Kata Kunci : Penguasaan Kosakata, Media Permainan Tic Tac Toe.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. empat aspek keterampilan yang terbagi dalam dua kelompok, yakni

PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR BERSERI UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATERI UHRZEIT. Syaiful Qudsi, Lersianna HS, Pepen Permana

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DAN PENGUASAAN KOSAKATA BAHASA JERMAN. Astri Lestari, Ending Khoerudin, Lucky Herliawan Y. A.

Kata Kunci: Permainan, Scrabble, Pembelajaran Kosakata Bahasa Jerman

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN FLIP CHART UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA MENGENAI POSSESSIVPRONOMEN. Eva Eloka Verany, Amir, Ending Khoerudin.

EFEKTIVITAS TEKNIK PERMAINAN KARTU UNO DALAM PEMBELAJARAN KOSAKATA BAHASA JERMAN. Nurhasanah, Lucky Herliawan, Irma Permatawati

EFEKTIVITAS MEDIA PERMAINAN BUCHSTABENDIKTAT DALAM PEMBELAJARAN KOSAKATA BAHASA JERMAN. Milda Anika, Lucky Herliawan Y.A.

BAB I PENDAHULUAN. menguasai empat keterampilan berbahasa, yakni: menyimak (hören), berbicara

Kata Kunci: Teknik Permainan, Magic Box, Penguasaan Kata Benda.

PENERAPAN IPTEKS PENINGKATAN PENGUASAAN KOSAKATA BAHASA JERMAN MELALUI MEDIA GAMBAR. Oleh : LINDA ARUAN

PERANAN STRATEGI BELAJAR DALAM PEMBELAJARAN BAHASA ASING. Lersianna Saragih*)

HUBUNGAN MINAT MEMBACA DENGAN KETERAMPILAN MEMAHAMI ISI TEKS BAHASA JERMAN. Widya Astuti, Lucky Herliawan Y.A., Pepen Permana ABSTRAK

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen

2015 EFEKTIVITAS PENGGUNAAN PERMAINAN JIGSAW PUZZLE

BAB I PENDAHULUAN. tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) setelah bahasa Inggris. Dalam. bahasa Jerman baik secara lisan maupun tulisan.

BAB I PENDAHULUAN. yang harus dikuasai oleh siswa yaitu keterampilan menyimak (Hörfertigkeit),

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan alat komunikasi yang sangat penting untuk dipelajari,

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA. Tia Hadianti*, Amir, Lersianna H.

Penggunaan Media Memory Games dalam Pembelajaran Kosakata Bahasa Jerman. Tri maryana*, Irma Permatawati, Ending Khoerudin

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Keterampilan menyimak dalam bahasa asing merupakan salah satu. keterampilan bahasa yang reseptif di samping keterampilan membaca.

GAMBAR DALAM PENGAJARAN BAHASA ASING Oleh Nining Warningsih Abstrak

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum pengajaran bahasa mempunyai tujuan agar pembelajar dapat

BAB I PENDAHULUAN. dari segala penjuru dunia, tidak hanya informasi dalam negeri tapi juga

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitis,

Teknik Permainan Ular-Tangga (Schlangen und Leitern)Dalam Pembelajaran Kosakata Bahasa Jerman

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN HYPNOTEACHING DALAM PEMBELAJARAN DEKLINASI ADJEKTIVA

BAB I PENDAHULUAN. dan sikap (Dimyanti dan Mudjiono, 1999:157). Dari pengertian tersebut dapat

Irfan Anshori, Lucky HYA, Pepen Permana

BAB I PENDAHULUAN. antar bangsa, sebagai anggota masyarakat bahasa. Selain bahasa ibu, bahasa asing

BAB l PENDAHULUAN. Bahasa merupakan alat komunikasi dalam kehidupan sehari-hari baik secara lisan

BAB I PENDAHULUAN. bermasyarakat untuk dapat berinteraksi dengan manusia yang lain. Bahasa adalah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembelajaran bahasa, khususnya bahasa Jerman terdapat empat

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam pembelajaran bahasa, salah satu bahan ajar dasar penting yang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembelajaran bahasa asing seperti bahasa Jepang, kita mengenal

BAB 1 PENDAHULUAN. Kebutuhan akan bahasa asing termasuk bahasa Jerman saat ini telah menjadi

2014 EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA PERMAINAN DOMINO DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGONJUGASIKAN VERBA BAHASA JERMAN

HUBUNGAN ANTARA PENGUASAAN TATA BAHASA JERMAN DENGAN KETERAMPILAN MENULIS PARAGRAF DESKRIPTIF SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 PALOPO

BAB I PENDAHULUAN. yang beragam. Selain bahasa Inggris di SMA, SMK dan MA, peserta didik juga

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MAHASISWA DALAM MATAKULIAH MEMBACA PEMAHAMAN (LESEVERSTEHEN IV) DENGAN MODEL CONCEPT MAPPING

BAB I PENDAHULUAN. beberapa Sekolah Mengengah Atas (SMA) maupun Sekolah Menengah Kejuruan

2015 PENGGUAAN MEDIA BOARDGAME GERMAN TRIP UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN MATERI ADJEKTIVDEKLINATION PADA SISWA SMA

BAB I PENDAHULUAN. cukup meningkat. Hal ini, didasarkan akan kebutuhan masyarakat akan. pentingnya bahasa asing itu sendiri.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Raysha Amanda, 2014

PENGEMBANGAN MEDIA PUZZLE KOSAKATA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA JERMAN SISWA KELAS XI SMA

HUBUNGAN ANTARA PENGUASAAN KOSAKATA DENGAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JERMAN SISWA KELAS XI BAHASA SMA NEGERI 2 KABUPATEN MAJENE

No. RPP/JER/21 Revisi : 00 Tgl : 1 Maret 2011 Hal dari

BAB I PENDAHULUAN. bahasa. Pengajaran bahasa pada umumnya bertujuan agar mahasiswa dapat

BAB I PENDAHULUAN. Efektivitas Penggunaan Teknik Clustering Terhadap Keterampilan Menulis Karangan Deskripsi Bahasa Jerman

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA BILDERGESCHICHTE

BAB I PENDAHULUAN. Membaca dalam pembelajaran bahasa termasuk ke dalam keterampilan

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM QUIZ (TQ) PADA KETERAMPILAN MEMBACA SISWA KELAS X SMA N 1 KAMAL. Novita Putri Pratiwi

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa dapat disampaikan melalui dua cara, yaitu secara lisan dan tulisan. Bahasa

BAB I PENDAHULUAN. dapat dipecahkan dengan upaya penguasaan dan peningkatan ilmu pengetahuan dan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Jerman merupakan bahasa asing kedua yang diajarkan di SMA setelah

Efektivitas Teknik Permainan Alphabet Race dalam Pembelajaran Kosakata Bahasa Jerman ABSTRAK .

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa memegang peranan yang sangat penting dalam kehidupan karena

BAB IV DESKRIPSI DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. bertujuan untuk mengidentifikasi masalah yang terjadi. Setelah dilakukannya

KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY

BAB III METODE PENELITIAN

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN TERHADAP PRESTASI BELAJAR FISIKA

BAB V PENUTUP. 1. Hasil belajar matematika siswa di kelas eksperimen dengan menggunakan

2016 EFEKTIVITAS MOD EL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD S TOGETHER UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA D ALAM MENGONJUGASIKAN VERBA

PENGGUNAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR DALAM KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN SEDERHANA BAHASA JERMAN SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 1 SEGERI KABUPATEN PANGKEP

Peningkatan Penguasaan Kosakata Bahasa Jerman melalui Media Gambar Siswa Kelas XI IPA 6 SMA Negeri 1 Makassar

oleh Cindhy Dwi Meidany

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Jerman adalah salah satu bahasa asing yang dipelajari di

Oleh: Istiana Ita Saputri NIM Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PERMAINAN DALAM PEMBELAJARAN KOSAKATA BAHASA JERMAN

BAB I PENDAHULUAN. penting karena melalui bahasa manusia dapat berinteraksi. Oleh karena itu,

BAB I PENDAHULUAN. sebagai makhluk sosial selalu membutuhkan bahasa sebagai salah satu alat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Afrilia Rahmani R, 2014

KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN MEDIA BRETTSPIEL DALAM KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JERMAN SISWA KELAS X SMA NEGERI 11 MAKASSAR ABSTRAK ABSTRACT

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Efektivitas Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Round Table Dalam. Meningkatkan Keterampilan Menulis Siswa

ANALISIS UNSUR KALIMAT (SATZGLIEDANALYSE) DAN MENERJEMAHKAN TEKS BERBAHASA JERMAN Pepen Permana*)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa Jerman merupakan salah satu bahasa asing yang dipelajari di

Oleh: Laili Nurul Fathimah Program Studi Pendidikan dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo

BAB I PENDAHULUAN. orang dan urutan kedua adalah China dengan jumlah pembelajar Bagi

PENGGUNAAN MEDIA TAYANGAN JEJAK PETUALANG TRANS7 PADA PEMBELAJARAN MENULIS PUISI KEINDAHAN ALAM

Surya Masniari Hutagalung Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan ABSTRAK

KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR DALAM PEMBELAJARAN KOSAKATA BAHASA JERMAN PESERTA DIDIK DI SMA NEGERI 1 PAKEM SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menjadi salah satu bahasa yang wajib di kuasai. Terbukti dengan

BAB I PENDAHULUAN. Berkomunikasi adalah salah satu keterampilan berbahasa. Keterampilan

KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN KARTU KUARTET DALAM PEMBELAJARAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JERMAN SISWA KELAS XI MA NEGERI 1 MAKASSAR

2015 EFEKTIVITAS PENGGUNAAN PERMAINAN KREISLAUF UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KOSAKATA BAHASA JERMAN

EFEKTIVITAS PERMAINAN KARTU PINTAR DALAM MENINGKATKAN PENGUASAAN KOSAKATA BAHASA JERMAN. Anggi Ariestantya, Dra. Hafdarani, M.Pd., Drs. Amir, MPd.

Irma Indriani, Azis Mahfuddin, Irma Permatawati

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE TYPE JIGSAW

SILABUS MATA PELAJARAN BAHASA JERMAN

Sumber Bahan/ Referensi. Estimasi Waktu. Uraian Kegiatan. Lap top & LCD

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS RINGKASAN TEKS YANG DIDENGAR MELALUI MEDIA AUDIO PADA KELAS VI SDN 02 WANARATA SEMESTER 1 TAHUN PELAJARAN 2016/2017

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA FAKULTAS BAHASA DAN SENI JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA JERMAN

Transkripsi:

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA PERMAINAN TIC TAC TOE DALAM MENINGKATKAN PENGUASAAN KOSAKATA BAHASA JERMAN SISWA KELAS XI SMA ANGKASA BANDUNG Winne Juliyanti, Ending Khoerudin, Pepen Permana Kosakata merupakan salah satu elemen penting dalam mempelajari bahasa Jerman, karena dengan menguasai kosakata seseorang dapat mengungkapkan gagasan dan pemikirannya kepada orang lain. Namun, pada kenyataannya tidak mudah untuk menguasai kosakata. Terkadang pembelajar merasa kesulitan dalam menguasai kosakata bahasa Jerman. Kesulitan yang dihadapi pembelajar yaitu mereka sulit menyimpan dan mengingat kosakata baru yang telah dipelajarinya. Hal ini berdasarkan pengamatan dan pengalaman penulis saat mengajar di SMA Angkasa Bandung. Oleh karena itu, dibutuhkan suatu cara agar dapat mempermudah pembelajar dalam mempelajari kosakata yaitu dengan menggunakan media pembelajaran. Salah satu media pembelajaran yang dapat digunakan adalah media permainan Tic Tac Toe. Dalam penelitian ini digunakan metode penelitian Quasi Eksperimental Design dengan menggunakan satu kelas sebagai sampel. Berdasarkan hasil analisis data, penguasaan kosakata siswa sebelum menggunakan media permainan Tic Tac Toe berada pada kategori cukup dan setelah menggunakan media permainan Tic Tac Toe berada pada kategori sangat baik. Hal ini berarti terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar siswa sebelum menggunakan media permainan Tic Tac Toe dan hasil belajar siswa sesudah menggunakan media permainan Tic Tac Toe. Dengan kata lain, media permainan Tic Tac Toe efektif digunakan dalam meningkatkan penguasaan kosakata bahasa Jerman. Kata Kunci : Penguasaan Kosakata, Media Permainan Tic Tac Toe. Pendahuluan Dalam mempelajari bahasa asing, khususnya bahasa Jerman, terdapat empat aspek keterampilan yaitu, keterampilan berbicara (sprechen), keterampilan menulis (schreiben), keterampilan menyimak (hören) dan keterampilan membaca (lesen). Selain empat keterampilan berbahasa tersebut, terdapat pula aspek lain yang memegang peranan penting dan dapat mempengaruhi keterampilan berbahasa, yaitu penguasaan kosakata. Penguasaan kosakata dengan pemahaman yang baik dapat menunjang kemampuan berbahasa seseorang. Namun terkadang seseorang sulit mengingat kosakata dalam jangka waktu yang lama, seperti yang *) Penulis adalah mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa Jerman FPBS Universitas Pendidikan Indonesia

masih sering terjadi pada siswa, khususnya siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) dalam pembelajaran bahasa Jerman selama ini. Pada umumnya siswa sering mengalami kesulitan dalam menyimpan dan mengingat kosakata baru yang asing di otak mereka dalam jangka panjang sehingga siswa pun sering kali tidak ingat dengan materi yang telah dipelajari karena banyaknya kosakata yang harus diingat. Agar materi tersampaikan dengan baik, diperlukan media pembelajaran sebagai perantara yang tepat agar proses belajar mengajar berjalan secara baik dan efektif. Pemilihan media pembelajaran yang baik dapat mempengaruhi proses belajar dan dapat mempengaruhi ketercapaian pembelajaran. Media yang digunakan harus menarik, menyenangkan, tidak membosankan dan dapat menumbuhkan motivasi belajar bagi siswa. Terkait dengan media pembelajaran yang baik, penggunaan media permainan dirasa cocok untuk menyampaikan materi guna membangkitkan motivasi belajar pada siswa dan untuk mengurangi ketegangan dalam belajar. Melalui media permainan, siswa diharapkan dapat termotivasi, mudah mengingat materi, dan semakin aktif dalam belajar. Salah satu permainan yang dapat digunakan dalam pembelajaran adalah permainan Tic Tac Toe. Permainan Tic Tac Toe adalah permainan board game yang dimainkan oleh dua orang, dimana dua pemain tersebut memberi tanda X dan O diatas papan permainan yang berisi gambar-gambar yang harus mereka sebutkan dalam bahasa Jerman. Permainan ini dirasa akan membantu siswa dalam pemahaman dan penguasaan kosakata, karena permainan ini dapat melatih kemandirian, mengembangkan daya ingat dan meningkatkan perbendaharaan kosakata. Peraturan dalam permainan ini dapat disesuaikan dengan kebutuhan pembelajaran. Dari penjelasan tersebut, penulis beranggapan media permainan ini akan sangat membantu siswa dalam proses pembelajaran dan penguasaan kosakata bila digunakan secara efektif. Berdasarkan paparan di atas, peneliti menggunakan media permainan Tic Tac Toe sebagai media pembelajaran untuk meningkatkan penguasaan kosakata bahasa Jerman siswa. Dalam penelitian ini digunakan satu kelas sebagai sampel yaitu kelas XI IPS D.

Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran mengenai penguasaan kosakata siswa sebelum dan sesudah menggunakan media permainan Tic Tac Toe. Kajian Pustaka 1. Kosakata a. Pengertian Kosakata Kosakata merupakan kumpulan kata yang tidak dapat dipisahkan dari suatu bahasa. Seperti yang dikemukakan Engel (1988: 5) bahwa Wörter sind kleinste relativ selbständige sprachliche Einleiten, und sie haben eine eigene Bedeutung. Kutipan tersebut dapat diartikan bahwa kata-kata merupakan bagian terkecil dari bahasa yang memiliki makna tersendiri. Senada dengan yang dinyatakan dalam buku Duden (2010: 1104) yakni kosakata merupakan salah satu bagian dari bahasa. Pernyataan tersebut didukung oleh Heyd (1990: 91) yang menyatakan bahwa, der Wortschatz umfaβt die Gesamtheit der Wörter einer Sprache. Dengan kata lain kosakata merupakan keseluruhan kata yang dimiliki suatu bahasa. Lebih lanjut mengenai kosakata, Keraf (1988: 68) menjelaskan Kosakata adalah pembendaharaan kata yang jauh dari daftar kata kata dan dapat segera diketahui artinya apabila diperdengarkan kembali, walaupun jarang atau tidak pernah digunakan lagi dalam percakapan atau tulisan sendiri. Definisi lain diungkapkan oleh Götz, dkk (2003: 1193) yakni alle Wörter einer Sprache oder Fachsprache; alle Wörter, die jemand zum Sprechen benutz; alle Wörter, die jemand in ihrer Bedeutung kennt. Kosakata merupakan semua kata dari sebuah bahasa maupun bahasa ilmiah; semua kata yang digunakan seseorang untuk berbicara; semua kata yang maknanya dapat diketahui. Berdasarkan paparan pendapat diatas diketahui bahwa, kosakata merupakan seluruh kata dari sebuah bahasa yang maknanya dapat diketahui dan keberadaannya tak terlepas dari unsur bahasa.

b. Pembagian Kosakata Dalam penggunaannya, Heyd (1990:91) membedakan kosakata menjadi tiga bagian, yaitu: im Fremdspracheunterricht unterscheidet man zwischen dem aktiven, dem passiven, und dem potentiellen Wortschatz. Der aktive Wortschatz umfaβt die Wörter, die der Lerner produktiv zu verwenden in der Lage ist, der passive umfaβt die Wörter, die er einmal gelernt hat, aber nicht produktiv beim Sprechen und Schreiben verwenden kann, sondern die er nur wiedererkennt und versteht, wenn er sie hört oder liest. Zum potentiellen Wortschatz einen Lerners zählt man alle abgeleiteten und zusammengesetzten Wörter, die dem Lerner vollkommen sind. Dari kutipan Heyd diatas dapat dijelaskan bahwa dalam pembelajaran bahasa asing, kosakata dibagi menjadi tiga bagian yakni, Aktiver Wortschatz yaitu kosakata yang digunakan oleh pembelajar secara produktif. Passiver Wortschatz yaitu kosakata yang pernah dipelajari tetapi tidak dapat digunakan secara produktif dalam keterampilan berbicara maupun menulis, melainkan hanya untuk dimengerti pada saat peserta didik mendengar atau membaca. Potentieller Wortschatz yaitu kosakata yang berupa kata gabung atau kata-kata hasil derivasi. Sejalan dengan pernyataan Heyd, Bohn (1999:23) juga membagi kosakata menjadi tiga bagian sebagai berikut: 1. Mittelungswortschatz (auch aktiver oder produktiver Wortschatz) Die Wörter, die der Lernende aus dem Gedächtnis abrufen können, die sie verfügbar haben, um sich mündlich und schriftlich zu äuβern. Definisi tersebut berarti bahwa Mittelungswortschatz adalah kata-kata yang dapat diingat kembali dari ingatan pembelajar, dan dapat digunakan dalam keterampilan berbicara dan menulis. 2. Verstehenswortschatz (auch rezeptiver oder passiver Wortschatz) Die Menge von Wörtern, die der Lernende in einem gesprochenen oder geschriebenen Text wieder erkennen und verstehen, die sie aber zieht ohne weiteres verwenden (können). Dari kutipan ini dapat diartikan bahwa jumlah

dari kata-kata yang dikenali dan dipahami oleh pembelajar secara lisan atau melalui teks tertulis, tetapi tidak digunakan lebih lanjut oleh pembelajar. 3. Potenzieller Wortschatz Die Wörter, deren Bedeutung sich der Lernende mit Hilfe ihres Sach- und Sprachwissens insbesondere ihrer Wortbildungskenntnisse selbständig erschliβen. Potenzieller Wortschatz didefinisikan sebagai kata-kata yang maknanya dapat disimpulkan sendiri oleh pembelajar dengan bantuan pengetahuan bahasa, terutama pengetahuan tentang pembentukan kata yang dimilikinya. Dari pembagian kosakata menurut Bohn dapat disimpulkan bahwa kosakata terdiri atas tiga bagian yaitu, Mittelungswortschatz, kosakata aktif yang dapat digunakan dalam kegiatan berbicara dan menulis. Verstehenswortschatz yaitu kosakata yang hanya dipahami dan dikenali oleh pembelajar secara lisan atau tertulis namun tidak digunakan secara aktif dan Potenzieller Wortschatz adalah kosakata yang maknanya dapat disimpulkan dengan bantuan pengetahuan bahasa. Berdasarkan kutipan dari Heyd dan Bohn diatas, disimpulkan bahwa kosakata dapat dibagi dalam tiga bagian yakni, kosakata aktif, kosakata pasif dan kosakata potensial. Kosakata aktif merupakan kosakata yang digunakan secara produktif oleh pembelajar, kosakata pasif merupakan kosakata yang tidak digunakan secara produktif oleh pembelajar, melainkan hanya dikenali dan dipahami, sedangkan kosakata potensial merupakan kosakata yang dapat disimpulkan dengan bantuan bahasa yang dimiliki pembelajar. 2. Media Permainan Tic Tac Toe a. Pengertian Media Pembelajaran Pada proses belajar-mengajar diperlukan alat perantara agar proses tersebut dapat berjalan secara baik dan efektif serta tujuan pembelajaran dapat terealiasikan dengan baik, alat perantara tersebut adalah media. Arsyad (2010: 2) mengungkapkan bahwa media berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk

jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti perantara yaitu perantara sumber pesan (a source) dengan penerima pesan (a receiver). Dinyatakan dalam Duden (2006: 1127) bahwa media merupakan Etwas, was eine Verbindung oder Beziehung zwischen mehreren Personen oder Gegenständen herstellt oder ermöglicht. Dari kutipan tersebut dapat dijelaskan bahwa media merupakan sesuatu yang dapat menghasilkan atau memungkinkan terjadinya penghubung atau hubungan antara beberapa orang atau benda. Sadiman (2009: 9) mengungkapkan bahwa: Media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi. Senada dengan Sadiman, Ladenthin dalam Barsch (2006: 25) menyatakan bahwa: Unterrichtsmedien sind reale Gegenstände, die Lernobjekte oder Hilfsmittel sind. Als Lernobjekte ermöglichen sie Erfahrungen, die dem Erreichen der Lernziele dienen. Als Hilfsmittel werden sie dazu verwendet, Lernobjekte zugänglich zu machen oder zu erzeugen. Kutipan tersebut dapat diartikan bahwa media pembelajaran adalah benda nyata yang berupa objek belajar atau alat bantu. Sebagai objek belajar memungkinkan untuk mendapatkan pengalaman yang didalamnya dapat mencapai tujuan pembelajaran. Sebagai alat bantu media pembelajaran dapat digunakan dengan mudah untuk mencapai atau menghasilkan objek belajar. Dari keempat pendapat yang telah dikemukakan di atas, dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran merupakan perantara berupa benda nyata atau suatu alat yang digunakan dalam kegiatan belajar-mengajar untuk menyalurkan atau menyampaikan pesan agar tujuan pembelajaran dapat tercapai.

b. Permainan dalam Pembelajaran Kosakata Dalam proses pembelajaran bahasa Jerman terdapat empat keterampilan yang harus dikuasai oleh pembelajar yakni, keterampilan mendengar (Hörverstehen), keterampilan berbicara (Sprechfertigkeit), keterampilan membaca (Leseverstehen) dan keterampilan menulis (Schreibfertigkeit). Selain empat keterampilan tersebut terdapat unsur yang paling penting dalam pembelajaran bahasa Jerman, yaitu pembelajaran kosakata. Pada praktiknya, banyak pembelajar mengalami kesulitan dalam mempelajari dan menguasai kosakata bahasa Jerman. Oleh karena itu, dibutuhkan media yang efektif dalam meningkatkan penguasaan kosakata bahasa Jerman. Salah satu media yang efektif adalah media permainan. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan Rini (2010: 1) bahwa: Melakukan permainan dalam proses belajar-mengajar bahasa adalah salah satu metode pembelajaran efektif yang dapat ditempuh oleh pengajar. Permainan dapat diberikan sebagai metode pengajaran inti maupun pengulangan materi yang sudah dipelajari. Dauvilier dan Hillerich (2004: 5) menjelaskan lebih rinci mengenai permainan Spiele sollten vor allem Spass machen und den Unterricht in einer Atmosphäre ablaufen lassen, die frei ist von Angst, Zeit- und Notendruck. Dari pernyataan Dauvilier dan Hillerich dapat dijelaskan bahwa permainan dapat membuat suasana pembelajaran baerlangsung secara menyenangkan yang bebas dari rasa takut, tekanan waktu, dan prestasi. Dari kedua pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa permainan adalah kegiatan yang dapat membuat proses belajar-mengajar berjalan secara menyenangkan tanpa ada rasa takut dan tertekan bagi siswa serta dapat dijadikan salah satu metode pembelajaran yang efektif bagi pengajar. c. Permainan Tic Tac Toe Permainan Tic Tac Toe merupakan salah satu permainan komputer, permainan ini berjenis board-game yang berukuran 3x3 dimana pemain harus mengisi sel-sel tersebut dengan tanda X dan O sehingga karakter yang

dimasukkan pemain dapat membentuk suatu garis lurus horizontal, vertikal, ataupun diagonal. Aturan permainan Tic Tac Toe dalam komputer berlaku untuk dua orang pemain. Dalam permainan ini hasilnya dapat berupa menang, kalah, ataupun seri. Pada permainan ini penulis sedikit memodifikasi permainan dengan mengisi sel-sel kosong dalam papan permainan dengan gambar-gambar benda. Kemudian siswa menyebutkan nama benda tersebut dalam bahasa Jerman, sesuai dengan posisi tanda yang ia miliki. Dalam permainan ini siswa harus berusaha mempertahankan posisinya sambil menebak nama-nama benda tersebut dalam bahasa Jerman. d. Penerapan Permainan Tic Tac Toe dalam Prosess Pembelajaran 1. Siswa diberi papan permainan, satu papan permainan berlaku untuk dua orang siswa (teman sebangku). 2. Siswa yang duduk di sebelah kanan diminta untuk menulis tanda X pada papan permainan. Sedangkan siswa yang duduk di sebelah kiri menulis tanda O. 3. Permainan di mulai dari siswa yang duduk di sebelah kanan atau yang mendapat bagian X. Siswa bebas memilih gambar yang telah tersedia dan menyebutkannya dalam bahasa Jerman, setelah menyebutkannya dengan benar baru ia dapat menulis tanda X diatas gambar yang sudah ia jawab. Kemudian dilanjutkan oleh siswa yang mendapat bagian O, ia bebas memilih gambar dan menyebutkan nama benda itu dalam bahasa Jerman dengan benar, lalu dapat menulis atau memberi tanda O diatas gambar tersebut sehingga membentuk garis lurus horizontal, vertikal, atau diagonal. Siswa melakukannya secara bergantian dan begitu seterusnya. 4. Siswa yang pertama kali memiliki tiga tanda dalam satu garis lurus adalah pemenangnya.

Metodologi Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen semu (quasi eksperiment) tanpa adanya kelas kontrol. Penelitian metode ini disesuaikan dengan tujuan yang hendak dicapai, yaitu menguji efektivitas penggunaan media permainan Tic Tac Toe di satu kelas atau dengan kata lain untuk melihat akibat dari suatu perlakuan. Sugiyono (2007 : 108) menjelaskan istilah pre-experimental designs (nondesigns) untuk penelitian yang dilakukan terhadap satu kelompok tanpa adanya kelompok kontrol atau pembanding. Adapun desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah one group pretest-posttest design yaitu eksperimen yang dilaksanakan pada satu kelompok saja tanpa pembanding. Sebelum treatment terlebih dahulu dilakukan tes awal (pretest) dan setelah treatment kemudian dilakukan tes akhir (posttest), hal ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan nilai rata-rata siswa sebelum dan sesudah treatment. Data yang diperoleh dihitung secara statistik dengan membandingkan hasil pretest dengan hasil posttest. Data dalam penelitian ini diperoleh dari hasil tes tertulis mengenai penguasaan kosakata. Tes diberikan kepada siswa sebanyak dua kali untuk mengetahui kemampuan penguasaan kosakata siswa sebelum dan sesudah perlakuan. Pretest diberikan untuk mengetahui kemampuan penguasaan kosakata awal siswa, sedangkan posttest diberikan dengan tujuan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan hasil belajar siswa setelah diberikan perlakuan dengan menggunakan perangkat tes yang sama. Tes ini terdiri atas 20 soal yang berbentuk essay. Tes ini diasumsikan telah memenuhi kriteria validitas dan reliabilitas karena soal pretest dan posttest yang diberikan diambil dari bahan ajar bahasa Jerman, yaitu dari buku Jung 1dan Geni@al tanpa mengalami perubahan apapun, dimana buku ini sudah digunakan sebagai bahan ajar bahasa Jerman oleh sebagian besar SMA di Indonesia, terutama di Jawa Barat. Oleh karena itu tidak dilakukan pengujian tes. Masing-masing soal dalam dalam tes ini bernilai 10 poin, sehingga diperoleh nilai maksimal 100. Untuk memudahkan interpretasi penilaian, digunakan skala

penilaian 100 Nurgiyantoro (2010: 253). Presentase tingkat penguasaan kosakata dapat diinterpretasikan dengan menggunakan tabel berikut: Penentuan Interpretasi Tingkat Penguasaan Kosakata Siswa Interval PersentaseTingkat Penguasaan Keterangan 86 100 Sangat baik 76 84 Baik 56 75 Cukup 10 55 Kurang Hasil Penelitian dan Pembahasan Berdasarkan perhitungan yang telah diolah melalui uji statistik, diperoleh nilai rata-rata siswa pretest sebesar 61,5 sedangkan posttest sebesar 81,5. Sementara itu, dari hasil perhitungan dengan menggunakan uji-t diketahui nilai t hitung > t tabel (24,39 > 1,697), ini berarti terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil pretest (X) dan posttest (Y) siswa setelah mendapatkan perlakuan selama tiga kali dengan menggunakan media permainan Tic Tac Toe. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa media permainan Tic Tac Toe efektif dalam meningkatkan penguasaan kosakata bahasa Jerman siswa. Pembuktian hipotesis yang menyebutkan bahwa media permainan Tic Tac Toe efektif digunakan dalam meningkatkan penguasaan kosakata bahasa Jerman siswa dapat diterima. Hal ini dibuktikan dengan meningkatknya hasil belajar siswa karena media permainan Tic Tac Toe memberikan pengaruh yang baik terhadap penguasaan kosakata siswa. Media permaianan Tic Tac Toe merupakan salah satu alternatif media pembelajaran yang baik digunakan dalam pembelajaran kosakata bahasa Jerman. Dengan menggunakan media permainan ini, siswa terhindar dari rasa tertekan karena pada dasarnya media ini berbentuk permainan sehingga dapat memberikan kesan dan pengalaman yang nyata, yang dapat menumbuhkan kegiatan berusaha

sendiri dikalangan siswa. Dalam media permainan ini tersedia gambar-gambar berwarna yang dapat memudahkan siswa dalam memahami kosakata atau benda yang dimaksud. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Hamalik (1994:81) bahwa, Melalui gambar siswa dapat melihat dengan jelas sesuatu yang sedang dibicarakan atau didiskusikan dalam kelas. Suatu persoalan dapat dijelaskan dengan gambar selain penjelasan kata-kata. Media permainan ini dirancang untuk dua pemain, sehingga secara tidak langsung permainan ini menuntut siswa untuk aktif dan saling berkompetisi sehingga membuat siswa lebih termotivasi dan aktif dalam mempelajari kosakata bahasa Jerman. Selain itu, media permainan ini dapat memberikan warna baru dalam mempelajari kosakata bahasa Jerman, sehingga proses belajar terkesan tidak membosankan dan dapat menarik minat serta motivasi belajar siswa. Berdasarkan paparan di atas dapat disimpulkan bahwa media permainan Tic Tac Toe dapat digunakan sebagai salah satu alternatif media pembelajaran yang dapat digunakan untuk meningkatkan penguasaan kosakata bahasa Jerman siswa Simpulan dan Saran Setelah dilakukan penelitian mengenai efektivitas penggunaan media permainan Tic Tac Toe dalam meningkatkan penguasaan kosakata bahasa Jerman maka dapat ditarik kesimpulan, pertama penguasaan kosakata bahasa Jerman siswa sebelum diberi treatment dengan menggunakan media permainan Tic Tac Toe termasuk dalam kategori cukup. Kedua, penguasaan kosakata bahasa Jerman siswa mengalami peningkatan setelah mendapat perlakuan sebanyak tiga kali dengan menggunakan permainan Tic Tac Toe, hal ini dapat dilihat dari perolehan nilai rata-rata siswa yang termasuk dalam kategori baik. Ketiga, setelah dilakukan uji-t diketahui t hitung > t tabel, hal ini menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil tes awal dan tes akhir. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa penggunaan media permainan Tic Tac Toe efektif digunakan dalam pembelajaran kosakata bahasa Jerman.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dijelaskan sebelumnya, terdapat beberapa saran untuk meningkatkan keberhasilan siswa dalam pembelajaran kosakata bahasa Jerman, yaitu: (1) dalam mengajarkan bahasa Jerman khususnya dalam pembelajaran kosakata bahasa Jerman, sebaiknya menggunakan media pembelajaran yang tepat, menyenangkan, efektif dan dapat meningkatkan motivasi belajar siswa agar materi pembelajaran dapat tersampaikan dengan baik. Berdasarkan penelitian ini, diketahui bahwa media permainan Tic Tac Toe efektif untuk digunakan dalam meningkatkan penguasaan kosakata bahasa Jerman. Oleh karena itu, permainan ini dapat dijadikan salah satu media alternatif dalam mengajarkan kosakata bahasa Jerman. (2) kepada peneliti lain yang ingin melakukan penelitian dalam bidang yang serupa, sebaiknya mempertimbangkan jumlah gambar dan kejelasan gambar yang akan dicantumkan agar perlakuan (treatment) berlangsung lebih efektif sehingga hasil yang diperoleh dapat tercapai secara maksimal. *** Daftar Pustaka Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Arsyad, Azhar. (2010). Media Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Barsch, Achim. (2006). Mediendidaktik Deutsch. Padeborn: Verlag Ferdinand Schöningh. Bohn, Reiner. (2000). Probleme der Wortschatzarbeit. München. Langenscheidt. Dauvillier, Christa und Lĕvy-Hillerich, Dorothea. (2004). Spiele im Deutschunterricht. München. Langenscheidt. Departemen Pendidikan Nasional. (2008). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia Duden (2010). Das Bedeutungswörterbuch. Manheim: Dudenverlag. Duden (2006). Deutsches Universal Wörterbuch. Manheim: Dudenverlag.

Engel, Ulrich. (1988). Deutsche Grammatik. Heidelberg: Julius Groos Verlag Heidelberg. Götz, D. et al. (2003). Langenscheidt Groβwörterbuch Deutsch als Fremdsprache. Berlin und München: Langenscheidt. Heyd, Gertraude. (1990). Deutsch Lehren. Frankfurt am Main: Verlag Moritz Diesterweg. Keraf, Gorys. (1988). Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta: Gramedia. Munadi, Yudhi. (2010). Media Pembelajaran, Sebuah Pendekatan Baru. Jakarta: Gaung Persada Press. Nurgiyantoro, Burhan. (2010). Penilaian Pembelajaran Bahasa. Yogyakarta: BPFE Hamalik, Oemar. (1994). Media Pendidikan. Bandung: Rosdakarya Rini, Ayu. (2010). Be Smart and Fun with English Games. Jakarta: Kesaint Blanc. Sadiman, S. Arief. et al. (2009). Media Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.. (2011). Tic Tac Toe. [Online] http://en.wikipedia.org/wiki/tic-tac-toe. [10 November 2011]. (2012). Media Pendidikan Indonesia [Online]. http://www.medukasi.web.id. [15 November 2012]. (2013). Metode Permainan [Online] http://belajarpsikologi.com/metodepermainan-dalam-pembelajaran. [2 Maret 2013]