PROFIL PASIEN TB-HIV DAN NON TB-HIV DI RSCM. dr. Cipto Mangunkusumo, Jakarta, Indonesia. dr. Cipto Mangunkusumo, Jakarta, Indonesia

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ABSTRAK. Kata kunci: HIV-TB, CD4, Sputum BTA

SAFII, 2015 GAMBARAN KEPATUHAN PASIEN TUBERKULOSIS PARU TERHADAP REGIMEN TERAPEUTIK DI PUSKESMAS PADASUKA KECAMATAN CIBEUNYING KIDUL KOTA BANDUNG

ABSTRAK GAMBARAN PENDERITA TB PARU DI PUSKESMAS PAMARICAN KABUPATEN CIAMIS PERIODE JANUARI 2013 DESEMBER : Triswaty Winata, dr., M.Kes.

BAB 1 PENDAHULUAN. HIV merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi Human

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Acquired immune deficiency syndrome (AIDS) adalah sekumpulan gejala

ABSTRAK PREVALENSI TUBERKULOSIS PARU DI RUMAH SAKIT PARU ROTINSULU BANDUNG PERIODE JANUARI-DESEMBER 2007

PREVALENSI DAN KARAKTERISTIK PENDERITA TUBERKULOSIS PARU DI BALAI PENGOBATAN PENYAKIT PARU-PARU MEDAN TAHUN Oleh : ANGGIE IMANIAH SITOMPUL

KARAKTERISTIK PASIEN TUBERKULOSIS PARU DI PUSKESMAS TUMINTING MANADO

PROFIL RADIOLOGIS TORAKS PADA PENDERITA TUBERKULOSIS PARU DI POLIKLINIK PARU RSUD DR HARDJONO-PONOROGO SKRIPSI

Mulyadi *, Mudatsir ** *** ABSTRACT

ABSTRAK PROFIL PENDERITA HEMOPTISIS PADA PASIEN RAWAT INAP RSUP SANGLAH PERIODE JUNI 2013 JULI 2014

KARYA TULIS ILMIAH PROFIL PASIEN HIV DENGAN TUBERKULOSIS YANG BEROBAT KE BALAI PENGOBATAN PARU PROVINSI (BP4), MEDAN DARI JULI 2011 HINGGA JUNI 2013

BAB I PENDAHULUAN. Diperkirakan sekitar 2 miliar atau sepertiga dari jumlah penduduk dunia telah

OVERVIEW OF PULMONARY TUBERCULOSIS PATIENTS IN THE LANGENSARI COMMUNITY HEALTH CENTER, BANJAR, 2013 PERIOD

BAB IV METODE PENELITIAN. Infeksi dan Penyakit Tropis dan Mikrobiologi Klinik. RSUP Dr. Kariadi Semarang dilaksanakan pada bulan Mei Juni 2014.

INTISARI. Ari Aulia Rahman 1 ; Yugo Susanto 2 ; Rachmawati 3

Profil Pasien Kandidiasis Oral dengan Koinfeksi Tuberkulosis- HIV di Rumah Sakit Penyakit Infeksi (RSPI) Prof. Dr. Sulianti Saroso

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kesejahteraan rakyat secara menyeluruh. Pemberantasan penyakit. berperanan penting dalam menurunkan angka kesakitan

PROFIL PASIEN KOINFEKSI TB-HIV DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT SANGLAH BALI TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. tuberculosis. Mycobacterium tuberculosis adalah bakteri penyebab. yang penting di dunia sehingga pada tahun 1992 World Health

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Sumber: Kemenkes, 2014

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. perhatian khusus di kalangan masyarakat. Menurut World Health Organization

ABSTRAK EVALUASI HASIL TERAPI OBAT ANTI TUBERKULOSIS FASE INTENSIF PADA PENDERITA TUBERKULOSIS PARU DI PUSKESMAS KOTAMADYA BANDUNG TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan masyarakat di dunia termasuk Indonesia. World. Health Organization (WHO) dalam Annual report on global TB

BAB I PENDAHULUAN. sesak nafas, badan lemas, nafsu makan menurun, berat badan menurun, malaise,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang yakni

BAB I PENDAHULUAN.

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

Profile of Thorax Radiography In Patients With HIV/AIDS. Profil Radiografi Foto Thorax Pada Penderita HIV/AIDS

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit Tuberkulosis paru merupakan penyakit infeksi yang masih menjadi

Penemuan PasienTB. EPPIT 11 Departemen Mikrobiologi FK USU

GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU PENDERITA TUBERKULOSIS TERHADAP KETIDAKPATUHAN DALAM PENGOBATAN MENURUT SISTEM DOTS DI RSU

Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof. Dr. Sulianti Saroso

ABSTRAK GAMBARAN PASIEN KANKER PARU DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI 2013 DESEMBER 2014

ABSTRAK GAMBARAN KASUS HIV/AIDS DENGAN TUBERKULOSIS DI KABUPATEN MERAUKE TAHUN 2011

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR RISIKO KEJADIAN PENYAKIT TUBERKULOSIS PADA ANAK DI BALAI BESAR KESEHATAN PARU MASYARAKAT SURAKARTA

Tema Lomba Infografis Community TB HIV Care Aisyiyah 2016

BAB IV METODE PENELITIAN. Infeksi dan Penyakit Tropis dan Mikrobiologi Klinik. RSUP Dr. Kariadi Semarang telah dilaksanakan mulai bulan Mei 2014

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dilakukan secara retrospektif berdasarkan rekam medik dari bulan Januari

BAB I PENDAHULUAN UKDW. Mycobacterium tuberculosis. Tanggal 24 Maret 1882 Dr. Robert Koch

ABSTRAK PROPORSI HASIL BTA NEGATIF PADA PASIEN TB PARU DI RSUP SANGLAH, BALI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ABSTRAK ANALISIS KASUS PENDERITA PNEUMONIA DI RUANG INTENSIVE CARE UNIT RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG TAHUN 2007

BAB I PENDAHULUAN. Infeksi Human Immunodeficiency Virus(HIV) dan penyakitacquired Immuno

ABSTRAK GAMBARAN KARAKTERISTIK BALITA PENDERITA PNEUMONIA DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. sebabkan oleh Mycobacterium tuberkulosis yang sampai saat ini menjadi masalah

PREVALENSI TERJADINYA TUBERKULOSIS PADA PASIEN DIABETES MELLITUS (DI RSUP DR.KARIADI SEMARANG) LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Ikatan Dokter Indonesia (IDI) tahun 2013 menjelaskan. HIV atau Human Immunodefisiensi Virus merupakan virus

I. PENDAHULUAN. Tuberkulosis (TB) adalah suatu penyakit infeksi menular yang disebabkan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1 Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK KARAKTERISTIK PENDERITA PENYAKIT PARU OBSTRUKTIF KRONIK DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN UKDW. tubuh manusia dan akan menyerang sel-sel yang bekerja sebagai sistem kekebalan

BAB I PENDAHULUAN. Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. mortalitas pada semua kelompok usia di seluruh dunia termasuk di Indonesia.

Kegiatan Pemberantasan Tuberkulosis Paru di Puskesmas Sakti Kabupaten Pidie Tahun 2010)

Tuberkulosis (TB) adalah penyakit yang sudah ada sejak zaman purbakala. Hal ini terbukti dari penemuan-penemuan kuno seperti sisa-sisa tulang belakang

BAB I PENDAHULUAN. (Thomas, 2004). Ada beberapa klasifikasi utama patogen yang dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. menyerang paru, tetapi dapat juga mengenai organ tubuh lainnya (World

INFORMASI TENTANG HIV/AIDS

BAB I PENDAHULUAN. global.tuberkulosis sebagai peringkat kedua yang menyebabkan kematian dari

Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. TB Paru merupakan penyakit yang disebabkan oleh. Mycobacterium tuberculosis, yaitu kuman aerob yang mudah mati dan

ABSTRAK GAMBARAN PENDERITA PENYAKIT KANKER PARU PERIODE 1 JANUARI DESEMBER 2012 DI RS. IMMANUEL KOTA BANDUNG

Kesediaan Pasien Tuberkulosis Melakukan Tes HIV Pada Program Provider Initiated Testing and Counseling (PITC)

Penentuan Diagnostik Lymphadenopathy Colli Dengan Metode Biopsi pada Penderita HIV-TB Di Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof. Dr.

PATOFISIOLOGI, DIAGNOSIS, DAN KLASIFIKASI TUBERKULOSIS. Retno Asti Werdhani Dept. Ilmu Kedokteran Komunitas, Okupasi, dan Keluarga FKUI

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Angka morbiditas dan angka mortalitas yang disebabkan oleh infeksi Human

PROFIL PASIEN TUBERKULOSIS PARU DI POLIKLINIK PARU RSUP PROF. Dr. R.D. KANDOU MANADO

ABSTRAK GAMBARAN PENDERITA MULTIDRUG-RESISTANT TUBERCULOSIS DI RUMAH SAKIT PARU DR.H.A.ROTINSULU, BANDUNG TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis sebagian besar bakteri ini menyerang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

GAMBARAN NILAI MANTOUX TEST PADA ANAK DENGAN RIWAYAT KONTAK DENGAN ORANG DEWASA SATU HUNIAN YANG MENDERITA TB PARU DI PUSKESMAS PADANG BULAN, MEDAN

BAB 1 PENDAHULUAN. kadang-kadang juga berhenti minum obat sebelum masa pengobatan selesai,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ABSTRAK GAMBARAN PENYAKIT DIABETES MELITUS PADA ORANG DEWASA YANG DIRAWAT INAP DIRUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI DESEMBER 2014

Mengapa Kita Batuk? Mengapa Kita Batuk ~ 1

ABSTRAK GAMBARAN PASIEN RAWAT INAP TUBERKULOSIS PARU DI RSUP DR HASAN SADIKIN BANDUNG PERIODE 1 JANUARI DESEMBER 2011

BAB I PENDAHULUAN. Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) adalah sekelompok

ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYAKIT TUBERKULOSIS PADA PASIEN DENGAN REGRESI LOGISTIK MULTINOMIAL

LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH. Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai gelar sarjana strata-1 kedokteran umum

I. PENDAHULUAN. Mycobacterium tuberculosis. Menurut World Health Organization (WHO)

ABSTRAK KORELASI ANTARA TOTAL LYMPHOCYTE COUNT DAN JUMLAH CD4 PADA PASIEN HIV/AIDS

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan masyarakat secara global. TB Paru menduduki peringkat ke 2 sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Tuberkulosis atau sering disebut dengan istilah TBC merupakan penyakit

ABSTRAK GAMBARAN INFEKSI MALARIA DI RSUD TOBELO KABUPATEN HALMAHERA UTARA PROVINSI MALUKU UTARA PERIODE JANUARI DESEMBER 2012

BAB 1 PENDAHULUAN. Tuberkulosis (TB) masih menjadi penyebab kesakitan dan kematian yang

BAB I PENDAHULUAN. mencanangkan TB sebagai kegawatan dunia (Global Emergency), terutama

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. dan termasuk salah satu sasaran Millennium Development Goals (MDGs) dalam

Hubungan Pengetahuan dan Dukungan Keluarga dengan Kepatuhan Minum Obat Anti Tuberkulosis di Puskesmas Andalas Kota Padang

EVALUASI PENGGUNAAN OBAT ANTITUBERKULOSIS PADA PASIEN TUBERKULOSIS PARU DEWASA DI INSTALASI RAWAT JALAN BALAI BESAR KESEHATAN PARU X TAHUN 2011

TUBERKULOSIS PADA PASIEN DENGAN HIV AIDS. dr. Bambang Satoto,Sp.Rad(K),M.Kes Departemen Radiology F.K Undip /RSUP Dr Kariadi Semarang

Transkripsi:

PROFIL PASIEN TB-HIV DAN NON TB-HIV DI RSCM Zulkifli Amin 1, Anna Uyainah 1, Evy Yunihastuti 2, Zubairi Djoerban 3 1 Divisi Pulmonologi, Departemen Ilmu Penyakit Dalam, FKUI/RSUPN 2 Divisi Alergi-Imunologi Klinik, Departemen Ilmu Penyakit Dalam, FKUI/RSUPN 3 Divisi Hematologi-Onkologi Medik, Departemen Ilmu Penyakit Dalam, FKUI/RSUPN Email : pulmonologi89@yahoo.co.id Profile of TB-HIV and Non TB-HIV Patients in RSCM Abstract Tuberculosis (TB) is the most common opportunistic infection and cause of death in patients with Human Immunodeficiency Virus (HIV) in developing countries. TB-HIV cases showed an increase in recent years. There has been no report on TB-HIV patient profiles in RSCM. The purpose of this study was to obtain data an demographic, clinical, laboratory, and radiological TB-HIV patients. This study was a descriptive cross-sectional study design to document medical records of HIV-TB patients who came for treatment to the Pokdisus RSCM between July 2008-December 2010. A number of 522 patients consisted of 424 males (81.2%) and 98 females (18.8%), with a mean age of 31.92 years, the majority in the age group 18-40 years (90.8), 53.1% married, tribal Betawi 28.4%, and 64.2% graduated from high school. The proportion of injecting drug transmission (56.5%). Concomitant infection is hepatitis C infection (42.9%) and oral candidiasis (26.4%). Chronic cough is the most clinical manifestation (67.5%), followed by prolonged fever (57.5%) and weight loss (50.4%). Patients with sputum smear-negative (36.2%), CD4 <200 (78.0%) and chest X-ray finding of TB (32.8%). Keywords : tuberculosis, hiv Abstrak Tuberkulosis (TB) merupakan infeksi oportunistik terbanyak dan penyebab kematian utama pada pasien Human Immunodeficiency Virus (HIV) di negara berkembang. Kasus TB-HIV menunjukkan kenaikan dalam beberapa tahun terakhir. Belum ada laporan mengenai profil pasien TB-HIV di RSCM. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan data demografi, klinis, laboratoris, dan radiologis pasien TB-HIV. Penelitian ini merupakan rancangan studi potong lintang deskriptif dengan menelusuri rekam medik pasien TB-HIV yang datang Submit : 08-03-2013 Review : 02-04-2013 Review : 03-04-2013 revisi : 12 07-2013 195

Profil Pasien.TB-HIV... (Zulkifli Amin, et el) berobat ke Kelompok Studi Khusus (Pokdisus) RSCM antara bulan Juli 2008- Desember 2010. Sejumlah 522 penderita yang terdiri dari 424 laki-laki (81,2%) dan 98 wanita (18,8%), dengan usia rerata 31,92 tahun, mayoritas pada kelompok usia 18-40 tahun (90.8), sudah kawin 53.1%, suku Betawi 28,4%, dan tamat SMA 64,2%. Proporsi transmisi narkoba suntik (56,5%). Infeksi penyerta adalah infeksi hepatitis C (42,9%) dan kandidiasis oral (26,4%). Batuk kronik merupakan manifestasi klinik terbanyak (67,5%), diikuti dengan demam lama (57,5%) dan berat badan turun (50,4%). Pasien dengan sputum BTA negatif (36,2%), CD4 < 200 (78,0%) dan gambaran TB pada foto toraks (32,8%). Kata kunci : tuberculosis, hiv PENDAHULUAN Sejak tahun 1980, epidemi Human Immunodeficiency Virus (HIV) mengakibatkan kenaikan jumlah kasus tuberkulosis (TB) dan kematian karena TB di banyak negara. Individu yang hidup dengan HIV memiliki kemungkinan sekitar 21-34 kali lebih besar untuk terinfeksi TB dibandingkan dengan mereka yang HIV-negatif. Secara global, sekitar 10% dari 9 juta orang yang terinfeksi TB setiap tahun adalah HIV-positif, setara dengan 1,1 juta kasus TB baru di antara orang yang hidup dengan HIV pada tahun 2010. 1 Tidak seperti infeksi oportunistik lain yang terjadi pada jumlah Cluster of Differentiation (CD4) di bawah 200/mm, TB aktif terjadi sepanjang perjalanan penyakit HIV. Presentasi klinis, laboratoris, dan radiologis TB pada individu dengan HIV tergantung pada tingkat imunosupresi yang terjadi karena infeksi HIV. 2 Berdasarkan laporan WHO dalam Global Tuberculosis Control 2011, hanya didapatkan data HIV dengan skrining TB positif di Indonesia sebesar 3200 orang. 1 Data lain mengenai prevalensi, insidensi, dan lainnya belum tersedia. Saat ini, belum ada laporan mengenai profil pasien TB-HIV di RSCM. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan demografi, klinis, laboratoris, dan radiologis pasien TB-HIV. BAHAN DAN METODE Penelitian ini merupakan rancangan studi potong lintang deskriptif. Data penelitian didapatkan dengan menelusuri rekam medik pasien TB-HIV yang datang berobat ke Pokdisus RSCM antara bulan Juli 2008-Desember 2010. Status infeksi HIV positif didapatkan dari hasil reaktif berdasarkan rapid test HIV. Infeksi TB ditegakkan berdasarkan gejala klinis dan laboratoris. Batuk berdahak selama 2-3 minggu atau lebih, yang diikuti dengan gejala tambahan yaitu dahak bercampur darah, batuk darah, sesak nafas, badan lemas, nafsu makan menurun, berat badan menurun, malaise, berkeringat malam hari tanpa kegiatan fisik, demam meriang lebih dari satu bulan. Pemeriksaan penunjang yang digunakan meliputi pemeriksaan dahak sewaktupagi-sewaktu dan penemuan kuman TB dengan pengecatan BTA (Basil Tahan Asam). Pemeriksaan penunjang lain meliputi interpretasi foto toraks dengan gambaran khas TB (fibrosis, infiltrat, atelektasis) dan kadar CD4 darah. Analisis data secara deskriptif menggunakan program SPSS dan Microsoft excel. HASIL Sejumlah 522 orang terdiri dari 424 laki-laki (81,2%) dan 98 wanita (18,8%), usia 196

rerata 31,92 tahun dan mayoritas kelompok usia 18-40 tahun (90,8%). Mayoritas sudah kawin 53,1%, suku Betawi 28,4%, dan tamat SMA 64,2%. Modus transmisi narkoba suntik (56,5%). Keseluruhan data sosiodemografi dan karakteristik klinis pasien TB- HIV terdapat dalam Tabel 1. Tabel 1. Gambaran sosio-demografi dan karakteristik klinis pasien TB- HIV (n=522) Variabel n % Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan Usia <18 tahun 18-40 tahun 41-60 tahun >60 tahun Status Belum kawin Kawin Cerai Suku Betawi Jawa Sunda Batak Padang Medan Bugis Tiongha Palembang Tingkat Pendidikan Buta huruf/tidak tamat SD Tamat SD Tamat SMP Tamat SMA Diploma S1 424 (81,2) 98 (18.8) 3 (0,6) 474 (90,8) 38 (7,3) 215 (41,2) 277 (53,1) 21 (4,0) 148 (28,4) 125 (23,9) 62 (11,9) 49 (9,4) 26 (5,0) 6 (1,1) 10 (1,9) 7 (1,3) 2 (0,4) 71 (13,6) 335 (64,2) 31 (5,9) Mean ± SD 31,92 ± 6,89 Modus transmisi HIV Seksual Narkoba suntik Alat medis Terpercik darah narkoba tranfusi terpercik darah Seks, narkoba dan tranfusi Indeks Masa Tubuh (IMT) < 18,5 18,5 Hepatitis Hepatitis B Hepatitis C Hepatitis B dan C Terapi Anti Retro Viral Anti Tuberkulosis Anti Retro Viral dan Anti tuberkulosis 162 (31,0) 295 (56,5) 53 (10,2) 217 (41,6) 157 (30,1) 224 (42,9) 20 (3,8) 315 (60,3) 464 (88,9) 292 (55,9) Tabel 2. Jenis Infeksi Oportunistik pasien TB-HIV Infeksi oportunistik n % Kandidiasis oral 375 17,8 Pneumonia Bakterialis PCP 138 3 26,4 0,6 Toksoplasma serebral 51 9,8 Histoplasmosis 1 0,2 Sitomegalo Virus 10 1,9 Diseminata (CMV) Kriptokokus meningitis Sarkoma Kapoisi Diare 6 0 126 1,1 0,0 24,1 197

Profil Pasien.TB-HIV... (Zulkifli Amin, et el) Infeksi yang menyertai adalah infeksi hepatitis C (42,9%) dan kandidiasis oral (26,4%). Keseluruhan data infeksi oportunistik pasien TB-HIV terangkum dalam Tabel 2. Tabel 3. Gambaran klinis pasien TB-HIV Gejala klinis N % Batuk kronik 351 67,5 Berat badan turun 263 50,4 Demam lama 300 57,5 Lemas / Lemah 115 22,0 Keringat malam Manifestasi neurologi Batuk darah / hemoptisis Mulut sariawan Mual Diare 158 81 9 98 230 192 30,3 15,5 1,7 18,8 44,1 36,8 Tabel 4. Pemeriksaan CD4 pasien TB-HIV CD4 (sel/mm3) n % < 200 407 78,0 200 < 350 350 - < 500 > 500 Tidak ada hasil 36 7 6 66 6,9 1,3 1,1 12,7 Batuk kronik merupakan manifestasi klinik terbanyak (67,5%), diikuti dengan demam lama (57,5%) dan berat badan turun (50,4%). Gambaran klinis pasien TB-HIV secara keseluruhan tercantum dalam Tabel 3. Pasien dengan sputum BTA negatif (36,2%), CD4 <200 (78,0%) dan gambaran TB pada foto toraks (32,8%). PEMBAHASAN Sebagian besar penderita merupakan laki-laki (81,2%) dengan usia rerata 31,92 tahun dan mayoritas kelompok usia 18-40 tahun (90,8%). Hasil yang sama didapatkan oleh Nahid dkk. 3 dimana rata-rata usia pasien TB-HIV 37.3 tahun dan 87,9% adalah lakilaki. Walaupun ditemukan mayoritas suku Betawi (28,4%), namun belum ada penelitian yang menjelaskan korelasi suku dengan angka kejadian dan gambaran pasien TB- HIV di Indonesia. Status pasien yang sudah menikah (53,1%) memperbesar kemungkinan transmisi HIV melalui kontak seksual. Sedangkan status sosio-ekonomi dan pendidikan yang rendah berhubungan dengan angka prevalensi TB-HIV yang lebih tinggi. Hal ini tidak sejalan dengan hasil penelitian yang mendapatkan 64,2% pasien tamat SMA. Perlu diteliti lebih dalam mengenai keadaan sosio-ekonomi pasien. Proporsi transmisi melalui narkoba suntik sebesar 56,5%. Data ini didukung oleh data WHO dan CDC yang melaporkan perilaku risiko tinggi pada usia produktif seperti narkoba dan kontak seksual bebas sebagai faktor risiko transmisi HIV. 1 Infeksi yang menyertai adalah hepatitis C (42,9%) sesuai dengan rute transmisi melalui suntikan intravena. Penyulit ini perlu menjadi perhatian karena terapi TB seringkali menyebabkan hepatitis imbas obat. Kandidiasis oral (26,4%) ditemukan terutama pada pasien dengan CD4 rendah dan sesuai dengan hasil di penelitian ini di mana 78,0% pasien memiliki hitung limfosit CD4+ <200/mm³. Namun tidak ada perbedaan signifikan mengenai gambaran kandidiasis oral antara pasien TB-HIV ataupun pasien HIV non-tb. Batuk kronik merupakan manifestasi klinik terbanyak (67,5%), diikuti dengan demam lama (57,5%) dan berat badan turun (50,4%). Hasil ini sesuai dengan penelitian oleh Sharma SK dkk. 2 yang mendapatkan bahwa penurunan berat badan sangat umum terjadi pada pasien TB-HIV di India. Keadaan ini disebut slim disease. Pasien TB- 198

HIV yang mengalami penurunan berat badan drastis diperkirakan berkaitan dengan diare kronik akibat enteropati HIV. Pada pemeriksaan otopsi, sebagian besar pasien dengan slim disease ini memiliki TB diseminata. 4 Mayoritas pasien dengan sputum Basil Tahan Asam (BTA) negatif (36,2%), CD4+ <200 (78,0%). Sebagian besar pasien dalam penelitian ini merupakan pasien HIV fase lanjut (hitung limfosit CD4+ <200/mm³). Hasil penelitian yang mendapatkan sputum BTA negatif sesuai dengan kepustakaan dan penelitian-penelitian sebelumnya yang menyatakan sulit mendapatkan sputum BTA positif pada pasien TB-HIV fase lanjut. 5 Hasil bacaan gambaran TB pada foto toraks (32,8%) sebaiknya diperjelas dengan gambaran, lokasi, dan ada tidaknya keterlibatan limfadenopati intratorakal. Pada pasien dengan fungsi kekebalan tubuh yang masih baik (hitung CD4+ > 200/mm), TB paru lebih sering terjadi dibandingkan TB luar paru. Gambaran konsolidasi biasanya ditemukan di apeks paru. 3 Sedangkan pada pasien dengan CD4+ <200/mm³, gambaran rontgen toraks yang ditemukan biasanya melibatkan lobus bawah paru dan sering disertai limfadenopati intratorakal. 2 Untuk penelitian selanjutnya, sebaiknya pasien dikategorikan khusus menjadi pasien infeksi HIV fase awal atau lanjut dengan menghitung limfosit CD4+ <200/mm³ karena gambaran klinis, laboratoris, dan radiologis pasien HIV terutama tergantung pada hitung limfosit CD4+. 2 KESIMPULAN Karakteristik pasien TB-HIV di RSCM kurang lebih sama dengan negara berkembang lainnya. Modus transmisi narkoba suntik yang tinggi menunjukkan perlunya intervensi untuk mengurangi faktor risiko tersebut. UCAPAN TERIMA KASIH Penulis mengucapkan terima kasih kepada Kelompok Studi Khusus (Pokdisus) RSCM dan semua pihak yang terlibat atas kontribusi dan bantuan dalam proses pengumpulan data. DAFTAR RUJUKAN 1. World Health Organization (WHO). Global Tuberculosis Control 2011. Switzerland : WHO Press ; 2011 2. Sharma SK et al. HIV-TB co-infection: Epidemiology, diagnosis and management. Indian J Med Res 121, April 2005, p.550-567 3. Nahid P, Gonzales LC, Roduy I, et al. Treatment Outcomes of Patients with HIV and Tuberculosis. Am J Respir Crit Care Med Vol 175, 2007, pp 1199 1206 4. Hira SK, Dupont HL, Lanjewar DN, Dholakia YN. Severe weight loss: the predominant clinical presentation of tuberculosis in patients with HIV infection in India. Natl Med J India 1998;11:p.256-8 5. Mugusi F, Villiamor E, Urassa W, et al. HIV coinfection, CD4 cell counts and clinical correlates of bacillary density in pulmonary tuberculosis. Int J Tuberc Lung Dis 2006;10:p.663-9 199