BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. hambatan lain, yang di masa lalu membatasi perdagangan internasional, akan

I. PENDAHULUAN. Perekonomian merupakan salah satu indikator kestabilan suatu negara. Indonesia

I. PENDAHULUAN. melimpah, menjadikan negara ini sebagai penghasil produk-produk dari alam

I. PENDAHULUAN. penyediaan lapangan kerja, pemenuhan kebutuhan konsumsi dalam negeri, bahan

BAB I PENDAHULUAN. diperbaharui, dalam kata lain cadangan migas Indonesia akan semakin menipis.

I. PENDAHULUAN. penyumbang devisa, kakao (Theobroma cacao) juga merupakan salah satu

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gambar 1. Luasan lahan perkebunan kakao dan jumlah yang menghasilkan (TM) tahun

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Indonesia menjadi salah satu negara yang memiliki areal perkebunan yang luas.

BAB 1 PENDAHULUAN. Sektor pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan memberikan

I. PENDAHULUAN. (BPS 2012), dari pertanian yang terdiri dari subsektor tanaman. bahan makanan, perkebunan, perternakan, kehutanan dan perikanan.

BAB I PENDAHULUAN. suatu negara adalah perdagangan internasional. Perdagangan internasional

BAB I PENDAHULUAN. keberlangsungan suatu negara dan diyakini merupakan lokomotif penggerak dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

OUTLOOK KOMODITI KAKAO

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya manusia tidak dapat hidup sendiri, demikian halnya dengan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan perekonomian suatu negara tentunya tidak terlepas dari

Pe n g e m b a n g a n

BAB I PENDAHULUAN. melimpah. Memasuki era perdagangan bebas, Indonesia harus membuat strategi yang

Analisis Daya Saing Biji Kakao (Cocoa beans) Indonesia di Pasar Internasional

DAYA SAING KAKAO INDONESIA DI PASAR INTERNASIONAL ABSTRACT ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan suatu Negara yang mempunyai kekayaan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Perdagangan Internasional merupakan salah satu upaya untuk

BAB I PENDAHULUAN. perubahan sistem ekonomi dari perekonomian tertutup menjadi perekonomian

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN , , , ,3 Pengangkutan dan Komunikasi

PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

V. GAMBARAN UMUM. sebagai produsen utama dalam perkakaoan dunia. Hal ini bukan tanpa alasan, sebab

: Pengaruh Luas Lahan, Jumlah Produksi, Kurs Dollar Amerika Serikat dan Inflasi Terhadap Ekspor Kakao Indonesia Kurun Waktu ABSTRAK

ANALISIS KINERJA EKSPOR 5 KOMODITAS PERKEBUNAN UNGGULAN INDONESIA TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Subsektor perkebunan merupakan salah satu sektor pertanian yang

PENDAHULUAN. tersebar di 32 provinsi. Kakao merupakan salah satu komoditas unggulan

BAB I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian memegang peran strategis dalam pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. opportunity cost. Perbedaan opportunity cost suatu produk antara suatu negara

I. PENDAHULUAN. dan jasa menjadi kompetitif, baik untuk memenuhi kebutuhan pasar nasional. kerja bagi rakyatnya secara adil dan berkesinambungan.

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kelapa sawit dan karet dan berperan dalam mendorong pengembangan. wilayah serta pengembangan agroindustry.

ANALISIS POSISI EKSPOR KOPI INDONESIA DI PASAR DUNIA EXPORT POSITION ANALYSIS OF COFFEE INDONESIA IN THE WORLD MARKET

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia memiliki potensi alamiah yang berperan positif dalam

I. PENDAHULUAN. menunjukkan pertumbuhan yang cukup baik khususnya pada hasil perkebunan.

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pertanian mempunyai peranan yang cukup penting dalam kegiatan

I. PENDAHULUAN. menjadi pemasok hasil pertanian yang beranekaragam yaitu rempah-rempah

I. PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. pertanian berperan besar dalam menjaga laju pertumbuhan ekonomi nasional. Di

pendapatan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Selain itu, oleh sektor

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi ini, perdagangan internasional sudah menjadi kebutuhan

KOPI ANDALAN EKSPOR INDONESIA

Salam sejahtera bagi kita semua

Prospek dan Arah Pengembangan Agribisnis Kakao. Prospek dan Arah Pengembangan Agribisnis Kakao I. PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Kelapa sawit, berasal dari daerah tropis di Amerika Barat yang penting

DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2013

BAB I PENDAHULUAN. maupun luar negeri. Sebagian besar produksi kopi di Indonesia merupakan

BAB I PENDAHULUAN. pertukaran barang dan jasa antara penduduk dari negara yang berbeda dengan

IV. GAMBARAN UMUM 4.1 Perkebunan Dunia

I. PENDAHULUAN. pertanian. Indonesia memiliki beragam jenis tanah yang mampu. menyuburkan tanaman, sinar matahari yang konsisten sepanjang tahun,

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

I. PENDAHULUAN. Tabel 1.1. Ekspor, Impor, dan Neraca Perdagangan Komoditas Pertanian Menurut Sub Sektor, 2014 Ekspor Impor Neraca

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat secara ekonomi dengan ditunjang oleh faktor-faktor non ekonomi

BAB. I PENDAHULUAN Secara umum sektor pertanian pada Pembangunan Jangka

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pertanian mempunyai peranan yang sangat penting bagi

BAB I PENDAHULUAN. Tanaman kakao (Theobroma cacao. l) merupakan salah satu komoditas

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Perkembangan Produksi CPO di Indonesia

I. PENDAHULUAN. Indonesia dikenal sebagai negara agraris yang memiliki kekayaan

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai perkebunan kelapa sawit terluas disusul Provinsi Sumatera. dan Sumatera Selatan dengan luas 1,11 juta Ha.

IV. GAMBARAN UMUM. Sumber : WTRG Economics

TANTANGAN KEBIJAKAN KEBERLANJUTAN RANTAI PASOK MINYAK KELAPA SAWIT

memberikan multiple effect terhadap usaha agribisnis lainnya terutama peternakan. Kenaikan harga pakan ternak akibat bahan baku jagung yang harus

BAB I PENDAHULUAN. Pertanian dan perkebunan merupakan sektor utama yang membentuk

BAB I PENDAHULUAN. sawit, serta banyak digunakan untuk konsumsi makanan maupun non-makanan.

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang memiliki kekayaan alam yang. melimpah dan dikenal dengan sebutan negara agraris, sehingga pertanian

BAB I PENDAHULUAN. salah satu komoditas penting yang diperdagangkan secara luas di dunia. Selama

BAHAN MASUKAN PAPARAN DIRJEN PDN PADA LOKAKARYA KAKAO 2013 SESI MATERI: RANTAI TATA NIAGA KAKAO. Jakarta, 18 September 2013

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara produsen kopi keempat terbesar dunia setelah

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. ukuran dari peningkatan kesejahteraan tersebut adalah adanya pertumbuhan

V. GAMBARAN UMUM. 5.1 Luas Areal Perkebunan Kopi Robusta Indonesia. hektar dengan luas lahan tanaman menghasilkan (TM) seluas 878.

BAB V GAMBARAN UMUM PRODUK PERTANIAN

BAB I PENDAHULUAN. anggota ASEAN pada ASEAN Summit di Singapura pada Juni Pertemuan tersebut mendeklarasikan pembentukan Asian Free Trade Area

PENINGKATAN DAYA SAING EKSPOR PRODUK OLAHAN KAKAO INDONESIA DI PASAR INTERNASIONAL (Studi pada Ekspor Produk Olahan Kakao Indonesia tahun )

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu komoditas unggulan dari sub sektor perkebunan di Indonesia

Arif Maulana a,, Fitri Kartiasih b. [diterima: 1 Oktober 2016 disetujui: 29 Mei 2017 terbit daring: 16 Oktober 2017]

BAB I PENDAHULUAN. penting diantara rempah-rempah lainnya; sehingga seringkali disebut sebagai

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

I PENDAHULUAN. tersebut antara lain menyediakan pangan bagi seluruh penduduk, menyumbang

I. PENDAHULUAN. Indonesia selama ini dikenal sebagai negara yang memiliki sumber daya alam

AGRIBISNIS KAKAO DAN PRODUK OLAHANNYA BERKAITAN DENGAN KEBIJAKATAN TARIF PAJAK DI INDONESIA

I. PENDAHULUAN. di bidang pertanian. Dengan tersedianya lahan dan jumlah tenaga kerja yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Karet merupakan komoditi ekspor yang mampu memberikan kontribusi di dalam

BAB I PENDAHULUAN. tahun terakhir, produk kelapa sawit merupakan produk perkebunan yang. hampir mencakup seluruh daerah tropis (RSPO, 2009).

VIII. DAYA SAING EKSPOR KARET ALAM. hanya merujuk pada ketidakmampuan individu dalam menghasilkan setiap barang

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian tampaknya masih menjadi primadona perekonomian di

BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya hubungan saling ketergantungan (interdependence) antara

I PENDAHULUAN Latar Belakang

Gambaran Kakao Dunia

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia sebagai negara agraris sudah tidak diragukan lagi hasil buminya, baik dari sisi buah-buahan maupun sayur-sayurannya. Salah satu yang menjadi andalan bagi Indonesia adalah kakao (biji coklat) atau dalam bahasa latin dinamakan Theobroma Caccao. Kakao menjadi salah satu komoditi yang penting dimana Indonesia menjadi produsen kakao nomor 3 di dunia dan di ekspor ke banyak daerah di pasar internasional. kakao di produksi oleh lebih dari 50 negara yang berada di kawasan tropis yang secara geografis terbagi menjadi 3 wilayah : Afrika, Asia Oceania, dan Amerika Latin (Rubiyo dan Siswanto, 2012, Peningkatan Produksi dan Pengembangan Kakao di Indonesia ). Produksi kakao dunia diperkirakan sebesar 3.466.000 ton, dimana Afrika memproduksi sebanyak 2.442.000 ton (70.5%) sementara Asia menyumbang 17% dan Amerika menyumbang 22% dari total kakao dunia. Mengenai produsen dari kakao, produsen utama ditempati oleh Pantai Gading selain itu Ghana, Indonesia, Nigeria dan Brazil (Rubiyo dan Siswanto, 2012). Sejarah awal mula kakao masuk ke Indonesia dimulai dari 500 tahun yang lalu dimana tanaman kakao berasal dari daerah hutan hujan tropis di Amerika Selatan. Disana kakao merupakan tanaman kecil di bagian bawah hutan hujan tropis dan tumbuh karena terlindung dibawah pohon-pohon besar. Setelah itu menyebarlah dan masuk ke Indonesia, karena iklim Indonesia sangat memadai untuk perkebunan kakao maka perkebunan kakao di Indonesia dapat berkembang dengan pesat dan sanggup memenuhi kebutuhan pasar internasional. Selama 35 tahun, Indonesia telah berkecimpung dalam hal ekspor kakao dan pada tahun 2010, Indonesia menduduki posisi ketiga sebagai penghasil kakao terbesar di dunia., dimana menurut jurnal competitiveness of Indonesia s Cocos beans Export in the World Market bahwa produksi pertama ditempati oleh Pantai Gading / Ivory Coast dengan volume 1,49 juta ton kakao dan di tempat kedua 1

2 ditempati oleh Ghana 1,025 juta ton. Selain itu di tahun 2011/2012 produksi kakao Indonesia mengalami pengurangan dengan rata-rata sebesar 3,16% dimana Pantai Gading dan Ghana berkebalikan dengan Indonesia, mengalami pertumbuhan produksi sebesar 1,63% dan 5,99%. Produksi Kakao (ton) 2009-2013 800 600 400 200 0 741.981772.771 644.688687.247 665.401 32.998 34.604 30.407 34.7434.37323.83725.879 33.17 29.42929.582 2009 2010 2011 2012 2013 PR/perkebunan rakyat PBN/pemerintah PBS/Pribadi 2015*) estimasi Gambar 1.1 Produksi Kakao (ton) tahun 2009-2013 Sumber : Direktorat Jendral Perkebunan 2009-2013 Dari gambar 1.1, grafik diatas dapat menjelaskan bahwa total produksi tahun 2009 adalah sebesar 809.583, tahun 2010 sebesar 837.918, tahun 2011 sebesar 712.231, tahun 2012 sebesar 740.513, dan tahun 2013 ditotal sebesar 720.862 ton. Selain itu terlihat pula adanya ketidakstabilan dalam hal jumlah produksi kakao, dimana hal itu akan berdampak pada volume ekspor, maka dari itu terdapat beberapa penyebab terjadinya penurunan pada produksi kakao yang disebutkan dalam LokaKarya Kakao Indonesia 2013 antara lain disebabkan oleh: 1. Umur tanaman yang sudah menua 2. Menuanya umur produsen/petani biji kakao 3. Serangan hama dan penyakit 4. Menurunnya tingkat kesuburan tanah 5. Kurang tertarik generasi penerus untuk menjadi petani biji kakao 6. Persaingan penggunaan lahan antara budidaya biji kakao dan komoditas lainnya

3 Dalam kegiatan produksi kakao, untuk bisa menghasilkan kakao diperlukan lahan. Lahan ini harus dimaksimalkan agar hasil produksi juga maksimal. Lahan yang maksimal didukung dengan cara penanaman kakao yang benar, teknik yang digunakan, dan pemberian pupuk supaya buah kakao tidak terserang hama dan penyakit. Produksi kakao yang dihasilkan di Indonesia ini dihasilkan dari perkebunan rakyat, perkebunan negara dan perkebunan swasta dan didominasi oleh perkebunan rakyat. Perkebunan di Indonesia ini sendiri sebagian besar didominasi oleh perkebunan rakyat namun kepemilikan per petaninya sangat kecil hanya rata-rata berkisar 1 ha per petani, namun luas perkebunan rakyat ini 92,7% dari total perkebunan kakao Indonesia, dimana sisanya dimiliki oleh perkebunan negara dan swasta. Setelah membahas produksi yang berkaitan erat dengan luas areal, maka harga merupakan faktor yang juga diperlukan dalam kegiatan ekspor. Harga merupakan komponen yang penting dalam suatu perdagangan baik domestik maupun internasional. Menurut data dari Pengantar Bisnis Edisi 8 Buku 2 (Nickels; McHugh:2010: 138-140) mengatakan bahwa penentuan harga sangatlah penting bagi pemasaran dan pengembangan produk sehingga dijadikan menjadi salah satu dari 4P (Product, Price, Promotion, Place). Menurut Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia yang dirangkum dalam buku berjudul Buku Pintar Budi Daya Kakao cara paling mudah untuk memperkirakan tingkat harga yang akan terjadi pada tahun mendatang adalah berdasarkan data stok kakao pada akhir tahun, stok kakao yang melimpah akan menekan harga, demikian juga dengan stok yang yang terbatas maka harga akan naik juga. Harga kakao internasional memiliki keterkaitan erat dengan harga kakao domestik hal ini disebabkan karena petani Indonesia mengikuti dengan harga bursa New York sebagai acuan dalam menetapkan harga, sehingga tidak bisa ditentukan sendiri, tidak bisa juga disesuaikan dengan permintaan konsumen. Banyak faktor yang saling berpengaruh terhadap terbentuknya harga. Selama ini faktor pasokan kakao yang saling berpengaruh terhadap tingkat harga di samping faktor permintaan. Penyebabnya adalah beberapa kontrak pembelian, pengiriman dan

4 tingkat harga sudah disetujui selama 1 tahun yang akan datang. Harga kakao Indonesia berubah-ubah dan cenderung rendah untuk kakao dari Indonesia karena kakao Indonesia yang non fermentasi berbeda dengan negara pesaingnya Pantai Gading dan Ghana. Setelah membahas keseluruhan variabel, maka kakao ini akan diekspor ke negara-negara besar seperti Singapura, Malaysia, Amerika Serikat dan lain-lain. Pengertian ekspor itu sendiri adalah kegiatan menjual barang ke luar dengan tujuan untuk mendapat keuntungan, memperluas pasar serta meningkatkan devisa bagi negara. Ekspor Indonesia beragam, dari berbagai komoditi seperti kakao, kelapa sawit, ekspor bahan mentah, sayuran dan lain-lain. Ekspor kakao Indonesia cukup tinggi ke berbagai negara tujuan, sehingga pada tahun 2011 pemerintah mengeluarkan kebijakan tarif ekspor untuk mengurangi arus ekspor kakao dalam rangka pengembangan industri dalam negeri. Kebijakan ini berupa SNI (Standar Nasional Indonesia) untuk kakao dan bubuk kakao yang dikeluarkan tahun 2010. Ekspor kakao bisa beragam jenis namun yang paling menguntungkan adalah biji kakao. Ekspor biji kakao masih dominan dibanding ekspor produk olahan kakao dan produk akhir kakao. Ekspor kakao dalam bentuk biji diekspor ke beberapa negara seperti Malaysia, Singapura, Thailand, China, India, Jerman, United States. Berikut ini adalah tabel volume dan nilai ekspor Indonesia dalam hal kakao. Tabel 1.1 Volume dan Nilai Ekspor Kakao Indonesia Tahun 2009-2013 Tahun Ekspor Volume (ton) Nilai (US$) 2009 535.236 1.413.535 2010 552.880 1.643.726 2011 410.257 1.345.429 2012 387.790 1.053.533 2013 414.092 1.151.494 Sumber : Direktorat Jendral Perkebunan 2009-2013 Data tabel 1.1 menunjukkan bahwa volume ekspor kakao Indonesia dari tahun 2010 menurun cukup banyak dan yang paling rendah volume ekspor kakao Indonesia itu terjadi pada tahun 2012.

5 Pada tahun 2015, ekspor kakao Indonesia menurun dikarenakan kualitas yang kurang baik. Kualitas produk olahan kakao yang dihasilkan sangat tergantung kepada kualitas biji kakao dan proses pengolahan. Salah satu faktor yang sangat menentukan adalah proses fermentasi biji kakao. Kakao Indonesia khususnya yang dihasilkan oleh rakyat, dihargai paling rendah di pasaran Internasional, karena didominasi oleh biji-biji non fermentasi. Petani lebih memilih non fermentasi karena mereka lebih cepat dalam mendapat keuntungan ketimbang harus menunggu hasil fermentasi kakao memakan waktu yang cukup lama. Dibalik kualitas kakao Indonesia yang kurang baik, Indonesia tetap melakukan ekspor kakao dikarenakan ada 6 alasan lain, yaitu: 1. Ketersediaan dan kemudahan akses terhadap sumber permodalan 2. Tingkat konsumsi dalam negeri 3. Lemahnya industri pendukung khususnya industri benih/pembibitan kakao 4. Standarisasi mutu 5. Intensitas persaingan antara produsen kakao dalam negeri 6. Kesempatan atau peluang yaitu trend konsumsi kakao dunia yang terus meningkat 1.2 Formulasi Masalah 1. Apakah pengaruh antara jumlah produksi dengan kenaikan/penurunan ekspor kakao Indonesia? 2. Apakah pengaruh antara luas areal dengan kenaikan/penurunan ekspor kakao Indonesia? 3. Apakah pengaruh antara harga dengan kenaikan/penurunan ekspor kakao Indonesia? 4. Bagaimana pengaruh jumlah produksi dan luas areal bisa mempengaruhi kenaikan/penurunan ekspor kakao? 5. Bagaimana pengaruh luas areal dan harga kakao bisa mempengaruhi kenaikan/penurunan ekspor kakao? 6. Bagaimana pengaruh jumlah produksi dan harga kakao bisa mempengaruhi kenaikan/penurunan ekspor kakao?

6 7. Bagaimana pengaruh jumlah produksi, luas areal dan harga kakao bisa mempengaruhi kenaikan/penurunan ekspor kakao? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah dan latar belakang dari penelitian ini, maka peneliti mempunyai tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui apakah jumlah produksi kakao mencukupi untuk kebutuhan ekspor kakao Indonesia dan apakah mempengaruhi volume ekspor 2. Untuk mengetahui jumlah luas areal di Indonesia mencukupi untuk penanaman kakao atau tidak dan mempengaruhi volume ekspor atau tidak 3. Untuk mengetahui apakah harga jual kakao yang fluktuatif mempengaruhi jumlah volume ekspor kakao Indonesia 4. Untuk mengetahui apakah jumlah produksi dan luas lahan kakao mempengaruhi volume ekspor kakao Indonesia 5. Untuk mengetahui apakah luas lahan kakao dan harga kakao mempengaruhi terhadap volume ekspor kakao Indonesia 6. Untuk mengetahui apakah jumlah produksi dan harga kakao mempengaruhi terhadap volume ekspor kakao Indonesia 7. Untuk mengetahui apakah jumlah produksi, luas lahan dan harga kakao mempengaruhi terhadap volume ekspor kakao Indonesia 1.4 Manfaat Penelitian Dengan diadakannya penelitian ini, maka dapat diharapkan akan memberikan manfaat antara lain : 1. Bagi penulis, dapat berguna untuk menambah pengetahuan tentang faktorfaktor yang dapat mempengaruhi ekspor kakao Indonesia 2. Bagi pembaca, hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan referensi untuk penelitian yang selanjutnya. 3. Bagi pihak akademik, hasil penelitian ini dapat menjadi bahan referensi untuk

penelitian selanjutnya dan menambah pengetahuan di sektor komoditi kakao Indonesia 7 1.5 Ruang Lingkup Penelitian dapat dilakukan dengan batasan ruang lingkup sebagai berikut : 1. Data yang di analisis dalam periode tahun 2009 sampai dengan 2013 2. Data yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS) atau pada web www.bps.go.id 3. Data yang diperoleh dari Direktorat Jendral Perkebunan tahun 2009-2013 4. Data yang diperoleh dari web kakao internasional icco.org 5. Data yang diperoleh dari buku mengenai kakao dan yang berhubungan dengan topik skripsi penulis

8 1.6 State of Art Tabel 1.2 State Of The Art No Nama Jurnal Judul Jurnal Penulis Keterangan 1 International Competitiveness Journal of Indonesia s of Cocoa Beans Trade, Export in the Economics World Market and Finance, Vol. 4, No. 5, October 2013 Amzul Rifin Isi dari jurnal ini adalah mengenai persaingan eksport biji kakao (cocoa bean) yang dialami Indonesia, dimana Indonesia bersaing dengan Ghana dan Nigeria 2 Contributed The Effect of Amzul Rifin Dalam jurnal ini paper Export Tax on Departement dibahas prepared for Indonesia s Cocoa of mengenai export presentation Export Agribusiness, tax cocoa, at the Competitiveness Faculty of membandingkan 57th Economics produksi ketiga AARES and Negara produsen Annual Management, cocoa yaitu Conference, Bogor Indonesia Ghana Sydney, Agricultural dan Nigeria, New South University, pertumbuhan Wales, Indonesia ekspor cocoa, 5th-8th Dahlia Nauly jumlah produksi February Master cocoa tiap

9, 2013 Student, Negara, pasar Agribusiness untuk cocoa Program, sendiri Negara Syarif apa saja. Hidayatullah State Islamic University, Jakarta Indonesia 3 Analisis Analysis of -Anggita Perdagangan Perdagangan Indonesian Cocoa Tresliyana kakao Indonesia Kakao Trade in Suryana, yang mengalami Indonesia di International -Anna perkembangan Pasar Market Fariyanti, yang baik Internasional -Amzul Rifin disertai kebijakan dari pemerintah yang mendukung untuk mengembangkan kakao Indonesia 4 Pengaruh The Impact Of -Abdul Muis Peningkatan Pencapaian Export Tax And Hasibuan industry hilir Kebijakan Cocos Gernas -Rita yang penting Penerapan Program Nurmalina untuk Bea Ekspor Achievement To -Agus meningkatkan dan Gernas Cocoa Wahyudi daya saing Kakao Downstream produk kakao di Terhadap Industry pasar

10 Kinerja Performamce And internasiona. Hal Industri Hilir Farmers Revenue ini dilakukan dengan program Gernas Kakao dan Kebijakan Tarif Ekspor yang memberikan pengaruh negative terhadap para - petani 5 Pengaruh Pengaruh -Ratna Puspita Berisi beberapa Produksi Produksi Kakao -Kadarisman teori mengenai Kakao Domestik, Harga Hidayat harga, produksi Domestik, Kakao -Edy Yulianto serta Harga Internasional dan menjelaskan Kakao Nilai Tukar hubungan antara Internasional Terhadap Ekspor Produksi Kakao dan Nilai kakao Indonesia domestic Tukar ke Amerika terhadap ekspor Terhadap Serikat kakao dan Ekspor dampaknya kakao seperti apa, Indonesia ke menjelaskan Amerika juga hubungan Serikat harga kakao dengan kegiatan ekspor. Menjelaskan pula mengenai regresi berganda

11 yang dipakai sebagai metode dalam jurnal. Serta penjelasam uji asumsi klasik (normalitas, autokorelasi). 6 Peningkatan Peningkatan Rubiyo dan Membahas Produksi dan Produksi dan Siswanto mengenai Pengembang Pengembangan variabel an Kakao Kakao di produksi, luas (Theobroma Indonesia areal serta harga cacao L.) di dan volume Indonesia ekspor. Membahas pula mengenai Gernas Kakao yang menjadi program dari pemerintah, alasan mengapa produksi kakao rendah, hama dan penyakit yang menyerang kakao. Perkembangan produksi kakao dunia juga dijelaskan serta konsumsi di luar negeri seperti

12 apa Menjelaskan pula bahwa produksi kakao berpengatuh pada luas lahan kakao dan mengelelo tanaman kakao agar lebih berkualitas.

vi 13