II. PASCA PANEN KAYU MANIS

dokumen-dokumen yang mirip
Mulai. Merancang bentuk alat. - Menentukan dimensi alat - Menghitung daya yang diperlukan - Menghitung kecepatan putaran alat Menggambar alat

I. PENDAHULUAN. Latar Belakang

SKRIPSI / TUGAS AKHIR

BAHAN DAN METODE. Adapun bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tulang

BAB III PERENCAAN DAN GAMBAR

METODE PENELITIAN. Simulasi putaran/mekanisme pisau pemotong tebu (n:500 rpm, v:0.5 m/s, k: 8)

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. DAFTAR ISI... ii DAFTAR TABEL... v DAFTAR GAMBAR... vii

BAB I PENDAHULUAN. Kopi merupakan komoditas sektor perkebunan yang cukup strategis di. Indonesia. Komoditas kopi memberikan kontribusi untuk menopang

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini berlangsung dalam 2 (dua) tahap pelaksanaan. Tahap pertama

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

Mulai. Studi Literatur. Gambar Sketsa. Perhitungan. Gambar 2D dan 3D. Pembelian Komponen Dan Peralatan. Proses Pembuatan.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Jagung (Zea mays) adalah tanaman semusim yang berasal dari Amerika

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENDEKATAN DESAIN Kriteria Desain dan Gambaran Umum Proses Pencacahan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. proses pertumbuhannya yaitu berkisar antara ºc dan baik di tanam pada

Gambar. Diagram tahapan pengolahan kakao

BAB IV ANALISA PERBANDINGAN DAN PERHITUNGAN DAYA

POSITRON, Vol. IV, No. 1 (2014), Hal ISSN :

BAB III PERENCANAAN DAN PERHITUNGAN

PERANCANGAN MESIN PENEPUNG RUMPUT LAUT SKALA LABORATORIUM. Jl. PKH. Mustapha No. 23. Bandung, 40124

BAB III METODOLOGI Diagram Alur Produksi Mesin. Gambar 3.1 Alur Kerja Produksi Mesin

BAB IV PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN

RANCANG BANGUN ALAT MESIN HAMMER MILL UNTUK PENGOLAHAN JAGUNG PAKAN

Jurnal Ilmiah TEKNIKA ISSN: PENGARUH PUTARAN PISAU TERHADAP KAPASITAS DAN HASIL PERAJANGAN PADA ALAT PERAJANG SINGKONG

II. TINJAUAN PUSTAKA. tapioka termasuk industri hilir, di mana industri ini melakukan proses pengolahan

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB IV ANALISIS TEKNIK MESIN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2012 sampai Mei 2012 di

Lampiran 1. Analisis Kebutuhan Daya Diketahui: Massa silinder pencacah (m)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Konstruksi Mesin Pengupas Kulit Kentang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kajian Kinerja Mesin Pengaduk Pada Proses Pembuatan Pati Aren (Arenga pinnata Merr.)

LAMPIRAN. Mulai. Dipasang pulley dan V-belt yang sesuai. Ditimbang kertas bekas sebanyak 3 kg3 Kg. Dihidupkan mesin untuk mengoprasikan alat

Mulai. Merancang bentuk alat. Menggambar dan menentukan dimensi alat. Memilih bahan. Diukur bahan yang akan digunakan

HASIL DAN PEMBAHASAN

KAJIAN KINERJA MESIN PENGADUK PADA PROSES PEMBUATAN PATI AREN (ARENGA PINNATA MERR.) 1

BAB I PENDAHULUAN. Kacang tanah merupakan komoditas pertanian yang penting karena banyak

2.1 Pengertian Umum Mesin Pemipil Jagung. 2.2 Prinsip Kerja Mesin Pemipil Jagung BAB II DASAR TEORI

Kentang yang seragam dikupas dan dicuci. Ditimbang kentang sebanyak 1 kg. Alat pemotong kentang bentuk french fries dinyalakan

LAMPIRAN I DATA PENGAMATAN. 1. Data Uji Kinerja Alat Penepung dengan Sampel Ubi Jalar Ungu

Meningkatkan Nilai Tambah Bawang Merah Oleh: Farid R. Abadi

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

Mulai. Merancang bentuk alat. Menggambar dan menentukan dimensi alat. Memilih bahan. Memotong bahan yang digunakan sesuai dengan dimensi pada gambar

PERANCANGAN MESIN PELUBUR KERTAS BEKAS. HARRY SUNARDI;

BAB III PROSES MANUFAKTUR. yang dilakukan dalam proses manufaktur mesin pembuat tepung ini adalah : Mulai. Pengumpulan data.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN

Mulai. Merancang bentuk alat. Menggambar dan menentukan dimensi alat. Memilih bahan. Diukur bahan yang akan digunakan

BAB II DASAR TEORI 2.1 Konsep Perencanaan 2.2 Motor 2.3 Reducer

IV. PENDEKATAN DESAIN

TUGAS SARJANA TEKNIK PENGECORAN LOGAM

VI. ANALISIS NILAI TAMBAH INDUSTRI PENGGERGAJIAN KAYU (IPK)

HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG [1] Tidak diperkenankan mengumumkan, memublikasikan, memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2013 sampai dengan Maret 2013

Modifikasi Pemarut pada Mesin Penyuwir Daging Ikan untuk Bahan Baku Abon Ikan

BAB 3 METODE PENELITIAN

Lampiran 1. Pedoman mutu kulit kayu manis secara visual

PERAKITAN ALAT PENGAYAK PASIR SEMI OTOMATIK

LAPORAN PRAKTIKUM PROSES PERLAKUAN MEKANIK GRINDING & SIZING

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

Mulai. Merancang bentuk alat. Menggambar dan menentukan dimensi alat. Memilih bahan. Mengukur bahan yang akan digunakan

BAB I PENDAHULUAN. kedua terbesar setelah padi, sehingga singkong mempunyai potensi. bebagai bahan baku maupun makanan ringan. Salah satunya dapat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perencanaan mesin adalah proses atau usaha yang dilakukan tiap

Jumlah serasah di lapangan

BAB III PERANCANGAN DAN PERHITUNGAN. Mulai

BAB II DASAR TEORI. bahan pangan yang siap untuk dikonsumsi. Pengupasan memiliki tujuan yang

PERANCANGAN MESIN PEMERAS SANTAN DENGAN SISTEM ROTARI KAPASITAS 281,448 LITER/JAM

Gambar 2.1 Baja tulangan beton polos (Lit 2 diunduh 21 Maret 2014)

METODE PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan pada penelitian ini diantaranya : 1. Sampel tanah yang digunakan berupa tanah lempung yang berasal dari

METODE PENELITIAN. Waktu dan Tempat

IV. ANALISA PERANCANGAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada proses penggolahan stick singkong, singkong yang digunakan yaitu

TEKNIK PENGODOLAN KAPUK DARI BUAH RANDU DENGAN METODE ROTASI ROTOR 14 BATANG PENGODOL

PERAJANG MEKANIK KRIPIK

Pengaruh Variasi Konstanta Pegas dan Massa Roller CVT Terhadap Performa Honda Vario 150 cc

Pengolahan lada putih secara tradisional yang biasa

RANCANG BANGUN MESIN PEMECAH BIJI KEMIRI DENGAN SISTEM BENTUR

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II DASAR TEORI. sangat penting, yaitu untuk menghilangkan kulit atau penutup luar buah atau

METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. B. Bahan dan Alat. C. Pendekatan Rancangan dan Konstruksi Alat

12/17/2012 SIZE REDUCTION (PENGECILAN UKURAN) Karakteristik Ukuran. Ukuran yang digunakan dinyatakan dengan mesh maupun mm.

BAB I PENDAHULUAN. terlebih keuntungan dalam sektor pertanian. Sektor pertanian terutama

RANCANG BANGUN MESIN PEMECAH BIJI KEMIRI DENGAN SISTEM BENTUR

PENGEMBANGAN MESIN PENYOSOH SORGUM Oleh : Ana Nurhasanah, Novi Sulistyosari, Mardison dan Abi Prabowo Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian

I. PENDAHULUAN. Minyak atsiri dikenal dengan nama minyak eteris (Essential oil volatile) yang

RANCANG BANGUN ALAT PENGIRIS BAWANG MERAH KAPASITAS 46 KG/JAM

IV. PENDEKATAN DESAIN A. KRITERIA DESAIN B. DESAIN FUNGSIONAL

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

Proses penggerusan merupakan dasar operasional penting dalam teknologi farmasi. Proses ini melibatkan perusakan dan penghalusan materi dengan

BAB I PENDAHULUAN. ( Jamilah, 2009 ). Menurut Direktorat Bina Produksi Kehutanan (2006) bahwa

I. PENDAHULUAN. yang dimiliki oleh suatu negara. Indonesia merupakan negara berkembang

I. PENDAHULUAN. melalui nilai tambah, lapangan kerja dan devisa, tetapi juga mampu


BAB IV PERHITUNGAN RANCANGAN

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL PENANGANAN PASCA PANEN KUNYIT. Feri Manoi

V.HASIL DAN PEMBAHASAN

III. METODOLOGI PENELITIAN

Transkripsi:

1 I. PENDAHULUAN Kayu manis (Cinnamomum burmanii) merupakan komoditas perkebunan yang telah lama dimanfaatkan oleh manusia sebagai bumbu penyedap masakan (Anonim, 2010). Di Indonesia, produk kayu manis tidak hanya dimanfaatkan untuk bidang kulinari semata, namun kayu manis kerap dibuat sebagai obat untuk mencegah beberapa macam penyakit seperti pencegah kanker, penurun nilai gula darah, dan penurun total kolesterol dalam tubuh (Azima, 2008). Saat ini, komoditas kayu manis telah banyak dikembangkan menjadi produk turunan yang bernilai tinggi, seperti minyak atsiri, sehingga kebutuhannya cenderung meningkat setiap tahun. Produk kayu manis di Indonesia dominan dikembangkan oleh masyarakat dalam bentuk perkebunan rakyat. Pada tahun 2007 luas areal pengembangan kayu manis sebesar 134.897 ha yang tersebar di 19 wilayah provinsi dengan nilai total produksi mencapai 103.594 ton (BPS dan Ditjenbun, 2007 dalam Jaya, 2010). Sumber daya alam yang sangat mendukung serta tersedianya lahan perkebunan kayu manis yang luas menjadikan Indonesia sebagai negara penghasil kayu manis terbesar didunia dengan pangsa pasar mencapai 31.06% terhadap nilai total ekspor dunia pada tahun 2002-2007 (Jaya, 2010). Berdasarkan data-data tersebut diatas, sudah selayaknyaindonesia mengoptimalkan sumber daya yang dimiliki dengan intensifikasi budidaya serta penerapan mekanisasi dalam proses pengolahan hasil perkebunan kayu manis. Dengan intensifikasi dan mekanisasi, diharapkan produk kayu manis dapat menjadi komoditas unggulan yang bernilai ekspor tinggi. Pembuatan karya tulis ini ditujukan untuk mendokumentasikan proses penanganan pasca panen kayu manis dan mesin-mesin yang digunakan dalam penanganan tersebut. II. PASCA PANEN KAYU MANIS Kayu manis dapat segera dimanfaatkan begitu proses panen dilakukan. Apabila kayu manis hendak dimanfaatkan sebagai penyedap masakan, tidak diperlukan penanganan khusus agar produk tersebut dapat diolah, cukup dibersihkan dan dikeringkan. Namun, jika kayu manis dimanfaatkan untuk komoditas ekspor, bahan baku farmasi, dan bahan pembuat minyak atsiri, diperlukan beberapa tahap penanganan setelah proses panen dilakukan, antara lain: pembersihan, pengeringan, pengecilan ukuran, sortasi, distilasi, maupun pengepakan. Tata Alir Penanganan Kayu Manis Proses penanganan kayu manis dari bahan baku hingga menjadi produk yang diperjualbelikan dapat dilihat pada Gambar 1.

2 KAYU MANIS PEMBERSIHAN Contoh Produk Stick Contoh Produk Dust Contoh Contoh PENGERINGAN Produk Produk Broken Oil SORTASI 1 YA PEMOTONGAN TIDAK PENGECILAN UKURAN TIDAK KONTAMINAN SORTASI 3 YA SORTASI 2 YA TIDAK PRODUK DUST TIDAK SORTASI 4 PENGEPAKAN YA PRODUK STICK PENYULINGAN PRODUK BROKEN Gambar 1. Diagram alir penanganan kayu manis Berikut ini adalah penjelasan mengenai tahapan penanganan pasca panen kayu manis: a. Pembersihan dilakukan dengan memeriksa serta mencuci kayu manis untuk menghilangkan sisa-sisa jamur maupun kotoran yang menempel pada kulit kayu manis. b. Setelah dibersihkan, kayu manis kemudian dijemur dibawah terik matahari selama 6-12 jam agar kadar airnya menurun, penurunan kadar air dapat dilihat dari perubahan warna kulit kayu manis dari cokelat ketuaan menjadi coklat muda atau coklat cerah. Pengeringan kayu manis dapat dilihat pada Gambar 2. Gambar 2. Pengeringan Kayu Manis

3 c. Kayu manis yang telah kering disortasi berdasarkan ukuran, bentuk fisik, dan tingkat kelurusan batang. Kayu manis yang dipilih memiliki ukuran 50-60cm dengan ketebalan kulit 1-2mm, selain itu bentuk fisik kayu manis dipilih apabila tidak bercabang dan kayu manis menggulung dengan sempurna atau tidak menggulung dari dua arah berlawanan, selanjutnya kayu manis juga diseleksi berdasarkan tingkat kelurusan batangnya. Gambar 3 memperlihatkan proses penyeleksian kayu manis. Gambar 3. Penyeleksian Kayu Manis d. Pemotongan kayu manis dilakukan dengan mesin potong CC-Tipe M V4. mesin V4 dengan kapasitas potong ±500 kg/hari dapat memotong kayu manis menjadi beberapa ukuran, yaitu 2.5 cm, 5 cm, 6 cm, 8 cm, 10 cm, 15 cm, 20 cm, 25 cm, dan 30 cm. Dibawah ini merupakan gambar proses pemotongan kayu manis. Gambar 4. Proses Pemotongan Kayu Manis e. Setelah kayu manis dipotong kemudian dilakukan pemilihan berdasarkan ukuran panjang kayu manis yang telah dipotong. Nilai toleransi pemotongan yang diizinkan sebesar 1mm, sehingga apabila terdapat kayu manis yang memiliki ukuran 8 cm±> 1mm maka akan langsung dimasukan ke unit pengecilan ukuran. Proses sortasi kedua dapat dilihat pada Gambar 5 dibawah ini.

4 Gambar 5. Proses Sortasi Kedua Kayu Manis f. Kayu manis dengan ukuran yang memenuhi syarat kemudian dimasukkan kedalam kotak dengan kapasitas 20 kg dan siap untuk didistribusikan. Gambar 6 memperlihatkan produk kayu manis stick yang siap dipasarkan. Gambar 6. Kayu Manis yang siap dipasarkan g. Sementara itu, kayu manis yang tidak lolos dalam sortasi 1 dan 2 dimasukkan kedalam unit hammer mill untuk dikecilkan ukurannya. h. Setelah melewati hammer mill, kayu manis yang telah hancur dan ukurannya mengecil dilewatkan ke unit magnetic separator (sortasi 3) agar kandungan kontaminan logam yang tercampur dari mesin hammer mill dapat dipisahkan. i. Kayu manis yang telah dipisahkan kontaminannya kemudian dimasukkan kedalam mesin pengayak (sortasi 4) untuk diklasifikasikan ukurannya. j. Pada mesin pengayak, kayu manis yang berukuran sangat kecil (menyerupai debu) akan dipisahkan dan tidak dimasukkan kedalam pengepakan produk Broken. Kayu manis tersebut akan dipersiapkan sebagai bahan baku penyulingan minyak atsiri. Karakteristik Kayu Manis Data karakteristik kayu manis sangat diperlukan untuk mendesain mesin pengolahan kayu manis. Data-data yang harus diketahui adalah karakteristik fisik dan karakteristik mekanik. Karakteristik fisik meliputi: bentuk, ukuran, volume, densitas, warna, dan penampakan sedangkan karakteristik mekanik meliputi gaya yang diperlukan untuk

5 memotong kayu manis.data-data mengenai karakteristik fisik kayu manis ditampilkan pada Tabel 1 dan Tabel 2. Tabel 1. Karakteristik Fisik Kayu Manis Data diambil pada bulan Nopember 2014 Tabel 2. Karakteristik Fisik Kayu Manis (lanjutan) Data diambil pada bulan Desember 2014 Pengukuran untuk memperoleh data pada Tabel 1 dilakukan pada bulan Nopember 2014. Berdasarkan data-data diatas, beberapa parameter desain untuk mesin yang dapat diketahui antara lain: lebar mesin minimal 50 cm untuk mengakomodir panjang kayu manis dan genggaman operator sebaiknya tidak melebihi 24 batang atau 600 gram. Sedangkan data pada Tabel 2 diambil pada bulan Desember 2014. Tabel 2 berisi informasi penting mengenai densitas kayu manis, sudut luncur serta koefisien gesek bahan dengan material mesin. Data koefisien gesek memperlihatkan bahwa kayu manis memiliki koefisien gesek lebih rendah pada bahan stainless steel dibandingkan besi. Hal tersebut berpengaruh pada desain kemiringan corong pengeluaran dari mesin pengolahan kayu manis untuk kedua material tersebut, apabila outlet berbahan stainless steel maka kemiringan outlet sebaiknya lebih dari 21.2, namun bila outlet dibuat dari bahan besi maka sebaiknya desain kemiringan outlet

6 lebih dari 30 agar proses pengeluaran hasil pengolahan dapat berjalan lancar. Selain karakteristik fisik, pengukuran juga dilakukan untuk mengetahui karakteristik mekanik kayu manis. Karakteristik mekanik kayu manis yang meliputi gaya yang dibutuhkan untuk memotong kayu manis akan ditampilkan pada Tabel 3. Tabel 3. Hasil Pengukuran Karakteristik Mekanik Kayu Manis Sampel F 1 = 2.45 N Gambar F 2 = 4.91 N Gambar 1 Sedikit Terkikis Terkikis 2 Sedikit Terkikis Terkikis 3 Sedikit Terkikis Terkikis 4 Sedikit Terkikis Terkikis 5 Sedikit Terkikis Terkikis Nilai F diperoleh dari massa 1= 250 gram dan massa 2= 500 gram yang dikalikan dengan percepatan gravitasi (9.81 m/s 2 ) Data Tabel 3 memperlihatkan perbedaan yang signifikan dari hasil kikisan pisau terhadap bahan kayu manis. Percobaan dilakukan menggunakan pisau yang sama namun dibedakan dari gaya yang diberikan. Pada pengikisan dengan gaya 2.45 N, bahan kayu manis sangat sedikit mengalami pengikisan. Sedangkan pada percobaan dengan gaya 4.9 N, bahan kayu manis terkikis dengan baik dan meninggalkan bekas kikisan yang cukup dalam. Dari kedua hasil tersebut dapat disimpulkan sementara bahwa gaya minimal yang dibutuhkan untuk mengikis kayu manis adalah 4.91 N. Interaksi Kayu Manis dengan Mesin Penanganan produk kayu manis pasca panen hendaknya dilakukan dengan mekanisasi. Hal tersebut diharapkan dapat meningkatkan efisiensi dan produktifitas kayu manis untuk komoditas dalam negeri maupun luar negeri. Saat ini, mekanisasi yang telah dilakukan dalam penanganan pasca panen kayu manis terdapat pada tahap pemotongan. Proses pemotongan kayu manis dilakukan menggunakan pisau gergaji tipe sirkular. Konsep pemotongan kayu manis dapat dilihat pada ilustrasi Gambar 7 berikut ini.

7 Gambar 7. Ilustrasi konsep pemotongan kayu manis Berikut ini (Tabel 4) merupakan kumpulan data-data hasil percobaan mengenai hubungan jenis mata pisau, tenaga motor penggerak, dan rasio transmisi pada mesin pemotong kayu manis. Tabel 4. Hasil Percobaan Mesin Pemotong Kayu Manis Jenis Mesin Motor RPM Rasio RPM ΣMata Diameter Kapasitas Kapasitas (HP) Motor Transmisi Pisau Pisau Pisau (inch) (kg/hari) (menit/0.6 kg) Hasil Potongan Tipe M-V1 0.5 1400 2 : 1 2800 60 7 1 / 4 192 1.5 Kasar, Pecah Tipe M-V2 1 1400 1 : 1 1400 160 8 144 2 Halus, rapi Tipe M-V3 a 1 1400 1 : 1 1400 60 8 169 1.7 Kasar, Pecah Tipe M-V3 b 1 1400 2 : 1 2800 60 8 192 1.5 Kasar Tipe M-V3 c 1 1400 2.5 : 1 3500 60 8 206 1.4 Kasar agak rapi Tipe M-V3 a 1 1400 1 : 1 1400 80 8 288 1 Agak Kasar Tipe M-V3 b 1 1400 2 : 1 2800 80 8 411 0.7 Rapi Tipe M-V3 c 1 1400 2.5 : 1 3500 80 8 480 0.6 Rapi Tipe M-V4 1 1400 2 : 1 2800 80 8 576 0.5 Rapi Pengambilan data Tabel 4 dilakukan sejak Nopember 2014 hingga Desember 2014 dan merupakan data empiris hasil pengukuran di lapangan. Hasil pemotongan sangat dipengaruhi oleh gaya potong yang diberikan pisau untuk mengikis kulit kayu manis. Nilai gaya yang dibutuhkan sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain: tebal pisau, jumlah bahan yang akan dipotong, jumlah mata pisau, dan daya dari motor penggerak. Hubungan dari tiap komponen tersebut belum dapat diperhitungkan dalam sebuah persamaan sehingga diharapkan penelitian lebih lanjut dapat mengeksplorasi hubungan antar komponen dengan lebih baik.

8 Perhitungan daya yang dibutuhkan oleh motor penggerak untuk memotong kayu manis dapat dilihat pada penjabaran mekanisme pemotongan dengan simulasi perhitungan gaya pada Gambar 8. Gambar 8. Simulasi Perpindahan Gaya pada Mesin Pemotong Kayu Manis Kebutuhan daya motor listrik dapat diketahui dengan menghitung beberapa parameter, yaitu: gaya potong, diameter pisau, torsi pisau, rasio puli A dan B, torsi motor listrik dan kecepatan putar motor listrik seperti pada Tabel 5. Tabel 5. Perhitungan Kebutuhan Daya Motor Listrik Tanda (* pada persamaan 1 diperoleh dari :

9 Tabel 3 memperlihatkan daya yang dibutuhkan oleh motor listrik untuk mengikis kayu manis adalah 0.2 HP. Namun, perhitungan tersebut masih belum memasukkan komponen-komponen lain seperti: jumlah kayu manis yang dipotong, lebar pisau potong, dan gaya dorong operator. Ketiga faktor tambahan tersebut diantisipasi dengan memberikan daya 1 HP pada mesin Tipe M-V2, M-V3, dan M-V4. Daya yang diberikan menghasilkan kinerja yang baik bagi mesin pemotong sehingga dapat disimpulkan bahwa daya 1 HP dapat mengakomodir kemungkinan penambahan beban kerja dari komponen-komponen yang belum diperhitungkan Hasil potongan dari berbagai macam mesin yang diujicobakan dapat dilihat pada Gambar 9. Gambar 9. Hasil Potongan dan Tipe Mesin (dari kiri ke kanan) : Tipe M-V1, Tipe M-V2, dan Tipe M V-3 Hasil potongan mengalami perbaikan kualitas dari satu mesin ke mesin lainnya seiring dilakukannya pengembangan pada mesin-mesin tersebut.kualitas potongan dinilai dari tingkat kehalusan potongan, adanya pecahan pada hasil potongan, dan kecepatan

10 pemotongan.mesin V4 memberikan hasil dengan tingkat kehalusan yang tinggi, penurunan pecahan pada hasil pemotongan, dan peningkatan kecepatan pemotongan.mesin tipe M-V4 merupakan generasi terakhir mesin potong kayu manis yang telah dibuat, mesin tersebut memiliki spesifikasi terbaik dibandingkan generasi-generasi sebelumnya. Saat ini mesin tipe M-V4 telah diproduksi hingga 8 unit untuk mengakomodasi kebutuhan mesin potong kayu manis bagi pabrik pengolahan kayu manis. III. PENUTUP Proses pengolahan kayu manis menjadi produk-produk turunannya yang siap konsumsi masih memerlukan sentuhan mekanisasi yang cukup intensif. Peningkatan mutu produk dan kapasitas produksi sangat diharapkan untuk mengukuhkan posisi Indonesia sebagai Negara penghasil produk kayu manis terbesar di dunia. Apabila proses mekanisasi yang dijalankan diiringi dengan kebijakan pemerintah untuk memperkuat sektor perkebunan, bukan tidak mungkin bahwa agroindustri Indonesia dapat menjadi tulang punggung perekonomian bangsa dan lumbung pangan dunia. Makalah ini diharapkan dapat menyumbangkan ilmu bagi peningkatan mutu dan tolok ukur mekanisasi Indonesia khususnya pada komoditas kayu manis. DAFTAR PUSTAKA Anonim. 2010. Kulit Manis. [terhubung berkala]. http://id.wikipedia.org/wiki/kulit_manis [5 November 2010] Azima, Fauzan. 2008. Kayu Manis Cegah Aterosklerosis dan Kanker.Pikiran Rakyat Cyber Media. [terhubung berkala]. http://www.jamitra.com/kayumanis.htm. [5 November 2010] Srivastava, Ajit K., Goering, Carroll E., Rohrbach, Roger P. 1996. Engineering Principles of Agricultural Machines. Michigan. Information Publishing Group. Jaya, Askar. 2010. Kebocoran Wilayah dalam Sistem Agribisnis Komoditas Kayu Manis Rakyat Serta Dampaknya terhadap Perekonomian Wilayah. [terhubung berkala]. http://iirc.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/40260/3/bab%20i_2009aj a1-2.pdf. [5 November 2010].