BAB I PENDAHULUAN. Melalui potensi yang dimiliki oleh manusia, organisasi dapat mencapai

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Sumber Daya Manusia memiliki peranan yang sangat penting dalam suatu

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan diri dan memiliki kualitas ilmu yang tinggi untuk menghadapi

2016 PENGARUH IKLIM ORGANISASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia merupakan faktor yang sangat penting dalam suatu

BAB I PENDAHULUAN. dari perusahaannya Oleh karena itu keberadaan suatu perusahaan yang berbentuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia yang merupakan faktor determinan pembangunan.

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya pertumbuhan penduduk di Indonesia merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan pertumbuhan ekonomi yang terus berkembang dengan

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini, peran listrik sebagai salah satu bentuk energi sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dalam keberlangsungan perusahaan dan pencapaian tujuan. memperoleh, mengembangkan dan mempertahankan sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Satu ungkapan yang dapat menggambarkan seluruh aktivitas

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas dalam perusahaan untuk mencapai tujuan bukan hanya tergantung pada

BAB I PENDAHULUAN. Semua perusahaan memerlukan apa yang berkaitan dengan usaha-usaha. untuk mencapai tujuan tertentu bagi perusahaan tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi saat ini menimbulkan kompetisi di berbagai bidang baik

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi merupakan wadah yang menunjukkan adanya pembagian tugas

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Studi Profil PT PLN (Persero) Unit Pelayanan Jaringan Semarang Selatan

PENGARUH PENEMPATAN TERHADAP EFEKTIVITAS KERJA KARYAWAN DI DINAS PENDIDIKAN KOTA BANDUNG

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia (SDM) merupakan salah satu faktor yang sangat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. canggihnya sumber-sumber daya non-manusia yang dimiliki oleh suatu

BAB I PENDAHULUAN. Krisis keuangan global telah membawa dampak yang besar terhadap

BAB I PENDAHULUAN. yang berhasil diciptakan untuk memudahkan pekerjaan manusia, akan tetapi

BAB II URAIAN TEORITIS. Herfina (2006), Kualitas Sumber Daya Manusia dan Pengaruhnya

BAB I PENDAHULUAN. unit dalam PT PLN (Persero), PT PLN (Persero) merupakan suatu badan usaha

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia dirasakan sangat penting, tidak hanya oleh pemerintah tapi juga oleh

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Triyana, (2006:2) Mangkunegara (2008 : 67), Rivai dan Basri (2005:50)

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya yang mempunyai pikiran dan perasaan yang membedakannya

BAB I PENDAHULUAN. beberapa komponen yang saling berkorelasi, berinterdepedensi serta berintegrasi

BAB I PENDAHULUAN. industri terutama industri pulp dan kertas tumbuh rata-rata sebesar 3,74% per

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan menginginkan pencapaian tujuan tanpa mengalami banyak

BAB 1 PENDAHULUAN. menyuplai serta mengatur pasokan listrik. Perusahaan ini pun meruapakan satusatunya

BAB I PENDAHULUAN. teknologi, dan persaingan, tetapi juga perlu menganalisis faktor internal

BAB I PENDAHULUAN. mesin air, memasak, hingga melalukan pekerjaan rumah tangga lainnya.

BAB 1 PENDAHULUAN. Ade Busana merupakan salah satu perusahaan garment yang bergerak di. Perusahaan yang berlokasi di kawasan Cibogo Lembang ini

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sebaik mungkin. Keberhasilan sebuah perusahaan atau organisasi tidak hanya dari

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Logo PLN. Sumber:

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini sangat. berpengaruh terhadap kemajuan organisasi karena kemajuan menumbulkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Jawa Barat dan Banten Area Pelayanan dan Jaringan Bandung yang bergerak

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia merupakan aset penting yang dimiliki perusahaan.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab pendahuluan secara berturut-turut dibahas tentang latar

BAB I PENDAHULUAN. dalam organisasi untuk mencapai tujuan organisasi. Sehingga perlu diperhatikan

BAB I PENDAHULUAN. penggerak utama dari seluruh kegiatan atau aktifitas dalam mencapai tujuan sekaligus untuk

BAB I PENDAHULUAN. Peran Sumber Daya Manusia dalam suatu organisasi atau perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. di desa Pulo Ampel kabupaten Serang Provinsi Banten ini berdiri dari tahun 1985

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi dewasa ini, sebuah perusahaan bertaraf nasional maupun

BAB I PENDAHULUAN. tertentu. Untuk dapat bersaing dan bertahan, maka organisasi perlu memiliki

BAB I PENDAHULUAN. usaha yang menimbulkan persaingan diantara pelaku-pelaku ekonomi akan

BAB I PENDAHULUAN. aset utama dari suatu instansi maupun perusahaan. Setiap sistem organisasi baik

BABI PENDAHULUAN. psycal asset telah bergeser menuju kearah persaingan pengembangan ilmu

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha saat ini berkembang semakin pesat, hal ini

BAB I PENDAHULUAN. pengelolaan, pemanfaatan, dan pengaturan Sumber Daya Manusia (SDM) dalam

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya yang dimiliki perusahaan, tanpa dukungan sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. Aktivitas suatu perusahaan tidak dapat dipisahkan dari potensi sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. manajemen sumber daya manusia pada tahun 1980-an karena perusahaan WIKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Informasi merupakan suatu sumber daya yang paling utama dalam suatu

BAB I PENDAHULUAN. sebuah industri untuk berusaha lebih produktif. Kesadaran bahwa pada era ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. hidup, sebab organisasi adalah himpunan manusia untuk dapat memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini berbagai sektor kehidupan telah mengalami perubahan

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaan maupun kebudayaan menuntut setiap individu untuk mempunyai daya. pendidikan, pekerjaan maupun kebudayaan tersebut.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. ini, pemenuhan pelayanan berkualitas bagi perusahaan kemudian tidak jarang

BAB I PENDAHULUAN. bermanfaat, oleh karena itu diperlukan pula tenaga kerja yang benar-benar

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan lajunya perkembangan teknologi dewasa ini, listrik

PERANAN AUDIT OPERASIONAL DALAM MENINGKATKAN EFEKTIVITAS PENGENDALIAN BIAYA OPERASI

BAB I PENDAHULUAN. dengan sarana dan prasarana serta sumber dana yang berlebihan, tetapi tanpa

BAB I PENDAHULUAN. (Sumber: republika.co.id, diakses tanggal 2 April 2016) bergerak di bidang public serviceberusaha meningkatkan kualitas pelayanan

BAB 1 PENDAHULUAN. listrik di seluruh Indonesia (rasio electricity). Jakarta sebagai ibukota negara, pusat

BAB I PENDAHULUAN. maupun tumpuan bagi perusahaan untuk tetap dapat bertahan. Sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. penggerak dan penentu jalannya suatu organisasi. Dari sudut pandang manajemen

BAB I PENDAHULUAN. mereka yang terlibat dalam kegiatan operasional perusahaan mulai dari tingkat

PANDUAN PELAKSANAAN INTERNSHIP PROGRAM TAHUN Transformator tenaga (transmisi) Gas Insulated Switchgear (transmisi)

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan bisnis terutama di bidang pariwisata yang semakin kompetitif, menuntut

BAB I PENDAHULUAN. oraang-orang yang dipilih secara khusus untuk melaksanakan tugas

BAB I PENDAHULUAN. Djawatan Angkutan Motor Republik Indonesia (DAMRI) salah satu badan usaha milik negara yang menyediakan layanan transportasi

BAB I PENDAHULUAN. dan meningkatkan fungsi kinerja perusahaan untuk mencapai kesejahteraan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN Bentuk, Bidang, dan Perkembangan usaha

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan adanya suatu koordinasi yang baik antara fungsi-fungsi yang ada di dalam

BAB I PENDAHULUAN. untuk mencapai tujuannya, sumber daya manusia sering juga disebut sebagai

BAB I PENDAHULUAN. menyalurkan dana tanggung jawab sosial atau Corporate Social Responsibility

BAB 1 PENDAHULUAN. dirinya guna menemukan dan mengembangkan jati dirinya masing-masing. Untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang berada di bawah Badan Pengelola

BAB I PENDAHULUAN. dan usaha manusia. Selama hampir satu abad, upaya peningkatan Produktivitas

2015 HUBUNGAN PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN KARIER DENGAN MOTIVASI KERJA KARYAWAN DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. Pengambilan keputusan merupakan hal yang sangat penting dalam suatu perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. pimpinan perusahaan untuk menjaga eksistensi dan kelangsungan perusahaannya.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. penelitian yang berjudul Pengaruh Pengembangan Karir dan Komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kegiatan atau operasional sehari-hari dengan kata lain lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. bagi seluruh sektor ekonomi termasuk pada lembaga keuangan perbankan syariah

BAB I PENDAHULUAN. penggerak seluruh aktivitas perusahaan (Larasati, 2014). Setiap perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. menghambat dan mengganggu kelancaran operasional dan sebagai akibatnya

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi telah memasuki berbagai lapisan kehidupan di dunia termasuk

BAB I PENDAHULUAN. Suatu perusahaan dibentuk untuk mencapai tujuan bersama, untuk

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sumber daya manusia memiliki peranan yang sangat penting dalam suatu organisasi perusahaan, terutama bila dibandingkan dengan sumber daya lainnya. Melalui potensi yang dimiliki oleh manusia, organisasi dapat mencapai kesuksesan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dengan demikian sumber daya manusia dapat dikatakan sebagai faktor penentu keberhasilkan dalam organisasi dalam mencapai tujuan. Veitzal Rivai dan Ella Jauvani Sagala (2011:10) mengemukakan bahwa Berhasil atau gagalnya pelaksanaan fungsifungsi perusahaan sangat bergantung pada sejauh mana kualitas sumber daya manusianya. SDM yang berkualitas akan sangat menentukan maju mundurnya bisnis perusahaan di masa mendatang. Bagi negara-negara berkembang, persoalan yang sering dihadapi adalah rendahnya kualitas sumber daya manusia (SDM). Rendahnya kualitas SDM merupakan penghalang pembangunan ekonomi suatu bangsa. Persoalan ini semakin rumit sehubungan dengan masuknya era globalisasi dimana masyarakat dunia saling terhubung dalam berbagai aspek kehidupan yang juga menimbulkan dampak tingkat persaingan yang semakin tinggi. Dengan masuknya era globalisasi menciptakan suatu persaingan skill (keterampilan) dan knowledge (pengetahuan) bagi setiap pekerja. Dika Rimadhiani Astika, 2014 Pengaruh kompetensi terhadap kinerja karyawan PT PLN (PERSERO) distribusi Jawa Barat dan Banten di area pelayanan jaringan Cimahi Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu

2 Bidang ekonomi merupakan salah satu sektor kehidupan yang memegang peranan penting dalam suatu negara. Negara dikatakan maju apabila dapat mengelola sektor ekonomi dan sektor lainnya secara seimbang. Salah satu yang sangat mempengaruhi ekonomi negara adalah peran penting energi listrik yang dikelola oleh Perusahaan Listrik Negara (PLN). Pelayanan masyarakat (Public Service) merupakan salah satu aktivitas pemerintah yang selalu menjadi perhatian masyarakat. Opini masyarakat tentang berbagai aktivitas pemerintah dalam bidang pelayanan cenderung lebih banyak yang bernada negatif dibandingkan dengan yang bersikap positif. Hal ini tercermin dari banyaknya target kinerja perusahaan yang tidak terealisasi terangkat keranah publik. PLN merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang didirikan untuk mentransmisikan tenaga listrik dari pusat-pusat pembangkit yang bertenaga air, diesel, tenaga uap berbahan bakar batu bara maupun gas, ke pengguna akhir seperti kawasan industri, komersial, pemukiman maupun sarana publik. Saat ini tenaga listrik sudah menjadi kebutuhan primer bagi masyarakat. Dapat dilihat, listrik sangat mempengaruhi hampir disegala bidang seperti bidang ekonomi, bidang pendidikan, serta bidang kesehatan. Dari segi ekonomi, pertumbuhan ekonomi di Indonesia sangat tergantung dari tenaga listrik sebagai sumber kehidupan usahanya. Sebagai BUMN yang mempunyai peranan yang sangat penting dalam setiap sendi hidup masyarakat Indonesia PLN selalu dituntut untuk memberikan yang terbaik bagi para pelanggannya. Menurut General Manager PLN APJ Cimahi, Nuryasfin, pada 2012 pihaknya memasang target 30.000 pelanggan. Tapi

3 realisasinya pelanggan yang tercapai hanya 21.740 sambungan baru. Karena itu pihaknya menilai secara keseluruhan kinerja PLN Cimahi selama 2012 belum menunjukkan hasil yang memuaskan. Selain dari pecapaian target sambungan baru, juga kinerja menurun tersebut terlihat dari upaya penurunan gangguan jaringan hanya mencapai 40% selama tahun 2012. Selain itu, efisiensi jaringan dari 5,8% pada tahun 2011 menjadi 4,7 % pada tahun 2012. "Sedangkan untuk rasio elektrifikasi menurun menjadi 71% dari sebelumnya 76%". Menurut Nuryasfin, dilihat dari tingkat lamanya gangguan pun mengalami kenaikan dibandingkan 2011 yang mencapai 18 menit per pelanggan per tahun menjadi 39,6 menit per pelanggan per tahun. Begitu pun untuk gangguan per tahunnya belum bisa ditekan dari sebelumnya 0,41 menjadi 0,91 atau naik 50% (CIMAHI/pln-cimahi-bidik-30-ribu-pelanggan-baru.html). Hal ini membuat posisi PLN sangat peka terhadap perlakuan pelanggan, sehingga pihak perusahaan dituntut untuk mempunyai kemampuan yang tinggi dalam memenuhi kebutuhan pelanggan (service yang prima), agar mendapatkan loyalitas pelanggan terhadap perusahaan. Selain itu PLN juga dituntut untuk memberikan yang terbaik bagi para karyawannya. Bagaimanapun karyawan memegang peranan penting didalam perusahaan. Untuk mencapai tujuan perusahaan perlu adanya penggerak bagi karyawan sehingga dapat mencapai kinerja maksimal. Belum optimalnya kinerja karyawan di PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat Dan Banten di APJ Cimahi dapat dilihat dari hasil akhir penilaian sasaran kinerja selama empat tahun terakhir, seperti yang tertera pada Tabel 1.1:

4 TABEL 1.1 HASIL AKHIR PENILAIAN SASARAN KINERJA PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA BARAT DAN BANTEN DI APJ CIMAHI TAHUN 2009-2012 No Indikator 2009 (%) Tahun 2010 2011 (%) (%) 2012 (%) 1 Presfektif Bisnis Internal 14,23 15,74 10,00 9,43 2 Presfektif Pelayanan Pelanggan 10,00 9,70 20,00 18,44 3 Presfektif Keuangan 46,16 52,90 47,00 48,00 4 Presfektif Pembelajaran 4,40 5,10 5,00 4,34 5 Presfektif Administratif 5,10 4,50 5,90 4,50 6 Presfektif Pengawasan 2,34 2,10 2,14 2,12 Jumlah 82,23 90,04 90,03 86,83 Sumber: Bidang Pengembangan sumber daya Manusia dan organisasi PT PLN (Persero) DJBB di APJ Cimahi Berdasarkan Tabel 1.1, ada beberapa indikator yang mengalami peningkatan kinerja dari tahun ke tahun, dan ada juga yang mengalami penurunan. Dengan demikian, kinerja dibeberapa indikator belum optimal, yang diindikasikan oleh belum tercapainya target yang telah ditetapkan oleh perusahaan, dimana pencapaian sasaran kinerja untuk seluruh jumlah indikator adalah 100%. Di tahun 2013 ini, PLN masih berupaya melakukan efisiensi kinerja agar pencapaian target keuntungan dapat maksimal. Untuk itu, PLN membuat kebijakan-kebijakan baru khususnya dalam bidang teknis operasional. Kebijakankebijakan tersebut bertujuan menetapkan target keuntungan optimal dengan biaya operasional yang serendah-rendahnya. Selain itu hal ini juga diharapkan dapat meningkatkan efisiensi kerja sumber daya manusia agar lebih optimal. Kerugian baik teknis maupun non-teknis secara keseluruhan belum dapat teratasi secara lebih baik. Kerugian teknis maksudnya kerugian yang sifatnya pada jumlah penyediaan sarana dan prasarana dalam operasi kelistrikan, seperti penggunaan bahan dasar, mesin dan peralatan operasional. Kerugian non-teknis diantaranya

5 adalah kesalahan individual, keterlambatan administrasi, adanya krisis sdm, serta munculnya hambatan luar perusahaan yang berhubungan dengan penggunaan energi di kalangan masyarakat. Oleh karena itu, kebijakan yang dilakukan untuk ekonomi perusahaan, yaitu pengurangan biaya operasional sumber daya manusia sebagai bentuk upaya efisiensi kerja tersebut. Adanya upaya efisiensi kinerja yang terus ditingkatkan dengan target pencapaian yang lebih tinggi mengakibatkan timbulnya tuntutan kerja yang lebih tinggi daripada yang sebelumnya terhadap sejumlah karyawan terkait dan khususnya dalam menghadapi kendala-kendala yang menjadi faktor terhambatnya efisiensi kerja tersebut, diantaranya adalah masalah teknis dan nonteknis yang menimbulkan kerugian, terjadinya losses (kehilangan) energi akibat aktivitas pencurian listrik pada mayoritas lingkungan masyarakat tertentu. Munculnya kalangan masyarakat yang menggunakan energi diluar pencatatan kwh meter (pencurian listrik) inilah yang menjadi salah satu faktor penyebab kerugian ekonomi non-teknis. Indikasi yang menunjukan menurunnya kinerja karyawan PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat Dan Banten di APJ Cimahi dapat dilihat dari jumlah keluhan pelanggan yang masuk melalui call center 123 pada Tabel 1.2: TABEL 1.2 REKAPITULASI JUMLAH KELUHAN PELANGGAN TAHUN 2009-2012 Tahun Jumlah Keluhan 2009 1288 2010 1304 2011 1226 2012 1346 Sumber: Unit call Center 123, PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat Dan Banten di APJ Cimahi

6 Berdasarkan data Table 1.2 Jumlah keluhan pelanggan yang diterima PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat Dan Banten di APJ Cimahi terlihat semakin meningkat. Meningkatnya jumlah keluhan pelanggan menjadi indikasi masih rendahnya kualitas kerja baik secara teknis maupun non teknis. Tipe pengaduan konsumen tersebar dalam beberapa karakter; pengaduan perihal mutu produk, pemadaman aliran listrik, atau tegangan yang naik turun, tercakup dalam karakter pengaduan ini. Konteks pengaduan masalah SDM, bukan pada mampu atau tidak mampu petugas lapangan PT PLN menyelesaikan permasalahan, tetapi lebih karenakan faktor perilaku (attitude). Pengaduan masalah proses bisnis merupakan karakter pengaduan yang sangat serius, baik bagi konsumen dan atau bagi PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat Dan Banten di APJ Cimahi. Indikasi lain yang dapat memperlihatkan menurunnya atau kurang optimalnya kinerja karyawan PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat Dan Banten di APJ Cimahi yaitu dengan adanya peningkatan disiplin kerja karyawan yang rendah, dimana tingkat absensi karyawan akan berdampak negatif terhadap kinerja karyawan dalam menyelesaikan pekerjaannya guna mencapai tujuan perusahaan. Berikut laporan kehadiran karyawan di PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat Dan Banten di APJ Cimahi pada tahun 2009-2012: TABEL 1.3 PRESENTASE KETIDAKHADIRAN JAM KARYAWAN PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA BARAT DAN BANTEN DI APJ CIMAHI TAHUN 2009-2012 No Indikasi Tahun 2009 2010 2011 2012 1 Jumlah jam kerja 1792 Jam 1816 Jam 1832 Jam 1848 Jam 2 Jumlah kehadiran 1440 Jam 1432 Jam 1512 jam 1520 Jam 3 Persen kehadiran 80.36% 78.85% 82.53 % 82.25% 4 Persen 19.64% 21.15% 17.47 % 17.75%

7 ketidakhadiran Sumber: Bidang Pengembangan sumber daya Manusia dan organisasi PT PLN (Persero) DJBB di APJ Cimahi Berdasarkan Tabel 1.3 terlihat bahwa tingkat kehadiran karyawan yang belum optimal, hal tersebut dapat dilihat dari data absensi yang mengalami fluktuasi setiap tahunnya, yaitu tahun 2009 persentasi ketidakhadiran karyawan sebesar 19,64%, kemudian tahun 2010 menunjukan kenaikan absensi sebesar 21.15%, dan pada tahun 2011 presentase ketidakhadiran mengalami penurunan sebesar 17.47%. kemudian pada tahun 2012 mengalami kenaikan kembali sebesar 17.75%. Hal tersebut dikarenakan sakit, izin dan cuti. Kebanyakan karyawan juga banyak yang terlambat masuk kantor. Keterlambatan karyawan ini terjadi saat masuk kerja pagi hari ataupun masuk kerja setelah istirahat, dan sebelum jam kerja berakhir beberapa karyawan sudah ada yang pulang sebelum waktunya. Hal ini mengakibatkan ketidakefiensian dan keefektifan yang akan mempengaruhi waktu kerja dan hasil yang didapatkan dari pekerjaan yang dilakukan. Perusahaan akan berkembang dan mampu bertahan dalam lingkungan persaingan yang kompetitif apabila didukung oleh karyawan yang berkompeten di bidangnya. Menurut Hutapea dan Thoha (2008:3), Kompetensi merupakan gambaran tentang apa yang harus diketahui/dilakukan seseorang agar dapat melaksanakan pekerjaannya dengan baik dan menggambarkan bagaimana seseorang diharapkan berperilaku agar dapat melaksanakan pekerjaannya dengan baik. Kompetensi pegawai yang terdiri dari pengetahuan (knowledge), kemampuan/keterampilan (skill), sikap (attitude) disesuaikan dengan bidang pekerjaan yang dibutuhkan oleh perusahaan, sehingga dapat menghasilkan kinerja karyawan yang berprestasi. Dengan tingginya kebutuhan masyarakat akan

8 pelayanan listrik, maka karyawan PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat Dan Banten di APJ Cimahi perlu meningkatkan kinerja karyawannya. Salah satu cara yang dapat digunakan untuk melihat perkembangan perusahaan adalah dengan cara melihat hasil penilaian kinerja. Menurut Bernard and Russel dalam Sudarmanto (2009:147) Kinerja merupakan sebagai hasil yang di dapat dari fungsi pekerjaan/aktivitas tertentu dalam jangka waktu tertentu, faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja diantaranya adalah faktor kualitas, kuantitas, ketepatan waktu, efektivitas biaya, kebutuhan pengawasan dan dampak interpersonal. Untuk pengukuran kinerja individu pegawai, PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat Dan Banten di APJ Cimahi juga telah menerapkan suatu sistem manajemen kinerja, yang dikenal dengan istilah Sistem Manajemen Unjuk Kerja (SMUK). Sistem ini mulai dilaksanakan di PLN sejak tahun 1998 yang ditandai dengan dikeluarkanya Keputusan Direksi No. 075.K/010/DIR/1998 dan Edaran Direksi No. 043.E/012/DIR/1998 yang mengatur mengenai Sistem Manajemen Unjuk Kerja (SMUK). SMUK merupakan proses untuk menciptakan pemahaman bersama mengenai tujuan apa yang harus dicapai, serta bagaimana mengatur sumber daya untuk mengefektifkan pencapaian tujuan tersebut. Sistem ini sekaligus dipakai dalam proses pemberian penghargaan bagi setiap karyawan selama mengabdi kepada perseroan dalam kurun waktu satu tahun berjalan. Penilaian ini dilakukan oleh atasan langsung dengan diketahui oleh karyawan yang bersangkutan dan harus mendapatkan persetujuan dan pengesahan oleh atasan langsung. Dalam penilaian ini ada dua aspek penilaian, pertama adalah

9 Kriteria Penilaian sasaran individu yang merupakan penjabaran dari sasaran organisasi dan aspek yang kedua adalah aspek kontribusi individu. Pada kenyataannya tujuan dari perusahaan masih belum memenuhi target yang diharapkan. Menurunnya tingkat kinerja karyawan dapat dilihat dalam laporan SMUK PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat Dan Banten di APJ Cimahi yang terdapat pada Tabel 1.4 berikut: Nilai Skala TABEL 1.4 SISTEM MANAJEMEN UNJUK KERJA TAHUN 2009, 2010, 2011 DAN 2012 Tahun 2009 Tahun 2010 Tahun 2011 Tahun 2012 Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah % % % % Karyawan Karyawan Karyawan Karyawan MSE C 6 11.32 5 8.77 6 10.71 6 10.91 KSE C 5 9.44 8 14.04 12 21.43 8 14.55 SDE B 12 22.64 17 29.82 13 23.21 14 25.45 TME A 30 56.60 27 47.37 25 44.65 27 49.09 Jumlah 53 100 57 100 56 100 55 100 Sumber: Bidang Pengembangan sumber daya Manusia dan organisasi PT PLN (Persero) DJBB di APJ Cimahi Keterangan: TME (A) = Tidak memenuhi ekspektasi SDE (B) = Sesuai dengan ekspektasi KSE (C) = Konsisten dengan ekspektasi MSE (C ) = Melebihi sesuai ekspektasi Tabel 1.4 menunjukan Sistem Manajemen Unjuk Kerja (SMUK) di PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat Dan Banten di APJ Cimahi pada tahun 2009, 2010, 2011 dan 2012, dapat diketahui bahwa masih terdapat karyawan yang tidak memenuhi ekspektasi (TME) pada tahun 2009 sebanyak 30 orang, kemudian tahun 2010 mengalami penurunan sebanyak 27 orang, pada tahun 2011 mengalami penurunan kembali sebanyak 25 orang, kemudian pada tahun 2012 mengalami kenaikan kembali sebesar 27 orang. Hal ini menandakan bahwa kinerja yang dihasilkan karyawan belum optimal.

10 Dalam meningkatkan kinerja karyawan, maka perlu diketahui kompetensi apa saja yang harus dimiliki oleh karyawan tersebut karena seorang karyawan yang berkompeten akan dapat memberikan kemampuan terbaiknya kepada perusahaan sehingga produktivitas perusahaan dapat meningkat. Kompetensi yang dimiliki karyawan tertsebut harus sesuai dengan kompetensi yang dibutuhkan dalam bidang tersebut yang dapat melampaui tingkat minimal yang telah ditetapkan. Beberapa tahun terakhir ini istilah kompetensi menjadi populer di kalangan praktisi manajemen SDM. Kompetensi dipercaya sebagai faktor yang memegang kunci dalam keberhasilan seseorang dalam pekerjaannya. Identifikasi kompetensi yang tepat dianggap memiliki nilai prediksi yang cukup baik terhadap kinerja seorang karyawan. Kompetensi yang mencakup faktor teknis dan nonteknis, kepribadian dan tingkah laku, soft skills dan hard skills, kemudian banyak dipergunakan sebagai aspek yang dinilai banyak perusahaan untuk merekrut karyawan ke dalam perusahaan. Kompetensi (competency) merupakan karakteristik yang mendasar yang dimiliki seseorang yang berpengaruh langsung terhadap, atau dapat memprediksikan, kinerja yang sangat baik. Dengan kata lain, kompetensi adalah apa yang para outstanding performers (Kinerja yang luar biasa) lakukan lebih sering pada lebih banyak situasi dengan hasil yang lebih baik, daripada apa yang dilakukan para pekerja (Mc.Clelland dalam Sedarmayanti 2011:299). Hal ini sesuai dengan pendapat Becker, Huselid and Ulrich (Tjuju Yuniarsih & Suwatno, 2009:22) mengatakan bahwa Competence refers to an individual s knowledge, skill, abilities or personality characteristics that directly

11 influences his or her job performance. Artinya bahwa kompetensi mengacu pada pengetahuan individu, keterampilan, kemampuan atau karakteristik kepribadian yang secara langsung mempengaruhi kinerjanya. Uji kompetensi merupakan upaya strategis yang ditempuh PLN untuk mengukur, mengevaluasi dan meningkatkan kompetensi karyawan secara lebih akurat sehingga diharapkan nantinya setiap karyawan PLN benar-benar diakui kompetensi pada bidang tugasnya. Hal ini dipastikan akan memberikan dampak yang positif bagi terciptanya kualitas pelayanan yang lebih baik kepada masyarakat. PT. PLN melalui kompetensi mampu membantu mewujudkan hal tersebut, karena program-program yang dirancang berbasiskan kompetensi untuk memastikan keselarasan antara tujuan organisasi dan tujuan individu. Kompetensi tersebut adalah kompetensi inti, kompetensi peran, dan kompetensi bidang. Kompetensi bidang dimaksudkan untuk mampu melakukan pekerjaan secara teknis dan mampu bekerja secara mandiri. Kompetensi inti dan peran yang termasuk kemampuan untuk bekerjasama secara kelompok. Menurut Spencer dalam Moeheriono (2009:8) Hubungan antara kompetensi karyawan dengan kinerja sangat erat sekali, relevansinya ada dan kuat akurat. Bahkan mereka (karyawan) apabila ingin meningkatkan kinerjanya, seharusnya mempunyai kompetensi yang sesuai dengan tugas pekerjaannya (the right man on the right job). Berdasarkan permasalahan tersebut maka perlu dilakukan penelitian tentang: PENGARUH KOMPETENSI TERHADAP KINERJA

12 KARYAWAN PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA BARAT DAN BANTEN DI AREA PELAYANAN JARINGAN (APJ) CIMAHI. 1.2 Identifikasi Masalah Pertumbuhan ekonomi yang terus berkembang dengan pesat, menuntut setiap perusahaan untuk mempersiapkan diri agar menjadi perusahaan yang siap berkompetisi dengan perusahaan lain. Faktor yang turut berperan dalam mencapai hal tersebut adalah sumber daya manusia yang berkualitas. Mengingat sumber daya manusia merupakan elemen yang paling berperan ppenting, karena mempunyai dampak langsung terhadap kelangsungan hidup perusahaan. Pemberdayaan sumber daya manusia yang berkualitas akan memungkinkan perusahaan untuk mampu bersaing dengan menghasilkan efisiensi dan efektivitas dalam proses produksinya. PLN merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang didirikan untuk mentransmisikan tenaga listrik. Saat ini tenaga listrik sudah menjadi kebutuhan primer bagi masyarakat. Untuk mempertahankan supaya masyarakat tetap setia menggunakan jasa dan produk PT. PLN (Persero) maka pihak PT PLN (Persero) harus mempertahankan kualitas pelayanan yang dapat dilihat dari kinerja karyawannya. Untuk itu kompetensi karyawan sangat perlu sekali sebagai modal untuk mengelola perusahaan. Pembinaan terhadap sumber daya manusia seperti pendidikan dan pelatihan menjadi tanggung jawab perusahaan. Kondisi ini berpengaruh terhadap kemampuan dan pengalaman para karyawannya.

13 Menurut Spencer dalam Moeheriono (2009:8) hubungan antara kompetensi karyawan dengan kinerja adalah sangat erat dan penting sekali, relevansinya ada dan kuat akurat, bahkan mereka (karyawan) apabila ingin meningkatkan kinerjanya, seharusnya mempunyai kompetensi yang sesuai dengan tugas pekerjaannya (the right man on the right job). Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka yang menjadi masalah penelitian ini diidentifikasi masalah ke dalam tema sentral sebagai berikut : Penurunan kinerja yang dihasilkan karyawan belum optimal atau mengalami penurunan. Terlihat dengan masih banyaknya karyawan yang tidak memenuhi ekspetasi dan semakin meningkatnya keluhan pelanggan menunjukan rendahnya tingkat kinerja karyawan. Hal ini jika tidak segera ditanggulangi, dikhawatirkan akan membahayakan posisi perusahaan karena dengan terjadinya hal-hal tersebut banyak tujuan perusahaan yang tidak akan tercapai. Sehingga PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat Dan Banten di APJ Cimahi diduga perlu dilakukan upaya untuk meningkatkan kinerja karyawan yaitu dengan menerapkan kompetensi untuk meningkatkan kinerja karyawan. 1.3 Rumusan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut: 1. Bagaimana gambaran kompetensi karyawan pada PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat Dan Banten di APJ Cimahi. 2. Bagaimana gambaran kinerja karyawan PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat Dan Banten di APJ Cimahi. 3. Seberapa besar pengaruh kompetensi karyawan terhadap kinerja karyawan pada PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat Dan Banten di APJ Cimahi.

14 1.4 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini untuk memperoleh hasil mengenai : 1. Gambaran kompetensi karyawan pada PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat Dan Banten di APJ Cimahi. 2. Gambaran kinerja karyawan PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat Dan Banten di APJ Cimahi. 3. Besarnya pengaruh kompetensi karyawan terhadap kinerja karyawan pada PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat Dan Banten di APJ Cimahi. 1.5 Kegunaan Penelitian 1. Kegunaan Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperluas kajian mengenai kompetensi terhadap kinerja karyawan. 2. Kegunaan Praktis Secara praktis hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi manajemen PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat Dan Banten di APJ Cimahi mengenai kompetensi terhadap kinerja karyawan, sehingga bisa dijadikan informasi serta masukan bagi pihak PT PLN (Persero) dalam memecahkan masalah yang berkaitan dengan Kompetensi dan upaya peningkatan kinerja karyawan.