BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1 BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. melalui media massa. Negara Indonesia di masa yang lampau sebelum. masa kemerdekaan media massa belum bisa dinikmati oleh semua

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Media televisi merupakan media massa yang sering digunakan sebagai media

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mereka agar dapat memenuhi kebutuhan sesuai perilaku konsumen itu sendiri.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Komunikasi adalah ilmu tertua di dunia, karena komunikasi merupakan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Setelah melakukan analisis terhadap film Air Terjun Pengantin

ANALISIS HASIL PENELITIAN PENGARUH PENAYANGAN VIDEO KOREA TERHADAP BODY IMAGE WANITA YANG MENARIK PADA REMAJA PUTRI

BAB III METODE PENELITIAN. The Great queen Seondeok dan kemudian melihat relasi antara teks tersebut

BAB I PENDAHULUAN. seolah-olah hasrat mengkonsumsi lebih diutamakan. Perilaku. kehidupan dalam tatanan sosial masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan informasi pada era globalisasi pada zaman ini sangat begitu

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. calon konsumen membeli atau menggunakan suatu produk atau jasa yang

BAB I PENDAHULUAN. ( Pada zaman orde baru pemerintah melarang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. massa terutama televisi, telah menjadi media penyebaran nilai-nilai dan sangat

BAB I PENDAHULUAN. Hitam dan putih adalah konsep dualisme yang ada di masyarakat, dimana

BAHASA IKLAN DAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN: SEBUAH KAJIAN KOMUNIKASI DAN BAHASA TERHADAP IKLAN TV PRODUK CITRA

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. satu sama lain. Plautus, Filsuf dari Roma mengatakan wanita tanpa kosmetik

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. semiotika John Fiske karena dirasakan cocok dengan apa yang akan peneliti teliti.

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

negeri namun tetap menuntut kinerja politisi yang bersih.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan teknologi komunikasi saat ini seolah-olah tidak

BAB I PENDAHULUAN. setiap orang. Bukan hanya kaum wanita, tapi kaum pria juga membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. atau majalah, dan juga mendengarkan radio. Perkembangan media yang terjadi saat

BAB I PENDAHULUAN. yang lain mempunyai tingkatan dan nilai yang berbeda-beda. Kecantikan dapat

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. aspek kehidupan. Komunikasi pun akhirnya tidak dapat ditawar lagi dan menjadi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dewasa ini, kodrat manusia menjadi tua seolah bisa dihindari

BAB I PENDAHULUAN. pemilihan simbol-simbol, kode-kode dalam pesan dilakukan pemilihan sesuai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Maraknya dunia jejaring sosial terutama facebook yang muncul pertama kali

BAB 1 PENDAHULUAN. seorang anak. Di negara berkembang lebih dari 2000 anak mati setiap menitnya

di Era Digital Mendidik Anak


BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Melihat isi media saat ini, baik media cetak maupun non cetak, sebagian

BAB IV PENYAJIAN DATA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. media massa karena sifatnya yang lebih efisien dan cepat. Media massa kini tidak

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG PEMILIHAN STUDI

BAB I PENDAHULUAN. suatu saluran transmisi, yang disebut orang sebagai support iklan itu. 1

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangan bisnis dewasa ini membuat persaingan bisnis menjadi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. saat ini merupakan kombinasi dari empat komponen yaitu Product, Price,

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

PERSEPSI MAHASIWA TERHADAP IKLAN LUX VERSI BANDAR UDARA ATIQAH HASIHOLAN. Ayu Maiza Faradiba. Universitas Paramadina

BAB I PENDAHULUAN. melibatkan khalayak luas yang biasanya menggunakan teknologi media massa. setiap pagi jutaan masyarakat mengakses media massa.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan media teknologi yang semakin berkembang dari tahun ke tahun sangat mempengaruhi kehidupan

Teknologi sudah bukan merupakan hal yang tabu atau hanya orang tertentu saja yang

BAB III METODE PENELITIAN. menimbulkan perhatian pada makna tambahan (connotative) dan arti

BAB I PENDAHULUAN. Mereka sangat memperhatikan penampilan selain menunjukan jati diri ataupun

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Setiap manusia pasti membutuhkan sarana untuk mengungkapkan

Laporan Hasil Penelitian. PENGGUNAAN MEDIA DIGITAL DI KALANGAN ANAK-ANAK DAN REMAJA DI INDONESIA Ringkasan Eksekutif

BAB I PENDAHULUAN. system komunikasi yang sangat penting tidak saja bagi produsen barang dan jasa

BAB I PENDAHULUAN. efektif dan efisien untuk berkomunikasi dengan konsumen sasaran.

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

BAB III METODE PENELITIAN

REPRESENTASI KETIDAKADILAN HUKUM DALAM IKLAN PROVIDER SELULAR SMART VERSI MALING AYAM DI TELEVISI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian pada film animasi Barbie The Princess And The Popstar ini

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. penjual dan pembeli harus saling bertemu atau bertatap muka pada suatu tempat

BAB I PENDAHULUAN. iklan, karena iklan ada dimana-mana. Secara sederhana iklan merupakan sebuah

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki era digital, sosial media bukan lagi merupakan hal yang awam digunakan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang memanfaatkan teknologi dan internet. mencapai 63 juta orang ( diakses pada 7 September

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Irfan Fahriza, 2014

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan media massa saat ini, khususnya media elektronik televisi telah

BAB I PENDAHULUAN. (komunikator) mampu membuat pemakna pesan berpola tingkah dan berpikir seperti

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. yang ada di luar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan teknologi informasi, media kampanye

BAB I PENDAHULUAN. berkembang sesuai dengan perkembangan teknologi dan khidupan manusia.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakarat Indonesia. Terlebih kamera aksi ini banyak dimiliki oleh kalangan

REPRESENTASI PEREMPUAN DEWASA YANG TERBELENGGU DALAM TAYANGAN IKLAN TELEVISI

BAB I PENDAHULUAN. minat konsumen terhadap pembelian kosmetik. Perusahaan Kosmetik Indonesia (Perkosmi), omset industri kosmetik tahun

BAB I PENDAHULUAN. Judul yang di ambil di dalam Penelitian Tugas akhir ini yaitu Perancangan

BAB I PENDAHULUAN. lain, seperti koran, televisi, radio, dan internet. produksi Amerika Serikat yang lebih dikenal dengan nama Hollywood.

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. hidupnya. Sebagai makhluk sosial manusia tidak dapat hidup sendiri dan selalu

BAB I PENDAHULUAN. yang secara signifikan berlangsung dengan cepat khususnya teknologi internet.

BAB I PENDAHULUAN. mengalami perkembangan sangat pesat. Dalam industri ini masing-masing

adalah sebesar 1,628 milyar US dollar (naik 15% dari tahun sebelumnya), untuk beriklan di koran sebesar 501 juta US dollar (naik 8,5%), di internet 14

BAB I PENDAHULUAN. informasi mendalam suatu produk. Barang menurut Fandy (dalam Latif,

BAB I PENDAHULUAN. berbagai cara untuk membangun image kepublik agar mendapatkan perhatian

BAB I PENDAHULUAN. berbeda dengan yang sudah ada atau keluar dari suatu zona aman dalam beriklan

BAB I PENDAHULUAN. berbeda-beda. Penggolongan manusia tersebut disebut dengan ras

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Cantik merupakan dambaan setiap wanita. Cantik tidak selalu diidentikkan dengan wanita kulit putih karena kriteria cantik pada masing-masing negara pun berbeda. Ada yang meyakini bahwa wanita cantik itu yang memiliki: warna kulit cerah, warna kulit putih, serta warna kulit kemerahan. Adapula yang meyakini bahwa wanita cantik adalah mereka yang memiliki warna kulit sedikit kecokelatan bahkan cenderung gelap. Sebagai contoh, di Australia, wanita yang dianggap cantik adalah yang memiliki pipi merah merona, serta bibir bernuansa merah alami (wolipop.detik.com, diakses pada 26 Juni 2016). Hal itu, berbeda dengan wanita Asia (khususnya wilayah Indonesia) wanita yang dianggap cantik adalah wanita yang memiliki kulit putih cerah dan sedikit kecokelatan dengan bibir merah merona (wolipop.detik.com, diakses pada 16 Agustus 2016). Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa kriteria cantik bukan hanya dilihat dari kulitnya saja, tapi juga bentuk tubuhnya. Tergantung dari tempat wanita tersebut berasal, bentuk tubuh ideal berbeda satu dengan yang lain. Sebagai contoh, di Jamaika. Kecantikan wanita ideal disana adalah yang memiliki bobot antara 80 hingga 105 kilogram, dengan pinggul dan bokong besar (life.viva.co.id, 16 Agustus 2016). Hal itu, berbeda dengan wanita Asia (khususnya wilayah Indonesia). Wanita cantik adalah wanita yang memiliki tubuh langsing dan sehat (www.cnnindonesia.com, diakses pada 16 Agustus 2016). Seperti yang dijelaskan dalam laman online, kecantikan yang dimiliki wanita Indonesia memiliki kriteria seperti: mata yang cukup besar dengan kelopak mata yang juga besar, bentuk hidung yang besar dan kurang mancung, pipi cenderung melebar dan tulang pipi yang tidak terlalu tinggi, dan warna kulit yang eksotis (wolipop.detik.com, diakses pada 28 Juli 2016). 1

Menurut Martha Tilaar pada masa Maria Antoinette dulu, seorang perempuan dikatakan cantik bila memiliki kulit halus, bibir mungil, pipi bulat, tubuh montok dengan payudara dan pinggul besar. Kemudian zaman bergeser ke selera tubuh ramping nyaris kurus seperti peragawati Twiggy. Sedangkan di Cina, perempuan cantik adalah yang berkaki kecil (1999:34). Pergeseran selera tersebut terjadi karena gencarnya penetrasi media massa yaitu iklan produk kecantikan yang menampilkan model-model wanita berkulit putih. Menurut Liestianingsih (dalam Vidyarini, 2007: 84) mengatakan bahwa sebagian besar iklan kosmetik dan perawatan tubuh menyoroti wajah yang bersih, putih, dan bertipe wajah barat; postur model tinggi dan kurus; rambut hitam, lurus, dan mengkilap; kulit model putih dan halus (2002: 30). Sedangkan menurut Kurniawan, standar mengenai kecantikan wanita merupakan bagian dari nilai-nilai ideal yang telah berhasil diubah oleh iklan dan telah menjadi suatu sistem yang seragam secara keseluruhan. Hal tersebut menjadi alasan kebanyakan dari wanita Indonesia berlomba-lomba ingin memiliki warna kulit putih (2011: 2). Standar kecantikan yang disuguhi melalui iklan sangat efektif. Sehingga membuat wanita Indonesia berlomba-lomba ingin memiliki standar kecantikan yang sama seperti iklan. Dari sana kita lihat bahwa iklan merupakan salah satu cara ampuh untuk menyampaikan pesan secara maksimal, dengan menggunakan komunikasi verbal maupun nonverbal yang bersifat non-personal yang menjual pesan-pesan secara persuasif dari sponsor yang disampaikan melalui beberapa media komunikasi massa untuk memengaruhi orang agar membeli produknya. Menurut Danesi, Periklanan telah menjadi bentuk pembuatan pesan yang ada di segala tempat di tengah kebudayaan pasar global. Dengan menggunakan teknik baik verbal maupun nonverbal untuk memaksimalkan ajakan pesannya, periklanan telah menjadi kategori integral dalam kebudayaan zaman modern, yang dirancang untuk memengaruhi sikap dan perilaku gaya hidup dengan cara sembunyisembunyi mengisyaratkan cara terbaik bagi kita untuk memuaskan dorongan dan aspirasi terdalam kita (Danesi, 2010: 362). Sedangkan menurut Kriyantono (2008) iklan merupakan bentuk komunikasi non-personal yang menjual pesan-pesan secara persuasif dari sponsor yang jelas guna untuk memengaruhi orang agar 2

membeli produk dengan membayar biaya untuk media yang digunakan. Selain itu Russel & Lane (1990) sebelumnya juga berpendapat bahwa iklan adalah suatu pesan yang dibayar oleh sponsor dan disampaikan melalui beberapa media komunikasi massa. Seiring dengan perkembangan teknologi komunikasi dan informasi media periklanan yang digunakan oleh penyedia barang dan jasa tidak lagi sebatas menggunakan media konvensional, tetapi juga mulai memanfaatkan media berjaringan internet. Contohnya adalah iklan Sariayu Martha Tilaar yang berjudul Cara Mengukur Kulit Putih Masuk Akal yang menjadi objek penelitian kali ini merupakan iklan yang terdapat di internet, yaitu YouTube. Selain itu juga banyak sekali iklan yang merambah melalui internet, seperti melalui situs youtube, maupun jejaring sosial, seperti: Facebook, Twitter, Blog, dan Instagram. Selain karena mudah untuk berbagi informasi dengan sesama pengguna, orang yang memanfaatkan internet pada era modern ini semakin tidak ada batasan usia, pekerjaan, dan status sosial. Hal tersebut dapat dipertegas dengan adanya data pengguna internet dan pengguna YouTube hasil perhitungan oleh Internet World Stats dan pengguna YouTube sebagai berikut: Berdasarkan hasil perhitungan Internet World Stats, Usage and Population Satistics pada bulan November tahun 2015, pengguna internet di Asia mencapai 48.2% dan 51.8% nya adalah pengguna internet diluar Asia. Di Indonesia sendiri pengguna internet mengalami kenaikan yang cukup drastis, yakni terhitung pada tahun 2000 pengguna internet yang hanya 2,000,000 pengguna, meningkat menjadi 78,000,000 pengguna pada tanggal 30 November tahun 2015 (sumber: http://www.internetworldstats.com/stats3.htm, diakses pada tanggal 3 Maret 2016). Sedangkan data pengguna Youtube yang merupakan situs web ini memiliki pengguna lebih dari satu miliar. Hampir sepertiga dari semua pengguna internet mengakses YouTube, setiap hari orang menonton ratusan juta jam video di YouTube dan menghasilkan miliaran kali penayangan. Pertumbuhan waktu tonton di YouTube semakin cepat mengalami kenaikan minimal 50% dari tahun ke tahun selama tiga tahun berturut-turut. Jumlah orang yang menonton YouTube setiap hari 3

naik sebesar 40% per tahun sejak Maret 2014. Jumlah pengguna yang mengunjungi YouTube dan memulainya dari beranda YouTube, yang mirip dengan cara mereka menyalakan TV, naik lebih dari 3 kali lipat per tahun. Sedangkan pengguna YouTube Indonesia meningkat 600% di kuartal tiga tahun 2015 dibandingkan kuartal yang sama pada tahun 2014 (sumber: https://www.youtube.com/yt/press/id/statistics.html, diakses pada tanggal 3 Maret 2016). Berdasarkan data di atas, YouTube menjadi salah satu media yang begitu digandrungi oleh para penggunanya. Karena memiliki kemudahan dalam mengaksesnya, koleksi video yang terdapat didalamnyapun sangatlah banyak dengan berbagai macam tema. Mulai dari musik, kuliner, fesyen, kesehatan, bahkan tema kecantikan sebagai salah satu cara menunjang penampilan juga ada. Baik itu berupa video yang terdapat dari akun resmi milik perusahaan yang bersangkutan, maupun yang sudah dijadikan iklan sehingga waktu tayangnya dikoordinasi langsung oleh YouTube. Selain karena YouTube menjadi salah satu media yang begitu digandrungi oleh para penggunanya, Alasan penulis memilih iklan Sariayu Martha Tilaar versi YouTube ini dikarenakan adanya data statistik hasil penelitian yang dilakukan oleh UNICEF, bersama dengan Kementerian Komunikasi dan Informasi, The Berkman Center for Internet and Society, dan Harvard University, melakukan survey nasional mengenai penggunaan dan tingkah laku internet para remaja Indonesia sebagai berikut: Studi ini memperlihatkan bahwa ada setidaknya 30 juta orang remaja di Indonesia yang mengakses internet secara regular. Jika masyarakat Indonesia sampai saat ini memiliki 75 juta pengguna internet, itu berarti hampir setengahnya adalah remaja (sumber: Kompas Selasa, 20 Oktober 2015). Sedangkan dikutip dari Koran Jakarta edisi Senin 1/2/2016, hasil penelitian Oktober yang dilakukan beberapa platform digital marketing terkait perilaku anak-anak di kawasan ASEAN, ternyata dalam ranah dunia maya, mereka lebih memilih internet, daripada televisi, ketika mengakses media, baik hiburan maupun berita. 4

Dapat disimpulkan bahwa mayoritas pengguna internet adalah remaja, sesuai dengan target dari produk ini. Alasan selanjutnya adalah tidak adanya batasan durasi penayangan iklan versi YouTube sehingga inti pesan dari iklan ini, yakni mengedukasi dan menepis persepsi yang salah mengenai representatif cantik dapat tersampaikan secara lengkap. Iklan Sariayu Martha Tilaar yang berjudul Cara Mengukur Kulit Putih Masuk Akal versi YouTube berdurasi 1 menit 50 detik yang di upload pada 22 September 2015 ini merupakan iklan lanjutan dari iklan sebelumnya yang berjudul Bagaimana sih putih yang masuk akal itu? Cari tau di sini! yang di upload pada 14 Agustus 2015. Dalam iklan tersebut terdapat tujuh orang model wanita dan satu orang model laki-laki yang dipilih secara acak dalam sebuah pusat perbelanjaan. Mereka mengutarakan pendapat masing-masing tentang kulit putih masuk akal. Salah satu dari model wanitanya berpendapat bahwa putih masuk akal adalah putih yang merata dan tidak berlebihan. Seperti warna kulit wajah, leher dan warna kulit bagian tubuh lainnya sama. Selain itu, pada deskripsi iklan sebelumnya ini juga tertulis Klik www.bicarakulit.com dan ceritakan putih yang masuk akal versi kamu, sehingga membuat para konsumennya bebas memberikan opini apapun tentang kulit putih masuk akal pada website www.biacarakulit.com tersebut.. Pada website itu terdapat 3.452 opini, yang diposting mulai tanggal 3 Agustus 2015 hingga 20 Juli 2016. Dari total tersebut, bisa kita lihat respon baik yang diberikan oleh customer Sariayu Martha Tilaar, untuk memberikan opini mereka tentang kulit putih masuk akal. Sehingga muncul sebuah ide untuk membuat iklan selanjutnya berdasarkan opiniopini tersebut, yaitu iklan yang berjudul Cara Mengukur Kulit Putih Masuk Akal. Iklan yang dibuat berdasarkan opini-opini customer tersebut sangatlah sederhana. Chelsea yang merupakan Brand Ambassador dari produk ini menjelaskan apa yang dimaksud dengan putih masuk akal, bagaimana cara mengukurnya dengan menggunakan alat pengukur yang telah disediakan, dan membandingkan warna kulit wajah dengan warna kulit lengan bagian dalam. Lalu, Chelsea mengajak beberapa wanita untuk ikut tantangan cara mengukur kulit putih 5

masuk akal tersebut. Adapun tujuan dari cara mengukur yang membandingkan warna kulit wajah dengan warna kulit lengan bagian dalam, seolah ingin memperbaiki kekeliruan presepsi wanita Indonesia dalam memaknai kecantikan yang diidentikkan dengan kulit putih, adalah kulit putih yang merata di seluruh tubuh sesuai dengan karakter kulit masing-masing. Seperti yang dikatakan oleh dr. Hengky Affandi di laman online sebagai berikut: Kulit asli seseorang dapat dilihat dari warna kulit lengan bagian bawah. Bila berwarna kecokelatan, maka kulit wajah tidak bisa dibuat putih. Secara standar kecantikan, seharusnya yang benar adalah kulit sehat bercahaya, bukan putih. Selain itu menurutnya, produk kecantikan yang baik, tidak mengubah warna kulit, tapi mencerahkan warna kulit (http://life.viva.co.id, diakses pada tanggal 3 Maret 2016). Berhubungan dengan iklan yang memiliki banyak simbol dan tanda, maka yang menjadi perhatian peneliti disini adalah dari segi semiotikanya. Adapun tanda menurut Fiske menunjuk pada seseorang, yakni menciptakan dibenak orang tersebut suatu tanda yang setara, atau barangkali suatu tanda yang lebih berkembang. Tanda itu menunjuk sesuatu, yakni objeknya (2006: 60). Sederhananya semiotika itu adalah ilmu yang mempelajari tentang tanda. Tandatanda yang berada dalam iklan tentu saja berbeda dengan format tanda yang lain, yang hanya bersifat tekstual atau visual saja. Begitu pun dengan tanda-tanda yang terdapat dalam iklan Sariayu Martha Tilaar yang berjudul Cara Mengukur Kulit Putih Masuk Akal versi YouTube. Pada penelitian kali ini peneliti menggunakan analisis semiotika John Fiske (1987) yang didalam teorinya memakai kode-kode televisi. Berkaitan dengan video yang sarat akan tanda, maka yang menjadi perhatian peneliti disini adalah sisi semiotikanya. Dimana dengan semiotika ini akan sangat membantu peneliti dalam menganalisa sebuah tanda dalam iklan. Model analisis yang peneliti gunakan adalah model analisis semiotika dari John Fiske. John Fiske membagi kode-kode televisi kedalam tiga level yaitu level realitas, level representasi dan level ideologi. Adapun kode sosial level realitas terdiri dari penampilan, kostum, tata rias, lingkungan, tingkah laku, cara bicara, 6

gerak tubuh, ekspresi, suara, dll. Kode sosial level representasi terdiri dari kode teknis dan kode konvensional yaitu: kamera. Cahaya, editing, musik, dan suara. Adapun kode konvensional pada level representasi ini terdiri dari naratif, konflik, karakter, aksi, dialog, setting, casting, dll. Sedangkan kode sosial level ideologi, peneliti menggunakan ideologi kapitalisme. Adapun sistem kapitalisme melatarbelakangi siklus perdagangan global. Dalam hal ini kapitalisme tidak hanya sekedar menyediakan kebutuhan masyarakat, lebih dari itu kapitalisme menciptakan citra positif putih masuk akal dan menjadikannya sebagai komoditas jualan, kemudian menciptakan produk-produk kecantikan yang akan semakin memperkuat citra tersebut. Fiske memaparkan masing-masing konsep dasar semiotika dan strukturalisme secara lebih detail dibandingkan dengan pendapat ahli lainnya, serta menggunakan bahasa yang jelas, sehingga mudah untuk dipahami. Analisis semiotika Fiske juga lebih condong terhadap audio visual budaya populer. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman baru mengenai presentasi kecantikan wanita Indonesia yang dipresentasikan sebagai wanita yang memiliki kulit putih masuk akal dalam iklan ini. Sehingga kedepannya masyarakat, khususnya wanita mampu memahami dan dapat berfikir kritis terhadap segala informasi yang mereka serap dari berbagai media terutama yang menyangkut informasi pada iklan produk kecantikan. 1.2 Fokus Penelitian Berdasarkan penjelasan dari latar belakang masalah, maka fokus pada penelitian kali ini adalah: Bagaimana Kecantikan Wanita Indonesia Dipresentasikan dalam Iklan Sariayu Martha Tilaar Cara Mengukur Kulit Putih Masuk Akal? 7

1.3 Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) Bagaimana Level Realitas kulit putih masuk akal dalam iklan Sariayu Martha Tilaar Cara Mengukur Kulit Putih Masuk Akal? 2) Bagaimana Level Representasi kulit putih masuk akal dalam iklan Sariayu Martha Tilaar Cara Mengukur Kulit Putih Masuk Akal? 3) Bagaimana Level Ideologi kulit putih masuk akal dalam iklan Sariayu Martha Tilaar Cara Mengukur Kulit Putih Masuk Akal? 1.4 Tujuan Penelitian Berdasarkan fokus penelitian di atas, maka tujuan dari penelitian yang ingin dicapai oleh peneliti adalah sebagai berikut: 1) Untuk mengetahui level realitas kulit putih masuk akal dalam iklan Sariayu Martha Tilaar Cara Mengukur Kulit Putih Masuk Akal. 2) Untuk mengetahui level representasi kulit putih masuk akal dalam iklan Sariayu Martha Tilaar Cara Mengukur Kulit Putih Masuk Akal. 3) Untuk mengetahui level ideologi kulit putih masuk akal dalam iklan Sariayu Martha Tilaar Cara Mengukur Kulit Putih Masuk Akal. 1.5 Manfaat Penelitian 1.5.1. Aspek Teoretis 1) Diharapkan dari hasil penelitian ini dapat menjadi tambahan wawasan dan juga referensi bagi mahasiswa yang akan melakukan penelitian semiotika, khususnya mengenai kulit putih masuk akal yang dipresentasikan dalam iklan Sariayu Martha Tilaar Cara Mengukur Kulit Putih Masuk Akal. 2) Diharapkan dari hasil penelitian ini dapat menjadi tambahan wawasan dan juga referensi bagi mahasiswa yang akan melakukan penelitian 8

semiotika, terutama bagi mahasiswa yang akan menggunakan metode semiotika John Fiske. 3) Diharapkan dari hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangan pemikiran dalam memperkaya wawasan konsep presentasi dalam iklan. 1.5.2. Aspek Praktis 1) Secara praktis, diharapkan penelitian ini dapat menjadi bahan pertimbangan bagi masyarakat untuk mengetahui bagaimana sebuah media mempresentasikan sebuah faham khususnya tentang kulit putih masuk akal, sehingga masyarakat dapat lebih selektif dalam melihat nilai-nilai yang terkandung di dalam sebuah iklan. 2) Diharapkan dari hasil penelitian ini dapat menjadi masukan bagi agensi iklan dalam menciptakan iklan produk kecantikan agar lebih bisa menciptakan strategi pendekatan yang tepat kepada segmen yang dituju agar pesan yang ingin disampaikan dapat diterima dengan baik. 3) Diharapkan dari hasil penelitian ini dapat memperbaiki pemahaman masyarakat tentang kulit putih masuk akal yang sesuai dengan karakter kulit masing-masing, dengan membandingkan warna kulit wajah dan kulit lengan bagian dalam sebagai cara mengukurnya. 1.6 Tahapan Penelitian Untuk melakukan sebuah penelitian, sangat perlu untuk mengetahui tahaptahap yang akan dilakukan dalam proses penelitian. Untuk itu penulis menyusun tahap-tahap penelitian yang lebih sistematis agar diperoleh hasil penelitian yang sistematis pula. Berikut ini adalah langkah-langkah umum yang dijadikan pedoman oleh penulis: 9

Gambar 1.1. Tahapan Penelitian Memilih Topik Menentukan Objek Penelitian Menentukan Metode Pengolahan Data Mengklasifikasi Data Menganalisis Data Simpulan Sumber: Alex Sobur, Analisis Teks Media. 2009:154 1.7 Waktu Penelitian Tabel 1.1.2 Waktu Penelitian Kegiatan Oktober NovemberDesember Januari Mencari Ide Mengumpulkan Data Pencarian Teori Pengajuan Seminar Proposal Seminar Proposal Bulan Juni Juli Agustus Penelitian Iklan Pengolahan Data Penyusunan Laporan Pengajuan Sidang Skripsi Sidang Skripsi Bulan Februari Maret April Maret April Mei 10