Perusahaan yang bergerak di bidang industri manufaktur besi baja ini sudah banyak menghasilkan produk seperti kawat baja, plat baja, maupun baja

dokumen-dokumen yang mirip
MAKALAH SEMINAR KERJA PRAKTEK

ANALISIS KETIDAKSESUAIAN KUAT TARIK DENGAN SPESIFIKASI STANDAR MELALUI DIAGRAM ISHIKAWA

Konsumsi Baja per Kapita Tahun 2014

MAKALAH SEMINAR KERJA PRAKTEK

MAKALAH SEMINAR KERJA PRAKTEK

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. dengan globalisasi perdagangan dunia. Industri pembuatan Resin sebagai

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan efisiensi boiler. Rotary Air Preheater, lazim digunakan untuk

MAKALAH SEMINAR KERJA PRAKTEK

Spark Ignition Engine

BAB II PENGELASAN SECARA UMUM. Ditinjau dari aspek metalurgi proses pengelasan dapat dikelompokkan

TUGAS PENGETAHUAN BAHAN TEKNIK II CETAKAN PERMANEN

BAB III METOLOGI PENELITIAN

MAKALAH SEMINAR KERJA PRAKTEK

BAB 3 ANALISIS INVESTASI YANG BERJALAN

1. Baja dan Paduannya 1.1 Proses Pembuatan Baja

BAB I PENDAHULUAN. ini mengalami kemajuan yang semakin pesat. Perkembangan tersebut

LAPORAN KERJA PRAKTEK 1 JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA

LAPORAN KERJA PRAKTEK

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. menunjukan bahwa material rockwool yang berbahan dasar batuan vulkanik

PENGARUH VARIASI JUMLAH LUBANG BURNER TERHADAP KALORI PEMBAKARAN YANG DIHASILKAN PADA KOMPOR METHANOL DENGAN VARIASI JUMLAH LUBANG 12, 16 DAN 20

Pipa pada umumnya digunakan sebagai sarana untuk mengantarkan fluida baik berupa gas maupun cairan dari suatu tempat ke tempat lain. Adapun sistem pen

Metode Evaluasi dan Penilaian. Audio/Video. Web. Soal-Tugas. a. Writing exam skor: 0-100(PAN)

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG

PROSES MANUFACTURING

BAB I PENDAHULUAN. proses pengelasan. Pada proses pengelasan terdapat berbagai jenis

Seminar Nasional IENACO 2015 ISSN

BAB I PENDAHULUAN. perhatian utama pada dunia industri. Banyak faktor yang menjadi penentu kualitas daya dari

TUGAS AKHIR ANALISIS PENGERASAN PERMUKAAN BAJA KARBON RENDAH DENGAN METODE FLAME HARDENING WAKTU TAHAN 30 MENIT 1 JAM DAN 1 ½ JAM

BAB I PENDAHULUAN. tentang unsur tersebut. Berikut potongan ayat tersebut :

LAPORAN KERJA PRAKTEK

Makalah Seminar Kerja Praktik

besarnya energi panas yang dapat dimanfaatkan atau dihasilkan oleh sistem tungku tersebut. Disamping itu rancangan tungku juga akan dapat menentukan

TUGAS AKHIR PENELITIAN SIFAT FISIS DAN MEKANIS BESI COR KELABU DENGAN PENGGUNAAN BAHAN BAKAR DARI KOKAS LOKAL DENGAN PEREKAT TETES TEBU DAN ASPAL

PENELITIAN PENGARUH VARIASI TEMPERATUR PEMANASAN LOW TEMPERING

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

baja siku, As di luar negeri. praktis adalah

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasi saat ini, pertumbuhan industri dunia yang mencapai

ANALISIS PERANCANGAN TUNGKU PENGECORAN LOGAM (NON-FERO) SEBAGAI SARANA PEMBELAJARAN TEKNIK PENGECORAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

1. Bagian Utama Boiler

ANALISIS ALAT PENUKAR KALOR PADA KETEL UAP

Evaluasi Perencanaan Tata Letak Fasilitas Peleburan dan Pencetakan Terhadap Optimasi Proses Aliran Material pada PT. PANGERAN KARANG MURNI

BAB I PENDAHULUAN. mendirikan beberapa pembangkit listrik, terutama pembangkit listrik dengan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Sumber energi alternatif dapat menjadi solusi ketergantungan

KARAKTERISASI LAJU DROP TEMPERATUR BILLET BAJA DALAM SISTEM HOT CHARGING

BAB I PENDAHULUAN. (ingot) yang diperoleh dari hasil pengolahan biji logam. Biji logam

Tenaga Uap (PLTU). Salah satu jenis pembangkit PLTU yang menjadi. pemerintah untuk mengatasi defisit energi listrik khususnya di Sumatera Utara.

Laporan Kerja Praktek PT. Super Steel Indah

Frekuensi yang digunakan berkisar antara 10 hingga 500 khz, dan elektrode dikontakkan dengan benda kerja sehingga dihasilkan sambungan la

I. PENDAHULUAN. Dewasa ini besarnya jumlah konsumsi energi di Indonesia terus mengalami

PENGEMBANGAN TEKNOLOGI TUNGKU PEMBAKARAN MENGGUNAKAN AIR HEATER YANG DIPASANG DIDINDING BELAKANG TUNGKU

BAB I PENDAHULUAN. Dunia industri dewasa ini mengalami perkembangan pesat. akhirnya akan mengakibatkan bertambahnya persaingan khususnya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PERMASALAHAN

STUDI HEAT LOSSES PADA ISOBARIC ZONE REAKTOR HYL III DIRECT REDUCTION PLANT PT. KRAKATAU STEEL

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pemikiran untuk mencari alternatif sumber energi yang dapat membantu

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 2 GAMBARAN UMUM OBJEK

BAB I PENDAHULUAN. berlebihan dan kondisi fisik yang lain dapat mengakibatkan gangguan

ANALISA PEMAKAIAN BAHAN BAKAR DENGAN MELAKUKAN PENGUJIAN NILAI KALOR TERHADAP PERFOMANSI KETEL UAP TIPE PIPA AIR DENGAN KAPASITAS UAP 60 TON/JAM

MAKALAH PELATIHAN PROSES LAS BUSUR NYALA LISTRIK (SMAW)

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

PETUNJUK PRAKTIKUM MESIN KAPAL JURUSAN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN MARINE ENGINEERING

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Iham Nurdiansyah 1), Suriansyah 2), Naif Fuhaid 3) ABSTRAK

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di beberapa tempat sebagai berikut:

kimia KTSP & K-13 TERMOKIMIA I K e l a s A. HUKUM KEKEKALAN ENERGI TUJUAN PEMBELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN. pesat dari tahun ke tahun. Hal ini berdampak pada kemudahan di segala

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perkembangan teknologi saat ini sangat pesat khususnya pada bidang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Luasnya pemakaian logam ferrous baik baja maupun besi cor dengan. karakteristik dan sifat yang berbeda membutuhkan adanya suatu

1. Fabrikasi Struktur Baja

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN TUNGKU PELEBURAN LOGAM DENGAN PEMANFAATAN OLI BEKAS SEBAGAI BAHAN BAKAR

Gambar 2.1 Sebuah modul termoelektrik yang dialiri arus DC. ( (2016). www. ferotec.com/technology/thermoelectric)

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia teknik dikenal empat jenis material, yaitu : logam,

BAB III METODE PENELITIAN

TIN107 - Material Teknik #10 - Metal Alloys (2) METAL ALLOYS (2) TIN107 Material Teknik

PEMANFAATAN LIMBAH DEBU PELEBURAN BIJIH BESI (DEBU SPONS) SEBAGAI PENGGANTI SEBAGIAN SEMEN PADA MORTAR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Pembahasan Materi #11

BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL

PERENCANAAN KETEL UAP PIPA API DENGAN KAPASITAS UAP HASIL 21 TON/JAM TEKANAN KERJA 1,45 N/mm 2 BAHAN BAKAR BATUBARA

BAB I PENDAHULUAN. Demikian juga halnya dengan PT. Semen Padang. PT. Semen Padang memerlukan

Laporan Tugas Akhir Pembuatan Alat Pirolisis Limbah Plastik LDPE untuk Menghasilkan Bahan Bakar Cair dengan Kapasitas 3 Kg/Batch BAB III METODOLOGI

BAB I PENDAHULUAN. Bertambahnya perindustrian di Indonesia menyebabkan peningkatan

OPTIMASI DESAIN SISTEM TERMAL PADA RUANG BAKAR TUNGKU PENGECORAN KUNINGAN MENGGUNAKAN BRIKET BATUBARA KALORI RENDAH

PENGERING PELLET IKAN DALAM PENGUATAN PANGAN NASIONAL

BAB II DASAR TEORI 2.1 ALIGNMENT Definisi Alignment

ANALISA BAHAN BAKAR KETEL UAP PIPA AIR KAPASITAS 20 TON UAP/JAM PADA PTPN II PKS PAGAR MERBAU

KEPUTUSAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA NOMOR : KEP-13/MENLH/3/1995 TENTANG BAKU MUTU EMISI SUMBER TIDAK BERGERAK

KEPUTUSAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA NOMOR : KEP-13/MENLH/3/1995 TENTANG BAKU MUTU EMISI SUMBER TIDAK BERGERAK

PROSES PEMBUATAN PIPA DENGAN DIAMETER ½ SAMPAI 1 ¼ INCHI DI PT. BAKRIE PIPE INDUSTRIES. Nama : Aga Hasbadi NPM : Jurusan : Teknik mesin

BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN

Iklim Perubahan iklim

OPTIMASI PARAMETER PENGHILANGAN SCALE PADA BAJA LEMBARAN PANAS

BAB I PENDAHULUAN. pressure die casting type cold chamber yang berfungsi sebagai sepatu pendorong cairan

LKS XI MIA KELOMPOK :... ANGGOTA :

BAB I PENDAHULUAN. menuntut setiap individu untuk ikut serta di dalamnya, sehingga sumber daya

PENDINGIN TERMOELEKTRIK

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sebagai Negara yang berkembang, Indonesia berusaha keras dalam memajukan sektor perindustrian agar dapat bersaing dengan Negara lain di dunia Internasional, terutama dalam bidang perindustrian logam dan baja yang saat ini berkembang dengan sangat pesat. Salah satunya adalah PT. Krakatau Steel (Persero) Tbk., yang merupakan industri baja terpadu pertama dan berkembang serta berkualitas di Indonesia. PT. Krakatau Steel (Persero) Tbk. merupakan salah satu tempat tempat yang cocok bagi mahasiswa untuk mengaplikasikan ilmu ilmu yang diperolehnya semasa bangku perkuliahan, demi menghadapi tantangan di era globalisasi yang akan datang. Seiring dengan berjalannya waktu, PT. Krakatau Steel (Persero) Tbk. terus berupaya untuk meningkatkan produknya, baik dari segi kuantitas, kualitas, harga, maupun pengolahan lingkungan yang terencana. Oleh karena itu, PT. Krakatau Steel (Persero) Tbk. telah menerapkan ISO 9001:2000 dan ISO 14001 sebagai landasan dasar kualitas Internasional, sehingga produk yang dihasilkan tidak kalah dengan produk luar negeri. PT. Krakatau Steel (Persero) Tbk. dalam melakukan proses produksinya secara global, terbagi menjadi beberapa urutan proses yang dilakukan secara bertahap, yaitu : 1) Proses Produksi Besi Spons (Iron Melting) 2) Proses Produksi Baja (Steel Melting) yang terbagi menjadi dua bagian, yaitu : a) Produksi Baja Billets (Billets Steel) b) Produksi Baja Slab (Slab Steel) 3) Proses Pengerolan Baja Lembaran Panas (Hot Strip Mill) 4) Proses Pengerolan Baja Lembaran Dingin (Cold Strip Mill) 1

Perusahaan yang bergerak di bidang industri manufaktur besi baja ini sudah banyak menghasilkan produk seperti kawat baja, plat baja, maupun baja beton. Dalam kesempatan ini, Penulis akan membahas salah satu permasalahan yang terjadi pada divisi Hot Strip Mill (HSM). Dalam setiap proses produksi selain mengutamakan mutu produk, effisiensi dari setiap mesin yang digunakan untuk setiap proses produksi, seperti Mesin Reheating Furnace, Mesin Sizing Press, Mesin Roughing Mill, Mesin Thermopanel, Mesin Crop Shear, Mesin Finishing Mill, Mesin Laminar Cooling, Mesin Down Coiler, dan Mesin Shearing Line, perlu diperhitungkan, yang dimana nantinya akan berakibat kepada besar atau kecilnya biaya proses produksi. Oleh karena itu, Penulis tertarik untuk mengangkat judul Efisiensi Thermal Mesin Reheating Furnace Type Walking Beam Dengan Menggunakan Bahan Bakar Gas Alam di divisi Hot Strip Mill (HSM) PT. Krakatau Steel (Persero) Tbk. Mesin Reheating Furnace adalah sebuah peralatan yang digunakan untuk melelehkan logam untuk pembuatan bagian mesin (casting) atau untuk memanaskan bahan serta mengubah bentuknya (misalnya rolling / penggulungan, penempaan) atau merubah sifat sifatnya (perlakuan panas). Karena gas buang dari bahan bakar berkontak langsung dengan bahan baku, maka pemilihan bahan bakar yang akan digunakan menjadi sangat penting. Sebagai contoh, beberapa bahan tidak akan mentolerir sulfur yang terkandung dalam bahan bakar. Bahan baku yang akan diletakan di dalam Mesin Reheating Furnace, akan terganggu dengan adanya bahan partikulat yang dihasilkan akibat penggunaan bahan bakar padat. Untuk alasan ini : 1) Hampir seluruh Mesin Reheating Furnace menggunakan bahan bakar cair, bahan bakar gas, atau listrik sebagai input energinya. 2) Mesin Reheating Furnace induksi dan busur (arc) menggunakan listrik untuk melelehkan baja dan besi tuang (cast iron). 3) Mesin Reheating Furnace untuk melelehkan bahan baku bukan besi, menggunakan bahan bakar minyak. 2

4) Mesin Reheating Furnace yang dibakar dengan minyak bakar, hampir seluruhnya menggunakan minyak Furnace, terutama untuk pemanasan kembali dan perlakuan panas bahan. 5) Minyak diesel ringan (LOD) digunakan dalam tungku bila tidak dikehendaki adanya sulfur.. Energi panas untuk bahan bakar Mesin Reheating Furnace, didapat dari pembakaran bahan bakar, melalui listrik seperti Electrical Arc Furnace, atau melalui pemanasan dalam Induction Furnace. Mesin Reheating Furnace memiliki komponen komponen pendukung seperti : 1) Ruang Refraktori dibangun dari bahan isolasi untuk menahan panas pada suhu tinggi 2) Perapian untuk menyangga atau membawa baja, yang terdiri dari bahan refraktori yang didukung oleh sebuah bangunan baja, sebagian darinya didinginkan oleh air. 3) Burners yang menggunakan bahan bakar cari atau gas digunakan untuk menaikan dan menjaga suhu dalam ruangan. Batubara atau listrik dapat digunakan dalam pemanasan ulang / Reheating Furnace. 4) Cerobong digunakan untuk membuang gas buang pembakaran dari ruangan 5) Pintu pengisian dan pengeluaran digunakan untuk pemasukan muatan dan pengeluaran muatan (Charge and Discharge Door). 6) Cold Descaling Device yang berfungsi menghilangkan kotoran dan kerak yang terbentuk pada permukaan slab sebelum memasuki Mesin Reheating Furnace. 7) Cold Roll Table berfungsi sebagai media transfer setelah dilakukannya Cold Descaling. 8) Double Walking Beam, berfungsi sebagai lengan yang mengangkat slab yang berada pada Cold Roll Table, dan membawanya masuk ke dalam Mesin Reheating Furnace. 3

9) Slab Removing Device / Extractor, yaitu enam buah lengan yang berfungsi untuk mengeluarkan slab dari dalam Mesin Reheating Furnace, dan meletakannya pada Hot Roller Table 10) Hot Roller Table yang memiliki fungsi sebagai media transfer slab setelah slab dikeluarkan dari Mesin Reheating Furnace. Untuk mendapatkan nilai effisiensi Thermal pada Mesin Reheating Furnace Type Walking Beam ini, perlu dilakukan beberapa langkah perhitungan, yaitu : 1) Perhitungan Stoikiometri, 2) Perhitungan energi yang dihasilkan bahan bakar, 3) Perhitungan energi yang digunakan untuk memanaskan slab, 4) Perhitungan energi yang hilang akibat adanya water cooler, 5) Perhitungan energi yang hilang akibat bukaan pintu (Charge / Discharge Door), dan 6) Perhitungan energi yang hilang pada dinding Mesin Reheating Furnace Type Walking Beam. 7) Perhitungan efisiensi Thermal pada Mesin Reheating Furnace Dengan mengetahui besar kecilnya efisiensi sebuah mesin, maka dapat diperkirakan berapa besarnya biaya produksi yang harus dikeluarkan. Oleh karena itu, berbagai cara terus dilakukan untuk meningkatkan effisiensi dari mesin mesin produksi, yang dimana dalam hal ini adalah Mesin Reheating Furnace Type Walking Beam, agar dapat menekan biaya produksi seminimun mungkin tanpa mengurangi kualitas produk yang dihasilkan. Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan effisiensi Mesin Reheating Furnace ini salah satunya adalah dengan mengubah desain Mesin Reheating Furnace tersebut. Berbagai penelitian dan percobaan mengenai efisiensi Thermal Mesin Reheating Furnace terus dilakukan baik di kalangan akademisi, mau pun industri di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. 4

1.2. Rumusan Masalah Masalah utama dalam penelitian ini adalah bagaimana mengetahui dan menentukan langkah langkah yang digunakan untuk mencari atau menghitung nilai Efisiensi Thermal pada Mesin Reheating Furnace Type Walking Beam. Dalam termodinamika, efisiensi thermal adalah ukuran tanpa dimensi yang menunjukan performa peralatan atau mesin mesin thermal seperti mesin pembakaran dan sebagainya, dengan sumber energi adalah energi panas. Permasalahan tersebut diuraikan sebagai berikut : 1) Bagaimana mendapatkan nilai Stoikiometri yang berdasarkan kepada perhitungan komposisi bahan bakar gas yang digunakan, perhitungan jumlah mol bahan bakar gas yang digunakan, dan perhitungan nilai kalor bahan bakar gas yang digunakan 2) Bagaimana mengetahui serta menentukan besarnya effisiensi thermal pada Mesin Reheating Furnace, dengan berdasarkan perhitungan Stoikiometri, perhitungan energi yang dihasilkan oleh bahan bakar gas, perhitungan energi yang digunakan untuk memanaskan slab, perhitungan energi yang hilang pada gas buang, perhitungan energi pada udara poembakaran, perhitungan energi akibat water cooling, perhitungan akibat bukaan pintu Charge / Discharge, dan perhitungan energi yang hilang melewati dinding Mesin Reheating Furnace Type Walking Beam. 1.3. Batasan Masalah Dalam penelitian ini ditetapkan beberapa batasan masalah, sehingga persoalan tidak meluas. Berikut batasan batasan masalah yang ditetapkan dalam penelitian ini : 1) Pembahasan dititik beratkan pada analisa besarnya Efisiensi Thermal pada Mesin Reheating Furnace Type Walking Beam di divisi Hot Strip Mill (HSM), PT. Krakatau Steel (Persero) Tbk. 2) Perancangan alat dan pengambilan data telah dilakukan oleh pihak PT. Krakatau Steel (Persero) Tbk. 5

3) Data penelitian diolah menggunakan software Ms. Excel, dan dilakukan perhitungan ulang atau verifikasi dengan cara perhitungan secara manual. 4) Medium kerja yang digunakan adalah udara serta komposisi bahan bakar gas alam 5) Penelitian hanya dilakukan di divisi Hot Strip Mill (HSM) PT. Krakatau Steel (Persero) Tbk. 1.4. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1) Mengetahui reaksi Stoikiometri dari komposisi bahan bakar gas alam yang digunakan sebagai media pembakaran pada Mesin Reheating Furnace Type Walking Beam, melalui langkah langkah perhitungan yang ada. 2) Mengetahui langkah langkah perhitungan yang dilakukan untuk mendapatkan nilai effisiensi Thermal Mesin Reheating Furnace Type Walking Beam, setelah mendapatkan nilai Stoikiometri dari bahan bakar gas yang digunakan, diantaranya adalah : a) Menghitung energi yang dihasilkan oleh bahan bakar gas b) Menghitung energi yang digunakan untuk memanaskan slab c) Menghitung energi yang hilang karena adanya gas buang d) Menghitung energi pada udara pembakar e) Menghitung energi yang hilang akibat adanya water cooler f) Menghitung energi yang hilang pada saat bukaan pintu discharging g) Menghitung energi yang hilang pada saat bukaan pintu charging h) Menghitung energi yang hilang melalui dinding Mesin Reheating Furnace Type Walking Beam 3) Menghitung effisiensi Thermal pada Mesin Reheating Furnace Type Walking Beam. 6

1.5. Manfaat Penelitian Beberapa Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1) Pembaca dapat mengetahui langkah langkah apa saja yang harus dilakukan untuk mencari nilai effisiensi dari Mesin Reheating Furnace Type Walking Beam 2) Menambah atau memperdalam pengetahuan tentang proses apa saja yang terjadi di dalam Mesin Reheating Furnace Type Walking Beam 1.6. Metode Penelitian Untuk menyelesaikan permasalahan yang dihadapi, Penulis perlu mencari sumber sumber data serta referensi referensi yang diperlukan. Untuk itu, Penulis menggunakan beberapa metode penelitian, diantaranya adalah : 1) Studi lapangan (observasi), Dilakukan penelusuran langsung ke lapangan, dimana studi kasus yang diangkat, akan dibahas 2) Wawancara, Dilakukan dengan memberikan beberapa pertanyaan yang terkait dalam penyelesaian masalah yang dihadapi 3) Studi Literatur, Dilakukan dengan pembelajaran di perpustakaan Balai Diklat PT. Krakatau Steel (Persero) Tbk. data data teknik perusahaan, pengkajian buku buku literatur, mau pun buku buku referensi perkuliahan 4) Analisa hasil penelitian, Proses ini menganalisa hasil setiap perhitungan yang dilakukan untuk mencari hasil akhir, yaitu efisiensi Thermal Mesin Reheating Furnace Type Walking Beam. 5) Penulisan Laporan Tugas Akhir, Hasil penelitian ditulis dalam laporan tugas akhir secara sistematis. 7