BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Iklan hijau seperti didefinisikan oleh Banerjee et. al. dalam Tariq (2014)

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terhadap niat pembelian Air Minum Dalam Kemasan (AMDK). a. Mohammad Reza Jalilvand, Neda Samiei, Seyed Hessamaldin Mahdavinia

BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Kerangka Teoritis

BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS. Sebagaimana diketahui bahwa merek merupakan pembeda antar satu produk dengan produk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bisnis dalam melakukan aktivitas bisnis. kesehatan telah dikenal pada akhir tahun 1980-an dan awal tahun 1990-an.

BAB 1 PENDAHULUAN. pengaruh terjadinya Global warming yang terjadi pada saat ini. Hal ini sangat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJUAN PUSTAKA. model atau kerangka penelitian, sedangkan teori di rujuk dari buku mengenai

BAB II KAJIAN PUSTAKA. mengenai posisi studi ini dibandingkan penelitian-penelitian terdahulu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Peneliti menganggap bahwa penjelasan dari penelitian terdahulu memiliki

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Merek dan Kesadaran Merek terhadap Niat Beli. Berikut ini diuraikan penelitian

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Armstrong, 2008:158). Definisi lain perilaku konsumen adalah cara individu

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG. Pemanasan global (global warming) adalah suatu bentuk ketidakseimbangan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Keputusan merupakan suatu pemecahan masalah sebagai suatu hukum situasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. Polonsky (dalam Wu and Chen, 2014) mendefinisikan green marketing

BAB V PENUTUP. 1. Brand awareness tidak berpengaruh signifikan terhadap purchase intention

BAB I PENDAHULUAN. para konsumen, banyaknya perusahaan tidak mengutamakan kualitas suatu

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 1 PENDAHULUAN. Jumlah penduduk indonesia yang sangat besar menjadi pasar yang sangat

Bab I PENDAHULUAN. Sebuah merek (brand) mempunyai kekuatan untuk memikat hati UKDW

BAB I PENDAHULUAN. ramah lingkungan. Bahkan sebagian besar limbah produk tersebut yang tidak

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. pihak (Grillo et al., 2008). Permasalahan lingkungan menjadi isu global bagi banyak

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Menurut Jayanti dkk. (2013) Green consumer behavior merupakan perilaku

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. usaha organisasi atau perusahaan dalam mendesain, promosi, harga dan distribusi

BAB II KAJIAN PUSTAKA. yang berupa gambar, nama, kata, huruf-huruf, angka-angka, susunan warna, atau kombinasi dari

BAB 1 PENDAHULUAN. di bumi. Salah satu penyebab kerusakan lingkungan adalah penggunaan emisi di

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. penggunaan mobil tidak lebih efisien dibandingkan dengan sepeda motor. Hal

BAB I PENDAHULUAN. (Chlorofluorocarbon). CFC inilah yang merusak lapisan ozon, memungkinkan sinar ultraviolet yang membahayakan menembus bumi.

II. LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS. Menurut Kotler (2005:4) pemasaran merupakan proses sosial dan manajerial

BAB 1 PENDAHULUAN. sedangkan merek menjelaskan pada spesifikasi pelanggannya. Merek (brand)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KERANGKA TEORI. Manfaat merek adalah nilai personal produk yang diberikan kepada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui pengaruh green perceived

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam menyusun penelitian ini, peneliti juga. menggunakan beberapa penelitian yang dipandang relevan dan dapat mendukung

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mempertukarkan produk dan jasa yang bernilai dengan pihak lain. American

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Pada bab sebelumnya, telah dijabarkan tentang latar belakang dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pembahasan ini menjelaskan mengenai penelitian sebelumnya oleh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam penelitian ini peneliti mempelajari penelitian terdahulu dari Faculty of

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II TINJAUAN KONSEPTUAL DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

I. PENDAHULUAN. Pemasaran pada dasarnya adalah membangun merek di benak konsumen. Merek menjadi semakin penting karena konsumen tidak lagi puas hanya

BAB I PENDAHULUAN. yang dinamis. Dengan dasar hal inilah maka dapat dikatakan bahwa kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kesadaran manusia akan pentingnya menjaga kelestarian lingkungan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan (Kotler dan Keller, 2012).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perbedaannya yang mendukung penelitian ini. yang berjudul Measuring customer-based brand equity : empirical evidence

BAB II KAJIAN PUSTAKA. semakin mengembangkan potensinya untuk dapat bersaing dan merebut market

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Dalam persaingan yang semakin ketat di zaman modern sekarang ini, pemasaran

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam hidup, manusia tidak lepas dari berbagai macam kebutuhan,

EFEK PEMASARAN DAN PERAN KELUARGA DALAM PEMBENTUKAN. Program Studi Magister Manajemen Program Pascasarjana Universitas Atma Jaya Yogyakarta

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Didalam melakukan sebuah penelitian, landasan teori diperlukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pembahasan ini menjelaskan mengenai penelitian yang sudah dilakukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. Semakin maju perkembangan teknologi, semakin marak pula

BAB II TINJAUAN TEORITIS Ms. Hemamalini. K.S, and Ms. Shree Kala Kurup (February 2014)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Mohammad Doostar, Maryam Kazemi Iman Abadi, Reza Kazemi

BAB I PENDAHULUAN. besar bagi perubahaan gaya hidup. Manusia selalu berusaha untuk memenuhi

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. alat transportasi yang relatif terjangkau, praktis dan efisien.pasar sepeda motor di

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. merupakan media promosi yang efektif. Iklan efektif dalam menarik. perhatian konsumen serta dapat menstimulus perilaku konsumen.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. bab ini, penulis akan menyimpulkan hasil penelitian yang telah dibahas di

KERANGKA PEMIKIRAN. dan jasa, termasuk proses pengambilan keputusan yang mendahului dan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. persamaan dan perbedaan yang mendukung penelitian ini. Berfokus pada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

terus berlomba-lomba untuk menawarkan produknya agar dapat dikenal

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB V PENUTUP. Dan untuk kriteria respondennya adalah konsumen lembaga pendidikan GO di Kota

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dapat dihindari dengan adanya persaingan maka perusahaan-perusahaan akan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Beberapa penelitian terdahulu menjadi rujukan dalam menulis penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan persaingan sehingga berdampak pada peningkatan jumlah alternatif

BAB I PENDAHULUAN. membuat masyarakat menjadi lebih peduli terhadap produk-produk yang mereka

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS. sebuah produk (Aaker, 1991). Model asli dari ekuitas merek pelanggan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Loyalitas Merek. Menurut (Griffin, 2005; dalam Mamang, 2014) menyatakan Loyalty is

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. dalam (Sumarsono dan Giyatno, 2012). Tuntutan konsumen akan produk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. tajam antar perusahaan. Dengan adanya kemajuan teknologi yang juga terus

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. yang dikaitkan dengan suatu negara tertentu. Gambaran tersebut dapat berasal dari

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum Objek dan Subjek Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. Tabel 2.1 Pengertian Merek Menurut para ahli

Transkripsi:

6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. LANDASAN TEORI 2.1.1. Iklan Hijau Iklan hijau seperti didefinisikan oleh Banerjee et. al. dalam Tariq (2014) bahwa, ''Setiap iklan yang memenuhi satu atau lebih dari kriteria berikut: (1) secara eksplisit maupun implisit membahas hubungan antara produk / layanan dan lingkungan biofisik, (2) mempromosikan gaya hidup hijau dengan atau tanpa menyoroti produk / jasa, dan (3) menyajikan citra perusahaan dari tanggung jawab lingkungan.'' Iklan hijau merupakan daya tarik yang mencoba memenuhi kebutuhan konsumen dan aspirasi konsumen terkait dengan keprihatinan konsumen pada lingkungan dan isu kesehatan dari perspektif yang berbeda di dalamnya termasuk ekologi, ketahanan, dan pesan bebas polusi. Ada berbagai pemahaman mengenai iklan hijau: yang pertama adalah berfokus pada pendidikan yang bertujuan untuk meningkatkan pemahaman konsumen pada alam dan lingkungan; selain itu adalah fokus komersial yang didesain untuk meningkatkan penjualan barang atau jasa; edangkan yang lainnya memeperhatikan mengenai perbaikan dan peningkatan image ramah lingkungan suatu perusahaan dalam rangka membangkitkan loyalitas konsumen jangka panjang hal ini diungkapkan Zinkhan dan Calson (1995) di dalam Tariq (2014). Iklan merupakan salah satu peranan penting dalam rangka mempengaruhi konsumen untuk membeli produk ramah lingkungan. Menurut Ankit dan Mayur (2013) marketer tidak seharusnya

7 membesar-besarkan isu iklan hijau, sebaliknya mereka hendaknya membuat pesan yang terkandung didalamnya menjadi spesifik, dapat dipercaya, dan sungguhsungguh. Dengan demikian perusahaan akan mampu mencapai kepercayaan konsumen pada tingkat tertentu. 2. 1. 2. Kesadaran Merek Hijau Kesadaran merek berhubungan dengan kekuatan akar merek atau jejaknya dalam ingatan, yang direfleksikan oleh kemampuan konsumen untuk mengidentifikasi merek dalam berbagai kondisi (Rossiter dan Percy, 1987 dalam Keller, 1993). Keller (1993) menyatakan bahwa kesadaran merek terdiri dari pengenalan akan merek (brand recognition) dan capaian ingatan akan merek (brand recall). Pengenalan merek berkaitan dengan kemampuan konsumen untuk menerima kesan utama merek ketika merek tersebut diperkenalkan. Pengenalan akan merek mensyaratkan pada kemampuan konsumen untuk mendiskriminasikan produk dengan benar sama seperti yang telah didengar atau dilihat sebelumnya. Ingatan akan merek berhubungan dengan kemampuan konsumen untuk mengingat kembali sebuah merek saat mengkategorikan produk. Dengan kata lain ingatan akan merek mensyaratkan agar konsumen mengingat suatu merek dalam ingatannya dengan benar. Kesadaran merek hijau dapat didefinisikan sebagai 'kemampuan pembeli untuk mengenali dan mengingat bahwa suatu merek ramah lingkungan' (Aaker dalam Tariq, 2014). Pelanggan yang memiliki perhatian pada isu lingkungan, keputusan pembelian mereka secara positif dipengaruhi oleh produk hijau, kesadaran harga

8 dan kesadaran brand image. Merupakan peran pemasar untuk memberikan informasi mengenai produk hijau, penggunaan eco-labeling dengan isi pesan ramah lingkungan untuk mendapatkan pelanggan yang familiar dengan merek ramah lingkungan (Tariq, 2014). 2.1.3. Perilaku Pembelian Konsumen Lingkup perilaku konsumen meliputi berbagai arena, seperti yang ditegaskan oleh Antonies dan Raaij (1998) dalam Awan dan Raza (2011) bahwa perilaku konsumen sebagai studi mengenai sikap, tujuan dan proses pengambilan keputusan dalam rangka menjelaskan dan memprediksi perilaku konsumen. Gupta dan Ogden (2009) menyatakan bahwa keinginan konsumen untuk membayar lebih suatu produk hijau dan perhatian terhadap polusi serta daur ulang membentuk suatu sikap perilaku pembelian hijau. Sehingga seperti yang dikatakan Awan dan Raza (2011) bahwa konsumen yang berpengetahuan akan lingkungan akan cenderung melakukan pembelian hijau. Konsumsi yang berkaitan dengan lingkungan atau yang juga dikenal sebagai pembelian yang ramah lingkungan adalah sebuah tipe perilaku yang sadar akan lingkungan. Perilaku ini berkenaan dengan pembelian dan pembelanjaan suatu produk yang ramah lingkungan (Tariq, 2014). 2.1.4. Hubungan Iklan Hijau dengan Perilaku Pembelian Konsumen Semakin positif sikap konsumen terhadap iklan hijau, semakin kuat iklan menunjukkan pengaruhnya terhadap konsumen, seperti yang dinyatakan oleh Zhu

9 (2013) dalam Tariq (2014). Selain itu, penggunaan metode produksi ramah lingkungan dan atribut ramah lingkungan akan menegaskan, meyakinkan, dan memotivasi konsumen untuk membeli produk ramah lingkungan. Kampanye iklan hijau harus diasosiasikan dengan kebersihan, kejernihan dan tuntutan yang dapat terus dimengerti sehingga perusahaan akan mampu merebut perhatian konsumen (Ankit dan Mayur, 2013). 2.1.5. Hubungan Kesadaran Merek Hijau dengan Perilaku Pembelian Konsumen Kesadaran merek berpengaruh besar pada pengambilan keputusan pembelian konsumen untuk tiga alasan utama. Pertama, sangat penting bahwa konsumen memikirkan tentang suatu merek saat mereka memikirkan kategori produk tertentu. Menciptakan kesadaran merek akan meningkatkan kemungkinan bahwa suatu merek akan menjadi pertimbangan pembelian. Kedua, kesadaran merek mempengaruhi pengambilan keputusan dalam kumpulan pertimbangan. Misalnya, konsumen akan membeli produk dengan merek yang terkenal atau sudah kuat di pasaran. Terakhir, kesadaran merek mempengaruhi keputusan pembelian konsumen dengan mempengaruhi pembentukan dan kekuatan brand associations pada brand image (Keller, 1993 dalam Tariq, 2014). Sehingga, apabila sebuah perusahaan membentuk kesadaran merek bagi konsumen yang sadar akan lingkungan melalui brand equity dan iklan hijau maka konsumen akan akrab dengan merek tersebut dan mempengaruhi keputusan pembelian mereka (Suki, 2013).

10 2.1.6. Green Satisfaction Kepuasan merupakan penilaian konsumen terhadap fitur-fitur produk atau jasa yang berhasil memberikan pemenuhan kebutuhan yang menyenangkan baik yang lebih rendah maupun yang lebih tinggi dari yang diharapkan (Oliver, 1999 dalam Kusmayasari et al., 2010). Kepuasan konsumen dapat dicapai dengan cara meningkatkan nilai konsumen. Suatu produk dikatakan mampu memenuhi nilai yang diharapkan konsumen ketika biaya atau upaya untuk mendapatkan produk lebih kecil daripada hasil atau manfaat yang diperolehnya (Kusmayasari et al., 2010). Green satisfaction sendiri dapat didefinisikan sebagai suatu level kesenangan yang berhubungan dengan konsumsi pemenuhan kebutuhan untuk memuaskan suatu keinginan yang berhubungan dengan lingkungan, perkiraan yang terus menerus, dan kebutuhan akan produk ramah lingkungan (Chen, 2010). 2.1.7. Hubungan Perilaku Pembelian Konsumen dengan Green Satisfaction Selain mengendalikan perbedaan faktor-faktor seperti gender, usia, dan level pendapatan konsumen yang membeli produk ramah lingkungan dan mendukung isu lingkungan cenderung memiliki kepuasan hidup yang lebih tinggi (Tariq, 2014). Seperti dikutip dari Xiao dan Li (2011) oleh Tariq (2014) bahwa, ketika konsumen membayar mahal suatu produk hijau mereka mengorbankan keinginan pribadi mereka, yang diubah menjadi aksi perlindungan lingkungan dalam rangka memperoleh keuntungan jangka panjang dan kebersamaan yang hasilnya paling mewah dalam hubungannya dengan kehidupan dan green satisfaction. Tariq (2014) menyatakan bila konsumen yang sadar akan lingkungan membeli produk

11 ramah lingkungan dan merasakan keistimewaan dan keuntungan dari produk yang telah diasosiasikan sebagai produk hijau oleh pemasar maupun pembuat peraturan, maka akan menghasilkan green satisfaction yang lebih tinggi. 2.1.8. Hubungan Iklan Hijau dengan Green Satisfaction Berdasarkan penelitian, kepuasan dapat dicapai dengan pengalaman sebelum dan setelah pembelian. Konsumen yang memiliki keprihatinan akan lingkungan karena pengetahuan dan kesadaran akan lingkungan akan bersedia membayar harga atas pembelian produk hijau (Tariq, 2014). Perusahaan sebagai produsen manufaktur, harus memperhatikan isu-isu lingkungan dalam rangka mencapai persaingan dan memuaskan kebutuhan hijau bagi konsumen yang sadar lingkungan. Sehingga sebagai konsekuensinya perusahaan-perusahaan yang menunjukkan image hijau pada iklan maupun kemasannya akan lebih memuaskan konsumen. Demikian pula, jika perusahaan membangun green labeling dan image hijau pada iklan mereka, hal tersebut akan memampukan perusahaan untuk memuaskan kebutuhan konsumen hijau pada perilaku pembelian (Yazdanifard dan Mercy, 2011). 2.1.9. Hubungan Kesadaran Merek Hijau dengan Green Satisfaction Kesadaran merek dipertimbangkan sebagai faktor yang dominan dan strategis, konsumen menunjukkan suatu reaksi yang lebih tinggi terhadap kesadaran tanpa merek dari perbedaan kualitas dan harga. Dalam konteks repetisi pembelian oleh konsumen, kesadaran merek memiliki pengaruh kuat pada sebuah

12 pilihan keputusan konsumen yang dihasilkan pada kadar tingkat kepuasannya (dikutip dari Macdonald dan Sharp oleh Tariq, 2014). Jika perusahaan menggunakan kampanye kesadaran merek yang sesuai pada konsumen yang sadar lingkungan maka konsumen bersedia untuk membayar tanpa pertimbangan lain pada perilaku sebelum dan sesudah pembelian yang akan menyebabkan kepuasan konsumen yang lebih tinggi (Tariq, 2014).

13 Peneliti dan Judul Penelitian Tariq, Muhammad Zubair,. 2014 Impact of Green Advertisement and Green Brand Awareness on Green Satisfaction with Mediating Effect of Buying Behavior Variabel Independen Iklan Hijau Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu Variabel Alat Analisis Hasil Kesadaran merek hijau Variabel Dependen Perilaku pembelian Green Satisfaction Regresi linier berganda Iklan hijau dan kesadaran merek hijau memiliki pengaruh yang kuat pada green satisfaction. Perilaku pembelian konsumen berpengaruh kuat terhadap green satisfaction. Adanya hubungan signifikan positif antara iklan hijau terhadap green satisfaction dengan efek mediasi parsial dari perilaku pembelian. Adanya hubungan yang signifikan antara kesadaran merek hijau terhadap green satisfaction. Suki, Norazah Mohd. 2013. Green Awareness Effects on Consumer s Purchasing Decision: Some Insights From Malaysia Zhu, Bing. 2013 The Impact of Green Advertising on Consumer Purchase Intention of Green Products Independen Variabel Lingkungan konsumen Produk hijau Kesadaran harga Kesadaran cirta merk Variabel Dependen Keputusan pembelian konsumen Variabel Independen Sikap terhadap iklan hijau Respon konsumen terhadap iklan hijau Respon konsumen terhadap perusahaan Kredibilitas dari pernyataan Variabel Dependen Niat beli konsumen Regresi berganda Regresi berganda Kesadaran citra merek merupakan faktor terkuat yang secara positif mempengaruhi keputusan pembelian konsumen. Skema yang sistematis dan terencana dengan baik diperlukan untuk peluncuran kampanye iklan hijau. Kredibilitas pengakuan pada iklan hijau memainkan peranan penting dalam mempengaruhi niat beli konsumen produk ramah lingkungan di Sanghai. Sikap konsumen terhadap iklan hijau mempengaruhi niat beli konsumen produk ramah lingkungan.

14 Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu (Lanjutan) Peneliti dan Judul Penelitian Tan, Booi-Chen, dan Lau, Teck-Chai. 2011. Green Purchase Behavior: Examining the Influence of Green Environmental Attitude, Perceived Consumer Effectiveness and Specific Green Purchase Attitude Variabel Independen Variabel Alat Analisis Hasil Sikap kesadaran lingkungan secara umum, Sikap pembelian hijau yang spesifik, Efektifitas yang dirasakan konsumen Variabel Dependen Perilaku Pembelian Konsumen Regresi berganda Penggunaan pengukuran sikap yang spesifik seperti sikap pembelian ramah lingkungan pada korelasi yang kuat antara sikap dan perilaku. Efektivitas yang dirasakan konsumen sebagai prediksi kuat dalam perilaku pro-lingkungan. Pemasar dan perusahaan promotor produk hijau akan mendapatkan pangsa pasar yang lebih kuat jika merka bersedia memperhatikan sikap konsumen yang spesifik seperti sikap pembelian konsumen akan green products daripada sikap pembelian konsumen akan produk umum mereka. Chen, Yu-Shan. 2010. The Drivers of Green Brand Equity: Green Brand Image, Green Satisfaction, and Green Trust Variabel Independen Citra merek hijau, Green satisfaction, Kepercayaan Hijau Variabel Dependen Ekuitas merek hijau Penelitian ini menggunakan SEM untuk menguji kerangka penelitian dan hipotesisnya, dan dengan mengaplikasika n AMOS 7.0 untuk memperoleh data empiris. Penelitian ini menghasilkan citra merek hijau, green satisfaction, dan kepercayaan hijau yang diasosoasikan secara positif dengan ekuitas merek hijau. 2.2. Kerangka Penelitian Penelitian ini ingin menganalisis kepuasan konsumen akan produk ramah lingkungan setelah melalui proses pra pembelian dan pasca pembelian yang terkait dengan perilaku pembelian konsumen yang dipengaruhi oleh iklan hijau dan kesadaran akan merek hijau. Penelitian ini mereplikasi jurnal penelitian

15 terdahulu oleh Tariq (2014) dengan judul Impact of Green Advertisement and Green Brand Awareness on Green Satisfaction with Mediating Effect of Buying Behavior yang diterbitkan oleh Jurnal of Managerial Sciences Vol. VIII (2). Berdasarkan penjelasan tersebut di atas, maka kerangka dari penelitian ini dirumuskan sebagai berikut: Gambar 2.1 Kerangka Penelitian Iklan Hijau (GAd) H4 H1 Perilaku Pembelian Konsumen (CPB) H3 Green Satisfaction (GS) H2 H5 Kesadaran Merk Hijau (GBA) Sumber: Tariq (2014)

16 2.3. Hipotesis Penelitian ini hendak membuktikan beberapa hipotesis berikut: a. H1: Iklan hijau berpengaruh signifikan terhadap perilaku pembelian konsumen. b. H2: Kesadaran merek hijau berpengaruh signifikan terhadap perilaku pembelian konsumen. c. H3: Perilaku pembelian konsumen berpengaruh signifikan terhadap green satisfaction. d. H4: Iklan hijau berpengaruh signifikan terhadap green satisfaction. e. H5: Kesadaran merek hijau berpengaruh signifikan terhadap green satisfaction. f. H6: Perilaku pembelian konsumen memediasi pengaruh iklan hijau dan kesadaran merek hijau pada green satisfaction.