BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu tujuan yang ingin dicapai dalam mendirikan suatu perusahan antara lain adalah untuk memperoleh keuntungan. Hal tersebut mesti diiringi dengan tingkat kesehatan perusahaan yang baik karena akan menarik minat investor untuk menanam modal ke perusahaan yang dimiliki. Perusahaan yang sehat ditandai dengan eksistensi dalam perekonomiannya yang berjalan sangat lancar sehingga memberikan efek positif terhadap citra maupun finansial perusahaan. Namun tidaklah selamanya perekonomian berjalan lancar karena pasti ada kegagalan yang dapat menghambat laju perekonomian perusahaan. Ada dua macam kegagalan yang akan menyebabkan terjadinya kebangkrutan, yaitu kegagalan ekonomi dan kegagalan keuangan. Kegagalan ekonomi suatu perusahaan dikaitkan dengan ketidakseimbangan antara pendapatan dengan pengeluaran. Sementara itu, sebuah perusahaan dikategorikan tidak sehat (bangkrut) jika perusahaan tersebut tidak mampu membayar kewajibannya pada waktu jatuh tempo, meskipun total seluruh pendapatan melebihi jumlah kewajiban-kewajiban perusahaan yang harus dibayar. Menurut Parahita (2011), Tidak ada satu pun perusahaan yang dapat terhindar dari resiko kebangkrutan karena tidak ada bisnis yang dapat berjaya selamanya. Kombinasi dari melemahnya prospek industri ke depan digabungkan dengan mismanagement dapat berakibat fatal bagi suatu perusahaan. Potensi kebangkrutan akan semakin menguat pada saat ekonomi berada di ambang resesi. Melemahnya daya beli masyarakat akan menguji kokohnya suatu perusahaaan.
Untuk mengevaluasi tingkat kesehatan suatu perusahaan perlu dibentuk sebuah bentuk model peramalan dengan menggunakan salah satu teknik dalam statistik yaitu analisis diskriminan. Analisis diskriminan adalah suatu fungsi pembeda yang bertujuan untuk mengklasifikasikan suatu individu atau observasi ke dalam kelompok yang saling bebas (mutually exclusive/disjoint) dan menyeluruh (exhaustive) berdasarkan sejumlah faktor penjelas. Analisis diskriminan digunakan jika variabel tak bebasnya berupa kelompok, bisa dikotomus (dua kelompok, misalnya laki-laki dan perempuan) atau multidikotomus (lebih dari dua kelompok) sedangkan variabel bebasnya adalah berupa interval atau rasio. Selanjutnya dicari fungsi diskriminan yang dapat membedakan objek tertentu masuk kelompok yang mana dan fungsi diskriminan ini dibentuk dengan memaksimumkan jarak antar kelompok, sehingga memiliki kemampuan untuk membedakan antar kelompok. Variabel bebas yang digunakan dalam penelitian ini adalah rasio-rasio keuangan yang biasa digunakan dalam Metode Altman dan ditambah dengan rasiorasio keuangan lain dalam ilmu akuntansi dan yang diduga dapat mempengaruhi tingkat kesehatan keuangan. Rasio tersebut diantaranya adalah rasio antara total pendapatan dengan hutang lancar, rasio antara keuntungan yang ditahan dengan total pendapatan dan lain-lain. Dari rasio-rasio tersebut akan dapat diketahui rasio apa saja yang menjadi faktor utama dalam penentuan tingkat kesehatan perusahaan dengan menggunakan metode analisis diskriminan. Ada juga beberapa metode serupa dalam bidang statistik yang dapat digunakan pada kasus dalam penelitian ini yaitu menentukan prediksi tingkat kesehatan suatu perusahaan. Namun metode analisis diskriminan ini diharapkan dapat memberikan gambaran yang lebih rinci karena metode ini mempunyai kemampuan sebagai alat analisis untuk membedakan suatu objek ke dalam suatu kelompok tertentu. Metode ini dapat digunakan tanpa perlu memperhatikan ukuran perusahaan. Metode ini mampu menghasilkan suatu penilaian, yaitu Z CU (Discriminant Score) yang dapat digunakan untuk membuat prediksi. Jika Z CU mulai turun dengan tajam maka perusahaan harus berhati-hati karena berisiko tinggi untuk menuju level tidak sehat yang tidak menutup kemungkinan menjadi bangkrut. Semakin awal tanda-tanda tingkat kesehatan perusahaan diketahui semakin baik pula bagi seluruh pihak terkait.
Analisis diskriminan dalam penelitian ini dilakukan untuk melihat prediktor yang paling baik untuk mengolompokkan tingkat kesehatan perusahaan berdasarkan rasio-rasio keuangan yang mempengaruhinya. Pada penelitian ini terdapat dua kelompok tingkat kesehatan perusahaan sehingga hanya akan diperoleh satu fungsi diskriminan. Meskipun analisis regresi logistik juga dapat digunakan dalam hal ini namun analisis diskriminan lebih sesuai untuk digunakan. Jika tujuan analisis ini lebih mengarah untuk melihat probabilitas suatu pengklasifikasian objek ke dalam kelompok tertentu, sebaiknya menggunakan analisis regresi logistik. Berdasarkan penjelasan tersebut penulis memilih judul Aplikasi Analisis Diskriminan Dalam Penentuan Rasio-Rasio Keuangan Yang Mempengaruhi Tingkat Kesehatan Perusahaan Pada Bursa Efek Indonesia. 1.2 Perumusan Masalah Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimana Analisis Diskriminan dapat digunakan dalam mengukur tingkat kesehatan suatu perusahaan. 2. Bagaimana mengklasifikasikan tingkat kesehatan perusahaan pada Bursa Efek Indonesia sesuai dengan rasio keuangan yang mempengaruhinya. 1.3 Pembatasan Masalah Pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Penelitian ini hanya dilakukan pada perusahaan-perusahaan terdaftar pada Bursa Efek Indonesia. 2. Hanya digunakan dalam pengklasifikasian rasio-rasio keuangan apa saja yang mempengaruhi tingkat kesehatan perusahaan dengan menggunakan analisis diskriminan.
1.4 Tinjauan Pustaka Fakhrurozi (2007), melakukan penelitian tentang pengaruh kebangkrutan bank terhadap harga saham perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta dan dengan menggunakan teknik statistika analisis diskriminan berganda altman, peneliti menyimpulkan bahwa dari tahun 2003 sampai dengan tahun 2005 seluruh perusahaan perbankan masuk dalam kategori bangkrut. Selain itu Heru Airlangga (2000) juga melakukan penelitian yang menitikberatkan terhadap rasio analisis keuangan dengan menggunakan multiple discriminant analysis altman sebagai alat untuk memprediksi kebangkrutan suatu perusahaan yang menggunakan data dari laporan neraca keuangan PT Wihani Grafindo dan peneliti tersebut menarik kesimpulan bahwa perusahaan PT Wihani Grafindo adalah perusahaan yang memiliki kondisi keuangan yang rawan akan terjadinya kebangkrutan. Berdasarkan hasil tersebut, maka penulis mengajukan saransaran yaitu: perusahaan sebaiknya mengurangi proporsi penggunaan hutang dan meningkatkan proporsi modal sendiri. Hal ini dilakukan untuk mengurangi beban bunga yang harus ditanggung perusahaan apabila perusahaan menggunakan hutang dalam struktur modalnya. Selain itu, perusahaan harus mampu meningkatkan volume penjualan tiap tahunnya dengan cara lebih mengintensifkan Bagian Pemasaran untuk melakukan promosi ke setiap instansi, baik itu pemerintah maupun swasta agar mendapatkan order dari instansi tersebut. Menurut Simamora (2005), analisis diskriminan mirip dengan regresi linear berganda (multiple regression). Perbedaannya, analisis diskriminan digunakan jika variabel dependennya kategoris (menggunakan skala ordinal ataupun skala nominal) dan faktor independennya menggunakan skala metrik (interval dan rasio). Sedangkan dalam regresi, variabel independen dapat berupa metrik maupun nonmetrik. Model analisis diskriminan adalah sebuah persamaan yang menunjukkan suatu kombinasi linier dari berbagai variabel independen.
Model analisis diskriminan berkenaan dengan kombinasi linear yang bentuknya sebagai berikut: Di = b 0 + b 1 X i1 + b 2 X i2 + b 3 X i3 + + b j X ij Keterangan: b o = Intersep b j = Slope (kemiringan) X ji = variabel bebas Dalam Analisis Diskriminan ada beberapa asumsi yang harus dipenuhi yaitu: 1. Multivariate Normality Bila menggunakan teknik analisis multivariat dengan analisis diskriminan, variabel independen seharusnya berdistribusi normal. Jika data tidak berdistribusi normal, hal ini akan menyebabkan masalah pada ketepatan fungsi (model) diskriminan. Regresi Logistik bisa dijadikan alternatif metode jika memang data tidak berdistribusi normal. 2. Matriks kovarians dari semua variabel independen harusnya sama (equal). 3. Tidak adanya data yang sangat ekstrim (outlier) pada variabel independen. Jika ada data outlier yang tetap diproses, hal ini berakibat berkurangnya ketepatan klasifikasi dari fungsi diskriminan. 4. Tidak adanya multikolinearitas antar variabel independen. Multikolinearitas terjadi bila ada variabel independen yang berkolerasi sangat kuat dengan variabel independen lainnya (Yasril hal 77). Setyorini (1993:3) mengatakan bahwa dalam penelitian Altman ada lima rasio keuangan yang digunakan yaitu Cash flow to total debt, Net income to total assets, Total debt to total assets,working capital to total assets dan Current ratio. Beberapa tahun berikutnya Setyorini (1999:4) kembali membuat tulisan yang menyatakan bahwa Beaver telah menguatkan hasil temuan Altman tersebut. Beaver mengembangkan penelitian Altman dengan menambah jumlah sampel perusahaan yaitu 79 perusahaan sehat dengan 79 perusahaan bangkrut dan mengaitkan rasio keuangan perusahaan-perusahaan tersebut dengan harga sahamnya. Berdasarkan hasil
penelitiannya, Beaver memutuskan bahwa dari kedua kelompok perusahaan tersebut, lima dari rasio prediktor yang telah dimodelkan Altman tersebut menunjukkan hasil yang signifikan antara perusahaan yang sehat maupun yang gagal. Para investor pun mengakuinya dan membawa informasi rasio keuangan tersebut ke harga saham. Adnan dan Kurniasih (2000:147) dalam Analisis Tingkat Kesehatan Perusahaan untuk Memprediksi Potensi Kebangkrutan dengan Pendekatan Altman. penelitian ini memperkuat formula dan penelitian yang telah dilakukan oleh Altman, karena hasil penelitiannya menunjukkan bahwa sepuluh perusahaan yang menjadi objek penelitiannya setelah dianalisis dengan menggunakan formula yang telah ditemukan Altman, seluruhnya mempunyai rasio keuangan dengan tingkat resiko keuangan yang tinggi karena rasionya di bawah 1,20. Penelitian ini juga membuktikan bahwa kebangkrutan perusahaan dapat diukur dua tahun sebelum perusahaan itu mengalami kebangkrutan. 1.5 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendiskriminasi (mengelompokkan) rasiorasio keuangan yang mempengaruhi tingkat kesehatan suatu perusahaan serta mengetahui rasio keuangan yang lebih dominan mempengaruhi tingkat kesehatan perusahaan. 1.6 Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Memberi informasi mengenai kondisi kinerja keuangan perusahaan dan menjadikannya sebagai bahan pertimbangan untuk pengambilan keputusan yang berkaitan dengan masalah keuangan. 2. Bahan acuan untuk penelitian sejenis di masa yang akan datang
1.7 Metodologi Penelitian Langkah-langkah yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Pengumpulan Data Dalam penelitian ini data yang digunakan adalah data sekunder. Data sekunder ini berasal dari catatan laporan keuangan beberapa perusahaan Listing (pencantuman suatu Efek dalam daftar Efek yang tercatat di Bursa sehingga dapat diperdagangkan di Bursa) maupun perusahaan Delisting (penghapusan Efek dari daftar Efek yang tercatat di Bursa sehingga Efek tersebut tidak dapat diperdagangkan di Bursa) pada Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2008. Berdasarkan peraturan pencatatan Bursa Efek Jakarta No. 1B tahun 2000 dan 2001 menyebutkan kriteria perusahaan Delisting adalah sebagai berikut: 1. Selama tiga tahun berturut-turut menderita rugi atau terdapat saldo rugi sebesar 50% atau lebih dari modal disetor dalam neraca perusahaan pada tahun terakhir. 2. Selama tiga tahun berturut-turut tidak membayar deviden tunai (untuk saham) dan melakukan tiga kali cedera janji (untuk obligasi). 3. Jumlah modal sendiri kurang dari Rp 3.000.000.000,- (tiga miliar rupiah). 4. Jumlah pemegang saham kurang dari seratus pemodal (orang/badan) selama tiga bulan berturut-turut berdasarkan laporan bulanan emiten/biro Administrasi Efek. 5. Selama 6 bulan berturut-turut tidak terjadi transaksi. 6. Laporan keuangan yang disusun tidak sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum dan ketentuan yang ditetapkan oleh BAPEPAM. 7. Melanggar ketentuan bursa pada khususnya dan ketentuan pasar modal pada umumnya. 8. Melakukan tindakan-tindakan yang melanggar kepentingan umum berdasarkan keputusan instansi yang berwenang. 9. Perusahaan dilikuidasi baik karena merger, penggabungan, bangkrut, dibubarkan (reksadana) atau alasan lainnya. 10. Perusahaan dinyatakan bangkrut oleh pengadilan. 11. Perusahaan menghadapi gugatan/perkara/peristiwa yang secara material mempengaruhi kondisi dan kelangsungan hidup perusahaan.
b. Pengolahan Data Metode analisis data yang digunakan adalah teknik analisis diskriminan dengan tahapan sebagai berikut: a) Memisahkan faktor ke dalam faktor dependen dan faktor independen. b) Melakukan analisis univariat untuk mengetahui kenormalan data. c) Melakukan analisis bivariat untuk melihat korelasi antarvariabel. d) Melakukan Uji Equality. e) Pembentukan Fungsi Diskriminan. f) Menguji signifikansi dari fungsi diskriminan. g) Menguji ketepatan klasifikasi dari fungsi diskriminan. h) Melakukan interpretasi terhadap fungsi diskriminan tersebut.