BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. tahun. Gejala ini alamiah, karena merupakan tanda dan proses berhentinya masa

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. perempuan yang memasuki usia premenopause akan melonjak dari 107 juta

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam perjalanan hidupnya, wanita mengalami banyak proses

BAB I PENDAHULUAN. kehamilan dan persalinan, namun lebih luas lagi yaitu menarche sampai

BAB I PENDAHULUAN. hanya menyangkut kehamilan dan persalinan, namun lebih luas dari itu yaitu

BAB I PENDAHULUAN. umur. Pada saat terjadi menopause, indung telur (ovarium) tidak berespon

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Menopause merupakan masa berhentinya menstruasi yang terjadi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Menopause merupakan suatu tahap kehidupan yang dialami. wanita yang masih dipengaruhi oleh hormon reproduksi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. keberhasilan pembangunan. Dengan meningkatnya usia harapan hidup,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. menyerang anak-anak adalah diare, pneumonia, dan

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan. Rentang kehidupan manusia terbagi menjadi sepuluh tahapan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pada pertemuan International Conference on Population

BAB I PENDAHULUAN. adalah datangnya menopause. Menopause merupakan keadaan biologis yang

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pemikiran bahwa dirinya akan menjadi tua, tidak sehat, dan tidak cantik lagi.

BAB I PENDAHULUAN. progresteron berkurang (Siswono, 2004). menyikapi perubahan itu secara negatif karena mereka tidak terima dengan

BAB I PENDAHULUAN. cantik, tidak lagi bugar dan tidak lagi produktif. Padahal masa tua

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kesehatan seksual serta kesehatan sistem reproduksi. Kesehatan reproduksi

BAB 1 PENDAHULUAN. menopause didahului dengan fase premenopause (AtikahProverawati, 2010).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Diagnosis menopause dibuat setelah terdapat amenorea sekurang kurangnya satu

PENGARUH PENYULUHAN TENTANG MENOPAUSE TERHADAP KESIAPAN MENGHADAPI MENOPAUSE PADA IBU PREMENOPAUSE DI DUSUN PANDES, BANTUL, YOGYAKARTA TAHUN 2011

Hubungan Pengetahuan Tentang Menopause Dengan Tingkat Stres Pada Wanita Usia Subur

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Peningkatan usia harapan hidup bangsa Indonesia diperkirakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pertumbuhan dan perkembangan manusia merupakan hal yang

BAB I PENDAHULUAN. Wanita karir didefinisikan sebagai wanita yang berkecimpung dalam kegiatan

PERUBAHAN FISIK WANITA HUBUNGANNYA DENGAN KECEMASAN DALAM MENGHADAPI MENOPAUSE. Sugiyanto STIKES Aisyiyah Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN. telah mewujudkan hasil yang positif di berbagai bidang, yaitu adanya. dan bertambah cenderung lebih cepat (Nugroho, 2000).

PERSEPSI IBU MENOPAUSE TERHADAP AKTIVITAS SEKSUALITAS PADA MASA MENOPAUSE DI DESA JAGALAN KECAMATAN TAWANGMANGU KARANGANYAR

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menarche sampai menopause. Permasalahan dalam kesehatan reproduksi

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG PENANGANAN SINDROM PRA MENSTRUASI TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP SISWI SMA NEGERI 2 SUKOHARJO SKRIPSI

HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN SINDROMA PRAMENSTRUASI PADA SISWI SMP NEGERI 4 SURAKARTA

HUBUNGAN STRESS PASCAMENOPAUSE DENGAN PERUBAHAN PERILAKU SOSIAL DI MASYARAKAT PADA IBU-IBU DI DESA TANJUNG KECAMATAN NGUTER KABUPATEN SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN. penduduknya (Padila, 2013). Pada tahun 2012, UHH penduduk dunia rata rata

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang berada di Provinsi Daerah Istimewah Yogyakarta. Kecamatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Gangguan jiwa atau mental menurut DSM-IV-TR (Diagnostic and Stastistical

BAB I PENDAHULUAN. kematangan mental, emosional, sosial, dan fisik. Masa pubertas adalah

BAB I. yang pasti dihadapi dan harus dilalui dalam perjalanan hidup normal. seorang wanita dan suatu proses alamiah. Berdasarkan hasil studi

BAB I PENDAHULUAN. usia sekitar 40 tahun sampai 50 tahun (Rostiana, 2009 dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. masalah kesehatan masyarakat di dunia maupun di Indonesia. Di dunia, 12%

BAB I PENDAHULUAN. Pre menopause syndrome merupakan masalah yang timbul akibat pre

BAB I PENDAHULUAN. membawa dampak pada konsekuensi kesehatan baik fisik maupun psikis

BAB I PENDAHULUAN. pasca reproduksi adalah klimakterium (perimenopause), menopause, dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang berlangsung dari minggu ke-1 hingga minggu ke-13, trimester kedua dari

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Inisiasi Menyusu Dini ( IMD) adalah suatu proses membiarkan bayi dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. yang berkesinambungan dari lahir sampai mati. Setiap perkembangan mengandung

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. feses secara terus menerus lebih dari tiga kali dalam satu hari dan memiliki

HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL DENGAN TINGKAT DEPRESI PADA LANSIA DI KELURAHAN DALEMAN TULUNG KLATEN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. dimulai dari masa anak-anak, remaja, dewasa, dan usia lanjut. Setiap peristiwa

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Kesehatan merupakan hal penting yang diinginkan. setiap manusia. Menurut World Health Organization (WHO)

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN TINGKAT KECEMASAN PADA IBU PREMENOPAUSE DI PEDUKUHAN MRICAN CATURTUNGGAL DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sejak intrauterin dan terus berlangsung sampai dewasa. Remaja merupakan masa

BAB I PENDAHULUAN. Menurut penelitian Pratiwi (2010) menopause adalah. keluhan yang mungkin terjadi di masa menopause disebabkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. Data demografi menunjukkan bahwa populasi remaja mendominasi jumlah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pada wanita paruh baya. Kadar FSH dan LH yang sangat tinggi dan kadar

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kehamilan merupakan hal yang diharapkan dari setiap pasangan suami istri.

PENGARUH PENYULUHAN TENTANG MENOPAUSE

KARYA TULIS ILMIAH. Karya Tulis Ilmiah ini diajukan untuk memenuhi persyaratan Memperoleh Gelar Ahli Madya Kebidanan (AM.Keb)

BAB I PENDAHULUAN. fisik seperti sakit perut, jantung berdebar, otot tegang dan muka merah. Lalu

BAB I PENDAHULUAN. menopause seorang wanita akan mengalami gejala-gejala, baik gejala fisik

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PENGETAHUAN SISWI KELAS I TENTANG DISMENOREA (Study kasus di SMP Negeri 2 dan MTs As-safi iyah Kayen) SKRIPSI

BAB I PANDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masa remaja merupakan suatu fase perkembangan yang dinamis dalam

1998, WHO telah merekomendasikan penambahan suplemen asam folat sebesar 400 µg (0,4 mg) per hari bagi ibu hamil untuk mencegah kelainanan tabung

2015 GAMBARAN KEJADIAN POSTPARTUM BLUES PADA IBU NIFAS BERDASARKAN KARAKTERISTIK DI RUMAH SAKIT UMUM TINGKAT IV SARININGSIH KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kalender atau 40 minggu atau 280 hari (Megasari, 2015). Kehamilan secara umum

BAB I PENDAHULUAN. Kata kanker merupakan kata yang paling menakutkan di seluruh

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. sebuah negara kepulauan yang didiami oleh 222,6 juta jiwa, yang menjadikan

BAB 1 PENDAHULUAN. dan ini dapat dijadikan petunjuk terjadinya menopause. Ada 3 periode menopause,

BAB I PENDAHULUAN. masa keserasian bersekolah. Umur anak sekolah dasar adalah antara 6-12 tahun.

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang. Ginjal merupakan salah satu organ penting dalam tubuh, dapat

BAB I PENDAHULUAN. penduduk lansia terus meningkat dari tahun ke tahun. Pada tahun 2025

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Menstruasi merupakan kondisi fisiologis yang terjadi dan di alami

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Epilepsi merupakan kelainan kronik dari sistem saraf pusat yang

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan suatu hal yang menakutkan. Hal ini mungkin berasal dari suatu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. terselesaikan hingga sekarang. Pada tahun 2013 Wolrd Health Organization

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Osteoporosis merupakan kondisi atau penyakit dimana tulang

BAB I PENDAHULUAN. yang ditandai dengan perkembangan fisik, mental, emosional, dan sosial.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. kehidupan. Seseorang yang usia lanjut akan mengalami adanya perubahan yang. pada remaja, menstruasi dan menopause pada wanita

Faktor yang Berpengaruh terhadap Skor Kecemasan pada Wanita Menopause

BAB 1 PENDAHULUAN. Menopause bukanlah suatu penyakit ataupun kelainan dan terjadi pada akhir siklus

BAB I PENDAHULUAN. anak-anak yang berkualitas agar dapat melanjutkan cita-cita bangsa dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kesehatan terhadap wanita usia produktif. AKI merupakan jumlah kematian

BAB 1 PENDAHULUAN. yang menjadi perhatian individu (Moustafa, 2015). Kualitas hidup yang di

BAB I PENDAHULUAN. sebagai penyebab kebutaan kedua terbesar di dunia yaitu sebesar 8%.

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa

BAB I PENDAHULUAN. [CDC], 2013). Data dari Riset Kesehatan Dasar ( 2013), prevalensi. gangguan mental emosional (gejala -gejala depresi

ABSTRAK. Kata Kunci: Manajemen halusinasi, kemampuan mengontrol halusinasi, puskesmas gangguan jiwa

BAB I PENDAHULUAN. Disfungsi seksual secara luas didefinisikan oleh DSM-IV sebagai

dicintai, putusnya hubungan sosial, pengangguran, masalah dalam pernikahan,

BAB I PENDAHULUAN. akan menghadapi risiko yang bisa mengancam jiwanya. Oleh karena itu, setiap

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. atau remaja awal (Monks, 2006). Masa pra pubertas ini memiliki banyak potensi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menekankan analisisnya pada data-data numerical (angka) yang di olah

BAB I PENDAHULUAN. Gangguan jiwa yang terjadi di Era Globalisasi dan persaingan bebas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Tumbuh kembang merupakan proses yang terjadi secara

BAB I PENDAHULUAN. Kekhawatiran ini berawal dari pemikiran bahwa dirinya akan menjadi tidak sehat,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. higiene perusahaan dan kesehatan kerja, memiliki segi-segi khusus yang tidak

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Siklus perkembangan reproduksi wanita berlangsung secara alamiah mulai dari menarche sampai menopause. Premenopause merupakan masa dimana tubuh mulai bertransisi menuju menopause. Masa ini terjadi selama dua hingga delapan tahun. Gejala ini alamiah, karena merupakan tanda dan proses berhentinya masa reproduksi. Pada periode ini, umumnya produksi hormon estrogen dan progesteron berfluktuasi, naik dan turun tak beraturan. Siklus menstruasipun berubah bisa memanjang atau memendek. Masa premenopause terjadi pada usia 40-an. Sekitar 40 85% dari semua wanita pada rentang usia klimaterik mempunyai keluhan, baik keluhan fisik maupun psikologis (Atikah, 2000). Usia rata-rata menopause 51,4 tahun (Malhotra, 2004; Boback, 2005). Sebanyak 70% wanita peri hingga pasca menopause mengalami keluhan gejala vasomotorik, somatik, psikis dan depresi (Baziad, 2005). Penurunan fungsi reproduksi ini sering menimbulkan kekhawatiran (Zhou, 2011). Berdasarkan data WHO (2010) jumlah wanita menopause di Asia pada tahun 2025 akan mencapai 373 juta jiwa. Di Indonesia tahun 2020 wanita menopause dengan usia rata-rata 49 tahun sebanyak 30,3 juta (Depkes RI, 2005). Wanita menopause di Daerah Istimewa Yogyakarta tahun 2012 sudah mencapai 3,9 ribu jiwa (10,73%) dari jumlah penduduk DIY (Profil DIY, 2013). 1 1

2 Menopause merupakan fenomena alami sebagaimana tahap perkembangan lainnya. Perubahan fisik dan psikologis yang menyertai penurunan estrogen sering menambah kecemasan yang sudah ada karena ketidakpahaman mengenai menopause (Martaadisoebrata, 2005). Keterbatasan informasi tentang menopause membuat wanita semakin khawatir, takut dan cemas ketika memasuki masa menopause. Wanita Indonesia sering menganggap menopause menjadi masa yang menakutkan karena kehilangan yang menjadi kebanggaan (Kasdu, 2002). Sindroma menopause sampai saat ini masih dialami oleh wanita di beberapa negara misalnya di Eropa mencapai 70-80%, Amerika 60%, Malaysia 57%, China 18%, Jepang dan di Indonesia 10%. Perbedaan persentase sindroma menopause disebabkan jumlah estrogen wanita Eropa dan Amerika lebih banyak dibanding wanita Asia (Urnobasuki, 2004). Menurut Wijayanti (2011) prevalensi kecemasan berat wanita pada masa menopause mencapai (35,5%). Wanita usia pertengahan lebih sering mengalami kecemasan, karena pada masa transisi ini mulai terjadi penurunan fungsi ovarium yang menimbulkan gejala fisik dan psikologis. Menurut Zhou (2011) sindrom menopause berhubungan dengan gangguan emosional bukan dengan penyakit fisik. Pengetahuan yang cukup tentang menopause dapat membantu wanita premenopause menyiapkan dirinya menjalani masa menopause. Salah satu cara menyiapkan wanita menghadapi masa menopause dengan mengubah kognitifnya melalui pendidikan kesehatan. Menurut Dale cit Arsyad (2006) manusia memperoleh pengetahuan melalui indra yang dimilikinya, semakin banyak indra 2

3 yang digunakan untuk menerima informasi akan semakin banyak pula pengetahuan yang diperolehnya. Pengetahuan yang diperoleh melalui indra penglihatan sebesar 75% (Notoatmodjo, 2007). Menurut kerucut Dale yang dikenal dengan cone of learning Dale, setelah dua minggu pengalaman belajar dengan mendengar, seseorang dapat menyerap informasi di dalamnya dan tersimpan dalam memori sebanyak 20%, dengan membaca seseorang sebanyak 10%. Hal ini menjadi dasar pemilihan media dalam memberikan pendidikan kesehatan agar informasi dapat mencapai sasaran dengan tepat. Booklet merupakan salah satu media edukasi memuat poin-poin penting berbentuk tulisan, dimodifikasi dengan gambar sebagai upaya menstimulus dalam meningkatkan pengetahuan untuk mengubah kognitif pembacanya (Kemm and Clouse cit Mintarsih, 2007). Booklet lebih dipilih sebagai media edukasi karena dapat memuat informasi lebih banyak dan terinci dibanding dengan media edukasi visual lainnya seperti leaflet dan poster (Adawiyani, 2013). Dalam studi literatur, pendidikan kesehatan memiliki pengaruh positif terhadap pengelolaan gejala menopause dan mampu mengaktivasi sistem saraf otonom (Senba & Matsuo, 2010). Menurut Manurung (2014) pendidikan kesehatan pada kelompok wanita usia 45 55 tahun memiliki pengaruh bermakna terhadap peningkatan pengetahuan ibu tentang menopause. Hasil wawancara terhadap sepuluh wanita berusia 38 51 tahun di lokasi penelitian. Empat dari 10 wanita mengatakan khawatir menghadapi menopause, kekhawatiran yang dialami karena merasa cepat lelah, dirinya menjadi tidak 3

4 menarik bagi suami, sudah menjadi tua. Dua wanita di antaranya mengatakan takut menghadapi menopause karena kulit wajah akan menjadi hitam seperti topeng. Lima wanita mengatakan perempuan yang sudah menopause rambutnya menjadi putih, mudah sakit-sakitan, tidak berguna bagi suami, dan akan ditinggalkan suami. Berdasarkan informasi yang diperoleh dari salah satu petugas kesehatan di tempat penelitian, pendampingan terhadap para wanita menjelang menopause belum terlaksana. Peneliti berasumsi adanya kekhawatiran para wanita premenopause di wilayah kerja puskesmas ini disebabkan belum cukupnya pemahaman terhadap menopause. Puskesmas di Kecamatan Minggir, menjadi pilihan tempat melakukan penelitian dengan alasan memiliki 421 wanita berusia 40 50 tahun cepat atau lambat akan mengalami menopause. Maka dipandang perlu dilakukan pendidikan kesehatan khususnya pada wanita premenopause guna mencegah terjadinya kecemasan meskipun belum disadari sepenuhnya oleh wanita premenopause. Oleh karena itu peneliti ingin mengetahui Bagaimanakah manakah pengaruh pendidikan kesehatan menggunakan booklet terhadap pengetahuan dan gejala kecemasan pada wanita premenopause. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dirumuskan masalah penelitian ini adalah: Bagaimanakah pengaruh pendidikan kesehatan menggunakan booklet terhadap perubahan pengetahuan dan gejala kecemasan wanita premenopause menghadapi menopause?. 4

5 C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum : Mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan menggunakan booklet terhadap pengetahuan dan gejala kecemasan wanita premenopause menghadapi menopause. 2. Tujuan Khusus : 1) Mengetahui perbedaan pengetahuan wanita premenopause tentang menopause sesudah pendidikan kesehatan menggunakan booklet. 2) Mengetahui perbedaan kecemasan wanita premenopause menghadapi menopause sesudah diberi pendidikan kesehatan menggunakan booklet. D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi pengembangan ilmu secara khusus keperawatan maternitas di komunitas sebagai salah satu alternatif untuk mencegah bertambahnya rasa cemas wanita premenopause dalam menghadapi menopause. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Peneliti Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan kajian lanjut, menambah wawasan pelaksanaan pendidikan kesehatan bagi wanita premenopause. 5

6 b. Bagi Puskesmas Diharapkan dapat digunakan sebagai dasar menyusun rencana kegiatan pendampingan bagi wanita pramenopause guna meningkatkan pemahaman menopause untuk meningkatkan kualitas pelayanan. c. Bagi wanita premenopause Diharapkan dapat memberi sumbangan pengetahuan menopause bagi para wanita premenopause khususnya sehingga dapat mengurangi kecemasan pada saat memasuki masa menopause. E. Keaslian Penelitian Hasil penelusuran kepustakaan, laporan penelitian terkait menopause, pengaruh pendidikan kesehatan, faktor-faktor yang berpengaruh terhadap gejala psikologis (kecemasan) pada wanita premenopause, penelitian terdahulu yang berkaitan dengan penelitian ini antara lain sebagai berikut: 1. Takamatsu (2004), Study of psychosocial factors in Japanese patients suffering from menopausal disorders. Subyek sebanyak 97 wanita berusia 40 60 tahun yang mengalami gangguan menopause di klinik menopause. Hasil penelitian ini 79,4% memiliki beberapa masalah dengan keluarga atau kerabat mereka. Kecemasan yang berhubungan dengan pekerjaan atau kesulitan hidup sering terjadi pada pasien masa premenopause. Keluhan sindrom sarang kosong dilaporkan tinggi pada perempuan yang dilakukan ovariektomi, namun kecemasan terhadap penuaan banyak terjadi pada menopause alami. Di antara mereka yang bekerja ada 43,8% memiliki masalah yang berhubungan dengan pekerjaan. Perselisihan dengan saudara 6

7 sedarah (26,8%) dan kecemasan terhadap penuaan (16,5%). Kesimpulan dalam penelitian ini bahwa masalah dengan keluarga dan kesehatan berpengaruh terhadap gangguan psikososial yang berdampak pada gangguan menopause. Perbedaan dengan penelitian ini terletak pada subyek penelitian yaitu wanita berusia 40 55 tahun, belum diketahui adanya gangguan menopause. Sementara subyek pada penelitian Takamatsu (2004) adalah wanita berusia 40 60 tahun dan sudah mengalami gangguan menopause 2. Indrawati (2008), dengan topik Kecemasan wanita menghadapi pramenopause ditinjau dari dukungan suami dan kepercayaan diri. Penelitian menggunakan metode non experimental dengan rancangan cross sectional. Pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Hasil penelitian terdapat hubungan negatif antara dukungan sosial suami dan kepercayaan diri terhadap kecemasan wanita menghadapi pramenopause. Semakin tinggi dukungan sosial suami dan kepercayaan diri akan semakin rendah kecemasan wanita menghadapi pramenopause. Penelitian Indrawati (2008) menggunakan metode non-experimental dengan rancangan cross sectional. Sementara penelitian yang dilakukan menggunakan metode pra-eksperimental dengan rancangan one group pretest-posttest tanpa kontrol, fokusnya pada pengaruh pendidikan kesehatan menggunakan booklet terhadap pengetahuan dan gejala kecemasan, subyek penelitian para wanita sebelum dan menjelang memasuki masa menopause. Kelompok subjek diobservasi sebanyak dua kali yakni sebelum dan setelah 7

8 perlakuan. Perbedaan hasil dari kedua pengukuran tersebut dianggap sebagai efek perlakuan. 3. Mintarsih (2008), dengan topik Pendidikan kesehatan menggunakan Booklet dan Poster terhadap sikap remaja terhadap kesehatan reproduksi. Penelitian menggunakan metode quasi experimental dengan rancangan non randomized pretest-posttest control group design. Pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Hasil penelitan pengetahuan dan sikap remaja meningkat secara signifikan setelah diberikan pendidikan kesehatan (p<0,05). Perbedaan penelitian Mintarsih (2008), dengan penelitian yang dilakukan adalah pada metode penelitian. Penelitian Mintarsih menggunakan metode quasi experimental dengan rancangan non randomized pretestposttest control group design. Sementara penelitian yang dilakukan menggunakan metode pra-eksperimen dengan rancangan One Group Pretest and Posttest tanpa kontrol. Penelitian untuk mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan menggunakan booklet terhadap pengetahuan dan penurunan gejala kecemasan pada wanita premenopause. Pada rancangan ini tidak ada kelompok kontrol, untuk menguji perubahan sebelum intervensi dilakukan pretest kemudian posttest setelah perlakuan. Perbedaan hasil antara pretest dan posttest merupakan efek dari perlakuan. Persamaan penelitian yang dilakukan ini dengan penelitian Mintarsih (2008) yaitu penggunaan booklet sebagai media pendidikan kesehatan. 4. Yang et al., (2008) dengan judul Menopausal symptoms in mid-life women in Southern China. Penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross-sectional. 8

9 Subyek penelitian wanita usia 40 65 tahun. Hasil penelitian ini ada tiga gejala utama yang muncul pada masa menopause yaitu insomnia, nyeri otot sendi, dan pusing. Masing-masing sebesar (37,2%, 35,7%, dan 31,5%). Hotflushes sebanyak 17,5%. Faktor yang berpengaruh terhadap frekuensi gejala menopause adalah sosial ekonomi, pendidikan. Gejala psikologis dan somatik yang lebih menonjol dibandingkan gejala vasomotor. Perbedaan dengan penelitian ini terletak pada jenis penelitian yaitu praeksperimental dengan model rancangan one group pretest-posttest tanpa kontrol dan usia subyek penelitian yaitu wanita premenopause 40 55 tahun. Sementara pada penelitian Yang (2008) mengunakan design cross-sectional dan subyek penelitian berusia 40 65 tahun. 5. Senba and Matsuo (2010) Effect of a health education program on climacteric women. Penelitian dilakukan di Jepang, data dikumpulkan menggunakan The Simplified Menopausal Index (SMI), The Hospital Anxiety and Depression Scale (HADS), The Medical Outcomes Study dengan 36-Item Short Form Health Survey. Menggunakan metode experimental dengan rancangan Quasi experiment. Subyek penelitian 22 wanita klimakterium usia 45 65 tahun berperan sebagai kelompok intervensi. Dibandingkan dengan nilai pretest, skor SMI secara signifikan meningkat pada post-test dan followup. Skor HADS post-test cenderung membaik. Perubahan kognitif secara signifikan meningkat dan ANS teraktivasi lebih baik. Terbukti bahwa program pendidikan kesehatan dapat meningkatkan pengetahuan wanita klimakterik, berpengaruh positif terhadap pengelolaan gejala menopause, 9

10 meningkatkan kualitas hidup dan aktivitasi sistem saraf otonom. Perbedaaan antara penelitian Senba and Matsuo (2010) dengan penelitian ini terletak pada instrumen dan usia subyek penelitian. Instrumen yang digunakan oleh Senba and Matsuo (2010) menggunakan skor SMI dan skor HADS, usia subyek penelitian 45 65 tahun. Sementara penelitian ini menggunakan kuesioner kecemasan untuk mengungkap sikap tertentu melalui respon terhadap pernyataan tersebut (Azwar, 2013). 6. Wijayanti (2011) dengan topik Pengaruh pendidikan kesehatan terhadap pengetahuan dan kecemasan wanita pramenopause. Penelitian menggunakan metode Quasi-exsperiment. Populasi dalam penelitian ini adalah wanita usia masa premenopause usia 40-50 tahun. Pengambilan sampel dengan purposive sampling dengan jumlah sampel 62 orang. Hasil penelitan ada pengaruh yang signifikan pendidikan kesehatan terhadap kecemasan, atau pendidikan kesehatan mampu menurunkan kecemasan (p<0,05). Perbedaan antara penelitian Wijayanti (2011), dengan penelitian yang dilakukan terletak pada metode penelitian. Metode penelitian Wijayanti (2011) menggunakan metode Quasi-exsperiment. Pendidikan kesehatan diberikan dengan ceramah. Sedangkan penelitian yang dilakukan ini menggunakan metode Pra-eksperimen dengan rancangan One Group Pretest and Posttest tanpa kontrol, pendidikan kesehatan menggunakan booklet dilakukan pada wanita pramenopause untuk mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan terhadap pengetahuan dan gejala kecemasan. Menggunakan satu kelompok subjek, dilakukan evaluasi sebelum dan sesudah tindakan. 10

11 Perbedaan hasil antara sebelum dan sesudah perlakuan tersebut dianalisis sebagai dampak perlakuan. Persamaannya adalah pengaruh pendidikan kesehatan terhadap pengetahuan dan gejala kecemasan. 7. Zhou (2011), topik penelitian The simtomatologi climacteric syndrome: whether associated with the physical factors or psychological disorder in perimenopausal/postmenopausal patients with anxiety depression disorder. Penelitian kuantitatif dengan pendekatan Quasi eksperimen. Subyek penelitian 78 wanita perimenopause/menopause dengan gangguan kecemasan depresi dan 72 wanita tanpa kecemasan depresi sebagai kelompok kontrol. Hasil penelitian ini adalah sindrom klimakterik (gejala somatik) dan gangguan kecemasan depresi berhubungan dengan gangguan emosional tetapi tidak dengan penyakit fisik. Perbedaan dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti terletak pada subyek penelitian yaitu wanita premenopause yang belum diketahui adanya gangguan kecemasan. Sementara subyek pada penelitian Borong Zhou (2011) wanita perimenopause/menopause dengan gangguan kecemasan depresi. Penelitian yang dilakukan ini berbeda dengan penelitian-penelitian sebelumnya, perbedaan terletak pada variable independen, usia subyek dan kriteria subyek yaitu belum diketahui mengalami gangguan kecemasan. Subyek dalam penelitian ini adalah para wanita pramenopause yang tinggal di wilayah kerja Puskesmas. 11