BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. semua aspek, baik kognitif, efektif maupun fisik motorik. besar, sebagian atau seluruh anggota tubuh. Contohnya berjalan, berlari,

BAB I PENDAHULUAN. usia dini, karena berada pada fase golden age atau masa keemasan, dengan alasan

BAB I PENDAHULUAN. pola hidup dan kebiasaan yang ada di masyarakat. Anak-anak lebih banyak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Anak usia dini pada hakikatnya merupakan anak yang berusia 0-6 tahun

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan perkembangan yang pesat bahkan dikatakan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang tepat bagi anak sejak masa usia dini. aspek perkembangan kecerdasan intelektual, emosional, dan spiritual mengalami

BAB 1 PENDAHULUAN. datang. Anak dilahirkan dengan potensi dan kecerdasannya masing-masing.

BAB I PENDAHULUAN. Kita tidak dapat memungkiri bahwa pendidikan anak usia dini (TK) perlu mendapat perhatian yang sangat serius dari semua pihak baik,

BAB I PENDAHULUAN. Anak Usia Dini (AUD) merupakan kelompok usia yang berada dalam. proses perkembangan unik, karena proses perkembangannya (tumbuh dan

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR MELALUI TEKNIK LOKOMOTOR PADA ANAK KELOMPOK B DI TK NEGERI PEMBINA KECAMATAN SIPATANA KOTA GORONTALO

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peranan penting dalam perkembangan dan

BAB I PENDAHULUAN. Anak usia dini berada pada rentang usia 0-8 tahun. Pada masa ini proses

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tiarah, 2015 Meningkatkan keterampilan motorik halus anak aspek menulis melalui media lilin

BAB I PENDAHULUAN. gembira dapat memotivasi anak untuk belajar. Lingkungan harus diciptakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

ANALISIS MATERI. Pentingnya meningkatkan perkembangan motorik, diantaranya :

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa anak merupakan masa keemasan atau sering disebut masa

BAB I PENDAHULUAN. yang dalam proses pembelajarannya menekankan pada prinsip bermain

perkembangan anak. Sebagaimana yang tercantum dalam Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS yang menyebutkan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. Anak merupakan potensi sumber daya manusia serta penerus cita-cita perjuangan bangsa

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini merupakan pendidikan dasar yang diberikan kepada

BAB I PENDAHULUAN. memasuki pendidikan selanjutnya. Pendidikan memegang peranan yang sangat

PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR ANAK MELALUI SENAM IRAMA DI TAMAN KANAK-KANAK BINA UMMAT PESISIR SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. investasi yang sangat penting bagi sumber daya manusia yang berkualitas. kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.

BAB I PENDAHULUAN. dalam menghadapi persaingan global yang semakin ketat di zaman modren saat. Pendidikan Nasional Pasal 1 ayat 14 dinyatakan bahwa :

A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan perkembangan fisik (koordinasi motorik halus dan kasar),

Al-Hikmah Jurnal Kependidikan dan Syariah

2014 MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK USIA DINIMELALUI BERMAIN CLAY

I. PENDAHULUAN. Usia dini merupakan masa keemasan (golden age), oleh karena itu pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. lakukan sendiri dan bagaimana mereka dapat melakukannya. Perpindahan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Anak usia dini pada hakikatnya adalah anak yang berusia 0-6 tahun yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Anak berkebutuhan khusus merupakan anak luar biasa yang mempunyai

PENGGUNAAN METODE DEMONSTRASI DALAM PENINGKATAN FUNGSI MOTORIK KASAR ANAK USIA DINI DI PAUD Al-FATHONAH

BAB I PENDAHULUAN. terhadap apa yang dilihat, didengar, dan dirasakan. Anak seolah-olah tidak

BAB I PENDAHULUAN. l.1 Latar Belakang. Golden age atau masa keemasan anak adalah masa paling penting pada

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum

DESKRIPSI KECERDASAN KINESTETIK KELOMPOK B DI TK NEGERI PEMBINA KIHADJAR DEWANTORO KECAMATAN KOTA SELATAN KOTA GORONTALO

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dunia anak identik dengan dunia bermain, maka kehidupan anak usia

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan berbagai potensi yang dimiliki anak-anak. Upaya

BAB I PENDAHULUAN. layanan pendidikan diperoleh setiap individu pada lembaga pendidikan secara

BAB I PENDAHULUAN. ditandai dengan terjadinya perkembangan fisik motorik, kognitif, dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Neneng Nurhayati, 2014

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK MELALUI SENAM FANTASI DI TAMAN KANAK KANAK AL HIKMAH LUBUK BASUNG. Martini ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini adalah suatu proses pembinaan tumbuh kembang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang tepat bagi perkembangan buah hatinya. Dengan demikian anak akan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

UPAYA PENINGKATAN KREATIVITAS ANAK MELALUI ALAT PERMAINAN EDUKATIF DARI KARDUS BEKAS DI TK GESI I, SRAGEN SKRIPSI

BAB 1 PENDAHULUAN. (tumbuh dan kembang) terjadi bersama dengan golden age (masa peka).

BAB I PENDAHULUAN. usia Taman Kanak-kanak memiliki karakteristik yaitu rasa ingin tahu dan antusias

Tinjauan Mata Kuliah Masa TK : perkembangan fisik dan kemampuan anak berlangsung sangat cepat. Perkembangan Motorik Perkembangan motorik identik denga

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana tertulis dalam pasal 1 butir 14 Undang-undang RI Nomor 20. tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yaitu:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Prinsip perkembangan motorik adalah adanya suatu perubahan baik fisik maupun psikis

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa

2014 MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK USIA DINI MELALUI KEGIATAN MENGANYAM

SKRIPSI. DiajukanUntukMemenuhi Sebagian Syarat Guna MemperolehGelarSarjanaPendidikan (S.Pd) PadaProgram Studi PG-PAUD

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah UPI Kampus Serang Yeni, 2016

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan generasi sumber daya manusia yang lebih baik. Pendidikan anak usia

Peni Dwi Harsari Maryadi ABSTRAK

KEGIATAN LATIHAN GERAK DAN LAGU (JERUK BALI) UNTUK MENINGKATKAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR PADA ANAK USIA DINI

BAB I PENDAHULUAN. disebut sebagai masa keemasan karena pada masa itu keadaan fisik maupun segala

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Roslinawati Nur Hamidah, 2013

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERHITUNG MELALUI PERMAINAN KERANJANG TEMPURUNG DAN BIJI SALAK DI TAMAN KANAK-KANAK PK3A TAEH BARUAH KECAMATAN PAYAKUMBUH

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG UPI Kampus Serang Nova Sri Wahyuni, 2016

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan bagi anak usia prasekolah. Sekurang-kurangnya ada tiga alasan utama. yang mendukung pentingnya pendidikan prasekolah.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. seluruh aspek kepribadian anak. Pendidikan anak usia dini/tk memberi

BAB I PENDAHULUAN. ditujukan untuk anak usia 0-6 tahun. Aspek yang dikembangkan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan masalah yang cukup kompleks dalam kehidupan

PERANAN KEGIATAN MENGGAMBAR DALAM MENINGKATKAN MOTORIK HALUS PADA ANAK DI KELOMPOK B TK BUNGAMPUTI DWP UNTAD PALU

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Nurfitri Amelia Rahman, 2013

PENGARUH BERMAIN PAPAN TITIAN TERHADAP KESEIMBANGAN ANAK USIA 5-6 TAHUN

BAB II LANDASAN TEORI

MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF DALAM MENGENAL BENTUK GEOMETRI MELALUI PERMAINAN MELOMPAT BENTUK PADA KELOMPOK A

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Orang tua dan guru belum memahami akan perkembangan potensi yang

BAB I PENDAHULUAN. dengan hasil belajar berfikir logis, sistematis, kritis dan kreatif, serta hasil belajar

KETANGKASAN UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR PADA ANAK KELOMPOK A DI TK ARROHMAN KECAMATAN KANIGORO KABUPATEN BLITAR TAHUN PELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN. jamak (multiple intelegence) maupun kecerdasan spiritual. yaitu usia 1-6 tahun merupakan masa keemasan (golden age), yang pada

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung dengan sangat cepat, hal ini terlihat dari sikap anak yang terlihat jarang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Retna Intania, 2014 Peningkatan Kemampuan Motorik Halus Anak Melalui Kegiatan Menganyam

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Usia TK merupakan usia yang sangat berharga bagi kehidupan individu. Solehudin (2000:42) menjelaskan bahwa anak usia prasekolah adalah individu yang sedang menjalani suatu proses pertumbuhan dan perkembangan sangat pesat dan fundamental. Pada usia ini aspek-aspek perkembangan yang meliputi perkembangan fisik, motorik, intelektual, emosional, bahasa, dan sosial anak berkembang sangat pesat. Perkembangan motorik kasar anak menurut Yudha & Rudyanto (2004:143) adalah suatu perubahan kemampuan gerak dari bayai sampai dewasa yang melibatkan berbagai aspek prilaku dan kemampuan gerak. Perkembangan motorik kasar pada anak memerlukan adanya bantuan dari para pendidik di lembaga pendidikan anak usia dini yaitu dari sisi apa yang di bantu, bagaimana membantu yang tepat, jenis latihan apa yang aman bagi anak sesuai dengan tahapan usia, kegiatan permainan dan latihan motorik apa yang menyenangkan bagi anak. Menurut Sujiono dkk (2009:1.5) apabila anak tidak mampu melakukan gerakan fisik dengan baik akan menumbuhkan rasa tidak percaya diri dan konsep diri yang negatif dalam melakukan gerakan fisik. Sujiono juga menjelaskan perkembangan fisik yang baik akan mempengaruhi prilaku anak sehari-hari dan akan menentukan keterampilanya dalam bergerak. Oleh karena itu kemampuan gerak perlu dikuasai oleh anak. Menurut Hurlock (1997:151) perkembangan motorik merupakan perkembangan pengendalian gerak yang terkoordinasi, Pada awalnya ketika seorang anak itu lahir berada dalam kondisi ketidakberdayaan akan tetapi kondisi tersebut berubah secara cepat, Setelah usia 5 tahun terjadi perkembangan yang sangat besar anak dapat menggunakan otot-otot besarnya dan dapat

2 mengendalikan gerakan yang kasar. Sejalan dengan pendapat diatas Yudha& Rudyanto (2004) juga mengemukakan bahwa gerakan motorik kasar melibatkan otot-otot besar yang digunakan untuk berjalan, berlari, melompat, berenang dan sebagainya. Untuk menguasai kemampuan keseimbangan tubuh. gerak, seorang anak memerlukan Menurt Gallahue & Ozmun (1997) keseimbangan merupakan kemampuan untuk mempertahankan kesetimbangan tubuh ketika ditempatkan dalam berbagai posisi, keseimbangan adalah dasar untuk semua gerakan yang dipengaruhi oleh stimulasi visual, sentuh kinestetis dan vestibular. Gallaheu & Ozmun (1997) juga menjelaskan Keseimbangan mempunyai peran yang penting dalam perkembangan fisik motorik karena ketika seorang anak bergerak ia harus menyadari keberadaan dirinya dan kondisi lingkungan nya, mereka harus memanfaatkan indranya, mengontrol keseimbangannya, mengetahui ruang gerak dan mengetahui bagian-bagian tubuh yang di gerakannya. Seperti yang di ungkapkan Furth & Wachs (1977:95) if child has not achieved balance, he may have dificulity orienting himselp in space and may continually need to readjust his postural set. This constant readjustment is stressful and lowers his eficiency in the classroom situation. Sementara Yudha dan Rudyanto (2004) berpendapat bahwa keseimbangan merupakan keadaan seimbang antara tenaga yang berlawanan dengan menjaga pusat berat badan. Keseimbangan merupakan kemampuan mempertahan kan pusat gravitasi pada bidang tumpu ketika berada dalam satu posisi. Dengan demikian ketika anak dapat menyeimbangkan tubuhnya maka ia akan mampu menstabilkan dan meningkatkan efisiensi gerakan tubuhnya. Sujiono (2009) mengatakan bahwa anak yang memiliki kemampuan keseimbangan rendah, maka ia akan menjadi ragu dalam bermain belari, memanjat, bergelantung selain itu anak akan memiliki masalah dengan dirinya. Sementara Furth & Wachs (1997:95) berpendapat bahwa anak yang memiliki kerusakan keseimbangan cenderung menambah buruknya fungsi dan struktural

3 sistem syaraf seperti masalah penglihatan, kelainan tulang, meladaption prilaku dan bahkan kerusakan gigi. Berdasarkan pendapat di atas maka penting sekali menstimulasi keseimbangan anak usia TK. Karena apabila anak yang keseimbangan nya terpenuhi otomatis penguasaan terhadap gerak motorik kasar akan terbentuk secara optimal. Merupakan tugas seorang guru mencari ide, memilih metode, memilih alat dan sarana pembelajaran yang menyenangkan bagi anak, karena stimulasi-stimulasi yang di berikan akan mempengaruhi terhadap keterampilan anak, termasuk terhadap kemampuan keseimbangan. Berdasarkan hasil observasi awal di kelompok B TK/RA Ulul Albab kecamatan Baleendah pada waktu kegiatan motorik kasar menunjukan sebagian besar anak keterampiln motorik kasarnya masih belum optimal terutama dalam melakukan kegiatan yang memerlukan keseimbangan tubuh seperti berdiri dengan satu kaki, berjalan melewati jembatan gantung, berjalan meniti tali, merayap di jaring laba-laba. Sebagian besar anak terlihat kurang berani dan kurang percaya diri bahkan ada sebagian anak yang merasa ketakutan. Kinerja guru pada waktu proses pembelajaran motorik kasar juga masih menggunakan metode pembelajaran yang kurang bervariasi, terutama kegiatan pembelajaran motorik yang dapat meningkatkan kemampuan keseimbangan tubuh masih jarang diberikan selain itu, media yang digunakan juga sangat terbatas dan kurang diminati anak. melalui refleksi dengan guru disepakati solusi untuk memecahkan masalah tersebut di atas melalui bermain papan titian, dengan harapan dapat membantu meningkatkan keseimbangan tubuh anak. Hurlock (1978: 320) berpendapat bermain dapat diartikan sebagai kegiatan yang dilakukan demi kesenangan dan tanpa mempertimbangkan hasil akhir. Kegiatan tersebut dilakukan secara sukarela dan tanpa paksaan dari pihak luar. Bermain mempunyai banyak manfaat dalam mengembangkan keterampilan dan kecerdasan anak, baik kecerdasan fisik, emosi, intelektualitas, atau jiwa sosialnya. Menurut Carton & Allen (Musfiroh 2004:1) bermain merupakan wahana yang memungkinkan anak-anak berkembang optimal. Bermain secara

4 langsung mempengaruhi seluruh wilayah dan aspek perkembangan anak kegiatan bermain memungkinkan anak belajar tentang dirinya, orang lain, dan lingkungannya. Sementara menurut Moeslichatoen (2004:34) bermain sangat bermanfaat untuk mempertahankan keseimbangan, kegiatan bermain dapat membantu menyalurkan kelebihan tenaga. Dengan demikian bermain diperlukan dalam kehidupan anak tanpa bermain anak akan bermasalah dikemudian hari. Dalam bermain diperlukan adnya sarana yang dapat menunjang supaya tujuan dari permainan tersebut dapat tercapai. Salah satu sarana untuk melatih keseimbangan tubuh yaitu dengan papan titian. Menurut Hoeke & Prawirasumatra (1956) palang titian atau papan titian merupakan alat atau sarana yang dipakai untuk melatih keseimbangan. Hal ini sejalan dengan pendapat Fruth &Wachs (1977) yang mengatakan bahwa papan titian merupakan sarna bermain untuk melatih keseimbangan anak yang berfungsi menstimulasi sistem vestibular yaitu sistem yang bertanggung jawab untuk menjaga keseimbangan, postur dan orientasi tubuh dalam ruangan, sistem ini juga mengatur gerakan dan menjaga benda-benda berada pada fokus saat tubuh bergerak. Selain itu papan titian juga merupakan alat yang dapat melatih keseimbangan dalam berdiri, berjalan dan meniti, melatih keberanian dan kepercayaan diri, konsep tinggi rendah juga melatih koordinasi mata, kaki dan koordinasi ruang. Sementara menurut Montolalu (2009:6.19) papan titian tidak hanya mengembangkan kemampuan motorik kasar saja tetapi mampu mengembangkan kemampuan lain seperti mampu mengkoordinasikan gerak, mampu mengoprasikan kemampuan kognitifnya untuk memikirkan agar tidak jatuh. Melalui bermain papan titian diharapkan anak dapat melatih keseimbangan. Dengan kegiatan yang menyenangkan yang diciptakan melalui papan titian anak tidak akan merasa terbebebani untuk melatih keseimbangan badannya, anak dapat bergembira dan bersukaria dalam berlatih keseimbangan, sehingga kemampuan fisik motoriknya pun dapat tumbuh optimal sesuai dengan yang diharapkan.

5 Berdasarkan permasalahan yang terjadi di TK/RA Ulul Alab yang telah di kemukakan di atas, penulis tertarik untuk meneliti secara langsung penerapan metode bermain papan titian di RA Ulul Albab. Penulis menggunakan metode penelitian tindakan kelas dengan judul Meningkatkan Kemampuan Keseimbangan Melalui Bermain Papan. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka, dapat dirumuskan masalah sebagai berikut: a. Bagaimana kondisi objektif anak kelompok B RA Ulul Albab dalam kemampuan keseimbangan badan sebelum penerapan bermain papan titian? b. Bagaimana langkah-langkah pelaksanaan bermain papan titian untuk meningkatkan keseimbangan pada anak kelompok B RA Ulul Albab? c. Bagaimana peningkatan kemampuan keseimbangan badan anak kelompok B RA Ulul Albab setelah penerapan bermain papan titian? C. Tujuan Tujuan penelitian adalah salah satu hal yang ingin diperoleh setelah penelitian selesai. Adapun tujuan yang ingin dicapai adalah: a. Untuk mengetahui kondisi objektif anak kelompok B RA Ulul Albab dalam kemampuan keseimbangan badan sebelum bermain papan titian. b. Untuk mengetahui prosedur langkah-langkah penggunaan papan titian di RA Ulul Albab. c. Untuk mengetahui sejauh mana peningkatan keseimbangan badan anak kelompok B RA Ulul Albab setelah menggunakan papan titian. D. Manfaat Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang terkait diantarannya:

6 1. Manfaat teoritis Memberikan sumbangan ilmu pengetahuan dalam memahami pentingnya ilmu pendidikan tentang motorik kasar dan implementasinya dalam pendidikan Anak Usia Dini. 2. Manfaat praktis. a. Bagi Guru Guru dapat mengetahui minat anak dalam mengikuti pembelajaran fisik motorik kasar dan menentukan cara atau metode yang tepat, kemudian Guru dapat mengembangkan pembelajaran fisik motorik kasar khususnya meningkatkan keseimbangan badan dengan cara berjalan diatas papan titan. b. Bagi siswa. Dapat belajar secara aktif dan dapat meningkatkan kemampuan keseimbangan badan dapat memperoleh pembelajaran yang menarik dan menyenangkan serta melatih tanggung jawab. c. Bagi Sekolah Meningkatkan mutu pembelajaran fisik motorik kasar dengan cara praktek berjalan diatas papan titian, dapat memotivasi Guru agar senantiasa melakukan inovasi metode pembelajaran, diharapkan dengan berjalan diatas papan titian peserta didik lebih antusias. E. Sistematika Penulisan Penulisan skripsi ini terdiri dari lima bagian (bab), yaitu BAB I Pendahuluan Dalam bab ini penulis membahas dan mengemukakan tentang latar belakang masalah, tujuan penelitian dan manfaat penelitian. BAB II Kajian pustaka Dalam bab ini mengemukakan teori-teori yang sesuai dengan penelitian yang berhubungan dengan masalah. Kerangka pemikiran dan hipotesis penelitian. BAB III Metode Penelitian

7 Dalam bab ini membahas tentang metode penelitian yang digunakan dalam metode penelitian, lokasi dan subjek penelitian, prosedur penelitian, tehnik pengumpulan data, tehnik analisis data dan kisi-kisi instrumen. BAB IV Hasil penelitian dan Pembahasan Pada bab IV memuat dua hal yaitu pengolahan atau analisis data untuk menghasilkan temuan dan pembahasan atau analisis temuan. Pengolahan data dilakukan berdasarkan prosedur penelitian kualitatip yang diuraikan dalam bab III. Bagian pembahasan ini mendiskusikan temuan tersebut dikaitkan dengan dasar teoritik yang telah dibahas dalam babii. BAB V Kesimpulan dan Saran Dalam bab V disajikan penafsiran dan pemaknaan peneliti terhadap hasil analisis temuan penelitian, yang disajikan dalam bentuk kesimpulan penelitian. Saran berisikan harapan penulis kepada pembaca, baik penelitian lain atau pihak-pihak yang berkepentingan dengan masalah yang dibahas.