PENGARUH SUHU TERHADAP KADAR VITAMIN C PADA PEMBUATAN TEPUNG TOMAT

dokumen-dokumen yang mirip
TEKNOLOGI PEMBUATAN SAUS TOMAT Oleh: Masnun Balai Pelatihan Pertanian Jambi I. PENDAHULUAN

PENDAHULUAN. Buah-buahan tidak selalu dikonsumsi dalam bentuk segar, tetapi sebagian

I. PENDAHULUAN. yaitu permen keras, permen renyah dan permen kenyal atau permen jelly. Permen

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. buahnya. Dilihat dari bentuk daun dan buah dikenal ada 4 jenis nanas, yaitu Cayene

BAB I PENDAHULUAN. bahan dalam pembuatan selai adalah buah yang belum cukup matang dan

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai : (1.1.) Latar Belakang, (1.2.) Identifikasi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan teknologi pangan semakin maju seiring dengan perkembangan zaman. Berbagai inovasi pangan dilakukan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai

I. PENDAHULUAN. Sayur-sayuran dan buah-buahan adalah jenis komoditi pertanian yang mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. selai adalah buah yang masak dan tidak ada tanda-tanda busuk. Buah yang

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. aroma spesifik dan mempunyai nilai gizi cukup tinggi. Bagian kepala beratnya

KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS TAPE SINGKONG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Taksonomi Dan Morfologi Tanaman Durian. Kingdom : Plantae ( tumbuh tumbuhan ) Divisi : Spermatophyta ( tumbuhan berbiji )

I. PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang Masalah, (2)

LAPORAN ILMU TEKNOLOGI PANGAN Pembotolan Manisan Pepaya. Oleh :

Pengawetan pangan dengan pengeringan

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Seiring dengan berkembangnya zaman, masyarakat semakin

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

PENGARUH PENAMBAHAN GULA PASIR DAN GULA MERAH TERHADAP TINGKAT KESUKAAN DODOL NANAS

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai : (1) Llatar Belakang, (2) Identifikasi

KOMPARASI UJI KARBOHIDRAT PADA PRODUK OLAHAN MAKANAN DARI TEPUNG TERIGU DAN TEPUNG BIJI NANGKA (Artocarpus heterophyllus)

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar belakang, (2) Identifikasi

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan akan vitamin dan mineral yang diperoleh dari buah-buahan

TINJAUAN PUSTAKA. Daging ayam juga merupakan bahan pangan kaya akan gizi yang sangat. diperlukan manusia. Daging ayam dalam bentuk segar relatif

I. PENDAHULUAN. Jamur tiram (Pleurotus ostreatus) merupakan salah satu jenis sayuran sehat yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Penyebaran ubi kayu atau singkong ke seluruh wilayah nusantara terjadi pada

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. karbohidrat, 1500 si vitamin A, 0,6 mg vitamin B, 40 mg vitamin C, 5 mg

TINJAUAN PUSTAKA. pisang raja berasal dari kawasan Asia Tenggara dan pulau-pulau pasifik barat. Selanjutnya

TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman terung belanda berbentuk perdu yang rapuh dengan

PROSIDING SEMINAR NASIONAL DUKUNGAN INOVASI TEKNOLOGI DALAM AKSELERASI PENGEMBANGAN AGRIBISNIS INDUSTRIAL PEDESAAN. Malang, 13 Desember 2005

TANAMAN PENGHASIL PATI

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Anonim (2011), produksi tomat Indonesia dari tahun 2008 hingga tahun

II. TINJAUAN PUSTAKA. Selatan. Buah naga sudah banyak di budidayakan di Negara Asia, salah satunya di

PEMBUATAN SUSU DARI KULIT PISANG DAN KACANG HIJAU

PEMANFAATAN KACANG HIJAU (PHASEOLUS RADIATUS L ) MENJADI SUSU KENTAL MANIS KACANG HIJAU

BAB I PENDAHULUAN. alternatif pengganti beras dan sangat digemari oleh masyarakat Indonesia.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. dan mempertahankan kesegaran buah. Pada suhu dingin aktivitas metabolisme

TINJAUAN PUSTAKA. berat kering beras adalah pati. Pati beras terbentuk oleh dua komponen yang

Bab I. Pendahuluan I-10 BAB I PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. biji cempedak ini menggunakan jenis penelitian deskriptif, dimana. kriteria tertentu yang diharapkan dalam penelitian.

I. PENDAHULUAN. Kabupaten Lampung Barat merupakan salah satu kabupaten penghasil sayuran

I. PENDAHULUAN. makanan selingan berbentuk padat dari gula atau pemanis lainnya atau. makanan lain yang lazim dan bahan makanan yang diijinkan.

KUALITAS TEPUNG BERAS SEBAGAI BAHAN BAKU CAMPURAN RAGI TEMPE (Rhizopus oligosporus) DILIHAT DARI HASIL PRODUKSI TEMPE KEDELAI ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. seperti Indonesia. Salah satu genus umbi-umbian yaitu genus Dioscorea atau

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara dengan penghasil komoditi pertanian yang

BAB I PENDAHULUAN. Bab I Pendahuluan

PENDAHULUAN. (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran,

BAB I PENDAHULUAN. muda, apalagi mengetahui asalnya. Bekatul (bran) adalah lapisan luar dari

BAB I PENDAHULUAN. Protein (KEP). KEP merupakan suatu keadaan seseorang yang kurang gizi

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

II. TINJAUAN PUSTAKA Nugget Ayam Menurut SNI (2002) nugget merupakan salah satu produk olahan daging

BAB I PENDAHULUAN. panjang cm dan garis tengah cm. Buah nangka terdiri atas

BAB I PENDAHULUAN. masih bertumpu pada beras. Meskipun di beberapa daerah sebagian kecil penduduk

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Tomat

II. TINJAUAN PUSTAKA. tapioka menjadi adonan yang kemudian dibentuk menjadi bola-bola seukuran bola

TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman dan Buah Manggis (Garcinia mangostana L.)

I PENDAHULUAN. selain sebagai sumber karbohidrat jagung juga merupakan sumber protein yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tidak ada petualang dunia, tanaman cabai (Capsicum sp) tidak akan dikenal oleh. sebagai salah satu daerah dari benua Asia.

II. TINJAUAN PUSTAKA. dan banyak tumbuh di Indonesia, diantaranya di Pulau Jawa, Madura, Sulawesi,

BAB I PENDAHULUAN. yang cukup murah. Selain itu, jambu biji juga memiliki khasiat untuk

BAB I PENDAHULUAN. upaya untuk menyelamatkan harga jual buah jambu getas merah terutama

BAB I PENDAHULUAN. Kandungan gizi pada ikan adalah protein, lemak, vitamin-vitamin, mineral,

BAB I PENDAHULUAN. (karbohidrat, lemak, protein, vitamin, mineral, dan air) menjadi. ditemui, tetapi KVA tingkat subklinis, yaitu tingkat yang belum

BAB I PENDAHULUAN. Protein (KEP). KEP merupakan suatu keadaan seseorang yang kurang gizi

TELUR ASIN 1. PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA. yang telah mengalami pemanasan sampai setengah matang (precooked), kemudian

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Banyak masyarakat Indonesia mengkonsumsi buah-buahan bertujuan untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Buah kersen merupakan buah yang keberadaannya sering kita jumpai

BAB I PENDAHULUAN. didalamnya terkandung senyawa-senyawa yang sangat diperlukan untuk

UJI ORGANOLEPTIK FRUITGHURT HASIL FERMENTASI LIMBAH BUAH ANGGUR (Vitis vinifera) OLEH Lactobacillus bulgaricus SKRIPSI

PEMBUATAN KERIPIK PEPAYA MENGGUNAKAN METODE PENGGORENGAN VACUUM DENGAN VARIABEL SUHU DAN WAKTU

Buletin Peternakan Edisi IV 2017 Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Prov. Sulawesi Selatan

1 I PENDAHULUAN. Penelitian, (1.5) Kerangka Pemikiran, (1.6) Hipotesis Penelitian, dan (1.7) Waktu

BAB I PENDAHULUAN. Mutu gizi makanan seseorang dapat diperbaiki dengan mengkonsumsi

I. PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, (7) Waktu dan Tempat Penelitian.

KERUSAKAN BAHAN PANGAN TITIS SARI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. disukai oleh masyarakat mulai dari anak-anak, remaja, dewasa, hingga

PEMANFAATAN WORTEL (Daucus carota) DALAM PEMBUATAN MIE BASAH SERTA ANALISA MUTU FISIK DAN MUTU GIZINYA

Gambar 1. Beberapa varietas talas Bogor

PENDAHULUAN. penduduk sehingga terjadi masalah hal ketersediaan pangan. Ketergantungan pada

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara tropis yang kaya akan buah-buahan. Iklim di

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA. kacang-kacangan lainnya yang dibuat secara tradisional dengan bantuan jamur

PAPER BIOKIMIA PANGAN

Gambar.1. Buah Salak Segar

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan kelangsungan hidup saja, tetapi seberapa besar kandungan gizi

4. PEMBAHASAN 4.1. Analisa Kimia

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Hasil sidik ragam pada lampiran 3a, bahwa pemberian KMnO 4 berpengaruh terhadap

Transkripsi:

PROSIDING SEMINAR NASIONAL REKAYASA KIMIA DAN PROSES 24 ISSN : 1411-4216 PENGARUH SUHU TERHADAP KADAR VITAMIN C PADA PEMBUATAN TEPUNG TOMAT C.Sri.Budiyati dan Kristinah Haryani Jurusan Teknik Kimia, FakultasTeknik Universitas Diponegoro Jl.Prof. Sudarto,SH. Tembalang, Semarang Abstrak Tanaman tomat dapat tumbuh subur di berbagai daerah yang berhawa dingin di Indonesia. Masa panen buah tomat biasanya terjadi pada musim kemarau, karena pada musim penghujan banyak tanaman yang rusak dan buah tomat cepat busuk. Buah tomat tidak tahan lama dalam penyimpanan sehingga pada musim panen harga buah tomat sangat rendah. Petani terpaksa menjual dengan harga rendah sebab kalau disimpan tomat dengan cepat akan membusuk. Untuk mengatasi hal tersebut perlu diupayakan cara pengawetan buah tomat. Salah satu cara pengawetan buah tomat yaitu dikeringkan kemudian dibuat tepung. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pembuatan tepung dari buah tomat segar, dan juga mempelajari pengaruh suhu proses pengeringan, varietas buah tomat terhadap kadar vitamin C dalam tepung buah tomat. Pengeringan dilaksanakan dengan tray dryer pada suhu proses 4 C, 5 C, 6 C dan 7 C. Analisis Kimia dilakukan terhadap kadar air, kadar abu, kadar gula, kadar total asam dan kadar vitamin C. Uji organoleptik dilakukan terhadap rasa dan aroma.. Hasil tepung tomat yang relatif baik diperoleh dari tomat jenis sayur pada suhu pengeringan 7 o C selama 9 jam dengan kadar vitamin C 24.64mg/1g dan kadar air 5,4 %. Kata kunci : tepung tomat, pengeringan, vitamin C, suhu Pendahuluan Tomat (Lycopersium Esculentum Mill.) bukan tanaman asli Indonesia. Tanaman ini diduga berasal dari Amerika, terutama Amerika Tengah dan Amerika Selatan, tetapi dapat tumbuh subur di Indonesia, terutama didaerah dingin. Buah tomat banyak mengandung zat-zat yang bermanfaat bagi tubuh manusia. Zatzat yang terkandung di dalamnya antara lain vitamin C, Vitamin A (karoten), dan mineral. Pada saat panen raya harga buah tomat sangat rendah di tingkat petani sementara buah tomat mudah mengalami pembusukan.untuk mengatasi masalah tersebut, buah tomat dapat dikeringkan dan diolah menjadi tepung supaya tahan lama (Trubus,.21) Pada penelitian ini buah tomat dikeringkan didalam tray dryer kemudian diolah menjadi tepung. Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh suhu pengeringan dan varietas buah tomat terhadap kadar vitamin C dalam tepung tomat yang dihasilkan.dari hasil penelitian ini diharapkan diperoleh tepung tomat yang bermutu baik dengan proses sederhana Tomat Tanaman tomat (Lycopersium esculentum Mill) merupakan tumbuhan jenis perdu dan termasuk ke dalam golongan tanaman berbunga (Angiospermae). Sebenarnya tanaman tomat memang bersifat racun, karena mengandung lycopersicin. Akan tetapi kadar racunnya rendah dan akan hilang dengan sendirinya apabila buah telah tua dan matang, karena racun ini pulalah, tomat yang masih mudah terasa getir dan berbau tidak enak. Tomat yang sudah tua dan masak, banyak mengandung air dan rasanya manis. Dalam klasifikasi tumbuhan, tomat termasuk kelas berkeping dua. Para ahli botani mengklasifikasikan tanaman tomat sebagai berikut : Kelas : Dicotyledoneae Bangsa : Tubiflorae Suku : Solanaceae Marga : Solanum Jenis : Lycopersium esculentum Mill Buah tomat banyak mengandung vitamin C, vitamin A dan mineral yang bermanfaat bagi tubuh manusia Kandungan gizi buah tomat secara lengkap dapat dilihat pada tabel 1 berikut ini : G-3-1

Tabel 1. Kandungan gizi dalam tiap 1 gram buah tomat Kandungan gizi Tomat muda Tomat masak Energi (kal) Protein (g) Lemak (g) Karbohidrat (g) Kalsium (mg) Fosfor (mg) Zat besi (mg) Vitamin A (S.I.) Vitamin B1 (mg) Vitamin C (mg) Air (g) Sumber : Direktorat Gizi Depkes RI,1979. 23, 2,,7 2,3 5, 27,,5 32,,7 3, 93, 2, 1,,3 4,2 5, 27,,5 1.5,,6 4, 94, Buah tomat mengandung total padatan dari 7, % sampai 8,5 %, kira-kira 1, % adalah kulit dan biji. Persen padatan dalam buah tomat dipengaruhi bermacam-macam faktor, antara lain varietas tomat dan terutama jumlah turun hujan selama pertumbuhan dan pemanenan (Gould, 1974). Karbohidrat dalam buah tomat mempunyai peranan penting dalam menentukan karakteristik buah tomat, misalnya rasa, warna, tekstur, dan lain-lain. Pada umumnya buah-buahan mengandung monosakarida seperti glukosa dan fruktosa. Selama proses pemasakan kandungan pati dalam buah tomat mengalami perubahan menjadi gula-gula pereduksi yang meninbulkan rasa manis. Vitamin C yang terdapat dalam buah tomat akan memelihara kesehatan gigi dan gusi, mempercepat sembuhnya luka-luka, menghindarkan penyakit yang dikenal dengan nama Scurvy (skorbut), serta melawan kecondongan kepada pendarahan pembuluh darah yang halus.vitamin A yang dikandung dalam buah tomat dapat membantu penyembuhan buta malam. (Tugiyono,1985). Vitamin C dan Suhu Vitamin C adalah vitamin yang tergolong larut dalam air dan mudah mengalami oksidasi. Vitamin C dapat terbentuk sebagai asam L-askorbat dan asam L-dehidroaskorbat, keduanya mempunyai keaktifan sebagai vitamin C. Asam askorbat sangat mudah teroksidasi secara reversible menjadi asam L- dehidroaskorbat. Asam L-dehidroaskorbat secara kimia sangat labil dan mengalami perubahan lebih lanjut menjadi asam L-diketogulonat yang tidak memiliki keaktifan vitamin C lagi. Secara lengkap reaksi perubahan vitamin C dapat dilihat pada gambar 1. O O O C C HO C HO C O C O C O O HO C -2H O C OH - O C H C +2H H C H C OH HO C H HO C H OH C H H C OH H C O H C OH H H H as. L-askorbat as. L-dehidroaskorbat as. L-diketogulonat Gambar 1. Reaksi perubahan vitamin C (Sumber : Winarno, 1984) G-3-2

Suhu berpengaruh terhadap resistensi vitamin C, resitensi vitamin C berkurang dengan bertambahnya suhu perlakuan. Pada proses pengeringan pengeluaran udara merupakan sesuatu yang penting, karena bahan (buah-buahan) yang mengandung udara di dalamnya dan di proses pada suhu tinggi akan merusakkan seluruh vitamin C-nya. Pada pemrosesan buah tomat dengan suhu rendah dimana suhu buah kurang dari 6 C, vitamin C tidak akan terlalu banyak mengalalami kerusakan. Waktu pengeringan yang singkat juga akan memperkecil laju oksidasi vitamin C. Pengeringan Pengeringan adalah suatu cara untuk mengeluarakan atau menghilangkan kandungan air yang berada dalam suatu bahan dengan menguapkan sebagian besar air yang terkandung di dalam bahan tersebut. Metode yang sering digunakan dengan bantuan panas sampai diperoleh kadar air tertentu (kurang dari 1 %) sehingga mikroorganisme tidak dapat tumbuh lagi di dalamnya. Salah satu jenis alat pengering yang menggunakan bantuan panas dan mudah dioperasikan adalah tray dryer.(brown,195) Metodologi Penelitian Buah tomat matang dicuci, kemudian dihancurkan dan disaring untuk memisahkan bubur tomat tersebut dari kulit dan bijinya, lalu dikeringkan dalam alat tray dryer pada suhu 4 o C, 5 o C, 6 o C dan 7 o C. Setiap tiga jam dianalisa kadar vitamin C nya, pengeringan dilakukan sampai kadar air kurang dari 1 %. Setelah dikeringankan tomat dihancurkan kemudian disaring dan dianalisa kadar vitamin C nya. Buah tomat yang digunakan dari jenis tomat buah dan tomat sayur. Hasil dan Pembahasan Selama pengolahan buah tomat menjadi tepung tomat kadar vitamin C mengalami penurunan., karena vitamin C akan terdestruksi menjadi asam L-dehidroaskorbat, asam ini sangat labil sehingga mudah mengalami perubahan lebih lanjut menjadi asam L-diketogulonat yang tidak memiliki keaktifan vitamin C lagi. Tabel 2 Hubungan suhu dan waktu proses dengan kadar vitamin C selama proses pembuatan tepung buah tomat (mg/1g) Jenis Buah ( A 1 ) Sayur (A 2 ) Suhu Waktu Proses ( jam ) Proses ( C) 3 6 9 11 12 13 4 31.68 28.16 28.16 24.64 21.12 17.6 1.56 Kadar air % 94 - - - - - 8.75 5 31.68 28.16 24.64 21.12 17.6 14.8 Kadar air % 94 - - - - 7.6 6 31.68 28.16 24.64 21.12 Kadar air % 94 - - - 7 31.68 24.64 24.64 21.12 Kadar air % 94 - - 5.5 17.6 4 35.2 35.2 31.68 24.64 21.12 14.8 1.56 Kadar air % 93.5 - - - - - 8.5 5 35.2 31.68 31.68 24.64 17.6 14.8 Kadar air % 93.5 - - - - 7.2 6 35.2 28.16 24.64 21.12 17.6 Kadar air % 93.5 - - - 6.4 7 35.2 28.16 24.64 24.64 Kadar air % 93.5 - - 5.4 6.8 G-3-3

35 3 Kadar Vitamin C 25 2 15 1 Suhu 4 C Suhu 5 C Suhu 6 C Suhu 7 C 5 5 1 15 Waktu Proses (jam) Grafik 1 pengaruh suhu terhadap kadar vitamin C pada pembuatan tepung tomat jenis buah 4 35 3 Kadar Vitamin C 25 2 15 1 Suhu 4 C Suhu 5 C Suhu 6 C Suhu 7 C 5 5 1 15 Waktu Proses (jam) Grafik 2 pengaruh suhu terhadap kadar vitamin C pada pembuatan tepung tomat sayur jenis G-3-4

Dari hasil penelitian yang dapat dilihat pada tabel 2,pada pengeringan dengan suhu yang tinggi dengan waktu yang relatif singkat mempunyai pengaruh yang lebih kecil terhadap penguraian vitamin C daripada pengeringan dengan suhu yang lebih rendah dengan waktu yang lebih lama. (Winarno, 1984) Kadar vitamin C paling tinggi terdapat dalam tepung tomat sayur yang dikeringkan pada suhu 7 C dengan waktu proses 9 jam, kadar vitamin C paling rendah terdapat dalam tepung tomat sayur yang dikeringkan pada suhu 4 C dengan waktu 13 jam. Berdasarkan hasil penelitian yang dapat dilihat pada tabel 2, proses pengeringan pada suhu 7 C lebih baik daripda suhu 6 C, 5 C dan 4 C, karena kerusakan vitamin C nya paling kecil sampai diperoleh tepung tomat dengan kadar air lebih kecil dari 1% Hal ini disebabkan waktu proses yang dibutuhkan lebih singkat, sehingga kerusakan vitamin C akibat oksidasi dengan udara akan lebih kecil. Kesimpulan Dari hasil penelitian dapat diambil kesimpulan bahwa : Kondisi yang relatif baik untuk proses pembuatan tepung buah tomat pada suhu 7 C selama 9 jam. Suhu proses berpengaruh terhadap penurunan kadar vitamin C pada pembuatan tepung buah tomat. Ucapan Terimakasih Terimakasih yang sebesar-besarnya kami sampaikan kepada saudara Fitria Anggraeni dan Lusi Irmayanti atas bantuannya hingga terselenggarakannya penelitian ini. DAFTAR PUSTAKA Brown, G.,G (195), Unit Operation, Jhon Willey & Sons, New York. Gould, W.A., (1974), Tomato Production, Processing and Quality Evaluation, The AVI Publishing Co., Inc., Westport, Connecticut. Majalah Trubus, 21, Kiat Agar Tomat Tahan Lama. Meyer, L.H., (1961), Food Chemistry, Modern Asia Edition, Reinhold Publishing Co., Inc., New York. Nasoetion, A.H. dan Darwin, K., (1985), Vitamin, PT Gramedia, Jakarta. Villareal, R.L., (1984), Tomato in the Tropics, West View Press, Bolder, Colorado. Winarno, F.G., (1984), Kimia Pangan dan Gizi, PT Gramedia, Jakarta. G-3-5