54 BAB IV PEMBAHASAN A. PENGKAJIAN DATA Pada langkah pertama semua informasi yang akurat dan lengkap dari semua yang berkaitan dengan kondisi klien telah dikumpulkan. Untuk memperoleh data, dilakukan melalui anamnesa. Anamnesa adalah pengkajian dalam rangka mendapatkan data tentang pasien melalui pengajuan pertayaan dan terdiri dari data subyektif dan data obyektif yang didapat dari hasil pemeriksaan pada kondisi pasien (Sulistyawati, 2009). Dalam teori menurut Yanti (2009) tertinggalnya sebagian plasenta merupakan penyebab terjadinya perdarahan. Pada kasus Ny A dari data subjektif di dapatkan dari keluhan pada pengkajian yaitu perdarahanya merah segar. Setelah dilakukan pemeriksaan objektifpada inspeksi di dapatkan pada volume darah±50 ccserta pengeluaran pervaginam merah segar. Pada data perkembangan 2 pasien Ny A dari data subyektif perdarahanya sudah sedikit berwarna merah (lockea rubra) serta pasien sudah diperbolehkan untuk pulang. Pada data perkembangan ke 3 dan 4 pasien mengatakan tidak ada keluhan. Dari pemeriksaan objektif pada hari ke 2,3dan 4 pasien sudah sehat serta perdarahanya sudah sedikit, kontraksi uterus keras dan TFU normal seperti pasien nifas normal. 54
55 Pada langkah ini penulis tidak menemukan kesenjangan B. INTERPETASI DATA Dalam langkah ini indentifikasi terhadap diagnosa, masalah, dan kebutuhan pasien berdasarkan interpetasi data yang telah di kumpulkan dari data subyektif dan obyektif sehingga perumusan diagnosa atau masalah dapat disimpulkan yang didapatkan secara fakta (Sulistyawati, 2009). Dalam kasus plasenta restan diagnosa di dapatkan daridata subjektif dan hasil pemeriksaan objektif yang pada kasus ini dapat di tegakkan pada pada Ny A PIA0umur 20 tahun dengan plasenta restan.pada langkah ini penulis tidak menemukan kesenjangan C. DIAGNOSA POTENSIAL Mengidentifikasi diagnosa atau masalah potensial yang mungkin terjadi. Pada langkah ini di indentifikasikan masalah atau diagnosa, hal ini membutuhkan antisipasi, pencegahan, bila mungkin menunggu mengamati dan bersiap- siap apabila hal tersebut benar- benar terjadi (Ambarwati dan Wulandari, 2010). Pada kasus Ny A PIA0 umur 20 tahun post partum dengan plasenta restan pasien tidak ada diagnosa potensial karena hasil pemeriksaan TTV baik dan perdarahanya normal, kontraksi uteru
56 keras dan TFU normal. Dalam kesimpulan diagnosa potensial tersebut tidak ada kesenjangan D. ANTISIPASI Menetapkan kebutuhan terhadap tindakan segera atau masalah potensial pada masa postpartum. Langkah ini dilakukan untuk mengantisipasi dan melakukan konsultasi, dan kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain berdasarkan kondisi pasien (Wildan dan Alimul, 2008). Pada kasus Ny A PIA0 umur 20 tahun dengan plasenta restan pasien tidak terdapat tindakan segera hasil pemeriksaan TTV baik dan perdarahanya normal, kontraksi uterus keras dan TFU normal. Dalam kesimpulan diagnosa potensial tersebut tidak ada kesenjangan E. PERENCANAAN Dalam perencanaan di dapatkan asuhan menyeluruh berdasarkan langkah sebelumnya yang harus di pertimbangkan sesuai kebutuhan pasien dan persetujuan pasien (Sulistyawati, 2009:133). Perencanaan yang dilakukan tenaga kesehatan pada pasien sebagai berikut antara lain : pemberian antibiotik dan tindakan kuratase serta memberitahukan hasil pemeriksaan pasien setiap dilakukan pemeriksaan tentang TTV, mengobservasi kontrakasi uterus dan perdarahan, memberitahukan pasien bahwa akan di
57 kuratase serta menyiapkan prosedur sebelum dilakukan kuratase, memberikan asuhan pasien nifas normal antara lain: ASI esklusif, cara merawat bayi, cara memandikan bayi,cara merawat luka jahitan, nutrisi dan cairan serta istirahat, serta memberikan terapi sesuai advis dari dokter serta menganjurkan pasien untuk kontrol ulang ke RS. Dapat ditarik kesimpulan bahwa tidak ada kesenjangan F. PELAKSANAAN Tindakan yang dilakukan dapat dikerjakan seluruhnya oleh bidan sebagian dilaksanakan oleh pasien, keluargaanggota kesehatan yang lain (Saleha, 2009). Menurut Nugroho (2010) penanganan plasenta restanyaitu : a. Pemberian antibiotik Ampisilin dosis awal 1 g IV dilanjutkan 3x1 g oral dikombinasi dengan metronidazol 1 g suppositorial dilanjutkan 3x 500 mg oral. b. Lakukan bila serviks terbuka lakukan eksplorasi digital untuk mengeluarkan bekuan darah atau jaringan. Bila serviks sudah tertutup lakukan dilatasi dan kuratase. c. Bila kadar HB < 8 gr/ Di berikan tranfusi darah. Bila kadar HB > 8 gr, berikan sulfas ferosus 600 mg/ hari selama 10 hari.
58 Dalam lahan praktik pelaksanaan pemberian asuhan pada kasus Ny A PIA0 umur 20 tahun post partum dengan plasenta restan terdapat asuhan yaitu sebelum dilakukan kuratase pasien diberi terapi antibiotik Amoxilin 3x500mg, Vitamin B kompleks 3x50 mg, Injeksi metergin 2x1ampul dan infus RL + oksitosin 10 IU tetesan 20/ menit. Tanggal 5 Juli 2014 jam 10.00 WIB 11.00 WIB pasien di lakukan tindakan kuratase oleh Dokter T SPOG sesuai dengan perencanaan tindakan kuratase berjalan dengan lancar. Setelah dilakukan kuratase kedaan pasien baik TTV normal dan perdarahan ± 20 cc warna merah serta pemberian terapi sesuai advis dokter yaitu AS- Ring + oksitosin 10UI 20 tetes/ menit setelah habis diberikan infus RL atau sesuai dengan kondisi pasien, injeksi metergin 1 ampul diberikan jam 17.00 WIB, Cefadroxil 2 x 500 mg, Asam mefenamat 2 x 500 mg,tablet fe Neurobion 3 x 200 mg, Vitamin B Kompleks 3 x 50. Hari ke 3 pasien pulang sebelum pulang pasien di berikan asuhan ibu nifas sesuai perencanaan antara lain: ASI esklusif, nutrisi, istirahat,serta pemberian terapi sesuai dengan advis dokter yaitu antibiotik Cefadroxil 2 x 500 mg, Asam mefenamat 2 x 500 mg, metergin tablet 3x 1 tablet, Tablet fe Neurobion 3 x 200 mg, Vitamin B Kompleks 3 x 50 mg.dapat ditarik kesimpulan bahwa tidak ada kesenjangan
59 G. EVALUASI Merupakan tahap terakhir dalam menejemen kebidanan, yakni dengan melakukan evaluasi dari perencanaan maupun pelaksanaan yang dilakukan bidan. Evaluasi sebagai bagian dari proses yang dilakukan secara terus- menerus untuk meningkatkan pelayanan secara komprehansif dan selalu berubah sesuai dengan kondisi atau kebutuhan klien (Wildan, Moh dan Hidayat, A.Aziz Alimul, 2008:39). Pada kasus Ny A PIA0 umur 20 tahun post partum dengan plasenta restan evaluasi sudah sesuai dengan asuhan pasien setelah di lakukan tindakan kuratase pasien tidak ada keluhan dan perdarahanya sudah sedikit berwarna merah, TFU normal, serta kontraksi uterus keras. Dapat ditarik kesimpulan bahwa tidak ada kesenjangan