Prosiding Pendidikan Dokter ISSN: X

dokumen-dokumen yang mirip
Kesehatan Reproduksi Remaja Putri di SMA Negeri 2 Takengon

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sistem imun dan menghancurkannya (Kurniawati, 2007). Acquired

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN SUMBER INFORMASI DENGAN UPAYA PENCEGAHAN HIV/AIDS PADA REMAJA KOMUNITAS ANAK JALANAN DI BANJARMASIN TAHUN 2016

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah virus yang mengakibatkan

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN SIKAP TERHADAP HUMAN IMMUNODEFICIENCY VIRUS/ ACQUIRED IMMUNO DEFICIENCY SYNDROME (HIV/ AIDS)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Hubungan Tingkat Pendidikan dan Status Ekonomi terhadap Tingkat Pengetahuan Tentang Penggunaan Antibiotik

Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang 2)

BAB I PENDAHULUAN. suatu pendekatan untuk meningkatkan kemauan (willingness) dan. meningkatkan kesehatannya (Notoatdmodjo, 2010).

Riska Megayanti 1, Sukmawati 2*, Leli Susanti 3 Universitas Respati Yogyakarta *Penulis korespondensi

BAB 1 PENDAHULUAN. sistem kekebalan tubuh yang terjadi karena seseorang terinfeksi

BAB I PENDAHULUAN. macam pekerjaan rumah tangga. Sedangkan HIV (Human Immuno Virus)

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU SEKS PRANIKAH PADA REMAJA DI DESA SUSUKAN KECAMATAN SUMBANG

2013 GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG HIV/AIDS DI KELAS XI SMA YADIKA CICALENGKA

BAB I PENDAHULUAN. Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan Acquired Immune Deficiency

2015 GAMBARAN PENGETAHUAN SISWA SISWI KELAS XI TENTANG PENYAKIT MENULAR SEKSUAL DI SMA NEGERI 24 BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. Immuno Deficiency Syndrom) merupakan masalah kesehatan terbesar di dunia

PENGETAHUAN DAN SIKAP SISWA SMA TENTANG HIV/AIDS DI SMU NEGERI 1 WEDI KLATEN. Sri Handayani* ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Pengaruh Promosi Kesehatan Tentang HIV/AIDS Terhadap Tingkat Pengetahuan Remaja

BAB I PENDAHULUAN. Menurut DR. Nana Mulyana selaku Kepala Bidang Advokasi dan. Kemitraan Kementerian Kesehatan hasil Riset Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. Sebaliknya dengan yang negatif remaja dengan mudah terbawa ke hal yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. sosial yang utuh bukan hanya bebas penyakit atau kelemahan dalam segala aspek

PENGARUH PEMBERIAN PENYULUHAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG HIV/AIDS PADA REMAJA SISWA KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH 1 YOGYAKARTA TAHUN 2011

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. kekebalan tubuh manusia. Acquired Immunodeficiency Syndrome atau AIDS. tubuh yang disebabkan infeksi oleh HIV (Kemenkes RI, 2014).

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan dengan remaja di perkotaan. Dimana wanita dengan pendidikan yang

PERBEDAAN PENGETAHUAN HIV/AIDS PADA REMAJA SEKOLAH DENGAN METODE PEMUTARAN FILM DAN METODE LEAFLET DI SMK BINA DIRGANTARA KARANGANYAR

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dari dua jenis virus yang secara progresif merusak sel-sel darah putih yang disebut

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Remaja dalam Mencegah Hubungan Seksual (Intercourse) Pranikah di SMA Muhammadiyah 1 Banjarmasin Tahun 2012

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN, PERAN KELUARGA DAN SUMBER INFORMASI (MEDIA) DENGAN PERILAKU SEKSUAL REMAJA PRANIKAH DI SMP 1 PARANG KABUPATEN MAGETAN

BAB I PENDAHULUAN. menular yang disebabkan oleh virus HIV (Human Immunodefeciency Virus).

BAB I PENDAHULUAN. Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) yang merupakan sindrom

EFEKTIVITAS PROMOSI KESEHATAN DENGAN METODE PEER EDUCATOR TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA TENTANG HIV/AIDS

PENGETAHUAN DAN SIKAP SISWA SMA TENTANG HIV/AIDS DI SMU NEGERI I WEDI KLATEN. Sri Handayani ABSTRAK

TINGKAT PENGETAHUAN SISWA SMA TENTANG HIV/AIDS DAN PENCEGAHANNYA

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Angka morbiditas dan angka mortalitas yang disebabkan oleh infeksi Human

ABSTRAK PERBEDAAN PENGETAHUAN, SIKAP, PERILAKU SISWA-SISWI SMA NEGERI X DENGAN SMA SWASTA X KOTA BANDUNG TERHADAP INFFEKSI MENULAR SEKSUAL

BAB I: PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Human Immunodeficiency Virus/Acquired Immunodeficiency Syndrome atau

ABSTRAK HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU KELOMPOK RISIKO TINGGI TENTANG HIV-AIDS DI KOTA BANDUNG PERIODE TAHUN 2014

BAB 1 PENDAHULUAN. Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan Acquired Immune Deficiency

HIV/AIDS. Intan Silviana Mustikawati, SKM, MPH

BAB I PENDAHULUAN. melalui perubahan fisik dan psikologis, dari masa kanak-kanak ke masa

BAB 1 PENDAHULUAN. kekebalan tubuh manusia, sedangkan Acquired Immunodeficiency Syndrom. penularan terjadi melalui hubungan seksual (Noviana, 2013).

Volume 3 / Nomor 1 / April 2016 ISSN :

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP SIKAP PENCEGAHAN HIV/AIDS PADA REMAJA KELAS X DI SMA N 1 GAMPING NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. dalam kurun waktu adalah memerangi HIV/AIDS, dengan target

GLOBAL HEALTH SCIENCE, Volume 2 Issue 1, Maret 2017 ISSN

UNIVERSITAS UDAYANA PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI PADA SEKAA TERUNA TERUNI DI DESA BENGKALA TAHUN 2015 LUH ANIEK PRAWISANTI

ABSTRAK PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA ANGKATAN 2010 TENTANG HIV/AIDS

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, khususnya remaja. Berdasarkan laporan dari World Health

BAB I PENDAHULUAN. diselesaikan. Pada akhir abad ke-20 dunia dihadapkan dengan permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Ikatan Dokter Indonesia (IDI) tahun 2013 menjelaskan. HIV atau Human Immunodefisiensi Virus merupakan virus

BAB I PENDAHULUAN UKDW. tubuh manusia dan akan menyerang sel-sel yang bekerja sebagai sistem kekebalan

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU KELOMPOK RISIKO TINGGI TENTANG HIV-AIDS DI KOTA BANDUNG PERIODE TAHUN 2014

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. kondisi inilah akan mudah terkena infeksi jamur. Keputihan yang terjadi

BAB I PENDAHULUAN. atau peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa yang meliputi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

HUBUNGAN PERAN ORANG TUA DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA DI SMP MUHAMMADIYAH 1 YOGYAKARTA TAHUN 2011 NASKAH PUBLIKASI

BAB 1 PENDAHULUAN. menjalankan kebijakan dan program pembangunan kesehatan perlu

PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA DALAM UPAYA PENCEGAHAN HIV/AIDS (Teenage Knowledge and Attitude to Prevent HIV/AIDS)

Kegiatan Penanggulangan HIV/AIDS Melalui Serosurvey Di Kabupaten Sinjai Provinsi Sulawesi Selatan Tahun Sitti Fatimah 1, Hilmiyah 2

Nova Nusa Indah 1, Patria Asda 2, Heni Febriani 3 ABSTRACT

Prosiding Pendidikan Dokter ISSN: X

ABSTRAK GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, PERILAKU MENGENAI HIV / AIDS PADA SISWA SISWI KELAS DUA DAN TIGA SALAH SATU SMA SWASTA DI KOTA BANDUNG TAHUN 2006

ABSTRACT DESCRIPTION OF SENIOR HIGH SCHOOL STUDENTS KNOWLEDGE, ATTITUDE, AND BEHAVIOR TOWARDS FREE SEX YEAR 2008.

BAB I PENDAHULUAN. masuk dan berkembang biak di dalam tubuh yang ditularkan melalui free

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

SKRIPSI. Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat memperoleh gelar Sarjana Kedokteran gigi. Oleh: SHANGITA BALA JOTHY NIM:


NASKAH PUBLIKASI GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA KELAS X TENTANG HIV/AIDS DI SMA SANTO FRANSISKUS ASISI PONTIANAK TAHUN 2016

HUBUNGAN KEINTIMAN KELUARGA DENGAN PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI D3 KEBIDANAN POLTEKKES BHAKTI MULIA

PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG DAMPAK PERNIKAHAN DINI PADA KESEHATAN REPRODUKSI DI TASIKMALAYA

ABSTRAK HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP TERHADAP PERILAKU KESEHATAN REPRODUKSI SISWA-SISWI SMA SWASTA X DI KOTA BANDUNG

BAB 1 PENDAHULUAN. Immunodeficiency Virus (HIV) semakin mengkhawatirkan secara kuantitatif dan

SKRIPSI. Sripsi ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat

BAB 1 PENDAHULUAN. Pandemi Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS), saat ini merupakan

BAB I PENDAHULUAN. HIV adalah singkatan dari Human Immunodeficiency Virus ialah virus yang

LEMBAR KUESIONER PENELITIAN PERBEDAAN PENGETAHUAN DAN SIKAP SISWA TENTANG TRIAD KRR DI SMAN KECAMATAN KISARAN TAHUN 2013

Skripsi Ini Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Syarat. Untuk Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat. Disusun Oleh: NORDINA SARI J

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG HIV/AIDS DENGAN SIKAP TERHADAP PENCEGAHANNYA PADA SISWA KELAS X DAN XI DI SMA TAMAN MADYA JETIS YOGYAKARTA

VALIDASI TINGKAT PENGETAHUAN. Correlations

GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG HIV/AIDS DI PUSAT PENGEMBANGAN ANAK ID 127 KELURAHAN RANOMUT MANADO

GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG HIV/AIDS BERDASARKAN KARAKTERISTIK SISWA DI SMK FARMASI YPIB MAJALENGKA TAHUN 2012

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DENGAN SIKAP BAGI WANITA PENGHUNI PANTI KARYA WANITA WANITA UTAMA SURAKARTA TENTANG PENCEGAHAN HIV/AIDS

BAB I PENDAHULUAN. Epidemi human immunodeficiency virus/acquired immune deficiency

I. Identitas Informan No. Responden : Umur : tahun

BAB 1 PENDAHULUAN. Data kasus HIV/AIDS mengalami peningkatan dari tahun Menurut

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN HIV DAN

WALIKOTA GORONTALO PERATURAN DAERAH KOTA GORONTALO NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN REMAJA TENTANG PENYAKIT MENULAR SEKSUAL (PMS) DENGAN JENIS KELAMIN DAN SUMBER INFORMASI DI SMAN 3 BANDA ACEH TAHUN 2012

Transkripsi:

Prosiding Pendidikan Dokter ISSN: 2460-657X Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Perilaku Siswa SMA Negeri 1 Bandung terhadap Penularan dan Pencegahan HIV/AIDS Tahun 2016 Relationship Between Knowledge Level and HIV/AIDS Transmission and Prevention Behavior in Students of SMA Negeri 1 Bandung in 2016 1 Nanda Dewi Yulianti Haris, 2 Hidayat Widjajanegara, 3 Cice Tresnasari 1 Prodi Pendidikan Kedokteran, Fakultas Kedokteran, Universitas Islam Bandung 2 Bagian Ilmu Kebidanan dan Kandungan, Fakultas Kedokteran, Universitas Islam Bandung 3 Bagian Fisiologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Islam Bandung Jl. Tamansari No. 1 Bandung 40116 email: 1 yuliantidewinan@gmail.com, 3 ctresnasari@gmail.com Abstract. In the last ten years in Indonesia, news about adolescent behavior leads to deviant behavior like drug abuse and free sex. The impact of deviant behavior will inhibit teenager s productivity, disrupt school activities, unwanted pregnancy, and the most dangerous is infected with Human Immunodeficiency Virus / Acquired Immunodeficiency Syndrome (HIV / AIDS). The purpose of this study was to determine relationship between knowledge level and HIV/AIDS transmission and prevention behavior in students of SMA Negeri 1 Bandung in 2016. This research is using analytic with cross sectional design. The data collection method used research instrument with 2 questionnaires. Data analysis used chi-square statistical. The result showed 35% of students have a good knowledge, 32.5% of students have sufficient knowledge, and 32.5% of students had less knowledge. The behavioral variables examined in this study showed 80% of students have good behavior and 20% of students had bad behavior. Statistical analysis using chi square test. The result showed that there is significant relationship between knowledge level and transmission and prevention behavior of HIV/AIDS with a value of p = 0.02 (p value < 0,05). Keywords: Behavior, HIV/AIDS Transmission and Prevention, Knowledge Level Abstrak. Pemberitaan mengenai perilaku remaja dalam kurun waktu sepuluh tahun terakhir di Indonesia semakin mengarah pada perilaku menyimpang, seperti penyalahgunaan narkoba dan perilaku seks bebas. Dampak merugikan perilaku menyimpang tersebut dapat menghambat produktivitas remaja, mengganggu kegiatan sekolah, tertular penyakit menular seksual, kehamilan yang tidak diinginkan, dan yang paling berbahaya adalah tertular Human Immunodeficiency Virus/Acquired Immunodeficiency Syndrome (HIV/AIDS). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan dengan perilaku siswa SMA Negeri 1 Bandung terhadap penularan dan pencegahan HIV/AIDS. Penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan pendekatan cross sectional. Penelitian ini menggunakan instrument dua kuesioner. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan 35% siswa memiliki pengetahuan baik, 32,5% siswa memiliki pengetahuan cukup, dan 32,5% siswa memiliki pengetahuan kurang. Variabel perilaku yang diteliti dalam penelitian ini menunjukan 80% siswa memiliki perilaku baik dan 20% siswa memiliki perilaku tidak baik. Hasil uji statistik penelitian ini menggunakan chi square test pada derajat kepercayaan 95% menunjukkan bahwa secara statistik terdapat hubungan yang bermakna antara pengetahuan dengan perilaku siswa SMA Negeri 1 Bandung terhadap penularan dan pencegahan HIV/AIDS dengan nilai p = 0,02 (nilai p < 0,05). Kata Kunci: Pencegahan Dan Penularan HIV/AIDS, Perilaku, Tingkat Pengetahuan 504

Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Perilaku Siswa 505 A. Pendahuluan Pemberitaan mengenai perilaku remaja dalam kurun waktu sepuluh tahun terakhir di Indonesia semakin mengarah pada hal-hal yang negatif. Beberapa diantara kasus yang banyak diberitakan adalah mengenai penyalahgunaan obat-obatan terlarang atau narkoba dan perilaku seks bebas yang semakin lumrah dikalangan remaja. Perilaku penyimpangan pada remaja tersebut menyebabkan banyak kerugian, baik untuk individu remaja itu sendiri juga untuk lingkungannya. Dampak merugikan dari perilaku menyimpang tersebut diantaranya adalah menghambat produktivitas remaja, mengganggu kegiatan sekolah, kehamilan diluar nikah, tertular penyakit menular seksual, dan yang paling berbahaya adalah tertular Human Immunodeficiency Virus / Acquired Immunodeficiency Syndrome (HIV/AIDS). Berdasarkan jenis kelamin, penderitanya lebih banyak pada laki-laki dibandingkan dengan perempuan. Berdasarkan usia penderitanya lebih banyak pada kelompok usia produktif yaitu usia 20-29 tahun, diikuti oleh kelompok usia 30-39 tahun, dan kelompok usia 40-49 tahun. Data tersebut menunjukan bahwa penderita HIV/AIDS dimulai pada usia 20 tahun, yang merupakan usia dewasa muda. Hal tersebut dapat dicegah dengan memberikan pemahaman yang baik mengenai HIV/AIDS sejak usia remaja. Terbatasnya bekal informasi yang dimiliki menjadikan remaja masih memerlukan perhatian dan pengarahan. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka perumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut: Apakah terdapat hubungan tingkat pengetahuan dengan perilaku siswa SMA Negeri 1 Bandung terhadap penularan dan pencegahan HIV/AIDS?. Selanjutnya, tujuan dalam penelitian ini diuraikan dalam pokok-pokok sbb. 1. Mengetahui tingkat pengetahuan siswa SMA Negeri 1 Bandung terhadap penularan dan pencegahan HIV/AIDS 2. Mengetahui perilaku siswa SMA Negeri 1 Bandung terhadap penularan dan pencegahan HIV/AIDS 3. Menganalisis hubungan antara tingkat pengetahuan dengan perilaku siswa SMA Negeri 1 Bandung terhadap penularan dan pencegahan HIV/AIDS. B. Landasan Teori Human immunodeficiency virus (HIV) adalah virus yang ditularkan melalui darah, secara umum menyebar melalui hubungan seksual, berbagi pakai jarum suntik pada pengguna obat-obatan, dan penularan dari ibu kepada anak yang terjadi pada saat menyusui. HIV adalah retrovirus RNA yang menginfeksi sel-sel imun manusia terutama sel T CD4 + yang dapat menyebabkan AIDS. Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS) adalah sekumpulan gejala dan infeksi atau sindrom yang timbul karena rusaknya sistem kekebalan tubuh manusia ayang disebabkan oleh infeksi virus HIV 7 dengan jumlah sel T CD4 + 0,200 x 109 sel/l atau terdapat satu atau lebih kondisi neoplastik atau infeksi oportunistik. Pengetahuan adalah hasil tahu dari yang didapat setelah melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengetahuan pada dasarnya terdiri dari sejumlah fakta dan teori yang memungkinkan seseorang untuk dapat memecahkan masalah yang dihadapinya. Pengetahuan tersebut diperoleh baik dari pengalaman langsung maupun melalui pengalaman orang lain. Perilaku adalah semua kegiatan, tindakan atau aktivitas manusia, baik yang daapt diamati langsung, maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar perilaku juga merupakan respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus rangsangan dari luar. Pendidikan Dokter, Gelombang 2, Tahun Akademik 2015-2016

506 Nanda Dewi Yulianti Haris, et al. Lingkungan Pendidika Usia Sosial Budaya dan Ekonomi Pengalaman Informasi Faktor Predisposisi - Pengetahuan - Sikap - Faktor Pendukung - Sarana - Faktor penguat - Sikap dan perilaku tokoh masyarakat - Undang-undang - Peraturan yang berlaku Tingkat Pengetahuan siswa SMA tentang penularan dan pencegahan HIV/AIDS Perilaku terhadap penularan dan pencegahan HIV/AIDS C. Hasil Penelitian dan Pembahasan Berikut adalah hasil penelitian mengenai hubungan tigkat pengetahuan dengan perilaku siswa SMA negeri 1 Bandung terhadap penularan dan pencegahan HIV/AIDS tahun 2016. Pengambilan data telah dilakukan pada bulan Maret-April 2016 menggunakan dua kuesioner yaitu kuesioner tingkat pengetahuan dan perilaku. Pemilihan sampel menggunakan metode simple random sampling didapatkan responden sebanyak 40 orang dengan hasil penelitian sebgai berikut. Tabel 1. Gambaran usia responden siswa SMA Negeri 1 Bandung Usia Frekuensi Persentase 15 1 2,5 16 20 50,0 17 18 45,0 18 1 2,5 Tabel 1 menunjukan bahwa usia responden bahwa dari 40 orang responden siswa SMA Negeri 1 Bandung berusia 16 tahun (50%) dengan jumlah siswa 20 orang. Usia termuda responden siswa SMA Negeri 1 Bandung adalah usia 15 tahun (2,5%) dengan jumlah satu orang, sedangkan usia tertuanya adalah usia 18 tahun (2,5%) dengan jumlah satu orang. Usia responden lainnya adalah 17 tahun (45%) dengan jumlah 18 orang. Volume 2, No.2, Tahun 2016

Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Perilaku Siswa 507 Tabel 2. Gambaran jenis kelamin responden siswa SMA Negeri 1 Bandung Variabel Frekuensi Persentase Jenis Kelamin Laki-laki 14 35,0 Perempuan 26 65,0 Tabel 2 menunjukan dari 40 orang responden siswa SMA Negeri 1 Bandung terdapat 26 siswi berjenis kelamin perempuan dengan presentase 65% sedangkan 14 orang lainnya berjenis kelamin laki-laki dengan presentase 35%. Tabel 3. Gambaran tingkat pengetahuan responden siswa SMA Negeri 1 Bandung terhadap penularan dan pencegahan HIV/AIDS Tingkat Pengetahuan Frekuensi Persentase Baik 14 35,0 Cukup 13 32,5 Kurang 13 32,5 Tabel 3 menunjukan bahwa berdasarkan tingkat pengetahuan didapatkan siswa dengan pengetahuan baik sebanyak 14 orang (35,0%), pengetahuan cukup dan kurang masing-masing sebanyak 13 orang (32,5%). Tabel 4. Gambaran perilaku responden siswa SMA Negeri 1 Bandung terhadap penularan dan pencegahan HIV/AIDS Perilaku Frekuensi Persentase Baik 32 80,0 Tidak baik 8 20,0 Tabel 4 menunjukan bahwa berdasarkan perilaku responden siswa SMA Negeri 1 Bandung mengenai penularan dan pencegahan HIV/AIDS terdapat siswa dengan perilaku baik sebanyak 32 orang (80,0%) dan perilaku tidak baik sebanyak 8 orang (20,0%). Pendidikan Dokter, Gelombang 2, Tahun Akademik 2015-2016

508 Nanda Dewi Yulianti Haris, et al. Tabel 5. Hubungan tingkat pengetahuan dengan perilaku siswa SMA Negeri 1 Bandung terhadap penularan dan pencegahan HIV/AIDS Variabel Perilaku Nilai p Baik Tidak baik Volume 2, No.2, Tahun 2016 Frek Frek Pengetahuan 0,020 Baik 13 (92,9) 1 (7,1) Cukup 12 (92,3) 1 (7,7) Kurang 7 (53,8) 6 (46,2) Tabel 5 didapatkan hasil bahwa responden siswa SMA Negeri 1 Bandung yang memiliki pengetahuan baik dan perilaku baik sebanyak 13 orang (92,9%) lebih banyak dibandingkan yang memiliki pengetahuan kurang dan perilaku baik yaitu 7 orang (53,8%). Hasil uji statistik menggunakan chi square test pada derajat kepercayaan 95% menunjukkan bahwa secara statistik terdapat hubungan yang bermakna antara pengetahuan dengan perilaku siswa dan siswi kelas dua dan tiga di SMA Negeri 1 Bandung terhadap penularan dan pencegahan HIV/AIDS dengan nilai p = 0,020 (nilai p 0,05). Berdasarkan hasil penelitian ini didapatkan karakteristik usia responden berusia 16 tahun (50%) dengan jumlah siswa 20 orang. Usia termuda responden siswa SMA Negeri 1 Bandung adalah usia 15 tahun (2,5%) dengan jumlah satu orang, sedangkan usia tertuanya adalah usia 18 tahun (2,5%) dengan jumlah satu orang. Usia responden lainnya adalah 17 tahun (45%) dengan jumlah 18 orang. Karakteristik jenis kelamin responden menunjukan dari 40 orang responden siswa SMA Negeri 1 Bandung terdapat 26 siswi berjenis kelamin perempuan dengan presentase 65% sedangkan 14 orang lainnya berjenis kelamin laki-laki dengan presentase 35%. Berdasarkan hasil penelitian ini ditemukan bahwa responden yang memiliki tingkat pengetahuan baik dengan perilaku baik sebanyak 92,9% lebih banyak dibandingkan dengan responden yang memiliki pengetahuan kurang dengan perilaku tidak baik, hal ini sebabkan oleh adanya faktor lain yang mempengaruhi pengetahuan responden selain sumber informasi (televisi, radio, majalah, koran dan buku) yaitu status sosial ekonomi, budaya, agama, dan pengalaman. Berkaitan dengan pengalaman, semakin tua umur seseorang maka pengalaman akan semakin banyak (Notoatmodjo, 2010). Dari hasil penelitian ini juga didapatkan bahwa sekolah tersebut memiliki program pendidikan kesehatan reproduksi yang diberikan pada siswanya dalam pelajaran bimbingan konseling, hal ini berarti sekolah sudah ikut berperan mendukung atau mempermudah responden mendapat informasi yang berkaitan dengan HIV/AIDS. Peran lain yang dilakukan sekolah adalah dengan mempermudah responden mengakses informasi melalui perpustakaan sekolah, laboratorium komputer atau internet sehingga memungkinkan para siswa untuk memperoleh informasi mengenai HIV/AIDS. Hasil ini menunjukkan bahwa upaya pencegahan HIV/AIDS dapat dilakukan melalui perubahan perilaku dengan cara meningkatan pemahaman tentang pengetahuan, sikap dan upaya pencegahan secara terus menerus. Hal ini sesuai dengan

Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Perilaku Siswa 509 psikologi pembelajaran yang efektif dimana materi yang diberikan hanya akan memberikan efek positif terhadap perilaku apabila menarik, diberikan secara bertahap, terus menerus, dan penerima pengetahuan siap secara fisik dan mental. Keefektifan belajar juga akan meningkat bila diberikan melalui peningkatan motivasi berpikir kritis. Hasil penelitian yang menunjukan responden yang memiliki pengetahuan baik dengan perilaku tidak baik, hal tersebut dapat disebabkan oleh pengetahuan tentang HIV yang dimiliki seseorang tidak sejalan dengan sikapnya dan tidak ada upaya dalam mengubah tindakan atau tingkah laku yang ada pada dirinya. Ketika sikap baik atau positif responden ada, kemungkinan juga cenderung melakukan upaya pencegahan HIV dan AIDS yang kurang baik, hal ini bisa dapat terjadi karena pengetahuan yang dimiliki responden. Kecenderungan sikap positif untuk melakukan upaya pencegahan yang kurang baik bisa disebabkan karena pemahaman akan HIV dan AIDS tidak secara menyeluruh. Beberapa faktor seperti tingkat pendidikan, faktor lingkungan (tempat tinggal), dan akses informasi yang tidak sampai ke wilayah mereka bisa menjadi faktor penyebab kurangnya kesadaran akan bahaya HIV dan AIDS. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara pengetahuan dengan perilaku terhadap penularan dan pencegahan HIV/AIDS, hal tersebut sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Mustikasari dan Elly (2009) yang menunjukan bahwa tingkat pengetahuan, sikap dan pencegahan berhubungan dengan upaya pencegahan HIV/AIDS melalui perilaku berisiko tertular pada siswa SLTP (p = 0,000). Hasil penelitian lain yang dilakukan Lastianti, dkk (2013) juga menunjukan bahwa terdapat hubungan antara pengetahuan tentang HIV/AIDS dengan tindakan pencegahan HIV/AIDS pada siswa SMK Negeri 3 Tahuna (nilai p=0,000). Begitu pula menurut Novi Setiawati (2014) bahwa terdapat hubungan antara tingkat pegetahuan tentang penularan HIV/AIDS dan perilaku pencegahan terhadap HIV/AIDS diantara kelompok responden fakultas Psikologi dan Teknik. D. Kesimpulan Berdasarkan pembahasan dalam penelitian ini, peneliti menympulkan beberapa hasil penelitian sebagai berikut: 1. Tingkat pengetahuan siswa SMA Negeri 1 Bandung terhadapan penularan dan pencegahan HIV/AIDS adalah sebanyak 14 orang (35,0%), pengetahuan cukup dan kurang masing-masing sebanyak 13 orang (32,5%). 2. Perilaku siswa SMA negeri 1 Bandung terhadap penularan dan pencegahan HIV/AIDS adalah 80% siswa (32 orang) berperilaku baik sedangkan 20% siswa (8 orang) memiliki perilaku tidak baik. 3. Terdapat hubungan yang bermakna antara pengetahuan dengan perilaku siswa dan siswi kelas dua dan tiga di SMA Negeri 1 Bandung terhadap penularan dan pencegahan HIV/AIDS dengan nilai p = 0,020 (nilai p 0,05). E. Saran Saran Teoritis 1. Melakukan penelitian lebih lanjut dengan menambah variabel yang diteliti dengan faktor lain. 2. Melakukan penelitian mengenai faktor lain yang mempengaruhi perilaku terhadap penularan dan pencegahan HIV/AIDS. Pendidikan Dokter, Gelombang 2, Tahun Akademik 2015-2016

510 Nanda Dewi Yulianti Haris, et al. Saran Praktis Kepada pihak sekolah untuk dapat memberikan pendidikan seksual dan bahaya HIV/AIDS bagi siswanya secara berkelanjutan contohnya diadakan dalam kegiatan keputrian agar tingkat pengetahuan siswanya semakin meningkat, sehingga menimbulkan kesadaran untuk menjauhi perilaku beresiko HIV/AIDS. Daftar Pustaka Ditjen PP & PL Kemenkes RI. Statistik Kasus HIV/AIDS di Indonesia s.d September 2014. [diunduh tanggal 4 Februari 2016]. Didapat dari: http://spiritia.or.id/stats/statcurr.pdf Elly Nurachman, M. Faktor Pencegahan HIV/AIDS Akibat Perilaku Berisiko Tertular pada Siswa SLTP. MAKARA Kesehatan. 2009 Desember; [diunduh 5 Januari 2016]; 13:[6 halaman]. Didapat dari: http://journal.ui.ac.id/index.php/health/article/viewfile/360/356 Kemenkes RI. Analisis Data Riskesdas 2010. Pengetahuan HIV dan AIDS pada Remaja di Indonesia. 2010 Notoatmodjo S. Promosi kesehatan dan ilmu perilaku. Jakarta: Rineka Cipta; 2007. Setiawati N. Pengetahuan dan Perilaku Mahasiswa Universitas Surabaya Terkait Upaya Pencegahan HIV/AIDS. CALYPTRA: jurnal ilmiah mahasiswa universitas surabaya. 2014; Didapat dari: https://journal.ubaya.ac.id/index.php/jimus/article/viewfile/604/580 UNAIDS. AIDS by The Numbers. 2015;[diunduh 7 februari 2016] Tersedia dari: http://www.unaids.org/sites/default/files/media_asset/aids_by_the_numbers_20 15_en.pdf Volume 2, No.2, Tahun 2016