PROBLEMA SCALE DI BEBERAPA LAPANGAN MIGAS

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISA AIR FORMASI DALAM MENENTUKAN KECENDERUNGAN PEMBENTUKAN SCALE PADA SUMUR X,Y DAN Z

EVALUASI PENANGGULANGAN PROBLEM SCALE PADA FLOWLINE SUMUR TLJ-XXX DI PT. PERTAMINA EP ASSET II FIELD PRABUMULIH SUMATERA SELATAN

SCALE TREATMENT PADA PIPA DISTRIBUSI CRUDE OIL SECARA KIMIAWI

EVALUASI PENERAPAN METODE DOWNHOLE SCALE SQUEEZE TREATMENT UNTUK MENANGGULANGI PROBLEM SCALE DI LAPANGAN KETALING BARAT TESIS

DAFTAR ISI (lanjutan)

EVALUASI PERMASALAHAN SCALE SUMUR SA-33, SA-101, SA-104 DAN SA-108 DI PT. PERTAMINA EP ASSET 1 FIELD RAMBA. Diky Pranondo 1, Syahrial Agusandi 2

: Komposisi impurities air permukaan cenderung tidak konstan

I.PENDAHULUAN 1 BAB II. TINJAUAN UMUM LAPANGAN

I. PENDAHULUAN. dunia perindustrian. Umumnya banyak dijumpai pada peralatan-peralatan industri

PENGARUH NaCl TERHADAP PRESIPITASI CaCO 3

I. PENDAHULUAN. Proses pengendapan senyawa-senyawa anorganik biasa terjadi pada peralatanperalatan

I. PENDAHULUAN. terjadi pada permukaan peralatan penukar panas yang disebabkan oleh

ANALISISN AIR METODE TITRIMETRI TENTANG KESADAHAN AIR. Oleh : MARTINA : AK

WATER TREATMENT (Continued) Ramadoni Syahputra

KESADAHAN DAN WATER SOFTENER

ISBN

SOAL dan PEMBAHASAN Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan

BAB V KIMIA AIR. 5.1 Tinjauan Umum

1. PENDAHULUAN. Proses pengendapan senyawa-senyawa anorganik biasa terjadi pada peralatanperalatan

PENGUJIAN UAP/MONITORING SUMUR PANAS BUMI MATALOKO, NUSA TENGGARA TIMUR TAHUN 2006

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2. WATER TREATMENT 2.1 PENDAHULUAN

12/3/2015 PENGOLAHAN AIR PENGOLAHAN AIR PENGOLAHAN AIR 2.1 PENDAHULUAN

KAJIAN SILICA SCALING PADA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA PANAS BUMI (GEOTHERMAL)

Penentuan Kesadahan Dalam Air

BAB V PEMBAHASAN. yaitu sumur AN-2 dan HD-4, kedua sumur ini dilakukan treatment matrix acidizing

BAB III DASAR TEORI Semen. Semen adalah suatu bahan pengikat yang bereaksi ketika bercampur

PENYISIHAN KESADAHAN dengan METODE PENUKAR ION

Kelarutan (s) dan Hasil Kali Kelarutan (Ksp)

PENENTUAN KUALITAS AIR

BAB IV SISTEM PANAS BUMI DAN GEOKIMIA AIR

PENGOLAHAN AIR SUNGAI UNTUK BOILER

BAB IV HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

UJIAN PRAKTIKUM KI2121 DASAR-DASAR KIMIA ANALITIK PENENTUAN KADAR KALSIUM DALAM KAPUR TULIS

Hubungan koefisien dalam persamaan reaksi dengan hitungan

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV GEOKIMIA AIR PANAS

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Analisa Klorida Analisa Kesadahan

BAB 2 DASAR TEORI. [CO 2 ] = H. pco 2 (2.1) pco 2 = (mol % CO 2 ) x (gas pressure) (2.2)

Bab 4 KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN

Mahasiswa Program Magister Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro Jl. Prof. Sudarto, SH, Tembalang - Semarang

Jl. Raya Palembang-Prabumulih KM.32 Indralaya Sumatera Selatan, Indonesia Telp/Fax. (0711) ;

Penurunan Bikarbonat Dalam Air Umpan Boiler Dengan Degasifier

BAB IV KARAKTERISTIK AIR PANAS DI DAERAH TANGKUBAN PARAHU BAGIAN SELATAN, JAWA BARAT

DESAIN PENGASAMAN MATRIKS KARBONAT PADA SUMUR X LAPANGAN Y

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kebutuhan pokok sehari-hari makhluk hidup di dunia ini yang tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. Peristiwa korosi sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari dan tanpa

Potensi Panas Bumi Berdasarkan Metoda Geokimia Dan Geofisika Daerah Danau Ranau, Lampung Sumatera Selatan BAB I PENDAHULUAN

SEMINAR TUGAS AKHIR PENYISIHAN KESADAHAN DENGAN PROSES KRISTALISASI DALAM REAKTOR TERFLUIDISASI DENGAN MEDIA PASIR OLEH: MYRNA CEICILLIA

BAB IV BAHAN AIR UNTUK CAMPURAN BETON

Seminar Nasional Cendekiawan 2015 ISSN:

Pengujian Uap/Monitoring Sumur Panas Bumi MT-2, MT-3, dan MT-4 Mataloko Kabupaten Ngada, Nusa Tenggara Timur Tahun 2005

Pengaruh Polutan Terhadap Karakteristik dan Laju Korosi Baja AISI 1045 dan Stainless Steel 304 di Lingkungan Muara Sungai

Week 9 AKIFER DAN BERBAGAI PARAMETER HIDROLIKNYA

Kimia Study Center - Contoh soal dan pembahasan tentang hidrolisis larutan garam dan menentukan ph atau poh larutan garam, kimia SMA kelas 11 IPA.

KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN

kimia ASAM-BASA III Tujuan Pembelajaran

BAB 8. Jika Anda memasukkan satu sendok gula ke dalam segelas air, kemudian Anda. Kelarutan Garam Sukar Larut. Kata Kunci.

BAB 5 KONSEP LARUTAN 1. KOMPOSISI LARUTAN 2. SIFAT-SIFAT ZAT TERLARUT 3. KESETIMBANGAN LARUTAN 4. SIFAT KOLIGATIF LARUTAN

Materi kuliah dapat didownload di

L A R U T A N _KIMIA INDUSTRI_ DEWI HARDININGTYAS, ST, MT, MBA WIDHA KUSUMA NINGDYAH, ST, MT AGUSTINA EUNIKE, ST, MT, MBA

BAB IV PEMBAHASAN. -X52 sedangkan laju -X52. korosi tertinggi dimiliki oleh jaringan pipa 16 OD-Y 5

ANALISIS TINGKAT KECENDERUNGAN PEMBENTUKAN SCALE PADA FORMULA SURFAKTAN BERBASIS METIL ESTER SULFONAT UNTUK APLIKASI ENHANCED OIL RECOVERY

Bab IV Hasil dan Diskusi

Presentasi Powerpoint Pengajar oleh Penerbit ERLANGGA Divisi Perguruan Tinggi. Bab17. Kesetimbangan Asam-Basa dan Kesetimbangan Kelarutan

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan kebutuhan yang paling utama bagi makhluk hidup. Manusia

GOLONGAN IIA. Dra. Sri Wardhani, M.Si. Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Brawijaya

Reaksi Dan Stoikiometri Larutan

STUDI AWAL REVERSE OSMOSIS TEKANAN RENDAH UNTUK AIR PAYAU DENGAN KADAR SALINITAS DAN SUSPENDED SOLID RENDAH

Mengatasi Kerusakan Formasi Dengan Metoda Pengasaman Yang Kompetibel Pada Sumur Minyak Dilapangan X

EVALUASI PENANGGULANGAN SCALE DENGAN METODE INJECT SCALE INHIBITOR PADA SUMUR X DI PT PERTAMINA EP ASSET 2 FIELD LIMAU

LOGO. Stoikiometri. Tim Dosen Pengampu MK. Kimia Dasar

Pengaruh Lingkungan Terhadap Efisiensi Inhibisi Asam Askorbat (Vitamin C) pada Laju Korosi Tembaga

PERCOBAAN VII PEMBUATAN KALIUM NITRAT

8. ASIDI-ALKALINITAS

Seminar Nasional Cendekiawan 2015 ISSN:

12/3/2015 PENGOLAHAN AIR PENGOLAHAN AIR PENGOLAHAN AIR. Ca Mg

II. DESKRIPSI PROSES. Precipitated Calcium Carbonate (PCC) dapat dihasilkan melalui beberapa

INFO TEKNIK Volume 7 No. 2, Desember 2006 (97-102)

BAB II. Tinjauan Pustaka

Reaksi dan Stoikiometri Larutan

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Kualitas air secara umum menunjukkan mutu atau kondisi air yang dikaitkan dengan suatu kegiatan atau keperluan

PENERAPAN PENGELOLAAN (TREATMENT) AIR UNTUK PENCEGAHAN KOROSI PADA PIPA ALIRAN SISTEM PENDINGIN DI INSTALASI RADIOMETALURGI

LOGO Analisis Kation

Ujian Akhir Semester Mata Pelajaran Kimia Kelas X Wacana berikut digunakan untuk menjawab soal no 1 dan 2. Ditentukan 5 unsur dengan konfigurasi

STOKIOMETRI BAB. B. Konsep Mol 1. Hubungan Mol dengan Jumlah Partikel. Contoh: Jika Ar Ca = 40, Ar O = 16, Ar H = 1, tentukan Mr Ca(OH) 2!

DASAR-DASAR ILMU TANAH

ION EXCHANGE DASAR TEORI

DASAR-DASAR ILMU TANAH WIJAYA

INHIBITOR KOROSI BAJA KARBON DALAM LARUTAN 1% 4 JENUH CO2

HASIL ANALISIS KEBENARAN KONSEP PADA OBJEK PENELITIAN. Penjelasan Konsep

MODUL III KESETIMBANGAN KIMIA

EVALUASI KEBERHASILAN MATRIX ACIDIZING DALAM PENINGKATAN PRODUKSI SUMUR RAMA A-02 DAN RAMA A-03 PADA LAPANGAN RAMA-A

Evaluasi Peningkatan Produksi Pada Formasi Sandstone Sumur #H Dan #P Dengan Perencanaan Stimulasi Pengasaman Matriks (Studi Kasus Lapangan Falih)

KROMATOGRAFI PENUKAR ION Ion-exchange chromatography

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. disebut Brine. Air yang terproduksi ini banyak mengandung mineral - mineral yang dapat

II. TINJAUAN PUSTAKA

1. KOMPONEN AIR LAUT

KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN

Transkripsi:

PROBLEMA SCALE DI BEBERAPA LAPANGAN MIGAS Oleh : Lestari, MG Sri Wahyuni dan Ratnayu Sitaresmi Jurusan Teknik Perminyakan, Universitas Trisakti ABSTRAK Scale adalah suatu problema yang umum dijumpai pada operasi lapangan migas. Scale adalah problema produksi dalam sistim air, karena perubahan tekanan,suhu dan ph sehingga membentuk endapan atau padatan baik direservoir ataupun sepanjang pipa alir produksi minyak dan gas bumi. Sebagai bahan dalam penelitian ini adalah : Adanya masalah scale CaCO3 terjadi di lapangan A, B, C, D, E, F dan G, dengan range SI, 0.48 3,3822 atau Is 0.49 2.96 Terjadinya scale CaSO4 dan BaSO4 terjadi di lapangan C, dengan range S 38.04 s/ d 43.81 Permasalahan scale akan dapat menjadi serius apabila tidak ditangani sedini dan seefektif mungkin. Penanggulangan scale pada umumnya dilakukan dengan cara penginjeksian scale inhibitor ataupun metode pengasaman. PENDAHULUAN Problema yang umum dihadapi di Industri Perminyakan pada saat produksi minyak dan gas adalah masalah scale. Scale adalah problema produksi dalam sistim air, karena perubahan tekanan, suhu dan ph sehingga keseimbangan ionion melebihi kelarutannya dan membentuk endapan atau padatan baik di reservoir, formasi produktif ataupun sepanjang pipa alir produksi minyak dan gas bumi, baik di bawah atau diatas permukaan. Demikian pula jika terjadi dua pencampuran dari dua jenis air yang incompatible (berlainan sifat) sehingga batas kelarutan senyawa yang ada dalam campuran air formasi tersebut terlampaui maka akan terbentuk endapan scale. Macam-macam scale yang terjadi tergantung pada komposisi air formasi (kandungan ion dalam air formasi). Dari hasil analisa air formasi dapat diperoleh besaran atau kadar tiap-tiap ion penyusun air formasi. sehingga dengan beberapa metode perhitungan dapat dihitung kecenderungan air membentuk scale yang dapat dilakukan dengan beberapa metoda antara lain: metoda Scaling Index (SI) oleh Stiff Davis, Skillman dan McDonald. Adanya scale atau padatan di dalam reservoir dapat menurunkan permeabilitas batuan sehingga menurunkan produksi minyak. Jika scale menempel pada pipa alir akan menyebabkan kerusakan pipa selain menghambat laju produksi minyak dan gas bumi. Ada beberapa cara penanggulangan scale sesuai dengan jenis serta dimana endapan tersebut terbentuk. Penanggulangan scale meliputi pencegahan dan penghilangan scale apabila sudah terlanjur terjadi dapat dilakukan secara mekanis maupun kimiawi. Metode penanggulangan scale yang umum dilapangan adalah.penginjeksian scale inhibitor dan pengasaman. Dengan mengetahui jenis scale dan cara pencegahan dan penanggulangan scale dari beberapa lapangan migas dapat digunakan sebagai data base untuk menangani masalah scae di lapangan minyak dan gas yang lain Keberhasilan penanggulangan scale adalah dengan cara membandingkan laju produksi sebelum dilakukannya treatment dengan laju produksi

setelah treatment. Apabila laju produksi setelah treatment mengalami kenaikan maka berarti penanggulangan scale berhasil PERUMUSAN MASALAH Adanya scale atau padatan di dalam reservoir dapat menurunkan permeabilitas batuan sehingga menurunkan produksi minyak. Jika scale menempel pada pipa alir akan menyebabkan kerusakan pipa selain menghambat laju produksi minyak dan gas bumi karena scale akan mempercepat proses korosi. MAKSUD DAN TUJUAN PENELITIAN Dengan mengetahui jenis scale dan cara pencegahan dan penanggulangan scale dari beberapa lapangan migas dapat digunakan sebagai data base untuk menangani masalah scale di lapangan minyak dan gas yang lain TINJAUAN PUSTAKA Scale merupakan permasalahan yang tidak bisa dihindarkan dan harus di tangani secara serius dan berkelanjutan. Adanya endapan scale dikarenakan air formasi yang mengandung ion-ion pembentuk scale, serta pengaruh tekanan, suhu dan ph. Didalam air formasi terlarut sejumlah ion antara lain kation ( Na+, Ca2+, Mg2+, Ba2+, Sr2+, dan Fe3+) dan anion ( Cl-, HCO3-, SO4-, CO32- ). Kation dan anion yang terlarut didalam air bila bergabung akan membentuk suatu senyawa atau komponen. Pada suatu kondisi tertentu, yaitu bila konsentrasi dari komponen atau senyawa tersebut telah melampaui kelarutan komponen tersebut, maka komponen tersebut tidak lagi larut tetapi terpisah dari pelarutnya dan mengendap sebagai padatan. Biasanya scale secara kimiawi diklasifikasikan sebagai tipe karbonat atau sulfate. Endapan mineral yang biasa terjadi antara lain adalah adalah CaSO 4 (gypsum), BaSO 4 (Barium Sulfat), dan CaCO 3 (Calcium Carbonate). Pembentukan scale akan bertambah dan menjadi lebih keras apabila contact time semakin lama. Turbulensi juga akan meningkatkan kesenderungan terbentuknya scale. Faktor lain yang mempengaruhi pembentukkan scale antara lain adalah: tekanan, suhu, salinitas. Jumlah CO 2 yang terlarut dalam air sebanding dengan tekanan partial CO 2. Bila tekanan partial CO 2 makin besar maka ph semakin kecil dan kelarutan CaCO3 bertambah besar sehingga kecenderungan pembentukan scale semakin kecil. Pada suhu yang semakin besar maka kerarutan CaCO 3 akan berkurang. Gambar (1) dibawah menunjukkan faktor-fakltor yang mempengaruhi kelarutan scale CaCO 3 yaitu, tekanan, suhu dan kadar garam.

GAMBAR 1. PENGARUH TEKANAN, SUHU, KADAR GARAM TERHADAP KELARUTAN CaCO 3 Kebanyakan endapan calcium sulfate yang didapatkan dilapangan minyak sebagai gypsum (CaSO4.2H2O) yang stabil pada temperatur 40 C atau kurang pada tekanan atmosfer. Calcium sulfate atau anhydrite biasanya tidak mengendap di downhole, melainkan didalam boiler atau heater treater. Pengendapan calsium sulfat dipengaruhi antara lain oleh temperatur dan adanya NaCl atau garam-garam terlarut yang lain Kelarutan gypsum bertambah dengan kenaikan temperatur sampai 40 C, kemudian akan menurun dengan kenaikan temperatur lebih lanjut. Dengan adanya NaCl atau garam-garam terlarut yang lain, selain dari ion calcium dan sulfate akan menambah kelarutan gypsum atau anhydrite, seperti halnya CaCO3, hingga konsentrasi garam 150 gr/lt. Apabila konsentrasi garam ( NaCl ) dalam sistem lebih dari 150 gr/lt, maka akan menurunkan kelarutan CaSO4 dan mengakibatkan kemungkinan pembentukan scale yang semakin besar. Gambar (2) menunjukkan pengaruh suhu, tekanan dan kadar garam pada kelarutan calsium sulfat.

GAMBAR 2. PENGARUH TEKANAN, SUHU, [NaCl] TERHADAP KELARUTAN CaSO 4 Di sumur-sumur minyak biasanya endapan stronsium sulfate jarang terjadi. Sifat kelarutan SrSO4 hampir mirip dengan BaSO4, tetapi SrSO4 lebih mudah larut dibandingkan dengan BaSO4. Kelarutan SrSO4 dipengaruhi oleh ionic strength seperti yang terlihat pada gambar (3). Barium sulfate adalah scale yang paling sukar larut Kelarutan barium sulfate dalam air dapat bertambah karena adanya garam lain yang terlarut. Kelarutan Barium Sulfat dipengaruhi oleh suhu dan tekanan seperti yang ditunjukkan gambar (4) GAMBAR 3. PENGARUH IONIC STRENGTH TERHADAP KELARUTAN SrSO 2

GAMBAR 4. PENGARUH TEKANAN, SUHU TERHADAP KELARUTAN BaSO 4 METODE PENELITIAN Mengidentifikasi adanya problem scale dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu analisa air formasi dan analisa X-Ray Difraction. Untuk memperkirakan tingkat kecenderungan air formasi membentuk scale, maka data-data tersebut harus diketahui terlebih dahulu melalui analisis air formasi di laboratorium untuk setiap contoh air formasi. PERHITUNGAN SCALING INDEX DENGAN METODA STIFF DAFIS Penentuan scaling indek dapat dicari dengan rumus : SI = ph K pca palk Dimana : SI = Scaling Index ph = ph air sebenarnya K = konstanta yang merupakan fungsi dari komposisi, salinitas dan temperature air. Harga K ini diperoleh dari hubungan grafik ionic strength dengan temperature pada gambar 5. Ionic Strength didapat dari perkalian faktor konversi ion dengan konsentrasi ion (mg/l ). Untuk menghitung Ionic Strength (G) digunakan persamaan sebagai berikut : Ionic Strength (G) = ½ ( C 1 Z 2 2 1 + C 2 Z 2 + C 3 Z 2 3 + CnZn 2 ) Dimana : G = Ionic strength C = Konsentrasi ion dalam mol/100 gr air Z = Valensi ion Untuk mencari harga pca dan palk digunakan persamaan-persamaan sebagai berikut: pca = log (1/ (mole Ca ++ /lt)) palk alkalinity/lt)) pca = 4.5977 0.4327 Ln (Ca ++ ) = Log(1/ (equivalent total palk = 4.8139 0.4375 Ln (CO3 = + HCO3 - ) total alkalinity = CO3 = + HCO3 -

GAMBAR 5. HUBUNGAN IONIC STRENGTH VS K K versus total ionic strength pada berbagai suhu untuk perhitungan kecenderungan pembentukan scale CaCO3 PERHITUNGAN SATURATION INDEX METODA ODDO DAN THOMPSON Saturation Indek dapat dihitung dengan rumus dibawah ini Is = [log (TCaAlk)] + ph 2.78 + (1.143x10-2 T) (4.72 x 10-6 T2) (4.37 x 10-5 P) (2.05 x µ 0.5 ) + (0.727 x µ ) Dimana : Is = Saturation Index TCa = konsentrasi Ca ++, moles/liter Alk = konsentrasi HCO3 -, moles/liter ph = ph air formasi T = suhu, o F P = Tekanan (psia) µ = ionic strength PERHITUNGAN KELARUTAN CaSO4 DAN BaSO4 METODE SKILLMAN MCDONALD DAN STIFF Perhitungan kelarutan CaCO 4 dapat dilakukan dengan rumus dibawah ini : S = 1000 [(X 2 + 4 Ksp) 0.5 X] Dimana : S = kelarutan CaSO4 atau BaSO4, meq/l Ksp = knstanta kelarutan CaSO4 atau BaSO4 X = Selisih konsentrasi Ca ++ dan SO4 = atau Ba ++ dan SO4 =, molal S<S, scale cenderung terbentuk S=S, scale pada titik jenuh S<S, scale tidak terbentuk S = harga terkecil antara konsentrasi ion Ca ++ dan SO4 = atau antara Ba ++ dan SO4 = PENANGGULANGAN SCALE Ada beberapa metoda yang dapat digunakan untuk menanggulangi scale akan tetapi yang paling banyak dilakukan adalah injkesi scale inhibitor dan pengasaman.

Injeksi scale inhibitor. Adalah cara penanggulangan dengan menginjeksikan inhibitor yang sesuai dengan jenis scale yang ada. Jenis scale inhibitor antara lain :CAS ( Chelating Agent Solution ). Treatment dan EDTA (Ethilyene Diamine Tetra Acetic Acid) Treatment Keuntungan scale inhibitor : Banyak tersedia dipasaran Mempunyai sejarah kesuksesan yang baik di Indonesia Dapat bereaksi pada konsentrasi yang rendah. Pengasaman ( acid Job ) Adalah cara penanggulangan scale dengan menginjeksikan asam untuk melarutkan scale yang terjadi. Macam-macam metode pengasaman adalah : a. Matriks Acidizing, metode ini menginjeksikan asam dengan tekanan alir dibawah tekanan rekah formasi. Tujuannya untuk mendapatkan penetrasi radial yang uniform dari asam kedalam formasi. Kenaikan permeabilitas terjadi karena membesarnya pore spaces atau larutnya butir-butir pembuntu yang terkena asam b. Acid Fracturing, metode ini sama dengan matrik azidicing hanya berbeda pada tekanan injeksinya lebih besar dari tekanan rekah formasi. c. Acid Washing, metoda ini prinsipnya menginjeksikan asam untuk melarutkan scale. HASIL PENELITIAN Penelitian dilakukan pada contoh-contoh air yang diambil dari beberapa lapangan antara lain : 1. Lapangan A 5. Lapangan E 2. Lapngan B 6. Lapangan F 3. Lapangan C 7. Lapangan G 4. Lapngan D Hasil Analisa Air Lapangan A TABEL 1. HASIL ANALISA AIR SUMUR A-1 DAN SUMUR A-2 TEMPERATUR 206 o F, TEKANAN 1200 PSIA ph 7.25 Konstituen A-1 (mg/l) A-2 (mg/l) Sodium (Na+) 10323.7 13170.3 Calcium (Ca++) 523 740 Magnesium (Mg++) 153 310 Barium (Ba++ ) 6.30 6.00 Stronsium (Sr 0 270 310 Iron (Fe3+) <0.1 14.00 Chloride (Cl-) 172 22548

Bicarbonate (HCO3-) 390.5 231.9 Sulfate (SO4=) 39.5 124.3 TABEL 2. HASIL PERHITUNGAN SI DAN IS AIR FORMASI LAPANGAN A Sumur ph T(F) P(psia) SI Is A-1 7.25 20.6 1200 2.12 1.4042 A-2 8.0 20.7 1200 2.71 1.9863

Hasil Analisa Air Lapangan B TABEL 3. HASIL ANALISA AIR SUMUR LAPANGAN B Konstituen Sumur B-1 (mg/l) B-2 (mg/l) B-3 (mg/l B-4 (mg/l) B-5 (mg/l) B-6 (mg/l) B-7 (mg/l) B-8 (mg/l) Sodium (Na+) 9,321.6 8407.9 1293.4 8,899.6 6,825.3 8603.4 14,822.7 18,363.1 Calcium (Ca++) Magnesium (Mg++) 292.6 98 76.0 228.5 456.1 220.0 1.503.8 1,363.4 60.8 3 7.0 92.4 39.5 56 0 33.4 Iron (Fe3+) 92.7 1 17.0 79.9 83.8 5 22.3 173.1 Chloride (Cl-) 14,714.7 11344.9 1418.1 14,005.5 10,745.8 12400.2 24,805.0 29,465.0 Bicarbonate (HCO3-) 294.9 2843.4 988.5 317.2 464.0 353.9 321.2 147.2 Sulfate (SO4=) 245.2 202.5 165.6 278.2 582.7 353.9 708.6 1,722.5 Carbonate (CO3-) 0 0 48.00 0.00 0.0 0 0 0

TABEL 4. VARIASI HARGA SCALING INDEX PADA SUMUR B TANGGAL NAMA SUMUR SCALING INDEX KETERANGAN 7/11/1991 B-1 2.0333 scale 26/11/1991 B-4 1.1735 scale 11/6/1982 B-2 2.3988 scale 12/6/1981 B-8 0.5907 scale 28/4/1981 B-7 1.2054 scale 3/4/1981 B-6 1.5652 scale 16/3/1981 B-5 1.2967 scale 21/5/1982 B-3 1.8933 scale Hasil Analisa Air Lapangan C TABEL 5. HASIL ANALISA AIR FORMASI LAPANGAN C Konstituen C-1 (mg/l) C-2 (mg/l) C-3 (mg/l) Sodium (Na+) 309.1393592 285.4832 354.4205049 Calcium (Ca++) 35.2 36.75 40.5 Magnesium (Mg++) 0 0 0 Barium (Ba++ ) 0.18922853 0.058224163 0.174872489 Iron (Fe3+) 0.028673835 0.0358422994 0.053763441 Chloride (Cl-) 338.4507042 316.9577465 382.5352113 Bicarbonate (HCO3-) 5.606557377 4.327868852 12.42622851 Sulfate (SO4=) 0.5 1.041666667 0.1875

Carbonate (CO3-) 0 0 0 TABEL 6. NILAI SI CaCO3 PADA BERBAGAI SUHU SI (kelarutan CaCO3 pada berbagai suhu) SUHU O C C-1 C-2 C-3 0 0.0427 0.1794 0.6896 10 0.1927 0.3494 0.8296 20 0.3427 0.4994 0.9996 30 0.5927 0.7294 1.1996 40 0.7927 0.9494 1.4196 50 0.9927 1.1494 1.5996 60 1.3427 1.4794 1.9896 70 1.6427 1.7794 2.2796 80 1.9427 2.0994 2.5996 90 2.2427 2.3794 2.9496 TABEL 7. NILAI S BaSO4 PADA BERBAGAI SUHU SUHU O F S (kelarutan BaSO4 pada berbagai suhu) C-1 C-2 C-3 77 0.04497 0.01297 0.06216 59 0.05472 0.01603 0.09094 122 0.06403 0.01996 0.12000 149 0.08985 0.03157 0.14560 176 0.11320 0.03917 0.17670

203 0.13468 0.05221 0.21150 TABEL 8. NILAI S CaSO4 PADA BERBAGAI SUHU SUHU ºF S (kelarutan CaSO4 pada berbagai suhu ) C-1 C-2 C-3 50 41.51 39.46 43.18 60 41.68 39.41 43.34 80 41.85 40.15 43.50 100 42.52 40.84 43.81 120 42.19 40.50 43.81 140 41.17 40.15 43.18 160 40.48 39.81 42.54 176 39.79 38.04 41.25

TABEL 9. HASIL ANALISA AIR LAPANGAN D Konstituen meq/l mg/l Sodium (Na+) 160.8909 3700.4900 Calcium (Ca++) 35.0900 701.8000 Magnesium (Mg++) 4.9795 60.7500 Barium (Ba++ ) 0.0000 0.0000 Stronsium (Sr 0 0.0000 0.0000 Iron (Fe3+) 0.0029 0.0800 Chloride (Cl-) 161.8886 5666.1000 Bicarbonate (HCO3-) 34.0000 2074.0000 Sulfate (SO4=) 12.5448 350.0000 Carbonate (CO3-) 0.0000 0.0000 Scale Index (SI), air formasi lapangan D SI = 3.37

Hasil Analisa Air Lapangan E Konstituen Sodium- (Na+) Calcium (Ca++) Magnesium (Mg++) Barium (Ba++ ) Stronsium (Sr ) TABEL 10. HASIL ANALISA AIR FORMASI SUMUR E E-1 (mg/l) E-2 (mg/l) E-3 (mg/l) E-4 (mg/l) E-5 (mg/l) 83.73742 78.24708 95.91258 101.2207 65.04237 0.285855 0.15045 0.23092 0.251 0.125375 0.073992 0.032885 0.024689 0.041148 0.049328 0.01898 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Iron (Fe3+) 0 0 0 0 0 Chloride (Cl-) Bicarbonate (HCO3-) Sulfate (SO4=) Carbonate (CO3-) 56.9704 45.135 68.272 28.4741 24.3433 2511.446 31.9661 27.5886 72.79141 40.62291 1.10121 0.756429 0.259367 0.190342 0.223585 2.72816 0.55165 0 0 0 TABEL 11. PERHITUNGAN Is AIR FORMASI SUMUR E Sample/sumur Temp, Is E-1 254 +2.96 E-2 267.8 +2.67 E-3 269.6 +2.10 E-4 258.8 +1.97

E-5 212 +1.475 Hasil Analisa Air Formasi Lapangan F. TABEL 12. KOMPOSISI AIR LAPANGAN F Komponen F-1 (mg/l) F-1 (mg/l) F-1 (mg/l) Sodium (Na+) 5580.9560 6513.2100 5727.4000 Calcium (Ca++) 232.4640 140.2800 180.3600 Magnesium (Mg++) 38.9120 24.3200 24.3200 Iron (Fe3+) 0.4000 0.4000 0.6000 Chloride (Cl-) 7807.8700 9019.4900 8418.1900 Bicarbonate (HCO3-976.3200 12240.4000 610.2000 Sulfate (SO4=) 360.0600 450.0800 300.0500 Carbonate (CO3-) 540.0000 256.0000 210.0000 TABEL 13. PERHITUNGAN IS PADA P = 1500 PSIA Temp,(F) IS F-1 IS F-2 IS F-3 32 0.815 1.447 0.695

86 1.402 2.034 1.283 122 1.778 2.41 1.659 TABEL 14. PERHITUNGAN IS PADA TEMPERATUR 122 F P, (psia) IS F-1 IS F-2 IS F-3 100 1.84 2.471 1.72 1000 1.800 2.432 1.681 2000 1.757 2.388 1.637 Hasil Analisa Air Formasi Lapangan G TABEL 15. KOMPOSISI AIR FORMASI LAPANGAN G Konstituen G-1 (mg/l) G-2 (mg/l) G-3 (mg/l) G-4 (mg/l) G-5 (mg/l) Sodium (Na+) 5569.3 6500.0 7361.1 6920.2 5776.7 Calcium (Ca++) 210.0 79.7 43.4 68.0 228.0 Magnesium (Mg++) 41.0 43.4 24.8 30.0 30.0 Barium (Ba++ ) 11.7 2.5 1.7 <0.5 12.0 Stronsium (Sr ) 0 0 0 0 0 Iron (Fe3+) 5.5 1.1 0.7 29.0 7.0 Chloride (Cl-) 8349.2 9005.0 8508.7 8331.5 8475.8

Bicarbonate (HCO3-) 1139.8 2089.2 4941.0 3748.9 1479.1 Sulfate (SO4=) 14.8 81.5 0 74.1 26.2 Carbonate (CO3-) 60 15.0 105.0 276.0 62.4 TABEL 16. PERHITUNGAN HARGA SI DAN Is AIR FORMASI LAPANGAN G Sumur SI Is G-1 0.l74 0.78 G-2 0.48 0.49 G-3 1.09 1.05 G-4 1.31 1.21 G-5 0.74 1.23 PEMBAHASAN Range Scale beberapa lapangan minyak dan gas Dari hasil keseluruhan penentuan SI, Is dan S dari scale yang dianalisa pada ke 7 lapangan migas dapat ditentukan kisaran harga (range) masing-masing sebagai berikut : TABEL 15. NILAI RANGE SI, Is DAN S NO. LAPANGAN SCALE RANGE SI RANGE Is RANGE S 1 A CaCO3 2.12 2.71 1.4042 1.9863 2 B CaCO3 0.5907 2.3988

3 C CaCO3 CaSO4, BaSO4 2.2427 2.9496 BaSO4 -> 0.05221 0.21150 CaSO4 4 D CaCO3 3.37 5 E CaCO3 1.475 2.96 6 F CaCO3 1.659 2.41 7 G CaCO3 0.174 1.31 0.49 1.23 Jenis batuan dan scale serta penanggulangannya pada beberapa Lapangan Migas Jenis batuan setiap formasi akan menentukan jenis scale yang terbentuk serta cara penaggulangan yang dapat dilakukan. Dari hasil pengamatan pada ke 7 lapangan dapat dilihat bahwa jenis scale yang paling dominan adalah scale calsium carbonat sedang penenggulangan dengan injeksi scale inhibitor dan pengasaman. Hasil dapat ditabulasikan seperti pada tabel 5.2 38.04 41.25

TABEL 16. JENIS BATUAN, JENIS SCALE DAN CARA PENANGGULANGANNYA NO LAPANGAN FORMASI BATUAN JENIS SCALE PENANGGULANGAN 1 A Baturaja Carbonate, pasir, shale CaCO3 Squeze inhibitor, pengasaman ( HCl 34 %, S7271S,KCl ) 2 B Talang Akar Pasir,lempung,batubara, Scale CaCO3 lanau inhibitor(cas,edta) 3 C Lama,Gabus, Keras Pasir,serpih, lanau CaCO3 CaSO4, BaSO4 Scale inhibitor dan Pengasaman(SP- 3677SP,ATMT) 4 D Tuban Sandstone, carbonate CaCO3 Scale inhibitor (HCl,PRC) 5 E Sihapas Pasir, lempung, lanau, batu bara CaCO3 Scale inhibitor (Phosponate Scaletreat 5843, Gyptron 311 dan Stalin 308) 6 F Parigi Gamping, serpih CaCO3 Pengasaman dengan HCl dan surfactant solution serta crude oil 7 G Talang Akar Pasir,kalsit, dolomite CaCO3 Squezee Scale inhibitor (Scaletreat ESL CEATROS)

KESIMPULAN 1. Dari data analisa air formasi 7 lapangan migas yang diteliti dapat disimpulkan bahwa scale yang dominan adalah scale CaCO3, hanya satu lapangan yakni lapangan C yang terindikasi adanya scale CaSO4 dan BaSO4 dengan S berturut-turut 38.04 41.25 dan 0.05221 0.21150 2. Range Scale Index (SI), Saturation Index (Is), bervariasi, tetapi secara keseluruhan range SI, Is berturutturut adalah (0.174 3.37 ) dan 0.49 2.96 3. Penanggulangan scale secara kese;luruhan dengan injeksi scale inhibitor kecuali untuk scale CaSO4 dan Scale BaSO4 ditanggulangi dengan pengasaman DAFTAR PUSTAKA 1. Amyx; Petroleum Reservoir Engineering, Chapter 6 Mc Graw HillnBook Company, New York 1960. 2. Lestari, Sumantri; Kimia Fisika Hidrokarbon, Bab VII, Teknik Perminyakan, Fakultas Teknologi Mineral, Universitas Trisakti, 1986 3. O Allen; Oil Field Water System 4. Tugas Akhir Mahasiswa ; Problema Scale pada Beberapa Lapangan Minyak dan Gas Bumi, Jurusan Teknik Perminyakan, FTKE, Universitas Trisakti.