Rizal Isnain Muttaqin, Djoko Murwono*)

dokumen-dokumen yang mirip
Pakan Apung Artifasial untuk Budidaya Ikan Pengaruh NAIC dan Nutrisi terhadap Pertumbuhan Ikan Lele dengan Metode FCR (Feed Conversion Ratio)

MENINGKATKAN KONVERSI PAKAN TERHADAP PRODUK TERNAK AYAM MENGGUNAKAN NOPKOR PSO DAN PREMIKS DI DESA SRIWULAN, KECAMATAN LIMBANGAN, KABUPATEN KENDAL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat pesat. Populasi ayam pedaging meningkat dari 1,24 milyar ekor pada

Tingkat Penggunaan Limbah Laju Pertumbuhan %

BAB I PENDAHULUAN. Pada abad ke 21 perkembangan masyarakat di dunia menunjukkan adanya perubahan

PENDAHULUAN. yaitu ekor menjadi ekor (BPS, 2016). Peningkatan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BIAYA PRODUKSI IKAN PATIN (Pangasius pangasius) (Kasus :Desa Kuok, Kecamatan Kuok, Kabupaten Kampar, Provinsi Riau)

MAKALAH PENELITIAN MENINGKATKAN KONVERSI PAKAN TERHADAP PRODUK TERNAK AYAM

I. PENDAHULUAN. Peternakan dan Kesehatan Hewan (2012) menunjukkan bahwa konsumsi telur burung

Peubah yang diamati meliputi berat badan awal, berat badan akhir, pertambahan berat badan, konsumsi pakan, feed convertion ratio (FCR), kecernaan

SUBSITUSI DEDAK DENGAN POD KAKAO YANG DIFERMENTASI DENGAN Aspergillus niger TERHADAP PERFORMANS BROILER UMUR 6 MINGGU

PENYULUHAN PEMANFAATAN KOTORAN HEWAN SEBAGAI PAKAN LELE

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Ikan merupakan salah satu hewan yang banyak dibudidayakan oleh

KOMBINASI AZOLLA MICROPHYLLA DENGAN DEDAK PADI SEBAGAI ALTERNATIF SUMBER BAHAN PAKAN LOKAL AYAM PEDAGING

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

STUDI TEKNOLOGI PAKAN PADA USAHA TERNAK PUYUH PETELUR

BAB I PENDAHULUAN. Allah SWT berfirman dalam Al-Qur an surat Al-Mu minun ayat 21 yang

Pengaruh Lanjutan Substitusi Ampas Tahu pada Pakan Basal (BR-2) Terhadap Penampilan Ayam Broiler Umur 4-6 Minggu (Fase Finisher)

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan masyarakat. Saat ini, perunggasan merupakan subsektor peternakan

PEMBERIAN PAKAN BUATAN TERHADAP PERTUMBUHAN IKAN NILA GIFT (Oreochromis sp) YANG DIPELIHARA DALAM HAPPA. Elrifadah. Abstract

BAB I PENDAHULUAN. lele salah satunya adalah lele dumbo (Clarias gariepinus). Ikan lele dumbo

HASIL DAN PEMBAHASAN. Pakan Penelitian

IMPLEMENTASI MESIN PRODUKSI PAKAN LELE DUMBO PADA PETERNAK DI DESA ARJOWINANGUN KOTA MALANG

Animal Agriculture Journal 3(3): , Oktober 2014 On Line at :

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mengandung protein dan zat-zat lainnya seperti lemak, mineral, vitamin yang

BAB I PENDAHULUAN. Ayam broiler merupakan salah satu sumber protein hewani yang gemar

DIES NATALIS XXXIII Universitas Islam Batik Surakarta ISBN :

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan perkembangan ayam broiler sangat dipengaruhi oleh

PENDAHULUAN. Kesadaran dan pengetahuan masyarakat semakin meningkat tentang. manfaat ikan sebagai bahan makanan dan kesehatan menyebabkan tingkat

BAB I PENDAHULUAN. produktivitas ayam buras salah satunya dapat dilakukan melalui perbaikan

PENGARUH DOSIS EM-4 (EFFECTIVE MICROORGANISMS-4) DALAM AIR MINUM TERHADAP BERAT BADAN AYAM BURAS

I. PENDAHULUAN. Peningkatan keberhasilan suatu usaha peternakan akan di pengaruhi oleh

LAPORAN PENGANTAR ILMU EKONOMI PEMANFAATAN BUDIDAYA KEONG SAWAH SEBAGAI PAKAN IKAN. Disusun Oleh : 1. Abdul Kholid ( )

Pengaruh Penggunaan Zeolit dalam Ransum terhadap Konsumsi Ransum, Pertumbuhan, dan Persentase Karkas Kelinci Lokal Jantan

Analisis Perkembangan Harga Protein Hewani Asal Ternak dan Bahan Pakan Ternak di Kota Padang Tahun 2012

I. PENDAHULUAN. Ikan lele Masamo (Clarias sp.) merupakan salah satu ikan yang saat ini

Pemberian Pakan Ayam KUB Berbasis Bahan Pakan Lokal

PENGETAHUAN BAHAN PAKAN. Oleh : Muhammad Fakhri, S.Pi, MP, M.Sc

PELATIHAN PEMBUATAN PAKAN IKAN LELE, MAS DAN NILA

1. PENDAHULUAN. perbaikan kualitas sumberdaya manusia. Untuk mendukung pengadaan ikan

I. PENDAHULUAN. sekitar 60% biaya produksi berasal dari pakan. Salah satu upaya untuk menekan

BAB I PENDAHULUAN. dan Perikanan, 2008) pemasarannya relatif murah. Kebutuhan ikan lele konsumsi

BAB I PENDAHULUAN. tercatat sebesar 237 juta jiwa dan diperkirakan bertambah 2 kali lipat jumlahnya. ayam sebagai salah satu sumber protein hewani.

Sri Yuningsih Noor 1 dan Rano Pakaya Mahasiswa Program Studi Perikanan dan Kelautan. Abstract

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini pengembangan di bidang peternakan dihadapkan pada masalah kebutuhan

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

BAB I PENDAHULUAN. Clarias sp (ikan lele) merupakan salah satu jenis ikan air tawar yang

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

MANFAAT PENAMBAHAN PUTIH TELUR AYAM KAMPUNG PADA PELET TERHADAP PERTUMBUHAN DAN KADAR PROTEIN IKAN MAS (Cyprinus carpio Linne) Trianik Widyaningrum

BAB I PENDAHULUAN. berjalannya waktu. Hal ini merupakan pertanda baik khususnya untuk

Pengaruh penggunaan tepung azolla microphylla dalam ransum terhadap. jantan. Disusun Oleh : Sigit Anggara W.P H I.

ANALISIS PERFORMA PRODUKSI DAN PENDAPATAN PETERNAK AYAM BROILER DENGAN SISTEM PEMELIHARAAN CLOSED HOUSE

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH PEMBERIAN PAKAN BUATAN SENDIRI, PABRIK DAN ALAMI TERHADAP BOBOT IKAN GURAMI (Osphronemus gouramy Lac.) SKRIPSI PAULINA AULIYA LUBIS

I. PENDAHULUAN. Usaha pengembangan budidaya perairan tidak dapat lepas dari pembenihan jenisjenis

1 I PENDAHULUAN. Penelitian, (1.5) Kerangka Pemikiran, (1.6) Hipotesis Penelitian, dan (1.7) Waktu

PEMANFAATAN LIMBAH PRODUKSI MIE SEBAGAI ALTERNATIF PAKAN TERNAK

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Lele dumbo (Clarias gariepinus) merupakan salah satu ikan air tawar yang

HASIL DAN PEMBAHASAN. Konsumsi Pakan

BAB I PENDAHULUAN. Pusat Statistik pada tahun 2011 produksi tanaman singkong di Indonesia

BAB III MATERI DAN METODE. dengan kuantitas berbeda dilaksanakan di kandang Laboratorium Produksi Ternak

UJI KUALITAS IMBANGAN LIMBAH INDUSTRI IKAN NILA DENGAN IKAN PORA PORA (Mystacoleucus padangensis) SEBAGAI BAHAN PAKAN TERNAK

PEMANFAATAN LIMBAH RESTORAN UNTUK RANSUM AYAM BURAS

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh hasil yang baik. Dalam hal ini penulis mencari beberapa sumber

BAB I PENDAHULUAN. teknologi yang sekarang ini semakin berkembang. Teknologi tidak mengenal

I. PENDAHULUAN. yang memiliki prospek menjanjikan dan mulai merebut perhatian pelaku usaha

BAB III METODE PENELITIAN. konversi pakan ayam arab (Gallus turcicus) ini bersifat eksperimental dengan

Tepung Ampas Tahu Dalam Ransum, Performa Ayam Sentul... Dede Yusuf Kadasyah

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KAJIAN PENGOLAHAN JERAMI PADI SECARA KIMIA DAN BIOLOGI SERTA PENGARUHNYA TERHADAP PENAMPILAN SAPI PERANAKAN ONGOLE

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan selama 6 minggu dari 12 September 2014 sampai

Pelatihan dan Penerapan Teknologi Pembuatan Pakan Alternatif Ikan Lele Pada Kelompok Petani Ikan Di Kecamatan Semboro, Kabupaten Jember ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan perekonomian rakyat Indonesia, namun dilain pihak dampak

PENDAHULUAN. sebagai penghasil telur dan daging sehingga banyak dibudidayakan oleh

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Usaha peternakan ayam saat ini cukup berkembang pesat. Peredaran daging ayam cukup besar di pasaran sehingga menyebabkan

PROSIDING SEMINAR NASIONAL INOVASI PERKEBUNAN

PENDAHULUAN. Latar Belakang. yang sangat besar. Hal ini dipengaruhi oleh pertumbuhan penduduk yang

Gambar 4. Grafik Peningkatan Bobot Rata-rata Benih Ikan Lele Sangkuriang

THE INFLUENCES OF CAGE DENSITY ON THE PERFORMANCE OF HYBRID AND MOJOSARI DUCK IN STARTER PERIOD

1. PENDAHULUAN. digemari masyarakat Indonesia dan luar negeri. Rasa daging yang enak dan

Afriansyah Nugraha*, Yuli Andriani**, Yuniar Mulyani**

PENGARUH SUBTITUSI PARSIAL TEPUNG IKAN DENGAN TEPUNG TULANG TERHADAP PERTUMBUHAN IKAN LELE SANGKURIANG (Clarias gariepinus.

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Peternakan puyuh merupakan suatu kegiatan usaha di bidang budidaya

BAHAN DAN METODE PENELITIAN

EFEK PENGGUNAAN KONSENTRAT PABRIKAN DAN BUATAN SENDIRI DALAM RANSUM BABI STARTER TERHADAP EFISIENSI PENGGUNAAN RANSUM. S.N.

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret Juli 2016 di Kandang Domba

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ayam lokal persilangan merupakan ayam lokal yang telah mengalami

NILAI GIZI ECENG GONDOK DAN PEMANFAATAN SEBAGAI PAKAN ternak NON RUMINANSIA NINA MARLINA DAN SURAYAH ASKAR

ISBN: Seminar Nasional Peternakan-Unsyiah 2014

I. PENDAHULUAN. Minat masyarakat yang tinggi terhadap produk hewani terutama, daging kambing,

MATERI DAN METODE. Materi

PENGARUH PEMBERIAN TEPUNG AMPAS TAHU DI DALAM RANSUM TERHADAP BOBOT POTONG, BOBOT KARKAS DAN INCOME OVER FEED COST AYAM SENTUL

2017, No penyerahannya dibebaskan dari pengenaan Pajak Pertambahan Nilai; b. bahwa untuk memberikan kepastian hukum, perlu melakukan penyesuai

Lokakarya Fungsional Non Peneliti 997 Selain itu, nilai tambah produk olahan dan sisa produk olahan pada akhirnya akan bisa menaikkan pendapatan petan

Transkripsi:

Teknologi PAKAN APUNG ARTIFASIAL UNTUK BUDIDAYA IKAN LELE PENGARUH PENGAPUNGAN PAKAN TERHADAP PERTUMBUHAN IKAN LELE DENGAN METODE PENGUKURAN FCR (FEED CONVERSION RATIO) Rizal Isnain Muttaqin, Djoko Murwono*) Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Jln. Prof. Soedarto,Tembalang, Semarang, 50239, Telp/Fax: (024)7460058 Summary Catfish is a fish that consumed by many people in Indonesia, a relatively high nutrient content and relatively inexpensive price of catfish are the reasons why catfish become people's choice. Thus, the need of catfish grows continuosly in every area, it is directly proportional to the increasing demand for catfish feed. To improve the quality of livestock products, especially catfish fishing, artificial floating feed manufacturing is an option that is expected to help the government to solve the problem. In this research will be carried out experiments to obtain the ideal feed composition as a reference artificial floating feed making. Variable composition of fine bran in this study is 20%, 22%, 24%, 26%, and 28%. While the observation of weight gain of catfish by the method of FCR (Feed Conversion Ratio) is done by a basket of catfish weighed in at once and then taken catfish weight average rating, catfish weighing performed at the age of multiples of 7 days to harvest. As for the observation that the amount of feed consumed was also done weekly until it is possible catfish ready for harvest. Data obtained results is that the composition in the manufacture of ideal artificial feed is 24% fine bran, 40% fish meal (chicken feather meal) and 36% starch. Of this composition, artificial floating feed is able to float for 15 minutes. Economic analysis of the data obtained that the use of a combination of artificial feed and feed from the company with NAIC is more profitable than the use of feed from the company entirely without the NAIC is gained 21.7%. But for the future, farmers are advised to use catfish artificial feed entirely due to the benefits which can be increased to 35.8%. Keyword: Artifacial Floating Feed, Catfish, Feed Conversion Ratio Intisari Ikan lele merupakan ikan yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat di Indonesia, kandungan gizi yang cukup tinggi dan relatif murahnya harga ikan lele adalah beberapa alasan mengapa ikan lele menjadi pilihan masyarakat. Sehingga kebutuhan akan ikan lele terus bertambah disetiap daerah, hal tersebut berbanding lurus dengan meningkatnya kebutuhan pakan terhadap ikan lele. Untuk meningkatkan kualitas hasil ternak khususnya perikanan ikan lele, pembuatan pakan apung artifasial menjadi pilihan yang diharapkan dapat membantu pemerintah untuk lepas dari masalah tersebut. Pada penelitian ini akan dilakukan percobaan untuk mendapatkan komposisi pakan apung yang ideal sebagai acuan pembuatan pakan apung artifasial. Variabel komposisi dedak halus pada penelitian ini yaitu 20%, 22%, 24%, 26%, dan 28%. Sedangkan pengamatan penambahan berat lele dengan metode FCR (Feed Conversion Ratio) dilakukan dengan cara lele ditimbang dalam keranjang sekaligus kemudian berat badan lele diambil nilai rata-ratanya, penimbangan berat badan lele dilakukan pada umur kelipatan dari 7 hari sampai masa panen. Sedangkan untuk pengamatan jumlah pakan yang telah dikonsumsi juga dilakukan pada setiap minggu sampai dimungkinkan lele siap panen. Data hasil penelitian yang didapatkan adalah bahwa komposisi ideal dalam pembuatan pakan artifasial adalah 24% dedak halus, 40% tepung ikan (tepung bulu ayam) dan 36% tepung tapioka. 444

Teknologi Dari komposisi ini, pakan apung artifasial mampu mengapung selama 15 menit. Dari data analisa ekonomi yang didapatkan bahwa penggunaan perpaduan pakan buatan dan pakan pabrik dengan NAIC lebih menguntungkan daripada digunakan pakan pabrik seluruhnya tanpa NAIC yaitu dengan keuntungan 21,7%. Namun untuk kedepan, petani lele disarankan menguunakan pakan buatan seluruhnya karena keuntungan yang didapat dapat meningkat yaitu menjadi 35,8%. Kata kunci: Pakan Apung Artifasial, Lele, Feed Conversion Ratio 1. Pendahuluan Kebutuhan pangan merupakan suatu faktor terpenting dalam sebuah kehidupan, maka bila kebutuhan pangan tersebut terganggu dapat menimbulkan keresahan sosial yang dapat memicu perpecahan. Akibat dari keresahan sosial tersebut Indonesia sebagai negara agraris ternyata akan menghadapi krisis pangan. Tujuh komoditas pangan utama nonberas yang dikonsumsi masyarakat sangat tergantung pada impor. Bahkan, empat dari tujuh komoditas pangan utama nonberas yakni, gandum, kedelai, daging, dan ikan masuk dalam kategori kritis, sedangkan kesetabilan kebutuhan pangan dilandasi oleh ketersediaan akan komoditas pangan tersebut. Ketersediaan pangan dapat berasal dari hewani maupun nabati. Hewan yang memiliki kandungan protein tinggi salah satunya adalah ikan lele. Ikan lele merupakan ikan yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat di Indonesia, kandungan gizi yang cukup tinggi dan relatif murahnya harga ikan lele menjadi salah satu pilihan masyarakat. Sehingga kebutuhan akan ikan lele terus bertambah disetiap daerah, hal tersebut berbanding lurus dengan meningkatnya kebutuhan pakan terhadap ikan lele. Untuk meningkatkan kualitas hasil ternak khususnya perikanan ikan lele, pembuatan pakan artifasial menjadi pilihan yang diharapkan dapat membantu pemerintah untuk lepas dari masalah tersebut. Faktor tersebut mendorong untuk membuat suatu pakan ikan yang efisien dan optimal pada peternakan ikan lele. Pakan artifasial merupakan pakan alternatif yang dibuat untuk pertumbuhan ikan lele agar optimal dengan komposisi yang sesuai dan kandungan nutrisi yang tepat. Kandungan nutrisi merupakan kunci utama dalam pertumbuhan ikan lele sehingga ikan lele yang dihasilkan dapat berkualitas bagus. Selain pakan artifasial, maka diperlukan juga NOPKOR PSO dan NAIC sebagai penunjang agar ternak ikan lele menjadi optimal. NOPKOR PSO (Nitrogen, Phospat, Kalium organism Recovery, in media Polimer Saline and Oily) merupakan kultur campuran mikroba pencernaan NPK yang berguna untuk proses hidrolisa karbohidrat, serat dan protein menjadi monosakarida asam amino yang berguna bagi pertumbuhan ikan lele. Nopkor ini ditambahkan dalam kultur atau kolam yang akan dijadikan tempat pertumbuhan ikan lele. Tujuan ditambahkannya nopkor ini agar ikan lele dapat tumbuh secara optimal dalam waktu yang lebih cepat. Adapun kendala yang dihadapi dalam pembudidayaan ikan lele yaitu adanya krisis global terutama dalam bentuk beberapa hal antara lain mahalnya harga pakan dan rendahnya konversi pakan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui laju pertumbuhan ikan lele dalam bentuk ukuran dan berat, mempelajari kesehatan ternak ikan lele dalam bentuk ketahanan terhadap penyakit, mempelajari kondisi optimal yang tepat untuk kultur atau tempat ternak ikan lele, mempelajari komposisi optimal dalam pembuatan pakan artifasial, dan mempelajari konversi pakan yang sesuai untuk mencapai FCR (Feed Conversion Ratio) yang baik. 2. Metode Penelitian Penelitian mengenai Peningkatan Konversi Pakan terhadap Produk Ternak Lele ini dilakukan di Agribisnis, Diklat dan Perdagangan Handoyo Mulya Lestari Sleman, Yogyakarta sedangkan analisa hasil dilakukan di Program Studi Teknologi Pangan, Fakultas Teknologi Pertanian, UNIKA. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode pengukuran FCR (Feed Convertion Ratio). Pengukuran FCR dilakuakn dengan membandingkan berat total pakan yang dibutuhkan dengan pertambahan berat lele. 2.1 Penelitian Pendahuluan Pada penelitian pendahuluan untuk menentukan kadar dedak halus, komposisi tepung ikan pada komposisi pakan artifasial telah ditentukan yaitu sebanyak 40% sehingga perlu dilakukan percobaan untuk menentukan perbandingan komposisi karbohidrat dan serat sehingga pakan artifasial mampu mengapung selama minimal 15 menit. Pakan artifasial 1 dibuat dengan mencampurkan 20 gram tepung ikan, 10 gram dedak halus dan 20 gram 445

Teknologi tepung tapioka. Pakan artifasial 2 dibuat dengan mencampurkan 20 gram tepung ikan, 11 gram dedak halus dan 19 gram tepung tapioka. Pakan artifasial 3 dibuat dengan mencampurkan 20 gram tepung ikan, 12 gram dedak halus dan 18 gram tepung tapioka. Pakan artifasial 4 dibuat dengan mencampurkan 20 gram tepung ikan, 13 gram dedak halus dan 17 gram tepung tapioka. Pakan artifasial 5 dibuat dengan mencampurkan 20 gram tepung ikan, 14 gram dedak halus dan 16 gram tepung tapioka. Kemudian dicampur dengan air dan dicetak bentuk pellet dengan gilingan daging modifikasi. Setelah dijemur sampai kering kemudian dilakukan test apung. Pakan artifasial yang mempunyai kekuatan apung minimal 15 menit dengan komposisi serat terkecil akan dijadikan acuan komposisi pada pembuatan pakan artifasial yang diaplikasikan pada ternak lele. 2.2 Pengamatan terhadap pertumbuhan lele di Agribisnis, Diklat dan Perdagangan Handoyo Mulya Lestari Sleman, Yogyakarta Yang pertama kali dipersiapkan adalah kolam. Kolam untuk percobaan ini dibuat dengan ukuran 70 x 120 centimeter sebanyak 5 kolam yang digunakan untuk menampung tiap kolamnya 100 ekor lele. Kolam ini kemudian dilapisi dengan terpal berukuran 1 x 2 meter untuk membantu mempermudah pemeliharaan. Selanjutnya kolam yang akan digunakan untuk pemeliharan dilakukan pembiakan plankton dan ganggang yang akan bermanfaat sebagai pakan alami bagi ikan lele tersebut. Yaitu dengan penambahan NOPKOR PERTANIAN. Proses penyiapan tempat dilakukan selama 6-7 hari dan kolam siap digunakan. Pengamatan penambahan berat lele dilakukan dengan cara Lele ditimbang dalam keranjang sekaligus kemudian berat badan lele diambil nilai rata - ratanya, penimbangan berat badan lele dilakukan pada umur kelipatan dari 7 hari sampai masa panen. Sedangkan untuk pengamatan jumlah pakan yang telah dikonsumsi juga dilakukan pada setiap minggu sampai dimungkinkan lele siap panen. 3. Hasil dan Pembahasan 3.1 Tabel hubungan antara komposisi dedak halus dengan lamanya waktu Pengapungan. No 1 00:05:16 2 00:07:28 3 00:04:24 4 00:04:32 5 00:05:18 Rata-rata 1 Persen Dedak Halus 20 2 22 00:09:34 00:09:18 00:08:23 00:10:13 00:09:54 00:09:28 3 24 00:14:12 00:16:16 00:15:09 00:14:47 00:15:17 00:15:08 4 26 00:24:15 00:17:08 00:24:16 00:25:31 00:23:21 00:22:54 28 00:32:08 00:30:56 00:32:18 00:35:46 00:35:56 00:33:25 5 00:05:24 Tabel 1. Tabel Hubungan antara komposisi dedak halus dengan lamanya waktu pengapungan 446

No. 1, 1, Teknologi Vol.1,1, No. 3.2 Grafik hubungan antara komposisi dedak halus dengan lamanya waktu pengapungan Grafik 1. Grafik hubungan antara komposisi dedak halus dengan lamanya waktu pengapungan Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa semakin banyak komposisi dedak halus maka waktu apung akan semakin lama. Pakan dengan kadar dedak halus 20% memiliki waktu apung rata-rata 5 menit 24 detik. Pakan dengan kadar dedak halus 22% memiliki waktu apung rata-rata 9 menit 28 detik. Pakan dengan kadar dedak halus 24% memiliki waktu apung rata-rata 15 menit 8 detik. Pakan dengan kadar dedak halus 26% memiliki waktu apung ratarata 22 menit 54 detik. Pakan dengan kadar dedak halus 28% memiliki waktu apung rata-rata 33 menit 25 detik. Akan tetapi kenaikan komposisi dedak halus akan mengakibatkan komposisi tapioka sebagai penyuplai karbohidrat menjadi rendah sehingga dari kelima jenis pakan yang dicoba, disimpulkan bahwa pakan jenis 3 adalah kompisi pakan yang paling ideal untuk digunakan sebagai komposisi pakan apung artifasial karena mampu mengapung lebih dari 15 menit dan struktur pakan tidak hancur selama mengapung di permukaan air. Kesimpulan yang dapat kita ambil yaitu bahwa pakan apung lebih efisien dibandingkan dengan pakan yang tenggelam. Disamping itu, pakan apung juga lebih sehat karena pembersihan sisa pakan lebih mudah dilakukan. 3.3 Tabel analisa ekonomi pakan lele pabrik tanpa NAIC Keterangan Harga Satuan Penjualan Lele (berat total 48,88 Kg) Pengadaan bibit (500 ekor) 12.000 Pendapatan Pengeluaran Persentase (%) 586.560 200 100.000 17.24137931 210.000 4 72.4137931 Biaya Tenaga Kerja 2.0000 40.000 6.896551724 Perawatan kolam & peralatan 1.0000 3.448275862 Biaya Pakan Pakan pabrik 60 Kg Total Keuntungan 586.560 580.000 Rp. 6. 560 Tabel 2. Tabel analisa ekonomi pakan lele pabrik tanpa NAIC 1,13 447

Teknologi 3.4 Tabel analisa ekonomi kombinasi pakan lele pabrik dan pakan lele artifasial dengan NAIC Keterangan Penjualan Lele (berat total 50,56 Kg) Pengadaan bibit (500 ekor) Biaya Pakan a.pakan buatan 16,5 Kg Harga Satuan 12.000 Pendapatan Pengeluaran Persentase (%) 200 100.000 20.06561456 87.115 87.115 17.48016012 210.000 210.000 42.13779058 Biaya Tenaga Kerja 40.000 8.026245824 Perawatan kolam & peralatan 10.000 4.013122912 NAIC 8.277066006 b.pakan pabrik 30 Kg Total 498.365 21,7 Keuntungan Rp. 108.355 Tabel 3. Tabel analisa ekonomi kombinasi pakan lele pabrik dan pakan lele artifasial dengan NAIC 3.5 Tabel estimasi analisa ekonomi pakan lele artifasial dengan NAIC Keterangan Penjualan Lele (berat total 50,56 Kg) Pengadaan bibit (500 ekor) Harga Satuan 12.000 Pendapatan Pengeluaran Persentase (%) 200 100.000 22,38 87.115 245.506 54,95 Biaya Tenaga Kerja 40.000 8,95 Perawatan kolam & peralatan 10.000 4.47 NAIC 9,23 Biaya Pakan a.pakan buatan 46,5 Kg b.pakan pabrik Total Keuntungan 446.756 Rp. 159.964 Tabel 4. Tabel estimasi analisa ekonomi pakan lele artifasial dengan NAIC 35,8 Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa keuntungan dari budidaya lele dengan pakan pabrik dan tanpa NAIC mendapatkan keuntungan Rp. 6.560 atau 1,13% dari total modal yang dikeluarkan sebanyak Rp. 580.000. Sedangkan keuntungan dari budidaya lele dengan perpaduan 16,5 kg pakan buatan dan 30 kg pakan pabrik dengan NAIC mendapatkan keuntungan Rp. 108.355 atau 21,74% dari total modal yang dikeluarkan sebanyak Rp. 498.365. Jika bunga uang untuk kredit UKM yaitu sebesar 8% maka dengan data ini budidaya lele dengan cara kedua lebih menarik karena mendapatkan keuntungan lebih dari 20% yaitu sebesar 21,7%. Estimasi keuntungan yang didapatkan apabila budidaya lele dengan pakan buatan dan NAIC yaitu Rp. 159.964 atau 35,8% dari total modal yang dikeluarkan sebanyak Rp. 446.756. dengan data ini maka disarankan untuk budidaya lele digunakan pakan buatan seluruhnya dan NAIC. 448

Teknologi 4. Kesimpulan Dari penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan mengenai penelitian pakan apung artifasial untuk budidaya ikan lele (Pengaruh pengapungan pakan terhadap pertumbuhan ikan lele dengan metode pengukuran FCR (Feed Conversion Ratio)) bahwa komposisi ideal dalam pembuatan pakan apung yaitu 24% dedak halus, 40% tepung ikan dan 36% tepung ikan (tepung bulu ayam). Dari analisa ekonomi maka penggunaan perpaduan pakan buatan dan pakan pabrik dengan NAIC lebih menguntungkan daripada digunakan pakan pabrik seluruhnyatanpa NAIC yaitu dengan keuntungan 21,7%. Namun untuk kedepan, petani lele disarankan menguunakan pakan buatan seluruhnya karena keuntungan yang didapat dapat meningkat yaitu menjadi 35,8%. 5. Ucapan Terima Kasih Penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada Bapak Ir. R. P. Djoko Murwono, SU selaku dosen pembimbing yang telah dengan sabar mencurahkan ilmu dan waktunya dalam membimbing penulis. Dan semua pihak yang telah membantu penulis dalam penelitian ini. 6. Daftar Pustaka http://www.scribd.com/doc/61418172/nuhfil, isu_strategis_ketahanan_pangan, diakses tangal 20 maret 2012 http://www.lelesangkuriang.com, analisis_budidaya_lele_sangkuriang.html, diakses tanggal 20 maret 2012 Bidura, IG.N.G.,ID.G. Alit Udayana, I.m.Suasta dan T.G. Belawa Yadna. 1996. Pengaruh Tingkat Penggunaan Serat Kasar Dalam Ransum Terhadap Efisiensi Penggunaan Ransum dan Kadar Kolesterol Telur Ayam. Laporan Penelitian Fakultas Peternakan. Universitas Udayana. http://www.agrobisnissukajaya.blogspot.com/2008/07/pupuk-organik-nopkor.html?m=1, diakses tanggal 21 maret 2012 Murwono, R. P. Djoko, (2008), Penggunaan NOPKOR PSO dan PREMIKS dalam Ternak Dikaitkan dengan Peningkatan Kualitas dan Kuantitas Hasil Ternaknya, CV Utama Agri, Semarang. 449