PENGAMBILAN GLUKOSA DARI TEPUNG BIJI NANGKA DENGAN CARA HIDROLISIS ENZIMATIK KECAMBAH JAGUNG

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Jurusan Pendidikan Kimia dan

LAMPIRAN A PROSEDUR ANALISIS

LAMPIRAN 0,5 M 0,75 M 1 M 30 0,6120 % 1,4688 % 5,0490 % 45 2,2185 % 4,7838 % 2,9197 % 60 1,1016 % 0,7344 % 3,3666 %

Lampiran 1. Analisis Kadar Pati Dengan Metode Luff Schroll (AOAC, 1995)

ANALISIS. Analisis Zat Gizi Teti Estiasih

LAMPIRAN A PROSEDUR ANALISIS

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

HIDROLISA PATI BIJI NANGKA MENJADI GLUKOSA DENGAN KATALISATOR H 2 O, HCL, NaOH, DAN ENZIM

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah termasuk penelitian deskriptif.

Lampiran 1. Prosedur Analisis Karakteristik Pati Sagu. Kadar Abu (%) = (C A) x 100 % B

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

LAMPIRAN A A.1 Pengujian Total Padatan Terlarut (SNI yang dimodifikasi*) Dengan pengenceran A.2 Pengujian Viskositas (Jacobs, 1958)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. hijau atau tauge. Nata yang dihasilkan kemudian diuji ketebalan, diukur persen

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Ubi jalar ± 5 Kg Dikupas dan dicuci bersih Diparut dan disaring Dikeringkan dan dihaluskan Tepung Ubi Jalar ± 500 g

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE. Lampung Timur, Laboratorium Teknologi Hasil Pertanian Politeknik Negeri

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA HIDROLISIS AMILUM (PATI)

dimana a = bobot sampel awal (g); dan b = bobot abu (g)

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama ± 2 bulan (Mei - Juni) bertempat di

LAMPIRAN 1 DATA PENGAMATAN. Tabel 7. Data Pengamtan Hidrolisis, Fermentasi Dan Destilasi. No Perlakuan Pengamatan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Kimia Analisis.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Alur penelitian ini seperti ditunjukkan pada diagram alir di bawah ini:

PRODUKSI MALTODEKSTRIN DARI TEPUNG SAGU MENGGUNAKAN ENZIM Α- AMILASE. [The Production of Maltodextrin of Sagoo Flour using α-amylase]

I. PENDAHULUAN. berbagai usaha untuk meningkatkan produksi gula selain gula tebu karena gula tebu

LAMPIRAN 1 PROSEDUR ANALISIS

BAB III METODE PENELITIAN. biji cempedak ini menggunakan jenis penelitian deskriptif, dimana. kriteria tertentu yang diharapkan dalam penelitian.

LAPORAN PENELITIAN PRAKTIKUM KIMIA BAHAN MAKANAN Penentuan Asam Lemak Bebas, Angka Peroksida Suatu Minyak atau Lemak. Oleh : YOZA FITRIADI/A1F007010

Lampiran 1. Prosedur Karakterisasi Komposisi Kimia 1. Analisa Kadar Air (SNI ) Kadar Air (%) = A B x 100% C

BAB III METODOLOGI. A.2. Bahan yang digunakan : A.2.1 Bahan untuk pembuatan Nata de Citrullus sebagai berikut: 1.

LAMPIRAN. Data Hasil Penelitian dan Perhitungan

DAFTAR PEREAKSI DAN LARUTAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni - November 2011 :

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian,

Lampiran 1. Prosedur Analisis Pati Sagu

BAB III METODOLOGI A. Alat dan Bahan A.1Alat yang digunakan : - Timbangan - Blender - Panci perebus - Baskom - Gelas takar plastik - Pengaduk -

METODOLOGI PENELITIAN

Ekstraksi dan Pengujian Aktivitas Enzim Amilase (Hidrolisis Pati secara Enzimatis)

BAB III METODE PENELITIAN

Lampiran 1. Tatacara karakterisasi limbah tanaman jagung

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Tempat penelitian dilakukan di Laboratorium kimia Analis Kesehatan,

Uji Kualitatif Karbohidrat dan Hidrolisis Pati Non Enzimatis

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2015 sampai dengan bulan April 2015

KONVERSI ENZIMATIK (ENZ)

KINETIKA REAKSI ENZIMATIS

LAMPIRAN. Lampiran 1. Umbi talas (Xanthosoma sagittifolium (L.) Schott) Lampiran 2. Pati umbi talas (Xanthosoma sagittifolium (L.

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium Balai Riset dan Standardisasi Industri

PEMBUATAN SUSU DARI BIJI BUAH SAGA ( Adenanthera pavonina ) SEBAGAI ALTERNATIF PENGGANTI NUTRISI PROTEIN SUSU SAPI DAN SUSU KEDELAI

PRESENTASI PROPOSAL TUGAS AKHIR

Lampiran 1. Diagram Alur Penelitian. Persiapan Penyediaan dan Pembuatan Inokulum Bacillus licheniiformis dan Saccharomyces.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dimulai dari bulan April 2010 sampai dengan bulan Januari

BAB III METODE PENELITIAN. selulosa Nata de Cassava terhadap pereaksi asetat anhidrida yaitu 1:4 dan 1:8

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari sampai Juni 2014 bertempat di

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis Penelitian ini adalah penelitian analitik. Penelitian dilakukan di Laboratorium Kimia Analis Kesehatan

BAB V METODELOGI. 5.1 Pengujian Kinerja Alat. Produk yang dihasilkan dari alat pres hidrolik, dilakukan analisa kualitas hasil meliputi:

BAB III METODE PENELITIAN. mengujikan L. plantarum dan L. fermentum terhadap silase rumput Kalanjana.

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kelenjar ludah besar dan kecil yang ada pada mukosa oral. Saliva yang terbentuk

The JaMMiLT ISSN

DATA PENGAMATAN. Volume titran ( ml ) ,5 0,4 0,5 6

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia kebutuhan gula masyarakat dipenuhi oleh produsen lokal dan produsen

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Mei sampai dengan Agustus 2014, yang

Pabrik Sirup Glukosa dari Ubi Jalar (Ipomoea batatas ) dengan Proses Hidrolisa Enzim

III. METODOLOGI PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Provinsi Lampung merupakan daerah penghasil ubi kayu terbesar di Indonesia.

LIMBAH. Veteran Jatim A Abstrak. sebagai. hidrolisa yang. menggunakan khamir. kurun waktu. beberapa tahun hingga lain seperti pembuatan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara tropis yang kaya akan buah-buahan. Iklim

BAB III MATERI DAN METODE. Kimia dan Gizi Pangan, Departemen Pertanian, Fakultas Peternakan dan

PENGARUH PERBANDINGAN GULA MERAH DENGAN SUKROSA DAN PERBANDINGAN TEPUNG JAGUNG, UBI JALAR DENGAN KACANG HIJAU TERHADAP KARAKTERISTIK JENANG

LAMPIRAN A PROSEDUR ANALISIS. A.1. Pengujian Daya Serap Air (Water Absorption Index) (Ganjyal et al., 2006; Shimelis el al., 2006)

III METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Februari sampai Juni 2014 bertempat di

Pereaksi-pereaksi yang digunakan adalah kalium hidroksida 0,1 N, hidrogen

PENGARUH PEMANASAN TERHADAP KADAR PATI DAN GULA. REDUKSIPADA TEPUNG BIJI NANGKA(Artocarpus heterophyllus lamk)

STUDI PERBANDINGAN KINETIKA REAKSI HIDROLISIS TEPUNG TAPIOKA DAN TEPUNG MAIZENA DENGAN KATALIS ASAM SULFAT

BAB III ALAT, BAHAN, DAN CARA KERJA. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Farmasi Kuantitatif

Lampiran 1. Prosedur Fermentasi Onggok Singkong (Termodifikasi)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Lampiran 1 Formulir organoleptik

BAB III METODE PENELITIAN. ayam broiler terhadap kadar protein, lemak dan bobot telur ayam arab ini bersifat

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. Termasuk

BAB I PENDAHULUAN. daerah. Menurut Kementerian Pertanian Indonesia (2014) produksi nangka di

Kimia Pangan ~ Analisis Karbohidrat ~

KINETIKA REAKSI HIDROLISA PATI DARI KULIT NANGKA DENGAN KATALISATOR ASAM CHLORIDA MENGGUNAKAN TANGKI BERPENGADUK

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

Laporan Tugas Akhir Pembuatan Sabun Mandi Padat Transparan dengan Penambahan Ekstrak Lidah Buaya (Aloe Vera) BAB III METODOLOGI

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENGUJIAN. Rempah UPT.Balai Pengujian dan Sertifikasi Mutu Barang (BPSMB) Jl. STM

Produksi Glukosa Cair dari Pati Ubi Jalar Melalui Proses Likuifikasi dan Sakarifikasi Secara Enzimatis

METODE PENELITIAN. ini dilaksanakan pada bulan Desember 2011 sampai. bulan Maret 2012 di Laboratorium Pengolahan Pangan, Laboratorium Analisa

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari hingga April Penelitian

LAPORAN RESMI PABRIKASI GULA I PENGARUH WAKTU TERHADAP KERUSAKAN MONOSAKARIDA

membantu pemerintah dalam menanggulangi masalah pengangguran dengan

METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan April sampai September 2015 dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 11 sampai 28 November 2013

Kadar air % a b x 100% Keterangan : a = bobot awal contoh (gram) b = bobot akhir contoh (gram) w1 w2 w. Kadar abu

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara bagian tropis yang kaya akan sumber daya

III. METODOLOGI PENELITIAN

Transkripsi:

PROSIDING SEMINAR NASIONAL REKAYASA KIMIA DAN PROSES 2004 ISSN : 1411-4216 PENGAMBILAN GLUKOSA DARI TEPUNG BIJI NANGKA DENGAN CARA HIDROLISIS ENZIMATIK KECAMBAH JAGUNG Siti Jamilatun, Yanti Sumiyati dan Ryan Nur Handayani Program Studi Teknik Kimia, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta Jl. Prof. Dr. Soepomo, Janturan, Yogyakarta, Telp.(0274) 379418/381523, Fax (0274)381523 Intisari Glukosa merupakan salah satu monosakarida yang tidak dapat lagi dipecah menjadi senyawa lebih sederhana, dan untuk mendapatkannya dapat dilakukan dengan reaksi hidrolisis pada tepung biji nangka secara enzimatik maupun non enzimatik. Hidrolisis enzimatik menggunakan enzim sebagai katalisator, sedangkan hidrolisis non enzimatik menggunakan pelarut contohnya HCl. Pengambilan glukosa selain dapat menambah pengetahuan tentang cara pengambilan glukosa dengan reaksi enzimatik,juga diharapkan dapat memenuhi kebutuhan kalori dan meningkatkan kesejahteraan rakyat. Hidrolisis tepung biji nangka dengan cara enzymatis untuk mengambil glukosa ini dilakukan secara batch dengan variasi waktu dan perbandingan pereaksi. Dari hasil penelitian didapatkan, kondisi operasi yang optimal yaitu waktu reaksi enzimatik selama 20 jam dengan perbandingan pereaksi yaitu berat kecambah jagung : tepung biji nangka adalah 2:4, maka akan didapatkan % glukosa yaitu sebesar 45,97%. Kata kunci: glukosa;hidrolisis;enzimatis PENDAHULUAN Latar Belakang Indonesia terletak di daerah tropis yang memiliki kekayaan alam berupa tanaman dengan keragaman hayati yang sangat luas, salah satu diantaranya adalah tanaman nangka. Saat ini bagian dari tanaman nangka yang dimanfaatkan sebagai bahan makanan hanya buahnya sedangkan bijinya lebih banyak dibuang. Biji nangka merupakan salah satu sumber amilum. Amilum biji nangka mengandung amilosa 16,23% dan amilopiktin 83,72% (Daud,A.,1986). Glukosa banyak digunakan dalam teknologi, seperti misalnya penghambat kristalisasi, dalam industri fermentasi, dalam pasta gigi, dalam kembang gula, kimia, es krim, dll. Dalam farmasi digunakan untuk menyimpan darah, sebagai makanan yang dimasukkan secara oral, enema, injeksi subkutan dan intravena. Juga digunakan sebagai pengganti laktosa (Brotosisworo,1978). Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari kemungkinan pengambilan glukosa dari tepung biji nangka dengan hidrolisis secara enzimatik dari kecambah jagung dan juga mempelajari hubungan % glukosa yang terbentuk terhadap variabel-variabel proses yang ditinjau yaitu waktu reaksi dan perbandingan pereaksi antara kecambah jagung dengan tepung biji nangka. Landasan Teori Glukosa adalah gula yang biasanya diperoleh dengan hidrolisis dari pati. Biji nangka dapat diambil glukosanya dengan cara hidrolisis enzimatik maupun non enzimatik. Penelitian ini menggunakan cara hidrolisis enzimatik dengan kecambah jagung. Enzim yang bekerja pada percobaan ini yaitu α-amilase yang diperoleh dari jagung yang telah dikecambahkan. Sebelum jagung berkecamabah enzim yang bekerja yaitu enzim β-amilase tetapi setelah jagung mulai berkecambah maka enzim yang aktif yaitu enzim α-amilase. Enzim ini menghidrolisis amilopektin menjadi oligosakarida yang mengandung 2-6 satuan glukosa. Campuran amilosa dan amilopektin akan dihidrolisis menjadi campuran dekstrin, maltosa, glukosa dan oligosakarida (Winarno,2002). Reaksi hidrolisis enzimatik: enzim ( C 6 H 10 O 5 )m + m H 2 O m C 6 H 12 O 6 JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK F-12-1

Proses reaksi hidrolisis enzimatik dari pati dimulai yaitu, hidrasi dari pati dengan menggiling biji nangka dan merendamnya dalam air, gelatinasi dengan merebusnya dan selanjutnya proses hidrolisis enzimatik sampai menjadi glukosa. Hipotesa Tepung biji nangka mengandung karbohidrat yang cukup tinggi, apabila dihidrolisis akan menghasilkan glukosa, dan yang berpengaruh terhadap proses hidrolisis diantaranya adalah waktu dan perbandingan pereaksi. Dengan semakin bertambahnya waktu dan perbandingan pereaksi maka glukosa yang didapatkan semakin besar. METODOLOGI PENELITIAN Bahan Biji nangka dan jagung diperoleh dari Pasar Beringharjo. Larutan NaOH 10%, larutan HCl 25%, Larutan KI 20%, larutan H 2 SO 4 4N, larutan Na Thiosulfat 0,1N, Indikator Amilum, Larutan Fehling A + B dan Aquades diperoleh dari Laboratorium Teknik Kimia Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta. Alat Rangkaian alat hidrolisis dapat dilihat pada gambar 1. Hidrolisis A B C F F D E G E Analisis Keterangan : A = Kecambah jagung yang sudah diblender B = Tepung biji nangka yang sudah ditanak C = Aquades D = Gelas beker E = Adonan antara bubur kecambah dan bubur biji nangka F = Kapas sebagai penutup G = sirup glukosa Gambar 1. Proses Hidrolisis Enzimatik Kecambah Jagung Jalannya penelitian Percobaan dilakukan dengan mencampur antara biji nangka yang telah dibuat tepung dan dimasak sebanyak 18 gr, dengan jagung yang dikecambahkan selama 4 hari dan telah diblender sebanyak 12 gr. Kemudian campuran diaduk rata, ditambah air sebanyak 50 ml kemudian dipindahkan dalam beker gelas. Selanjutnya beker gelas ditutup dengan kapas dan biarkan sampai reaksi enzimatik terjadi. Percobaan dilakukan dengan variasi waktu dan perbandingan pereaksi. Analisa Hasil Analisa kualitatif. Masukkan kurang lebih 3 ml sirup yang dihasilkan ke dalam larutan fehling. Lalu dipanaskan dengan api bebas. Maka akan terjadi warna semula biru berubah menjadi warna cokelat pada pemanasan hingga 70 o C dan warna biru akan muncul kembali jika didinginkan. Hal ini terjadi karena JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK F-12-2

mengalami reaksi pencokelatan (Browning reaktan) atau karamelisasi yaitu terjadi hanya pada bahan yang mengandung karbohidrat. Analisa Kuantitatif. Diambil sebanyak 10 ml sirup yang tjadi dalam labu takar 100 ml. Netralkan larutan tersebut dngan NaOH 10%, kemudian tambahkan aquades sampai tanda. Diambil 5 ml masukkan ke dalam Erlenmeyer 250 ml tambahkan 10 ml Fehling A, 10 ml Fehling B dan 5 ml Aquades. Campuran dididihkan dengan kompor listrik selama 2 menit, lalu didinginkan dengan cepat dalam air.tambahkan 10 ml larutan KI 10 % dan 15 ml larutan H 2 SO 4 4N. Campuran tersebut dititrasi menggunakan NaThiosulfat 0.1 N dengan indikator amilium. Titrasi ini digunakan untuk masing-masing percobaan 2 kali. Percobaan`Blanko.Masukkan 10 ml larutan fehling A dan 10 ml fehling B tambahkan 30 ml aquades, didihkan selama 2 menit kemudian dinginkan dengan cepat dalam air. Tambahkan 10 ml larutan KI 20% dan 15 ml H 2 SO 4 4N. Titrasi dengan larutan NaThiosulfat 0,1 N Amilum, titrasi dilakukan 2 kali. Dengan diketahui selisih titrasi sampel dan blanko, maka banyaknya glukosa dalam 5 ml sampel dapat diketahui dari tabel Luff Schoorl.. Data hasil percobaan kadar glukosa terambil pada tepung biji nangka setelah hidrolisis untuk variasi waktu reaksi, dan perbandingan pereaksi disajikan dalam bentuk tabel, grafik dan persamaan (Groggins,1958). HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pengaruh waktu reaksi Pengaruh waktu reaksi terhadap besarnya % glukosa terambil yang dicapai setelah hidrolisis disajikan dalam tabel I. Tabel I. Pengaruh waktu reaksi (x) terhadap % glukosa (Y) ( berat tepung biji nangka : 18 gr ; berat kecambah jagung 16 gr dan perb. Pereaksi 2 : 3 ) Waktu, jam(x) 5 10 15 20 25 30 Y ( % ) 33,07 37,60 41,07 43,50 29,80 21,83 50.0 45.0 40.0 % Glukosa 35.0 30.0 25.0 20.0 15.0 10.0 5.0 0.0 0 5 10 15 20 25 30 35 Waktu reaksi, jam(x) Gambar 2. Hubungan antara waktu reaksi(x) dengan % glukosa(y) Dari gambar 2 dapat dinyatakan bahwa untuk perbandingan pereaksi tetap, semakin lama waktu reaksi enzimatik, semakin besar % glukosa yang diperoleh. Hal ini terbukti pada waktu reaksi 5 20 jam % glukosa yang dihasilkan akan semakin tinggi, hal ini disebabkan oleh masih adanya kemampuan α-amilase JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK F-12-3

dalam mengubah pati menjadi glukosa. Tetapi pada waktu reaksi berjalan dari 20 30 jam, % glukosa semakin menurun. Hal ini disebabkan oleh kemampuan enzim α-amilase untuk mengubah pati menjadi glukosa semakin menurun dan dapat memungkinkan glukosa pecah menjadi alkohol dan selanjutnya menjadi asam asetat, ini terbukti dengan adanya (timbulnya) gas dan rasa asam karena mengalami pembusukan. Jadi dapat disimpulkan bahwa waktu reaksi enzimatik selama 20 jam adalah waktu yang paling baik. Hubungan antara lamanya waktu reaksi enzimatik (x) dengan % glukosa (Y) yang dihasilkan, didekati dengan persamaan : Y = -0,0937x 2 + 2,8385x + 20,332. Persamaan diatas berlaku untuk waktu reaksi enzimatik 5 30 jam, ralat rata-ratanya sebesar 3,25 %. Pengaruh perbandingan pereaksi Variasi perbandingan pereaksi dilakukan untuk mengetahui pengaruh perbandingan pereaksi (z) terhadap % glukosa (Y) yang dihasilkan setelah hidrolisis, dapat dilihat pada Tabel II. Tabel II. Pengaruh perbandingan pereaksi (z) terhadap % glukosa (Y) o ( waktu reaksi 20 jam; suhu 30 C ) Perb. Pereaksi (z) 2 : 2 2 : 3 2 : 4 2 : 5 2 : 6 2 : 7 % glukosa (Y) 33,07 43,50 45,97 37,60 30,63 27,05 Dari table II diatas dapat dibuat grafik pada gambar 3 yang menunjukan hubungan antara perbandingan pereaksi (z) dengan % glukosa (Y). 50 45 40 35 % Glukosa 30 25 20 15 10 5 0 2:01 2:02 2:03 2:03 2:04 2:05 2:06 2:06 2:07 Perbandingan Pereaksi(z) Gambar 3. Hubungan antara perbandingan pereaksi (z) terhadap % glukosa (Y) Dari gambar 3, hubungan antara perbandingan pereaksi dengan % hasil glukosa terlihat bahwa semakin besar perbandingan pereaksi yang digunakan maka % glukosa yang diperoleh semakin besar pula. Hal ini disebabkan karena kecambah jagung yang digunakan adalah besarnya tetap. Sebenarnya dengan semakin banyak tepung biji nangka yang digunakan tentunya memungkinkan semakin besar pula % glukosa yang didapat. Pada saat perbandingan 2:2-2:4 menunjukkan kenaikan % hasil glukosa, hal ini disebabkan JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK F-12-4

karena kontak antara kecambah jagung dan tepung biji nangka masih berjalan dengan baik sehingga kemampuan kecambah jagung sebagai enzim yang menguraikan pati dalam tepung biji nangka cukup besar. Sedangkan pada saat perbandingan 2:5 2:7 menunjukkan penurunan hasil, hal ini disebabkan karena kontak antara kecambah jagung dengan tepung biji nangka yang terjadi berjalan kurang baik karena bila tepung biji nangka yang digunakan terlalu banyak maka kemampuan enzim α-amilase dalam kecambah jagung untuk menguraikan pati menjadi glukosa akan semakin menurun. Jadi dapat disimpulkan bahwa perbandingan pereaksi yang optimal pada waktu hidrolisis selama 20 jam yaitu 2:4, dengan kadar glukosa yang terbentuk sebesar 45,97%. Hubungan antara perbandingan kecambah jagung dengan tepung biji nangka (z) dengan % hasil glukosa yang dihasilkan (Y) didekati dengan persamaan : Y = -4E+06z 2 + 687165z -29527 Persamaan di atas berlaku untuk perbandingan kecambah jagung 2:2 2:7. Ralat rata-ratanya sebesar 9,93%. KESIMPULAN Dari hasil penelitian dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :. 1. Pengambilan glukosa dari tepung biji nangka dapat dilakukan dengan cara hidrolisis dengan menggunakan katalisator enzim α-amilase dari kecambah jagung, % glukosa terambil dipengaruhi oleh waktu hidrolisis dan perbandingan pereaksi antara tepung biji nangka dengan kecambah jagung. 2. Dari hasil penelitian diperoleh kondisi reaksi hidrolisis yang relatif baik adalah pada perbandingan 2:4 antara tepung biji nangka dengan kecambah jagung, volume aquades yang digunakan 50 ml dan suhu reaksi 30 o C dan waktu hidrolisis 20 jam dengan kadar glukosa yang terbentuk sebesar 45,97%. Daftar Notasi x = lamanya waktu reaksi enzimatik ( jam ) Y = % glukosa yang dihasilkan z = perbandingan kecambah jagung dengan tepung biji nangka DAFTAR PUSTAKA Brotosisworo, S., 1978, Obat Hayati Golongan Karbohidrat, Fakultas Farmasi UGM, Yogyakarta. Daud, A., 1986, Nangka Mini, Hal. 8-12, Penerbit CV. Yasaguna, Jakarta. DeMan, M., 1997, Kimia Makanan, Edisi kedua, Hal. 455 456, Penerbit ITB, Bandung. Groggins, P.H., 1958, Unit Processes in Organik Synthesis, 5 -ed, pp. 778 779, Mc. Graw Hill Kogakusha, Tokyo. Slamet, S., Bambang, H., dan Suhardi, 1984, Analisa Bahan Makanan dan Pertanian, Penerbit ITB, Bandung. Said, E.G., 1987, Bioindustri Penerapan Teknologi Fermentasi, Hal. 279 280, PT. Mediatama Sarana Perkasa, Jakarta. Winarno, F.G., 2002, Kimia Pangan dan Gizi, Hal. 28-33, Penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK F-12-5