STRUKTUR VEGETASI. Boy Andreas Marpaung / DKK-002

dokumen-dokumen yang mirip
III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Bukit Gunung Sulah Kelurahan Gunung Sulah

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan di Blok Perlindungan Tahura Wan Abdul

PENYUSUNAN PROFIL KEANEKARAGAMAN HAYATI DAN PERUBAHAN TUTUPAN LAHAN GUNUNG PULOSARI PEGUNUNGAN AKARSARI

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Penelitian tentang analisis habitat monyet ekor panjang dilakukan di hutan Desa

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

PENYUSUN : TIM KONSULTAN PT. DUTA POLINDO CIPTA 1. M. Sugihono Hanggito, S.Hut. 2. Miftah Ayatussurur, S.Hut.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bersifat deskriptif eksploratif dengan metode

III. METODE PENELITIAN. Penelitian telah dilaksanakan pada bulan Januari sampai Febuari 2015 di kanan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di blok koleksi tumbuhan Taman Hutan Raya Wan Abdul

IV. METODE PENELITIAN

KOMUNITAS TUMBUHAN ATAU VEGETASI. MAKALAH UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH Ekologi Tumbuhan Yang dibina oleh Drs. Fatchur Rochman, M.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dari pemanfaatan yang tidak banyak mempengaruhi kondisi ekosistem hutan sampai kepada

Penelitian dilakukan di areal HPH PT. Kiani. penelitian selama dua bulan yaitu bulan Oktober - November 1994.

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian. dalam kawasan wisata alam Trinsing yang secara administratif termasuk ke dalam

Analisis Vegetasi Hutan Alam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan di blok pemanfaatan kawasan hutan pendidikan

4 METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan juni sampai dengan Juli 2013 di zona pemanfaatan terbatas,

Profil Keanekaragaman Hayati dan Perubahan Tutupan Lahan Gunung Aseupan Banten BAB II METODE

III. Bahan dan Metode

TINJAUAN PUSTAKA. rekreasi alam, yang mempunyai fungsi sebagai: Kawasan perlindungan sistem penyangga kehidupan.

PENYUSUN : TIM KONSULTAN PT. TODO CONSULT 1. Hendra Masrun, M.P. 2. Djarot Effendi, S.Hut.

PENGELOLAAN NATIONAL FOREST INVENTORY (NFI) PADA BPKH WILAYAH XIV KUPANG

III. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pada tahun 1924 kawasan hutan Way Kambas ditetapkan sebagai daerah hutan

B III METODE PENELITIAN. ada di di Taman Hutan Raya (Tahura) Ngurah Rai Denpasar Bali di Taman Hutan Raya (Tahura) Ngurah Rai Denpasar Bali.

BAB IV METODOLOGI 4.1 Waktu dan Tempat Penelitian 4.2 Bahan dan Alat 4.3 Metode Pengambilan Data Analisis Vegetasi

PANDUAN PENGELOLAAN RIPARIAN

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai Agustus 2014.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di blok Hutan Pendidikan Konservasi Terpadu Tahura

PENGUKURAN BIODIVERSITAS

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kecamatan Anggrek, Kabupaten Gorontalo Utara, Provinsi Gorontalo. Peta lokasi

BAB III METODE PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada Oktober November 2014 di Desa Buana Sakti, Kecamatan Batanghari, Kabupaten Lampung Timur.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret 2015 bertempat di kawasan sistem

METODOLOGI. Lokasi dan Waktu

STRUKTUR DAN KOMPOSISI TEGAKAN HUTAN DI PULAU SELIMPAI KECAMATAN PALOH KABUPATEN SAMBAS KALIMANTAN BARAT

METODOLOGI PENELlTlAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Timur. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2016.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Taman Nasional Baluran, Jawa Timur dan dilakasanakan pada 28 September

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada Januari 2017 selama kurun waktu satu

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari 2017 s/d bulan Februari 2017

III. METODE PENELITIAN

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan metode transek belt yaitu dengan menarik garis lurus memanjang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Profil Keanekaragaman Hayati dan Perubahan Tutupan Lahan Gunung Karang Banten BAB II METODE

III. METODE PENELITIAN. Desa Pesawaran Indah ini merupakan salah satu desa yang semua penduduknya

Profil Keanekaragaman Hayati dan Perubahan Tutupan Lahan Gunung Pulosari Pegunungan Akarsari - Banten BAB II METODE

ANALISIS VEGETASI EKOSISTEM HUTAN MANGROVE KPH BANYUMAS BARAT

LAMPIRAN. Lampiran 1. Analisis vegetasi hutan mangrove mulai dari pohon, pancang dan semai berdasarkan

METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Januari hingga April 2014 di Kawasan


BAB IV METODE PENELITIAN

Gambar 2 Peta lokasi penelitian.

II. TINJAUAN PUSTAKA. fungsi pokok sebagai hutan konservasi yaitu kawasan pelestarian alam untuk

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2017 hingga bulan Februari

II. METODOLOGI. A. Metode survei

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada Mei - Juli Lokasi penelitian adalah di kawasan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januarisampai dengan Februari

III. METODE PENELITIAN. Waktu penelitian dilaksanakan dari bulan Mei sampai dengan Juni 2013.

METODOLOGI. Kerapatan jenis (K)

Inventarisasi hutan dalam Indentifikasi High Carbon StoCck

Struktur dan Komposisi Mangrove di Pulau Hoga Taman Nasional Wakatobi, Sulawesi Tenggara Jamili

INVENTARISASI TEGAKAN TINGGAL WILAYAH HPH PT. INDEXIM UTAMA DI KABUPATEN BARITO UTARA KALIMANTAN TENGAH

III. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Lokasi Dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Bagan Serdang Kecamatan Pantai

BAB I PENDAHULUAN. berbagai kegiatan yang mengancam eksistensi kawasan konservasi (khususnya

III. METODE PENELITIAN

Struktur Dan Komposisi Vegetasi Mangrove Di Pulau Mantehage

> MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA

Struktur Vegetasi Mangrove di Desa Ponelo Kecamatan Ponelo Kepulauan Kabupaten Gorontalo Utara

III. METODE PENELTTIAN Tempat dan Waktu. Penelitian dilaksanakan di Cagar Biosfer Giam Siak Kecil-Bukit Batu,

LAMPIRAN. 1. Deskripsi jenis Anggrek yang ditemukan di Hutan Pendidikan USU

BAHAN DAN METODE. Gambar 3 Lokasi penelitian ( ) Alat dan Bahan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian telah dilaksanakan pada bulan Juli sampai dengan Agustus 2014, untuk

III. METODOLOGI PE ELITIA

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan bersifat deskriptif karena penelitian ini hanya

III. METODOLOGI Waktu dan Tempat Penelitian

BAB VI PROFIL TUTUPAN LAHAN

METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Bahan dan Alat Metode Pengambilan Data Metode Pengumpulan Data Vegetasi :

METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian

KERAGAMAN JENIS ANAKAN TINGKAT SEMAI DAN PANCANG DI HUTAN ALAM

METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian

Transkripsi:

STRUKTUR VEGETASI Boy Andreas Marpaung / DKK-002 andre.marp@yahoo.com Pemahaman tentang struktur vegetasi penting dalam kegiatan penelitian ekologi hutan. Kesalahan identifikasi struktur akan menyebabkan kesalahan dalam memahami kondisi hutan yang sebenarnya. Struktur hutan yang dimaksudkan adalah komponen penyusun hutan itu sendiri. Penjelasan tentang masing-masing struktur vegetasi adalah sebagai berikut: 1. Pohon : Tumbuhan dengan diameter lebih dari 20 cm. Pengukuran yang akan dilakukan untuk pohon adalah diameter batang. tinggi pohon serta jumlah individu dan jenis pohon. Pengukuran diameter batang dilakukan pada ketinggian 1,3 meter atau 20 cm di atas akar papan jika akar papan lebih tinggi dari 1,3 meter. Pengukuran tinggi pohon adalah tinggi bebas cabang. Rekaman hasil pengukuran dicatat dalam tally sheet yang telah disiapkan. Ukuran petak (kuadran) untuk pengukuran pohon adalah 20 x 20 meter. 2. Tiang : Tumbuhan dengan diameter antara 10 20 cm. Pengukuran dilakukan pada petak subkuadran berukuran 10 x 10 in. Sama dengan pohon. maka parameter pengukuran adalah diameter tiang, tinggi tiang bebas cabang. jumlah tiang dan jumlah jenis. Pengukuran diameter batang juga dilakukan pada ketinggian 1,3 meter. Rekaman hasil pengukuran dicatat pada tally sheet yang telah disiapkan 3. Pancang : Pancang adalah regenerasi pohon dengan ukuran lebih tinggi dari 1,5 meter serta diameter batang kurang dari 10 cm. Ukuran petak pengamatan yang digunakan untuk pengukuran pancang ini adalah 5x5 meter. Tidak seperti tiang dan pohon, diameter pancang tidak diukur. Pengukuran hanya dilakukan pada jumlah mdividu dan jumlah spesies. Karena pada tahap pertumbuhan pancang, yang penting untuk diketahui adalah kerapatan dan frekuensi 4. Semai / anakan : Anakan pohon adalah regenerasi awal dari pohon dengan ukuran ketinggian kurang dari 1,5 meter. Ukuran petak yang digunakan untuk pengukuran anakan adalah 2x2 meter. Sebagaimana pancang, tahap pertumbuhan anakan hanya dihitung individu serta jenis anakan saja. Tidak perlu dilakukan pengukuran diameter batang. 5. Liana : Liana adalah tumbuhan yang biasanya tumbuh melilit atau memanjat pohon (woody climbers). Yang tergolong dalam kelompok liana berkayu ini jika panjarig batang utamanya lebih dari 1,5 meter. Liana tidak berkayu (non-woody liana) jika panjang batang utamanya kurang dari"1.5 meter. Pengenalan jenis liana ini agak rumit sehingga jika tidak dimungkinkan spesimen yang terdiri dari batang. daun dan bunga/biji (jika ada) perlu untuk diambil dan dilakukan penomoran spesimen (misal: Liana sp1. Liana sp2.). Petak contoh untuk pengamatan liana berukuran 5x5 meter. Rekaman hasil pengamatan dicatat dalam tally sheet yang telah disiapkan.

6. Epifit : Epifit adalah tumbuhan yang menempel di pohon lain atau yang menjadikan pohon lain sebagai inangnya. Anggrek adalah jenis epifit yang banyak diternui di dalam hutan. Selain jenis-jenis anggrek, epifit berupa paku-pakuan juga banyak dijumpai. Untuk memperlancar pengamatan dilapangan, pengamatan terhadap epifit hanya dilakukan sampai pada ketinggian 2 meter dari permukaan tanah karena pengamatan pada ketinggian lebih dari 2 meter akan sulit dilakukan atau diperlukan pemanjatan pohon kecuali jika fokus pengamatannya adalah epifit. Pengukuran terhadap epifit dilakukan terhadap jumlah individu dan spesies, jika bisa diidentifikasi oleh pengenal pohon karena biasanya jenis epifit sulit untuk dikenali, kecuali oleh ahli epifit. Pengukuran terhadap epifit dilakukan pada petak 5x5 meter. 7. Tumbuhan Bawah : Tumbuhan bawah adalah semua tumbuhan yang hidup di lantai hutan kecuali regenerasi pohon (anakan dan pancang). Beberapa tumbuhan bawah diantaranya adalah: (1) keluarga palma. jika tingkatan pohon dewasanya lebih tinggi dari 1,5 meter; (2) pandan. tidak ada kategori untuk jenis tumbuhan bawah ini: (3) pakupakuan: dan (4) semak atau herba lainnya. Sebagaimana liana dan epifit jika tidak dimungkinkan pengenalan jenis, penomoran spesimen/contoh (Palma sp1.. Pakupakuan sp1., Herba sp1., dst). Ukuran petak contoh pengamatan tumbuhan bawah bcrukuran 5x5 meter. Rekaman hasil pengamatan dicatat pada tally sheet yang telah disediakan. Perhatikan bagan petak pengamatan yang menggunakan metode Jalur Berpetak dibawah ini : a. Petak ukur untuk pengamatan semai / anakan (no. 4) dengan ukuran petak 2 m x 2 m b. Petak ukur untuk pengamatan pancang, non-woody liana, epifit, pandanus, palma paku-pakuan dan semak (no. 3, 5, 6) dengan ukuran petak 5 m x 5 m c. Petak ukur untuk pengukuran tiang (no. 2) dengan ukuran 10 m x 10 m d. Petak ukur untuk pengamatan pohon (no. 1) dengan ukuran 20 m x 20 m

TALLY SHEET PENGAMATAN TINGKAT POHON Ukuran Plot : 20 x 2 0

TALLY SHEET PENGAMATAN TINGKAT TIANG Ukuran Plot : 10 x 1 0

TALLY SHEET PENGAMATAN TINGKAT SAPLING Ukuran Plot : 5 x 5

TALLY SHEET PENGAMATAN TINGKAT SEEDLING Ukuran Plot : 2 x 2

TALLY SHEET PENGAMATAN TINGKAT NON-WOODY LIANA, EPIPHYTES, PANDANUS, DAN PALMA Ukuran Plot : 5 x 5

TALLY SHEET PENGAMATAN TINGKAT PAKU-PAKUAN, SEMAK Ukuran Plot : 5 x 5