Konsep Penataan Kota berbasis Berkelanjutan: Belajar di Eropa WIDIASTUTI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

URAIAN RUPMD BAB I PENDAHULUAN

V BAB V PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN

BAB 4 ANALISIS ISU STRATEGIS DAERAH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PEMBANGUNAN PERKOTAAN BERKELANJUTAN

PENDAHULUAN Latar Belakang

DESAIN BERKELANJUTAN (SUSTAINABLE DESIGN)

2.4. Permasalahan Pembangunan Daerah

DAYA DUKUNG LINGKUNGAN UNTUK PENATAAN RUANG

INDONESIA NEW URBAN ACTION

Sistem Penyelenggaraan Penataan Ruang

BAB X PEMBANGUNAN SUMBER DAYA ALAM DAN LINGKUNGAN HIDUP

Tabel 6.1 Strategi dan Arah Kebijakan Kabupaten Sumenep

BAB III TINJAUAN TEORI SUSTAINABLE ARCHITECTURE

Kota Ramah HAM dalam Perspektif Keadilan Lingkungan Budi Widianarko

Geografi KEARIFAN DALAM PEMANFAATAN SUMBER DAYA ALAM II. K e l a s. C. Pertanian Organik

BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Wisata

BAB V ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH

I. PENDAHULUAN. Pemberlakuan otonomi daerah memberikan kewenangan secara luas kepada

Terwujudnya Kota Mojokerto sebagai Service City yang Maju, Sehat, Cerdas, Sejahtera dan Bermoral.

TUJUAN 1. TERWUJUDNYA KOTA BOGOR SEBAGAI KOTA YANG CERDAS, BERDAYA SAING DAN BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI MELALUI SMART GOVERMENT DAN SMART PEOPLE

SUSTAINABLE DEVELOPMENT : Paradigma baru metode Memadukan Pembangunan Ekonomi Dan Lingkungan. Oleh Dewi Triwahyuni

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN PEMBANGUNAN

Ikhtisar Eksekutif TUJUAN PEMBANGUNAN LINGKUNGAN HIDUP

- 1 - PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR DI PROVINSI JAWA TIMUR

BAB 4 STRATEGI SEKTOR SANITASI KABUPATEN GUNUNGKIDUL

2. Makna dari ketersediaan jumlah rumah layak huni bagi pemenuhan visi Perumahan :

3.4. AKUTABILITAS ANGGARAN

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I

PERMUKIMAN UNTUK PENGEMBANGAN KUALITAS HIDUP SECARA BERKELANJUTAN. BAHAN SIDANG KABINET 13 Desember 2001

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

Baharuddin Nurkin, Ph.D Lahir : 24 Febr. 1946, Bantaeng Pendidikan formal: M.Sc (Washington State Univ. USA, 1983); Ph.D (University of Idaho, USA, 19

TINJAUAN UMUM ISU LINGKUNGAN

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN. rencana pembangunan jangka menengah daerah, maka strategi dan arah

Arsitektur dan Lingkungan. Lilis Widaningsih

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

Pembangunan Kota Berkelanjutan

KETENTUAN TEKNIS MUATAN RENCANA DETAIL PEMBANGUNAN DPP, KSPP DAN KPPP

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

VISI DAN MISI PEMBANGUNAN TAHUN A. VISI DAN MISI PEMBANGUNAN TAHUN

BUPATI PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN LINGKUNGAN PERUSAHAAN

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk terbanyak ketiga di dunia. Hal ini setara dengan kedudukan

3/1/2018. Millennium Development Goals and Sustainable Development Goals. Pembangunan harus BERKELANJUTAN

Menghitung PDRB Hijau di Kabupaten Bandung

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 28 TAHUN 2014 TENTANG STRATEGI PENANGGULANGAN KEMISKINAN DAERAH KOTA MALANG TAHUN

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 KABUPATEN MAGETAN. INDIKATOR KINERJA Meningkatkan kualitas rumah ibadah dan

18 Desember STRATEGI PEMBANGUNAN METROPOLITAN Sebagai Pusat Kegiatan Global yang Berkelanjutan

SLHD Provinsi DKI Jakarta Tahun 2015

BAB V. KEBIJAKAN PENGELOLAAN KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN DAERAH KABUPATEN ALOR

JAKARTA MENUJU KOTA YANG BERKELANJUTAN. Analisis Pembangunan Kota Berkelanjutan Dalam Dokumen RPJMD DKI Jakarta Tahun Oleh : Saeful Muluk

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI

KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENGELOLAAN ENERGI NASIONAL

ISU-ISU PEMBANGUNAN 10/13/2010 1

PB 3. Pembangunan berkelanjutan

BAB VI STRATEGI DAN KEBIJAKAN

Visi Indonesia Pembangun- an Manusiaa Ekonomi. Infrastruktur. Kelautan. Transportasi dan Konektivitas. Pertanian. Pariwisata. dan.

P E M B A N G U N A N B E R K E L A N J U T A N

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN. Visi Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Aceh Tamiang Tahun 2013-

IMPLEMENTASI SDGs DALAM MEWUJUDKAN KETERPADUAN PEMBANGUNAN WILAYAH DAN KOTA BERKELANJUTAN

BAB IV STRATEGI PEMBANGUNAN DAERAH

ANALISIS PEMBANGUNAN PERKOTAAN DALAM PERSPEKTIF GREEN ECONOMIC DEVELOPMENT

NILAI EKONOMI EKOTURISME KEBUN RAYA BOGOR

KESIAPAN KABUPATEN MAROS MELAKSANAKAN SDGs. Ir. H. M. HATTA RAHMAN, MM (BUPATI MAROS)

LEMBARAN DAERAH KOTA TANGERANG. Nomor 1 Tahun 2009

PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16/PERMEN/M/2006 TENTANG


KERANGKA PELAKSANAAN TUJUAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN (TPB)

PENGERTIAN GREEN CITY

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB IV VISI, MISI DAN STRATEGI PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN

Geografi KEARIFAN DALAM PEMANFAATAN SUMBER DAYA ALAM I. K e l a s. Kurikulum 2013

HISTORY OF ECO-INDUSTRIAL

BAB II PERENCANAAN KINERJA

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG

RENCANA STRATEGIS DINAS CIPTA KARYA TATA RUANG DAN KEBERSIHAN KABUPATEN GROBOGAN Tahun 2011 sd Tahun 2016

BAB II PERENCANAAN KINERJA

PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN SRI HAYATI

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berbiaya rendah (

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB III ANALISIS ISU STRATEGIS

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

GUBERNUR GORONTALO PERATURAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN LINGKUNGAN PERUSAHAAN

REPETA DEPARTEMEN KEHUTANAN TAHUN 2004

Versi 27 Februari 2017

BAB II RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)

BAB VI PENUTUP. Laporan Akhir PLPBK Desa Jipang Menuju Desa Yang Sehat, Berkembang dan Berbudaya 62

GUBERNUR NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA TIMUR NOMOR : 10 TAHUN 2012 TENTANG

Geografi LINGKUNGAN HIDUP DAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN II. K e l a s. xxxxxxxxxx Kurikulum 2006/2013

II. TINJAUAN PUSTAKA. mestinya sudah mengarah pada pertanian yang mempertahankan keseimbangan

BAB I PENDAHULUAN Gambaran Umum BPLH Kota Bandung

BAB XI. SUSTAINABLE DEVELOPMENT : Paradigma baru metode Pembangunan Ekonomi

BAB4 Prioritas & Sasaran Pembangunan Daerah

BAB II KEBIJAKAN DAN STRATEGI

BAB 5 VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1. VISI

Transkripsi:

Konsep Penataan Kota berbasis Berkelanjutan: Belajar di Eropa WIDIASTUTI

PENGERTIAN Kota yang mampu memenuhi kebutuhan masa kini tanpa mengabaikan kebutuhan generasi mendatang (Brundtland,1987) suatu interaksi antara sistem biologis dan sumberdaya, sistem ekonomi dan sistem sosial (Stern, Whitney & While, 1992) komunitas yang berkelanjutan adalah tempat yang menunjukkan bentuk perkotaan (urban form) yang kompak (Beatley, dalam Roo, 2003), Pembangunan kota berkelanjutan diartikan sebagai upaya meningkatkan kualitas kehidupan kota dan warganya tanpa menimbulkan beban bagi generasi yang akan datang akibat berkurangnya sumberdaya alam dan penurunan kualitas lingkungan (Urban21 Conference, Berlin, July 2000)

ISSU (Wheeler, 2004) 1. Pengelolaan pertumbuhan dan perencanaan tata ruang 2. Transportasi 3. Perlindungan dan restorasi lingkungan, ruang terbuka hijau 4. Kesetaraan dan keadilan 5. Pengembangan ekonomi 6. Zonasi dan perijinan pemanfaatan ruang 7. Perencanaan kota, perencanaan lanskap 8. Bentuk perkotaan (kepadatan, compact, mixed-use development) 9. Kesehatan masyarakat 10. Perumahan 11. Penggunaan energi dan sumberdaya

CIRI-CIRI mengurangi kebutuhan energi; mempromosikan swasembada pangan; mempunyai siklus makanan tertutup; permintaanya kecil terhadap air, bahan bakar dan materi lain dari luar; bentuk kotanya compact; mempunyai keseimbangan dengan wilayah lain atau kota lain.

CIRI-CIRI (Dantzig da Saaty, 1978)

CIRI-CIRI (Leittman, 1999) Memiliki jejak ekologi perkapita yang relatif rendah Tidak mengalami kemunduran kekayaan perkapita Mengurangi resiko-resiko kesehatan, meminimalkan pencemaran, memaksimalkan pemanfaatan sumberdaya terbarukan

PRINSIP (Graham Haughton and Colin Hunter, 1994) 1.Prinsip kesetaraan antar generasi (intergeneration equity) yang menjadi asas pembangunan berkelanjutan dengan orientasi masa mendatang. 2.Prinsip keadilan sosial (social justice) dalam kesenjangan akses dan distribusi sumberdaya alam secara intragenerasi untuk mengurangi kemiskinan yang dianggap sebagai faktor degradasi lingkungan. 3.Prinsip tanggung-jawab transfrontier yang menjamin pergeseran geografis dampak lingkungan yang minimal dengan upaya-upaya kompensasi. Dalam konteks perkotaan diharapkan tidak terjadi pemanfaatan sumberdaya alam dan penurunan kualitas lingkungan pada wilayah di luar perkotaan bersangkutan secara berlebihan yang berdampak terhadap laju pertumbuhannya.

PRINSIP (Indonesia Decentralized Environmental and Natural Resources Management Project (IDEN) dan Urban and Regional Development Institute (URDI), 2004) 1.Memiliki visi, misi dan strategi jangka panjang yang diwujudkan secara konsisten dan kontinyu melalui rencana, program, dan anggaran disertai mekanisme insentif-disinsentif secara partisipatif. 2.Mengintegrasikan upaya pertumbuhan ekonomi dengan perwujudan keadilan sosial, kelestarian lingkungan, partisipasi masyarakat serta keragaman budaya. 3.Mengembangkan dan mempererat kerjasama dan kemitraan antar pemangku kepentingan, antar-sektor, dan antar-daerah. 4.Memelihara, mengembangkan, dan menggunakan secara bijak sumberdaya lokal serta mengurangi secara bertahap ketergantungan terhadap sumberdaya dari luar (global) dan sumberdaya tidak terbarukan. 5.Meminimalkan tapak ekologis (ecological footprint) suatu kota dan memelihara dan bahkan meningkatkan daya dukung ekologis setempat. 6.Menerapkan keadilan sosial dan pengembangan kesadaran masyarakat akan pola konsumsi dan gaya hidup yang ramah lingkungan demi kepentingan generasi mendatang. 7.Memberikan rasa aman dan melindungi hak-hak publik. 8.Pentaatan hukum yang berkeadilan. 9.Menciptakan iklim yang kondusif yang mendorong masyarakat yang belajar terhadap perbaikan kualitas kehidupan secara terus-menerus.

PRINSIP (Iwan Kustiawan, 2013) 1. Menciptakan dan preservasi terhadap bentuk-bentuk yang kompak dan berkepadatan lebih tinggi. 2. Mempertahankan lahan pertanian di sekitar kawasan perkotaan 3. Menyediakan penggunaan lahan campuran. 4. Mempertahankan kawasan terbangun yang telah ada 5. Menyediakan ruang terbuka hijau 6. Mendorong ukuran kapling perumahan yang berukuran sedang/menengah 7. Membatasi bangunan-bangunan untuk berukuran sedang. 8. Menyediakan bangunan yang beragam jenis, ukuran dan umur

PRINSIP Panca E (Research Triangle Institute, 1996) 1. Environment (ecology) 2. Economy (employment) 3. Equity 4. Engagement 5. Energy

COMPACT CITY

PERMASALAHAN PENERAPAN Kurangnya infrastruktur sosial yang disebabkan oleh pertumbuhan penduduk yang melebihi pertumbuhan ekonomi. Meningkatnya hunian liar (sgutter). Spekulasi tanah. Sulitnya urban redevelopment melalui demolisi permukiman kumuh. Lemahnya sistem transportasi public. Kurangnya kapasitas perencanaan kota.

Ekosistem Perkotaan Masukanmasukan yang dilakukan manusia Produk-produk Masukanmasukan alami Limbah sampah

Pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Satterhwaite, 2001) Tujuan 1: Pemenuhan kebutuhan saat ini. Aplikasinya: Pemenuhan Ekonomi Pemenuhan sosial, budaya, lingkungan, dan kesehatan Pemenuhan politik

Tujuan 2: tanpa mengurangi kemampuan generasi yang akan datang untuk dapat memenuhi kebutuhannya. Aplikasinya: Meminimalkan penggunaan unrenewable sources Memanfaatkan yang berkelanjutan bagi keterbatasan sumberdaya yang alam yang terbarukan Limbah organik tidak melebihi kapasitas sumber alam untuk memperbaharui Limbah unorganik tidak boleh melebihi kapasitas tempat pembuangan lokal

PENCAPAIAN (Forum Sustainable Urban Development,SUD) Pilar governance sebagai perangkat pengaturan, pelaksanaan, dan kontrol dielaborasi sebagai prinsip analisis 5R, meliputi : 1. Kewajiban dan tanggungjawab (responsibility) untuk melaksanakan dan mengimplementasikan pembangunan kota berkelanjutan. 2. Hak (right) untuk menjalankan kebijakan dan program pembangunan kota keberlanjutan yang menjadi kepentingan publik secara luas. 3. Risiko (risk), sebagai pertimbangan pengambilan keputusan pembangunan kota berkelanjutan kini dan pada masa mendatang. 4. Manfaat (revenue) penyelenggaraan kebijakan dan program pembangunan kota berkelanjutan bagi publik kini dan pada masa mendatang. 5. Hubungan (relation), sebagai manifestasi koordinasi para pemangku kepentingan untuk mengoptimalkan perwujudan pembangunan kota berkelanjutan.

Morfologi Kota: kompak GRENOBLE

TRANSPORTASI 5 lignes de tramways 50 lignes de bus 103 rames 18 parkings-relais pour 2 800 places de stationnement 73,2 millions de voyages en 2010

Ruang terbuka publik

KONTROL KUALITAS LINGKUNGAN Test kualitas udara rutin Test kualitas air minum rutin Pemanfaatan air dan nuklir sbg sumber energi Pengelolaan sampah padat dan cair yang terpadu Pemisahan jenis-jenis sampah

PENGADAAN AIR BERSIH DAN ENERGI

PENGELOLAAN SAMPAH

AIR MINUM

SARLAT LA CANEDA