Fungsi Makanan Dalam Perawatan Orang Sakit

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

LEMBAR KERJA. Lembar kerja ini intinya diadopsi dari tulisan karya DR. SUS WIDAYANI, M.Si.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Jumlah dan Cara Pengambilan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG Penyelenggaraan kegiatan pelayanan gizi di Rumah Sakit, pada dasarnya terdiri dari kegiatan pengadaan makanan,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. atrofi otot karena kurang bergerak. Atrofi (penyusutan) otot menyebabkan otot

PROSES ASUHAN GIZI TERSTANDAR (PAGT) INSTALASI GIZI RSU HAJI SURABAYA

PENGERTIAN DAN JENIS MAKANAN. Rizqie Auliana

Pedoman umum mengacu pada prinsip gizi seimbang: tumpeng gizi seimbang (TGS) Gizi seimbang bertujuan mencegah permasalahan gizi ganda Bentuk pedoman

BAB I PENDAHULUAN. dan keserasian antara perkembangan fisik dan perkembangan mental. Tingkat. lampau, bahkan jauh sebelum masa itu (Budiyanto, 2002).

REHABILITASI PADA LAYANAN PRIMER

aureus, Stertococcus viridiansatau pneumococcus

LAPORAN PENDAHULUAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI DI RS ROEMANI RUANG AYUB 3 : ANDHIKA ARIYANTO :G3A014095

REHABILITASI PADA LAYANAN PRIMER

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di Indonesia, masih ditemukan berbagai masalah ganda di bidang kesehatan. Disatu sisi masih ditemukan penyakit

BAB I PENDAHULUAN. pada macam pembedahan dan jenis penyakit penyerta.

Gejala Diabetes pada Anak yang Harus Diwaspadai

Pelayanan Kesehatan bagi Anak. Bab 7 Gizi Buruk

BAB I KONSEP DASAR. menderita deferensiasi murni. Anak yang dengan defisiensi protein. dan Nelson membuat sinonim Malnutrisi Energi Protein dengan

OLEH : KELOMPOK 5 WASLIFOUR GLORYA DAELI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III RESUME KEPERAWATAN

BAB 1 PENDAHULUAN. penunjang medik yang merupakan sub sistem dalam sistem pelayanan. mempunyai peranan penting dalam mempercepat tercapainya tingkat

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum Rumah Sakit RSUD dr. Moewardi. 1. Rumah Sakit Umum Daerah dr. Moewardi

PEDOMAN PELAYANAN GIZI KLINIK

BAB 1 : PENDAHULUAN. dijadikan sebagai contoh bagi masyarakat dalam kehidupan sehari hari. Makanan

PENATALAKSANAAN DIIT PADA HIV/AIDS. Susilowati, SKM, MKM.

No Jabatan Jumah (orang) Kepala Instalasi Gizi Petugas konsultasi

Metode Pemecahan Masalah Farmasi Klinik Pendekatan berorientasi problem

Esti Nurwanti, S.Gz., Dietisien., MPH

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. PENGUMPULAN/PENYAJIAN DATA DASAR SECARA LENGKAP

BAB I PENDAHULUAN. peradangan sel hati yang luas dan menyebabkan banyak kematian sel. Kondisi

A. Asuhan nutrisi pada pasien HIV Aids

BAB II KERANGKA TEORI DAN HIPOTESIS. 1. Berat Badan Pasien Schizofrenia dengan Gizi Kurang

Kekurangan volume cairan b.d kehilangan gaster berlebihan, diare dan penurunan masukan

Mengatur Berat Badan. Mengatur Berat Badan

BAB I PENDAHULUAN. akibat kanker setiap tahunnya antara lain disebabkan oleh kanker paru, hati, perut,

Perawatan kehamilan & PErsalinan. Intan Silviana Mustikawati, SKM, MPH

BAB 1 PENDAHULUAN. menjadi penyakit multisistemik yang disebabkan oleh kuman Salmonella

KEBUTUHAN NUTRISI PADA ANAK. ANITA APRILIAWATI, Ns., Sp.Kep An Pediatric Nursing Department Faculty of Nursing University of Muhammadiyah Jakarta

BAB I PENDAHULUAN. yang terjadi pada usus kecil yang disebabkan oleh kuman Salmonella Typhi.

LAPORAN KASUS / RESUME DIARE

BAB I PENDAHULUAN. derajat kesehatan yang optimal (Sarwono, 2002). Sejak awal pembangunan kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. TB Paru merupakan penyakit yang disebabkan oleh. Mycobacterium tuberculosis, yaitu kuman aerob yang mudah mati dan

SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan. Mencapai derajat sarjana S-1. Diajukan Oleh : NURHIDAYAH J FAKULTAS KEDOKTERAN

BAB I PENDAHULUAN. sumsum tulang yang paling sering ditemukan pada anak-anak (Wong et al, normal di dalam sumsum tulang (Simanjorang, 2012).

ASUHAN KEPERAWATAN DEMAM TIFOID

Keluhan dan Gejala. Bagaimana Solusinya?

CATATAN PERKEMBANGAN. Implementasi dan Evaluasi Keperawatan No. Dx Hari/tanggal Pukul Tindakan Keperawatan

Kanker Usus Besar. Bowel Cancer / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved

ETIOLOGI : 1. Ada 5 kategori virus yang menjadi agen penyebab: Virus Hepatitis A (HAV) Virus Hepatitis B (VHB) Virus Hepatitis C (CV) / Non A Non B

glukosa darah melebihi 500 mg/dl, disertai : (b) Banyak kencing waktu 2 4 minggu)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bentuk variabel tertentu atau perwujudan dari nutritute dalam bentuk. variabel tertentu ( Istiany, 2013).

BAB III ANALISA KASUS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III RESUME KEPERAWATAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGKAJIAN PNC. kelami

BAB I PENDAHULUAN. seseorang oleh karena gangguan keseimbangan karbohidrat, lemak dan

BAB I PENDAHULUAN. nutrisi dari makanan diet khusus selama dirawat di rumah sakit (Altmatsier,

BAB III RESUME KEPERAWATAN. Asuhan Keperawatn Keluarga dilakukan pada tanggal 01 Januari 2008

Syarat makanan untuk bayi dan anak :

VIRUS HEPATITIS B. Untuk Memenuhi Tugas Browsing Artikel Webpage. Oleh AROBIYANA G0C PROGRAM DIPLOMA III ANALIS KESEHATAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III TINJAUAN KASUS. Pengkajian dilakukan pada tanggal 8 Mei 2007 jam : Jl. Menoreh I Sampangan Semarang

BAB I PENDAHULUAN. Pola penyakit yang diderita masyarakat telah bergeser ke arah. penyakit tidak menular seperti penyakit jantung dan pembuluh darah,

MENGATASI KERACUNAN PARASETAMOL

haluaran urin, diet berlebih haluaran urin, diet berlebih dan retensi cairan beserta natrium ditandai dengan - Pemeriksaan lab :

BAB I PENDAHULUAN. Albumin merupakan protein terbanyak dalam plasma, sekitar 60% dari total

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan kesehatan di Indonesia saat ini dihadapkan pada dua

SKRINING DAN PENILAIAN NUTRISI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Obat Herbal Diabetes Kering

LAMPIRAN 2 SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN UNTUK IKUT SERTA DALAM PENELITIAN (INFORMED CONSENT)

PENGARUH PEMBERIAN DIIT DM TINGGI SERAT TERHADAP PENURUNAN KADAR GULA DARAH PASIEN DM TIPE-2 DI RSUD SALEWANGANG KAB. MAROS

PANDUAN ATAU PEDOMAN PELAYANAN GIZI RUMAH SAKIT

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit diabetes melitus (DM) adalah kumpulan gejala yang timbul pada

CLINICAL PATHWAY APENDISITIS AKUT

BAB I PENDAHULUAN. Dengan adanya metode sectio caesarea, bukan hanya ibu yang akan menjadi aman

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Diet Diabetes Mellitus

UPTD PUSKESMAS KAMPAR KIRI

Awal Kanker Rongga Mulut; Jangan Sepelekan Sariawan


BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. Agus Yohena Zondha (2010), membahas mengenai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Ditetapkan Tanggal Terbit

PENDAHULUAN Latar Belakang

3 KUESIONER PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia, yang menimbulkan

BAB I PENDAHULUAN. adalah suatu kondisi terganggunya metabolisme di dalam tubuh karena

SATUAN ACARA PERKULIAHAN DIETETIKA BG 300

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Kanker Prostat. Prostate Cancer / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved

BAB I PENDAHULUAN. oleh infeksi saluran napas disusul oleh infeksi saluran cerna. 1. Menurut World Health Organization (WHO) 2014, demam tifoid

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. DM suatu penyakit dimana metabolisme glukosa yang tidak normal, yang terjadi

Transkripsi:

P e n g e r t i a n D i e t DASAR DIETETIK M u s l i m, M P H l m u D i e t I Cabang ilmu gizi yang mengatur pemberian makan pada kelompok/perorangan dalam keadaan sehat/sakit dengan memperhatikan syarat gizi dan sosial ekonomi. e r a p i D i e t T Bagian dari dietetika yang khusus memperhatikan penggunaan makan untuk tujuan penyembuhan. D i e t adalah makanan dan minuman yang dikonsumsi orang secara teratur setiap hari. jumlah dan jenis makanan yang dibutuhkan dalam situasi tertentu, seperti menurunkan atau menaikkan berat badan diet yang dilakukan sangat tergantung pada usia, berat badan, konsidi kesehatan dan banyaknya kegiatan yang dilakukan dalam sehari Fungsi Makanan Dalam Perawatan Orang Sakit Salah satu bentuk terapi diet Penunjang pengobatan Tindakan medis T u j u a n T e r a p i D i e t 1. Memperoleh status gizi yang baik 2. Memperbaiki defisiensi gizi 3. Mengistirahatkan organ tubuh 4. Menyesuaikan asupan/intake dengan kemampuan tubuh 5. Mengubah berat badan bila diperlukan Psikologis Memisahkan dari kebiasaan kehidupan sehari-hari Memasuki lingkungan yang masih asing (dokter dll) Perubahan makanan (macam, cara hidangkan, tempat makan, waktu makan, dengan siapa makan dll) Rasa tidaksenang, rasa takut karenasakit, ketidakbebasan bergerak putus asa Putus asa mual, hilang nafsu makan Bentuk diit (cair, lunak sesuai keadaan penyakit) bahagia/cemas Perawat menjelaskan, mengurangi tekanan psikologis

Sosial Budaya Orang sakit kelompok berbeda, adat istiadat, kepercayaan, kebiasaan, pandangan hidup Macam hidangan netral Kebiasaan makan bersama perlu ditemani anggota keluarga Keadaan Jasmani Jasmani pasien menentukan konsistensi diit Lemah, kesadaran menurun diit khusus Gangguan pernafasan makan lebih lama Tidak baik nafsu makan porsi kecil, sering Usia lanjut porsi kecil, lunak Penyakit kronis perawatan lebih lama membawa masalah makan Orang sakit hapal makanan perlu adanya modifikasi menu dari rumah Keadaan Gizi Penderita Jarang dilakukan Perawat memperoleh informasi pola makan dirumahnya, kebiasaan makan, sikap terhadap makanan D a s a r P e n e n t u a n D i e t B a g i O r a n g S a k i t Memenuhi kebutuhan gizi Diet khusus berpola makanan biasa Diet khusus fleksibel (kebiasaan, kesukaan, kepercayaan dll) Mempertimbangkan pekerjaan sehari-hari Bahan makanan yang dapat diterima Bahan makanan alami, mudah didapat, mudah diolah, lazim dimakan Pasien tujuandiit Diet khusus segera makanan biasa Diet khusus indikasi kuat dan memang diperlukan Bisamakanmulut berikanmulut P e l a y a n a n G i z i D i R u m a h S a k i t Pelayanan kesehatan yang diberikan pada pasien mencakup : 1. Pelayanan medis : obat, tindakan bedah 2. Pelayanan/asuhan keperawatan 3. Pelayanan gizi/asuhan nutrisi Proses pelayanan gizi rawat inap dan rawat jalan terdiri atas 4 tahap: 1. Assement atau pengkajian gizi 2. Penatalaksanaan pelayanan gizi 3. Implementasi pelayanan gizi 4. Monitoring dan evaluasi pelayanan gizi

P e n a t a l a k s a n a a n P e l a y a n a n G i z i I d e n t i t a s Dalam merencanakan pelayanan gizi untuk pasiendiperlukan data-data yang harus dikumpulkan dan sebagai berikut: Data awal 1. Identitas 2. Subyektif 3. Obyektif 4. Assesment 5. Planning/Penatalaksanaan Nama Umur Seks Alamat D a t a S u b y e k t i f D a t a O b y e k t i f Keluhan utama Riwayat penyakit sekarang Riwayat penyakit dahulu Riwayat penyakit keluarga Keadaan Sosek: Latar belakang suku, agama, suami/istri, anak, penghasilan, status tempat tinggal Keadaan/lingkungan hidup: Luas tanah, keadaan rumah dan lingkungan Kebiasaan hidup sebelum dirawat Pemeriksaan fisik Pemeriksaan klinik Pemeriksaan laboratorium : darah, urin, feses,dahak Pemeriksaan lain/rontgen Hasil anamnesa gizi : kebiasaan makan, frekuensi, pola makan, pantangan, hasil analisis recall makanan Pemeriksaan antropometri : TB, BB, BB ideal, IMT, LLA, Tebal lemak bawah kulit A s s e s m e n t P l a n n i n g / P e n a t a l a k s a n a a n Diagnosa sementara Diagnosa akhir Terapi diet Macam dan bentuk diet Prinsip diet Tujuan diet Syarat diet Perhitungan kebutuhan energi dan zatzat gizi Menu

Parameter yang perlu dimonitor untuk memantau perkembangan penyakit Misal : Berat badan Jumlah makanan yang masuk Pemeriksaan laboratorium Rencana penyuluhan dan konsultasi gizi Misal :Penjelasan diet dan cara membuat variasi menu S t a n d a r M a k a n a n R u m a h S a k i t Makanan Biasa Makanan Lunak Makanan Saring Makanan Cair M a k a n a n B i a s a Makanan biasa diberikan kepada penderita yang tidak makanan khusus sehubungan dengan penyakitnya. Susunan makanan sama dengan makanan orang sehat, hanya tidak diperbolehkan makanan yang merangsang atau yang dapat menimbulkan gangguan pencernaan. Makanan ini cukup energi, protein dan zatzat gizi lain. M a k a n a n L u n a k Makanan lunak diberikan kepada penderita sesudah operasi tertentu dan pada penyakit infeksi dengan kenaikan suhu yang tidak terlalu tinggi:37,5c 38C. Menurut keadaan penyakit, makanan lunak dapat diberikan langsung kepada penderita atau merupakan perpindahan dari makanan saring ke makanan biasa. Makanan ini mudah cerna, rendah serat dan tidak mengandung bumbu yang merangsang. Makanan ini cukup energi, protein dan zat-zat gizi lain. M a k a n a n S a r i n g Diberikan kepada penderita sesudah mengalami operasi tertentu, pada infeksi akut, termasuk infeksi saluran pencernaan seperti gastro enteritis dengan kenaikan suhu badan > 39 C serta pada kesukaran menelan. Menurut keadaan penyakit makanan saring dapat diberikan langsung kepada penderita atau merupakan perpindahan dari makanan cair ke makanan lunak. Makanan ini diberikan dalam jangka pendek karena tidak memenuhi kebutuhan gizi terutama energi. Bahan makanan yang tidak boleh diberikan sama dengan makanan lunak. M a k a n a n C a i r Diberikan kepada penderita sebelum dan sesudah operasi tertentu, dalam keadaan mual dan muntah, dengan kesadaran menurun, dengan suhu badan sangat tinggi atau infeksi akut. Makanan ini diberikan berupa cairan jernih yang tidak merangsang dan tidak meninggalkan sisa. Nilai gizi sangat rendah, hingga pemberian hanya dibatasi selama 1 2 hari saja. Contoh: teh,kaldu jernih,airbuburkacang hijau, sari buah, sirop.

M a k a n a n L e w a t P i p a Diberikan kepada penderita yang tidak bisa makan lewat mulut karena: G a n g g u a n j i w a, p r e k o m a, a n o r e k s i a n e r v o s a, k e l u m p u h a n o t o t - o t o t m e n e l a n, a t a u s e s u d a h o p e r a s i m u l u t, t e n g g o r o k a n d a n g a n g g u a n s a l u r a n p e n c e r n a a n. Makanan diberikan berupa sari buah atau cairan kental yang dibuat dari susu, telur, gula dan margarin. Cairan hendaknya dapat dimasukkan melalui pipa karet di hidung, lambung atau rektum. M a k a n a n Y a n g D i b e r i k a n D e n g a n C a r a K h u s u s Tidak dapat makan melalui mulut (penyakit berat, demam terus menerus, luka bakar hebat, kelaparan parah, kanker mulut, faring, oesopagus, koma dll) Pemberian makanan lewat pipa melalui mulut (nasogastric feeding) hidung lambung Pemberian makanan melalui gastrostomi dan jejunostomi makan langsung kelambung/jejunum melalui pembedahan Pemberian makanan melalui pembuluh darah (Intravenous Feeding)/parenteral nutrition operasi saluran pencernaan, luka parah STANDAR MAKANAN KHUSUS DIET TKTP DIET RENDAH ENERGI DIET RG DIET TINGGI SERAT DIET RENDAH SISA DIET PRE PASCA BEDAH DIET LUKA BAKAR DIET KOMPLIKASI KEHAMILAN DIET PENYAKIT SALURAN CERNA DIET PENYAKIT HATI DAN KANDUNGAN EMPEDU DIET JANTUNG DAN PEMBULUH DARAH DIET GINJAL DAN SALURAN KEMIH DIET GOUT ARTRITIS DIET KANKER DIET HIV/AIDS DIET DM FORCE FEEDING DIBERIKAN PADA PASIEN GANGGUAN SALURAN CERNA MAKANAN DALAM BENTUK CAIR DIET RENDAH SISA PORSI KECIL TAPI SERING TIDAK MERANGSANG MENGGUNAKAN PIPA KARET