STUDI KASUS PENERAPAN METODE PERT PADA PROYEK GUDANG X

dokumen-dokumen yang mirip
STUDI KASUS PENJADWALAN PROYEK PADA PROYEK RUMAH TOKO X MENGGUNAKAN MICROSOFT PROJECT 2010

PERBANDINGAN PENJADWALAN PROYEK MENGGUNAKAN KURVA S DAN CPM NETWORK PADA PROYEK X DI SURABAYA

TEKNIK PERENCANAAN DAN PENJADWALAN PROYEK RUMAH TINGGAL DENGAN BANTUAN PROGRAM PRIMAVERA PROJECT PLANNER 3.0. Erwan Santoso Djauhari NRP :

PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN JADWAL PROYEK DENGAN MENGGUNAKAN METODE CPM PADA PROYEK APARTEMEN Christian Kennardi 1, Ivan Pratama Setiadi 2, Andi 3

MONITORING DAN ANALISIS JADWAL PROYEK MENGGUNAKAN METODE PERFORMANCE INTENSITY DAN CPM PADA PROYEK HOTEL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Proyek konstruksi adalah suatu rangkaian kegiatan yang saling berkaitan dan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Jasa konstruksi adalah layanan jasa konsultansi perencanaan pekerjaan

BAB 2 LANDASAN TEORI

PENJADWALAN PROYEK DENGAN ALAT BANTU PROGRAM PRIMAVERA PROJECT PLANNER 3.0 (P3 3.0)

Kata kunci: PERT, penambahan jam kerja (lembur), lintasan kritis, Time Cost Trade Off.

MANAJEMEN PROYEK. Manajemen proyek meliputi tiga fase : 1. Perencanaan 2. Penjadwalan 3. Pengendalian

ANALISIS KONSEP CADANGAN WAKTU PADA PENJADWALAN PROYEK DENGAN CRITICAL PATH METHOD (CPM) (Studi Kasus : Proyek Pembangunan Rumah Sakit Prima)

BAB III METODE PENELITIAN

DAFTAR ISI JUDUL HALAMAN PENGESAHAN PERNYATAAN BEBAS PLAGIASI KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN

: Peramalan (Forecasting) Bab III : Manajemen Persediaan. Bab IV : Supply-Chain Management. Bab V : Penetapan Harga (Pricing)

3.11. Program Microsoft Project BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi Penelitian Tahap dan Prosedur Penelitian

MANAJEMEN WAKTU PROYEK

KAJIAN AWAL MENGENAI PERFORMANCE INTENSITY (MOMENTUM MANAGEMENT) UNTUK MENGUKUR KINERJA WAKTU PROYEK KONSTRUKSI

Manajemen Proyek. Teknik Industri Universitas Brawijaya

Penjadwalan proyek. 1. Menunjukkan hubungan tiap kegiatan dan terhadap keseluruhan proyek

PROJECT PLANNING AND CONTROL. Program Studi Teknik Industri Universitas Brawijaya

STUDI PENJADUALAN, PERENCANAAN BIAYA DAN PENGENDALIAN JADUAL PADA PROYEK PEMBANGUNAN RUKO DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM MICROSOFT PROJECT 2003

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Karakteristik proyek konstruksi adalah sebagai berikut ini. 1. Kegiatannya dibatasi oleh waktu.

PENENTUAN JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN REHABILITASI JALAN ALIANYANG KOTA PONTIANAK DENGAN PRECEDENCE DIAGRAM METHOD (PDM)

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RERANGKA PEMIKIRAN

PERT dan CPM adalah suatu alat manajemen proyek yang digunakan untuk melakukan penjadwalan, mengatur dan mengkoordinasi bagian-bagian pekerjaan yang

MANAJEMEN PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN (WAKTU) PROYEK

BAB II Tinjauan Pustaka

Manajemen Operasional PENJADWALAN DAN PENGAWASAN PROYEK

MAKALAH RISET OPERASI NETWORK PLANNING

Operations Management

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. CPM memiliki karakteristik yang berbeda-beda, baik dari sisi kontraktor maupun

Manajemen Proyek. Riset Operasi TIP FTP UB

MINGGU KE-6 MANAJEMEN WAKTU (LANJUTAN)

2.2. Work Breakdown Structure

Penjadwalan Proyek. Oleh Didin Astriani Prasetyowati, M.Stat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. perusahaan selain manajemen sumber daya manusia, manajemen pemasaran dan


BAB III LANDASAN TEORI

Analisis Optimasi Pelaksanaan Proyek Revitalisasi Integrasi Jaringan Universitas Kadiri Menggunakan Metode PERT Dan CPM

LAPORAN RESMI MODUL VII PERT DAN CPM

MATERI 8 MEMULAI USAHA

BAB III METODOLOGI. Data yang dominan dalam Tugas Akhir ini adalah Data Sekunder,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

STUDI PERENCANAAN WAKTU DAN BIAYA BLOCK OFFICE PEMERINTAH KOTA BATU MALANG ABSTRAK

OPTIMALISASI WAKTU PELAKSANAAN PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG GORSENI KABUPATEN KATINGAN MENGGUNAKAN METODE CPM, PERT, DAN PDM

STUDI PERENCANAAN PERCEPATAN DURASI PROYEK DENGAN METODE LEAST COST ANALYSIS

BAB II STUDI PUSTAKA

JURNAL TUGAS AKHIR PERENCANAAN PENJADWALAN PROYEK PEMBANGUNAN RUMAH SUSUN GORONTALO DISUSUN OLEH: MOCHAMMAD ANDHIKA D

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. teknologi konstruksi (construction technology) dan manajemen konstruksi (construction

LAPORAN RESMI MODUL VI PERT & CPM

Operations Management

BAB III LANDASAN TEORI. A. Manajemen Proyek

aderismanto01.wordpress.com

OPTIMALISASI BIAYA DAN WAKTU PELAKSANAAN PROYEK PEMBANGUNAN RUMAH TINGGAL DENGAN MENGGUNAKAN METODE PERT-CPM

Pertemuan ke 10 Metode Jalur Kritis. Dalam Analisis CPM, dipakai suatu cara yang disebut hitungan maju dan hitungan mundur.

BAB III LANDASAN TEORI. A. Manajemen Proyek

PENELITIAN AWAL PENENTUAN WAKTU PENYELESAIAN PROYEK DENGAN METODE PERT (PROJECT EVALUATION AND REVIEW TECHNIQUE)

PENERAPAN PENJADWALAN PROBABILISTIK PADA PROYEK PENGEMBANGAN GEDUNG FSAINTEK UNAIR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III LANDASAN TEORI. A. Manajemen Proyek

TIN102 - Pengantar Teknik Industri Materi #5 Ganjil 2014/2015 TIN102 PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI

BAB III LANDASAN TEORI. A. Manajemen Proyek

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari banyak ditemui berbagai macam proyek

Journal Industrial Servicess Vol. 3 No. 2 Maret 2018

PERENCANAAN PERCEPATAN PROYEK KONSTRUKSI DENGAN MENGGUNAKAN MICROSOFT PROJECT

BAB III LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Proyek : Kombinasi dan kegiatan-kegiatan g (activities) yang saling berkaitan dan harus dilaksanakan dengan mengikuti suatu urutan tertentu sebelum se

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Project Time Management adalah suatu kegiatan yang mencakup semua proses dan

DIAGRAM JARINGAN KERJA (Network Diagram)

Pendahuluan. Syaiful et al., Evaluasi Penjadwalan Biaya Dan Waktu Proyek Dengan Metode CPM dan PERT...

BAB III LANDASAN TEORI. mengorganisir, memimpin, dan mengendalikan sumber daya untuk

Analisis Biaya Pembangunan Proyek Perumahan Menggunakan Metode PERT dan EVM (Studi Kasus: Perumahan D Lion Cluster)

BAB II LANDASAN TEORI. Pengelola proyek selalu ingin mencari metode yang dapat meningkatkan

OPTIMALISASI RENCANA ANGGARAN BIAYA DAN WAKTU PELAKSANAAN DENGAN PRESEDEN DIAGRAM METHOD (PDM)

BAB III LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

Proyek. Proyek adalah sederetan tugas yang diarahkan pada suatu hasil output utama

Sistem Informasi [Kode Kelas]

BAB III LANDASAN TEORI. A. Manajemen Proyek

BAB III LANDASAN TEORI. A. Manajemen Proyek

Project Management PROJECT EVALUATION & REVIEW TECHNIQUE (PERT) Boldson S.Kom., MMSI

Analisis Optimasi Waktu Proyek Menggunakan Program Evaluation and Review Technique

PENJADWALAN PROYEK KONSTRUKSI DENGAN METODE FLASH (FUZZY LOGIC APPLICATION FOR SCHEDULING)

Pertemuan 5 Penjadwalan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

CPM DAN PERT CRITICAL PATH METHOD AND PROGRAM EVALUATION REVIEW TECHNIQUE. Pertemuan Copyright By Nurul Adhayanti

BAB 5 PERENCANAAN WAKTU

MANAJEMEN PROYEK. Pembelajaran Daring Indonesia Terbuka & Terpadu

Kata kunci: optimum, percepatan, lembur, least cost analysis.

BAB III METODE PENELITIAN. (Perusahaan Umum Pembangunan Perumahan Nasional) pada proyek pembangunan

JALUR KRITIS (Critical Path)

(Studi Kasus : Proyek Pembangunan Rumah Sakit Prima) GEA GEBY AURORA SYAFRIDON

Analisis Network Proyek Rehabilitasi Sekolah Dasar Negeri Combongan 1 Kecamatan Sukoharjo Kabupaten Sukoharjo

OPTIMASI WAKTU PROYEK DENGAN PENAMBAHAN JAM KERJA DENGAN PRECEDENCE DIAGRAM METHOD (Studi Kasus Proyek Rumah Susun Sederhana Sewa Pekanbaru)

ANTISIPASI KETERLAMBATAN PROYEK MENGGUNAKAN METODE WHAT IF DITERAPKAN PADA MICROSOFT PROJECT

Transkripsi:

STUDI KASUS PENERAPAN METODE PERT PADA PROYEK GUDANG X Christian 1, Cefiro 2 dan Sentosa 3 ABSTRAK : Pembangunan yang sedang marak terjadi pada saat ini ialah pembangunan gudang khususnya di Surabaya. Gudang merupakan penanda pertumbuhan ekonomi suatu daerah. Untuk dapat melakukan pembangunan secara profesional, para kontraktor harus dapat membuat perencanaan kerja yang matang. Tujuan penelitian ini adalah menganalisa penjadwalan proyek gudang dengan menerapkan metode PERT. Metode PERT (Project Evaluation Review Technique) merupakan metode yang bertujuan untuk memprediksi durasi dari suatu proyek dan menghitung kemungkinan terjadinya waktu yang diharapkan. Untuk mendapatkan hasil te (time expected) dari metode PERT, dibutuhkan data ta (waktu optimis),tb (waktu pesimis), dan tm (waktu yang paling mungkin terjadi). Pengamatan lapangan dilakukan untuk mendapatkan Time Schedule, jumlah pekerja lapangan, Gambar Teknik proyek Gudang, dan ta tb untuk metode PERT. Dari pengolahan data didapatkan tm yang digunakan penghitungan durasi metode PERT. Dengan durasi perhitungan metode PERT, didapatkan durasi pembangunan gudang versi metode PERT. Dari Time Schedule kontraktor didapatkan durasi pembangunan gudang selama 28 minggu. Dari perhitungan metode PERT didapatkan durasi selama 32 minggu. Dari pengamatan lapangan hingga 1 Juni 2013 diketahui bahwa durasi lapangan lebih mendekati pada durasi perhitungan metode PERT daripada durasi Time Schedule. KATAKUNCI: PERT, gudang, jadwal, durasi, time schedule, jalur kritis 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dari waktu ke waktu, pembangunan di berbagai sektor berkembang semakin pesat. Kebutuhan masyarakat akan pembangunan semakin meningkat. Salah satu pembangunan yang sedang marak ialah pembangunan gudang khususnya di Surabaya. Dengan adanya pembangunan yang semakin meningkat tersebut, para pelaksana pembangunan atau yang biasa disebut kontraktor dituntut untuk dapat melakukan pembangunan secara profesional. Untuk dapat melakukan pembangunan secara profesional, para kontraktor harus dapat membuat perencanaan kerja yang matang. Bagian perencanaan yang menjadi latar belakang penelitian ini adalah penjadwalan. Penjadwalan yang baik pada suatu proyek merupakan hal yang sangat penting. Dalam penjadwalan, kontraktor dituntut untuk dapat menyelesaikan pembangunan tepat waktu sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan. Dalam penelitian ini peneliti melakukan studi kasus terhadap data penjadwalan salah satu proyek gudang di Surabaya dengan menggunakan metode penjadwalan PERT ( Project Evaluation Review Technique ). Salah satu kelebihan metode PERT yaitu metode ini dapat membantu kontraktor dalam mengetahui berapa probabilitas terjadinya pencapaian waktu yang diinginkan. Penelitian ini diharapkan dapat membantu kontraktor dalam pembuatan jadwal proyek yang efisien dengan menggunakan metode PERT dan dapat memberi pedoman pada kontraktor dalam melakukan evaluasi dan review terhadap jadwal proyek yang telah dibuat. 1 Mahasiswa Program Studi Teknik Sipil Universitas Kristen Petra, m21409045@john.petra.ac.id. 2 Mahasiswa Program Studi Teknik Sipil Universitas Kristen Petra, m21409046@john.petra.ac.id. 3 Dosen Program Studi Teknik Sipil Universitas Kristen Petra 1

1.2. Rumusan Masalah Bagaimanakah penerapan metode PERT pada penjadwalan proyek gudang? 1.3. Tujuan Penelitian Mengetahui bagaimanakah penerapan metode PERT pada penjadwalan proyek gudang. 1.4. Ruang Lingkup Penelitian - Penelitian ini dilakukan pada data time schedule proyek gudang di Surabaya. - Penelitian ini menggunakan metode PERT untuk melakukan evaluasi dan review terhadap data time schedule proyek gudang di Surabaya. 1.5. Manfaat Penelitian - Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini bagi peneliti adalah untuk menambah pengetahuan tentang penggunaan metode PERT pada perencanaan jadwal proyek. - Manfaat dari penelitian bagi peneliti lain ialah dapat menjadi dasar untuk dilakukan penelitian yang lebih mendalam pada topik metode PERT. 2. LANDASAN TEORI 2.1. Perencanaan dan Penjadwalan Proyek Perencanaan merupakan penyusunan suatu konsep secara global yang digunakan untuk memprediksi pekerjaan yang dilakukan di kemudian hari (Uher, 1996). Penjadwalan memiliki pengertian secara khusus sebagai durasi dari waktu kerja yang dibutuhkan untuk melakukan serangkaian aktivitas kerja yang ada dalam kegiatan konstruksi (Bennatan, 1995). 2.2. Penyusunan Urutan Aktivitas Menurut Hamilton (1997) tiga hal yang perlu diperhatikan dalam menyusun urutan aktivitas adalah : a. Predecessor, yaitu aktivitas sebelum atau yang mendahului aktivitas yang bersangkutan, misalnya aktivitas pembersihan lahan merupakan predecessor aktivitas surveyor. b. Successor / followers, yaitu semua aktivitas sesudah atau yang terjadi setelah aktivitas yang bersangkutan, misalnya aktivitas surveyor merupakan successor aktivitas pembersihan lahan. c. Concurrent, yaitu aktivitas-aktivitas yang dapat terjadi atau berlangsung bersamaan dengan aktivitas yang bersangkutan. Penjelasan dari Predecessor, Successor, Concurrent dapat dilihat pada Gambar 1. di bawah : Gambar 1. Urutan Aktivitas (Hamilton, 1997) Sebagai contoh, kita ambil aktivitas E maka, Aktivitas B adalah predecessor dari aktivitas E. Aktivitas G dan H adalah successor dari aktivitas E. Aktivitas D dan F adalah Concurrent dari aktivitas E. 2

Hubungan antar aktivitas proyek dapat dinyatakan dengan finish to start, start to start, finish to finish, start to finish, dengan lag dapat dilihat pada Gambar 2. Gambar 2. Hubungan antar Aktivitas (Kerzner, 2009) Dari Gambar 2., menunjukkan contoh hubungan antara 2 aktivitas, yaitu aktivitas A dan aktivitas B scbagai berikut : a. Finish to start (FS) Hubungan finish to start antara aktivitas A dan B adalah hubungan aktivitas dimana aktivitas B dapat dimulai setelah aktivitas A selesai dikerjakan. b. Start to start (SS) Hubungan start to start antara aktivitas A dan B adalah hubungan aktivitas dimana ketika aktivitas A dimulai maka aktivitas B juga dapat dimulai. c. Finish to.finish (FF) Hubungan finish to finish antara aktivitas A dan B adalah hubungan aktivitas dimana aktivitas A dan aktivitas B selesai pada waktu yang sama. d. Start to Finish (SF) Hubungan start to finish antara aktivitas A dan B adalah hubungan aktivitas dimana ketika aktivitas A dimulai maka aktivitas B sudah selesai. e. Lag Lag adalah jumlah waktu diantara mulai atau selesainya aktivitas A dengan mulai atau selesainya aktivitas B. yang dapat bernilai positif atau negatif. 2.3. Jalur Kritis Jalur kritis atau biasa disebut CPM ( Critical Path Method) terdiri dari rangkaian kegiatan kritis, dimulai dari kegiatan pertama sampai pada kegiatan terakhir proyek (Soeharto, 1999). Lintasan kritis (Critical Path) dibuat melalui aktivitas-aktivitas yang jumlah waktu pelaksanaannya paling lama. Jadi, lintasan kritis adalah lintasan yang paling menentukan waktu penyelesaian proyek secara keseluruhan, digambar dengan anak panah tebal (Badri,1997). 2.4. Metode PERT PERT merupakan singkatan dari Program Evaluation and Review Technique. Metode PERT sendiri adalah suatu metode yang bertujuan untuk sebanyak mungkin mengurangi adanya penundaan, maupun gangguan dan konflik produksi; mengkoordinasikan dan mensikronisasikan berbagai bagian sebagai suatu keseluruhan pekerjaan; dan mempercepat selesainya proyek (Levin, 1972) Langkah awal dalam membuat jaringan PERT ialah penetapan tujuan yang ingin dicapai dari keseluruhan proyek. Semua tujuan tersebut harus dihubungkan satu sama lain sehingga perencana dapat melihat proyek tersebut dalam perspektif yang tepat. 3

Langkah berikutnya ialah menentukan waktu / durasi pekerjaan. Pada tahap ini ada 3 variabel yang digunakan yaitu ta, tb, dan tm. ta merupakan waktu optimis, yaitu kondisi dimana proyek berjalan tanpa adanya kendala sama sekali sehingga proyek berjalan lebih cepat dari jadwal yang ditentukan. tb merupakan waktu pesimis, yaitu kondisi dimana proyek berjalan penuh hambatan dan kendala sehingga proyek berjalan sangat terlambat. tm merupakan waktu yang paling memungkinkan untuk terjadi, artinya proyek berjalan pada kondisi yang wajar dimana beberapa kali dijumpai adanya kendala. Setelah pekerjaan dan aktivitas pekerjaan selesai didapatkan, berikutnya ialah menentukan hubungan tiap pekerjaan yang ada. Konsep dasar setiap jaringan PERT adalah hubungan antar aktivitas. Dengan menentukan hubungan yang ada, maka dapat dibuat suatu Network Diagram yang mencakup seluruh proyek. Dari Network Diagram yang telah dibuat, dapat dilakukan analisa dengan metode PERT. Dengan memperhitungkan durasi pekerjaan serta hubungan tiap pekerjaan, kita dapat menentukan waktu tercepat yang diharapkan maupun waktu terlambat yang diperkenankan (Levin, 1972). 3. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metode Pengumpulan Data a. Studi lapangan Pengumpulan data secara studi lapangan adalah dengan mendapatkan data data dari kontraktor di lapangan serta melakukan pengamatan dan pencatatan terhadap sumber data yang telah didapat. Pada lokasi proyek studi kasus ini ada beberapa proyek yang direncanakan, yaitu proyek gudang, kantor, dan pos jaga. Pada studi kasus ini akan dibahas khusus mengenai proyek gudang saja. b. Studi pustaka Pengumpulan data dengan studi literatur adalah pengumpulan data dengan membaca buku literatur, jurnal, internet dan penelitian terdahulu yang berkaitan dengan penelitian yang sedang dilakukan. 3.2. Sumber Data Sumber data dari penelitian ini adalah data time schedule, gambar arsitektural, dan gambar struktural proyek gudang yang didapatkan dari kontraktor di lapangan. Dengan penggunaan data proyek yang real ini diharapkan hasil penelitian yang didapatkan dapat dipercaya, realistis, dan akurat. 3.3. Proses Pengolahan Data 3.3.1. Perhitungan dan Analisis Data Dari data gambar arsitektural dan gambar struktural dapat dilakukan perhitungan untuk mendapatkan volume pekerjaan, sedangkan dari data time schedule didapatkan durasi rencana yang direncanakan oleh kontraktor di lapangan. a. Perhitungan volume dari gambar struktural dan gambar arsitektural. b. Perhitungan jumlah kebutuhan tenaga kerja c. Perhitungan durasi dari tiap tiap pekerjaan d. Membandingkan antara jumlah kebutuhan tenaga kerja dari perhitungan dan jumlah tenaga kerja aktual di lapangan. 3.4.2. Perhitungan dengan Menggunakan Metode PERT Pada bagian kedua ini digunakan metode PERT untuk menghitung durasi tiap tiap pekerjaan dari data yang telah didapat dari proses sebelumnya. Langkah langkah perhitungan dengan metode PERT adalah sebagai berikut: a. Perhitungan expected time (te) Data data yang digunakan dalam perhitungan expected time (te) adalah waktu optimis (ta), waktu pesimis (tb), dan waktu yang paling mungkin (tm). Waktu yang paling mungkin (tm) didapatkan dari perhitungan durasi pekerjaan. Waktu yang paling mungkin (tm) menggunakan durasi pekerjaan dari jumlah tenaga kerja aktual di lapangan karena dengan jumlah tenaga kerja aktual yang ada maka durasi yang didapat adalah durasi yang paling mungkin terjadi. Sedangkan waktu 4

optimis (ta) dan waktu pesimis (tb) didapatkan dari konsultasi dan wawancara dengan pembimbing lapangan dari kontraktor. Perhitungan expected time (te) menggunakan rumus sebagai berikut: te = ta+4tm+tb... (1) 6 te = expected time ta = waktu optimis tb = waktu pesimis tm = waktu yang paling mungkin Setelah mendapatkan expected time (te) dari setiap pekerjaan, maka dari expected time (te) tersebut dapat ditentukan durasi rencana tiap tiap pekerjaan. Durasi rencana ini akan digunakan pada pembuatan diagram network pada proses berikutnya. b. Penyusunan hubungan aktivitas Penyusunan hubungan antar aktivitas dilakukan dengan menentukan predeccesors dari setiap aktivitas. Penentuan hubungan aktivitas ini diperlukan untuk mempermudah dalam pembuatan network diagram dengan menggunakan metode Activity On Node (AON) c. Penyusunan diagram network CPM dengan metode Activity On Node (AON) Setelah predeccesors dari setiap aktivitas ditentukan maka selanjutnya dibuat diagram network dengan metode Activity On Node (AON). Pada diagram network ini durasi tiap pekerjaan yang digunakan adalah durasi pekerjaan rencana dari expected time (te) yang telah didapatkan dari proses sebelumnya. d. Perhitungan probabilitas terjadinya expected time (te) Perhitungan probabilitas ini menggunakan perhitungan variance dan normal z-value. Setelah mendapatkan normal z-value, selanjutnya dengan bantuan normal standart table (lampiran 5) dapat didapatkan angka probabilitas dari tiap pekerjaan. Berikut adalah rumus untuk mendapatkan variance: Variance = (tb ta)2...(2) 36 tb = waktu pesimis ta = waktu optimis Berikut adalah rumus untuk mendapatkan nilai normal z-value: s te Normal z-value =...(3) variance s = durasi rencana te = expected time e. Perhitungan durasi aktual dilapangan Perhitungan durasi aktual didapatkan dari pengamatan di lapangan. Pengamatan dilakukan terhadap progress pekerjaan yang sedang berlangsung. Pengamatan ini dilakukan pada tanggal 8 April 2013 hingga tanggal 31 Mei 2013. f. Membandingkan antara durasi rencana, durasi dari metode PERT, dan durasi aktual di lapangan. Dari ketiga durasi tersebut, dibuat perbandingan dalam bentuk tabel maupun grafik untuk diambil kesimpulan. 5

4. ANALISA DAN PEMBAHASAN Hasil perhitungan waktu te dari pengolahan data dengan metode PERT ditampilkan pada Tabel 1 sebagai berikut : Tabel 1. Perhitungan Expected Time pada Gudang (te) No Aktivitas ta tm tb te te te Durasi perhitungan te (hari) (hari) (hari) (ta+4tm+tb)/6 (hari) (minggu) (minggu) Struktur Beton 1 Pekerjaan pondasi tiang 21 42 105 49.00 49 7.00 7 2 Pekerjaan tanah 15.5 31 77.5 36.17 37 5.29 6 3 Pekerjaan acuan/formwork 14 28 70 32.67 33 4.71 5 4 Pekerjaan beton 17.5 35 87.5 40.83 41 5.86 6 5 Pekerjaan pembesian 13 26 65 30.33 31 4.43 5 6 Pekerjaan grouting 3.5 7 17.5 8.17 9 1.29 2 Struktur Baja 1 Rangka utama 28 56 140 65.33 66 9.43 10 2 Denah rangka atap dan kanopi 21 42 105 49.00 49 7.00 7 3 Pekerjaan dudukan pipa talang 14 28 70 32.67 33 4.71 5 4 Pekerjaan rangka cladding 7 14 35 16.33 17 2.43 3 Pekerjaan Arsitektur 1 Pekerjaan pasangan 22.5 45 112.5 52.50 53 7.57 8 2 Pekerjaan penyelesaian dinding 14 28 70 32.67 33 4.71 5 3 Pekerjaan penyelesaian lantai 31.5 63 157.5 73.50 74 10.57 11 4 Pekerjaan langit-langit 21 42 105 49.00 49 7.00 7 5 Pekerjaan pengecatan 24.5 49 122.5 57.17 58 8.29 9 6 Pekerjaan pintu jendela 14 28 70 32.67 33 4.71 5 7 Pekerjaan atap, cladding, dan talang air 27 54 135 63.00 63 9.00 9 Dari waktu te tersebut dibuat Network Diagram Activity On Node yang ditampilkan pada Gambar 3 berikut : 0 0 0 0 7 7 3 6 9 6 5 11 7 5 12 10 6 16 ss+3 ss+3 ss+1 SS+3 ss+2 START A B C E D 0 0 0 0 0 7 3 0 9 7 1 12 8 1 13 11 1 17 ss+3 6 10 16 12 5 17 G ss+6 L 6 0 16 13 1 18 12 5 17 13 9 22 14 3 17 15 7 22 16 2 18 18 5 23 23 9 32 32 0 32 ss+6 I ss+1 Q ss+1 J ss+1 H ss+1 F P O FINISH 12 0 17 13 0 22 14 0 17 15 0 22 16 0 18 18 0 23 23 0 32 32 0 32 6 8 14 12 11 23 14 7 21 ss+3 ss+6 ss+2 K M N 8 2 16 14 2 25 16 2 23 Gambar 3. Network Diagram Activity On Node 6

Dari diagram tersebut dapat ditampilkan data Early Start, Early Finish, Latest Start dan Latest Finish pada Tabel 2. Tabel 2. Early Start, Early Finish, Latest Start dan Latest Finish pada Gudang Kode Aktivitas Early Start Early Finish Late Start Late Finish Struktur Beton A Pondasi tiang 12/9/2012 1/26/2013 12/9/2012 1/26/2013 B Pekerjaan tanah 12/30/2012 2/9/2013 12/30/2012 2/9/2013 C Acuan/Formwork 1/20/2013 2/23/2013 1/20/2013 2/23/2013 D Pekerjaan beton 2/17/2013 3/30/2013 2/17/2013 3/30/2013 E Pembesian 1/27/2013 3/2/2013 1/27/2013 3/2/2013 F Pekerjaan grouting 3/31/2013 4/13/2013 3/31/2013 4/13/2013 Struktur Baja G Rangka utama 1/19/2013 3/30/2013 1/19/2013 3/30/2013 H Denah rangka atap dan kanopi 3/23/2013 5/11/2013 3/23/2013 5/11/2013 I Pekerjaan dudukan pipa talang 3/3/2013 4/6/2013 3/3/2013 4/6/2013 J Pekerjaan rangka cladding 3/17/2013 4/6/2013 3/17/2013 4/6/2013 Pekerjaan Arsitektur K Pekerjaan pasangan 1/20/2013 3/16/2013 1/20/2013 3/16/2013 L Pekerjaan penyelesaian dinding 3/3/2013 4/6/2013 3/10/2013 4/13/2013 M Pekerjaan penyelesaian lantai 3/3/2013 5/18/2013 3/17/2013 6/1/2013 N Pekerjaan langit-langit 3/17/2013 5/4/2013 3/31/2013 5/18/2013 O Pekerjaan pengecatan 5/19/2013 7/20/2013 5/19/2013 7/20/2013 P Pekerjaan pintu jendela 4/14/2013 5/18/2013 4/14/2013 5/18/2013 Q Pekerjaan atap, cladding, dan talang air 3/10/2013 5/11/2013 3/10/2013 5/11/2013 Dari penyusunan Network Diagram didapatkan durasi total pekerjaan gudang ialah 32 minggu. Berikut ini ditampilkan perbandingan durasi Time Schedule, durasi perhitungan metode PERT, dan durasi aktual di lapangan pada Tabel 3. Tabel 3. Perbandingan Durasi pada Gudang No Aktivitas Durasi Dari Time Schedule Durasi Dari Perhitungan Metode PERT Durasi Aktual Di Lapangan (minggu) (minggu) (minggu) Struktur Beton A Pekerjaan pondasi tiang 6 7 5 B Pekerjaan tanah 4 6 5 C Pekerjaan acuan/formwork 3 5 5 D Pekerjaan beton 5 6 7 E Pekerjaan pembesian 6 5 6 F Pekerjaan grouting 1 2 - Struktur Baja G Rangka utama 8 10 7 H Denah rangka atap dan kanopi 4 7 - I Pekerjaan dudukan pipa talang 4 5 7 J Pekerjaan rangka cladding 4 3 - Pekerjaan Arsitektur K Pekerjaan pasangan 8 8 - L Pekerjaan penyelesaian dinding 4 5 - M Pekerjaan penyelesaian lantai 5 11 - N Pekerjaan langit-langit 4 7 - O Pekerjaan pengecatan 7 9 - P Pekerjaan pintu jendela 4 5 - Q Pekerjaan atap, cladding, dan talang air 8 9 - DURASI TOTAL 28 32-7

5. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Dari studi kasus penerapan metode PERT pada proyek gudang ini hal hal yang dapat disimpulkan adalah sebagai berikut : 1. Dari penerapan metode PERT didapatkan perhitungan durasi pekerjaan gudang 32 minggu. Lihat Gambar 3 Network Diagram Activity On Node. 2. Hingga akhir pengamatan, prediksi durasi total proyek aktual masih sesuai dengan dengan perhitungan metode PERT selama 32 minggu. 5.2. Saran 1. Pada studi kasus penerapan metode PERT pada proyek gudang ini memiliki batasan yaitu tidak dilakukan penelitian tentang produktivitas tenaga kerja. Untuk penelitian lebih lanjut dapat dilakukan penelitian tentang produktivitas tenaga kerja yang tentunya dapat membantu dalam perencanaan penjadwalan suatu proyek. 2. Untuk melakukan studi kasus atau penelitian selanjutnya hendaknya pada pengamatan di proyek dilakukan pada saat proyek baru dimulai hingga proyek tersebut selesai, sehingga hasil pengamatan yang didapatkan benar benar lengkap. 6. DAFTAR REFERENSI Badri, S. (1997). Dasar-Dasar Network Planing, PT Rika Cipta, Jakarta. Bennatan, E.M. (1995). One Time within Budget : Software Project Management Practice and Techniques, John Wiley and Sons, Inc, New York. Hamilton, A. (1997). Management by Projecst, Thomas Telford, London. Kerzner, H. (2009). Project Management : A System Approach to Planning, Scheduling, and Controlling, John Willey & Sons, Inc, Hoboken, New Jersey. Levin, Richard I. dan Charles A Kirkpatrick. (1972). Perencanaan dan Pengendalian dengan PERT dan CPM, Balai Aksara, Jakarta. Soeharto, Iman. (1999). Manajemen Proyek : Dari Konseptual sampai Operasional, Erlangga, Jakarta. Uher, Thomas E. (1996). Programming and Schedulling Techniques, School of Building, The University of New South Wales. 8