UU No. 9 /2010 tentang Keprotokolan:

dokumen-dokumen yang mirip
Pemahaman Protokoler dan Pembawa Acara Untuk Kesuksesan Penyelenggaraan Acara Resmi

Oleh: Nurhesti Esa Dwirini

09/09/2011 PENGERTIAN PROTOKOLER ESENSI PROTOKOL PRINSIP KEPROTOKOLAN TRANSFORMASI PROTOKOL PARADIGMA KEPROTOKOLAN

Hartono Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, FBS UNY

Sekilas Tentang: Protokoler

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa dipergunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antarpenutur untuk

Public Speaking. Komunikasi Sebagai Tool Kompetensi Bagi Pembicara yaitu Human Relations melalui Komunikasi NonVerbal dan Verbal. Sujanti, M.Ikom.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Persiapan Menjadi MC. Oleh: Marita Ahdiyana

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam kehidupan sehari-hari, manusia menggunakan bahasa sebagai sarana

MENTERI RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2014

MC DAN PROTOKOLER. (Teori dan Praktik) 1

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 62 TAHUN 1990 TENTANG KETENTUAN KEPROTOKOLAN MENGENAI TATA TEMPAT, TATA UPACARA DAN TATA PENGHORMATAN

2017, No Republik Indonesia Tahun 1990 Nomor 90, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3432); 3. Peraturan Presiden Nomor 13 Tahun

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

ETIKA KEPROTOKOLAN DAN KIAT MENJADI MC YANG HANDAL. Oleh : Hj. TETY SYAFIATI DEWI

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 62 TAHUN 1990 TENTANG KETENTUAN KEPROTOKOLAN MENGENAI TATA TEMPAT, TATA UPACARA DAN TATA PENGHORMATAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 62 TAHUN 1990 TENTANG KETENTUAN KEPROTOKOLAN MENGENAI TATA TEMPAT, TATA UPACARA DAN TATA PENGHORMATAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 62 TAHUN 1990 TENTANG KETENTUAN KEPROTOKOLAN MENGENAI TATA TEMPAT, TATA UPACARA DAN TATA PENGHORMATAN

DASAR HUKUM. ì UU no.9 thn 2010 tentang Keprotokolan

LAPORAN PENGABDIAN MASYARAKAT PELATIHAN MC DAN KEPROTOKOLAN BAGI REMAJA DI KECAMATAN TIGARAKSA, KABUPATEN TANGERANG

BAB 2 TEKNIK SNOWBALL THROWING DALAM PEMBELAJARAN BERBICARA. Kiranawati (dalam /2007/11/19/snowballthrowing/)

DASAR DASAR KEPROTOKOLAN. Frans Dellian, SSTP, M.Si

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5/PERMEN-KP/2013 TENTANG KEPROTOKOLAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

REDESIGN MANAJEMEN KEPROTOKOLAN DI PENGADILAN AGAMA

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

BAGIAN TATA USAHA DAN PROTOKOL, BIRO KEUANGAN DAN UMUM KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB III PROSEDUR TINDAKAN. Tempat penelitian adalah kelas X-6 SMA Negeri 6 Bandar Lampung, di

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang ruang lingkupnya mencakup

QLEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI

Emil Faizza, S.Pd, M.Med.Kom Master of Ceremony News Anchor Moderator Panelis

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

III. PROSEDUR PENELITIAN. dalam kelas yang dilaksanakan oleh guru dan siswa untuk melakukan

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 62 TAHUN 2017 TENTANG PENYELENGGARAAN PENERIMAAN TAMU KEPALA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Peraturan Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan. Geofisika Nomor 17 Tahun 2014 tentang Organisasi dan

PENERAPAN ETIKET PERSIAPAN Waktu menghubungi yang tepat 3. Lama pembicaraan. 5. Kuasai masalah yang di bicarakan

Terminologi Protokoler. Rosidah, M.Si

MENTERI SEKRETARIS NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB II KAJIAN TEORI. A. Keterampilan Mengungkapkan Pendapat. 1. Mengungkapkan pendapat sebagai keterampilan berbicara

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan yang sifatnya verbalsampai kepada kegiatan visual. Dalam kegiatan

Bahasa Indonesia. Berbicara Untuk Keperluan Akademik. Koko Rustamaji, SE, MM. Modul ke: Fakultas Psikologi. Program Studi Program Studi?

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Marfuah, 2013

PEMERINTAH KABUPATEN KARIMUN

WALIKOTA PROBOLINGGO

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BADUNG NOMOR 14 TAHUN 1994

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan berbicara, menurut Arsjad dan Mukti (1988: 36) dapat berlangsung. tertentu dan menggunakan metode tertentu pula.

POKOK-POKOK PENGERTIAN TENTANG KEPROTOKOLAN BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 9 TAHUN Disusun oleh : H. Kusmindar, S.Pd, MM

PERATURAN DAERAH KOTA PANGKALPINANG NOMOR 12 TAHUN 2006 TENTANG KEPROTOKOLAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PANGKALPINANG,

PROTOKOLER PERSIDANGAN DI PENGADILAN AGAMA DALAM STRATEGI MENEGAKKAN CONTEMPT OF COURT. Oleh : Irman Fadly, S.Ag 1

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

PERATURANREKTOR UNIVERSITAS BENGKULU NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG PENGGUNAAN LAMBANG, BENDERA DAN MARS UNIVERSITAS BENGKULU REKTOR UNIVERSITAS BENGKULU

BAB II PEMBELAJARAN BERBICARA DAN METODE ROLE PLAYING (BERMAIN PERAN) Para ahli mengemukakan pendapatnya mengenai pengertian berbicara di

LEMBARAN DAERAH KOTA PEKALONGAN TAHUN 2005 NOMOR 20

KEPUTUSAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 3 TAHUN 2000 TENTANG TATA CARA PENGUCAPAN SUMPAH/JANJI DAN PELANTIKAN KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH

BAB II LANDASAN TEORI. Tarigan (1987: 15) mengemukakan bahwa berbicara adalah kemampuan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pidato adalah pengungkapan pikiran dalam bentuk kata-kata yang ditujukan

PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 23 TAHUN 2006 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BANTUL NOMOR : 11 TAHUN 1994 T E N T A N G

sastransa Jurnal Bahasa dan Sastra satransa.blogspot.com

TATA UPACARA DIES NATALIS UI KE-64 SENIN, 3 FEBRUARI 2014, BALAI SIDANG UI DEPOK

2017, No (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 109, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5035); 2. Undang-Undang No

Modul ke: PUBLIC SPEAKING MC dan Entertainer. 10Ilmu. Fakultas. Christina Arsi Lestari, M.Ikom. Komunikasi. Program Studi Broadcasting

MENINGKATKAN PERFORMANSI BERBAHASA DENGAN MENERAPAKAN CONCEPT ATTAINMENT MODEL (MODEL PENCAPAIAN KONSEP) PADA KEMAMPUAN BERBICARA.

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

LEMBARAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II SURAKARTA NOMOR : 6 TAHUN : 1994 SERI : D NO : 6 PERATURAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II SURAKARTA

III PROSEDUR PENELITIAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN TENTANG KEPROTOKOLAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

- 6 - Standar Pelayanan Kegiatan Pelayanan Kerumahtanggaan Presiden dan/atau Istri/Suami Presiden, Tamu Negara, serta Kegiatan Penting Lainnya

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II PURBALINGGA NOMOR 9 TAHUN 1995 SERI A NO. 1

TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB PARA SEKSI NO JABATAN URAIAN TUGAS KETERANGAN

BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG KEPROTOKOLAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BANYUWANGI

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANGKA SELATAN TAHUN 2005 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA SELATAN NOMOR 3 TAHUN 2005 TENTANG

PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN KUNJUNGAN TAMU NEGARA

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PENYELENGGARAAN ACARA RESMI DAN UPACARA BENDERA Nomor: SOP /TU 02 01/UM

I. PENDAHULUAN. Berbicara di depan umum atau lebih dikenal dengan public speaking adalah

MEMAHAMI KEPROTOKOLAN NASIONAL DAN KEPROTOKOLAN. Oleh DRS. HADI SANTOSO, MA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN DAERAH KOTA MOJOKERTO NOMOR 7 TAHUN 2005 TENTANG KEDUDUKAN PROTOKOLER PIMPINAN DAN ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA MOJOKERTO

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II S U M E D A N G NOMOR : 7 TAHUN : 1993 SERI D.4

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 42 Tahun 1958 Tentang Panji dan Bendera Jabatan. Presiden Republik Indonesia,

SILABUS. Nama Sekolah : SMA Negeri 78 Jakarta Mata Pelajaan : Bahasa Indonesia 2 (IND 2) Beban Belajar : 4 sks. Materi Pembelajaran.

ANALISIS ISI PESAN DALAM KARIKATUR DI INTERNET SEBAGAI KRITIK SOSIAL

Standar Pelayanan Pengkoordinasian Penyusunan Acara dan Pelaksanaan Keprotokolan Menteri Sekretaris Negara

PERATURAN DAERAH. 2. Undang-undang Nomor 28 Tahun 1959 tentang Pembentukan Daerah Tingkat II dalam Daerah Tingkat I Sumatera Selatan;

L E M B A R A N D A E R A H K O T A S E M A R A N G NOMOR 17 TAHUN 2004 SERI E

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN SEMARANG

MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN NOMOR : PER-06/M.

BAB I PENDAHULUAN. salah satu faktor hakiki yang membedakan manusia dari makhluk lainnya.

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 1958 TENTANG PANJI DAN BENDERA JABATAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI AGAMA TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN PENGAMBILAN SUMPAH JABATAN/PEGAWAI NEGERI SIPIL DALAM LINGKUNGAN DEPARTEMEN AGAMA

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA DAN DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BERSAMA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

DASAR PRESENTASI. Kunci presentasi yang sukses adalah persiapan yang baik.

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

UU 8/1987, PROTOKOL. Oleh:PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA. Nomor:8 TAHUN 1987 (8/1987) Tanggal:28 SEPTEMBER 1987 (JAKARTA) Tentang:PROTOKOL

Mata Kuliah - Advertising Project Management-

PERATURAN DAERAH KOTA BANJAR NOMOR 1 TAHUN 2005 TENTANG

Transkripsi:

1 Hartono FBS UNY

UU No. 9 /2010 tentang Keprotokolan: Keprotokolan adalah serangkaian kegiatan yang berkaitan dengan aturan dalam acara kenegaraan atau acara resmi yang meliputi tata tempat, tata upacara, dan tata penghormatan sebagai bentuk penghormatan kepada seseorang sesuai dengan jabatan dan/atau kedudukannya dalam negara, pemerintahan, atau masyarakat.

Acara Kenegaraan : Acara yang bersifat kenegaraan yang diatur dan dilaksanakan secara terpusat, dihadiri oleh Presiden dan/atau Wakil Presiden serta pejabat negara dan undangan lain dalam melaksanakan acara tertentu. Acara resmi : acara yang bersifat resmi, diatur dan dilaksanakan oleh Pemerintah atau Lembaga Tinggi Negara dalam melaksanakan tugas dan fungsi tertentu dan dihadiri oleh Pejabat Negara dan/atau Pejabat Pemerintah serta undangan lainnya.

UNSUR PROTOKOL 1. Tata cara Acara/Upacara harus dilakukan dengan khidmad & tertib, menurut aturan dan adat yang sudah tetap dan harus ditaati. 2. Tata krama Diperlukan kata-kata yang baik dan tepat menurut tinggi-rendahnya derajat pejabat, disesuaikan dengan peristiwanya. 3. Aturan Acara/Upacara terikat pada rumus-rumus tertentu yang sudah tetap (seating arrangement, tata tempat, perlakuan terhadap bendera/lagu kebangsaan, dan lambang negara).

Aktivitas Protokol a. Tata ruang, b. Tata upacara, c. Tata Tempat, d. Tata Busana, e. Tata Warkat.

Tata Ruang Ruang harus dipersiapkan sesuai dengan ketentuan, tergantung dari jenis aktivitas. 1) Perangkat keras, adalah berbagai macam perlengkapan yang diperlukan untuk maksud suatu kegiatan berupa meja, kursi/sofa, sound system/ public address, dekorasi, permadani, bendera, taman,dan lain sebagainya. 2) Perangkat lunak, antara lain personil yang terlibat dalam rangka pelaksanaan suatu kegiatan seperti, penerima tamu, pemandu acara, petugas keamanan, petugas konsumsi dan sebagainya.

Tata Upacara Tata upacara adalah tata urutan kegiatan, yaitu bagaimana suatu acara harus disusun sesuai dengan jenis aktivitasnya. Untuk keperluan itu harus diperhatikan: 1. jenis kegiatan; 2. bahasa pengantar yang dipergunakan; 3. materi aktivitas.

Tata Tempat Urutan siapa yang berhak mendapatkan prioritas; karena jabatan/pangkat (VIP) atau karena derajatnya (VIC- Very Important Citizen) 1 Orang yang berhak mendapat tata ururan yang pertama/paling tinggi adalah mereka yang mempunyai urutan paling depan/mendahului. 2. Jika mereka berjajar, maka yang berada disebelah kanan dari orang yang mendapat urutan tata tempat paling utama, dianggap lebih tinggi/mendahului orang yang duduk disebelah kirinya. 3. Jika menghadap meja, maka tempat utama adalah menghadap ke pintu keluar dan tempat terakhir adalah tempat yang paling dekat dengan pintu keluar.

Rumusan Tata Tempat Bila ada dua orang, yang kanan adalah yang pertama ( 2, 1 ) Bila ada tiga orang, yang tengah adalah yang pertama ( 3, 1, 2 ) Bila ada empat orang, urutannya sbb : ( 4, 2, 1, 3 ) dst.

Tata Urutan Kedatangan dan Pulang Pada peristiwa-peristiwa resmi orang yang paling dihormati selalu datang paling akhir dan pulang paling awal Bila menyambut kedatangan/kepulangan pejabat dan akan berjabat tangan, maka susunannya sbb: 1 2 3 4 >>>>>>>>>>>>> arah kedatangan pejabat

Jajar Kehormatan 1. orang yang dihormati harus datang dari sebelah kanan dari pejabat yang menyambut 2. bila orang yang paling dihormati yang menyambut tamu, maka tamu akan datang dari sebelah kirinya

Naik Kendaraan a. Kapal terbang pejabat yang utama naik paling akhir turun paling dulu b. Kapal laut pejabat yang mendapat tempat paling utama naik dan turun paling dulu c. Mobil/kereta pejabat yang mendapat tempat paling utama naik dan turun paling dulu dan duduk sebelah kanan Letak kendaraan/mobil pintu kanan mobil berada di arah pintu keluar gedung

Pembawa Acara/MC Jenis Acara 1. Resmi Kenegaraan: (upacara penerimaan duta besar, jamuan makan malam kenegaraan, dll.) 2. Resmi Nonkenegaraan: (upacara wisuda, upacara dies natalis, pembukaan seminar, upacara pengukuhan guru besar, dll.) 3. Tidak resmi (hiburan: acara ulang tahun, konser musik, dll.)

2. Pembawa acara harus terampil, dengan cepat dan tanggap dalam membaca situasi. 3. Harus dapat menempatkan diri dengan sopan dan simpatik. 4. Mengetahui tempat posisi berdiri yang tepat (menguasai arena kegiatan). 5. Pandai mengatur volume suara. 6. Tidak dibenarkan pembawa acara mengulas atau memberi komentar pidato seseorang. 7. Mampu menguasai massa.

Pembawa Acara/MC 1. Seorang pembawa acara hendaknya memiliki: a. sikap yang tegas dan disiplin yang tinggi, b. volume suara yang konstan dan mantap, c. kemampuan menguasai bahasa secara baik, baik bahasa Indonesia maupun bahasa asing, d. kepekaan terhadap situasi, dalam arti mampu menguasai keadaan dan mampu mengambil keputusan, e. sifat tidak mudah tersinggung, f. berkepribadian.

Faktor Keberhasilan dalam Berbicara Faktor Kebahasaan: 1. ketepatan ucapan (tata bunyi), 2. penempatan tekanan, nada, sendi, dan durasi yang sesuai, 3. pilihan kata (diksi), 4. kalimat efektif

Faktor Nonkebahasaan 1. sikap yang wajar, tenang, dan tidak kaku, 2. kontak mata atau pandangan harus diarahkan kepada lawan bicara, 3. kesediaan menghargai pendapat orang lain, 4. gerak-gerik dan mimik yang tepat, 5. kenyaringan suara, 6. kelancaran, 7. relevansi atau penalaran, 8. penguasaan topik.

Peran MC 1. Announcer: pemberi informasi, pembaca pengumuman, dan lain-lain. 2. Narrator: pembaca narasi, sinopsis cerita, deskripsi tarian, dan lain-lain. 3. Host: tuan rumah dalam mempersilakan hadirin untuk masuk ruang, duduk, makan dan minum, dan lain-lain. 4. Entertainer: penghibur yang memiliki kreativitas, atraktif, punya rasa humor, tahu dunia hiburan, dan lain-lain.

19