Penyakit Trofoblast Ganas

dokumen-dokumen yang mirip
oleh kehamilan aterm dan 3% oleh kehamilan ektopik. 7 Pada jenis invasive mola 12,5% berasal dari mola komplit dan 1,5% berasal dari mola partial.

Mola Hidatidosa. Matrikulasi Calon Peserta Didik PPDS Obstetri dan Ginekologi

DEVISI ONKOLOGI-GINEKOLOGIGINEKOLOGI

BAB I PENDAHULUAN. dengan peningkatan proliferasi selular dari trofoblas plasenta meliputi :

TESIS REZA ADITYA DIGAMBIRO Pembimbing : Prof Dr. Gani W Tambunan, SpPA (K) Dr. H Delyuzar M.Ked(PA), SpPA (K)

BAB I PENDAHULUAN. uteri. Hal ini masih merupakan masalah yang cukup besar dikalangan masyarakat Di

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 5 15% wanita usia reproduktif pada populasi umum. rumah sakit pemerintah adalah sebagai berikut : di RSUD dr.

M O L A H I D A T I D O S A

PENATALAKSANAAN SARKOMA UTERI YANG BERULANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PETANDA TUMOR (Tumor marker) ELLYZA NASRUL Bagian Patologi Klinik FK Unand/RS.dr.M.Djamil Padang

BAB I. Pendahuluan. Kanker rahim tergolong penyakit kanker yang terbanyak diderita kaum

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menanggulangi masalah angka kematian ibu yang masih tinggi di

BAB I PENDAHULUAN. Kanker Ovarium Epitel (KEO) merupakan kanker ginekologi yang. mematikan. Dari seluruh kanker ovarium, secara histopatologi dijumpai

c. Trigliserid ^ 165 mg/dl

MENCARI NILAI THRESHOLD YANG TEPAT UNTUK PERANCANGAN PENDETEKSI KANKER TROFOBLAS

1 Universitas Kristen Maranatha

Tumor jinak pelvik. Matrikulasi Calon Peserta Didik PPDS Obstetri dan Ginekologi

ABORSI / ABORTUS KATA PENGANTAR. Fransisca S. K. S.Ked (Fak. Kedokteran Univ. Wijaya Kusuma Surabaya)

BAB 4 HASIL. Korelasi stadium..., Nurul Nadia H.W.L., FK UI., Universitas Indonesia

Penyebab kanker ovarium belum diketahui secara pasti. Akan tetapi banyak teori yang menjelaskan tentang etiologi kanker ovarium, diantaranya:

BAB 1 PENDAHULUAN. Kanker sistim reproduksi meliputi kanker serviks, payudara, indung telur,

BAB 1 PENDAHULUAN. Karsinoma serviks uteri merupakan masalah penting dalam onkologi ginekologi di

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Secara terminologi kedokteran abortus ialah suatu keadaan yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. Tumor secara umum merupakan sekumpulan penyakit. yang membuat sel di dalam tubuh membelah terlalu banyak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Salah satu masalah kesehatan yang sering di jumpai pada wanita usia subur

BAB 6 PEMBAHASAN. Telah dilakukan penelitian pada 45 penderita karsinoma epidermoid serviks uteri

BAB I PENDAHULUAN. Kanker serviks adalah kanker tersering nomor tujuh secara. keseluruhan, namun merupakan kanker terbanyak ke-dua di dunia pada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. kehamilan ektopik yang berakhir dengan keadaan ruptur atau abortus. 12 Kehamilan

KANKER PAYUDARA dan KANKER SERVIKS

Gambaran Karakteristik Penderita Rawat Inap Karsinoma Serviks di RSUD Karawang Periode 1 Januari Desember 2011

BAB I PENDAHULUAN. kematian pada perempuan. Penyakit ini telah merenggut nyawa lebih dari

Abstrak. Abstract. Kata kunci: Gambaran histopatologi, kadar βhcg, kista lutein, mola hidatidosa komplit, PTG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

KORIOKARSINOMA PASCAABORTUS

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Berbagai komplikasi yang dialami oleh ibu hamil mungkin saja terjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. Karsinoma servik merupakan penyakit kedua terbanyak pada perempuan

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 2 RADIOTERAPI KARSINOMA TIROID. termasuk untuk penyakit kanker kepala dan leher seperti karsinoma tiroid.

BAB I PENDAHULUAN BAB II ISI

Kanker Rahim - Gejala, Tahap, Pengobatan, dan Resiko

PROFIL PENDERITA KANKER GINEKOLOGI DI RSUP PROF. DR. R. D. KANDOU MANADO PERIODE JULI 2015 SAMPAI JULI Mahasiswa Fakultas Kedokteran UNSRAT 2

BAB I PENDAHULUAN. sampai 6 gram. Ovarium terletak dalam kavum peritonei. Kedua ovarium melekat

BAB 1 PENDAHULUAN. oleh perempuan usia produktif. Sebanyak 25% penderita mioma uteri dilaporkan

Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Penatalaksanaan Kanker Serviks di RSUP H. Adam Malik dan RSUD Dr. Pirngadi Medan Selama 5 Tahun (1 Januari 1996 s.d.

Sensitifitas dan Spesifisitas Petanda Tumor CA 125 sebagai Prediksi Keganasan Ovarium

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ovarium.tumor ovarium adalah suatu kantong abnormal berisi cairan atau setengah

Kanker Serviks. Cervical Cancer / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved

BAGIAN OBSTETRI DAN GINEKOLOGI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kanker ovarium merupakan keganasan yang paling. mematikan di bidang ginekologi. Setiap tahunnya 200.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang .

Seri penyuluhan kesehatan. Kanker Leher Rahim. Dipersembahkan dengan gratis. Oleh: Klinik Umiyah. Jl. Lingkar Utara Purworejo,

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pengetahuan perawat tentang penilaian nyeri dan intervensi sangat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. selama hari, 3-6 hari adalah waktu keluarnya darah menstruasi. perdarahan bercak atau spotting (Baziad, 2008).

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN CA OVARIUM DI RUANG B3 GYNEKOLOGI RS Dr. KARIADI SEMARANG

Penyakit Trofoblas Ganas

KARAKTERISTIK WANITA USIA SUBUR DENGAN MIOMA UTERI DI RS. DORIS SYLVANUS PALANGKA RAYA

BAB 4 HASIL. 4.1 Pengambilan Data

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

PENANGANNYA : Antibiotika cervicitis tidak spesifik dapat diobati dengan rendaman dalam AgNO3 10 % dan irigasi

BAB I PENDAHULUAN. Health Organization, 2014). Data proyek Global Cancer (GLOBOCAN) dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tumor ovarium adalah neoplasma yang berasal dari jaringan ovarium. Tumor ovarium

Tinjauan Histopatologik Penyakit Trofoblastik Gestasional di Sumatera Utara pada Tahun

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS RIAU April 2014 HUBUNGAN TUMOR MARKER CA-125 DENGAN SIFAT DAN TIPE SEL TUMOR OVARIUM DI RSUD ARIFIN ACHMAD PEKANBARU

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang aman (plastik yang dililiti oleh tembaga) dan dimasukkan ke dalam rahim oleh

BAB I PENDAHULUAN. metode deteksi dini yang akurat. Sehingga hanya 20-30% penderita kanker

BAB I PENDAHULUAN. Karsinoma kolorektal (KKR) merupakan masalah kesehatan serius yang

BAB I PENDAHULUAN. dikalangan wanita sedunia, meliputi 16% dari semua jenis kanker yang diderita

PERANAN LAPAROSKOPI PADA PENDERITA INFERTILITAS WANITA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Penjelasan Mengenai Penelitian Luaran Ibu dan Bayi pada Penderita. Preeklampsia Berat Usia Kehamilan <37 Minggu dengan Penanganan

BAB I PENDAHULUAN. seksama, prevalensi mioma uteri meningkat lebih dari 70%, karena mioma

BAB 2 DEFINISI, ETIOLOGI, KLASIFIKASI, DAN STADIUM EWING S SARCOMA. pada jaringan lunak yang mendukung, mengelilingi, dan melindungi organ tubuh.

Abortus. Matrikulasi Calon Peserta Didik PPDS Obstetri dan Ginekologi

BAB 1 PENDAHULUAN. mencapai stadium lanjut dan mempunyai prognosis yang jelek. 1,2

BAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan nasional. Tujuan diselenggarakan pembangunan kesehatan adalah

Gambaran kadar HSAP pada Karsinoma serviks

KUESIONER FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU IBU DALAM PEMERIKSAAN PAP SMEAR DI POLI GINEKOLOGI RSUD DR PIRNGADI MEDAN TAHUN

Gambaran jenis kanker ovarium di RSUP Prof. Dr. R.D. Kandou Manado periode Januari Desember 2015

BAB I PENDAHULUAN. merupakan penyebab kematian pada wanita setelah kanker payudara. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN UKDW. Mioma uteri sering disebut juga leiomioma atau fibroid uterus, yang merupakan

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

ABSTRAK GAMBARAN PENDERITA KANKER PARU DI RUMAH SAKIT HASAN SADIKIN BANDUNG PERIODE JANUARI DESEMBER 2011

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Ketuban pecah dini (KPD) terjadi pada sekitar sepertiga dari

HUBUNGAN ANTARA POST KURETASE DENGAN PLASENTA PREVIA DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. semua orang, hal ini disebabkan oleh tingginya angka kematian yang disebabkan

HUBUNGAN UMUR DAN PARITAS DENGAN KEJADIAN ABORTUS INKOMPLIT DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAHARIFIN ACHMAD PEKANBARU TAHUN 2012

Penyakit Radang Panggul. Matrikulasi Calon Peserta Didik PPDS Obstetri dan Ginekologi

Lampiran 1: Data Rekam Medik Paien Kanker Ovarium di Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung Periode Januari Desember 2011

BAB I PENDAHULUAN. kompleks, mencakup faktor genetik, infeksi Epstein-Barr Virus (EBV) dan

Diabetes Melitus Gestasional. Matrikulasi Calon Peserta Didik PPDS Obstetri dan Ginekologi

Referat Fisiologi Nifas

Asuhan Keperawatan Abortus Imminens A.PENGERTIAN Abortus Imminens ialah terjadinya pendarahan dari uterus pada kehamilan sebelum 20 minggu dengan

Transkripsi:

Penyakit Trofoblast Ganas Soekimin Fakultas Kedokteran Bagian Patologi Anatomi Universitas Sumatera Utara PENDAHULUAN Penyakit trofoblas ganas (PTG) adalah suatu tumor ganas yang berasal dari sito dan sinsiotrofloblas yang menginvasi miometrium, merusak jaringan disekitarnya dan pembuluh darah sehingga menyebabkan perdarahan. 1,2 Penyakit PTG dapat didahului oleh proses fertilisasi (molahidatidosa, kehamilan biasa, abortus, kehamilan ektopik) bahkan dapat merupakan produk langsung dari hasil konsepsi atau yang bukan didahului oleh suatu kehamilan. PGT yang didahului proses pembuahan sel telur digolongkan sebagai khoriokarsinoma dengan kehamilan (gestational choriocarcinoma) sedang yang tanpa didahului pembuahan sel telur dikenal sebagai koriokarsinoma tanpa kehamilan ( non gestational choriocarcinoma) yakni yang berasal dari tumor sel germinal pada ovarium. Dari sini telihat setiap wanita dihadapkan akan kemungkinan menderita penyakit trofoblas. Penyakit ini sering terjadi pada usia 14-49 tahun dengan rata-rata 31,2 tahun. Resiko terjadinya PTG yang non metastase 75% didahului oleh molahidatidosa dan sisanya oleh abortus, kehamilan ektopik atau kehamilan aterm. Resika terjadinya PTG yang metastase 50% didahului oleh molahidatidosa, 25% oleh abortus, 22% oleh kehamilan aterm dan 3% oleh kehamilan ektopik. 1,3,4,5 Pada jenis invasive mola 12,5% berasal dari mola komplit dan 1,5% berasal dari mola pertial. Pada koriokarsinoma 1,7% berasal dari mola komplit dan 0,2% dari mola partial, khoriokarsinoma setelah kehamilan normal lebih sering terjadi dibandingkan mola invasive. 1,2 Angka kesembuhan pada pengobatan PTG sekarang ini lebih dari 90%. Keberhasilan ini oleh karena : 1. Efektif dan sensitifnya pengukuran tumor marker βhcg 2. Sensitifnya sel tumor terhadap kemoterapi. 3. Meningkatnya cara mengidentifikasi factor-faktor resiko tinggi. 4. Agre sifnya penggunaan kemoterapi, operasi dan rasiasi pada kasus-kasus resiko tinggi. Pembagian Penyakit Trofoblas Ganas (PTG) 1,2,5,6 Secara klinis terdapat 2 bentuk PTG yaitu: 1. PTG terdapat hanya dalam uterus invasive mola. 2. PTG meluas keluar uterus khoriokarsinoma. 1

PTG terdapat hanya dalam uterus invasive mola Adalah tumor atau suatu proses seperti tumor yang menginvasi miometrium dengan hiperplasia trofoblas disertai struktur vili yang menetap. Terminologi lain untuk keadaan ini yang tidak lagi dipakai ialah malignant mole, mala destruens, khorio adenoma destrues. PTG meluas keluar uterus khoriokarsinoma 1. Gestational choriocarcinoma Adalah karsinoma yang terjadi dari sel-sel trofoblas dengan melibatkan sitotrofoblas dan sinsitiotrofoblas. Hal ini biasa terjadi dari hasil konsepsi yang berakhir dengan lahir hidup, lahir mati (still birth), abortus,kehamilan ektopik, molahidatidosa atau mungkin juga oleh sebab yang tidak diketahui. 2. Non gestational choriocarcinoma Adalah suatau tumor ganas trofoblas yang terjadi tanpa didahului oleh suatu fertilisasi, tetapi berasal dari germ sell ovarium. Brewer mengatakan bahw non gertational choriocarcinoma juga dapat merupakan bagian teratoma. Oleh international Union Against Cancer (IUCR) diadakan klasifikasi sederhana dari penyakit trofoblas, yang mempunyai keuntungan bahwa angka yang diperoleh dari berbagai negara didunia dapat dibandingkan. Klasifikasi itu adalah : 1. Ada hubungan dengan kehamilan 2. Tidak ada hubungan dengan kehamilan a. Diagnosa klinik Non metastase Metastase - Lokal (pelvis) - Diluar pelvis b. Diagnosa histology PTG jenis villosium PTG jenis non villosium PTG jenis yang tidak jelas c. Diagnosa morfologik Molahidatidosa - Non invasive - Invasive Koriokarsinoma Tidak dapat ditentukan (unclassified) Adalah PTG yang diagnosa morfologinya tidak ada, baik dari autopsy. Operasi atau kerokan, akan tetapi diagnosa dibuat dengan cara-cara lain (hormonologik). Klasifikasi non gestational trophoblastic disease. Asal dan perkembangan dari germ cell tumor ini banyak mengandung pertentangan, akan tetapi pendapat yang banyak dianut adalah seperti yang dianjurkan Tailum : 2

1. Germ cell : Seminoma, Dysgerminoma, Tumor of potensial cells 2. Extra embryonal carcinoma 3. Extra embryonal structure 4. Embryonal carcinoma 5. Embryonic ectoderm, mesoderm, endoderm 6. Endodermal sinus tumor : choriocarcinoma, teratoma. Penyakit trofoblas ganas berdasarkan prognosis terdiri dari : 2,3,4,5,7 1. Non metastase : tidak jelas penyakit diluar uterus. 2. Metastase : a. Prognosis baik sebagai resiko rendah - βhcg < 100.000 IU/ 24 jam urine atau - βhcg < 40.000 miu/ml serum - Lamanya gejala 4 bulan - Metastase terbatas pada uterus atau terdapat metastase diparu-paru, pelvis dan atau divagina. - Belum pernah mendapat kemoterapi - Bukan dari kehamilan uterus. b. Prognosis jelek sebagai resiko tinggi - βhcg < 100.000 IU/ 24 jam urine atau - βhcg < 40.000 miu/ml serum - Lamanya gejala > 4 bulan - Tidak saja metastse diparu-paru dan alat genital, melainkan juga diotak, hati dan atau saluran pencernaan. - Pernah mendapat kemoterapi - Kehamilan uterus sebelumnya. Etimologi Dan Patogenesa Etimologi terjadinya penyakit trofoblas ganas (PTG) belum jelas diketahui, nemun bentuk keganasan tumor ini merupakan karsinoma epitel korion meskipun pertumbuhan dan metastasenya menyerupai sarcoma. Pada Khoriokarsinoma adalah trofoblas normal cenderung menjadi invasive dan erosi pembuluh darah berlebih-lebihan. Metastase sering terjadi lebih dini dan biasanya sering melalui pembuluh darah jarang melalui getah bening. 4,7 Tempat metastase yang paling sering adalah paru-paru (75%) dan kemudian vagina (50%). Pada beberapa kasus metastase dapat terjadi pada vulva, ovarium, hepar ginjal, dan otak. Kista teka lutein pada ovarium dapat terjadi pada sepertiga kasus. Gejala Dan Tanda Perdarahan yang tidak teratur setelah berkhirnya suatu kehamilan dan dimana terdapat subinvolosio uteri juga pendarahan dapat terus menerus atau intermitten dengan pendrahan mendadak dan terkadang massif. 2,3,4,7,8 Pada pemeriksaan genikolagis ditemukan uterus membesardan lembek. Kista teka lutein bilateral. Lesi metastase di vagina atau organ lain. 2,4,7 3

Perdarahan karena perforasi uterus atau lesi metastase ditandai dengan : - Nyeri perut - Batuk darah - Melena - Peninggian tekanan intrakranial berupa sakit kepala, kejang, hemiplegia. 6,7 Kadar βhcg paksa mola setelah menurun tidak menurun malahan dapat meningkat lagi atau titer βhcg yang mendapat atau meninggi setelah terminasi kehamilan, mola atau abortus. 2,4 Pemeriksaan foto thorax dapat ditemukan adanya lesi yang metastase. Pada sediaan histopatologi dapat ditemukan villus, namun demikian dengan tidak memperlihatkan gambaran patologik tidak dapat menyingkirkan suatu keganasan. Diagnosa Diagnosa kemungkinan PTG bila didapati perdarahan pervaginam yang menetap. 1,2,3,4,7,8 Titer βhcg yang tetap atau meninggi setelah terminasi kehamilan, mola atau abortus. 2,4,9 Namun demikian masih memerlukan pemeriksaan USG terhadap kasuskasus PTG oleh karena masih kurang sensitive dan spesifik adanya peninggian βhcg. 6 Bila diagnosa juga ditegakkan maka foto thorax harus segera dilaksanakan. Kadang-kadang pada beberapa kasus gejala metastase divagina, serviks, paru-paru atau otak dapat memberikan tanda penilaian. 5,6,8 Dengan ditemukannya gambar villius pada sediaan histopatologik maka diagnosa pasti PTG dapat ditegakkan. Tetapi tindakan kuretase sering tidak dapat memastikan adanya keganasan. Oleh karena itu jika lesi berada pada miometrium atau proses pada paru-paru terjadi perimer, Sudah pasti hasil histopatologik akan negtif. Lagi pula tindakan kuretase dapat menimbulkan perdarahan yang banyak, perforasi dinding rahim, memudahkan terjadinya penyebaran sel-sel trofoblas ganas. 1,2,4,5 Makroskopik Secara makroskopik baik pada uterus maupun pada daerah metastase terlihat nodul-nodul ungu yang lunak, multipel, mudah berdarah dan ada daerah-daerah nekrosis. 1,2,5 Sel-sel sinsitial dan sitotrofoblas mengalami displasia luas, irregular dengan inti hiperkhromik. Sel-sel sinsitial biasanya mengadakan penetrasi. Kadang-kadang sel-sel sinsitial dan sitotrofoblas sangat mirip dengan sel-sel plasenta yang normal, sedangkan sel-sel metastase merupakan jaringan dan cepat menjadi type anaplasia. Tidak adanya villi merupakan gambaran kharaktistik dari koriokarsinoma. Belakangan ini dari hasil penelitian, bila masih terlihat adanya villi merupakan petunjuk bahwa proses koriokarsinoma masih dalam stadium dini. Penanganan Prinsip dasar penanganan penyakit trofoblas ganas adalah Kemoterapi dan Operasi. 5 Indikasi kemoterapi : 5,7,8 1. Meninggikannya βhcg setelah evekuasi 2. Titer βhcg sangat tinggi setelah evakuasi 3. βhcg tidak turun selama 4 bulan setelah evakuasi 4. Meningginya βhcg setelah 6 bulan setelah evakuasi atau turun tetapi lambat 5. Metastase ke paru-paru, vulva, vagina kecuali kalau βhcg-nya turun 4

6. Metastase kebagian organ lainnya (hepar,otak) 7. Perdarahan vaginal yang berat atau adanya perdarahan gastrointestinal 8. Gambaran histology koriokarsinoma Operatif Operatif merupakan tindakan utama dalam penanganan dini PTG, walaupun tumor sudah lama bila masih terlokalisir di uterus tindakan histerektomi baik dilakukan. Pasien-pasien dengan pendarahan pervaginam yang normal dengan uterus menerus, setelan abortus mola dan persalinan yang normal dengan uterus sebesar kahimilan 12 minggu dan tidak ruptur operasinya diutamakan histerektomi pervaginam. Bila penyakit telah meluas diluar uterus, histerektomi dilakukan hanya atas dasar persarahan dari uterus yang hebat atau resisten terhadap kemoterapi. 1,4 Follow up Standar follow up dari sebagian penulisan adalah sebagai berikut : 1. Pemeriksaan βhcg serum/ urine Diperiksakan setiap minggu smpai dinyatakan negatif selama 3 kali pemeriksaan, selanjutnya setiap bulan selama 12 bulan kemudian setiap 2 bulan selama 12 bulan dan selanjutnya setiap 6 bulan. Setelah kemoterapi titer βhcg akan turun pada batas yang tidak dapat dideteksi selama 2 bulan awal pengobatan. 2. Pemeriksaan pelvic dilakukan setiap minggu, setelah evakuasi suatu kehamilan sampai batas normal. Selanjutnya setiap 4 minggu mengevaluasi perubahanperubahan besar uterus dan munculnya kista teka lutein. 1,3 3. Thorax foto Jika terapi sempurna telah selesi ternyata masih tampak sisa tumor diparu-paru diperlukan pemeriksaan radiographis selama 2 tahun, untuk melihat bukti apakah sisa tumor hilang. 4 Pencegahan Pada kasus resiko tinggi bila jumlah anak yang diinginkan sudah mencukupi supaya dilakukan histerektomi. Memberikan kemoterapi terhadap kasus-kasus kehamilan ektopik untuk mencegah penyakit trofoblas. 10 Bila titer βhcg paska mola tidak turun-turun selama 3 minggu berturut-turut atau malah semakin naik dapat diberi kemoterapi, kecuali anak sudah cukup dapat dilakukan histerektomi. 4 Prognosa Makin dini diagnosa dibuat dan makin dini pengobatan dimulai makin baik prognosanya. Prognosa penyakit trofoblas ganas jenis villosum lebih baik dari pada jenis non villosum. Prognosa memburuk dijumpai pada : 1. Masa laten antara mola dan timbulnya keganasan panjang 2. βhcg yang tinggi 3. Pengobatan tidak sempurna 4. Adanya anak sebar pada otak dan hepar 5. Daya tahan tubuh pernderita 5

6. Diagnosa terlambat dibuat dengan akibat terapi terlambat di berikan Setelah ditemukannya kemoterapi kasus-kasus PTG resiko rendah 100% dapat bertahan untuk hidup lebih lama, sedangkan kasus resiko tinggi hanya 30-50% dapat bertahan lebih lama. 5,7,10 Kepustakaan Berek S, Jonethan. Novak s Gynecology International Education, 12 th Ed 1996 : 1269-82 Pernoll Ml. Gestational Trophoblastic disease, Current obstetric and Gynecology Diagnosis and Treatment 7 th Ed a lange Medical Book : 995-1005. Benson RC, Pernoll ML. Gestational trophoblastic disease, Handbook of Obstetric and Gynecology. McGraw-Hill International 9 th. 1990 : 555-56. Cunningham, MacDonald, Gant. Gestationnal trophoblastic tumors, Willm Obstetric 9 th. 1990 : 746-50. Fadjrir. Karakteristik penderita penyakit trofoblas ganas di RS. Dr. Pirngadi Medan 1985-1994, Tesis Bagian Obstetri dan Ginekologi FK-USU, 1996 : 7-47. Morrow CP, Curtin JP Towsend DE. Tumors of the placental trofoblas. In Synopsis of Gynecology Oncology, 4 th Ed, International Edition Churchill, Livingstone Inc, 1993 : 321-43. Prawirohardjo SP. Penyakit trofoblas gana, Ilmu Kebidanan dan Penyakit Kandungan Yayasan Bina Pustaka Ed II 1981 : 210-213, 303-312. Knapp RC, Berkowitz RS. Management of molar pregancy and gestational trophoblastic tumors, Gynecologic Oncology MacGraw-Hill, Inc Ed : 328-37. Mochizuki M, Ashitaka Y. Sixteen years esprience in treatment and follow up of patient with trophoblastic disease, Asia Oceania Journal Obstetirc Gynecology Vol. 10 No. 1, 1984 : 15-23. Perkumpulan Obgyn. Standard Pelayanan Medik Obgyn Ed. 9, 1996 : 43-45. 6