BAB V GAMBARAN UMUM NEGARA-NEGARA TUJUAN EKSPOR. tersebut juga menjadi tujuan ekspor utama bagi Indonesia.

dokumen-dokumen yang mirip
Perkembangan Nilai Ekspor dan Impor Industri Pengolahan Tahun 2016

BPS PROVINSI JAWA BARAT

BERITA RESMI STATISTIK

BPS PROVINSI JAWA BARAT

PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAWA BARAT MEI 2016

BPS PROVINSI JAWA BARAT

PROVINSI JAWA BARAT JUNI 2017

BPS PROVINSI JAWA BARAT

PROVINSI JAWA BARAT MARET 2017

Nilai ekspor Jawa Barat Desember 2015 mencapai US$2,15 milyar naik 5,54 persen dibanding November 2015.

PROVINSI JAWA BARAT MARET 2016

Perkembangan Nilai Ekspor dan Impor Industri Pengolahan Tahun 2016

BPS PROVINSI JAWA BARAT

BPS PROVINSI JAWA BARAT

BPS PROVINSI JAWA BARAT

BPS PROVINSI JAWA BARAT

BPS PROVINSI JAWA BARAT

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR INDONESIA BULAN SEPTEMBER 2005

PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAWA BARAT JANUARI 2015

BPS PROVINSI JAWA BARAT

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGAH

BPS PROVINSI JAWA BARAT A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR MARET 2015 MENCAPAI US$ 2,23 MILYAR

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGAH

PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAWA BARAT OKTOBER 2015

Ekspor Bulan Juni 2014 Menguat. Kementerian Perdagangan

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGAH

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGAH

PROVINSI JAWA BARAT JULI 2017

BAB I PERTUMBUHAN EKONOMI TRIWULAN II (SEMESTER I) TAHUN 2014

PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAMBI FEBRUARI 2015

Ekspor Non Migas Indonesia ke Jepang Selama Januari-Februari 2018 Tumbuh 26,1%

PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAMBI DESEMBER 2014

BAB I PENDAHULUAN. perubahan sistem ekonomi dari perekonomian tertutup menjadi perekonomian

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SEPTEMBER 2016

PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAMBI APRIL 2015

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGAH

PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAMBI MARET 2015

Ringkasan Eksekutif. Ekspor Impor Hasil Industri Bulan Oktober 2014

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGAH

EKSPOR IMPOR KOMODITAS PERTANIAN

Perkembangan Ekspor Impor Provinsi Jawa Timur

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR JANUARI 2016

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGGARA DESEMBER 2016

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR INDONESIA BULAN SEPTEMBER 2004

BPS PROVINSI JAWA BARAT

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGAH

PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAWA BARAT JANUARI 2017

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGGARA DESEMBER 2015

PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAMBI 2016

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR INDONESIA SEPTEMBER 2011

PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAMBI 2016

Perkembangan Ekspor dan Impor Sulawesi Tengah, Oktober 2017

PERKEMBANGAN EKSPOR, IMPOR, DAN NERACA PERDAGANGAN

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGAH

Perkembangan Nilai Ekspor dan Impor Industri Pengolahan Tahun 2017 (dalam US$ juta)

BERITA RESMI STATISTIK

PERDAGANGAN LUAR NEGERI EKSPOR IMPOR SUMATERA SELATAN MEI 2015

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR INDONESIA OKTOBER 2009

Analisis Perkembangan Industri

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGAH

PERDAGANGAN LUAR NEGERI EKSPOR IMPOR SUMATERA SELATAN NOVEMBER 2015

Perkembangan Ekspor dan Impor Sulawesi Tengah, September 2017

PERDAGANGAN LUAR NEGERI EKSPOR IMPOR SUMATERA SELATAN DESEMBER 2015

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SUMATERA UTARA

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR JUNI 2015

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGAH

BERITA RESMI STATISTIK

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGGARA MEI 2017

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGAH

EKSPOR Perkembangan Ekspor Ekspor Migas dan Non Migas

Perkembangan Ekspor Indonesia Biro Riset LMFEUI

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SUMATERA UTARA

Perdagangan Luar Negeri Ekspor-Impor Sumatera Selatan Agustus 2017

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGAH

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGGARA FEBRUARI 2017

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR JULI 2016

PERDAGANGAN LUAR NEGERI EKSPOR IMPOR SUMATERA SELATAN DESEMBER 2014

PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAMBI 2016

PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAMBI JANUARI 2017

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR BANTEN MEI 2017

Perkembangan Ekspor Impor September 2017 Provinsi Nusa Tenggara Barat

PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAMBI DESEMBER 2015

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR MEI 2017

PERDAGANGAN LUAR NEGERI EKSPOR IMPOR SUMATERA SELATAN JULI 2017

EKSPOR IMPOR KOMODITAS PERTANIAN

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGAH

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGAH

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGAH

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR INDONESIA APRIL 2015

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR AGUSTUS 2016

EKSPOR IMPOR KOMODITAS PERTANIAN

EKSPOR IMPOR KOMODITAS PERTANIAN

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR BANTEN APRIL 2017

EKSPOR IMPOR KOMODITAS PERTANIAN

PERDAGANGAN LUAR NEGERI EKSPOR IMPOR SUMATERA SELATAN JUNI 2017

EKSPOR IMPOR KOMODITAS PERTANIAN

Ringkasan Eksekutif. Ekspor Impor Hasil Industri Bulan Mei 2013

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR FEBRUARI 2015

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGAH

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR JANUARI 2017

Transkripsi:

BAB V GAMBARAN UMUM NEGARA-NEGARA TUJUAN EKSPOR Negara tujuan ekspor yang dibahas dalam bab ini hanya dibatasi pada 10 negara dengan tingkat konsumsi karet alam terbesar di dunia. Negara-negara tersebut juga menjadi tujuan ekspor utama bagi Indonesia. 5.1 Amerika Serikat Amerika adalah negara dengan wilayah terbesar keempat di dunia (9.826.630 km persegi), setelah Rusia, Kanada, serta Cina dan ketiga terbesar dalam jumlah penduduk, setelah Cina dan India (tahun 2007 mencapai lebih dari 300 juta jiwa). Tetapi jika dilihat dari sisi ekonomi, Amerika adalah nomor satu di dunia, diindikasikan dari nilai GDP sebesar 13.843 milyar US$. Ekonominya adalah salah satu yang terpenting di dunia. Banyak negara telah menjadikan dollar Amerika Serikat sebagai tolok ukur mata uangnya, artinya berharga atau tidaknya mata uang mereka ditentukan oleh dollar. Negara ini memiliki banyak sumber daya mineral, seperti emas, minyak, batu bara dan endapan uranium. Pertanian membuatnya berada di antara produsen utama, antara lain jagung, gandum, gula dan tembakau. Dalam bidang industri negara ini memproduksi mobil, pesawat terbang dan alat telekomunikasi bahan kimia, alat elekronika dan pengolahan makanan yang diekspor ke beberapa negara diantaranya Kanada, Meksiko, Cina, Jepang, Inggris dan Jerman. Amerika Serikat termasuk mitra dagang yang penting bagi Indonesia karena nilai ekspor dan impornya merupakan yang terbesar kedua setelah Jepang. Ekspor Indonesia pada tahun 2002 hingga 2003 peningkatannya sebesar 11,4 persen

sedangkan ditahun 2007 hanya mencapai angka 7,3 persen (Nugroho, 2008). Sepanjang bulan Januari sampai Oktober 2008, nilai ekspor non migas mencapai 10,673 milyar US$ sedangkan periode yang sama di tahun 2007 sebesar 9,279 milyar US$, atau meningkat sebesar 15,01 persen. Masih tingginya ekspor Indonesia ke Amerika Serikat dikarenakan masih cukup kuatnya ekspor beberapa komoditi hasil pertanian/perkebunan seperti kakao dan karet serta bahan kimia organik dan produk manufaktur seperti garmen (Badan Litbang Perdagangan, 2008). Amerika Serikat menjadi pasar ekspor karet alam terbesar bagi Indonesia. Pertumbuhan industri dalam negeri Amerika Serikat, khususnya industri ban, membuat negara ini membutuhkan bahan baku karet alam dalam jumlah besar. Selain mengimpor dari Indonesia, negara ini juga mengimpornya dari Malaysia, Thailand dan beberapa negara lain tapi dalam jumlah kecil. (Tabel 8). Indonesia adalah pengimpor terbesar yaitu sekitar 58 persen dari total konsumsi dalam negerinya dari tahun 2003 sampai 2007. Tabel 8. Perkembangan Impor Karet Alam Amerika Serikat Tahun 2003-2007 (ton) Importir Tahun 2003 2004 2005 2006 2007 Indonesia 598.260 627.868 669.120 590.946 664.270 Malaysia 76.542 74.224 67.413 63.801 52.692 Thailand 278.693 249.196 237.858 210.784 213.080 Lainnya 125.005 192.312 184.809 137.569 88.358 Sumber : GAPKINDO, Lembaga Getah Malaysia, Rubber Research Institute of Thailand, 2009 5.2 Jepang Jepang adalah sebuah negara kepulauan yang terdiri dari 6.852 pulau di Asia Timur, dengan lus wilayah 377.835 km persegi. Penduduknya berjumlah 127.433 ribu jiwa juta sehingga berada di peringkat ke-10 negara berpenduduk terbanyak di dunia. Sebagai negara maju di bidang ekonomi, Jepang memiliki GDP terbesar

nomor dua setelah Amerika Serikat (4.383 milyar US$ pada tahun 2007). Jepang memiliki industri berteknologi tinggi di bidang otomotif, elektronik, mesin perkakas, baja dan logam non-besi, perkapalan, industri kimia, tekstil, dan pengolahan makanan. Dalam perdagangan luar negeri, negara ini berada di peringkat keempat pengekspor terbesar dan peringkat keenam pengimpor terbesar di dunia. Pasar ekspor terbesarnya adalah Amerika Serikat, Cina, Korea Selatan, Taiwan, dan Hongkong. Produk ekspor unggulannya adalah alat transportasi, kendaraan bermotor, elektronik, mesin-mesin listrik, dan bahan kimia. Negara sumber impor terbesar bagi Jepang pada tahun 2006 adalah Cina, Amerika Serikat, Uni Eropa, Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Australia, Korea Selatan, dan Indonesia, dimana impor utamanya adalah mesin-mesin dan perkakas, minyak bumi, bahan makanan, tekstil, dan bahan mentah untuk industri. Jepang merupakan negara mitra dagang terbesar bagi Indonesia dalam hal ekspor dan impor. Ekspor Indonesia ke Jepang tahun 2007 bernilai 23,6 milyar US$, sedangkan impor Indonesia dari Jepang adalah 6,5 milyar sehingga bagi Indonesia neraca perdagangannya mengalami surplus. Khusus untuk ekspor non migas, dari bulan Januari sampai Oktober 2007 mencapai 11,322 milyar US$ kemudian pada periode yang sama tahun 2008 mencapai 11,805 milyar US$ atau naik sebesar 4,27 persen (Badan Litbang Perdagangan, 2008). Persentase kenaikan yang kecil terjadi karena krisis ekonomi global yang dialami oleh banyak negara di dunia termasuk Jepang. Bagi Indonesia, Jepang menjadi pengimpor karet alam terbesar kedua setelah Amerika Serikat. Indonesia memenuhi 33 persen konsumsi karet alam di Jepang, sedangkan Malaysia dan Thailand masing masing 1,14 persen dan 59 persen dari

tahun 2003 sampai 2007 (Tabel 9). Kondisi ini menjadikan Thailand sebagai pengekspor karet alam terbesar bagi Jepang. Tabel 9. Perkembangan Impor Karet Alam Jepang Tahun 2003-2007 (ton) Importir Tahun 2003 2004 2005 2006 2007 Indonesia 228.899 225.214 260.604 357.539 397.776 Malaysia 10.624 13.005 9.005 9.046 7.957 Thailand 542.837 525.654 540.485 492.740 405.599 Lainnya 1.840 50.927 47.306 14.375 76.668 Sumber : GAPKINDO, Lembaga Getah Malaysia, Rubber Research Institute of Thailand, 2009 Bila dilihat perkembangan volume ekspor dari tahun 2003 sampai 2007, Thailand dan Malaysia cenderung mengalami penurunan berbanding terbalik dengan Indonesia yang mengalami peningkatan. Hal ini bisa dijadikan peluang untuk meningkatkan volume ekspor apalagi Indonesia dan Jepang telah menjalin kerjasama penghapusan tarif bea masuk impor untuk komoditi karet alam yang mulai efektif dilaksanakan tanggal 1 Juli 2008. 5.3 Cina Republik Rakyat Cina adalah negara dengan penduduk terbesar didunia ( 1,3 milyar pada tahun 2007) dimana 71 persen diantaranya berada pada usia 15-64 tahun dan luas wilayahnya 9.596.960 km persegi. Pada awalnya negara ini menganut sistem ekonomi yang tertutup, tapi seiring dengan perkembangan perdagangan international, Cina tidak dapat menghindarkan dirinya dari kerjasama dengan negara lain. Sejak itu, ekonomi negara ini berkembang pesat, seiring dengan peningkatan aktivitas industrinya dan serangkaian strategi pemasaran yang ditempuh. Pada tahun 2007 Cina berada di peringkat keempat

GDP tertinggi di dunia setelah Amerika Serikat, Jepang dan Jerman, yaitu 3.250 milyar US$. Industri utamanya antara lain tambang, besi, baja, aluminium, tekstil, semen bahan kimia, pupuk, alas kaki, alat elekronika, alat komunikasi, pengolahan makanan, mainan anak-anak, satelit dan alat transportasi termasuk kereta api, mobil, dan kereta api. Produk industri tersebut antara lain dikirim ke Amerika Serikat, Hongkong, Jepang, Korea Selatan, dan Jerman. Perdagangan bilateral antara Indonesia dan Cina selama tahun 2002 sampai 2006 mengalami perkembangan yang positif dan pertumbuhannya rata-rata mencapai 18,6 persen 4. Produk ekspor utama Indonesia ke Cina adalah bahanbahan kimia, produk kayu, pulp dan kertas, serta karet dan pupuk. Sementara itu impor Indonesia dari Cina adalah suku cadang dan komponen kendaraan bermotor, mesin-mesin, alat elektronika, serta buah-buahan. Untuk ekspor komoditi non migas ke Cina, dari bulan Januari sampai Oktober 2007 nilainya sebesar 5,488 milyar US$ dan pada periode yang sama tahun 2008 mencapai 6,744 milyar US$ atau meningkat sebesar 22,8 persen (Badan Litbang Perdagangan, 2008). Walaupun ekspor komoditi non migas mengalami peningkatan tapi Indonesia harus tetap waspada pada produk impor asal Cina. Saat ini Cina menjadi sumber utama impor Indonesia, yakni 17,2 persen dari total impor nonmigas sedangkan negara tersebut hanya menyerap 8,7 persen dari keseluruhan ekspor non migas Indonesia. Hal ini menunjukkan penetrasi produk Cina ke pasar Indonesia jauh lebih gencar ketimbang sebaliknya 5. Sementara itu, struktur barang yang diperdagangkan cenderung tidak simetris. Komoditas primer mendominasi ekspor Indonesia ke Cina, sedangkan ekspor Cina ke Indonesia didominasi oleh produk-produk manufaktur yang

sangat beragam. Ditambah lagi dengan akan diimplementasikannya skema kerjasama perdagangan bebas antara Cina dengan ASEAN pada 2010, membuat lebih banyak lagi produk negara tersebut yang masuk ke Indonesia. Kondisi ini dapat mengancam kelangsungan industri manufaktur dalam negeri bila tidak segera melakukan perbaikan karena akan kalah bersaing dengan produk Cina yang terkenal dengan harganya yang murah. Untuk memenuhi kebutuhan akan bahan baku pada industri yang berbasis karet alam, Cina mengimpor dari Indonesia, Malaysia, Thailand, dan beberapa negara lain selain juga menghasilkan sendiri di dalam negeri (Tabel 10). Tabel 10. Perkembangan Impor Karet Alam Cina Tahun 2003-2007 (ton) Importir Tahun 2003 2004 2005 2006 2007 Indonesia 107.725 197.538 249.791 337.222 341.821 Malaysia 207.361 288.761 386.057 405.532 370.900 Thailand 650.898 619.800 573.385 747.168 827.369 Lainnya 559.016 893.901 940.767 910.078 1.009.910 Sumber : GAPKINDO, Lembaga Getah Malaysia, Rubber Research Institute of Thailand, 2009 Dari tabel diatas diketahui bahwa impor karet alam Cina paling besar berasal dari Thailand dan Malaysia. Cina merupakan negara tujuan ekspor karet alam utama bagi Thailand. Sepanjang tahun 2003 sampai 2007, kedua negara ini masing-masing mengekspor sekitar 30 persen dan 15 persen dari total konsumsi karet alam Cina, sementara itu Indonesia hanya mengekspor sekitar 10 persen. Dengan persentase yang masih kecil, sebenarnya Indonesia mempunyai peluang untuk memperbesar jumlah ekspornya ke Cina. Tapi sebaiknya karet alam yang diekspor bukan hanya dalam bentuk SIR tapi dalam bentuk produk jadi untuk menambah nilai jual sekaligus meningkatkan industri manufaktur berbasis karet alam di dalam negeri.

5.4 Jerman Republik Federal Jerman adalah sebuah negara di Eropa Tengah, dengan dengan populasi tahun 2007 sebanyak 82.401 ribu jiwa yang memiliki posisi ekonomi dan politik yang penting terutama setelah bergabung dengan Uni Eropa. Negara ini dikenal dengan penguasaan teknologi maju, khususnya dalam bidang industri kendaraan bermotor, alat-alat elektronika, pembangunan kapal laut, tekstil, besi dan baja juga semen. Komoditi unggulan ekspornya adalah : kendaraan bermotor, tekstil besi dan baja yang diekspor ke berbagai negara diantaranya Perancis, Amerika Serikat, Inggris, Italia, Belanda dan Austria. Jerman merupakan mitra dagang Indonesia terbesar diantara negara Uni Eropa lainnya.dengan persentase sebesae 30 persen dari total perdagangan Indonesia dengan Uni Eropa. Nilai ekspor Indonesia ke Jerman tahun 2006 mencapai 2,8 milyar euro sedangkan nilai impornya sebesar 1,5 milyar euro 6. Dari sisi produk non migas, nilai ekspor Indonesia pada bulan Januari sampai Oktber 2007 mencapai 1,916 milyar US$ sedangkan tahun 2008 pada periode yang sama menjadi 2,095 milyar US$ atau meningkat sebesar 9,32 persen (Badan Litbang Perdagangan, 2008). Persentase peningkatan yang kecil tersebut disebabkan melemahnya perekonomian Jerman akibat krisis ekonomi global. Karena perkembangan industri kendaraan bermotor di Jerman, maka peningkatan terhadap kebutuhan bahan bakunya juga tidak terhindarkan, salah satunya karet alam. Karena itu, Jerman termasuk negara tujuan ekspor karet alam utama bagi Indonesia setelah Amerika Serikat, Jepang, Cina, dan Singapura. Selain Indonesia, negara lain yang juga memasok karet alam ke Jerman adalah

Thailand dan Malaysia. Jerman memang merupakan negara tujuan ekspor karet alam utama bagi Malaysia, karena itu selama tahun 2003 sampai 2007 Malaysia telah memenuhi 52 persen dari total konsumsi karet alam Jerman (Lembaga Getah Malaysia, 2009). Indonesia sendiri memasok 27 persen dari konsumsi dalam negeri di Jerman. 5.5 Korea Selatan Korea Selatan telah mengalami pertumbuhan pesat dan membuatnya menjadi negara ekonomi terbesar ke-12 di seluruh dunia diindikasikan dengan GDP pada tahun 2007 yang mencapai 957,053 milyar US$. Luas wilayahnya hanya sekitar 98.480 km persegi, dengan penduduk berjumlah 48.250 ribu jiwa di tahun 2007.Tapi wilayah yang kecil tidak menghalangi negara ini untuk menjadi salah satu macan Asia karena di samping merupakan pemimpin dalam akses internet kecepatan-tinggi, semikonduktor memori, monitor layar-datar dan telepon genggam, Korea Selatan berada dalam peringkat pertama dalam pembuatan kapal, ketiga dalam produksi ban, keempat dalam serat sintetis, kelima dalam otomotif dan keenam dalam baja. Industri-industri inilah yang menjadi andalan ekspornya dan dikirim ke Cina, Amerika Serikat, Jepang dan Hongkong. Nilai perdagangan bilateral Indonesia dan Korea Selatan selama lima tahun terakhir memperlihatkan peningkatan. Selama tahun 2003 sampai 2007, total ekspor Korea ke Indonesia meningkat rata-rata sebesar 14,48 persen pertahun sedangkan impor Korea dari Indonesia meningkat rata-rata 15,56 persen per tahun. Total perdagangan bilateral kedua negara menunjukan trend peningkatan

15,16 persen per tahun atau meningkat dari 8,6 milyar US$ pada tahun 2003 menjadi 14,88 milyar US$ pada tahun 2007, dengan surplus bagi Indonesia sebesar 3,34 milyar US$, yang meliputi nilai ekspor Indonesia ke Korea sebesar 9,11 milyar US$ dan nilai impor dari Korea sebesar 5,77 milyar US$ 7. Dari sisi produk non migas, komoditi ekspor unggulan Indonesia ke Korea adalah udang, kopi, coklat, karet dan produk karet, tekstil dan produk tekstil, alas kaki, komponen otomotif, dan furniture. Sepanjang bulan Januari sampai Oktober 2007 nilai ekspor non migas mencapai 3,223 milyar US$ sedangkan periode yang sama tahun 2008 mencapai 4,057 milyar US$ atau meningkat 25,88 persen (Badan Litbang Perdagangan, 2008). Salah satu industri utama di Korea Selatan adalah industri ban, karena itu negara ini membutuhkan karet alam sebagai bahan bakunya. Karet alam antara lain diimpor dari Indonesia, Malaysia dan Thailand. Selama periode 2003 sampai 2007, Malaysia dan Thailand masing-masing memenuhi 46 persen dan 18 persen dari total konsumsi Korea Selatan sedangkan Indonesia memenuhi 22 persennya (Tabel 11). Tabel 11. Perkembangan Impor Karet Alam Korea Selatan Tahun 2003-2007 (ton) Importir Tahun 2003 2004 2005 2006 2007 Indonesia 76.893 76.794 74.813 90.593 93.091 Malaysia 69.165 63.636 74.309 66.698 61.136 Thailand 165.832 171.668 185.308 173.477 151.824 Lainnya 20.710 39.602 35.370 32.832 71.249 Sumber : GAPKINDO, Lembaga Getah Malaysia, Rubber Research Institute of Thailand, 2009 5.6 Kanada Kanada adalah negara dengan luas wilayah 9.970.610 km persegi terletak paling utara di Amerika Utara dan ibu kotanya Ottawa. Tahun 2007 populasi

penduduknya mencapai 32.936 ribu jiwa, dimana 68 persen diantaranya berada pada usia kerja (15-64 tahun). Kanada merupakan negara industri dengan teknologi maju dan juga memiliki sumber daya alam sebagai kekuatan yang mengendalikan ekonomi negara tersebut. Industrinya terdiri dari : alat transportasi, produk kimia, produk makanan, produk kayu dan kertas, produk ikan, minyak dan gas alam. Komoditi andalan ekspornya antara lain : sparepart motor, alat-alat telekomunikasi, gas alam dan peralatan listrik, dimana 78 persennya dipasarkan ke Amerika Serikat, sehingga negara ini menjadi mitra dagang utama bagi Kanada. Kemajuan negara ini ditandai dengan pertumbuhan GDP pertahun sebesar 12 persen dimana tahun 2007 mencapai 1432 milyar US$. Dalam bidang perdagangan, Indonesia merupakan pasar terbesar Kanada di ASEAN, sedangkan di bidang investasi, Indonesia menjadi tujuan investasi Kanada terbesar keempat di Asia setelah Jepang, Singapura, dan Hongkong. Total investasi langsung Kanada di Indonesia mencapai 2,8 milyar US$. Sebagian besar investasi terfokus pada sektor pertambangan, migas dan jasa asuransi. Dalam rentang tahun 2007 total perdagangan Indonesia-Kanada mencapai 1,862 milyar US$ atau naik 20,99 persen dibanding tahun sebelumnya. Ekspor Kanada ke Indonesia tahun 2007 senilai 933,35 juta US$, naik 32,7 persen dari tahun 2006 (703,37 juta US$). Impor Kanada tahun 2007 senilai 928,90 juta US$, naik 11,15 persen dari tahun 2006 (835,74 juta US$). Nilai ekspor Kanada ke Indonesia kini menjadi lebih tinggi daripada nilai impornya. Akibatnya, neraca perdagangan bilateral yang sebelumnya senantiasa surplus bagi Indonesia, pada tahun 2007 terjadi pembalikan yaitu surplus bagi Kanada atau defisit bagi Indonesia senilai

4,45 juta US$. Selama periode 2003-2007 surplus Indonesia terhadap Kanada memperlihatkan tren penurunan 127,27 persen. Hal ini disebabkan tren kenaikan ekspor Kanada ke Indonesia selama 5 tahun terakhir mencapai 24,17 persen atau tiga kali lipat lebih besar tren kenaikan impornya yang hanya 8,23 persen. Kondisi ini menyebabkan surplus yang diterima Indonesia dari tahun ke tahun semakin berkurang (Hardono, 2008). Untuk memenuhi kebutuhan karet alam sebagi salah satu bahan baku industrinya, Kanada mengimpor dari Indonesia dan beberapa negara yang lain. Indonesia sendiri memasok 43 persen dari total konsumsi dalam negeri Kanada selama periode 2003 sampai 2007 (GAPKINDO, 2009). Negara lain yaitu Malaysia dan Thailand memasok dalam jumlah yang lebih kecil dari Indonesia. 5.7 Perancis Republik Perancis merupakan negara maju, dengan ekonomi terbesar keenam bila dilihat dari GDP nominalnya yaitu 2560,255 milyar US$ tahun 2007 dengan jumlah penduduk sekitar 63.682 ribu jiwa. Negara ini adalah salah satu pendiri Uni Eropa, dan memiliki wilayah terbesar dari semua anggota sekitar 643.427 km persegi. Bersama dengan 11 negara anggota Uni Eropa, Perancis meluncurkan euro pada tanggal 1 Januari 1999, dan mengganti franc Perancis ke euro pada awal 2002. Tanah yang subur dan luas, teknologi modern, dan subsidi UE telah bergabung untuk menjadikan Perancis produsen dan pengekspor hasil pertanian terdepan di Eropa. Gandum, unggas, susu, daging, juga industri pangan dan anggur yang diakui adalah ekspor pertanian utama Perancis. Subsidi agrikultur Uni Eropa ke Perancis hampir mencapai 14 milyar US$. Industrinya sendiri yang

sekaligus sebagai komoditas ekspor terdiri dari : bahan kimia, mobil, elektronika, besi dan baja, tekstil dan pengolahan makanan. Sebagian besar hasil industrinya diekspor ke Jerman, Spanyol, Italia, Inggris, Belgia, Amerika Serikat dan Belanda. Nilai perdagangan Indonesia dengan Perancis periode Januari-Juli 2007 tercatat 1,317 milyar US$, meningkat 6,37 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2006, yang nilainya sebesar 1,238 milyar US$. Total perdagangan tersebut terdiri dari ekspor Indonesia ke Perancis sebesar 960,84 juta US$, meningkat 1,92 persen dibanding periode yang sama tahun 2006 yang tercatat 942,74 juta US$, dan impor Indonesia dari Perancis sebesar 356,04 juta US$, meningkat 20,55 persen dibanding periode yang sama tahun 2006 yang tercatat 295,34 juta US$. Selama periode Januari-Juli 2007, neraca perdagangan Indonesia dengan Perancis surplus bagi Indonesia sebesar 604,80 juta US$, turun 6,58 persen dibanding surplus pada periode yang sama tahun 2006, sebesar 647,40 juta US$ 8. Untuk komoditi non migas, selama bulan Januari sampai Oktober 2007, nilai ekspor Indonesia sebesar 659,3 juta US$ sedangkan periode yang sama tahun 2008 telah mencapai 795 juta US$ atau meningkat sebesar 20,59 persen (Badan Litbang Perdagangan, 2009). Kebutuhan karet alam Perancis diperoleh dengan cara mengimpor dari negara lain, diantaranya Indonesia dan Malaysia. Indonesia memasok 15 persen kebutuhan karet alam di Perancis dengan persentase peningkatan yang selalu mengalami kenaikan (GAPKINDO, 2009). Sedangkan Malaysia memasok 18 persen dari total konsumsi Perancis dengan volume yang cenderung turun selama periode 2003-2007 (Lembaga Getah Malaysia, 2009).

5.8 India Republik India adalah sebuah negara di Asia yang mempunyai jumlah penduduk terbanyak kedua di dunia, dengan populasi lebih dari satu milyar jiwa, dan merupakan negara terbesar ketujuh berdasarkan ukuran wilayah geografis yaitu 3.287.590 km persegi. Ekonomi India termasuk salah satu yang mengalami pertumbuhan tercepat di dunia dengan rekor pertumbuhan sekitar 8 persen pada 2003. Meskipun seperempat dari penduduk India masih hidup di bawah garis kemiskinan, jumlah kelas menengah yang besar telah muncul karena cepatnya pertumbuhan dalam industri teknologi informasi. Ekonomi India dulu banyak tergantung dari pertanian, namun sekarang ini hanya menyumbang kurang dari 25 persen dari GDP. Industri penting lainnya termasuk pertambangan, pengasahan berlian, film, tekstil, teknologi informasi, dan kerajinan tangan. Kebanyakan daerah industri India berpusat di kota-kota utamanya. Mitra perdagangan utama India adalah Amerika Serikat, Jepang, Republik Rakyat Cina dan Uni Emirat Arab dengan komoditi unggulan ekspor antara lain : produk pertanian, tekstil, batu berharga dan perhiasan, jasa perangkat lunak dan teknologi, hasil teknik, kimia, dan hasil kulit. Bagi India, Indonesia merupakan pasar ekspor terbesar kedua di ASEAN setelah Singapura. Nilai perdagangan Indonesia dengan India dari tahun ke tahun cenderung meningkat. Pada sembilan bulan pertama tahun 2005, nilai perdagangan Indonesia dengan India naik 20 persen atau mencapai 2,85 milyar US$ dibandingkan periode yang sama tahun 2004. Kemudian tahun 2006 sebesar naik sebesar US$ 4,79 milyar dan tahun 2007 menjadi US$ 6,55 milyar. Komoditi unggulan ekspor Indonesia ke India adalah minyak sawit, produk

pertambangan, minyak, dan pulp dan kertas serta produk tekstil. Sedangkan Indonesia mengimpor produk minyak yang sudah disuling, gandum, beras, gula, makanan ternak, besi, dan produk besi (Purna, 2008). Untuk komoditi karet alam, nilai ekspor Indonesia ke India memang masih kecil, sekitar 3 persen dari total konsumsinya tapi terus mengalami kenaikan yang signifikan selama periode 2003 sampai 2007 (GAPKINDO, 2009). Peningkatan ini disebabkan berkembangnya industri berbasis karet alam di India yang berdampak pada meningkatnya kebutuhan akan karet alam sebagai bahan baku industri tersebut. 5.9 Italia Republik Italia adalah sebuah negara di Eropa Selatan dengan wilayah seluas 301.230 km persegi dan berpenduduk 58.148 ribu jiwa di tahun 2007 dimana 66 persen diantaranya adalah usia angkatan kerja. Negara ini terkenal sebagai tempat wisata yang menjadi salah satu andalan penghasil devisa negara. Selain itu ada beberapa industri yang berkembang diantaranya : besi dan baja, bahan kimia, pengolahan makanan, tekstil, kendaraan bermotor, pakaian, sandal dan sepatu serta keramik. Mitra utama ekspornya adalah Jerman, Perancis, Spanyol, Amerika Serikat dan Inggris. Perdagangan Italia dengan Indonesia pada bulan Desember 2008 mengalami perkembangan bila dibandingkan tahun 2007. Dengan peningkatan sebesar 12,7 persen maka nilai total transaksi antara Italia dan Indonesia mencapai 272,3 juta US$. Walaupun total perdagangan migas mengalami penurunan sebesar 89,6 persen namun perdagangan non migas meningkat sebesar 12,5 persen. Total nilai perdagangan antara Italia dan Indonesia selama tahun 2008 mencapai 3,5 milyar US$ atau meningkat 14,3 persen. Perdagangan non migas terus mengalami

peningkatan dari tahun ke tahun. Selama tahun 2007 dan 2008 tidak tercatat adanya impor migas dari Indonesia, karena itu seluruh impor Italia dari Indonesia selama dua tahun berasal dari produk non migas dengan trend pertumbuhan ratarata selama tahun 2004 sampai 2008 adalah 15,2 persen. Komoditas ekspor utama dari Indonesia ke Italia adalah plywood, kertas, nikel, dan alas kaki 11. Untuk memenuhi kebutuhan karet alamnya, Italia mengimpor dari beberapa negara diantaranya Indonesia dan Malaysia. Selama tahun 2003 sampai 2007, Indonesia dan Malaysia masing-masing memasok 14 persen dan 16 persen dari total konsumsi dalam negeri Italia (Badan Litbang Perdagangan, 2008). 5.10 Brazil Brazil terletak di daerah Amerika Selatan yaitu 8,511,965 km persegi sekaligus paling banyak penduduknya yaitu 193.919 ribu jiwa pada tahun 2007. Negara ini merupakan negara paling timur di Benua Amerika dan berbatasan dengan Pegunungan Andes. Brazil terkenal sebagai penghasil kopi terbesar di dunia. Adapun industri utama yang menopang perekonomiannya adalah : tekstil, sepatu, bahan kimia, semen, baja, serta kendaraan bermotor dan spare part nya. Komoditi ekspor utamanya adalah : kopi, susu kedelai, sepatu, alat trasnportasi yang sebagian besar dikirim ke Amerika Serikat, Argentina, Cina, Belanda dan Jerman. Total perdagangan Indonesia dan Brazil pada tahun 2003 sebesar 576 juta US$ dan tahun 2007 sebesar 1,5 milyar US$ atau meningkat 29,1 persen, dibandingkan periode yang sama tahun 2006 yaitu sebesar 1,1 milyar US$. Neraca perdagangan kedua negara ini selama periode 2003 sampai 2005 menunjukkan nilai defisit bagi

Indonesia. Selanjutnya baru pada tahun 2006 dan 2007 neraca perdagangan mengalami surplus masing-masing sebesar 111 juta US$ dan 99,6 juta US$ pada tahun 2007 atau turun 10,2 persen jika dibandingkan dengan surplus di tahun 2006. Ekspor Indonesia ke Brasil selama 2003 sampai 2007 memperlihatkan laju pertumbuhan rata-rata sebesar 34,7 persen. Tahun 2003 nilai ekspor Indonesia ke Brasil sebesar 244,4 juta US$. Pada tahun 2007 nilainya meningkat sebesar 786,4 juta US$ atau naik 25,6 persen dibandingkan tahun 2006 yaitu sebesar 626,14 juta US$. Dari sisi impor, menunjukkan laju pertumbuhan rata-rata sebesar 17,5 persen selama tahun 2003 sampai 2007. Tahun 2003 impor Indonesia sebesar 331,7 juta US$, pada tahun 2007 meningkat menjadi 686,7 juta US$ atau naik 33,3 persen dibandingkan tahun 2006 yaitu sebesar 515,15 juta US$ 12. Brazil juga merupakan salah satu negara produsen karet alam dunia. Pada tahun 2003 negara ini menghasilkan 88 ribu ton karet alam kemudian di tahun 2005 meningkat menjadi 104 ribu ton dan tahun 2007 menjadi 111 ribu ton (Kittipol, 2008). Tapi jumlah produksinya belum mampu memenuhi kebutuhan karet alam di dalam negeri, karena itu Brazil masih harus mengimpor dari negara lain diantaranya Indonesia dan Malaysia. Selama tahun 2003 sampai 2007 Indonesia memasok 18 persen sedangkan Malaysia 10 persen dari total konsumsi nasional Brazil ( Badan Litbang Perdagangan, 2008). BAB VI