Pembentukan karakter..., Siti Atikah Immaduddin, FIB UI, Universitas Indonesia

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III ANALISIS DATA

LEMBAR KERJA PENILAIAN CAKUPAN MATERI BUKU TEKS PELAJARAN BAHASA MANDARIN KELAS X PROGRAM PILIHAN

Kelengkapan Keluasan Kedalaman. Tidak. Tidak Sesuai. Sesuai Sesuai. Sesuai

99. Mata Pelajaran Bahasa Mandarin untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/ Madrasah Aliyah (MA) Program Bahasa

MATA PELAJARAN : BAHASA MANDARIN JENJANG PENDIDIKAN : SMP/M Ts/SMA/SMK/MA

100. Mata Pelajaran Bahasa Mandarin untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/ Madrasah Aliyah (MA) Program Pilihan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP DAN LANDASAN TEORI. memaparkan hasil penelitian terdahulu yang berkesinabungan dengan penelitian ini.

23. Mata Pelajaran Bahasa Mandarin Untuk Paket C Program Bahasa

BAB 1 PENDAHULUAN. Simbol fu..., Andhara Aisya, FIB UI, 2008Universitas

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk sosial yang perlu berinteraksi dengan manusia

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Bahasa merupakan alat komunikasi yang utama dalam kehidupan

KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. menimbulkan kesalahpahaman dalam penyampaiannya,

KISI UJI KOMPETENSI 2013 MATA PELAJARAN BAHASA MANDARIN

BAB I PENDAHULUAN. penggunaan struktur kebahasaannya dengan baik (penggunaan kosa kata, tatabahasa,

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan alat untuk berkomuniksai yang tak pernah lepas dalam

KARAKTER HAN DENGAN RADIKAL 示 DALAM SHUOWENJIEZI: KLASIFIKASI, AKTIVITAS PENYEMBAHAN, PERBANDINGAN DENGAN KAMUS XIANDAI HANYU

BAB I PENDAHULUAN. masing-masing, termasuk kehendak, harapan, keinginan dan hajat. Defenisi ini menekankan

BAB I PENDAHULUAN. yang penting dalam menunjang era baru ini. Selain Bahasa Inggris, Bahasa

1. Kita harus melaporkan kejadian itu besok, tetapi mereka sekarang tidak berada di sini.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Berikut ini akan diuraikan hasil-hasil penelitian peneliti sebelumnya:

BAB I PENDAHULUAN. dengan perkembangan perekonomiannya. Pertumbuhan perekonomian China yang

KISI UJI KOMPETENSI 2014 MATA PELAJARAN BAHASA MANDARIN

BAB I PENDAHULUAN. Tingginya aktifitas sektor industri Tiongkok, serta banyaknya pengguna bahasa

PROGRAM PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS KELAS III - SEMESTER 2

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan dan menerima informasi atau pesan.

BAB I PENDAHULUAN. SMP N 2 Banyudono terletak di Jalan Jembungan, Banyudono, Boyolali.

Bab 1. Pendahuluan. Untuk dapat berkomunikasi dengan sesama manusia dan saling mengerti apa dari

BAB I PENDAHULUAN. ide, pikiran, hasrat dan keinginan kepada orang lain. Maksudnya adalah bahwa

BAB I PENDAHULUAN. kaidah bahasa yang berlaku dalam bahasa itu namun, tidak dipandang sebagai

BAB I PENDAHULUAN. lisan maupun tulisan. Bahasa menurut Kridalaksana (2001: 21) adalah sistem

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI

Bab 1. Pendahuluan. Istilah linguistik dalam bahasa Jepang disebut dengan 言語学 gengogaku,

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan kemajuan ekonomi negaranya membuat bahasa Mandarin menjadi

Silabus. Bahasa Indonesia 4 SD/MI 19. Kompetensi Dasar. Pengumuman Mendengarkan pengumuman. Pembelajaran. Materi Pokok/ Mampu mengembangkan

RELASI TEMPORAL ANTARKLAUSA DALAM KALIMAT MAJEMUK BERTINGKAT PADA WACANA KUMPULAN CERPEN DARI SITUS SKRIPSI

Skripsi Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1. Di susun oleh : Nur Rochman Prabowo ( A )

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan alat utama yang digunakan manusia untuk

BAB 4 SIMPULAN DAN SARAN

ANALISIS KESALAHAN EJAAN PADA MAKALAH MAHASISWA PENDIDIKAN EKONOMI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PAMULANG

BAB I PENDAHULUAN. manusia seperti kebudayaan, ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Mandarin (Han Yu) yang telah menjadi Bahasa International

BAB I PENDAHULUAN. (Kridalaksana, 2008: 24). Bahasa merupakan kemampuan manusia untuk

BAB I PENDAHULUAN. sarana komunikasi. Dalam kehidupan sehari-hari manusia selalu. menggunakan bahasa dalam berbagai bentuk untuk mengungkapkan ide,

BAB 1 PENDAHULUAN. Keterampilan menyampaikan ide, pikiran, gagasan, dan perasaan secara tertulis

BAB I PENDAHULUAN. ide, gagasan, pikiran dan perasaan seseorang. Bahasa juga digunakan untuk

STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BAHASA MANDARIN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah alat pengungkapan pikiran maupun perasaan (Sutedi, 2003 :

: Ortografis dalam Register Seabreg SMS Gaul

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berawal dari asumsi bahwa bahasa merupakan sarana berkomunikasi antar

Standar Kompetensi Guru KD Indikator Esensial

memiliki kemampuan dasar dalam berbahasa Mandarin yaitu mendengar, berbicara, membaca dan menulis, lalu memahami budaya China agar secara

BAB I PENDAHULUAN. keinginan dan sebagainya melalui bahasa, sehingga bahasa merupakan sarana

91. Mata Pelajaran Bahasa Arab untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA) Program Bahasa A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. terbentuk secara tiba-tiba, tetapi setiap chengyu ( 成语 ) terbentuk dari cerita,

BAB I PENDAHULUAN. untuk hidup bersama. Untuk menjalani kehidupan sehari-hari antara orang yang

PROGRAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SEKOLAH DASAR KELAS II SEMESTER 2

BAB I PENDAHULUAN. interaksi dan kerjasama dalam kehidupan sehari-hari. Dengan berinteraksi,


BAB 1 PENDAHULUAN. bahasa, karena bahasa merupakan suatu alat untuk menjalin komunikasi dalam

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. bermasyarakat. Bahasa sudah diajarkan sejak dulu baik di keluarga maupun di. peran yang sangat penting dalam proses pembelajaran.

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. masyarakat sehari-hari. Masyarakat menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. system tulisan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ketiga (2007: 90,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Reni Febriyenti, 2015

Modul ke: BAHASA INDONESIA. Ragam Bahasa. Sudrajat, S.Pd. M.Pd. Fakultas FEB. Program Studi Manajemen.

BAB I PENDAHULUAN. untuk berinteraksi antar sesama. Kridalaksana (dalam Chaer, 2003: 32)

BAB I PENDAHULUAN. untuk bekerja sama atau berkomunikasi di dalam kehidupan bermasyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. mengandung nilai kesopanan, sehingga mudah dipahami oleh lawan bicara.

164 WACANA VOL. 10 NO. 1, APRIL 2008

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa sangat penting dalam kehidupan manusia, baik komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. reseptif yang meliputi menyimak (Hörfertigkeit) dan membaca (Lesefertigkeit),

ABSTRAK. Program studi : S-1 Sastra China : Survei Pengenalan Aksara Han Gabungan yang Memiliki Bentuk Komponen Bunyi yang Sama

Bab 1 Tujuan dan Isi Tahap 1

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan medium utama berupa bunyi ujaran (unsur bahasa yang hanya

KURIKULUM 2004 STANDAR KOMPETENSI. Mata Pelajaran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan alat komunikasi yang penting dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan manusia tidak dapat terlepas dari bahasa, baik itu bahasa lisan

BAB I PENDAHULUAN. tersebut. Kebudayaan masing-masing suku bangsa dapat berdampingan, tumbuh

BAB I PENDAHULUAN. realitas, dan sebagainya. Sarana yang paling vital untuk memenuhi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa Indonesia pada dasarnya merupakan upaya untuk

BAB I PENDAHULUAN. peristiwa berkomunikasi. Di dalam berkomunikasi dan berinteraksi, manusia

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

STRATEGI PEMBELAJARAN DALAM MATA KULIAH BAHASA MANDARIN I DI PRODI S1 PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS FIB UB

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP DAN LANDASAN TEORI

Lampiran 1 Onomatope Sumber Data

BAB I PENDAHULUAN. diri (Chaer dan Agustina, 2010:11). Bahasa sangat berperan penting dalam

KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN DAN KEMAMPUAN BERCERITA SISWA KELAS VI SD 03 KALIYOSO KECAMATAN UNDAAN KABUPATEN KUDUS TAHUN AJARAN 2007/2008 SKRIPSI

BAB 1. Pembelajaran Bahasa Indonesia adalah pembelajaran yang memiliki. beberapa aspek keterampilan berbahasa yang harus dicapai oleh siswa.

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai fungsi dan peranan yang besar dalam kehidupan manusia. Fungsi

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. dari kehidupan sehari-hari. Tidak terlalu berlebihan jika dikatakan sejak bangun tidur

BAB I PENDAHULUAN. pikiran dan perasaannya bilamana tidak saling menyerap tanda-tanda yang

19. Mata Pelajaran Bahasa Arab Untuk Paket C Program Bahasa

96. Mata Pelajaran Bahasa Perancis untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/ Madrasah Aliyah (MA) Program Pilihan

BAB 1 PENDAHULUAN. Realisasi sebuah bahasa dinyatakan dengan ujaran-ujaran yang bermakna.

94. Mata Pelajaran Bahasa Jerman untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/ Madrasah Aliyah (MA) Program Pilihan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan sistem lambang bunyi yang digunakan oleh para anggota masyarakat tertentu untuk bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasi diri (Kridalaksana, 2004, hlm. 3). Bunyi yang dimaksud adalah bunyi yang dihasilkan oleh alat bicara manusia yang merupakan bunyi berpola dan teratur serta dipakai sebagai sarana komunikasi oleh suatu masyarakat. Bahasa memiliki dua wahana untuk mewujudkannya, yaitu dalam wujud bunyi/lisan dan tulisan (Kridalaksana dan Sutami, 2004, hlm. 65). Bunyi bahasa atau bahasa lisan merupakan hal utama dan mendasar dalam kehidupan manusia. Bahasa tulis merupakan wujud sekunder dari bahasa lisan yang timbul untuk mewakili gagasan yang terkandung dalam bunyi bahasa. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ketiga (2007, hlm. 90), bahasa tulis adalah ragam bahasa baku yang digunakan sebagai sarana komunikasi secara tertulis atau ragam tulis, sedangkan yang dimaksud dengan ragam tulis adalah ragam bahasa yang dipergunakan melalui media tulis, tidak terikat ruang dan waktu sehingga diperlukan kelengkapan struktur sampai pada sasaran secara visual (KBBI, 2007, hlm. 920). Tulisan berada dalam suatu sistem yang disebut sistem tulisan atau aksara. Aksara merupakan sistem tanda grafis yang digunakan untuk berkomunikasi serta mewakili ujaran (Kridalaksana dan Sutami, 2004, hlm. 66). Sebenarnya aksara sama dengan tulisan, hanya tulisan lebih cenderung merupakan hasil guratan tangan atau hasil dari pekerjaan menulis, sedangkan aksara lebih mengacu kepada sistem tidak terbatas pada hasil guratan tangan atau hasil mencetak (Sutami, 2005, hlm. 3). Dengan kata lain, tulisan berada dalam suatu sistem yang disebut sistem tulisan atau aksara. Aksara terdiri dari unsur yang berwujud huruf Latin seperti pada Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, atau karakter seperti pada Bahasa Mandarin. Pada bahasa yang menggunakan huruf Latin, tulisan diturunkan dari ujaran. Ujaran ini diturunkan pula dari gagasan. Pada aksara ini, huruf Latin mewakili bunyi yang terdapat di dalam ujaran. Misalnya, huruf a k u mewakili bunyi [a] [k] [u] dari kata atau ujaran aku. Karena sifatnya yang mewakili bunyi, huruf Latin dikatakan

bersifat fonetis. Kata aku ini mewujudkan gagasan atau ide tentang orang pertama tunggal. Pada aksara yang menggunakan karakter, misalnya karakter Han, karakter tidak mewakili ujaran atau bunyi bahasa seperti pada huruf Latin, karena karakter langsung mewakili atau menggambarkan gagasan. Contoh: karakter 月 yuè mewakili gagasan tentang bulan, karakter 口 kǒu [k ou] mewakili gagasan tentang mulut. Tidak ada komponen dari karakter 月 yuè bulan yang mewakili bunyi [jyε] dan tidak ada komponen dari karakter 口 kǒu [k ou] mulut yang mewakili bunyi [k ou] (Sutami, 2005, hlm. 3-4). Onomatope adalah suatu unsur bahasa yang terbentuk dari peniruan bunyi yang dalam Bahasa Mandarin juga diwujudkan dalam bentuk karakter Han. Seperti telah disebutkan di atas bahwa dalam Bahasa Mandarin karakter mewakili gagasan, sehingga tiap karakter memiliki petunjuk tentang makna karakternya. Pembentukan karakter dalam Bahasa Mandarin memiliki prinsip tersendiri yang telah dipaparkan oleh seorang leksikograf Cina bernama Xǔ Shèn ( 许慎 ). Pada masa dinasti Han ia menyusun sebuah kamus karakter Han berjudul 说文解字 Shuōwén Jiězì. Xu Shen mengklasifikasikan pembentukan karakter Han pada kamusnya ke dalam enam kategori prinsip pembentukan karakter Han yang diberi nama 六书 liùshū, yaitu enam prinsip dalam pembentukan karakter. Menurut Xu Shen, seluruh karakter Han memiliki konsep bunyi (shēng 声 ), makna (yì 意 ), dan bentuk (xíng 形 ). Setiap karakter pada kamusnya dapat merujuk kepada satu atau lebih tiga konsep tersebut (Norman, 1988, hlm. 69). Seperti pada karakter onomatope bunyi kucing, kita akan mendapati karakter 喵 miāo [miαo]. Karakter ini memiliki bunyi miāo [miαo], dengan bentuk 喵 dan mengandung makna bunyi kucing. Karakter ini merupakan gabungan 口 kǒu [k ou] mulut dan 苗 miáo [miαo] tanaman muda. Karakter 口 kǒu [k ou] mulut berfungsi sebagai komponen pemberi makna, sedangkan karakter 苗 miáo [miαo] tanaman muda berfungsi sebagai komponen pemberi bunyi. Dengan demikian dapat dengan jelas dimengerti bahwa karakter ini mewakili bunyi yang dikeluarkan oleh alat bicara mulut berbunyi miāo [miαo]. Pada kamus Xu Shen, prinsip pembentukan seperti ini disebut prinsip pembentukan karakter 形声 xíngshēng, yaitu prinsip

pembentukan karakter dengan menggabungkan radikal sebagai komponen pemberi makna dan fonetik sebagai komponen pemberi bunyi. Maka, dapat diasumsikan bahwa onomatope yang terbentuk dari tiruan bunyi dibentuk melalui prinsip 形声 xíngshēng. Namun, pada beberapa karakter onomatope binatang lainnya prinsip pembentukan karakter 形声 xíngshēng tidak dapat diterapkan. Seperti pada onomatope bunyi kambing 咩 miē [miɛ], karakter ini terbentuk dari karakter 口 kǒu [k ou] mulut sebagai komponen pemberi makna bahwa bunyi ini dikeluarkan oleh alat bicara mulut, dan 羊 yáng [jαŋ] kambing sebagai komponen pemberi bunyi, sehingga karakter ini seharusnya dilafalkan yáng [jαŋ]. Namun, pada kenyataannya karakter ini dilafalkan miē [miɛ], padahal pada karakter ini tidak ditemukan komponen fonetik yang mewakili bunyi miē [miɛ]. Selain itu, dalam sumber data ada beberapa binatang yang memiliki lebih dari satu karakter untuk mewakili onomatopenya, tetapi tidak dijelaskan perbedaan penggunaan karakter onomatope yang berbeda untuk jenis binatang yang sama. Sebagai contoh, ditemukan dua onomatope yang mewakili suara anjing, yaitu 汪 wāng [wαŋ] dan 狺狺 yínyín [jinjin], tetapi tidak dijelaskan perbedaan penggunaan keduanya. Kedua hal inilah yang membuat penulis tertarik untuk menganalisis karakter onomatope binatang dalam Bahasa Mandarin dengan menggunakan prinsip pembentukan karakter Xu Shen, teori keikonikan Sudaryanto, dan teori fonologi Bahasa Mandarin. 1.2 Permasalahan Penulis membatasi masalah pada: 1. Apakah sebagian besar karakter onomatope binatang dalam Bahasa Mandarin terbentuk dengan prinsip pembentukan karakter 形声 xíngshēng? 2. Apakah karakter onomatope yang berbeda untuk jenis binatang yang sama mewakili bunyi yang berbeda pula?

1.3 Tujuan dan Manfaat Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini: 1. Mengetahui apakah sebagian besar karakter onomatope binatang dalam Bahasa Mandarin terbentuk melalui prinsip pembentukan karakter 形声 xíngshēng. 2. Menjelaskan perbedaan bunyi yang diwakili oleh karakter onomatope yang berbeda untuk jenis binatang yang sama. Manfaat yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk memperkenalkan pembentukan karakter onomatope binatang dalam Bahasa Mandarin serta bunyi yang diwakili oleh onomatope-onomatope tersebut, sehingga dapat dipakai dalam kegiatan belajar Bahasa Mandarin, baik untuk memahami teks, maupun untuk menulis karangan. 1.4 Metode Penelitan Metode yang akan digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah penelitian kepustakaan dengan menggunakan beberapa acuan ilmiah berupa kamus, buku, jurnal ilmiah dan artikel yang berkaitan dengan topik pembahasan. Penulisan skripsi ini bersifat deskriptif, yaitu memaparkan atau menggambarkan secara jelas dan terperinci tentang prinsip pembentukan karakter onomatope binatang dalam Bahasa Mandarin, terutama prinsip pembentukan 形声 xíngshēng dan bunyi yang diwakili oleh onomatope-onomatope tersebut. Penulis berusaha memaparkan kemunculan prinsip pembentukan karakter yang menjadi permasalahan dengan cara mencari dan mengumpulkan kata-kata onomatope yang terdapat dalam sumber data, menganalisis data dengan prinsip pembentukan karakter 形声 xíngshēng, memisahkannya berdasarkan komponen pembentuknya, menganalisis lagi dengan teori fonologi Bahasa Mandarin, kemudian menarik kesimpulan dari keteraturan yang muncul. Penulis juga mengelompokkan data berdasarkan penggunaan onomatope yang berbeda bagi binatang yang sama, menganalisis perbedaan penggunaannya, menganalisis perbedaan pemakaian fonem-fonem pembentuknya berdasarkan teori keikonikan Sudaryanto, kemudian menarik kesimpulan dari keteraturan pola yang muncul tersebut.

1.5 Sumber Data Penelitian ini akan menggunakan data-data onomatope yang didapat dari 现代汉语词典 Xiàndài Hànyǔ Cídiǎn edisi ketiga cetakan tahun 2002. Kamus ini merupakan cetakan akhir setelah direvisi pada tahun 1996, maka cetakan ini lebih lengkap daripada cetakan sebelumnya. Pemilihan kamus 现代汉语词典 Xiàndài Hànyǔ Cídiǎn didasarkan atas beberapa alasan, yaitu penyusunannya sistematik dengan penyusunan berdasarkan ejaan pīnyīn, setiap entri 1 dalam kamus disertai contoh penggunaan dalam kalimat, sehingga sangat membantu penulis dalam mengerjakan karya ilmiah ini. 1.6 Sistematika Penyajian Skripsi ini akan terbagi dalam empat bab. Bab I adalah pendahuluan, meliputi latar belakang, permasalahan, tujuan dan manfaat, sumber data dan sistematika penyajian. Bab II berisi tinjauan pustaka yang akan digunakan untuk membahas mengenai tulisan-tulisan yang pernah membicarakan onomatope, baik secara umum maupun khusus. Dalam bab ini juga terdapat subbab mengenai teori yang digunakan dalam menganalisis data. Analisis data dipaparkan di bab III. Data-data yang sudah terkumpul dianalisis berdasarkan teori yang telah dipaparkan dalam bab sebelumnya. Lalu bagian yang terakhir pada Bab IV adalah kesimpulan yang diperoleh berdasarkan hasil penelitian mengenai karakter onomatope binatang dalam Bahasa Mandarin yang terbentuk melalui prinsip pembentukan karakter 形声 xíngshēng dan perbedaan bunyi yang diwakili oleh karakter onomatope yang berbeda untuk jenis binatang yang sama. 1 Kata kepala dengan definisi dan keterangan lainnya dalam kamus atau ensiklopedia; kata kepala itu sendiri. (Kridalaksana 1993: 51)