BAB I PENDAHULUAN. Krisis global yang berawal di Amerika Serikat pada tahun 2007, semakin dirasakan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. lepas dari peran Bank sebagai lembaga keuangan. Menurut Susilo (2000:6) secara

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Seiring dengan adanya krisis ekonomi yang menimpa Indonesia sejak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perekonomian tumbuh dan berkembang dengan berbagai macam

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan lembaga perantara keuangan (financial intermediaries)

BAB I PENDAHULUAN. keemasan yang puncaknya ditandai dengan keberhasilan beberapa bank besar

BAB I PENDAHULUAN. Bank menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali. No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan. Perbankan adalah segala sesuatu

BAB I PENDAHULUAN. serius dalam bisnis perbankan, sebagian besar bank kesulitan karena modal

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan bank yang berupa penghimpunan dan penyaluran dana dapat

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan bank, mencakup

PENDAHULUAN. memastikan stabilitas dan pertumbuhan ekonomi (Halling dan Hayden, 2006).

BAB I PENDAHULUAN. dirasakan dampaknya ke seluruh dunia, termasuk negara berkembang pada tahun

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan oleh Bursa Efek Indonesia (BEI) menunjukkan pencapaian yang

BAB 1 PENDAHULUAN. yang tidak didukung oleh peran perbankan dalam membangun negaranya.

BAB I PENDAHULUAN. suatu negara dikarenakan pasar modal menjalankan fungsi ekonomi sekaligus

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Menurunnya kapasitas permintaan dan produksi di sektor riil berpotensi

BAB I PENDAHULUAN. lain yang ditopang oleh bank tersebut. Fungsi bank sebagai perantara (financial

BAB I PENDAHULUAN. baik secara langsung maupun tidak langsung. Banyaknya sektor yang tergantung

BAB I PENDAHULUAN. biasanya ditandai dengan adanya kenaikan tingkat pendapatan masyarakat. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang melanda Indonesia sejak tahun 1997, telah

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat atas pengelolaan dana yang dimiliki juga semakin meningkat. Bagi

BAB I PENADAHULUAN. satunya adalah agent of trust. Agent of trust berarti dalam kegiatan usahanya bank

BAB I PENDAHULUAN. ringan pada tahun Krisis keuangan di Amerika Serikat yang bermula dari

BAB I PENDAHULUAN. investasi yang produktif guna mengembangkan pertumbuhan jangka panjang.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam beberapa tahun terakhir perekonomian nasional memang mengalami

BAB I PENDAHULUAN. kinerja untuk dapat bertahan dalam situasi krisis atau memenangkan persaingan

BAB I PENDAHULUAN. Harga Saham Gabungan (IHSG) meningkat pesat. Penurunan hanya terjadi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sistem keuangan yang semakin kompetitif dan terintegrasi serta disertai

BAB I PENDAHULUAN. aspek kehidupan di ukur dan ditentukan oleh uang sehingga eksistensi dunia

BAB I PENDAHULUAN. fungsinya sebagai lembaga intermediasi, penyelenggara transaksi

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Investasi adalah penanaman modal untuk satu atau lebih aktiva yang dimiliki

BAB I PENDAHULUAN. memberikan jasa-jasa dalam lalu lintas peredaran uang. Dari definisi tersebut

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Berkembangnya suatu perusahaan tergantung pada kinerja keuangan yang

BAB I PENDAHULUAN. seperti dilanggarnya prinsip kehati-hatian perbankan (prudential-banking

BAB I PENDAHULUAN. dan krisis moneter terjadi pada tahun yang memberikan dampak

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pasal 1 Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 (Merkusiwati, 2007:100)

BAB I PENDAHULUAN. atau nasabah. Sebagai lembaga kepercayaan maka bank dalam operasinya selalu

BAB I PENDAHULUAN. mengikutsertakan peran dan partisipasi masyarakat secara keseluruhan yang

BAB I PENDAHULUAN. akuntansi. Pengukuran ini perlu diketahui pihak yang berkepentingan untuk

BAB I PENDAHULUAN. dalam pasar modal adalah dengan cara membeli saham yang ditawarkan di pasar

BAB I PENDAHULUAN. banknote. Kata bank berasal dari bahasa Italia banca berarti tempat

BAB I PENDAHULUAN. berkesinambungan dimana untuk mencapai tujuan tersebut perlu memperhatikan

BAB 1 PENDAHULUAN. memperbaiki perekonomian Indonesia. Tingginya laju inflasi yang terus

Untuk Memenuhi Sebahagian Dari Syarat - Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Masalah. Indonesia sebagai salah satu negara berkembang masih mengalami gejolak-gejolak

BAB I PENDAHULUAN. suatu negara serta menunjang ekonomi suatu negara ( Parmono, 2001 ).

BAB I PENDAHULUAN. Pada tahun 2015, perekonomian global secara umum melemah berdampak pada

BAB I PENDAHULUAN. Karena laba merupakan suatu hal yang akan menjamin dari kelangsungan perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Adanya perkembangan perekonomian yang tidak menentu dewasa ini

BAB I PENDAHULUAN. menjadikan rakyat Indonesia yang lebih sejahtera. Pembangunan dalam sektor

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian dan berfungsi sebagai perantara (financial intermediary) antara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN. meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Peran strategis tersebut terutama disebabkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Dengan ditandai adanya krisis global di Amerika Serikat, pada tahun 2008

BAB I PENDAHULUAN. suatu badan usaha terus-menerus memperoleh laba, ini berarti kelangsungan hidup

PENDAHULUAN. memastikan stabilitas dan pertumbuhan ekonomi (Halling dan Hayden, 2006).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perekonomian di Indonesia pada dasarnya tidak dapat dipisahkan dari

KEMAMPUAN RASIO CAMEL DALAM MEMPREDIKSI PENGHIMPUNAN DANA MASYARAKAT : INFLASI SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan pada umumnya, bank juga berorientasi untuk mendapatkan laba yang

BAB I PENDAHULUAN. dikenal dengan istilah di dunia perbankan adalah kegiatan funding (Kasmir, 2008:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Perbankan adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan bank,

BAB I PENDAHULUAN. sebagai lembaga yang berperan sebagai perantara keuangan (financial

BAB 1 PENDAHULUAN. Di tengah berbagai tantangan yang dihadapi dan perbedaan kecepatan

BAB I PENDAHULUAN. sekarang maupun di masa yang akan datang. Berdasarkan hal tersebut,

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang berfungsi sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan sebuah lembaga yang mampu menjalankan fungsi pelantara (financial

BAB I PENDAHULUAN UKDW. sejumlah dana atau sumberdaya lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan


BAB I PENDAHULUAN. CAR (Capital Adequacy Ratio) adalah Rasio yang memperlihatkan

BAB I PENDAHULUAN. Bank adalah lembaga keuangan yang mempunyai peranan penting sebagai

BAB I PENDAHULUAN. lembaga keuangan terbesar didunia asal Amerika Lehman Brother, kredit

BAB I PENDAHULUAN. didalamnya sektor usaha. Perbankan sebagai lembaga perantara (intermediate)

BAB I PENDAHULUAN. sebagai lembaga intermediasi antara investor atau pihak yang memiliki kelebihan

BAB I PENDAHULUAN. perantara keuangan antara pihak-pihak yang memiliki kelebihan dana (surplus unit)

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan dua nasabah yang berbeda, satu pihak merupakan nasabah yang

BAB I PENDAHULUAN. panjang diantara berbagai alternatif lainnya bagi perusahaan, termasuk di dalamnya

BAB I PENDAHULUAN. pihak yang kelebihan dana (surplus spending unit), kemudian menempatkanya

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi tidak dapat dilepaskan dari sektor perbankan. Dunia

BAB 1 PENDAHULUAN. aman dan percaya untuk menanamkan investasi atau dananya di bank.

BAB I PENDAHULUAN. dan keuangan Indonesia karena dapat berfungsi sebagai intermediary institution yaitu

BAB I PENDAHULUAN. mortage di Amerika Serikat. Pada masa krisis ini, negara-negara yang belum

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi sedangkan yang lain adalah lembaga keuangan non-bank (LKBB). Bank

BAB I PENDAHULUAN. intermediasi, bank berperan penting dalam mendukung pertumbuhan ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan kadang menjadi permasalahan dalam beberapa

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sistem keuangan merupakan salah satu hal yang krusial dalam masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan perekonomian negara Indonesia tidak lepas dari. pengaruh peran perbankan sebagai salah satu lembaga keuangan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. memperlancar lalu lintas pembayaran (Dendawijaya 2004:15) atau kredit macet. Dalam rangka menjaga agar bank-bank tersebut lebih

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang membutuhkan dana. Transaksi yang dilakukan dapat dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Keuangan perusahaan merupakan pilar yang sangat penting untuk kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. masa sekarang ini. Terlebih lagi dengan perekonomian di Indonesia saat ini yang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. NIM, BOPO, CAR, LDR, NPL, size, dan diversifikasi terhadap profitabilitas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manfaat diantaranya dividen dan capital gain. Dividend merupakan bagian

BAB I PENDAHULUAN. pasar keuangan indeks harga saham gabungan di perbankan di Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. potensi dapat bermanfaat untuk pertumbuhan ekonomi, perlu disalurkan. kegiatan yang produktif. (AnggrainiPutri,2011)

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dalam bentuk kredit dan bentuk-bentuk lainnya dalam rangka

BAB 1 PENDAHULUAN. yang bersumber dari masyarakat yang memiliki kelebihan dana ke berbagai sektor yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. kredit properti (subprime mortgage), yaitu sejenis kredit kepemilikan rumah

BAB I PENDAHULUAN. didasarkan pada data keuangan yang dipublikasikan yang dibuat sesuai dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. perekonomian suatu negara bahkan dunia. dana tersebut ke masyarakat serta memberi jasa-jasa bank lainnya.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Gejolak krisis keuangan global telah mengubah tatanan perekonomian dunia. Krisis global yang berawal di Amerika Serikat pada tahun 2007, semakin dirasakan dampaknya ke seluruh dunia, termasuk negara berkembang pada tahun 2008. Sementara itu, kemauan negara-negara industri maju lainnya untuk berkoordinasi dalam kebijakan pemulihan ekonomi juga diharapkan dapat meningkatkan keyakinan pelaku pasar. Namun, proses berbagai lembaga keuangan memperbaiki struktur neracanya (deleveraging) yang diperkirakan masih terus berlangsung, serta dampak umpan balik dari sektor riil ke sektor keuangan, menyebabkan risiko dan ketidakpastian di pasar keuangan global masih tinggi (www.bi.go.id). Di Indonesia, imbas krisis mulai terasa terutama menjelang akhir 2008. Setelah mencatat pertumbuhan ekonomi di atas 6% sampai dengan triwulan III-2008, perekonomian Indonesia mulai mendapat tekanan berat pada triwulan IV-2008. Hal itu tercermin pada perlambatan ekonomi secara signifikan terutama karena anjloknya kinerja ekspor. Secara relatif, posisi Indonesia sendiri secara umum bukanlah yang terburuk di antara negara-negara lain. Perekonomian Indonesia masih dapat tumbuh sebesar 6,1% pada 2008. Sementara kondisi fundamental dari sektor eksternal, fiskal dan industri perbankan juga cukup kuat untuk menahan terpaan krisis global. Semakin terintegrasinya perekonomian global dan semakin dalamnya krisis menyebabkan 1

perekonomian di seluruh negara akan mengalami perlambatan pada tahun 2009. Indonesia tak terkecuali, penurunan pertumbuhan ekonomi Indonesia tersebut bukan sesuatu yang buruk apabila dibandingkan dengan banyak negara-negara lain yang diperkirakan tumbuh negatif. Oleh karenanya, upaya Pemerintah dan Bank Indonesia untuk mencegah dampak krisis ini meluas lebih dalam, melalui kebijakan di bidang fiskal, moneter, dan sektor riil, menjadi penting untuk dilakukan di tahun 2009 (Direktorat Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter, 2009). Perbankan sebagai lembaga intermediasi yang menunjang perekonomian nasional memiliki posisi yang sangat strategis, sesuai dengan fungsi yang melekat pada perbankan dalam menghimpun dan menyalurkan dana masyarakat, menyediakan pelayanan jasa perbankan lainnya serta sebagai salah satu sarana pemerintah dalam melaksanakan kebijakan moneter, maka peran perbankan nasional perlu tetap dijaga (Susilo, 2007). Bank sebagai salah satu lembaga keuangan di dalam perekonomian suatu negara, berfungsi sebagai penunjang kelancaran sistem pembayaran, pelaksana kebijakan moneter, dan sarana untuk mencapai stabilitas sistem keuangan yang menjalankan usahanya berdasarkan prinsip kepercayaan. Oleh karena itu dalam menjalankan fungsi-fungsi tersebut, bank dituntut untuk berada dalam kondisi yang sehat. Prasnanugraha (2007) menyatakan suatu bank dikatakan sehat apabila dapat melakukan kegiatan operasional perbankan secara normal dan mampu memenuhi semua kewajibannya dengan baik dengan cara-cara yang sesuai dengan peraturan perbankan yang berlaku. Dengan mengetahui tingkat kesehatan bank maka seluruh pihak yang terkait dapat mengukur sejauh mana pengelolaan bank telah sesuai dengan 2

asas pengelolaan bank yang sehat dan ketentuan yang berlaku di Indonesia. Selain itu tingkat kesehatan bank juga bermanfaat untuk meningkatkan efisiensi kinerja bank dalam kegiatan operasional sehingga bank dapat mengoptimalkan keuntungan dan kemungkinan kegagalan atau kebangkrutan dapat dihindari. Tingkat kesehatan bank dapat dinilai dari beberapa indikator. Salah satu sumber utama indikator yang dijadikan dasar penilaian adalah laporan keuangan bank yang bersangkutan. Berdasarkan laporan itu, akan dapat dihitung sejumlah rasio keuangan yang lazim dijadikan dasar penilaian tingkat kesehatan bank (Nasser & Aryati, 2000). Aturan tentang kesehatan bank yang diterapkan oleh Bank Indonesia mencakup berbagai aspek dalam kegiatan bank, mulai dari penghimpunan dana sampai dengan penggunaan dan penyaluran dana (Budisantoso et. al., 2006 dalam Prasnanugraha, 2011). Penilaian kinerja keuangan suatu bank ini sangat penting dilakukan karena kinerja bank merupakan salah satu dasar penilaian terhadap kemampuan bank dalam menjalankan fungsinya sebagai penghimpun dan pengelola dana masyarakat. Penilaian tentang kinerja perbankan tentunya memberikan dampak terhadap harga saham pada setiap perusahaan perbankan. Harga saham bisa dikatakan sebagai indikator keberhasilan perusahaan di mana kekuatan pasar di bursa ditunjukkan dengan adanya transaksi jual beli saham tersebut di pasar modal, terjadinya transaksi tersebut didasarkan atas analisis para investor terhadap prestasi perusahaan dalam meningkatkan keuntungan (Santoso, 1999:387 dalam Maula, 2010). Pasar modal memiliki peran yang besar pula dalam perekonomian dalam suatu negara karena pasar modal menjalankan dua fungsi sekaligus, yaitu fungsi ekonomi dan 3

fungsi keuangan. Pasar modal dikatakan memiliki fungsi ekonomi karena pasar modal menyediakan fasilitas atau wahana yang mempertemukan dua kepentingan yaitu pihak yang memiliki kelebihan dana (investor) dan pihak yang memerlukan dana (issuer). Sedangkan pasar modal dikatakan mempunyai fungsi keuangan disebabkan pasar modal memberikan kemungkinan dan kesempatan memperoleh imbalan (return) bagi pemilik dana sesuai dengan karakteristik investasi yang dipilih (Susilo, 2007). Menurut Usman (1990), naik turunnya harga suatu saham dipengaruhi oleh beberapa faktor di mana faktor-faktor tersebut baik secara langsung maupun tidak langsung akan mempengaruhi terjadinya fluktuasi harga saham perusahaan. Ada dua cara yang bisa digunakan untuk menganalisis saham suatu perusahaan yaitu, analisis fundamental dan analisis teknikal. Analisis fundamental merupakan analisis terhadap kinerja perusahaan dengan melihat laporan keuangan dan berbagai faktor ekonomi lainnya yang berkaitan dengan kelangsungan perusahaan. Sedangkan analisis teknikal merupakan analisis saham yang menekankan pada pendekatan tingkah laku investor di masa mendatang berdasarkan kebiasaan masa lalu dengan memperhatikan sifat dan pola gerak harga. Meskipun ada banyak faktor lain yang mempengaruhi harga saham, namun faktor fundamental merupakan faktor yang menjadi pedoman utama bagi pasar untuk menentukan harga saham perusahaan. Pada dasarnya perusahaan yang baik kinerjanya akan mempunyai harga saham yang tinggi, karena dalam dunia investasi kinerja keuangan dapat direfleksikan pada harga saham. Dengan demikian kebutuhan akan informasi yang lengkap itulah yang dapat dianalisis bagaimana sebenarnya kondisi usaha tersebut. 4

Ukuran yang lazim digunakan untuk mengukur kinerja keuangan diantaranya analisis rasio keuangan (financial ratio). Analisis kinerja keuangan perusahaan diperoleh melalui analisis data-data keuangan yang tersusun dalam laporan keuangan perusahaan. Analisis laporan keuangan merupakan suatu proses yang penuh pertimbangan dalam rangka membantu evaluasi posisi keuangan dan hasil operasi perusahaan masa lalu dan masa sekarang dengan tujuan menentukan estimasi dan prediksi mengenai kondisi dan kinerja perusahaan pada masa mendatang (Gibson et. al., 1998 dalam Limawan, 2011). Dengan menggunakan angka-angka yang tercantum dalam laporan keuangan sebuah perusahaan dan dilakukan analisis rasio yang merupakan suatu metode analisis untuk mengetahui hubungan dari pos-pos tertentu dalam neraca dan laporan rugi laba, dapat dilihat kinerja keuangan perusahaan yang nantinya akan di uji apakah memiliki pengaruh terhadap pergerakan harga saham (Munawir, 2004). Pada penelitian ini, untuk melihat kinerja keuangan suatu bank digunakan tujuh rasio keuangan yang umum pada sektor perbankan yaitu CAR, NPL, ROA, ROE, NIM, BOPO dan LDR. Perlunya penilaian kinerja keuangan perusahaan melalui analisis laporan keuangan ini menuntut agar perusahaan dapat lebih baik lagi kinerjanya dari waktu ke waktu sehingga investor pun tidak ragu untuk menanamkan modalnya pada saham perusahaan tersebut. Dari hasil penilaian kinerja keuangan tersebut dapat dilihat apakah suatu bank mampu bertahan dan tetap eksis dalam melakukan kegiatan operasionalnya dan mampu mempertahankan atau meningkatkan nilai harga sahamnya di pasar modal Indonesia. 5

Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Harga Saham Perusahaan Sektor Perbankan Periode 2007-2011. 1.2. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat diberikan rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Apakah terdapat pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Harga Saham Sektor Perbankan di Bursa Efek Indonesia Periode 2007-2011 secara simultan? b. Apakah terdapat pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Harga Saham Sektor Perbankan di Bursa Efek Indonesia Periode 2007-2011 secara parsial? c. Variabel mana yang paling dominan dalam mempengaruhi harga saham? 1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Untuk mengetahui pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Harga Saham Sektor Perbankan di Bursa Efek Indonesia Periode 2007-2011 secara simultan. 6

b. Untuk mengetahui pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Harga Saham Sektor Perbankan di Bursa Efek Indonesia Periode 2007-2011 secara parsial. c. Untuk mengetahui variabel mana yang paling dominan dalam mempengaruhi harga saham. 1.4. Kegunaan Penelitian Melalui penelitian ini, hasilnya diharapkan dapat memberikan manfaat dan masukan bagi pihak-pihak berikut: 1. Bagi perusahaan Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna agar perusahaan lebih tanggap terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi pergerakan harga saham dan dapat pula digunakan sebagai dasar evaluasi kinerja manajemen yang akan datang untuk mempertahankan atau memperbaiki kinerja perusahaannya. 2. Bagi investor Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai salah satu pertimbangan dalam pengambilan keputusan investasi saham pada perbankan nasional. 3. Bagi akademisi Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan atau pengetahuan mengenai kinerja keuangan perbankan dan pengaruhnya terhadap harga saham di sektor perbankan. Selain itu, dapat dijadikan salah satu referensi untuk penelitian-penelitian yang selanjutnya mengenai analisis 7

rasio keuangan dan harga saham terutama berkaitan dengan dengan perbankan dan investasi. 8