilan Mengajar Guru-guru di Sekolah Binaan Sub Rayon SMP Negeri 15 Medan Daftar Pustaka Aqib, Z. 2006. Penelitian Tindakan Kelas, Yrama Widya, Bandung. Darmodjo dan Jenny R.E.K.1992. Pendidikan IPA II, Depdikbud, Jakarta. Depdiknas. 2001. Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah, Depdiknas Jakarta. ----------. 2010. Supervisi Akademik; Materi Pelatihan Penguatan Kemampuan Pengawas Sekolah, Depdiknas, Jakarta. Gultom, dkk. 2010. Kompetensi Guru. UNIMED. Medan. Joyce, W, dan Calhoun. 2010. Model s of Teaching (Model Model Pengajaran). Pustaka Pelajar. Yogyakarta. Kunandar. 2007. Guru Profesional. Grafindo. Jakarta. Majid, A. 2009. Perencanaan Pembelajaran. Remaja Rosdakarya. Bandung. M.U. 1994. Menjadi Guru Profesional. PT Remaja Rosdakarya. Bandung Mulyasa, E. 2003. Kurikulum Berbasis Kompetensi: Konsep, Karakteristik, dan Implementasi. PT Remaja Rosdakarya. Bandung. Mukhtar dan Iskandar, 2009, Orientasi Baru Supervisi Pendidikan, Gaung Persada Press, Jakarta Syah, M. 2003. Psikologi Kependidikan Perangkat Sistem Pengajaran Modul. Remaja Rosdakarya, Bandung. Purwanto, 2004, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, Remaja Rosdakarya, Bandung Saifuddin,U., 2010, Pengembangan Profesi Guru, Alfabeta, Bandung Slameto, 2010, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, Rineka Cipta, Jakarta Tarigan, R., dan Derlina, 2009. Pengembangan Perangkat Pembelejaran Fisika Berbasis Model Pembelajaran Konstruktivis Untuk Memberdayakan Kemempuan Berpikir Analitis, Kritis, dan Kreatif Siswa SMA. Laporan Hasil Penelitian. Universitas Negeri Medan. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Uzer Usman, 2010, Delapan Keterampilan Mengajar, Remaja Rosdakarya, Bandung Jurnal Penelitian Bidang Pendidikan Volume 21 Nomor 1 Maret 2015 35