USULAN PENJADWALAN PRODUKSI DENGAN METODE CAMPBELL DUDEK AND SMITH (STUDI KASUS PADA PT PAN PANEL PALEMBANG)

dokumen-dokumen yang mirip
OPTIMASI PENGELOLAAN PARIWISATA DI DIY DENGAN MENGGUNAKAN METODE Campbell Dudeck Smith (CDS)

Penjadwalan Produksi Dengan Metode Non Delay (Studi Kasus Bengkel Bubut Chevi Sintong Palembang)

PENJADWALAN PRODUKSI DENGAN METODE NON DELAY (STUDI KASUS BENGKEL BUBUT CHEVI SINTONG)

Optimasi Penjadwalan Mesin Produksi Flowshop dengan Metode Campbell Dudek and Smith (CDS) dan Nawaz Enscore Ham (NEH) pada Departemen Produksi Massal

Lina Gozali, Lamto Widodo, Wendy Program Studi Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Tarumanagara Jl. S Parman no.1, Jakarta

ABSTRAK. Muhamad Hidayat 1, Ratna Ekawati 2, Putro Ferro Ferdinant 3 1,2, 3 Jurusan Teknik Industri Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

ANALISA PENJADWALAN PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE AMPBELL DUDECK SMITH, PALMER, DAN DANNENBRING DI PT.LOKA REFRAKTORIS SURABAYA

PENJADWALAN PRODUKSI MESIN INJECTION MOULDING PADA PT. DUTA FLOW PLASTIC MACHINERY

PENJADWALAN PRODUKSI DI LINE B MENGGUNAKAN METODE CAMPBELL-DUDEK-SMITH (CDS)

PERENCANAAN PENJADWALAN PRODUKSI PADA PT HARAPAN WIDYATAMA PERTIWI UNTUK PRODUK PIPA PVC

PERBAIKAN JADWAL PRODUKSI MENGGUNAKAN CDS DI PT. TAESUNG ABADI

Lina Gozali, Lamto Widodo, Wendy. Fakultas Teknik Program Studi Teknik Industri Universitas Tarumanagara Jakarta. Abstrak

ABSTRACT. Keywords: Production Scheduling, Makespan, CDS Algorithm (Campbell, Dudek, and Smith), FCFS Methods (First Come First Serve).

PENJADWALAN PRODUKSI DI PT. AA UNIT II UNTUK MEMINIMUMKAN MAKE SPAN

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Analisis Dan Usulan Penjadwalan Produksi Dengan Menggunakan Metode Campbell Dudek Smith (CDS) Pada PT. Muliaglass Container

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaan turun ke lantai produksi. Sistem penjadwalan yang kurang baik dapat

DAFTAR ISI. vii. repository.unisba.ac.id

ABSTRAK. Kata kunci: metode First Come First Serve (FCFS), metode Campbell Dudek and Smith (CDS), total waktu produksi, penjadwalan produksi

Seminar Nasional IENACO 2015 ISSN: PENJADWALAN PRODUKSI BEEF DENGAN MENGGUNAKAN METODE CDS DAN HEURISTIK PALMER

BAB 2 LANDASAN TEORI

Hasil Perhitungan Penjadwalan Dengan Metode FCFS. yang terlambat, waktu penyelesaian rata-rata 48,2 hari,dan utilitas 9%.

PENJADWALAN PRODUKSI DENGAN MEMPERTIMBANGKAN UKURAN LOT TRANSFER BATCH UNTUK MINIMASI MAKESPAN KOMPONEN ISOLATING COCK DI PT PINDAD

USULAN PENERAPAN PENJADWALAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE ALGORITMA GENETIKA DI PD BLESSING

PENJADWALAN PRODUKSI DENGAN METODE BRANCH AND BOUND PADA PT. XYZ

OPTIMASI PENJADWALAN MESIN PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE CAMPBELL DUDEK SMITH (CDS) PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

Perancangan Sistem Perencanaan dan Penjadwalan Produksi di PT. Bondi Syad Mulia

BAB I PENDAHULUAN. Sistem manufaktur adalah kumpulan dari equipment yang terintegrasi dan

ANALISA PERBANDINGAN PENGGUNAAN ATURAN PRIORITAS PENJADWALAN PADA PENJADWALAN NON DELAY N JOB 5 MACHINE

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

PENERAPAN METODE EARLIEST DUE DATE PADA PENJADWALAN PRODUKSI PAVING PADA CV. EKO JOYO

Usulan Penjadwalan Proses Manufaktur Screw Conveyor dengan Menggunakan Metode Simulated Annealing untuk Meminimasi Makespan di PT Kerta Laksana

Penjadwalan Kelompok Buku Cerita Menggunakan Algoritma Modrak (2010) dengan Kriteria Minimisasi Makespan *

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

PENJADWALAN PRODUK PAINTED DI PT. X DENGAN ALGORITMA BRANCH AND BOUND UNTUK MEMINIMASI MEAN FLOW TIME


BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

ABSTRAK. iv Universitas Kristen Maranatha

BAB II LANDASAN TEORI. menolong manusia dalam melaksanakan tugas tertentu. Aplikasi software yang. dirancang untuk menjalankan tugas tertentu.

ABSTRAK. viii Universitas Kristen Maranatha

BAB 2 LANDASAN TEORI

OPTIMALISASI PENJADWALAN PRODUKSI DENGAN METODE ALGORITMA GENETIKA DI PT. PROGRESS DIECAST

SIDANG TUGAS AKHIR PENERAPAN METODE INTEGER PROGRAMMING PADA PENJADWALAN PRODUKSI MAKE TO ORDER DENGAN MESIN PARALEL

PENJADWALAN MESIN PADA SISTEM PRODUKSI FLOW SHOP UNTUK MEMINIMALKAN KETERLAMBATAN

MODEL PENJADWALAN FLOW SHOP n JOB m MESIN UNTUK MEMINIMASI MAKESPAN TANPA TARDY JOB DENGAN KENDALA KETIDAKTERSEDIAAN MESIN

PENJADWALAN PRODUKSI MENGGUNAKAN METODE FCFS, CDS DAN GUPTA

BAB III LANDASAN TEORI. ilmu yang terkait dalam penyelesaian dalam kerja praktek.

PENJADWALAN PRODUKSI DENGAN ALGORITMA HEURISTIK POUR (STUDI KASUS: KONVEKSI ONE WAY MALANG)

PENGGUNAAN ALGORITMA GENETIKA PADA PENJADWALAN PRODUKSI DI PT DNP INDONESIA PULO GADUNG

BAB I PENDAHULUAN. yang dikerjakan pada beberapa buah mesin (Rosnani Ginting, 2009). Pekerjaan

BAB II LANDASAN TEORI

PENJADWALAN PRODUKSI DI LINE B MENGGUNAKAN METODE CAMPBELL-DUDEK-SMITH (CDS)

PENJADWALAN PRODUKSI PAKAN AYAM PADA MESIN PRESS DENGAN MENGGUNAKAN METODE BRANCH AND BOUND (STUDI KASUS : PT. JAPFA COMFEED INDONESIA TBK LAMPUNG)

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan bisnis yang semakin kompetitif membuat perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Penjadwalan produksi merupakan ketepatan suatu perusahaan dalam

Usulan Penjadwalan Produksi Dengan Metode Campbell Dudek Smith, Heuristic Pour dan Palmer Untuk Meminimasi Makespan Di PT.

BAB 3 LANDASAN TEORI

PENJADWALAN PRODUKSI CETAK LETTER PRESS DAN OFFSET DI PT ART

ABSTRACT. Keywords: Scheduling, CDS method, FCFS method. viii Universitas Kristen Maranatha

Penjadwalan Produksi Garment Menggunakan Algoritma Heuristic Pour

BAB II LANDASAN TEORI. atau minimum suatu fungsi tujuan. Optimasi produksi diperlukan perusahaan dalam

ABSTRAK. i Universitas Kristen Maranatha

SKRIPSI. Diajukan Kepada Universitas Muhammadiyah Malang. Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Akademik

PENJADWALAN PRODUKSI DEPARTEMEN WEAVING Di PT. ISKANDAR INDAH PRINTING TEXTILE SURAKARTA

Sistem Penjadwalan di PT. XYZ

BAB 1 PENDAHULUAN. penyelesaian masalah yang memiliki peranan penting dalam industri. yang terbatas terhadap pekerjaan yang berlebihan (Pinedo, 1992).

Analisis Penjadwalan Produksi Flowshop dengan Membandingkan Metode Harmony Search dan Algoritma Nawaz, Enscore and Ham

PERBAIKAN PENJADWALAN AKTIVASI STARTER PACK UNTUK MEMINIMASI KETERLAMBATAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE EARLIEST DUE DATE PADA PT XYZ

JOB SQUENCING DINI WAHYUNI. Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN

MODIFIKASI MEKANISME PENENTUAN PENJADWALAN JOB PADA METODE DANNENBRING

BAB I PENDAHULUAN. Sumber : PT. Dirgantara Indonesia (Persero) Departemen Machining, 2014

PENJADWALAN PRODUKSI DENGAN MEMPERTIMBANGKAN UKURAN LOT TRANSFER BATCH UNTUK MINIMASI MAKESPAN KOMPONEN ISOLATING COCK DI PT PINDAD

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ABSTRAK. Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang di segala bidang, hal

PENJADWALAN FLOWSHOP MENGGUNAKAN ALGORITMA NAWAZ ENSCORE HAM

Abstrak. Kata Kunci : penjadwalan kerja, active schedule, heuristic schedule

ABSTRACT. Keywords: scheduling, Campbell Dudek Smith,makespan. Universitas Kristen Maranatha

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

ABSTRACT. Keywords: Job orders, production scheduling, CDS, FCFS, makespan efficiency. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Kata-kata kunci: Penjadwalan, Campbell, Dudek, and Smith, make to order, makespan, idle time, dan first-come first serve.

PERENCANAAN & PENGENDALIAN PRODUKSI TIN 4113

PENJADWALAN PRODUKSI MENGGUNAKAN ALGORITMA JADWAL NON DELAY UNTUK MEMINIMALKAN MAKESPAN STUDI KASUS DI CV. BIMA MEBEL

USULAN PENJADWALAN PRODUKSI DI PD SALANDO MENGGUNAKAN ALGORITMA CAMPBELL, DUDEK, SMITH (CDS) DAN NAWAZ, ENSCORE, HAM (NEH) UNTUK MEMINIMASI MAKESPAN

Penjadwalan Jobshop di CV. Sinar Indah Teknik

BAB 3 LANDASAN TEORI

Penjadwalan Produksi Job Shop dengan Menggunakan Metode Shifting Bottleneck Heuristic (SHB)

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

TEKNIK Vol. V, No. 1 Januari 2011 Hal 1-12

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

Transkripsi:

USULAN PENJADWALAN PRODUKSI DENGAN METODE CAMPBELL DUDEK AND SMITH (STUDI KASUS PADA PT PAN PANEL PALEMBANG) Yudit Christianta 1, Theresia Sunarni 2 12 Teknik Industri Sekolah Tinggi Teknik Musi, Palembang E-mail : Yudit_christianta@yahoo.com, nani_ys@yahoo.com ABSTRAK PT Pan Panel adalah perusahaan manufaktur yang bergerak di bidang furniture. Penjadwalan produksi yang diterapkan perusahaan menggunakan sistem produksi First Come First Serve (FCFS). Metode FCFS melakukan pengurutan berdasarkan job yang datang dikerjakan terlebih dahulu. Hal ini menyebabkan waktu penyelesaian seluruh produksi (makespan) menjadi tidak jelas dan memiliki kecenderungan makespan yang lebih panjang. Berdasarkan hal tersebut maka di dalam Tugas Akhir ini diberikan alternatif metode penjadwalan produksi melalui penerapan metode Campbell Dudek and Smith (CDS) untuk meminimumkan makespan. Metode CDS merupakan pengembangan dari algoritma Jhonson yang melakukan penjadwalan produksi berdasarkan atas waktu proses terkecil pada n job dan m mesin. Penjadwalan dengan metode CDS pada penelitian ini menghasilkan 18 iterasi. Iterasi terbaik terdapat pada k = 12, 13, 14 dan 15 dengan urutan penjadwalan produksi 3-5-2-1-4. Nilai makespan yang diperoleh adalah sebesar 261,03 jam. Penjadwalan produksi dengan penerapan metode CDS dapat meminimumkan makespan sebesar 18,05%. Kata kunci: Penjadwalan produksi, Campbell Dudek and Smith (CDS), Makespan 1. PENDAHULUAN PT Pan Panel Palembang merupakan perusahaan manufaktur yang bergerak di bidang furniture. Produk yang dibuat oleh PT Pan Panel bermacam-macam, mulai dari lemari 1 pintu, 2 pintu, sampai yang 3 pintu. Produk lain yang dibuat yaitu meja belajar, meja komputer, laci, lemari dapur, serta rak televisi. Pola aliran di PT Pan Panel termasuk flow shop, karena pekerjaan yang datang tidak dikerjakan di seluruh mesin, tetapi urutannya memiliki kecenderungan yang sama. Permasalahan yang dihadapi perusahaan selama ini adalah lamanya waktu proses penyelesaian produk yang diperlukan untuk membuat suatu produk. Pengurutan pengerjaan produk di PT Pan Panel berdasarkan sistem produksi First Come First Serve (FCFS), produk awal yang dipesan dikerjakan lebih dahulu dibandingkan produk selanjutnya. Dampak yang langsung terlihat jelas adalah besarnya makespan dalam sistem produksi tersebut. Besarnya makespan menyebabkan bertambahnya waktu produksi perusahaan, sehingga sisa waktu produksi perusahaan menjadi sedikit untuk memproduksi produk yang lain. Oleh karena itu, peneliti melakukan penjadwalan terhadap produk rutin yang dibuat/regular yang diproduksi oleh PT Pan Panel. Tujuan dilakukan penjadwalan ini adalah untuk meminimasi waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan keseluruhan proses produksi. Adanya proses produksi yang memerlukan waktu siklus yang cukup panjang menyebabkan besarnya nilai makespan. Oleh karena itu, perlu dilakukan penjadwalan produksi untuk menanggulangi masalah tersebut sehingga tersedia waktu yang lebih panjang untuk memproses produk non rutin lainnya. Peneliti melihat bahwa makespan di PT Pan Panel Palembang dapat diperkecil, sehingga menjadi lebih efisien dengan melakukan penjadwalan produksi. Salah satu metode penjadwalan produksi yang dapat meminimasi makespan dan menghasilkan solusi yang mendekati optimal adalah metode Campbell Dudek and Smith (CDS). Metode yang sama pernah digunakan untuk melakukan analisa penjadwalan produksi di PT Loka Refraktoris Surabaya [6]. Pada penelitian ini membatasi jenis produk yang dibahas, yakni produk LAC 4301, MTB 102, LAJC 4024, MBS 328 dan MRJ 602. Selain itu, mesin yang dibahas merupakan mesin yang digunakan untuk produk-produk tersebut, dan data produksi yang digunakan merupakan data produksi 1 bulan, yaitu pada bulan November 2011. Sedangkan asumsi yang digunakan pada penelitian ini adalah tidak ada perubahan metode kerja selama penelitian dilakukan, tidak ada penambahan dan pengurangan sumber daya selama penelitian dilakukan, tidak terjadi kerusakan mesin selama penelitian dilakukan dan jam kerja yang tersedia pada seluruh mesin adalah sama dan no preemption. INFRM 30

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penjadwalan Produksi Penjadwalan didefinisikan sebagai pengaturan waktu dari suatu kegiatan yang mencakup kegiatan mengalokasikan fasilitas, peralatan atau tenaga kerja bagi suatu kegiatan operasi dan menentukan urutan pelaksanaan kegiatan operasi [2]. Penjadwalan selalu berhubungan dengan pengalokasian sumber daya yang ada pada jangka waktu tertentu [5]. Tujuan dari aktivitas penjadwalan produksi adalah sebagai berikut [1]: 1. Meningkatkan penggunaan sumberdaya atau mengurangi waktu tunggunya, sehingga total waktu proses dapat berkurang, dan produktivitas dapat meningkat. 2. Mengurangi persediaan barang setengah jadi atau mengurangi sejumlah pekerjaan yang menunggu dalam antrian ketika sumberdaya yang ada masih mengerjakan tugas yang lain. Teori Baker mengatakan, jika aliran kerja suatu jadwal konstan, maka antrian yang mengurangi rata-rata waktu alir akan mengurangi rata-rata persediaan barang setengah jadi. 3. Mengurangi beberapa kelambatan pada pekerjaan yang mempunyai batas waktu penyelesaian sehingga akan meminimasi penalty cost (biaya kelambatan). 4. Membantu pengambilan keputusan mengenai perencanaan kapasitas pabrik dan jenis kapasitas yang dibutuhkan sehingga penambahan biaya yang mahal dapat dihindarkan. Penjadwalan produksi memiliki beberapa fungsi dalam sistem produksi yaitu [4]: 1. Loading (pembebanan) bertujuan mengkompromikan antara kebutuhan yang diminta dengan kapasitas untuk mementukan fasilitas, operator dan peralatan. 2. Sequencing (penentuan urutan) bertujuan membuat prioritas urutan pengerjaan dalam pemrosesan order-order yang masuk. 3. Dispathing, pemberian perintah-perintah kerja ketiap mesin atau fasilitas lainnya. 4. Pengendalian kinerja penjadwalan. 5. Updating schedule, pelaksanan jadwal selalu ada masalah baru yang berbeda dalam proses pembuatan jadwal. 2.2 Algoritma Campbell Dudek and Smith (CDS) Metode yang dikemukakan Campbell, Dudek and Smith (CDS) adalah pengembangan dari aturan yang telah dikemukakan oleh Jhonson, yang setiap pekerjaan atau tugas yang akan diselesaikan harus melewati proses pada masing-masing mesin [3]. Penjadwalan yang dilakukan bertujuan untuk mendapatkan harga makespan yang terkecil yang merupakan urutan pengerjaan tugas yang paling baik. Jhonson s rule adalah suatu aturan meminimumkan makespan 2 mesin yang disusun pararel dan saat ini menjadi dasar teori penjadwalan. Permasalahan Jhonson diformulasikan dengan job j yang diproses pada 2 mesin dengan t j1 adalah waktu proses pada mesin 1 dan t j2 waktu proses pada mesin 2. Secara sistematis permasalahan ini dirumuskan sebagai berikut: Job i mendahului job j dalam suatu urutan yang optimum jika Min {t i,1, t j2 } {t i,2, t j1 }. Perhitungan metode Jhonson dengan algoritma dilakukan dengan tahapan berikut [3]: 1. Tentukanlah nilai {t i,1, t i,2 } 2. Jika waktu proses minimum terdapat pada mesin pertama (misal t i,1 ), tempatkan job tersebut pada awal deret penjadwalan. 3. Bila waktu proses minimum didapat pada mesin kedua (misal t i,2 ), 4. job tersebut ditempatkan pada posisi akhir dari deret penjadwalan. 5. Pindahkan job-job tersebut dari daftarnya dan susun dalam bentuk deret penjadwalan. Jika masih ada job yang tersisa ulangi kembali langkah 1, sebaliknya bila tidak ada lagi job yang tersisa berarti penjadwalan sudah selesai. Pada algoritma Campbell Dudek and Smith proses penjadwalan atau penugasan kerja dilakukan berdasarkan atas waktu kerja yang terkecil yang digunakan dalam melakukan produksi. Dalam permasalahan ini, digunakan n job dan m mesin. Metode algoritma CDS ini adalah metode yang pertama kali ditemukan oleh Campbell, Dudek and Smith pada tahun 1965, yang dilakukan untuk pengurutan n pekerjaan terhadap m mesin, CDS memutuskan untuk urutan yang pertama t i,1 = t * i,1 dan t * i,2 = t i,m sebagai waktu proses pada mesin pertama dan mesin terakhir. Untuk urutan yang kedua dirumuskan dengan: t * i,1 = t i,1 + t i,2 (1) t * i,2 = t i,m + t i,m-1 (2) Sebagai waktu proses pada dua mesin pertama dan dua mesin yang terakhir untuk urutan ke-k: k t * i,1 = t i,k (3) k 1 INFRM 31

k t * i,2 = k 1 t i,m-k+1 (4) Perhitungan metode Campbell Dudek and Smith (CDS) dilakukan dengan tahapan-tahapan berikut [3]: 1. Ambil urutan pertama (k=1). Untuk seluruh tugas yang ada, carilah harga t * i,1 dan t * i,2 yang minimum, yang merupakan waktu proses pada mesin pertama dari kedua. 2. Jika waktu minimum didapat pada mesin pertama (misal t i,1 ), selanjutnya tempatkan tugas tersebut pada urutan awal bila waktu minimum didapat pada mesin kedua (misal t i,2 ), tugas tersebut ditempatkan pada urutan terakhir. 3. Pindahkan tugas-tugas tersebut hanya dari daftarnya dan urutkan. Jika masih ada tugas yang tersisa ulangi kembali langkah 1, sebaliknya bila tidak ada lagi tugas yang tersisa, berarti pengurutan telah selesai. Flowchart metode Campbell Dudek and Smith dapat dilihat pada Gambar 1. Gambar 1 : Flowchart Metode Campbell Dudek And Smith 3. PENJADWALAN PRODUKSI DENGAN ALGORITMA CDS Perhitungan metode CDS yang dilakukan dengan menggunakan pengurutan 5 pekerjaan terhadap 19 mesin. Langkah/iterasi pertama (K1) yang dilakukan yaitu menentukan t * i,1 = t i,1 dan t * i,2 = t * i,m. t i yang menunjukkan waktu job pada mesin, sedangkan 1 menunjukkan mesin yang mengerjakan job tersebut. Lambang ( * ) hanya untuk simbol pembeda antara t i,1 dan hasil dari t i,1. Nilai t i,1 merupakan seluruh waktu dari mesin 1, sedangkan untuk nilai t i,2 merupakan seluruh waktu dari mesin 2. Hasil tabel untuk nilai t i,1 dan t i,2 dapat dilihat pada tabel INFRM 32

1. Setelah itu, untuk iterasi kedua (K2) digunakan rumus (1) dan (2). Untuk kolom t * i,1 pada iterasi kedua (K2) merupakan hasil dari penjumlahan waktu mesin 1 dengan waktu mesin 2, sedangkan untuk kolom t * i,2 merupakan hasil dari penjumlahan waktu mesin 19 dengan waktu mesin 18. Setelah itu, untuk langkah seterusnya sampai selesai dirumuskan dengan rumus (3) dan (4). Pada iterasi ketiga (K3) untuk kolom t * i,1 didapat dari penjumlahan waktu mesin 1, 2 dan 3, sedangkan untuk kolom t * i,2 didapat dari penjumlahan waktu mesin 19, 18, dan 17. Iterasi tersebut dijalankan sampai mengikuti syarat algoritma CDS yaitu K = m-1, maka iterasinya berhenti pada iterasi ke-18 (K18). Untuk iterasi ke-4 (K4) sampai K18 dihitung menggunakan cara seperti pada iterasi K3 yang dilakukan penjumlahan terus menerus mengikuti algoritma tersebut. Hasil iterasi untuk waktu proses metode CDS dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1 Hasil iterasi metode Campbell Dudek and Smith Iterasi Job 1 2 3 4 5 K1 t * i,1 12,62 9,39 8,41 8,11 6,58 t * i,2 6 6 6 8 8 K2 t * i,1 23,96 21,35 14,97 15,23 12,57 t * i,2 13,37 14,71 17,42 17,78 18,36 K3 t * i,1 24,27 22,75 19,85 15,93 16,77 t * i,2 14,35 17,71 20,68 20,73 18,36 K4 t * i,1 38,29 40,58 26,46 30,92 31,1 t * i,2 14,35 17,71 20,68 22,81 18,36 K5 t * i,1 45,28 55,05 36,92 42,22 47,93 t * i,2 20,63 17,71 41,61 22,81 18,36 K6 t * i,1 87,01 75,28 66,5 81,43 79,02 t * i,2 20,63 17,71 54,11 22,81 22,53 K7 t * i,1 87,83 83,24 66,5 81,43 79,02 t * i,2 21,02 17,71 56,13 22,81 23,16 K8 t * i,1 117,64 130,93 84,43 99,33 115,88 t * i,2 21,75 17,71 57,56 22,81 24 K9 t * i,1 118,81 139,44 84,43 107,7 126,25 t * i,2 25,49 17,71 91,13 22,81 28,79 K10 t * i,1 121,22 142,85 106,44 107,7 135,7 t * i,2 27,9 21,12 113,14 22,81 38,24 K11 t * i,1 124,96 142,85 140,01 107,7 140,49 t * i,2 29,07 29,63 113,14 31,18 48,61 K12 t * i,1 125,69 142,85 141,44 107,7 141,33 t * i,2 58,88 77,32 131,07 49,08 85,47 K13 t * i,1 126,08 142,85 143,46 107,7 141,96 t * i,2 59,7 85,28 131,07 49,08 85,47 K14 t * i,1 126,08 142,85 155,96 107,7 146,13 t * i,2 101,43 105,51 160,58 88,29 116,56 K15 t * i,1 132,36 142,85 176,89 107,7 146,13 t * i,2 108,42 119,98 171,11 99,59 133,39 K16 t * i,1 132,36 142,85 176,89 109,78 146,13 t * i,2 122,44 137,81 177,72 114,58 147,13 K17 t * i,1 133,34 145,85 180,15 112,73 146,13 t * i,2 122,75 139,21 182,6 115,28 151,92 K18 t * i,1 140,71 154,56 191,57 122,51 156,49 t * i,2 134,09 151,17 189,16 122,4 157,91 Berikut masing-masing urutan job dari hasil iterasi tersebut, selanjutnya dihitung nilai makespannya. Hasil yang diperoleh dapat dilihat pada Tabel 2. Pada Gambar 2 ditunjukkan gantt chart penjadwalan produksi yang dihasilkan dengan menggunakan metode CDS pada makespan terpendek atau minimum. INFRM 33

Tabel 2 Nilai makespan pada setiap iterasi No Iterasi Makespan (Jam) 1 5 4 3 2 1 294,96 2 5 3 4 2 1 282,57 3 4 5 3 2 1 299,42 4 4 3 5 2 1 282,37 5 3 4 1 5 2 292,71 6 3 4 5 1 2 278,48 7 3 5 4 1 2 286,48 8 3 5 4 1 2 286,48 9 3 5 1 4 2 284,04 10 3 5 1 4 2 284,04 11 3 5 4 2 1 271,52 12 3 5 2 1 4 261,03 13 3 5 2 1 4 261,03 14 3 5 2 1 4 261,03 15 3 5 2 1 4 261,03 16 4 5 3 2 1 298,42 17 4 5 3 2 1 298,42 18 5 3 2 1 4 276,7 Mesin S R Q P O N M L K J I H G F E D C B A 64 128 192 261 Waktu Gambar 2 Gantt chart penjadwalan produksi dengan metode CDS pada makespan terpendek Keterangan : Job 1 (Produk LAC 4301) berwarna ungu, job 2 (Produk MTB 102) berwarna hijau, job 3 (Produk LAJC 4024) berwarna kuning, job 4 (Produk MBS 328) berwarna merah, dan job 5 (Produk MRJ 602) berwarna biru. 4. PENJADWALAN PRODUKSI DENGAN METODE YANG DIJALANKAN PERUSAHAAN Metode penjadwalan produksi yang diterapkan di perusahaan pada saat ini adalah berdasarkan First Come First Serve (FCFS). Penjadwalan produksi FCFS melakukan pengurutan proses produksi berdasarkan job yang datang INFRM 34

lebih awal akan dikerjakan terlebih dahulu. Hasil urutan produksi dengan metode yang dijalankan perusahaan (FCFS) adalah 1-2-3-4-5. Urutan tersebut memunculkan nilai makespan sebesar 318,54 jam. Gantt chart penjadwalan produksi dengan metode FCFS dapat dilihat pada Gambar 3. Gambar 3 Gantt chart penjadwalan dengan metode FCFS 5. PERBANDINGAN PENJADWALAN PRODUKSI METODE CDS DENGAN FCFS. Berdasarkan hasil perhitungan diketahui bahwa urutan produksi dengan metode CDS dan FCFS berbeda, urutan yang dihasilkan dengan metode CDS adalah 3-5-2-1-4, sedangkan urutan dengan metode FCFS adalah 1-2-3-4-5. Hal ini yang menyebabkan nilai makespan yang ditimbulkan juga berbeda. Makespan yang dihasilkan dengan metode CDS lebih kecil dibandingkan dengan makespan yang dihasilkan dengan metode FCFS yang dijalankan perusahaan. Penjadwalan dengan metode CDS menghasilkan makespan sebesar 261,03 jam, sedangkan metode FCFS menghasilkan makespan sebesar 318,54 jam. Oleh karena itu, pada penelitian ini metode CDS merupakan metode penjadwalan produksi yang menghasilkan solusi optimum untuk meminimasi makespan. Jika dibandingkan dengan metode perusahaan, penerapan metode CDS dalam penjadwalan produksi dapat meminimasi makespan sebesar 57,51 jam atau sebesar 18,05%. 6. SIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa metode Campbell Dudek and Smith (CDS) menghasilkan urutan penjadwalan produksi terbaik yaitu 3-5-2-1-4 dengan makespan sebesar 261,03 jam. Penjadwalan produksi dengan penerapan metode Campbell Dudek and Smith (CDS) dapat meminimasi makespan sebesar 57,51 jam atau sebesar 18,05% jika dibandingkan dengan menggunakan metode FCFS yang dijalankan perusahaan. DAFTAR PUSTAKA [1] Bedworth, David D and Bailey, James E. 1987. Integrated Production Control System, John Wiley & Sons,Inc. Canada [2] Baker, Kenneth R. 1974. Introduction to Sequencing and Scheduling, John Wiley & Sons,Inc. Canada [3] Ginting, R. 2009. Penjadwalan Mesin. Edisi Pertama, Yogyakarta; Graha Ilmu. [4] Morton, Thomas E. & Pentico, David W. 1993. Heuristic Schedulling Systems, Canada, John Wiley & Sonc, Inc. [5] Pinedo, Michael. 2002. Scheduling (Theory, Algorithms, and Systems). second edition. Prentice Hall. New Jersey. [6] Masruroh, Nisa. Analisa Penjadwalan Produksi dengan Menggunakan Metode Campbell Dudek and Smith, Palmer, dan Dannebring di PT Loka Refraktoris Surabay. FTI-UPN Jakarta Timur, Surabaya. INFRM 35