BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. permasalahan yang berkaitan dengan stakeholder dan shareholder. Kondisi

Bab 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Perbankan di Indonesia mempunyai peranan yang sangat penting, salah

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan pertumbuhan perekonomian. Dalam melaksanakan fungsi. ekonomi, pasar modal menyediakan fasilitas untuk memindahkan dana

BAB II TINJAUAN TEORITIS. a. Pengertian Laporan Keuangan. mempunyai arti yang sangat penting terutama bagi pihak-pihak yang

BAB I PENDAHULUAN. Dari kedua tujuan tersebut, maka pihak manajemen harus dapat menghasilkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sekitar tahun 2008 terjadi krisis keuangan global di Amerika

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

MEMPREDIKSI TINGKAT KEBANGKRUTAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR INDUSTRI SEMEN YANG TERDAFTAR DI BEI

BAB I PENDAHULUAN. tujuan lainnya (Gitosudarmo, 2002:5). Perusahan harus terus memperoleh laba agar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Laporan keuangan yang diterbitkan oleh perusahaan merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. keuangan perusahaan. Dimana faktor terpenting untuk melihat perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB III METODA PENELITIAN. Data penelitian yang meliputi laporan keuangan yang telah dipublikasi yang

BAB I PENDAHULUAN. semakin kuat, cerdas dan semakin berisiko. Perluasan industri biasa dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam bidang keuangan karena kesalahan dan kekeliruan dalam

BAB II LANDASAN TEORI. satunya Prof. Dr. Ridwan S. Sundjaja, Drs., M.S.B.A., & Dra. Inge Berlian, Ak,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Krisis global telah menyebabkan kegiatan dunia usaha di Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan menjadi semakin ketat, baik perusahaan konvensional maupun

BAB 3 METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan bentuk dari penelitian kuantitatif, definisi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN. keuangan perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan PT. Pefindo

BAB I PENDAHULUAN. optimal dengan mempertemukan kepentingan investor selaku pihak yang

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN l.l. Latar Belakang Masalah

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Undang-Undang Republik Indonesia No. 10 Tahun 1998 tentang Perbankan

BAB I PENDAHULUAN. kebangkrutan itu sendiri. Menurut Marcelinda et al. (2014), perusahaan bisa

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia saat ini berada dalam era pembangunan yang diharapkan

BAB III METODE PENELITIAN. perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index selama 2012 sampai 2014.

BAB I PENDAHULUAN. tetapi perusahaan juga memiliki tujuan utama yaitu meningkatkan. kekayaan pemegang saham. Melihat bahwa kekayaan pemegang saham

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah explanatory research. Menurut Singarimbun dan

BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN. Objek dari penelitian dalam skripsi ini adalah seluruh perusahaan go public yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya keadaan ekonomi yang tak menentu ini membuat pemerintah perlu

ANALISIS PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL TERHADAP RETURN SAHAM PERUSAHAAN LQ 45 YANG TERDAFTAR DI BEI PERIODE

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perekonomian tumbuh dan berkembang dengan berbagai macam

MANFAAT ANALISIS DU PONT UNTUK MEMPREDIKSI POTENSI KEBANGKRUTAN (Studi Kasus pada Indeks LQ-45) SKRIPSI. Oleh : IKA RATNAWATI /FE/EA

BAB I PENDAHULUAN. untuk terus mengikuti perkembangan usahanya. Begitu juga dengan setiap

BAB I PENDAHULUAN. Apabila suatu perusahaan dalam memenuhi kebutuhan dananya. mengurangi ketergantungannya kepada pihak luar.

BAB I PENDAHULUAN. yang berhubungan dengan cara mengumpulkan atau memperoleh data, berdasarkan kumpulan data tersebut (Sudjana, 1992).

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian suatu negara. Hal ini berdasar pada Undang-Undang Nomor 10

BAB I PENDAHULUAN. Harga saham perusahaan go public pada dasarnya ditentukan oleh

BAB III METODE PENELITIAN. termasuk ke dalam jenis penelitian hypothesis testing karena tujuan dari penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. laba/rugi Perusahaan makanan yang terdaftar di BEI (PT. Indofood Sukses

BAB II LANDASAN TEORI

I. PENDAHULUAN. Pada umumnya perusahaan yang go public memanfaatkan keberadaan pasar

BAB 1 PENDAHULUAN. Semakin berkembangnya perekonomian, memacu perusahaan untuk terus

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Sumber: Majalah SWA 6 Desember 2007

BAB III METODE PENELITIAN. Ashari dkk (1994) dalam Lydiana (2007) adalah sebagai berikut: biaya atau pertimbangan yang subjektif.

BAB 1 PENDAHULUAN. sehingga jumlah tenaga kerja yang menganggur meningkat.

menyebabkan harga saham tinggi (Dharmastuti, 2004:17-18). sebagaimana yang diharapkan oleh pemegang saham.

ANALISIS KESEHATAN KEUANGAN SERTA PREDIKSI TINGKAT KEBANGKRUTAN PADA PT ADHI KARYA (PERSERO) TBK DENGAN METODE ALTMAN Z-SCORE

BAB I PENDAHULUAN. juga memberikan kontribusi yang sangat positif terhadap dunia usaha dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB I PENDAHULUAN. keuntungan (Laba) yang optimal serta pengendalian yang seksama yang berkaitan

Pengaruh Leverage dan Profitabilitas terhadap Dividend Payout Ratio pada Perusahaan Otomotif dan Komponen di Bursa Efek Indonesia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tersebut melalui suatu analisis yang dapat dijadikan pedoman untuk menilai

BAB-I. mengalir ke dalam perbankan, juga melimpahnya jenis tabungan yang di. fungsi kebijakan moneter. Bank sebagai institusi yang bertujuan untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Kebijakan struktur modal melibatkan pertimbangan trade-off antara risiko

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Berkembangnya suatu perusahaan tergantung pada kinerja keuangan yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rasio keuangan merupakan kegiatan membandingkan angka-angka yang ada

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh laba dari operasi perusahaan. Dari laba yang diperoleh maka

BAB I PENDAHULUAN. (Ade Arthesa dan Edia Handiman, 2006:57 dalam Novita dkk, 2014). Besarnya

BAB I PENDAHULUAN. Memprediksi kondisi financial distress perusahaan penting untuk

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Martono dan Harjito (2014:51) analisis laporan keuangan

BAB I PENDAHULUAN. modal mengalami suatu fenomena dimana pasar modal mulai menunjukkan

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan dalam menjalankan kegiatan usahanya selalu menghadapi masalah-masalah

BAB I PENDAHULUAN. pada dasarnya peranan tersebut mempunyai kesamaan antara negara yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rasio keuangan adalah alat ukur yang paling sering igunakan dalam

proses akuntansi yang dimaksudkan sebagai sarana mengkomunikasikan informasi keuangan terutama kepada pihak eksternal. Menurut Soemarsono

BAB I PENDAHULUAN. dana maka diperlukan keputusan pendanaan yang tepat. Keputusan pendanaan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Berkembangnya kegiatan bisnis dalam bidang ekonomi saat ini

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dengan angka yang bertujuan menguji hipotesis. terdaftar di indeks LQ-45 periode

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. keuangan tahunan yang diteliti adalah laporan keuangan tahun

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Krisis perekonomian global yang terjadi memberikan tantangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rasio keuangan adalah alat ukur yang paling sering igunakan dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Baridwan (2004) earning per share adalah jumlah pendapatan yang

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu indikator yang dapat digunakan untuk menganalisis. kebangkrutan adalah perusahaan Delisting. Perusahaan Delisting

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Bab pendahuluan ini berisi tentang penjelasan latar belakang dilakukannya

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan,dapat melakukan menahan uang sebagai laba. yang tepat dan memaksimalisasi keuntungan untuk perusahaan.

ANALISIS TINGKAT KEBANGKRUTAN PERUSAHAAN MODEL ALTMAN PADA SEKTOR PARMACEUTICALS DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE

BAB I PENDAHULUAN. yang diperoleh perusahaan, yaitu apakah laba tersebut akan dibagikan kepada

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Munculnya globalisasi perekonomian yang merupakan suatu proses kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat (investor) yang kemudian disalurkan kepada sektor-sektor yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Investasi merupakan penempatan sejumlah dana pada saat ini dengan harapan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Harga saham merupakan salah satu indikator keberhasilan pengelolaan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perekonomian, laporan keuangan merupakan suatu media penting

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu tujuan yang ingin dicapai dalam mendirikan suatu perusahan antara lain adalah untuk memperoleh keuntungan. Hal tersebut mesti diiringi dengan tingkat kesehatan perusahaan yang baik karena akan menarik minat investor untuk menanam modal ke perusahaan yang dimiliki. Perusahaan yang sehat ditandai dengan eksistensi dalam perekonomiannya yang berjalan sangat lancar sehingga memberikan efek positif terhadap citra maupun finansial perusahaan. Namun tidaklah selamanya perekonomian berjalan lancar karena pasti ada kegagalan yang dapat menghambat laju perekonomian perusahaan. Ada dua macam kegagalan yang akan menyebabkan terjadinya kebangkrutan, yaitu kegagalan ekonomi dan kegagalan keuangan. Kegagalan ekonomi suatu perusahaan dikaitkan dengan ketidakseimbangan antara pendapatan dengan pengeluaran. Sementara itu, sebuah perusahaan dikategorikan tidak sehat (bangkrut) jika perusahaan tersebut tidak mampu membayar kewajibannya pada waktu jatuh tempo, meskipun total seluruh pendapatan melebihi jumlah kewajiban-kewajiban perusahaan yang harus dibayar. Menurut Parahita (2011), Tidak ada satu pun perusahaan yang dapat terhindar dari resiko kebangkrutan karena tidak ada bisnis yang dapat berjaya selamanya. Kombinasi dari melemahnya prospek industri ke depan digabungkan dengan mismanagement dapat berakibat fatal bagi suatu perusahaan. Potensi kebangkrutan akan semakin menguat pada saat ekonomi berada di ambang resesi. Melemahnya daya beli masyarakat akan menguji kokohnya suatu perusahaaan.

Untuk mengevaluasi tingkat kesehatan suatu perusahaan perlu dibentuk sebuah bentuk model peramalan dengan menggunakan salah satu teknik dalam statistik yaitu analisis diskriminan. Analisis diskriminan adalah suatu fungsi pembeda yang bertujuan untuk mengklasifikasikan suatu individu atau observasi ke dalam kelompok yang saling bebas (mutually exclusive/disjoint) dan menyeluruh (exhaustive) berdasarkan sejumlah faktor penjelas. Analisis diskriminan digunakan jika variabel tak bebasnya berupa kelompok, bisa dikotomus (dua kelompok, misalnya laki-laki dan perempuan) atau multidikotomus (lebih dari dua kelompok) sedangkan variabel bebasnya adalah berupa interval atau rasio. Selanjutnya dicari fungsi diskriminan yang dapat membedakan objek tertentu masuk kelompok yang mana dan fungsi diskriminan ini dibentuk dengan memaksimumkan jarak antar kelompok, sehingga memiliki kemampuan untuk membedakan antar kelompok. Variabel bebas yang digunakan dalam penelitian ini adalah rasio-rasio keuangan yang biasa digunakan dalam Metode Altman dan ditambah dengan rasiorasio keuangan lain dalam ilmu akuntansi dan yang diduga dapat mempengaruhi tingkat kesehatan keuangan. Rasio tersebut diantaranya adalah rasio antara total pendapatan dengan hutang lancar, rasio antara keuntungan yang ditahan dengan total pendapatan dan lain-lain. Dari rasio-rasio tersebut akan dapat diketahui rasio apa saja yang menjadi faktor utama dalam penentuan tingkat kesehatan perusahaan dengan menggunakan metode analisis diskriminan. Ada juga beberapa metode serupa dalam bidang statistik yang dapat digunakan pada kasus dalam penelitian ini yaitu menentukan prediksi tingkat kesehatan suatu perusahaan. Namun metode analisis diskriminan ini diharapkan dapat memberikan gambaran yang lebih rinci karena metode ini mempunyai kemampuan sebagai alat analisis untuk membedakan suatu objek ke dalam suatu kelompok tertentu. Metode ini dapat digunakan tanpa perlu memperhatikan ukuran perusahaan. Metode ini mampu menghasilkan suatu penilaian, yaitu Z CU (Discriminant Score) yang dapat digunakan untuk membuat prediksi. Jika Z CU mulai turun dengan tajam maka perusahaan harus berhati-hati karena berisiko tinggi untuk menuju level tidak sehat yang tidak menutup kemungkinan menjadi bangkrut. Semakin awal tanda-tanda tingkat kesehatan perusahaan diketahui semakin baik pula bagi seluruh pihak terkait.

Analisis diskriminan dalam penelitian ini dilakukan untuk melihat prediktor yang paling baik untuk mengolompokkan tingkat kesehatan perusahaan berdasarkan rasio-rasio keuangan yang mempengaruhinya. Pada penelitian ini terdapat dua kelompok tingkat kesehatan perusahaan sehingga hanya akan diperoleh satu fungsi diskriminan. Meskipun analisis regresi logistik juga dapat digunakan dalam hal ini namun analisis diskriminan lebih sesuai untuk digunakan. Jika tujuan analisis ini lebih mengarah untuk melihat probabilitas suatu pengklasifikasian objek ke dalam kelompok tertentu, sebaiknya menggunakan analisis regresi logistik. Berdasarkan penjelasan tersebut penulis memilih judul Aplikasi Analisis Diskriminan Dalam Penentuan Rasio-Rasio Keuangan Yang Mempengaruhi Tingkat Kesehatan Perusahaan Pada Bursa Efek Indonesia. 1.2 Perumusan Masalah Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimana Analisis Diskriminan dapat digunakan dalam mengukur tingkat kesehatan suatu perusahaan. 2. Bagaimana mengklasifikasikan tingkat kesehatan perusahaan pada Bursa Efek Indonesia sesuai dengan rasio keuangan yang mempengaruhinya. 1.3 Pembatasan Masalah Pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Penelitian ini hanya dilakukan pada perusahaan-perusahaan terdaftar pada Bursa Efek Indonesia. 2. Hanya digunakan dalam pengklasifikasian rasio-rasio keuangan apa saja yang mempengaruhi tingkat kesehatan perusahaan dengan menggunakan analisis diskriminan.

1.4 Tinjauan Pustaka Fakhrurozi (2007), melakukan penelitian tentang pengaruh kebangkrutan bank terhadap harga saham perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta dan dengan menggunakan teknik statistika analisis diskriminan berganda altman, peneliti menyimpulkan bahwa dari tahun 2003 sampai dengan tahun 2005 seluruh perusahaan perbankan masuk dalam kategori bangkrut. Selain itu Heru Airlangga (2000) juga melakukan penelitian yang menitikberatkan terhadap rasio analisis keuangan dengan menggunakan multiple discriminant analysis altman sebagai alat untuk memprediksi kebangkrutan suatu perusahaan yang menggunakan data dari laporan neraca keuangan PT Wihani Grafindo dan peneliti tersebut menarik kesimpulan bahwa perusahaan PT Wihani Grafindo adalah perusahaan yang memiliki kondisi keuangan yang rawan akan terjadinya kebangkrutan. Berdasarkan hasil tersebut, maka penulis mengajukan saransaran yaitu: perusahaan sebaiknya mengurangi proporsi penggunaan hutang dan meningkatkan proporsi modal sendiri. Hal ini dilakukan untuk mengurangi beban bunga yang harus ditanggung perusahaan apabila perusahaan menggunakan hutang dalam struktur modalnya. Selain itu, perusahaan harus mampu meningkatkan volume penjualan tiap tahunnya dengan cara lebih mengintensifkan Bagian Pemasaran untuk melakukan promosi ke setiap instansi, baik itu pemerintah maupun swasta agar mendapatkan order dari instansi tersebut. Menurut Simamora (2005), analisis diskriminan mirip dengan regresi linear berganda (multiple regression). Perbedaannya, analisis diskriminan digunakan jika variabel dependennya kategoris (menggunakan skala ordinal ataupun skala nominal) dan faktor independennya menggunakan skala metrik (interval dan rasio). Sedangkan dalam regresi, variabel independen dapat berupa metrik maupun nonmetrik. Model analisis diskriminan adalah sebuah persamaan yang menunjukkan suatu kombinasi linier dari berbagai variabel independen.

Model analisis diskriminan berkenaan dengan kombinasi linear yang bentuknya sebagai berikut: Di = b 0 + b 1 X i1 + b 2 X i2 + b 3 X i3 + + b j X ij Keterangan: b o = Intersep b j = Slope (kemiringan) X ji = variabel bebas Dalam Analisis Diskriminan ada beberapa asumsi yang harus dipenuhi yaitu: 1. Multivariate Normality Bila menggunakan teknik analisis multivariat dengan analisis diskriminan, variabel independen seharusnya berdistribusi normal. Jika data tidak berdistribusi normal, hal ini akan menyebabkan masalah pada ketepatan fungsi (model) diskriminan. Regresi Logistik bisa dijadikan alternatif metode jika memang data tidak berdistribusi normal. 2. Matriks kovarians dari semua variabel independen harusnya sama (equal). 3. Tidak adanya data yang sangat ekstrim (outlier) pada variabel independen. Jika ada data outlier yang tetap diproses, hal ini berakibat berkurangnya ketepatan klasifikasi dari fungsi diskriminan. 4. Tidak adanya multikolinearitas antar variabel independen. Multikolinearitas terjadi bila ada variabel independen yang berkolerasi sangat kuat dengan variabel independen lainnya (Yasril hal 77). Setyorini (1993:3) mengatakan bahwa dalam penelitian Altman ada lima rasio keuangan yang digunakan yaitu Cash flow to total debt, Net income to total assets, Total debt to total assets,working capital to total assets dan Current ratio. Beberapa tahun berikutnya Setyorini (1999:4) kembali membuat tulisan yang menyatakan bahwa Beaver telah menguatkan hasil temuan Altman tersebut. Beaver mengembangkan penelitian Altman dengan menambah jumlah sampel perusahaan yaitu 79 perusahaan sehat dengan 79 perusahaan bangkrut dan mengaitkan rasio keuangan perusahaan-perusahaan tersebut dengan harga sahamnya. Berdasarkan hasil

penelitiannya, Beaver memutuskan bahwa dari kedua kelompok perusahaan tersebut, lima dari rasio prediktor yang telah dimodelkan Altman tersebut menunjukkan hasil yang signifikan antara perusahaan yang sehat maupun yang gagal. Para investor pun mengakuinya dan membawa informasi rasio keuangan tersebut ke harga saham. Adnan dan Kurniasih (2000:147) dalam Analisis Tingkat Kesehatan Perusahaan untuk Memprediksi Potensi Kebangkrutan dengan Pendekatan Altman. penelitian ini memperkuat formula dan penelitian yang telah dilakukan oleh Altman, karena hasil penelitiannya menunjukkan bahwa sepuluh perusahaan yang menjadi objek penelitiannya setelah dianalisis dengan menggunakan formula yang telah ditemukan Altman, seluruhnya mempunyai rasio keuangan dengan tingkat resiko keuangan yang tinggi karena rasionya di bawah 1,20. Penelitian ini juga membuktikan bahwa kebangkrutan perusahaan dapat diukur dua tahun sebelum perusahaan itu mengalami kebangkrutan. 1.5 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendiskriminasi (mengelompokkan) rasiorasio keuangan yang mempengaruhi tingkat kesehatan suatu perusahaan serta mengetahui rasio keuangan yang lebih dominan mempengaruhi tingkat kesehatan perusahaan. 1.6 Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Memberi informasi mengenai kondisi kinerja keuangan perusahaan dan menjadikannya sebagai bahan pertimbangan untuk pengambilan keputusan yang berkaitan dengan masalah keuangan. 2. Bahan acuan untuk penelitian sejenis di masa yang akan datang

1.7 Metodologi Penelitian Langkah-langkah yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Pengumpulan Data Dalam penelitian ini data yang digunakan adalah data sekunder. Data sekunder ini berasal dari catatan laporan keuangan beberapa perusahaan Listing (pencantuman suatu Efek dalam daftar Efek yang tercatat di Bursa sehingga dapat diperdagangkan di Bursa) maupun perusahaan Delisting (penghapusan Efek dari daftar Efek yang tercatat di Bursa sehingga Efek tersebut tidak dapat diperdagangkan di Bursa) pada Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2008. Berdasarkan peraturan pencatatan Bursa Efek Jakarta No. 1B tahun 2000 dan 2001 menyebutkan kriteria perusahaan Delisting adalah sebagai berikut: 1. Selama tiga tahun berturut-turut menderita rugi atau terdapat saldo rugi sebesar 50% atau lebih dari modal disetor dalam neraca perusahaan pada tahun terakhir. 2. Selama tiga tahun berturut-turut tidak membayar deviden tunai (untuk saham) dan melakukan tiga kali cedera janji (untuk obligasi). 3. Jumlah modal sendiri kurang dari Rp 3.000.000.000,- (tiga miliar rupiah). 4. Jumlah pemegang saham kurang dari seratus pemodal (orang/badan) selama tiga bulan berturut-turut berdasarkan laporan bulanan emiten/biro Administrasi Efek. 5. Selama 6 bulan berturut-turut tidak terjadi transaksi. 6. Laporan keuangan yang disusun tidak sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum dan ketentuan yang ditetapkan oleh BAPEPAM. 7. Melanggar ketentuan bursa pada khususnya dan ketentuan pasar modal pada umumnya. 8. Melakukan tindakan-tindakan yang melanggar kepentingan umum berdasarkan keputusan instansi yang berwenang. 9. Perusahaan dilikuidasi baik karena merger, penggabungan, bangkrut, dibubarkan (reksadana) atau alasan lainnya. 10. Perusahaan dinyatakan bangkrut oleh pengadilan. 11. Perusahaan menghadapi gugatan/perkara/peristiwa yang secara material mempengaruhi kondisi dan kelangsungan hidup perusahaan.

b. Pengolahan Data Metode analisis data yang digunakan adalah teknik analisis diskriminan dengan tahapan sebagai berikut: a) Memisahkan faktor ke dalam faktor dependen dan faktor independen. b) Melakukan analisis univariat untuk mengetahui kenormalan data. c) Melakukan analisis bivariat untuk melihat korelasi antarvariabel. d) Melakukan Uji Equality. e) Pembentukan Fungsi Diskriminan. f) Menguji signifikansi dari fungsi diskriminan. g) Menguji ketepatan klasifikasi dari fungsi diskriminan. h) Melakukan interpretasi terhadap fungsi diskriminan tersebut.