BAB I PENDAHULUAN. secara profesional. Rumah sakit sebagai salah satu sistem pelayanan, rehabilitasi medik, dan pelayanan perawatan.

dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN RESPONSE TIME DENGAN KEPUASAN KELUARGA PASIEN GAWAT DARURAT PADA TRIASE MERAH DI IGD RSUP PROF. DR. R. D. KANDOU MANADO

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Keadaan Gawat Darurat bisa terjadi kapan saja, siapa saja dan dimana saja.

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi yang sedang terjadi sekarang ini permasalahan yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menentukan waktu tanggap di sebuah Rumah Sakit. Faktor-faktor tersebut

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan masalah kesehatan benar-benar merupakan kebutuhan. penting. Oleh karena itu, organisasi pelayanan kesehatan diharapkan

BAB 1 PENDAHULUAN. PERMENKES RI Nomor: 159b/Menkes/Per/II/1988 disebutkan bahwa setiap

BAB 1 PENDAHULUAN. Penanganan gawat darurat ada filosofinya yaitu Time Saving it s Live

BAB I PENDAHULUAN. adanya mutu pelayanan prima rumah sakit. Mutu rumah sakit sangat dipengaruhi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. diselenggarakan oleh pemerintah dan atau masyarakat yang berfungsi untuk

BAB I PENDAHULUAN. atau manajemen untuk memberikan pelayanan yang terbaik. Manajemen

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sakit antara lain pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat (Undangundang

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan perorangan meliputi pelayanan, promotif, preventif, kuratif, dan

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu upaya dalam mewujudkan bangsa Indonesia yang sehat, kualitas pelayanan kesehatan dan jumlah pasien yang datang untuk

HUBUNGAN BEBAN KERJA PERAWAT DENGAN STRES KERJA DI INSTALASI RAWAT INAP RSU ISLAM SURAKARTA SKRIPSI

BAB 1 PENDAHULUAN. jaringannya (DinKes Jawa Timur, 2013). Instalasi Gawat Darurat sebagai gerbang

BAB I PENDAHULUAN. dengan kondisi akut yang membutuhkan pertolongan segera (Ashour et al,

HUBUNGAN KETEPATAN PELAKSANAAN TRIASE DENGAN TINGKAT KEPUASAN KELUARGA PASIEN DI INSTALASI GAWAT DARURAT RSUP PROF. DR. R. D.

BAB I PENDAHULUAN. Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang. menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.

HUBUNGAN WAKTU PELAYANAN REKAM MEDIS DI TPPRJ DENGAN KEPUASAN PASIEN POLIKLINIK BEDAH DI RUMAH SAKIT UMUM Dr. SAIFUL ANWAR MALANG TAHUN 2012

BAB 1 PENDAHULUAN. paripurna (komprehensif), penyembuhan penyakit (kuratif), dan pencegahan

PROGRAM KERJA UNIT IGD TAHUN 2017 BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. menyatakan bahwa perawat merupakan back bone untuk mencapai targettarget

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. terabaikan oleh lembaga pemerintahan. Menurut undang-undang no 22 tahun 2009

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan adalah bagian integral dari pembangunan nasional

BAB I PENDAHULUAN. menyediakan pelayanan yang komprehensif dan berkesinambungan selama 24

BAB IV KRSIMPULAN, BATASAN DAN ANGGAPAN

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan yang lambat proses pelayananya. kepada pelanggan maka semakin besar pula waktu kerja yang harus disediakan

KEPUTUSAN DIREKTUR RS ROYAL PROGRESS NOMOR /2007 TENTANG KEBIJAKAN PELAYANAN INSTALASI GAWAT DARURAT DIREKTUR RUMAH SAKIT ROYAL PROGRESS

BAB I PENDAHULUAN. komitmen pembangunan kualitas masyarakat di Indonesia. Sejalan dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Rumah sakit sebagai pusat pelayanan kesehatan harus memberikan kualitas

PERBEDAAN TINGKAT STRES KERJA ANTARA PERAWAT KRITIS DAN PERAWAT GAWAT DARURAT DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

dilihat dari beberapa penelitian. Berdasarkan penelitian, (Anik, 2013), keinginan keluar perawat di Rumah Sakit Ibnu Sina YW-UMI pada tahun 2010

BAB I PENDAHULUAN. SDM di bidang kesehatan dan non-kesehatan sangat berpengaruh dalam

HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERAWAT DENGAN KEPATUHAN TERHADAP STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PEMASANGAN INFUS DI INSTALASI GAWAT DARURAT RSUP PROF.DR.R.

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan kepada masyarakat memiliki peran yang sangat strategis

ejournal Keperawatan (e-kp) Volume 3 Nomor 2 Mei 2015

Dosen Program Studi Ners Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Majapahit Korespondensi : 2)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kepentingan masyarakat banyak, maka peranan pemerintah dalam pelayanan

BAB 1 PENDAHULUAN. pelayanan kepada masyarakat dalam lingkup lokal maupun internasional.

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan. Berdasarkan Kepmenkes RI Nomor 377/Menkes/SK/III/2007

BAB I PENDAHULUAN. aktif dalam mewujudkan derajat kesehatanyang optimal, dalam hal bidang

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan. Penentu citra institusi pelayanan. akan terlihat dari asuhan keperawatan yang telah diberikan kepada klien.

BAB I PENDAHULUAN. Menurut WHO (World Health Organization), rumah sakit adalah bagian

PENERAPAN RESPONSE TIME PERAWAT DALAM PELAKSANAAN PENENTUAN PRIORITAS PENANGANAN KEGAWATDARURATAN PADA PASIEN KECELAKAAN DI IGD RSD BALUNG

RESPONSE TIME PERAWAT DI RUANG INSTALASI GAWAT DARURAT RESPONSE TIME NURSE IN EMERGENCY GENERAL INSTALLATION

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Sakit. Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang. menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat. Rumah

BAB I PENDAHULUAN. pertanggungjawaban tenaga keperawatan profesional (Depkes RI, 2005).

pendidikan dan penelitian yang erat hubungannya dengan kehidupan menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang

1. Latar Belakang PENDAHULUAN

BAB I LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sistem pelayanan kesehatan di Indonesia saat ini telah menunjukkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Rumah sakit merupakan institusi pelayanan yang sangat komplek, padat

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN RESPONSE TIME PERAWAT PADA PENANGANAN PASIEN GAWAT DARURAT DI IGD RSUP PROF. DR. R. D.

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan adanya keberpihakan dan perhatian pemerintah terhadap peningkatan

HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN TINGKAT KEPERCAYAAN KELUARGA PASIEN DI INTENSIVE CARE UNIT (ICU) RSU GMIM KALOORAN AMURANG

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN LAMA WAKTU TANGGAP PERAWAT PADA PENANGANAN ASMA DI INSTALASI GAWAT DARURAT RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL

BAB I PENDAHULUAN. Namun seiring berkembangnya zaman, rumah sakit pada era globalisasi

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan yang adil dan merata. Salah satu pelayanan kesehatan adalah

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan adalah kebutuhan primer yang harus dipenuhi oleh seluruh

BAB I PENDAHULUAN. York pada tanggal 30 Mei Pada tanggal 17 Agustus tahun yang sama,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Unit Gawat Darurat menurut Australlian College For Emergency Medicine

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Pasal 5 ayat (1) dan Pasal 52 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004

BAB III METODE PENELITIAN. Quasy Eksperiment dengan rancangan Pre-Post Test, di mana pada awalnya

PERBANDINGAN TINGKAT KEPUASAN KELUARGA PASIEN GAWAT DARURAT DAN GAWAT NON DARURAT TERHADAP MUTU PELAYANAN KESEHATAN DI UGD RS.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Tujuan ARSADA. pengembangan Rumah Sakit Daerah secara aktif, terarah dan terpadu sesuai arah dan tujuan Pembangunan Nasional dalam Bidang Kesehatan.

BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya mutu pelayanan dengan berbagai kosekuensinya. Hal ini juga yang harus dihadapi

BAB 1 PENDAHULUAN. pentingnya kesehatan sebagai hak azasi manusia. Sehat merupakan kebutuhan dasar

BAB I PENDAHULUAN. terdapat kasus dengan berbagai tingkat kegawatan yang harus segera mendapatkan

2. STRUKTUR ORGANISASI RSUD INDRASARI RENGAT, KAB.INDRAGIRI HULU

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan jasa kesehatan. Keberhasilan sebuah rumah sakit dinilai dari mutu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dapat menyebabkan stres kerja pada perawat antara lain pola dan beban kerja,

BAB I PENDAHULUAN. dan penelitian serta mencakup berbagai tindakan maupun disiplin medis.

BAB I PENDAHULUAN. kesembuhan dan pemulihan status kesehatan. Bersama dengan itu klien sekarang

maupun sebagai masyarakat profesional (Nursalam, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. yang utuh untuk kualitas hidup setiap orang dengan menyimak dari segi

HUBUNGAN KEGAWATDARURATAN PASIEN DENGAN WAKTU TANGGAP PERAWAT DI IGD RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN.

PERBEDAAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK FISIOTERAPIS TERHADAP PASIEN RAWAT JALAN DI POLIKLINIK FISIOTERAPI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA

BAB 1 : PENDAHULUAN. yaitu pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. (1,2)

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan derajat kesehatan yang optimal sebagai salah satu unsur. kesejahteraan umum dari tujuan nasional.

BAB I PENDAHULUAN. menuntut tiap organisasi profit dan non profit untuk saling berkompetisi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Gamping, Sleman, Yogyakarta. RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta. dimana milik Pimpinan Pusat Muhammadiyah.

BAB I PENDAHULUAN. dan gawat darurat (Undang-undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

HUBUNGAN KEPUASAN PASIEN DENGAN MINAT PASIEN DALAM PEMANFAATAN ULANG PELAYANAN KESEHATAN PADA PRAKTEK DOKTER KELUARGA

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dikembangkan melalui rencana pembangunan kesehatan. Sehingga

BAB IV METODE PENELITIAN. menggunakan pendekatan cross sectional study. Metode analitik korelasi ini

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. advokat klien, edukator, koordinator, kolaborator, peneliti/pembaharu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

No. Dokumen : 005/KMD/ADMIN/II/2013. Tanggal terbit : 12 Februari 2013

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah dan swasta. Pelayanan kesehatan di rumah sakit ataupun di

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit merupakan institusi pelayanan yang sangat komplek, padat profesi dan padat modal. Agar rumah sakit dapat melaksanakan pelayanan dengan baik, harus dikelola dengan adanya sumber daya manusia yang berkompeten dan sarana prasarana yang mendukung, serta dikelola secara profesional. Rumah sakit sebagai salah satu sistem pelayanan, memberikan pelayanan kesehatan dan pelayanan administrasi. Pelayanan kesehatan mencakup pelayanan medik, pelayanan penunjang medik, rehabilitasi medik, dan pelayanan perawatan. Rumah sakit merupakan suatu instansi atau organisasi yang harus mempunyai manajemen yang baik guna memberikan pelayanan terhadap pasien. Salah satu bagian terpenting dari rumah sakit adalah Instalasi Gawat Darurat (IGD). IGD merupakan pintu utama untuk masuknya semua pasien baik dengan kondisi emergency maupun non emergency. IGD adalah salah satu bagian rumah sakit yang melakukan tindakan berdasarkan triage keadaan pasien (Musliha, 2010). Pembagian triage pada pasien sangat penting guna mencegah kecacatan dan kematian pada pasien. Oleh sebab itu, petugas IGD khususnya dokter dan perawat harus mempunyai kecepatan, ketrampilan dan kesiagaan yang lebih dari petugas medis di ruangan lain. 1

2 Standar keperawatan di rumah sakit diharapkan dapat digunakan untuk menetapkan kualifikasi dan jenis pelayanan di rumah sakit. Filosofi penanganan gawat darurat yaitu Time Saving Life Saving, artinya setiap tindakan yang dilakukan guna menolong pasien haruslah efektif dan efisien. Henti nafas selama 2-3 menit dapat mengakibatkan kematian sel yang akan berlanjut ke kematian jaringan (Sudiharto & Sartono, 2010). Kecepatan dan ketepatan pertolongan yang diberikan pada pasien Instalasi Gawat Darurat (IGD) harus sesuai dengan kompetensi dan standar pelayanan sehingga penanganan yang diberikan berdasarkan response time yang cepat dan tindakan yang tepat (Kemenkes RI, 2011). Rumah Sakit Islam Surakarta (RSIS) adalah salah satu rumah sakit swasta yang berada di Surakarta yang memberikan pelayanan Instalasi Gawat Darurat (IGD) selama 24 jam. Berdasarkan data response time yang didapatkan dari Rumah Sakit Islam Surakarta dari bulan November 2014 sampai bulan April 2015, tercatat response time IGD dengan waktu penanganan lebih dari 5 menit adalah 282 kasus, dan yang kurang dari 5 menit adalah 12.990 kasus. Berdasarkan studi pendahuluan, kunjungan pasien di Rumah Sakit Islam Surakarta (RSIS) pada bulan November 2014 adalah 2064 orang, Desember 2014 adalah 2339 orang, Januari 2015 adalah 2535 orang, Februari adalah 2291 orang, Maret 2351orang, dan April 1692 orang. Jumlah kunjungan dari November 2014 sampai bulan April 2015 adalah 13.272 orang. Pada bulan April 2015, data pasien pada triage merah sebanyak 263 kasus, pada triage kuning 507 kasus, triage hijau 915 kasus, dan pasien

3 meninggal sebanyak 7 kasus. Hasil kritik dan saran yang diberikan 40 pasien pada IGD RSIS dari bulan November 2014 sampai April 2015 mengatakan 85% puas dengan pelayanan yang diberikan oleh petugas medis di IGD RSIS, 10% mengatakan cukup puas dan memberikan saran kepada petugas medis untuk lebih cepat dan sigap dalam melayani pasien, dan 5% mengatakan tidak puas dengan pelayanan karena petugas medis kurang cepat dalam memberikan pelayanan kesehatan. Jumlah dan kualifikasi tenaga dokter dan perawat IGD harus memenuhi syarat sesuai dengan kebutuhan pasien. Petugas kesehatan IGD RSIS terdiri dari manager IGD 1 orang, koordinator perawat 1 orang, dokter umum (termasuk manajer) full time 11 orang, dokter umum mitra 4 orang, perawat pelaksana (termasuk koordinator perawat) 18 orang, dan bidan IGD 4 orang. Berdasarkan perhitungan pola ketenagakerjaan RSIS tahun 2014, perawat yang dibutuhkan IGD adalah 32 orang. Perhitungan ini berdasarkan jumlah kunjungan pasien rata-rata 71 pasien per hari dan jumlah jam kerja perawat 7 jam/hari, dan jumlah hari efektif dalam setahun yaitu 282 hari. Berdasarkan jumlah standar ketenagaan tersebut, IGD belum sesuai dengan ketenagaan rumah sakit, karena IGD hanya mempunyai tenaga keperawatan berjumlah 18 orang, sedangkan standar ketenagaan adalah 32 orang (RSIS, 2014). Triage di IGD RSIS sudah sesuai dengan standar pelayanan yaitu mendahulukan pasien pada triage merah yaitu pasien gawat darurat kemudian pada triage kuning, dan terakhir triage hijau. Pasien ditangani bukan

4 berdasarkan urutan kedatangan, tetapi berdasarkan kegawatan. Kepuasan pasien terhadap pelayanan IGD pada setiap triage berbeda-beda, pasien ingin segera mendapat penanganan medis dan ingin didahulukan. Pada dasarnya setiap orang ingin mendapatkan pelayanan yang sebaik-baiknya pada pelayanan jasa yang mereka pilih. Kepuasan pasien adalah salah satu indikator kualitas pelayanan yang kita berikan (Bustami, 2011). Response time di IGD RSIS dengan waktu penanganan lebih dari 5 menit masih relatif tinggi dengan jumlah kunjungan pasien yang banyak, sehingga mengakibatkan masih ada beberapa pasien yang cukup puas atau bahkan kurang puas oleh pelayanan di IGD RSIS. Oleh karena itu untuk mengetahui pengaruh response time terhadap tingkat kepuasan pasien, peneliti melakukan penelitian dengan judul Hubungan Response Time Pelayanan Instalasi Gawat Darurat (IGD) Dengan Tingkat Kepuasan Pasien di Rumah Sakit Islam Surakarta B. Rumusan Masalah Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Adakah hubungan response time pelayanan Instalasi Gawat Darurat (IGD) dengan tingkat kepuasan pasien di Rumah Sakit Islam Surakarta? C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan response time pelayanan Instalasi Gawat Darurat (IGD) dengan tingkat kepuasan pasien di Rumah Sakit Islam Surakarta.

5 2. Tujuan Khusus a. Mengetahui response time pelayanan di Instalasi Gawat Darurat (IGD) Rumah Sakit Islam Surakarta. b. Mengetahui tingkat kepuasan pasien di RSI Surakarta. c. Menganalisis hubungan response time pelayanan IGD dengan tingkat kepuasan pasien pada triage merah di RSI Surakarta. d. Menganalisis hubungan response time pelayanan IGD dengan tingkat kepuasan pasien pada triage kuning di RSI Surakarta. D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Praktis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi: a. Instansi terkait, yaitu RS Islam Surakarta memberikan sumbangan bagi perkembangan usaha jasa agar memberikan pelayanan yang sesuai dengan standar operasional dan meningkatkan kualitas pelayanan. Juga sebagai bahan pertimbangan RSIS dalam meningkatkan kualitas pelayanan yang sesuai dengan standar operasional. b. Bagi pasien: pasien mendapatkan pelayanan kesehatan yang baik dari instansi yang mereka pilih. 2. Manfaat teoritis a. Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan sumbangan empirik pada perusahaan di bidang jasa untuk meningkatkan kualitas pelayanannya.

6 b. Sebagai bahan pertimbangan dan acuan untuk penelitian lebih lanjut sehingga dapat meghasilkan penelitian yang lebih bermanfaat. E. Keaslian Penelitian Sepanjang pengetahuan peneliti, di RSI Surakarta belum pernah ada penelitian serupa. Ditemukan beberapa penelitian sebelumnya yang dapat digunakan sebagai acuan guna mendukung penelitian ini, antara lain: 1. Purba, Kumaat & Mulyadi (2015) melakukan penelitian dengan judul Hubungan Response Time Dengan Kepuasan Keluarga Pasien Gawat Darurat Pada Triage Merah Di IGD RSUP Prof.DR.R.D Kandou Manado. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan response time dengan kepuasan keluarga pasien gawat darurat pada triage merah di IGD RSUP Prof.DR.R.D Kandou Manado. Jenis penelitian ini adalah survey analitik dengan pendekatan cross sectional dan teknik pemilihan sample dengan non probability sampling yaitu accidental sampling berjumlah 30 sample. Analisa data dalam penelitian ini mengunakan analisa deskripif. Hasil analisa univariat penelitian ini menunjukkan bahwa jumlah response time perawat yang cepat 5 menit dan > 5 menit masing-masing adalah sama, yaitu 15 kasus (50%). Kepuasan pasien menunjukkan 6 orang (20%) menyatakan kurang puas, dan 24 orang (80%) menyatakan puas. Simpulan dari penelitian ini adalah, jumlah response time di IGD RSUP Prof.DR.R.D Kandou Manado yang 5 menit dan yang > 5 menit adalah sama. Masih ada responden yang kurang puas dengan response time > 5

7 menit. Ini menunjukkan adanya hubugan antara response time dengan tingkat kepuasan pasien di triage merah. Perbedaan penelitian Purba, Kumaat, & Mulyadi (2015) dengan penelitian ini adalah variable penelitian menggunakan response time di triage merah, sedangkan penelitian ini menggunakan variable response time pelayanan pada yaitu triage merah dan kuning. Penelitian ini juga menggunakan accidental sampling. 2. Syofyanti (2014) melakukan penelitian dengan judul Hubungan Pelayanan Keperawatan Gawat Darurat Dengan Tingkat Kepuasan Pasien Di Instalasi Gawat Darurat RSSN Bukittinggi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan pelayanan keperawatan gawat darurat terhadap tingkat kepuasan pasien di IGD. Metode penelitian ini adalah analitik dengan pendekatan cross sectional 110 responden. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa 47 orang (42,7%) sangat puas dengan pelayanan, 50 orang (45,5%) menyatakan puas, dan kurang puas 13 orang (11,8%). Perbedaan penelitian Syofyanti (2014) dengan penelitian ini adalah, penelitian hanya mengukur tingkat pelayanan perawat, sedangkan penelitian ini mengukur tingkat response time dokter dan perawat yang dapat mempengaruhi tingkat kepuasan pasien. 3. Kurnia & Yustanto (2010) melakukan penelitian dengan judul Perbandingan Tingkat Kepuasan Keluarga Pasien Gawat Darurat Dan Gawat Non Darurat Terhadap Mutu Pelayanan Kesehatan Di UGD RS. Baptis Batu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbandingan

8 tingkat kepuasan keluarga pasien gawat darurat dan gawat non darurat terhadap mutu pelayanan kesehatan di UGD RS.Baptis Batu. Metode penelitian ini adalah comparative study dengan 100 responden dengan cara accidental sampling. Hasil penelitian ini adalah pada kasus gawat darurat 29 responden menyatakan sangat puas dan 21 responden menyatakan puas, sedangkan pada kasus gawat non darurat 34 responden menyatakan sangat puas, 15 responden menyatakan puas dan 1 responden menyatakan kurang puas. Perbedaan penelitian Kurnia & Yustanto (2010) dengan penelitian ini adalah penelitian Kurnia & Yustanto menggunakan metode komparatif untuk mengetahui tingkat kepuasan pasien yang dihubungkan dengan mutu pelayanan UGD dengan teknik pengambilan sampel accidental sampling, sedangkan penelitian ini meggunakan metode cross sectional dengan teknik pengambilan sampel accidental sampling yang digunakan untuk mengetahui pengaruh response time pelayanan IGD dengan tingkat kepuasan pasien.