BAB II LANDASAN TEORI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Mulyadi (2008:202), penjualan merupakan aktivitas yang

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI. data diolah lebih berdaya guna secara optimal. atas barang atau jasa dari pihak penjual ke pembeli.

BAB I PENDAHULUAN. dalam suatu perusahaan, karena persediaan akan dijual secara terus menerus untuk

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI

PENGEMBANGAN PERANGKAT LUNAK

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. hal proses pengolahan data, baik itu data siswa, guru, administrasi sekolah maupun data

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

LANDASAN TEORI. perusahaan yang usaha utamanya membeli obat untuk dijual kembali dengan

BAB III LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. yang mungkin masih belum mengetahui bagaimana kegunaan teknologi

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB II LANDASAN TEORI. harapan akan memperoleh laba dari adanya transaksi-transaksi tersebut dan. atas barang atau jasa dari pihak penjual ke pembeli.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI. yang digunakan dalam penyelesaian Tugas Akhir ini, yaitu System Development

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB III LANDASAN TEORI. Aplikasi adalah perangkat lunak yang digunakan oleh user untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. banyak dimanfatkan perusahaan untuk mencapai tujuannya. Banyak sekali perusahaan

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Jogiyanto (1999:12), Pengertian Aplikasi adalah penggunaan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. tidak bisa dipisahkan dari proses bisnis, bahkan tidak jarang teknologi informasi menjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

1 BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Apotik Sinar Jaya yang bertempat di ruko Oktoiskandar No.2 Samarinda

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian adalah tahapan atau gambaran yang akan dilakukan dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Dalam analisis sistem ini akan diuraikan sejarah singkat dari Apotek 55 yang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI. data diolah lebih berdaya guna secara optimal.

BAB II LANDASAN TEORI. pembelian dilakukan dengan mengubah bentuk barang. 2003). Menurut Soemarso S.R (1994) kegiatan pembelian dalam perusahaan

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. berlokasi di Jl. Leuwi Panjang No. 111 Bandung Telpon Terbaik dalam pelayanan servis di bengkel.

BAB III LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

1 BAB II LANDASAN TEORI. Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling

1 BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI

PENDAHULUAN 1 BAB Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PERANGKAT LUNAK PELAYANAN KESEHATAN PUSKESMAS (Studi Kasus : Puskesmas Sekeloa Bandung)

1 BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III LANDASAN TEORI

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PELAYANAN PASIEN PADA RUMAH BERSALIN DAN KLINIK BIDAN JURNALIS MENGGUNAKAN VB.NET

1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kota Tanjungpinang merupakan

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut (Herlambang, 2005), definisi sistem dapat dibagi menjadi dua. yang saling berkaitan untuk mencapai tujuan tertentu.

2. BAB II LANDASAN TEORI. lanjut sehingga terbentuk suatu aplikasi yang sesuai dengan tujuan awal.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI. landasan teori yang digunakan akan dijelaskan di bawah ini.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

1 BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI. pengertian. Secara garis besar ada dua kelompok pendekatan, yaitu:

1. BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Semakin berkembangnya teknologi saat ini, memacu Perusahaan PT. DASS

BAB I PENDAHULUAN I - 1

1. BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ANALISA SISTEM INFORMASI PENJUALAN

RANCANG BANGUN APLIKASI PENJUALAN DAN PEMBELIAN OBAT PADA APOTEK AGAM FARMA PRINGSEWU. Amanah Nur Fadilah

BAB II LANDASAN TEORI. Bangun Sistem Pemesanan Makanan Berbasis J2ME Pujasera Online yang

Yang menjadi rumusan masalah dalam pengerjaan proyek akhir ini adalah sebagai berikut :

BAB III TUJUAN DAN MANFAAT. Informasi Apotek Farmasi Dirumah Sakit Umum Ajibarang dengan peralihan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Laboratorium klinik kesehatan adalah salah satu perusahaan yang bergerak

Jenis Metode Pengembangan Perangkat Lunak

BAB II LANDASAN TEORI. data diolah lebih berdaya guna secara optimal.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III TINJAUAN TEORI DAN PRAKTIK PROSEDUR PENGADAAN RANGKAIAN SAMBUNG BARU PADA PDAM TIRTA MOEDAL KOTA SEMARANG

1. BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Systems Development Life Cycle (SDLC)

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Tabel 1-1 Tabel Data Pupuk. Penjualan/ Bulan 1 NPK Rp Rp Sak 1800 Sak 2 ZA Rp Rp Sak 1300 Sak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Toko Barokah merupakan toko yang bergerak di bidang penjualan. Produk

1 BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN. pesat, salah satunya adalah teknologi komputer. Komputer merupakan alat bantu

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB II LANDASAN TEORI

Transkripsi:

BAB II LANDASAN TEORI Dalam proses penyelesaian masalah yang telah diuraikan, maka tugas akhir ini menggunakan beberapa teori yang akan dijelaskan seperti dibawah ini: 2.1 Apotek Apotek (berasal dari bahasa Belanda: Apotheek) adalah tempat menjual dan kadang membuat atau meramu obat. Apotek juga merupakan tempat apoteker melakukan praktik profesi farmasi sekaligus menjadi peritel. Kata ini berasal dari kata bahasa Yunani apotheca yang secara harfiah berarti penyimpanan. Apotik kalau kata orang awam nya yaitu tempat membelinya obat yang telah di resepkan oleh dokter. Sedangkan menurut Soeto (2001) Apotek adalah tempat menjual dan kadang membuat atau meramu obat. Apotek juga merupakan tempat apoteker melakukan praktik profesi farmasi. Berdasarkan Peraturan Pemerintah No.25 tahun 1980, tugas dan fungsi apotek adalah sebagai berikut : 1. Tempat pengabdian profesi apoteker yang telah mengucapkan sumpah jabatan. 2. sarana farmasi yang telah melaksanakan peracikan, pengubahan bentuk, pencampuran, dan penyerahan obat atau bahan obat. 3. sarana penyaluran perbekalan farmasi yang harus menyalurkan obat yang diperlukan masyarakat secara luas dan merata. 4. sebagai sarana pelayanan informasi obat dan perbekalan farmasi lainnya kepada masyarakat. 6

7 2.2 Penjualan Menurut (Himayati, 2008) Penjualan adalah suatu transaksi yang bertujuan untuk mendapatkan suatu keuntungan, dan merupakan suatu jantung dari suatu perusahaan. Penjualan bisa dilakukan dengan jasa atau barang, baik credit ataupun cash. Penjualan merupakan bagian yang memegang peranan penting dalam suatu perusahaan karena hasil dari penjualan merupakan sumber kelangsungan usaha. Penjualan biasa terbagi menjadi dua, yaitu penjualan barang dagangan dan penjualan jasa. Sedangkan menurut Tanujaya (2007) Penjualan biasanya berpengaruh pada pendapatan kas jika dilakukan secara tunai, atau pada piutang usaha, jika penjualan dilakukan secara kredit. Karena aktivitas yang berhubungan dengan penjualan ini sangat penting, maka perusahaan harus mencatatnya dengan tepat dan akurat. 2.2.1 Penjualan Tunai Menurut Mulyadi (2001) Transaksi penjualan tunai yaitu penjualan yang dilakukan dengan cara konsumen melakukan pembayaran harga barang terlebih dahulu sebelum barang diserahkan oleh perusahaan kepada pembeli. Setelah uang diterima oleh perusahaan, barang kemudian diserahkan kepada pembeli dan transaksi penjualan tunai kemudian dicatat oleh perusahaan.

8 2.2.2 Penjualan Kredit Sedangkan menurut Mulyadi (2001), penjualan kredit adalah, perusahaan mengirimkan barang sesuai dengan order yang diterima dari pembeli dan untuk jangka waktu tertentu perusahaan mempunyai tagihan kepada pembeli tersebut. 2.3 Persediaan Obat Menurut Soemarso (2004) persediaan adalah barang - barang yang dimiliki oleh perusahaan untuk dijual kembali. Persediaan terjadi apabila jumlah bahan atau barang yang diadakan (dibeli atau dibuat sendiri). Sedangkan menurut Menurut M. Arief (2008) Persediaan obat adalah semua bahan tunggal atau campuran yang dipergunakan oleh semua makhluk untuk bagian dalam dan luar tubuh guna mencegah, meringankan, dan menyembuhkan. dapat disimpulkan bahwa yang dinamakan persediaan obat adalah semua bahan atau campuran bahan untuk dipergunakan dalam menentukan diagnosi, mencegah, mengurangi, menghilangkan, menyembuhkan penyakit atau gejala penyakit, luka atau kelainan jasmani ataupun rohani pada manusia atau hewan. 2.3.1. Peranan Persediaan Pada dasarnya persediaan rnempermudah jalannya opcrasi perusahaan yang dilakukan secara berturur-turur untuk menyediakan barang. Menurur Sujadi (2000), persediaan diadakan mulai dari bahan baku sarnpai barang jadi, antara lain berguna untuk :

9 1. Mengurangi resiko keterlambatan darangnya bahan-bahan yang dibutuhkan untuk menunjang proses produksi perusahaan. 2. Mengurangi resiko penerimaan bahan baku yang dipesan tetapi tidak sesuai dengan pesanan sehingga harus dikembalikan 3. Menyimpan bahan/barang yang dihasilkan secara musiman sehingga dapat digunakan seandainya bahan/barang itu tidak tersedia dipasaran. 4. Mempertahankan stabilitas operasi produksi perusahaan, yang berarti menjamin kelancaran proses produksi. 5. Upaya penggunaan mesin yang optimal, karena terhindar dari terhentinya operasi produksi karena ketidakadaan persediaan (stock out). 6. Memberikan pelayanan yang baik kepada konsumen dengan baik, dimana keinginan konsumen pada suatu waktu dapat dipenuhi dengan memberikan jaminan tetap tersediaannya barang jadi tersebut. 2.4 Jurnal Jurnal adalah semua transaksi keuangan suatu badan usaha atau organisasi yang dicatat secara kronologis dan bertujuan untuk pendataan, termasuk di dalamnya jumlah transaksi, nama-nama transaksi baik memengaruhi atau dipengaruhi, dan waktu transaksi berjalan. Proses pencatatan ini disebut penjurnalan. Jurnal dikenal juga sebagai buku pemasukan utama books of original entry karena menjadi tempat terjadinya pencatatan transaksi pertama atau penyesuaian pemasukan adjusting entries Fungsi dari jurnal itu sangat bermanfaat dan menbantu di antaranya

10 a) Fungsi pencatatan, artinya semua transaksi yang terjadi berdasarkan bukti dokument yang ada harus dicatat seluruhnya, b) Fungsi historis artinya transaksi dicatat sesuai kejadian waktunya. c) Fungsi analisis artinya setiap transaksi yang dicatat dalam juranal harus merupakan analisis dari bukti bukti transaksi. d) Fungsi instruktif artinya pencatatan dala jurnal merupakan instruksi atau perintah untukmelakukan posting debet/kredit ke dalam buku besar. e) Fungsi informatif artinya jurnal dapat memberikan informasi transaksi yang terjadi. 2.5 Metode persediaan Metode yang dapat menetapkan nilai persediaan pada akhir periode terdapat 2 macam, yaitu: 1. Metode Periodik (Fisik) Menurut Jusup (2005), metode persediaan periodik pada umumnya digunakan pada perusahaan yang menjual barang yang harganya relatif murah, tetapi frekuensi penjualannya sangat sering. Apabila perusahaan menggunakan metode persediaan periodik, maka rekening persediaan tidak didebet untuk mencatat pembelian, dan tidak dikredit apabila terjadi penjualan. Dalam metode ini, pembelian dicatat dengan mendebet rekening Pembelian (dan dikredit ke rekening Kas atau Hutang Dagang), sedangkan jika terjadi penjualan maka yang didebet adalah rekening Kas atau Piutang Dagang dan dikredit ke rekening Penjualan. Jadi dalam metode persediaan periodik, rekening

11 Persediaan tidak digunakan untuk mencatat pertambahan persediaan karena adanya transaksi pembelian, dan tidak digunakan untuk mencatat pengurangan persediaan karena adanya transaksi penjualan. Informasi mengenai persediaan yang ada pada suatu saat tertentu, tidak dapat diperoleh dari rekening Persediaan, demikian pula harga pokok barang yang dijual tidak dapat diketahui untuk setiap transaksi penjualan yang terjadi. Kelemahan yang terdapat pada pencatatan persediaan dengan menggunakan metode periodik yaitu jika diinginkan menyusun laporan jangka pendek, sedangkan persediaan memiliki jenis dan jumlah yang banyak, maka perhitungan fisik akan memakan waktu yang lama. Kelebihan yang terdapat pada pencatatan persediaan dengan menggunakan metode periodik: a. Praktis dan sederhana dalam pencatatan pembelian dan penjualan. b. Cocok jika digunakan oleh perusahaan dimana omzet maupun persediaannya tidak begitu besar. 2. Metode Perpetual Dalam metode ini, mutasi persediaan dicatat dalam rekening persediaan. Dengan demikian baik pembelian maupun penjualan akan mempengaruhi pencatatan persediaan, sehingga jumlah dan harga pokok persediaan yang ada setiap saat dapat diketahui tanpa harus mengadakan stok opname. Dalam Metode Perpetual, pada waktu membeli barang dibuat jurnal yang men-debet rekening Persediaan Barang Dagangan dan meng-kredit rekening Hutang atau Kas. Pada waktu menjual barang dibuat jurnal yang mendebet

12 rekening Harga Pokok Penjualan (HPP) dan mengkredit rekening Persediaan sehingga rekening Persediaan akan menunjukkan harga pokok dari persediaan yang ada di gudang. Serta jurnal yang mendebet rekening Kas untuk penjualan tunai atau Piutang Dagang untuk penjualan kredit, dan mengkredit rekening Penjualan. Metode pencatatan persediaan ada tiga macam model yaitu: 1. FIFO (First In First Out): Barang yang dibeli lebih awal dianggap akan dijual lebih awal pula. Oleh karena itu, harga perolehan barang yang dibeli lebih awal akan dibebankan lebih dahulu sebagai HPP. 2. LIFO (Last In First Out), Barang yang terakhir masuk dianggap yang pertama kali keluar, sehingga persediaan akhir terdiri dari pembelian yang paling awal. 3. Rata-rata (Average), Pengeluaran barang secara acak dan harga pokok barang yang sudah digunakan maupun yang masih ada ditentukan dengan cara dicari rata- ratanya. Kelemahan yang terdapat pada pencatatan persediaan dengan menggunakan metode perpetual yaitu lebih banyak waktu, tenaga, dan biaya yang diperlukan untuk melakukan pencatatan persediaan. Namun, dengan metode ini diharapkan kelemahan apabila menggunakan metode periodik bisa teratasi. Kelebihan yang terdapat pada pencatatan persediaan dengan menggunakan metode perpetual: a. Berguna untuk memutuskan kapan dan berapa barang yang harus dipesan,

13 b. Laporan keuangan dapat disusun tanpa melakukan stock opname, c. Dapat mengetahui besarnya laba kotor atas penjualan setiap terjadi transaksi, d. Berguna untuk mengawasi persediaan yang dimiliki. Dari kedua metode ini, metode persediaan perpetual yang lebih tepat digunakan karena dilihat dari segi ketepatan dan kecepatan informasi yang dihasilkan, atau dengan kata lain metode persediaan perpetual lebih unggul. 2.6 Aplikasi Aplikasi adalah perangkat lunak yang digunakan oleh user untuk melaksanakan pekerjaan atau aplikasi tertentu seperti mengetik, menggambar, menghitung, mendengarkan musik, dan lain-lain. Aplikasi yang dimaksud adalah semua perangkat lunak selain sistem operasi, diantaranya program aplikasi perkantoran, bahasa pemrograman, virus, utility, dan lain-lain. (Departemen Pendidikan Nasional, 2004). Sedangkan menurut Maryono & Istiana (2007) aplikasi merupakan program yang dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan pengguna dalam menjalankan pekerjaan tertentu. Perangkat lunak aplikasi dibedakan menjadi beberapa macam berdasarkan kegunaanya, antara lain sebagai berikut: a. Program aplikasi pengolah kata, seperti Microsoft Word. b. Program aplikasi pengolah angka, seperti Microsoft Excel. c. Program aplikasi pengolah gambar teknis, seperti AutoCad. d. Program aplikasi pengolah grafis, seperti CorelDraw. e. Program aplikasi pengolah foto, seperti Adobe Photoshop.

14 f. Program aplikasi pengolah video, seperti Adobe Premiere. g. Program aplikasi multimedia seperti Winamp. h. Program aplikasi utility, seperti Norton Utility. i. Software bahasa pemrograman untuk membuat atau merancang program, seperti Visual Basic. 2.7 System Development Life Cycle (SDLC) System Development Life-Cycle adalah proses mengembangkan atau mengubah suatu sistem dengan mengunakan model-model baru atau yang telah digunakan oleh orang lain dalam mengembangkan perangkat lunak (Pressman, 2002). Tahapan-tahapan dalam metode SDLC adalah sebagai berikut. 1. Analis Sistem (System Analyst) Analisis sistem (system analyst) adalah orang yang dididik khusus untuk mengembangkan sistem secara profesional. Alasan menggunakan SDLC dalam penggunaaan ini adalah karena metode ini digunakan untuk mengembangkan sistem teknologi informasi yang kompleks. Tahapan di analisis sistem terdiri dari kegiatan-kegiatan sebagai berikut ini: a) Studi pendahuluan Kegiatan awal dari analisi sistem adalah studi awal atau studi pendahuluan tentang jenis, ruang lingkup dan pemahaman awal dari proyek sistem teknologi

15 informasi. Studi pendahuluan ini menghasilkan sistem secara awal, perkiraan biaya yang dibutuhkan dan waktu yang diperlukan. b) Studi kelayakan Setelah mengumpulkan data dan mendokumentasikan fakta, sistem analisis mengetahui apa yang sesungguhnya dilakukan oleh sistem, Selanjutnya, sistem analis melakukan study kelayakan untuk memperhitungkan apakah organisasi atau instansi di mana sistem tersebur dibuat dapat melanjutkan ketahap berikutnya dalam proses pengembangan sistem atau tidak. Studi kelayakan merupakan suatu tinjauan sekilas pada faktor-faktor utama yang akan mempengaruhi kemampuan sistem untuk mencapai tujuan yang diinginkan. c) Mengidentifikasi permasalahan dan kebutuhan pemakai Langkah selanjutnya adalah mengidentifikasi masalah disistem lama supaya dapat diperbaiki di sistem yang baru. Mengidentifikasi masalah dilakukan dengan penyebab masalahnya. Penyebab masalahnya merupakan sumber dari permasalahan yang harus diperbaiki. Selanjutnya memahami sistem yang ada untuk mendapatkan data dan menganalisis permasalahannya. d) Memahami sistem yang ada Langkah selanjutnya adalah mengidentifikasi masalah di sistem lama supaya dapat diperbaiki di sistem yang baru. Mengidentifikasi masalah dilakukan dengan penyebab masalahnya. Penyebab masalahnya merupakan sumber dari permasalahan yang harus diperbaiki. Selanjutnya memahami sistem yang ada untuk mendapatkan data dan menganalisis permasalahannya. e) Menganalisis hasil penelitian

16 Langkah selanjutnya menganalisis hasil penelitian. Menganalisis hasil penelitian adalah menemukan penyebab permasalahan sistem yang tidak berfungsi sehingga dapat cepat digantikan dengan sistem yang baru. 2. Perancangan sistem (System Design) Tahap perancangan sistem mempunyai dau tujuan yaitu; a) Perancangan sistem secara umum Memberikan gambaran umum kepada pemakai sistem tentang sistem teknologi informasi yang baru. Perancangan sistem secara umum lebih diarahkan kepada pemakai sistem untuk menyetujuinya ke perancangan sistem selanjutnya. Yang dirancang di tahap perencanaan sistem secara umu adalah menggambarkan bentuk dari sistem teknologi informasinya secara logika atau secara konsep dan mengidentikasikan komponen-komponen dari sistem teknologi informasi. b) Perancangan sistem terinci Menggambarkan bentuk secara fisik dari komponen-komponen sistem teknologi informasi yang akan dibangun oleh pemrogam dan ahli teknik lainnya. 3. Implementasi sistem (System Implementation) Tahap ini merupakan tahap meletakkan sistem supaya siap dioperasikan. Implementasi sistem juga merupakan proses mengganti atau meninggalkan sistem yang lama dengan mengganti sistem yang baru. Untuk menggantikan sistem yang lama ke sistem yang baru diperlukan suatu pendekatan atau strategi supaya berhasil.

17 4. Operasi dan perawatan sistem (System Operation And Maintenance) Setelah sistem diiplementasi dengan berhasil, sistem akan dioperasikan dan di rawat. Sistem perlu dirawat karena beberapa hal, yaitu a) Sistem mengandung kesalahan yang belum diperbaiki,sehingga kesalahan sistem perlu diperbaiki. b) Sistem mengalami perubahan karena permintaan baru dari pemakaian sistem. c) Sistem mengalami perubahan karena perubahan lingkungan luar. Biaya perawatan sistem sering diabaikan karena biaya perawatan sistem merupakan biaya yang cukup besar, maka sebisa mungkin kita harus merawatnya dengan teliti agar suatu sistem dapat bertahan dengan lama. 2.8 Model Waterfall Menurut Pressman (2002) Model Waterfall atau disebut juga Linear Sequential Model merupakan model yang paling banyak digunakan dalam Software Engineering. Model ini melakukan pendekatan secara sistematis dan sekuensial yang dimulai dari tahap software requirement analysis, design, coding, testing, dan maintenance.disebut Waterfall karena setiap tahap yang dilalui harus menunggu selesainya tahap sebelumnya dan berjalan berurutan. Berikut ini adalah penjelasan dari tahap tahap yang dilakukan didalam model Waterfall menurut Pressman : 1. Software Requirements Analysis Proses pengumpulan kebutuhan diintensifkan dan difokuskan, khusus nya pada software. Untuk memahami sifat program yang dibangun,

18 Software Engineer harus memahami information domain, behavior, performance dan interface yang diperlukan. Kebutuhan untuk sistem dan software didokumentasikan dan diperlihatkan kepada pelanggan. 2. Design Software design sebenarnya adalah proses multi langkah yang berfokus pada empat atribut sebuah program yang berbeda: data structure, software architecture, interface representations and procedural (algorithmic) detail. Proses desain menerjemahkan syarat/kebutuhan ke dalam sebuah representasi software yang dapat diperkirakan demi kualitas sebelum coding dimulai. Sebagaimana persyaratan, desain didokumentasikan dan menjadi bagian dari konfigurasi software. 3. Coding Design harus diterjemahkan kedalam bentuk form yang bisa dibaca oleh mesin. Tahap coding melakukan tugas ini. Jika desain dilakukan dengan cara yang lengkap, maka coding dapat diselesaikan secara mekanis. 4. Testing Setelah coding dilakukan, testing program dimulai. Proses testing berfokus pada logika internal software, memastikan bahwa semua pernyataan sudah diuji, dan pada eksternal fungsional; yaitu mengarahkan testing untuk menemukan kesalahan kesalahan dan memastikan bahwa input yang dibatasi akan memberikan hasil aktual yang sesuai dengan hasil yang dibutuhkan.

19 5. Maintenance Softwareakan mengalami perubahan setelah disampaikan kepada pelanggan. Perubahan akan terjadi karena kesalahan kesalahan ditentukan, karena software harus disesuaikan untuk mengakomodasi perubahan perubahan di dalam lingkungan eksternalnya, atau karena pelanggan membutuhkan perkembangan fungsional atau unjuk kerja. Software maintenance mengaplikasikan lagi setiap fase program sebelumnya dan tidak membuat yang baru lagi.