BAB I PENDAHULUAN. timur dunia. Kebudayaan barat memang sudah tidak asing lagi dan sudah lebih

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. anak-anak, remaja hingga orang dewasa. Kerap kali di toko-toko buku atau pun

BAB I PENDAHULUAN. dalam kegiatan ekonomi melibatkan produksi, distribusi, pertukaran dan

BAB V PENUTUP. menengah perkotaan, mereka menyadari bahwa penampilan memegang peranan

BAB III METODE PENELITIAN. Permasalah penelitian yang ingin dijabarkan disini adalah mengenai

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era keterbukaan dan globalisasi yang sudah terjadi sekarang yang

BAB I PENDAHULUAN. bagi kemajuan suatu bangsa. Masa anak-anak disebut-sebut sebagai masa. yang panjang dalam rentang kehidupan.

1.1 Latar Belakang Masalah

Sumber : (Griffin, 1997: 195) Secara keseluruhan temuan Petty dan Cacioppo mendukung lima. kesimpulan mengenai kemungkinan dimana seseorang akan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. tantangan dan tekanan dalam kehidupan dipengaruhi oleh persepsi, konsep

I. PENDAHULUAN. dan berkomunikasi dengan manusia lainnya dalam kehidupan sehari-hari, baik itu

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian kualitatif mengarahkan peneliti menjelajahi kancah dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kelompok yang lain, bahkan memecahkan suatu permasalahan. 1 Kelompok adalah

Teori Albert Bandura A. Latar Belakang Teori self-efficasy

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Bab 5. Ringkasan. Ruka Kishimoto Dalam Serial Drama Jepang Last Friends. Adapun tujuan dan metode penelitian juga tercantum dalam pendahuluan.

BAB III METODE PENELITIAN. menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata atau lisan dari orang-orang dan perilaku

BAB V PENUTUP. 1. Representai Budaya Pop Korea dalam Masyarakat Subkultur Di Kota Surakarta

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif atau kualitataif dilakukan dengan mempertimbangkan pendekatan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV INTERPRETASI HASIL PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Penelitian. Kota berasal dari kata urban yang mengandung pengertian kekotaan dan

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. serempak dari berbagai macam belahan dunia. Media massa merupakan saluran resmi untuk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dikhususkan menggunakan strategi studi kasus deskriptif. Metode kualitatif lebih

BAB I PENDAHULUAN. meninggalkan kebiasaan, pandangan, teknologi dan hal - hal lainnya yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Komunikasi merupakan suatu proses sosial yang sangat mendasar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. dihasilkannya sering kali berhasil memukau banyak orang, baik dari negara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah tentang sistem pendidikan nasional, dirumuskan bahwa:

negeri namun tetap menuntut kinerja politisi yang bersih.

dari komunikasi massa dalam kehidupan masyarakat. Berikutnya pada Modul 5 dibahas materi tentang komunikasi personal. Di dalamnya secara mendetail

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kartun Jepang atau biasanya disebut anime sangat digemari saat ini.

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

PERTEMUAN KE 4 POKOK BAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini antar perusahaan bersaing ketat memperebutkan perhatian konsumen

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Seiring dengan perkembangan zaman, kebutuhan akan informasi dan

III. METODE PENELITIAN. Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif

BAB I PENDAHULUAN. luaskan budaya mereka ke dunia Internasional. Melalui banyak media Korea

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa latin yaitu medium yang secara harfiah berarti

BAB III METEDOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. seperti marsombuh sihol dan rondang bittang serta bahasa (Jonris Purba,

BAB I PENDAHULUAN. empat atau lebih (selalu genap), biasanya menggunakan bahan bakar minyak

BAB I PENDAHULUAN. masyarakatnya.meski masyarakat Jepang sangat menjaga budaya dan tradisi dari leluhurnya,

BAB I PENDAHULUAN. lain dalam kelompok (Bungin, 2006:43). Komunikasi yang terjalin dalam sebuah

Psikologi Sosial 2. Teori-teori Psikologi Sosial. Setiawati Intan Savitri, S.P. M.Si. Modul ke: Fakultas PSIKOLOGI. Program Studi Psikologi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Menurut Harmon dalam buku yang ditulis oleh Moleong 22, paradigma

BAB I PENDAHULUAN. memberikan identitas kultural terhadap seseorang (Jayanti, 2008: 48).

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa memiliki peranan penting dalam kehidupan manusia. Manusia

BAB III METODE PENELITIAN. menilai, dan melakukan yang berkaitan dengan sesuatu secara khusus tentang visi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. muka atau melalui media lain (tulisan, oral dan visual). akan terselenggara dengan baik melalui komunikasi interpersonal.

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

BAB I PENDAHULUAN. hubungan antar sesama dan senantiasa menjaga hubungan tersebut dengan sebaikbaiknya.

BAB III METODE PENELITIAN. pengajar muda dan peserta didik di desa tertinggal dalam meningkatkan motivasi

BAB I PENDAHULUAN. I.I Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan salah satu hal yang sangat vital dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. menganggapnya sebagai hal yang biasa, seperti bernafas atau berjalan. (Bloomfield,

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

BAB V PENUTUP KESIMPULAN Konstruksi Gaya Hidup Vegetarian

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan ilmu pengetahuan dari guru dalam proses belajar-mengajar. membimbing dan memfasilitasi siswa dalam kegiatan belajar.

Proses dan efek Media

BAB I PENDAHULUAN. massa di indonesia. Dalam kehidupan manusia, informasi menjadi hal yang

BAB I PENDAHULUAN. harus dipenuhi, seperti kebutuhan untuk mengetahui berita tentang dunia fashion,

SOSIOLOGI KOMUNIKASI

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Akhir akhir ini semakin banyak fenomena menarik di sekitar kita yang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Tengok saja majalah, koran, radio, acara televisi, sampai media online

BAB III METODE PENELITIAN. dampak budaya pop Korea terhadap gaya hidup dan identitas diri mahasiswa yang

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

SOSIOLOGI KOMUNIKASI

BAB IV ANALISIS DATA. data dalam penelitian kualitatif, yang diperoleh dari beberapa informan yang

BAB I PENDAHULUAN. penyampaian pesan antarmanusia. Kegiatan komunikasi ini telah ada sejak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Komunikasi merupakan suatu kebutuhan pokok setiap manusia, karena

BAB I PENDAHULUAN. pengalihasandian. Keberlangsungan ini pada akhirnya akan membentuk suatu pola

BAB II. Paradigma Sosiologi dan Posisi Teori Konflik

BAB III METODE PENELITIAN. manusia dalam kawasannya sendiri dan berhubungan dengan orang-orang tersebut

BAB V PENUTUP. hanya bersifat fungsional untuk mengisi perut namun juga memenuhi lifestyle.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini mengambil lokasi di Kota Klaten terutama di tempattempat

PENGARUH PROGRAM SINETRON TELEVISI TERHADAP PERILAKU SISWA JURUSAN IPS DI SMA NEGERI 1 GEGESIK KABUPATEN CIREBON SKRIPSI

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dapat dipisahkan dengan proses pembelajaran. Di dalam proses pembelajaran, guru

METODE PENELITIAN. penegasan identitas diri di kalangan siswa SMA dilakukan di Daerah Istimewa

BAB III METODE PENELITIAN. A. Pendekatan dan Tipe Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN

HARAJUKU STYLE : KREATIVITAS DAN NILAI-NILAI HIDUP PARA PELAKU SENI COSPLAY PADA KOMUNITAS HARJUKJA DI KOTA SOLO

BAB I PENDAHULUAN. di dalam mempertahankan hidupnya. Hal ini terbukti dari salah satu seni di

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1 Latar belakang Banyak kebudayaan asing yang masuk ke Indonesia dan dijadikan trend bagi masyarakat Indonesia. Kebudayaan yang masuk pun datang dari barat dan timur dunia. Kebudayaan barat memang sudah tidak asing lagi dan sudah lebih dahulu mempengaruhi kebudayaan di Indonesia. Kebudayaan timur yang belakangan ini berkembang pesat di dunia pun mencoba merambah tanah Indonesia. Tidak dapat kita elakkan lagi kebudayaan asing sangat mudah diterima oleh masyarakat Indonesia yang di anggap bebas dan tanpa batas. Masuknya kebudayaan asing ini menimbulkan berbagai efek bagi masyarakat. Ada masyarakat yang tidak mau menerima kebudayaan asing dengan menolak dan tetep memakai kebudayaan asli. Dan ada yang terpengaruh dengan kebudayaan asing tersebut dengan menggabungkan bersama kebudayaan asli. Diantara perbedaan penerimaan kebudayaan asing tersebut muncul kelompok minoritas dan mayoritas, dimana kelompok minoritas mengasingkan diri mereka. Kelompok minoritas inilah yang disebut dengen komunitas, mau itu kecil ataupun besar. Komunitas merupakan suatu kelompok yang terdiri dari sekumpulan orang yang memiliki visi dan misi yang sama, hobi yang sama, pola pikir yang sama, dan cara berkomunikasi yang sama. Komunitas juga bisa dijadikan

2 tempat mengispirasikan potensi diri baik itu dalam hal akademik maupun hobi. Di Padang banyak ditemukan komunitas yang anggota terdiri dari berbagai kalangan. Komunitas memang tempat dimana bisa berbagi hal baik itu informasi tentang hobi yang mereka geluti maupun cerita mereka di luar komunitas. Komunitas yang mencolok di antara komunitas yang ada di Padang adalah komunitas pecinta kebudayaan modern jepang. Komunitas ini merupakan satu-satunya komunitas pencinta kebudayaan Jepang di Padang dan sering tampil di acara-acara yang bertemakan kebudayaan modern Jepang. Komunitas yang terdiri dari beberapa orang yang memiliki hobi yang sama dan memiliki misi yang sama dalam menanggapi dan menerima kebudayaan modern jepang. Akamaru sebagai satu-satunya komunitas pencinta Jepang menjadikan komunitas ini banyak di kenal oleh kalangan pencinta kebudayaan modern Jepang di Padang. Pecinta kebudayaan modern Jepang yang tidak ada komunitas biasa nya ikut dalam forum di dunia internet, dimana mereka lebih aktif online dan berinterksi dengan orang-orang yang memiliki hobi yang sama. Berdasarkan pengamatan peneliti anggota komunitas akamaru tidak hanya bergaul sesama mereka di dunia nyata, tapi juga ikut dalam forum dan aktif di dunia internet. Peneliti juga telah melakukan observasi sebelum nya dan mendapatkan kan gambaran bagaimana anggota komunitas akamaru bergaul

3 dalam berkomunikasi bukan dengan sesama anggota. Proses komunikasi ini sangatlah menarik untuk di teliti, karena setiap orang akan merubah cara mereka berkomunikasi jika yang mereka temui bukan orang yang memiliki hobi yang sama. Peneliti juga melakukan pengamatan terhadap cara mereka berpakaian, karena pada umumnya pengaruh kebudayaan asing yang bisa dilihat secara langsung yaitu dari cara berpakaian. Peneliti menyimpulkan anggota komunitas akamaru berpenampilan seperti tokoh anime atau kartun jepang hanya pada saat acara-acara tertentu saja. Tapi peneliti menemukan suatu hal yang pada umumnya jika disukai maka akan dibawa dikeseharian. Hal tersebut adalah cara bepakaian mereka sehari- hari, baik itu saat ke kampus, sekolah atau pun ke tempat umum. Satu hal yang masih belum diketahui oleh peniliti, dan hal itu adalah tentang hobi mereka akan jenis musik modern jepang. Peneliti menjadikan nya salah satu pertanyaan penelitian nantinya yang akan ditanyakan kepada anggota komunitas akamaru. Peneliti juga akan meneliti hal lain apa yang berhubungan dengan kebudayaan modern jepang yang disukai oleh komunitas akamaru. Semua hal itu haruslah di perhatikan, karena akan berhubungan dengan cara mereka berkomunikasi dan bertingkah laku. Komunitas akamaru pastilah mendapatkan pengaruh dari media massa, dimana media massa memiliki pengaruh besar terhadap kehidupan sosial

4 masyarakat. Komunitas akamaru juga mengalami hal yang sama dengen masyarakat yang menerima kebudayaan asing tersebut dengan memilih dan menggabungkan nya bersama kebudayaan asli. Dalam hal ini komunikasi antar budaya juga bisa mengatasi perubahan sosial budaya yang terjadi di komunitas akamaru. Sosial budaya diartikan oleh banyak ahli, salah satu pengertian nya menurut Kingsley Davis : perubahan yang terjadi dalam struktur dan fungsi masyarakat (dadan winny, 2008). Perubahan sosial ini terjadi jika budaya baru masuk dan akan mengalami penyatuan dengan masyarakat, baik itu secara cepat maupun lambat. Proses masuk nya tergantung bagaimana masyarakat menyikapinya. Dalam hal penelitian ini media massa yang di maksud adalah media yang pada umumnya menjadi konsumsi anggota komunitas akamaru. Dan sejauh observasi yang dilakukan peneliti media massa yang di konsumsi komunitas akamaru adalah majalah, internet, film, anime atau kartun jepang, musik dan jaringan sosial seperti forum. Berdasarkan bahasan tiap paragraph yang telah di kemukakan maka dapat dilihat terjadi nya fenomena perubahan sosial di komunitas akamaru setelah menyikapi kebudayaan modern Jepang. Peneliti akan meneliti dari segi perubahan sosial yang terjadi di komunitas akamaru dan meneliti model komunikasi apa yang terbentuk didalam komunitas akamaru kepada sesama anggota dan bukan anggota komunitas.

5 Fokus penelitian ini hanya kepada fenomena pengaruh kebudayaan modern jepang, karena saat ini masyarakat menyamakan antara kebudayaan modern korea dangan kebudayaan modern jepang. Fenomena yang di maksud bukan hanya sekedar membahas perubahan sosial tapi juga meneliti bagaimana sikap anggota komunitas akamaru setelah menyikapi kebudayaan modern jepang. Dari uraian di atas, maka peneliti ingin merumuskan masalah tentang Pola Komunikasi Kelompok Akamaru dalam Menyikapi Pesan Media tentang Budaya Modern Jepang 2 Pertanyaan Penelitian Berdasarkan uraian yang telah peneliti kemukakan sejauh ini, makan terdapat tiga pertanyaan utama sebagai masalah penilitian ini, yaitu a. Bagaimana komunitas akamaru menyikapi kebudayaan modern Jepang yang mereka serap dari media massa berdasarkan pendapat mereka? b. bagaimana budaya modern Jepang mempengaruhi perubahan kehidupan sosial komunitas akamaru? c. Bagaimana komunitas akamaru berkomunikasi dengan sesama anggota dan bukan anggota setelah menyikapi kebudayaan modern jepang?

6 3 Tujuan Penelitian a. Mengetahui bagaimana komunitas akamaru menyikapi kebudayaan modern Jepang berdasarkan tanggapan mereka yang selaku pengkonsumsi kebudayaan b. Mengetahui bagaimana perubahan yang terjadi dalam kehidupan sosial anggota komunitas akamaru baik itu dalam kehidupan sehari-hari ataupun di tengah kumpulan para pencinta kebudayaan jepang. c. Mengetahui model komunikasi yang terjadi didalam komunitas akamaru serta bagaiamana mereka berinteraksi dengan masyarakat umum. 4 Manfaat Penelitian Ada dua manfaat penelitian ini yaitu manfaat akademik dan manfaat praktis. Manfaat akademik nya yaitu memberikan pengetahuan bagi ilmu komunikasi terutama peneliti dengan menggunakan metode penelitian pendekatan kualitatif penelitian fenomenologi kelompok akamaru dalam menyikapi pesan kebudayaan modern jepang. Manfaat praktis nya bagi peneliti sendiri yaitu, peneliti bisa tahu bagaimana komunikasi yang tercipta di dalam komunitas dan bagaimana cara menyikapi komunitas yang memiliki cirri khas sendiri. Manfaat praktis bagi masyarakat yaitu, supaya masyarakat mengerti dan mau menerima kenapa komunitas terbentuk serta memahami bagaimana cara berinteraksi dengan mereka.

7 5 Kerangka Pemikiran Perubahan sosial merupakan bagian utama yang akan diteliti dalam penelitian ini. Perubahan sosial terjadi karena adanya efek dari media massa, dimana media dapat mengubah pola tingkah laku seseorang dalam menyikapi pesan nya. Ada yang menjadikan pesan tersebut suatu tambahan dan ada yang menjadikannya suatu perubahan. Perubahan sosial yang akan diteliti adalah perubahan sosial budaya. Media selaku pemberi pesan budaya memberikan efek yang berbeda bagi para pemakai media. Media bisa memperteguh, merubah bahka mengganti budaya. Dengan perubahannya itulah maka muncul banyak kebudayaan baru. Dalam perubahan sosial terdapat banyak teori yang mendukungnya. Beberapa teori mendukung perubahan sikap, perilaku dan motivasi seseorang. Sikap, perilaku, dan motivasi seseorang akan berubah jika di masukkan informasi baru. Sikap merupakan kecenderungan bertindak, berpersepsi, berpikir, dan merasa dalam menghadapi objek, ide, situasi, atau nilai. Perilaku merupakan suatu tindakan atau perbuatan yang bisa dilihat. Motivasi merupakan dorongan untuk menginginkan atau membutuhkan sesuatu seperti motif ingin tahu, kompetensi, cinta, harga diri, mencari identitas, dan pemenuhan diri.

8 a) Teori Interaksi Simbolik Merupakan salah satu teori tentang fenomenologi yang memiliki tiga pemikiran interaksionis simbolik a. Manusia bertindak terhadap sesuatu berdasarkan makna-makna yang ada pada sesuatu itu bagi mereka b. Makna tersebut berasal dari interaksi sosial seseorang dengan orang lain c. Makna-makna tersebut disempurnakan disaat proses interaksi sosial berlangsung Interaksi simbolik berasumsi bahwa manusia dapat mengerti berbagai hal dengan belajar dan pengalaman. Sebuah makna dipelajari melalui interaksi diantara orang-orang, dan makna tersebut muncul karena adanya pertukaran simbol-simbol dalam kelompok sosial. interaksi simbolik memandang bahwa seluruh struktur dan institusi sosial diciptakan oleh adanya interaksi di antara orang-orang. Selain itu, tingkah laku seseorang tidak mutlak di tentukan oleh kejadian-kejadian pada masa lampau, melainkan juga dilakukan dengan sengaja. Teori ini menjelaskan bahwa kemampuan manusia untuk dapat merespon simbol-simbol diantara mereka ketika berinteraksi, membawa penjelasan interaksionisme simbolik kepada konsep tentang diri. Teori ini juga

9 menjelaskan bahwa secara sosial seseorang dapat melakukan tindakan kepada dirinya sendiri, seperti juga kepada orang lain (Morissan dkk, 2010: 126-132). b) Teori Perubahan sikap Teori perubahan sikap (Carl Hovland) memberikan penjelasan bagaimana sikap seseorang terbentuk dan bagaimana sikap itu dapat berubah melalui proses komunikasi dan bagaimana sikap itu dapat memengaruhi sikap tindak atau tingkah laku seseorang. Teori perubahan sikap ini menyatakan bahwa seseorang akan mengalami ketidaknyamanan didalam dirinya bila ia dihadapkan padan informasi baru atau informasi yang bertentangan dengan keyakinan Keadaan tidak nyaman disebut dengan istilah disonansi, yang berarti ketidak cocokan atau ketidaksesuaian. Orang akan berupaya secara sadar atau tidak sadar untuk membatasi atau mengurangi ketidaknyamanan ini melalui tiga proses selektif yang saling berhubungan. Proses seleksi ini akan membantu seseorang untuk memilih informasi apa yang di konsumsinya, diingat, dan diinterpretasikan menurut tabiat dan apa yang dianggap penting. Tiga proses selektif : a. Penerimaan informasi selektif : proses dimana orang hanya akan menerima informasi yang sesuai dengan sikap atau kepercayaan yang sudah dimiliki sebelumnya.

10 b. Ingatan selektif : mengasumsikan bahwa orang tidak akan mudah lupa atau sangat mengingat pesan-pesan sesuai dengan sikap atau kepercayaan yang sudah dimiliki sebelumnya. c. Persepsi selektif : orang akan memberikan interpretasinya terhadap setiap pesan yang diterimanya sesuai dengan sikap dan kepercayaan yang telah dimiliki sebelumnya. Teori perubahan sikap menjelaskan efek dari media massa baik itu dari cetak ataupun elektronik. Efek tersebut bisa berupa tindakan positif ataupun negative, tergantung bagaimana orang menanggapinya (Morissan dkk, 2010: 70-74). c) Teori Kognitif Sosial Teori kognitif sosial yang dikemukan oleh Albert Bandura memberikan kerangka pemikiran yang memungkinkan kita menganalisis pengetahuan manusia (fungsi mental) yang akan menghasilkan perilaku tertentu. Teori ini menjelaskan proses mental yang bekerja ketika seseorang belajar memahami lingkungan secara lebih luas dan komprehensif. Teori kognitif social memiliki argumentasi bahwa manusia meniru perilaku yang dilihatnya, dan proses peniruan ini terjadi melalui dua cara, yaitu: a. Imitasi : replikasi atau peniruan secara langsung dari perilaku yang diamati

11 b. Identifikasi : perilaku meniru yang bersifat khusus yang mana pengamat tidak meniru secara persis sama apa yang dilihatnya, namun membuatnya menjadi lebih umum dengan memiliki tanggapan yang berhubungan. Teori kognitif sosial menjelaskan pemikiran dan tindakan manusia sebagai proses dari apa yang dinamakan dengan tiga penyebab timbal balik, berarti bahwa pemikiran dan perilaku ditentukan oleh tiga factor berbeda yang saling berinteraksi dan saling memengaruhi satu sama lainnya dengan berbagai variasi kekuatannya, baik pada waktu bersamaan maupun waktu yang berbeda. Ketiga penyebab timbal balik itu adalah : a. Perilaku b. Karakteristik personal seperti kualitas kognitif dan biologis c. Factor lingkungan dan peristiwa Empat sikap kognitif yang menjadikan manusia berbeda : a. Simbolisasi : bahasa yang tersusun akan simbol-simbol b. Pengaturan diri : kemampuan manusia untuk memotivasi diri sendiri untuk mencapai tujuan tertentu c. Koreksi diri : mengoreksi diri sendiri demi memastikan suatu hal yang di anggap benar d. Kemampuan belajar : belajar dari sumber lain tanpa memikirkan pengalaman secara langsung

12 Teori kognitif social menyatakan bahwa imitasi dan identifikasi merupakan hasil dari tiga proses : a. Pengamatan : proses dimana pengamat, yaitu orang yang mengamati suatu perilaku atau tindakan menerima perilaku atau tindakan itu hanya dengan cara melihatnya. b. Efek larangan : terjadi ketika tindakan atau perilaku yang diamati menghalangi atau mencegah pengamat menirunya. Efek larangan bisa dilakukan bisa tidak, tergantung bagaimana menyikapinya. c. Efek suruhan : mendorong seseorang untuk melakukan suatu tindakan atau perilaku yang sebelumnya dihindari atau tidak ingin dilakukan (Morissan dkk, 2010: 98-102)

13 Alur kerangka pemikiran. Komunikasi Pesan Media Akamaru Interaksi Simbolik Perubahan Sosial Perubahan Sikap Fenomenologi Budaya Pop

14 6 Metode Penelitian Metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian fenomenologi ini adalah pendekatan kualitatif penelitian fenomenologis. Penelitian fenomenologi lebih cenderung menggunakan paradigma penelitan kualitatif sebagai landasan metodologisnya. Berikut uraian sifat-sifat dasar penelitian kualitatif yang relevan dan menggambarkan metodologis fenomenologi dan membedakan nya dengan penelitian kuantitatif : a. Menggali nilai-nilai dalam pengalaman dan kehidupan manusia b. Fokus penelitian adalah pada keseluruhan, bukan pada per bagian yang membentuk keseluruhan itu c. Tujuan penelitian adalah menemukan makna dan hakikat dari pengalaman, bukan sekedar mencari penjelasan atau mencari ukuranukuran dari realitas. d. Memperoleh gambaran kehidupan dari sudaut pandang orang pertama, melalui wawancara formal dan informal e. Data yang diperoleh adalah dasar bagi pengetahuan ilmiah memahami perilaku manusia f. Pertanyaan yang dibuat merefleksikan kepentingan, keterlibatan dan komitmen pribadi dari peneliti

15 g. Melihat pengalaman dan perilaku satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan, baik itu kesatuan antara subjek dan objek, maupun antara bagian dan keseluruhan. 7 Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data akan di lakukan dengan tiga tahap : a. Wawancara wawancara yang digunakan dalam penelitian kualitatif adalah wawancara mendalam. Wawancara dilakukan secara langsung atau bertatap muka dengan narasumber atau informan. Atau bisa juga ikut terlibat dalam kehidupan narasumber atau informan. Ada dua jenis wawancara yang harus diperhatikan dalam penelitian kualitatif yaitu Aotuanamnesa: wawancara yang dilakukan dengan subjek atau responden. Aloanamnesa : wawancara yang dilakukan dengan keluarga subjek atau responden. Nara sumber dalam penelitian ini adalah anggota akamaru yang akan di wawancarai tentang kebudayaan modern Jepang itu sendiri. b. Observasi Observasi dilakukan untuk memperoleh gambaran realistic perilaku atau peristiwa, menjawab pertanyaan, membantu mengerti perilaku manusia, dan melakukan evaluasi terhadap suatu pengukuran tertentu dalam melakukan umpan balik terhadap pengukuran tersebut.

16 Dalam penelitian kualitatif ini peneliti menggunakan dua jenis observasi, yaitu : Observasi partisipasi, dimana peneliti mengamati responden secara langsung dengan ikut memerhatikan keseharian responden. Dan Observasi tidak berstuktur, dimana peneliti bisa mengembangkan daya pengamatannya dalam mengamati objek. Observasi yang akan dilakukan adalah melihat tingkah laku anggota akamaru dalam berbicara dengan anggota akamaru, orang rumah dan orang yang bukan anggota akamaru. c. Studi Pustaka Peneliti akan mencari referensi mengenai hal yang berhubungan dengan penilitian dari buku-buku tentang komunikasi, media dan kebudayaan. Dari segi perubahan tingkah laku maka peneliti akan mereferensi dari buku sosiologi komunikasi dan psikologi komunikasi. Pendukung referensi lainya bisa di dapat dari internet seperti dari blog yang memberitahukan tentang kebudayaan modern Jepang atau ebook. d. Populasi dan sampel Populasi dari komunitas akamaru ada sekitaran lima puluh orang, dimana ada yang aktif bersosialisasi dengan sesama anggota akamaru ada yang tidak aktif. Dalam penelitian ini tidak semua anggota akamaru akan diwawancarai, karena metode penelitian ini bukanlah kuantitatif dimana hasil menyebarkan pertanyaan akan dihitung. Dari lima puluh orang maka akan di ambil lima orang saja untung di olah hasil wawancaranya.

17 8 Teknik Analisis Data Teknik analisis data yang akan digunakan oleh peneliti adalah metode analisis data fenomenologi Stevick-Collaizi-Keen(Engkus,2009). Ada beberapa tahap dalam anilisis ini, antaranya : a. Deskripsi lengkap peristiwa atau fenomena yang dialami langsung oleh informan b. Dari pernyataan verbal informan, kemudian dilakukan beberapa tahapan: 1. Menelaah setiap pernyataan verbal yang berhubungan dengan permasalahan penelitian 2. Merekam atan mencatat pernyataan yang relevan tersebut 3. Pernyataan- pernyataan yang telah dicatat kemudian dibuat daftarnya. Usahakan jangan sampai ada pernyataan yang tumpang tindih atau berulang 4. Mengelompokkan setiap unit makna ke dalam tema-tema tertentu 5. Membuat sintesis dari unit-unit makna dan tema, termasuk pernyataan verbal yang manjadi inti unit makna 6. Dengan mempertahankan refleksi penjelasan struktural diri sendiri melalui variasi imajinasi, peneliti membuat konstruk deskripsi struktural

18 7. Menggabungkan deskripsi tekstural dan struktural untuk menentukan makna dan esensi dari fenomena c. Melakukan tahap pada bagian (b) pada setiap informan d. Membuat penjelasan deskripsi tekstural dan struktural untuk menentukan makna dan esensi dari fenomena Setelah memilih metode analisis data, langkah berikutnya adalah melakukan organisasi dan analisis data. Berikut tahapanya : a) Horizonalizing data yang diperoleh. Yaitu kegiatan melengkapi data dari berbagai nara sumber, dan sudut pandang yang lain. Termasuk pernyataan-pernyataan lain yang relevan dengan topik penelitian, dan data lain yang memiliki nilai yang sama b) Membuat daftar makna dan unit makna c) Mengelompokkan ke dalam kelompok-kelompok atau tema-tema tertentu. d) Membuat penjelasan atau deskripsi tekstural e) Membuat deskripsi struktural f) Menyatukan deskripsi tekstural dengan struktural guna menghasilkan makna dan esensi fenomena yang dikonstruksikan (Engkus,2009) 9 Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian dilakukan di dua tempat, yaitu di event kebudayaan jepang dan tempat dimana bisa melakukan wawancara seperti di café. Lokasi

19 wawancara bisa dilakukan dimana saya, dimana narasumber berada pada saat itu. Akamaru sendiri selalu berkumpul di taman budaya dan disaat berkumpul inilah akan dilakukan observasi. Waktu penelitian dilakukan pada saat ada event kebudayaan jepang dan saat melakukan wawancara. Waktu melakukan wawancara pun disesuaikan dengan keadaan waktu narasumber, jadi narasumberlah yang menentukan waktunya. Tapi demi mempercepat penelitian ini maka peneliti memberikan batasan untuk waktu. Observasi dan wawancara akan dilakukan selama satu bulan selama saya berada di Padang. Sedangkan pengolahan data akan dilakukan selama 2 bulan dimana semua data hasil wawancara dan observasi akan di olah menjadi sebuah karya tulis.