Session 17 Steam Turbine Theory. PT. Dian Swastatika Sentosa

dokumen-dokumen yang mirip
Session 20 Steam Turbine Design. PT. Dian Swastatika Sentosa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. suatu pembangkit daya uap. Siklus Rankine berbeda dengan siklus-siklus udara

BAB I PENDAHULUAN. Turbin uap berfungsi untuk mengubah energi panas yang terkandung. menghasilkan putaran (energi mekanik).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

pesawat konversi, untuk mengkonversikan energi potensial fluida menjadi energi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISA HEAT RATE PADA TURBIN UAP BERDASARKAN PERFORMANCE TEST PLTU TANJUNG JATI B UNIT 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Siklus Rankine adalah siklus teoritis yang mendasari siklus kerja dari suatu

TURBIN GAS. Berikut ini adalah perbandingan antara turbin gas dengan turbin uap. Berat turbin per daya kuda yang dihasilkan lebih besar.

ANALISA PRESTASI KERJA TURBIN UAP PADA BEBAN YANG BERVARIASI

Perhitungan Daya Turbin Uap Dan Generator

BAB III DASAR TEORI SISTEM PLTU

Gbr. 2.1 Pusat Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU)

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

ANALISIS PERHITUNGAN DAYA TURBIN YANG DIHASILKAN DAN EFISIENSI TURBIN UAP PADA UNIT 1 DAN UNIT 2 DI PT. INDONESIA POWER UBOH UJP BANTEN 3 LONTAR

TUGAS MATAKULIAH SISTEM PEMBANGKIT TENAGA UAP TURBIN UAP : 1. ADE SURYAN YULIANTO (G1C012003) 2. SEPRIANSYAH (G1C01100)

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB V TURBIN GAS. Berikut ini adalah perbandingan antara turbin gas dengan turbin uap. No. Turbin Gas Turbin Uap

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Analisis Pengaruh Tekanan Fluida Pemanas pada LPH terhadap Efisiensi dan Daya PLTU 1x660 MW dengan Simulasi Cycle Tempo

BAB II LANDASAN TEORI

SIMULASI DUA DIMENSI KARAKTERISTIK ALIRAN PADA BLADE UNTUK DESAIN NOZZLE DAN BLADE TURBIN UAP TIPE IMPULS SATU TINGKAT

I. PENDAHULUAN. EKSERGI Jurnal Teknik Energi Vol 11 No. 3 September 2015; 61-68

BAB II STUDI PUSTAKA

ANALISA TERMODINAMIKA PADA SISTEM PEMBANGKIT TENAGA UAP DENGAN VARIASI PEMBEBANAN DI UNIT PEMBANGKIT TENAGA UAP PT

TUGAS SARJANA TURBIN UAP

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ANALISA PERHITUNGAN EFISIENSI TURBINE GENERATOR QFSN B UNIT 10 dan 20 PT. PJB UBJOM PLTU REMBANG

Exercise 1c Menghitung efisiensi

Turbin Uap BOILER. 1 4 konderser

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

TURBIN UAP. Penggunaan:

BAB II DASAR TEORI. Energy balance 1 = Energy balance 2 EP 1 + EK 1 + U 1 + EF 1 + ΔQ = EP 2 + EK 2 + U 2 + EF 2 + ΔWnet ( 2.1)

II HUKUM THERMODINAMIKA I

Analisa Pengaruh Variasi Pinch Point dan Approach Point terhadap Performa HRSG Tipe Dual Pressure

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Prinsip Pembangkit Listrik Tenaga Gas

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III SISTEM PLTGU UBP TANJUNG PRIOK

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV PEMBAHASAN KINERJA BOILER

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Gambar 1. Skematik pembangkit listrik tenaga uap

Udara. Bahan Bakar. Generator Kopel Kompresor Turbin

Analisa Efisiensi Isentropik dan Exergy Destruction Pada Turbin Uap Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap

BAB II DASAR TEORI. Laporan Tugas Akhir. Gambar 2.1 Schematic Dispenser Air Minum pada Umumnya

BAB III APLIKASI TERMODINAMIKA PADA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA PANAS BUMI

ANALISIS PRESTASI TURBIN GT-1510 BORSIG PADA UNIT UTILITY KALTIM I Muhammad Hasan Basri* dan Alimuddin Sam * *

BAB III TURBIN UAP PADA PLTU

Session 18 Heat Transfer in Steam Turbine. PT. Dian Swastatika Sentosa

ANALISA PERFORMANSI TURBIN UAP KAPASITAS 60 MW DI PLTU PEMBANGKITAN LISTRIK SEKTOR BELAWAN

Termodinamika II FST USD Jogja. TERMODINAMIKA II Semester Genap TA 2007/2008

Tekad Sitepu, Sahala Hadi Putra Silaban Departemen Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara

Jurnal FEMA, Volume 1, Nomor 3, Juli Kajian Analitis Sistem Pembangkit Uap Kogenerasi

TUGAS SARJANA PERANCANGAN TURBIN UAP PENGGERAK GENERATOR LISTRIK PADA PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWIT KAPASITAS : 60 TON TBS/JAM DAYA TERPASANG : 10 MW

SKRIPSI. Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik MARULITUA SIDAURUK NIM

BAB IV ANALISA EKSPERIMEN DAN SIMULASI

PENGARUH SUHU DAN TEKANAN TERHADAP PENINGKATAN EFISIENSI THERMAL SIKLUS RANKINE PADA PEMBANGKIT DAYA TENAGA UAP. Oleh ( ) TEKNIK MESIN UNILA

BAB II LANDASAN TEORI. Ketel uap pada dasarnya terdiri dari bumbung (drum) yang tertutup pada

Kata Pengantar. sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan

BAB I PENDAHULUAN. Dunia industri dewasa ini mengalami perkembangan pesat. akhirnya akan mengakibatkan bertambahnya persaingan khususnya

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan yang memadai untuk melayani proses yang berlangsung di dalamnya.

BAB II DASAR TEORI. Laporan Tugas Akhir BAB II DASAR TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Bertambahnya perindustrian di Indonesia menyebabkan peningkatan

MULTIREFRIGERASI SISTEM. Oleh: Ega T. Berman, S.Pd., M,Eng

STUDI PADA PENGARUH FWH7 TERHADAP EFISIENSI DAN BIAYA KONSUMSI BAHAN BAKAR PLTU DENGAN PEMODELAN GATECYCLE

Penyelesaian: x 1. Dik : x 2. =0,8m. K=100 N m. Dit : Q=? Jawab : ΣW =ΣQ. Usaha yang dilakukan pegas : dx x1. = F Pegas.

HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... HALAMAN PERNYATAAN... NASKAH SOAL TUGAS AKHIR... HALAMAN PERSEMBAHAN... ABSTRACT

BAB IV HASIL ANALISA DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi Single Flash System

SKRIPSI TURBIN UAP PERANCANGAN TURBIN UAP UNTUK PLTGU DENGAN DAYA GENERATOR LISTRIK 80 MW DAN PUTARAN TURBIN 3000 RPM OLEH :

BAB II LANDASAN TEORI. tropis dengan kondisi temperatur udara yang relatif tinggi/panas.

ANALISA EFISIENSI PERFORMA HRSG ( Heat Recovery Steam Generation ) PADA PLTGU. Bambang Setyoko * ) Abstracts

ANALISIS VARIASI SUDUT SUDU-SUDU TURBIN IMPULS TERHADAP DAYA MEKANIS TURBIN UNTUK PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA UAP

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO KONSENTRASI TEKNIK ELEKTRONIKA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS GUNADARMA

PERANCANGAN TURBIN UAP PENGGERAK GENERATOR LISTRIK DENGAN DAYA 80 MW PADA INSTALASI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA UAP

Kata Kunci : PLC, ZEN OMRON, HP Bypass Turbine System, pompa hidrolik

Laporan Tugas Akhir 2012 BAB II DASAR TEORI

PERANCANGAN ULANG HEAT RECOVERY STEAM GENERATOR DENGAN SISTEM DUAL PRESSURE MELALUI PEMANFAATAN GAS BUANG SEBUAH TURBIN GAS BERDAYA 160 MW

BAB II DASAR TEORI. Tabel 2.1 Daya tumbuh benih kedelai dengan kadar air dan temperatur yang berbeda

Maka persamaan energi,

ANALISA PERFORMANSI TURBIN UAP TIPE SINGLE SILINDER NON REHEAT DENGAN TEKANAN 86 BAR DAN KAPASITAS 65 MW DI PT PLN (PERSERO) SEKTOR BELAWAN

BAB III SISTEM REFRIGERASI DAN POMPA KALOR

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1 sistem Blast Chiller [PT.Wardscatering, 2012] BAB II DASAR TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Definisi Pengkondisian Udara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PERHITUNGAN

SESSION 3 GAS-TURBINE POWER PLANT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. Df adalah driving force (kg/kg udara kering), Y s adalah kelembaban

BAB II DASAR TEORI 2.1 Pasteurisasi 2.2 Sistem Pasteurisasi HTST dan Pemanfaatan Panas Kondensor

Pengoperasian pltu. Simple, Inspiring, Performing,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II DASAR TEORI. perpindahan kalor dari produk ke material tersebut.

Transkripsi:

Session 17 Steam Turbine Theory PT. Dian Swastatika Sentosa DSS Head Office, 27 Oktober 2008

Outline 1. Pendahuluan 2. Bagan Proses Tenaga Uap 3. Air dan Uap dalam diagram T s dan h s 4. Penggunaan Diagram h s 5. Daya yang Dihasilkan, Efisiensi, dan Kapasitas Uap 6. Persamaan Kontinuitas dan Penampang Saluran 7. Perbaikan Proses Tenaga Uap dengan Teknologi Panas 8. Aliran Uap Ketika Melewati Fixed Blade dan Moving Blade 9. Cara Kerja dan Bagian-Bagian Turbin Uap Bertingkat 10. Back-Pressure Turbine dan Condensing Turbine

1. Pendahuluan Definisi Steam Steam merupakan air dalam wujud gas

1. Pendahuluan Definisi Steam Turbine Sebuah steam turbine didefinisikan sebagai suatu mesin yang mengubah energi steam menjadi energi kinetik dengan melakukan ekspansi melalui nozzle, dan energi kinetik yang dihasilkan oleh semburan steam yang diubah menjadi daya kerja pada sudu-sudu yang terdapat pada bagian yang berputar. Dengan kata lain: Sebuah steam turbine adalah penggerak utama yang mengubah energi panas dari steam langsung menjadi energi putaran mesin.

1. Pendahuluan Steam Turbine digerakkan oleh fluida : superheated steam atau saturated steam Efisiensi Steam Turbine dipengaruhi oleh : diameter roda turbin, jumlah tingkat, panjang sudu, dan penampang bagian- bagian yang menghantarkan uap. Kerja Steam Turbine dipengaruhi panas jatuh. Panas jatuh yang terjadi merupakan selisih entalpi yang terjadi pada turbin stage pertama dan terakhir akibat ekspansi uap.

1. Pendahuluan Konstruksi Turbin Input Superheated Steam Saturated Steam Proses Single stage Multi Stage High Pressure Intermediate Pressure Low Pressure Axial Radial Output Condensing Full Condensing Extraction-Condensing Non-Condensing Back Pressure Extraction-Back Pressure Efisiensi

1. Pendahuluan Condensing Turbine Non-Condensing Turbine

1. Pendahuluan Radial Blade Turbine Axial Blade Turbine

Impulse Steam Turbine 1. Pendahuluan Hero s Aelopile Branca s Steam Turbine Reaction Steam Turbine

1. Pendahuluan Steam Tubine Thermodynamic Process

1. Pendahuluan Efficiency Definition

2 3 1 2 h h m Q h h m W W in C P 4 1 4 3 h h m Q h h m W out t 2. Bagan Proses Tenaga Uap

2.1. Saturated Rankine Cycle in PLTN

2. 2. Superheated Rankine Cycle

2.3. Superheated-Reheated Rankine Cycle

3. Air dan Uap Air Dalam Diagram T s dan h s Steam Table Tabel uap terbagi atas 2 bagian, yakni : tabel uap jenuh (saturated steam) dan tabel uap lanjut (superheated steam). Masing- masing tabel uap tersebut memuat besaranbesaran ukur: pressure (P), temperature (T), specific volume (v), specific enthalpy (h), and specific entropy (s)

3.1. Diagram T - s dq = T ds X= kg uap / kg campuran uap dan air) Besarnya temperatur didih bergantung tekanan yang bekerja pada sistem tersebut.

3.2. Diagram h - s Contoh 1. lihat gambar berikut Berapakah selisih entalpi seluruhnya dari proses isentropic h = h1-h2 dalam kj/kg? Berapakah entalpi uap bekas yang keluar dari mesin? Bisa mencapai berapakah efisiensi teoritis η tt, bila untuk dua proses tenaga uap dengan tujuan yang sama yaitu perpindahan energi, tetapi bekerja dengan data uap yang berlainan? a. Uap dengan tekanan tinggi yang bekerja di dalam suatu turbin uap dengan kondensasi b. Uap dengan tekanan menengah yang bekerja di dalam suatu lokomotif uap

3.2. Diagram h - s Panas Jatuh (Δh) = h1 h2 Efisiensi konversi energi kalor menjadi energi mekanik u tt h h 1 2 1 h Back

4. Penggunaan Diagram h s Mollier Diagram perubahan keadaan isobar penentuan panas jatuh proses pencekikan (throttling) Dalam daerah uap basah garis temperatur tidak ada, karena temperatur uap basah antara x = 0 sampai x = 1 adalah selalu tetap konstan, tergantung kepada tekanan yang dipunyai temperatur didih air, yang diambil dari tabel uap

4. Penggunaan Diagram h s Peristiwa a : Perubahan keadaan isobar Contoh 2 Uap yang lembab dengan tekanan 10 bar dan x = 0,96 (4% air) harus dipanaskan lanjut sampai 10 bar, 400 0 C Berapakah jumlah kalor yang diperlukan? Berapakah temperatur uap lembab tersebut? Berapakah spesifik volume v yang dipunyai uap panas lanjut dan uap yang lembab?

4. Penggunaan Diagram h s Peristiwa b : Penentuan panas jatuh Berapakah panas jatuh (selisih entalpi) h yang terdapat pada turbin bila uap baru dengan tekanan 10 bar/400 0 C berekspansi isentropik sampai 0,05 bar? Berapakah keadaan uap bekas yang keluar dari turbin? Bila di dalam turbin terdapat kerugian perpindahan energi sehingga η i = 0,80, bagaimanakah keadaan uap bekas dari turbin?

4. Penggunaan Diagram h s Peristiwa c : Proses pencekikan (throttling) Uap baru dengan kondisi 40 bar/400 0 C di ekspansikan di dalam turbin sampai tekanannya menjadi 1 bar. Sehingga terdapat panas jatuh isentrop sebesar h = 760 kj/kg. Bagaimanakah kondisi uap baru yang masuk ke turbin, bila katup pemasukan uap sebelum turbin ditutup perlahanlahan dicekik sampai 4 bar (uap yang keluar dari katup dan masuk ke turbin menjadi bertekanan 4 bar)? Setelah proses pencekikan, berapakah panas jatuh isentrop yang bekerja di dalam turbin?

5. Perbaikan Proses Tenaga Uap dengan Teknologi Panas Steam Turbine Moisture Separation and Steam Reheating

5. Perbaikan Proses Tenaga Uap dengan Teknologi Panas

5. Perbaikan Proses Tenaga Uap dengan Teknologi Panas Reheater Assembly

5. Perbaikan Proses Tenaga Uap dengan Teknologi Panas Actual Moisture Separator

5. Perbaikan Proses Tenaga Uap dengan Teknologi Panas Moisture Separator Reheater Guangdong Sizewell N.P.S.

5. Perbaikan Proses Tenaga Uap dengan Teknologi Panas Open or Direct Contact Feedwater Heater System

5. Perbaikan Proses Tenaga Uap dengan Teknologi Panas Feedwater Heating (Direct Contact Heater)

5. Perbaikan Proses Tenaga Uap dengan Teknologi Panas Closed or Surface (Tubed) Feedwater Heater System

5. Perbaikan Proses Tenaga Uap dengan Teknologi Panas Feedwater Heating (Surface (Tubed) Heater)

5. Perbaikan Proses Tenaga Uap dengan Teknologi Panas Feedwater Heating (Multiple Heaters)

5. Perbaikan Proses Tenaga Uap dengan Teknologi Panas Efficiency Gain With Feedwater Heaters

5. Perbaikan Proses Tenaga Uap dengan Teknologi Panas Perbaikan dengan jalan pemanasan ulang Dengan menggunakan Re-Heater Steam yang keluar dari HP turbin dipanaskan kembali di Boiler dan dimasukkan kembali di IP Turbin Menaikkan 3-4 % efisiensi Akan mengembun u ( a b c d e f g h i a) ( h b a i) ( a b c d e f g h i a)

5. Perbaikan Proses Tenaga Uap dengan Teknologi Panas Perbaikan dengan jalan pemanasan pendahuluan air umpan boiler dengan uap yang di ekstraksi dari turbin uap (sistem regeneratif) Dengan menggunakan ekstraksi steam dari turbin untuk memanasi air umpan menuju boiler Dengan LP Heater, HP Heater, IP Heater Menaikkan 7% efisiensi

5. Perbaikan Proses Tenaga Uap dengan Teknologi Panas Pemanasan pendahuluan air umpan boiler dengan uap yang di ekstraksi dari turbin. Proses siklus dengan data uap dari turbin ekstraksi 1 tingkat terdapat pada gambar dibawah ini : Contoh 3

5. Perbaikan Proses Tenaga Uap dengan Teknologi Panas Uap baru yang masuk ke dalam turbin = uap yang keluar dari boiler = 160 bar, 530 0 C. Uap ekstraksi tekanannya 16 bar, x = 1 mengikuti proses ekspansi isentropik. Tekanan uap bekas yang keluar dari turbin = 0,04 bar. Perhitungan dilakukan terhadap tiap 1 kg uap baru yang masuk ke dalam turbin.

5. Perbaikan Proses Tenaga Uap dengan Teknologi Panas Berapakah uap ekstraksi (yang harus dikeluarkan dari turbin) z dalam kg/kg yang diperlukan untuk pemanasan pendahuluan air kondensat utama dari temperatur TKA = 290C dan hka = 121 kj/kg menjadi air pengisi ketel dengan temperatur TKE = 1900C dan hke = 810 kj/kg? Uap ekstraksi meninggalkan turbin dengan tekanan 16 bar, x = 1 dan T = 2010C (tabel uap). Di dalam pesawat pemanas lanjut uap ekstraksi ini akan mengembun dan setelah menyerahkan kalor keadaannya menjadi hzk = 856 kj/kg sesuai dengan temperatur didih 2010C (dari tabel uap). Berapa persenkah perbaikan efisiensi termis yang bisa dicapai proses ini?

6. Daya Yang Dihasilkan, Efisiensi, dan h = selisih entalpi dari ekspansi isentropik antara uap baru yang masuk ke dalam turbin dengan uap bekasnya yang keluar dari turbin, dalam kj/kg. m s = Kapasitas uap (masa uap yang masuk ke dalam turbin persatuan waktu), dalam kg/detik. η i = efisiensi dalam turbin η m = efisiensi mekanis dari turbin Kapasitas Uap Daya yang dihasilkan Efisiensi kopling dari turbin P h m s i m e i Bekerjanya turbin tergantung kepada panas jatuh, keadaan uap dan kapasitas uap yang dimasukkan ke dalam sebuah atau ke dalam kedua rumah turbin. m

6. Daya Yang Dihasilkan, Efisiensi, dan Kapasitas Uap

7. Persamaan Kontinuitas dan Penampang Saluran Fixed Blade Moving Blade Bagan cara kerja uap ketika sedang melewati sudu-sudu turbin uap satu tingkat, bentuk penampang sudu pengarah dibuat sedemikian rupa supaya dapat melaksanakan ekspansi uap dengan pertambahan kecepatan yang tertentu. Akibat dari ekspansi itu menghasilkan pertambahan volume.

7. Persamaan Kontinuitas dan Penampang Saluran Persamaan Kontinuitas m s v A c V s A m s V c s v Asumsi kapasitas uap 1 kg/detik m s = kapasitas uap (kg/detik) V = volume spesifik (m 3 /kg) A = luas penampang saluran (m 2 ) c = kecepatan uap masuk dan keluar saluran (m/detik) V s =volume aliran uap

7. Persamaan Kontinuitas dan Penampang Saluran Bagan penampang saluran suatu tingkat turbin uap A D L sin 1 D 3,0 L

7. Persamaan Kontinuitas dan Penampang Saluran Uap baru dengan tekanan 170 bar, 5300C diekspansikan sampai 0,065 bar dengan kondisi akhir x = 0,9. daya pada kopling yang dihasilkan turbin P = 150.000 kw (150 MW). Turbin memakai pemanasan ulang dan juga menggunakan pemanasan pendahuluan air ketel (Feedwater heater), dengan adanya uap yang diekstraksi dari turbin maka kondisi uap menjadi seperti berikut : Volume spesifik dan kapasitas aliran uap dalam turbin didapat dari Tingkat Pertama Terakhir m s 120 80 kg/det v 0,019 20 m3/kg V s 2,25 1600 m3/det Contoh 4 V s m s v Perhitungan kasar untuk Diameter tingkat (diameter rata-rata lingkaran sudu) dan panjang sudu.

7. Persamaan Kontinuitas dan Penampang Saluran Tujuan : untuk menghindari jangan sampai diameter tingkat (diameter ratarata lingkaran sudu pada tingkat itu) terlalu besar dan kecepatankeliling terlalu tinggi, maka uap yang keluar dari turbin dengan tekanan tinggi dibagi menjadi beberapa aliran uap dan dimasukkan ke dalam beberapa buah turbin tekanan rendah.

Different Applications Turbine Expansion Lines Turbine Configurations

8. Aliran Uap Ketika Melewati Sudu Pengarah dan Sudu Jalan Energi Tempat + Energi Kecepatan + Energi Tekanan + Energi Dalam = Konstan c c 2 2 Pv u h 2 2 1 2 P1 v1 u1 P2 v2 u2 2 2 c2 c1 h h 2 2 1 2 c 2 ( h h ) c 2 2 1 2 2 c 21000 ( h h ) 44,72 h h 1 2 1 2 Kecepatan keluar sudu h st 2 c 2000

8. Aliran Uap Ketika Melewati Sudu Pengarah dan Sudu Jalan Uap dengan tekanan 20 bar, 350 0 C di ekspansikan dalam suatu alat pengarah (Nozzle) yang sempurna tanpa kerugian menjadi uap dengan tekanan 3 bar. Berapakah kecepatan akhir uap itu bila kecepatan awalnya c 1 = nol? Bagaimanakah kondisi uap di bagian keluar, bila harga-harga uap tersebut dibaca dari diagram h s? Contoh 5

8. Aliran Uap Ketika Melewati Sudu Pengarah dan Sudu Jalan Banyaknya aliran uap, perbandingan tekanan, bentuk penampang saluran Suatu masa aliran uap panas m s = 1 kg/detik dengan P1 = 20 bar dan T1 = 350 0 C harus diekspansikan isentropik sampai 3 bar. Penampang saluran A harus dilaksanakan bagaimana supaya bisa memenuhi persamaan kontinuitas? Contoh 6

8. Aliran Uap Ketika Melewati Sudu Pengarah dan Sudu Jalan p 1 20 20 20 20 20 20 20 bar p x 20 15 10,9 8 6 5 3 bar h 1 3140 3140 3140 3140 3140 3140 3140 kj/kg h x 3140 3060 2920 2912 2850 2810 2715 kj/kg h 1 -h x 0 80 160 228 290 330 425 kj/kg c x 0 400 565 675 763 812 920 m/s v x 0,140 0,175 0,224 0,280 0,350 0,400 0,600 m 3 /kg A x 436 395 415 460 493 654 mm 2

8. Aliran Uap Ketika Melewati Sudu Pengarah dan Sudu Jalan Perbandingan tekanan-laval, fungsi pengaliran m s P 1 A s 2 v1 Massa uap yang mengalir persatuan waktu s( maks) 1 ( 1) 2 1 1 Fungsi pengaliran

8. Aliran Uap Ketika Melewati Sudu Pengarah dan Sudu Jalan Gas atau uap air p L /p 1 s maks Gas dengan 2 atom, udara 1,4 0,528 0,484 Gas dengan 3 atom, uap panas lanjut 1,3 0,546 0,473 Uap jenuh 1,135 0,577 0,450 Uap basah = 1,035 + 0,1. x Harga dihitung

8. Aliran Uap Ketika Melewati Sudu Pengarah dan Sudu Jalan Lintasan bilangan pengaliran s terhadap perbandingan tekanan p/p 1

8. Aliran Uap Ketika Melewati Sudu Pengarah dan Sudu Jalan Di bawah kecepatan suara, kecepatan suara, dan di atas kecepatan suara c c L 2 P1 v 1 ( 1) P v L L L Kecepatan suara P L 0, 5 7 7 P 1 Untuk uap jenuh PL 0,546 P 1 Untk uap panas lanjut

8. Aliran Uap Ketika Melewati Sudu Pengarah dan Sudu Jalan Untuk p1 = 100 bar, T1 = 4500C besarnya pl = 54,6 bar dan cl = 565 m/s. untuk p1 = 0,8 bar, x = 0,95 besarnya pl = 0,462 bar dan cl = 430 m/s. Kecepatan uap diatas kecepatan suara di dalam turbin uap terjadi pada tingkat curtis, dan juga terjadi di dalam tingkat terakhir dari turbin uap yang besar dan menggunakan kondensasi. Contoh 7

8. Aliran Uap Ketika Melewati Sudu Pengarah dan Sudu Jalan penampang saluran pada turbin Sudu Pengarah (Fixed Blade) Nozzle Laval

8. Aliran Uap Ketika Melewati Sudu Pengarah dan Sudu Jalan Sudu Jalan (Moving Blade)

8. Aliran Uap Ketika Melewati Turbin Impulse Steam Turbine Reaction Steam Turbine

8. Aliran Uap Ketika Melewati Turbin Perubahan tekanan dan kapasitas uap yang masuk ke dalam turbin Luas penampang saluran nozzle dan sudu-sudu di dalam turbin dibuat untuk kondisi operasi turbin dengan beban penuh. Jika turbin dioperasikan dengan kondisi beban sebagian atau lebih besar dari beban penuh, maka distribusi tekanan di dalam tingkat turbin akan berubah.

8. Aliran Uap Ketika Melewati Turbin Perubahan tekanan dan kapasitas uap yang masuk ke dalam turbin p/p 1 berubah akan menimbulkan perubahan bilangan pengaliran s, jika perubahannya sampai di bawah tekanan laval, maka kecepatan masa uap yang mengalir per satuan waktu m s di bagian keluar saluran pengarah akan mencapai kecepatan suara Ekspansi uap yang selanjutnya sampai di bawah tekanan laval terjadi di dalam ruang sebelah belakang saluran pengarah, dengan demikian penampang keluar dari saluran pengarah berfungsi sebagai penampang tersempit dari nozzle laval.

9. Cara Kerja dan Bagian-Bagian Turbin Uap Bertingkat

10. Back-Pressure Turbine dan Condensing Turbine 1. Turbin Kondensasi (Condensing Turbine) Turbin yang saluran keluarnya dihubungkan dengan kondenser, sehingga tekanan uap pada saluran keluarnya mendekati tekanan vakum Condensing turbine < 1 bar (0,04 bar s.d. 0,1 bar)

10. Back-Pressure Turbine dan Condensing Turbine 2. Turbin Tekanan Balik (Backpressure Turbine) Turbin yang tekanan uap keluarnya dikontrol dengan sebuah pusat pengatur yang menjaga proses steam pada tekanan yang diinginkan. Back-Pressure Turbine > 1 bar

Hubungan Antara Tekanan dan Flow Steam, dan Turbine Load

Konversi Satuan 1 Bar = 100 kpa = 0,1 MPa = 0,986923 atm = 1,0197 kg/cm2 = 100.000 N/m2 1 BTU/lb = 0,556 Kcal/kg degc = 2,33 kj/kg 5 9 x(degf 32) 9 deg F xdegc 32 5 deg Kelvin degc 273