BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. keberhasilan pembangunan. Dengan meningkatnya usia harapan hidup,

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. keberhasilan pembangunan. Dengan meningkatnya usia harapan hidup,"

Transkripsi

1 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peningkatan usia harapan hidup merupakan salah satu indikator keberhasilan pembangunan. Dengan meningkatnya usia harapan hidup, menyebabkan jumlah penduduk lanjut usia terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Data statistik dari Departemen Kesehatan menunjukkan bahwa pada tahun 2010 jumlah penduduk Indonesia sebesar 237,6 juta jiwa dengan laju pertumbuhan penduduk 1,49 persen per tahun sehingga setiap tahunnya akan terjadi pertumbuhan penduduk sekitar 3,5 juta lebih. Pada tahun 2011 jumlah penduduk akan menjadi 241 juta jiwa lebih dengan 118 juta jiwa diantaranya adalah perempuan, termasuk 14,3 juta orang perempuan berusia 50 tahun ke atas, dan diperkirakan pada tahun 2020 jumlah perempuan menopause tersebut terus bertambah jumlahnya menjadi 30,3 juta jiwa ( Seiring dengan peningkatan usia, banyak terjadi proses perkembangan dan pertumbuhan pada manusia. Namun suatu saat perkembangan dan pertumbuhan manusia tersebut akan berhenti pada satu tahapan sehingga selanjutnya akan terjadi banyak perubahan pada fungsi tubuh manusia. Pada proses menua akan terjadi perubahan fisik dan psikologis. Salah satu perubahan yang terjadi pada perempuan adalah perubahan fungsi seksualitas, yaitu terjadinya menopause. Menopause didefinisikan sebagai tidak mendapatkan haid selama 12 bulan karena adanya penurunan fungsi ovarium. Pada masa menopause, perempuan

2 2 akan mengalami berbagai gejala dan ketidaknyamanan yang dimulai sebelum menopause terjadi (perimenopause) sampai setelah menopause (postmenopause). Beberapa faktor yang mempengaruhi gejala menopause antara lain gaya hidup, etnis, status menstruasi, status sosial ekonomi, kejadian negatif di masa lalu, sumber personal dan kepribadian (Smith et al 2008; Binfa et al, 2004). Fase perimenopause, menopause dan postmenopause dikenal dengan istilah masa klimakterium. World Health Organization (WHO) mendefinisikan klimakterium sebagai suatu fase dimana terjadi peralihan antara fase reproduktif ke fase non reproduktif. Pada masa klimakterium ini akan terjadi perubahan hormonal pada perempuan. Fase ini mempunyai periode yang lama, dimana terdiri dari perimenopause, menopause dan postmenopause (Sherman, 2005). Perimenopause merupakan periode sebelum menopause. Periode ini bisa terjadi 2 tahun sebelum menopause sampai dengan 12 bulan tidak mendapatkan haid. Pada periode perimenopause ini perempuan telah mengalami haid yang tidak teratur sampai akhirnya pada suatu titik di mana haid tidak terjadi lagi (menopause). Sedangkan postmenopause terjadi setelah seorang perempuan berhenti haid selama lebih dari 1 tahun. Usia perempuan ketika memasuki fase klimakterium berbeda-beda. Sebagian besar klimakterium terjadi pada usia tahun, dengan rata rata usia 48,7 (Bairy, et al, 2009). Bagi sebagian perempuan, klimakterium merupakan saat yang menyedihkan dalam hidup. Pada masa ini perempuan bisa mengalami hot flushes, masalah seksual, sakit kepala dan berkeringat pada malam hari. Delapan puluh

3 3 persen perempuan melaporkan adanya ketidaknyamanan gejala yang terjadi saat klimakterium seperti sakit kepala, masalah seksual, takikardi, hot flushes, berkeringat dan insomnia yang secara signifikan dapat menurunkan kualitas hidup (Blumel et al., 2000; Dennerstein, Alexander & Kotz, 2003). Selain ketidaknyamanan fisik, sebagian besar perempuan klimakterik juga mengalami depresi. Hal tersebut disebabkan kurangnya informasi yang benar tentang perubahan yang terjadi selama fase klimakterium sehingga yang dibayangkan hanya efek negatif yang dialami setelah memasuki masa klimakterium. Kurangnya pengetahuan dan akses informasi merupakan tantangan besar yang dihadapi oleh wanita menopause (Khademi, 2003). Adanya gejala menopause selama masa klimakterium akan mempengaruhi kualitas hidup perempuan klimakterik (Senba & Matsuo, 2009). WHO mendefinisikan kualitas hidup sebagai persepsi individu terhadap kehidupannya di masyarakat dalam konteks budaya dan norma yang ada dan berkaitan dengan tujuan, harapan, standar dan kepedualian selama hidupnya. Hal ini memberikan konsep yang luas dan berpengaruh pada kondisi kesehatan fisik individu, kondisi psikologis dan kepercayaan seseorang, hubungan sosial dan keterlibatan individu dengan lingkungan mereka (WHO, 1994). Dalam kuesioner kualitas hidup dari WHO yaitu WHOQOL-BREF ada empat domain yang diukur yaitu fisik, psikologi, hubungan sosial dan lingkungan. Gejala menopause dan kualitas hidup perempuan klimakterik merupakan konsep yang berhubungan erat. Berat ringannya gejala menopause yang dialami oleh perempuan klimakterik akan berdampak terhadap kualitas hidup.

4 4 Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Senba dan Matsuo (2009) didapatkan hasil bahwa 22,7% perempuan klimakterik tanpa gejala, 36,4% mengalami gejala yang sedang sehingga diperlukan modifikasi perilaku dan gaya hidup, dan 36,4% mengalami gejala yang berat. Selain gejala klimakterik, dalam penelitian ini juga didapatkan hasil bahwa 30% wanita klimakterik mengalami gangguan fisik, 10% mengalami gangguan psikologis dan 15% mengalami stress. Upaya yang dapat dilakukan oleh perawat untuk membantu perempuan klimakterik dalam beradaptasi terhadap perubahan yang terjadi pada masa klimakterium yaitu dengan memberikan pendidikan kesehatan. Pendidikan kesehatan merupakan salah satu bentuk dari promosi kesehatan yang merupakan bentuk intervensi terhadap faktor perilaku. Pendidikan kesehatan bertujuan menyadarkan masyarakat tentang cara memelihara kesehatan, menghindari atau mencegah hal-hal yang merugikan kesehatan dan mengetahui kemana harus mencari pengobatan yang tepat (Notoatmojo, 2009). Lingkup promosi kesehatan pada masa klimakterium meliputi masalah nutrisi, psikologis, olahraga, kesehatan umum serta dukungan keluarga dan tenaga kesehatan (Mubarak, 2011). Pemberian pendidikan kesehatan akan membantu perempuan untuk mengembangkan pengetahuan, sikap dan perilaku dalam mengatasi perubahan dan permasalahan selama masa klimakterium sehingga mampu beradaptasi terhadap berbagai perubahan serta gejala yang terjadi pada masa tersebut. Selain itu pendidikan kesehatan merupakan salah satu strategi untuk meningkatkan perilaku dan koping perempuan dalam mengatasi gejala menopause (Rotem et al, 2005).

5 5 Untuk mengawali promosi kesehatan, tenaga kesehatan sebelumnya harus melakukan pengkajian terkait dengan pengetahuan masyarakat sehingga akan ditemukan permasalahan yang ada. Dari beberapa masalah yang ditemukan maka ditentukan prioritas masalah. Keefektifan pemberian pendidikan kesehatan ditentukan oleh beberapa hal antara lain tujuan yang ditetapkan, sasaran, metode dan media yang digunakan (Notoatmojo, 2009). Dalam penelitian yang dilakukan oleh Senba dan Matsuo (2009) didapatkan hasil bahwa pendidikan kesehatan mempunyai efek positif pada perempuan yang mengalami klimakterium dalam hal peningkatan status kesehatan, perubahan perilaku kognitif dan aktivitas sistem syaraf pusat. Selain itu pendidikan kesehatan juga dapat meningkatkan pengetahuan dan mengembangkan kemampuan perawatan kesehatan personal. Dalam penelitian tersebut pendidikan kesehatan menggunakan metode seminar dan terbukti dapat meningkatkan kualitas hidup perempuan yang mengalami klimakterium meningkat sebesar 10-15% sebagai akibat dari berkurangnya gejala yang menyertai menopause, serta adanya peningkatan sistem syaraf pusat. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Hunter dan O dea (1999) mendapatkan bahwa perempuan yang mendapatkan program pendidikan kesehatan tentang menopause mempunyai pengetahuan dan kebiasaan hidup sehat yang lebih baik. Selain itu 65% melaporkan bahwa program pendidikan ini membantu mereka mengatasi masalah emosional selama menopause. Penelitian serupa juga dilakukan oleh Rotem, et al (2005) yang menyatakan bahwa berpartisipasi dalam program pendidikan kesehatan yang

6 6 menggabungkan antara pemberian informasi dengan pertukaran pengalaman akan meningkatkan perilaku perempuan menopause dan meningkatkan kualitas hidup. Metode pendidikan kesehatan yang digunakan dalam penelitian tersebut adalah seminar dengan topik yang telah ditentukan tanpa proses penggalian masalah terlebih dahulu. Seminar dilakukan melalui diskusi kelompok kecil dan dilanjutkan dengan latihan beberapa aktivitas seperti relaksasi, latihan dan fisioterapi. Dalam penelitian tersebut disarankan untuk melakukan penelitian lanjutan dengan mengembangkan metode pendidikan kesehatan yang lain dengan jumlah sampel yang lebih banyak dan waktu yang lebih lama. Dalam penelitian ini, pendidikan kesehatan yang digunakan oleh peneliti adalah pendidikan kesehatan berbasis masalah, dimana sebelum diberikan pendidikan kesehatan maka peneliti akan melakukan pengkajian masalah melalui diskusi kelompok terarah/focus group discussion (FGD) dan kuesioner tingkat pengetahuan tentang menopause. Sedangkan metode pendidikan kesehatan yang digunakan oleh peneliti adalah metode ceramah yang dimodifikasi dengan diskusi kelompok kecil, dimana setiap kelompok terdiri dari 11 orang. Selain itu diakhir pemberian pendidikan kesehatan akan dilakukan latihan relaksasi dan senam yoga untuk mengurangi gejala menopause. Media yang digunakan oleh peneliti adalah booklet. Berdasarkan studi pendahuluan di Badan Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Sleman didapatkan hasil bahwa Kecamatan Gamping mempunyai jumlah penduduk perempuan usia tahun terbanyak no.3 setelah Kecamatan Depok dan Ngaglik. Kecamatan Gamping ini terdiri dari 5 desa yaitu Balecatur,

7 7 Ambarketawang, Banyuraden, Nogotirto dan Trihanggo. Dari kelima desa tersebut, Ambarketawang merupakan desa yang paling banyak mempunyai jumlah penduduk wanita usia tahun yaitu sebanyak orang. Desa Ambarketawang mempunyai 13 dusun. Dari 13 dusun yang ada, Dusun Gamping Kidul merupakan dusun dengan jumlah penduduk wanita usia tahun paling banyak. Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan peneliti di Puskesmas Gamping I didapatkan data bahwa sampai saat ini belum pernah ada wanita yang memeriksakan diri ke Puskesmas dengan keluhan klimakterium. Hal ini mungkin disebabkan oleh kurangnya pengungkapan keluhan-keluhan dari manifestasi klinis masa klimakterium akibat ketidaktahuan terhadap apa yang sedang mereka alami saat ini. Hasil studi pendahuluan yang dilakukan di Dusun Gamping Kidul Ambarketawang Gamping Sleman didapatkan data bahwa hampir 80% perempuan menopause belum mengetahui tentang menopause, permasalahan serta penatalaksanaannya. Hal tersebut dikarenakan mereka belum pernah mendapatkan pendidikan kesehatan terkait dengan menopause. Dari hasil wawancara dengan 16 orang perempuan usia tahun didapatkan data bahwa 5 orang (31,2%) mengalami kecemasan dalam menghadapi menopause, 3 orang (18,75%) mengalami ketidaknyamanan ketika melakukan hubungan seksual dengan pasangannya, 5 orang (31,2%) mengeluh cepat lelah ketika beraktivitas. Sepuluh orang (62,5%) menganggap menopause sebagai hal yang biasa terjadi bersamaan

8 8 dengan bertambahnya usia dan hanya 3 orang (18,7%) yang memeriksakan kesehatannya ke tenaga kesehatan. Beberapa perempuan klimakterik juga beranggapan bahwa keluhan fisik yang dialami wanita di usia itu merupakan suatu kewajaran yang memang seharusnya dialami. Beberapa mitos yang ada di masyarakat Dusun Gamping Kidul Ambarketawang Gamping Sleman tentang menopause misalnya melakukan hubungan seksual saat sudah menopause akan menyebabkan perut membesar. Selain itu mereka juga takut berhubungan seksual karena khawatir akan terkena penyakit kelamin yang ditimbulkan oleh tertampungnya cairan sperma di dalam rahim yang tidak bisa dikeluarkan melalui menstruasi. Hal ini menunjukkan bahwa perempuan klimakterik yang ada di masyarakat memerlukan komunikasi, informasi, dan edukasi tentang menopause. Dari hasil studi literatur juga didapatkan bahwa masih sangat sedikit penelitian mengenai pendidikan kesehatan pada perempuan klimakterik. Padahal hal tersebut sangat penting dalam meningkatkan pengetahuan perempuan sehingga diharapkan lebih siap dan mampu beradaptasi dalam menjalani masa klimakterium. B. Rumusan Masalah Menopause merupakan hal yang secara fisiologis akan dialami oleh seorang perempuan. Perempuan akan mengalami berbagai perubahan baik secara fisik maupun psikologis. Perubahan tersebut dimulai sebelum menopause (perimenopause) sampai dengan setelah menopause (postmenopause) atau dikenal dengan masa klimakterium. Adanya perubahan perubahan tersebut akan

9 9 mempengaruhi kualitas hidup perempuan di masa klimakterium. Untuk itu diperlukan proses adaptasi terhadap berbagai masalah dan perubahan selama masa klimakterium sehingga mampu meningkatkan kualitas hidup perempuan klimakterik. Selain perubahan dan gejala yang terjadi di masa klimakterium, kualitas hidup perempuan klimakterik juga dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain usia, lama menopause, status kesehatan, status pernikahan, tingkat pendidikan, penghasilan, pekerjaan, paritas dan kepemilikan asuransi kesehatan. Pendidikan kesehatan merupakan salah satu strategi untuk meningkatkan pengetahuan, sikap, perilaku dan koping perempuan dalam mengatasi gejala menopause. Berdasarkan masalah tersebut, rumusan yang diambil oleh peneliti adalah apakah pemberian pendidikan kesehatan tentang menopause berpengaruh terhadap perubahan kualitas hidup perempuan klimakterik. C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan umum Diketahui pengaruh pendidikan kesehatan tentang menopause terhadap perubahan kualitas hidup perempuan klimakterik di Dusun Gamping Kidul Ambarketawang Gamping Sleman Yogyakarta. 2. Tujuan khusus a. Dapat diketahui gejala/keluhan perimenopause yang paling banyak dialami oleh perempuan klimakterik b. Dapat diketahui perubahan skor kualitas hidup antara pretest dan posttest pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol

10 10 c. Dapat diketahui perbedaan skor kualitas hidup perempuan klimakterik sebelum (pretest) dan setelah diberikan pendidikan kesehatan (posttest) tentang menopause pada kelompok intervensi. d. Dapat diketahui perbedaan kualitas hidup perempuan klimakterik pretest dan posttest pada kelompok kontrol. e. Dapat diketahui perbedaan perubahan skor kualitas hidup pretest dan posttest masing-masing domain kualitas hidup WHOQOL-BREF pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol. f. Untuk diketahui hubungan antara usia, gejala menopause, lama menopause, status pernikahan, tingkat pendidikan, penghasilan, pekerjaan, paritas dan kepemilikan asuransi kesehatan, dengan kualitas hidup perempuan klimakterik. D. Manfaat Penelitian 1. Bagi peneliti Penelitian ini diharapkan bisa menjadi sarana pembelajaran dan latihan untuk memberikan pendidikan kesehatan yang lebih baik. 2. Bagi perempuan klimakterik Penelitian ini diharapkan bisa membantu perempuan klimakterik dalam meningkatkan pengetahuan tentang menopause serta beradaptasi terhadap perubahan fisik dan psikologis yang terjadi sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup.

11 11 3. Bagi keperawatan Penelitian ini diharapkan bisa dijadikan masukan mengenai pentingnya pemberian informasi kesehatan melalui pendidikan kesehatan baik kepada individu, keluarga dan masyarakat. 4. Bagi praktisi kesehatan (Puskesmas) Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan masukan untuk melakukan program pendidikan kesehatan secara rutin dan berkelanjutan serta mampu mengaplikasikan metode pendidikan yang tepat bagi usia lanjut sehingga dapat meningkatkan pengetahuan masyarakat khususnya lanjut usia.

12 12 E. Keaslian Penelitian Beberapa penelitian yang hampir sama dengan penelitian ini dapat dilihat secara rinci pada tabel 1 berikut ini : Tabel 1 Daftar beberapa penelitian yang sejenis berdasarkan nama peneliti, tahun, judul, metode dan hasil penelitian No Peneliti, Tahun Judul Tujuan Metode Hasil Perbedaan 1 Yazdkhasti M, Keshavarz M, Khoei ESM, Hosseini AF, Esmaeilzadeh S, Pebdani MA, Jafarzadeh H, 2012 The effect social support group method on quality of life in Post menopausal women Untuk mensurvei efek dari kelompok dukungan terhadap kualitas hidup perempuan postmenopause Quasy experiment Ada perbedaan bermakna antara aspek vasomotor, psikososial, fisik dan seksual dengan kualitas hidup pada kelompok perlakuan Subyek penelitian, instrumen dan analisisyang dugunakan 2 Nugraheni MD, 2012 Pengaruh pendidikan kesehatan dengan media audiovisual dan booklet terhadap pengetahuan ibu tentang menopause di perumahan candi gebang permai ngemplak sleman Untuk mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan dengan media audiovisual dan booklet terhadap pengetahuan ibu tentang menopaus kuasi eksperimen dengan rancangan non equivalent control group design dengan pretest dan posttest Ada pengaruh pendidikan kesehatan dengan media audiovisual dan booklet terhadap pengetahuan ibu tentang menopause Media Penkes dan variabel terikat 3 Sulistyawati AD, 2011 Pengaruh pendidikan kesehatan melalui metode ceramah dengan media audiovisual terhadap pengetahuan ini tentang menopause di dukuh girimulyo kelurahan gergunung klaten utara Untuk mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan melalui metode ceramah dengan media audiovisual terhadap pengetahuan ini tentang menopause Quasy experiment Pendidikan kesehatan melalui metode ceramah dengan audiovisual dapat meningkatkan pengetahuan ibu dalam menjalani menopause Variabel terikat (pengetahuan)

13 13 No Peneliti, Tahun Judul Tujuan Metode Hasil Perbedaan 4 Ueda M., Matsuda M., Okano K.., Suenaga H, 2009 Longitudinal Study of a health education program for Japanese in menopause Untuk mengkaji keefektifan program terhadap gejala, perilaku dan perubahan kualitas hidup Quasy experiment Program pendidikan kesehatan efektif terhadap gejala, perilaku dan perubahan kualitas hidup Penelitian sebelumnya tidak ada kelompok kontrol. Instrumen yang digunakan juga berbeda dengan yang digunakan oleh peneliti saat ini. 5 Senba N., Motsuo H, 2009 Effect of a health education program on climacteric women Untuk mengevaluasi efek program pendidikan kesehatan pada perempuan klimakterium terutama peningkatan dan pemeliharaan kesehatan Quasy experiment Ada peningkatan pada indek menopausal dan angka depresi. Tingkat kualitas hidup dan persepsi terhadap kesehatan meningkat secara signifikan. Peran fisik dan emosi juga meningkat. Perubahan perilaku kognitif juga meningkat berdasarkan laporan dari responden Alat ukur kualitas hidup, metode pendidikan kesehatan serta tidak menganalisis hubungan variabel pengganggu terhadap kualitas hidup 6 Rotem M.,Kushnir T., Levine R, Ehrenfeld M, 2005 A Psycho Educatioal Program for improving women s Attitudes and Coping With Menopause Symptoms Untuk mengkaji dampak partisipasi pada program pendidikan psikis terhadap perilaku menuju menopause, gejala dan hubungan keduanya Quasy experiment Partisipan melaporkan adanya peningkatan yang signifikan dalam perilaku dan penurunan gejala dibandingkan pada kelompok yang tidak diberikan intervensi. Partisipasi dalam program pendidikan kesehatan yang menggabungkan antara pemberian informasi dengan pertukaran pengalaman pada kognitif, emosi dan sosial akan meningkatkan perilaku Dalam penelitian ini hanya ditekankan aspek psikologis saja, variabel terikatnya berbeda

14 14 No Peneliti, Tahun Judul Tujuan Metode Hasil Perbedaan perempuan menopause dan meningkatkan kualitas hidup. 7 Guimaraes and Baptista.F, 2011 Influence of habitual physical activity on the symptoms of climacterium/menopause and the quality of life of middle aged women Untuk menganalisis pengaruh lamanya latihan fisik terhadap gejala klimakterik dan beberapa domain kualitas hidup Quasy experiment Latihan fisik teratur lebih dari 60 menit setiap hari akan menurunkan gejala klimakterium/menopause dan meningkatkan kualitas hidup pada domain psikologi dan sosial Beda dalam hal intervensi yang diberikan 8 Chun, J.Y et al, 2011 A Study assessing the quality of life related to avoiding symptoms and sexual functions in menopausal women Untuk mengetahui dampak menopause terhadap kualitas hidup pada usia pertengahan dan usia lanjut khususnya dampak terhadap kesehatan secara umum, pencegahan gejala menopause dan gangguan fungsi seksual Cross Sectional Menopause akan berpengaruh negative terhadap kualitas hidup wanita pada usia pertengahan atau usia lebih tua karena menurunkan kesejahteraan dan meningkatkan keluhan Metode yang digunakan dan variable terikat

Pengaruh Pendidikan Kesehatan tentang Menopause terhadap Perubahan Kualitas Hidup Perempuan Klimakterik

Pengaruh Pendidikan Kesehatan tentang Menopause terhadap Perubahan Kualitas Hidup Perempuan Klimakterik Pengaruh Pendidikan Kesehatan tentang Menopause terhadap Perubahan Kualitas Hidup Perempuan Klimakterik Yanita Trisetiyaningsih 1, Elsi Dwi Hapsari 2, Shofwal Widad 3 1 STIKes Jenderal Ahmad Yani Yogyakarta,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. tahun. Gejala ini alamiah, karena merupakan tanda dan proses berhentinya masa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. tahun. Gejala ini alamiah, karena merupakan tanda dan proses berhentinya masa 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Siklus perkembangan reproduksi wanita berlangsung secara alamiah mulai dari menarche sampai menopause. Premenopause merupakan masa dimana tubuh mulai bertransisi menuju

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. perempuan yang memasuki usia premenopause akan melonjak dari 107 juta

BAB 1 PENDAHULUAN. perempuan yang memasuki usia premenopause akan melonjak dari 107 juta BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut World Helalth Organization (WHO, 2010) setiap tahunnya sekitar 25 juta perempuan diseluruh dunia diperkirakan mengalami premenopause, jumlah perempuan usia 40

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kesehatan seksual serta kesehatan sistem reproduksi. Kesehatan reproduksi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kesehatan seksual serta kesehatan sistem reproduksi. Kesehatan reproduksi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesehatan reproduksi menurut Undang Undang Republik Indonesia No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan pada pasal 71 mencakup kesehatan saat sebelum hamil, ketika

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. cantik, tidak lagi bugar dan tidak lagi produktif. Padahal masa tua

BAB I PENDAHULUAN. cantik, tidak lagi bugar dan tidak lagi produktif. Padahal masa tua BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakan Menjadi tua merupakan hal yang menakutkan bagi manusia, terutama kaum wanita.hal-hal yang biasanya dikhawatirkan adalah menjadi tidak lagi cantik, tidak lagi bugar dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Menopause merupakan masa berhentinya menstruasi yang terjadi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Menopause merupakan masa berhentinya menstruasi yang terjadi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menopause merupakan masa berhentinya menstruasi yang terjadi pada perempuan dengan rentang usia 48 sampai 55 tahun. Masa ini sangat kompleks bagi perempuan karena berkaitan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. yang berkesinambungan dari lahir sampai mati. Setiap perkembangan mengandung

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. yang berkesinambungan dari lahir sampai mati. Setiap perkembangan mengandung BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebuah kehidupan pada dasarnya merupakan serangkaian perkembangan yang berkesinambungan dari lahir sampai mati. Setiap perkembangan mengandung pengertian adanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hanya menyangkut kehamilan dan persalinan, namun lebih luas dari itu yaitu

BAB I PENDAHULUAN. hanya menyangkut kehamilan dan persalinan, namun lebih luas dari itu yaitu 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesehatan wanita, terutama kesehatan yang berhubungan dengan sistem reproduksi kini menjadi perhatian dunia. Masalah kesehatan reproduksi tidak hanya menyangkut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pre menopause syndrome merupakan masalah yang timbul akibat pre

BAB I PENDAHULUAN. Pre menopause syndrome merupakan masalah yang timbul akibat pre 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pre menopause syndrome merupakan masalah yang timbul akibat pre menopause. Perubahan tersebut paling banyak terjadi pada wanita karena pada proses menua terjadi

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KUALITAS HIDUP PEREMPUAN KLIMAKTERIK

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KUALITAS HIDUP PEREMPUAN KLIMAKTERIK 30 Media Ilmu Kesehatan Vol. 5, No. 1, April 2016 FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KUALITAS HIDUP PEREMPUAN KLIMAKTERIK Yanita Trisetiyaningsih 1 1 Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta Jl. Ringroad

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. menunjukkan gejala (asimtomatik) terutama pada wanita, sehingga. mempersulit pemberantasan dan pengendalian penyakit ini 1

BAB 1 PENDAHULUAN. menunjukkan gejala (asimtomatik) terutama pada wanita, sehingga. mempersulit pemberantasan dan pengendalian penyakit ini 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Infeksi Menular Seksual (IMS) adalah penyakit yang timbul atau ditularkan melalui hubungan seksual dengan manifestasi klinis berupa timbulnya kelainan-kelainan terutama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masa menopause merupakan suatu transisidimana ditandai. perubahan siklus menstruasi yang sebelumnya regular, siklik, bisa

BAB I PENDAHULUAN. Masa menopause merupakan suatu transisidimana ditandai. perubahan siklus menstruasi yang sebelumnya regular, siklik, bisa BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masa menopause merupakan suatu transisidimana ditandai perubahan siklus menstruasi yang sebelumnya regular, siklik, bisa diprediksi yang cenderung ovulatoar menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. umur. Pada saat terjadi menopause, indung telur (ovarium) tidak berespon

BAB I PENDAHULUAN. umur. Pada saat terjadi menopause, indung telur (ovarium) tidak berespon BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Menopause merupakan suatu proses alamiah yang akan dialami oleh setiap wanita. Menopause adalah berhentinya menstruasi secara permanen dan dianggap sebagai suatu bagian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Peningkatan usia harapan hidup bangsa Indonesia diperkirakan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Peningkatan usia harapan hidup bangsa Indonesia diperkirakan BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Peningkatan usia harapan hidup bangsa Indonesia diperkirakan mencapai 70 tahun meningkat terus seiring dengan perbaikan taraf ekonomi dan derajat kesehatan. Harapan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. yang menjadi perhatian individu (Moustafa, 2015). Kualitas hidup yang di

BAB 1 PENDAHULUAN. yang menjadi perhatian individu (Moustafa, 2015). Kualitas hidup yang di BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kualitas hidup adalah persepsi individu mengenai posisi mereka didalam konteks bidang kehidupan. Lebih spesifiknya adalah penilaian individu terhadap posisinya dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pada pertemuan International Conference on Population

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pada pertemuan International Conference on Population BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada pertemuan International Conference on Population and Development (ICPD) di Kairo, 1994, yang diadakan oleh WHO dan lembaga dunia lainnya, diperoleh kesepakatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Disfungsi seksual secara luas didefinisikan oleh DSM-IV sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Disfungsi seksual secara luas didefinisikan oleh DSM-IV sebagai BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Disfungsi seksual secara luas didefinisikan oleh DSM-IV sebagai sebuah gangguan dalam proses yang memiliki karakteristik siklus respon seksual atau rasa sakit terkait

Lebih terperinci

PENGARUH PENYULUHAN TENTANG MENOPAUSE TERHADAP KESIAPAN MENGHADAPI MENOPAUSE PADA IBU PREMENOPAUSE DI DUSUN PANDES, BANTUL, YOGYAKARTA TAHUN 2011

PENGARUH PENYULUHAN TENTANG MENOPAUSE TERHADAP KESIAPAN MENGHADAPI MENOPAUSE PADA IBU PREMENOPAUSE DI DUSUN PANDES, BANTUL, YOGYAKARTA TAHUN 2011 PENGARUH PENYULUHAN TENTANG MENOPAUSE TERHADAP KESIAPAN MENGHADAPI MENOPAUSE PADA IBU PREMENOPAUSE DI DUSUN PANDES, BANTUL, YOGYAKARTA TAHUN 2011 Atik Ismiyati INTISARI Latar Belakang : Wanita menjelang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. usia sekitar 40 tahun sampai 50 tahun (Rostiana, 2009 dalam

BAB I PENDAHULUAN. usia sekitar 40 tahun sampai 50 tahun (Rostiana, 2009 dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menopause adalah masa berakhirnya menstruasi atau haid dan sering dianggap menjadi momok dalam kehidupan wanita. Sebagian besar wanita mengalami gejala menopause pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemikiran bahwa dirinya akan menjadi tua, tidak sehat, dan tidak cantik lagi.

BAB I PENDAHULUAN. pemikiran bahwa dirinya akan menjadi tua, tidak sehat, dan tidak cantik lagi. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menopause merupakan keadaan dimana seorang perempuan tidak lagi mengalami menstruasi yang terjadi pada rentang usia 50 sampai 59 tahun (Harlow, 2012). Pada masa ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehamilan dan persalinan, namun lebih luas lagi yaitu menarche sampai

BAB I PENDAHULUAN. kehamilan dan persalinan, namun lebih luas lagi yaitu menarche sampai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada era Globalisasi sekarang ini kesehatan menjadi hal yang sangat berharga. Terutama pada kesehatan reproduksi yang sekarang ini menjadi perhatian dunia. Masalah kesehatan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA GEJALA MENOPAUSE DENGAN KUALITAS HIDUP PEREMPUAN KLIMAKTERIK

HUBUNGAN ANTARA GEJALA MENOPAUSE DENGAN KUALITAS HIDUP PEREMPUAN KLIMAKTERIK Trisetyaningsih, Y., Hubungan Gejala Menopause dengan Kualitas Hidup... 3 HUBUNGAN ANTARA GEJALA MENOPAUSE DENGAN KUALITAS HIDUP PEREMPUAN KLIMAKTERIK Yanita Trisetiyaningsih *) ABSTRACT Background: World

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Fase pre menopause adalah fase antara usia 40 tahun dan dimulainya fase klimakterik. Fase ini ditandai dengan perubahan fisik berupa siklus haid yang tidak teratur,

Lebih terperinci

Hubungan Pengetahuan Tentang Menopause Dengan Tingkat Stres Pada Wanita Usia Subur

Hubungan Pengetahuan Tentang Menopause Dengan Tingkat Stres Pada Wanita Usia Subur The 7 th University Research Colloqium 08 Hubungan Pengetahuan Tentang Menopause Dengan Tingkat Stres Pada Wanita Usia Subur Nur Hidayah, Suci Tri Cahyani Prodi DIII Kebidanan STIKES PKU MUHAMMADIYAH Surakarta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kehamilan merupakan hal yang diharapkan dari setiap pasangan suami istri.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kehamilan merupakan hal yang diharapkan dari setiap pasangan suami istri. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehamilan merupakan hal yang diharapkan dari setiap pasangan suami istri. Kehamilan merupakan sebuah peristiwa besar bagi wanita dan keluarga. Kehamilan yang sehat,

Lebih terperinci

HUBUNGAN TINGKAT KEPERCAYAAN DIRI DENGAN PEMENUHAN KEBUTUHAN SEKSUAL WANITA MENOPAUSE DI DUSUN CANDI WINANGUN SLEMAN YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN TINGKAT KEPERCAYAAN DIRI DENGAN PEMENUHAN KEBUTUHAN SEKSUAL WANITA MENOPAUSE DI DUSUN CANDI WINANGUN SLEMAN YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN TINGKAT KEPERCAYAAN DIRI DENGAN PEMENUHAN KEBUTUHAN SEKSUAL WANITA MENOPAUSE DI DUSUN CANDI WINANGUN SLEMAN YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh : DENI RAMDHANI FITRIYATI NIM: 201410104011

Lebih terperinci

BAB I. yang pasti dihadapi dan harus dilalui dalam perjalanan hidup normal. seorang wanita dan suatu proses alamiah. Berdasarkan hasil studi

BAB I. yang pasti dihadapi dan harus dilalui dalam perjalanan hidup normal. seorang wanita dan suatu proses alamiah. Berdasarkan hasil studi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan bertambahnya usia, menopause merupakan masa yang pasti dihadapi dan harus dilalui dalam perjalanan hidup normal seorang wanita dan suatu proses alamiah.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. ialah melihat usia harapan hidup penduduknya. Dari tahun ke tahun usia harapan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. ialah melihat usia harapan hidup penduduknya. Dari tahun ke tahun usia harapan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan tehnologi ikut berkontribusi secara bermakna dalam dunia kesehatan. Salah satu tolok ukur kemajuan suatu bangsa ialah melihat usia

Lebih terperinci

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN TINGKAT KECEMASAN WANITA PRAMENOPAUSE DI DESA BANGSALSARI KECAMATAN BANGSALSARI JEMBER

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN TINGKAT KECEMASAN WANITA PRAMENOPAUSE DI DESA BANGSALSARI KECAMATAN BANGSALSARI JEMBER HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN TINGKAT KECEMASAN WANITA PRAMENOPAUSE DI DESA BANGSALSARI KECAMATAN BANGSALSARI JEMBER Fitriana Putri fitput81@gmail.com Susi Wahyuning Asih fikes@unmuhjember.ac.id Dian

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. menopause didahului dengan fase premenopause (AtikahProverawati, 2010).

BAB 1 PENDAHULUAN. menopause didahului dengan fase premenopause (AtikahProverawati, 2010). BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan peningkatan usia banyak terjadi proses perkembangan dan pertumbuhan pada manusia. Namun pada suatu saat perkembangan dan pertumbuhan itu akan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan kapan saja, yang dapat menimbulkan kerugian materiel dan imateriel bagi

BAB I PENDAHULUAN. dan kapan saja, yang dapat menimbulkan kerugian materiel dan imateriel bagi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia secara geografis terletak di wilayah yang rawan bencana. Bencana alam sebagai peristiwa alam dapat terjadi setiap saat, di mana saja, dan kapan saja,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Menopause merupakan suatu tahap kehidupan yang dialami. wanita yang masih dipengaruhi oleh hormon reproduksi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Menopause merupakan suatu tahap kehidupan yang dialami. wanita yang masih dipengaruhi oleh hormon reproduksi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menopause merupakan suatu tahap kehidupan yang dialami wanita yang masih dipengaruhi oleh hormon reproduksi menjelang usia 50 tahun. Menopause adalah fase terakhir

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menopause menyebabkan > 80% wanita mengalami keluhan fisik dan psikologis dengan berbagai tekanan dan gangguan penurunan kualitas hidup (Esposito et al., 2007). Wanita

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penyebaran penyakit Demam Dengue (DD)/ Demam Berdarah Dengue. merupakan penyakit menular melalui nyamuk (mosquito-borne) yang

BAB I PENDAHULUAN. Penyebaran penyakit Demam Dengue (DD)/ Demam Berdarah Dengue. merupakan penyakit menular melalui nyamuk (mosquito-borne) yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyebaran penyakit Demam Dengue (DD)/ Demam Berdarah Dengue (DBD) secara epidemiologi di dunia berubah sangat cepat. Infeksi Dengue merupakan penyakit menular melalui

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT STRES DENGAN INSOMNIA PADA LANSIA DI DESA TAMBAK MERANG GIRIMARTO WONOGIRI

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT STRES DENGAN INSOMNIA PADA LANSIA DI DESA TAMBAK MERANG GIRIMARTO WONOGIRI HUBUNGAN ANTARA TINGKAT STRES DENGAN INSOMNIA PADA LANSIA DI DESA TAMBAK MERANG GIRIMARTO WONOGIRI SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana S-1 Keperawatan Disusun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Wanita karir didefinisikan sebagai wanita yang berkecimpung dalam kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. Wanita karir didefinisikan sebagai wanita yang berkecimpung dalam kegiatan BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Wanita karir didefinisikan sebagai wanita yang berkecimpung dalam kegiatan profesi (usaha dan perusahaan) (Peter & Yeni, 1991). Saat ini, peran wanita telah bergeser

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. fisik seperti sakit perut, jantung berdebar, otot tegang dan muka merah. Lalu

BAB I PENDAHULUAN. fisik seperti sakit perut, jantung berdebar, otot tegang dan muka merah. Lalu BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Kecemasan merupakan suatu keadaan jiwa yang dikarekteristikkan oleh emosi negatif yang kuat dan mengatasi rasa takut dimasa depan. Biasanya ditandai dengan gejala kecemasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. terselesaikan hingga sekarang. Pada tahun 2013 Wolrd Health Organization

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. terselesaikan hingga sekarang. Pada tahun 2013 Wolrd Health Organization BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehamilan remaja merupakan fenomena internasional yang belum terselesaikan hingga sekarang. Pada tahun 2013 Wolrd Health Organization (WHO) menetapkan tema untuk Hari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Lansia yang berhenti bekerja, umumnya menderita post power. syndrome, kehilangan kepercayaan diri karena berkurangnya peran

BAB I PENDAHULUAN. Lansia yang berhenti bekerja, umumnya menderita post power. syndrome, kehilangan kepercayaan diri karena berkurangnya peran 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Nugroho (2006) menjelaskan bahwa menua atau menjadi tua adalah suatu keadaan yang terjadi di dalam kehidupan manusia. Kemunduran fisik yang di alami saat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Menopause bukanlah suatu penyakit ataupun kelainan dan terjadi pada akhir siklus

BAB 1 PENDAHULUAN. Menopause bukanlah suatu penyakit ataupun kelainan dan terjadi pada akhir siklus BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menopause merupakan masa yang pasti dihadapi dalam perjalanan hidup seorang perempuan dan suatu proses alamiah sejalan dengan bertambahnya usia. Menopause bukanlah

Lebih terperinci

PERSEPSI IBU MENOPAUSE TERHADAP AKTIVITAS SEKSUALITAS PADA MASA MENOPAUSE DI DESA JAGALAN KECAMATAN TAWANGMANGU KARANGANYAR

PERSEPSI IBU MENOPAUSE TERHADAP AKTIVITAS SEKSUALITAS PADA MASA MENOPAUSE DI DESA JAGALAN KECAMATAN TAWANGMANGU KARANGANYAR PERSEPSI IBU MENOPAUSE TERHADAP AKTIVITAS SEKSUALITAS PADA MASA MENOPAUSE DI DESA JAGALAN KECAMATAN TAWANGMANGU KARANGANYAR SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menopause merupakan masa berhentinya menstruasi yang terjadi pada perempuan dengan rentang usia antara 48 sampai 55 tahun. Masa ini sangat kompleks bagi perempuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan. Rentang kehidupan manusia terbagi menjadi sepuluh tahapan

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan. Rentang kehidupan manusia terbagi menjadi sepuluh tahapan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam rentang kehidupannya, manusia akan selalu mengalami perkembangan. Rentang kehidupan manusia terbagi menjadi sepuluh tahapan periode, dimana setiap periode

Lebih terperinci

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG MENOPAUSE DENGAN KECEMASAN WANITA MENJELANG MENOPAUSE DI DESA BOWAN DELANGGU KLATEN NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG MENOPAUSE DENGAN KECEMASAN WANITA MENJELANG MENOPAUSE DI DESA BOWAN DELANGGU KLATEN NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG MENOPAUSE DENGAN KECEMASAN WANITA MENJELANG MENOPAUSE DI DESA BOWAN DELANGGU KLATEN NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh : Galih Meilaningtyas 201410104461 PROGRAM STUDI BIDAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ibu hamil itu sendiri dan orang-orang terdekatnya (Araujo, et.al., 2009).

BAB I PENDAHULUAN. ibu hamil itu sendiri dan orang-orang terdekatnya (Araujo, et.al., 2009). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kehamilan merupakan salah satu peristiwa penting dalam kehidupan perempuan. Proses yang diawali dari konsepsi hingga pengeluaran bayi merupakan periode krisis

Lebih terperinci

Oleh: Suryati 3 ABSTRACT

Oleh: Suryati 3 ABSTRACT PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN TENTANG MENOPAUSE TERHADAP KESIAPAN MENTAL MENGHADAPI MENOPAUSE PADA WANITA PREMENOPAUSE DI DUSUN TEBON SIDOLUHUR GODEAN SLEMAN YOGYAKARTA TAHUN 2007 Oleh: Suryati 3 ABSTRACT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam tahap perkembangannya akan mengalami masa berhentinya haid yang dibagi

BAB I PENDAHULUAN. dalam tahap perkembangannya akan mengalami masa berhentinya haid yang dibagi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sudah menjadi kodrat alam bahwa dengan bertambahnya usia, setiap wanita dalam tahap perkembangannya akan mengalami masa berhentinya haid yang dibagi dalam beberapa fase,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan promotif dan preventif baik sehat maupun sakit.

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan promotif dan preventif baik sehat maupun sakit. BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini akan diuraikan latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesis penelitian, manfaat penelitian. A. Latar Belakang Pelayanan kesehatan masyarakat merupakan upaya

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT DEPRESI DENGAN KEMANDIRIAN DALAM ACTIVITY of DAILY LIVING (ADL) PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT DEPRESI DENGAN KEMANDIRIAN DALAM ACTIVITY of DAILY LIVING (ADL) PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI HUBUNGAN ANTARA TINGKAT DEPRESI DENGAN KEMANDIRIAN DALAM ACTIVITY of DAILY LIVING (ADL) PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan

Lebih terperinci

KARYA TULIS ILMIAH. Karya Tulis Ilmiah ini diajukan untuk memenuhi persyaratan Memperoleh Gelar Ahli Madya Kebidanan (AM.Keb)

KARYA TULIS ILMIAH. Karya Tulis Ilmiah ini diajukan untuk memenuhi persyaratan Memperoleh Gelar Ahli Madya Kebidanan (AM.Keb) KARYA TULIS ILMIAH HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN PENDIDIKAN WANITA PRE MENOPAUSE TENTANG MENOPAUSE DENGAN KESIAPAN MENGHADAPI MENOPAUSE DI DUSUN WONOLOPO RW 6 KECAMATAN MIJEN KABUPATEN SEMARANG TAHUN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. World Health Organization (WHO), lanjut usia (lansia) adalah orang berusia

BAB I PENDAHULUAN. World Health Organization (WHO), lanjut usia (lansia) adalah orang berusia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Proporsi penduduk pada usia 60 tahun keatas di negara berkembang diperkirakan meningkat menjadi 20% antara tahun 2015-2050. Menurut World Health Organization (WHO),

Lebih terperinci

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PENGETAHUAN SISWI KELAS I TENTANG DISMENOREA (Study kasus di SMP Negeri 2 dan MTs As-safi iyah Kayen) SKRIPSI

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PENGETAHUAN SISWI KELAS I TENTANG DISMENOREA (Study kasus di SMP Negeri 2 dan MTs As-safi iyah Kayen) SKRIPSI PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PENGETAHUAN SISWI KELAS I TENTANG DISMENOREA (Study kasus di SMP Negeri 2 dan MTs As-safi iyah Kayen) SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Meraih Derajat Sarjana

Lebih terperinci

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG PENANGANAN SINDROM PRA MENSTRUASI TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP SISWI SMA NEGERI 2 SUKOHARJO SKRIPSI

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG PENANGANAN SINDROM PRA MENSTRUASI TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP SISWI SMA NEGERI 2 SUKOHARJO SKRIPSI PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG PENANGANAN SINDROM PRA MENSTRUASI TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP SISWI SMA NEGERI 2 SUKOHARJO SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk meraih gelar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pertumbuhan dan perkembangan manusia merupakan hal yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pertumbuhan dan perkembangan manusia merupakan hal yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertumbuhan dan perkembangan manusia merupakan hal yang berjalan terus menerus dimulai dari bayi baru lahir, masa anak-anak, masa dewasa dan masa tua. Dalam pertumbuhannya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Menua atau menjadi tua adalah suatu keadaan yang terjadi di dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. Menua atau menjadi tua adalah suatu keadaan yang terjadi di dalam 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menua atau menjadi tua adalah suatu keadaan yang terjadi di dalam kehidupan manusia. Proses menua merupakan proses sepanjang hidup, tidak hanya dimulai dari suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Demam berdarah dengue (DBD) adalah penyakit infeksi oleh virus dengue

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Demam berdarah dengue (DBD) adalah penyakit infeksi oleh virus dengue BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Demam berdarah dengue (DBD) adalah penyakit infeksi oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti, dengan ciri demam tinggi mendadak disertai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah datangnya menopause. Menopause merupakan keadaan biologis yang

BAB I PENDAHULUAN. adalah datangnya menopause. Menopause merupakan keadaan biologis yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu tahap kehidupan yang pasti dialami oleh setiap wanita adalah datangnya menopause. Menopause merupakan keadaan biologis yang wajar yang ditandai dengan berhentinya

Lebih terperinci

PENGARUH KONSELING MENOPAUSE OLEH BIDAN KONSELOR TERHADAP PENGETAHUAN TENTANG MENOPAUSE

PENGARUH KONSELING MENOPAUSE OLEH BIDAN KONSELOR TERHADAP PENGETAHUAN TENTANG MENOPAUSE PENGARUH KONSELING MENOPAUSE OLEH BIDAN KONSELOR TERHADAP PENGETAHUAN TENTANG MENOPAUSE Suci Nurfajriah Universitas Muhammadiyah Tangerang Email : suci_nurfajriah@yahoo.co.id ABSTRAK Menopause adalah masa

Lebih terperinci

SKRIPSI. Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Derajat Gelar S 1 Keperawatan. Oleh: WAHYUNI J

SKRIPSI. Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Derajat Gelar S 1 Keperawatan. Oleh: WAHYUNI J PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG PNEUMONIA PADA BALITA DAN PENCEGAHANNYA DI KELURAHAN BULAKAN KECAMATAN SUKOHARJO KABUPATEN SUKOHARJO SKRIPSI Disusun Untuk Memenuhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Faktor umur harapan hidup masyarakat Indonesia saat ini memerlukan

BAB I PENDAHULUAN. Faktor umur harapan hidup masyarakat Indonesia saat ini memerlukan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Faktor umur harapan hidup masyarakat Indonesia saat ini memerlukan perhatian khusus dalam bidang kesehatan. Pihak pemerintah, dalam hal ini Departemen Kesehatan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN. BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Penyakit kanker adalah penyakit tidak menular yang ditandai dengan pertembuhan sel tidak normal/ terus menerus dan tidak terkendali yang dapat merusak jaringan

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS PAKET CARING PADA IBU TERHADAP KECEMASAN MENJELANG MENOPAUSE DI KELURAHAN SENGON KECAMATAN PRAMBANAN KABUPATEN KLATEN ABSTRAK

EFEKTIVITAS PAKET CARING PADA IBU TERHADAP KECEMASAN MENJELANG MENOPAUSE DI KELURAHAN SENGON KECAMATAN PRAMBANAN KABUPATEN KLATEN ABSTRAK EFEKTIVITAS PAKET CARING PADA IBU TERHADAP KECEMASAN MENJELANG MENOPAUSE DI KELURAHAN SENGON KECAMATAN PRAMBANAN KABUPATEN KLATEN Dwi Susilawati 1 Anggorowati 1 1 Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Penderita gagal ginjal kronik menurut estimasi World Health Organization

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Penderita gagal ginjal kronik menurut estimasi World Health Organization 10 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penderita gagal ginjal kronik menurut estimasi World Health Organization (WHO) secara global lebih dari 500 juta orang dan sekitar 1,5 juta orang harus menjalani

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. mengalami masa menopause yang salah satu dampaknya adalah menurunnya. yang belum siap dalam menghadapi masa menopause.

BAB 1 PENDAHULUAN. mengalami masa menopause yang salah satu dampaknya adalah menurunnya. yang belum siap dalam menghadapi masa menopause. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kebutuhan seksualitas merupakan kebutuhan fisiologis manusia atau kebutuhan manusia yang pertama yang harus terpenuhi. Hubungan seksual pada manusia merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dimulai dari masa anak-anak, remaja, dewasa, dan usia lanjut. Setiap peristiwa

BAB I PENDAHULUAN. dimulai dari masa anak-anak, remaja, dewasa, dan usia lanjut. Setiap peristiwa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia mengalami suatu tahap perkembangan dalam kehidupannya, dimulai dari masa anak-anak, remaja, dewasa, dan usia lanjut. Setiap peristiwa dalam tahap-tahap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terlupakan, padahal kasusnya cukup banyak ditemukan, hal ini terjadi karena

BAB I PENDAHULUAN. terlupakan, padahal kasusnya cukup banyak ditemukan, hal ini terjadi karena 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di dalam ruang lingkup ilmu penyakit dalam, depresi masih sering terlupakan, padahal kasusnya cukup banyak ditemukan, hal ini terjadi karena seringkali pasien depresi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Obesitas merupakan salah satu masalah kesehatan yang serius. Tingginya prevalensi obesitas di dunia, menyebabkan terganggunya kondisi fisik, psikososial dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada wanita paruh baya. Kadar FSH dan LH yang sangat tinggi dan kadar

BAB I PENDAHULUAN. pada wanita paruh baya. Kadar FSH dan LH yang sangat tinggi dan kadar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Siklus perkembangan reproduksi wanita berlangsung secara alamiah mulai dari menarche sampai menopause. Menopause didefinisikan sebagai menstruasi terakhir. Hal tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suplai darah dan oksigen ke otak (Smeltzer et al, 2002). Menurut World

BAB I PENDAHULUAN. suplai darah dan oksigen ke otak (Smeltzer et al, 2002). Menurut World BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stroke merupakan penyakit serebrovaskuler (pembuluh darah otak) yang ditandai dengan kematian jaringan otak, hal ini disebabkan oleh berhentinya suplai darah dan oksigen

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dan ini dapat dijadikan petunjuk terjadinya menopause. Ada 3 periode menopause,

BAB 1 PENDAHULUAN. dan ini dapat dijadikan petunjuk terjadinya menopause. Ada 3 periode menopause, BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar belakang Seorang wanita yang telah menginjak usia diatas 45 tahun akan mengalami proses penuaan yang dimulai dari indung telur yang selama ini menghasilkan hormon-hormon menjadi

Lebih terperinci

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TERJADINYA INSOMNIA PADA LANJUT USIA (LANSIA) DI DESA GAYAM KECAMATAN SUKOHARJO KABUPATEN SUKOHARJO SKRIPSI

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TERJADINYA INSOMNIA PADA LANJUT USIA (LANSIA) DI DESA GAYAM KECAMATAN SUKOHARJO KABUPATEN SUKOHARJO SKRIPSI FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TERJADINYA INSOMNIA PADA LANJUT USIA (LANSIA) DI DESA GAYAM KECAMATAN SUKOHARJO KABUPATEN SUKOHARJO SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Meraih Gelar Sarjana

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Wanita mulai dari usia remaja hingga dewasa normalnya akan mengalami

BAB 1 PENDAHULUAN. Wanita mulai dari usia remaja hingga dewasa normalnya akan mengalami BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Wanita mulai dari usia remaja hingga dewasa normalnya akan mengalami periode menstruasi atau haid dalam perjalanan hidupnya, yaitu pengeluaran darah yang terjadi secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut World Health Organization (WHO) periode remaja adalah umur 10-19 tahun. Fase dimana terjadi pertumbuhan fisik yang cepat dan perkembangan psikologi dan kedewasaan.

Lebih terperinci

Faktor yang Berpengaruh terhadap Skor Kecemasan pada Wanita Menopause

Faktor yang Berpengaruh terhadap Skor Kecemasan pada Wanita Menopause Faktor yang Berpengaruh terhadap Skor Kecemasan pada Wanita Menopause Septiyani Muniroh dan Mahmudah Departemen Biostatistika dan Kependudukan FKM UNAIR Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. perempuan menopause (Rachmawati, 2006). usia. Seorang wanita yang sudah menopause akan mengalami berhentinya

I. PENDAHULUAN. perempuan menopause (Rachmawati, 2006). usia. Seorang wanita yang sudah menopause akan mengalami berhentinya 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertambahan jumlah wanita Indonesia menopause dalam kurun waktu tahun 1995-2005 sekitar 14 juta jiwa. Menurut proyeksi penduduk Indonesia oleh badan statistik, jumlah

Lebih terperinci

PENGARUH TERAPI OKUPASIONAL TERHADAP PENURUNAN TINGKAT DEPRESI LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI LUHUR KOTA JAMBI TAHUN 2014

PENGARUH TERAPI OKUPASIONAL TERHADAP PENURUNAN TINGKAT DEPRESI LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI LUHUR KOTA JAMBI TAHUN 2014 PENGARUH TERAPI OKUPASIONAL TERHADAP PENURUNAN TINGKAT DEPRESI LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI LUHUR KOTA JAMBI TAHUN 2014 1* Gumarang Malau, 2 Johannes 1 Akademi Keperawatan Prima Jambi 2 STIKes

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dampak terhadap terjadinya gangguan gizi antara lain anemia, pertambahan

BAB I PENDAHULUAN. dampak terhadap terjadinya gangguan gizi antara lain anemia, pertambahan BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Ibu hamil merupakan salah satu kelompok rawan kekurangan gizi, karena terjadi peningkatan kebutuhan gizi untuk memenuhi kebutuhan ibu dan janin yang dikandung. Pola

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Struktur penduduk dunia termasuk Indonesia mengalami peningkatan dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. Struktur penduduk dunia termasuk Indonesia mengalami peningkatan dalam BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Struktur penduduk dunia termasuk Indonesia mengalami peningkatan dalam hal jumlah dan proporsi penduduk usia lanjut (Komnas lansia, 2010). Pada tahun 2000 jumlah penduduk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut penelitian Pratiwi (2010) menopause adalah. keluhan yang mungkin terjadi di masa menopause disebabkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. Menurut penelitian Pratiwi (2010) menopause adalah. keluhan yang mungkin terjadi di masa menopause disebabkan oleh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu tahap kehidupan yang pasti dialami seorang wanita adalah datangnya menopause, menopause adalah keadaan biologis yang wajar ditandai dengan berhentinya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG. masyarakat industri banyak memberikan andil. terhadap perubahan gaya hidup yang pada gilirannya

BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG. masyarakat industri banyak memberikan andil. terhadap perubahan gaya hidup yang pada gilirannya BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG Perubahan pola struktur masyarakat agraris ke masyarakat industri banyak memberikan andil terhadap perubahan gaya hidup yang pada gilirannya dapat memacu semakin meningkatnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Orang tua merupakan sosok yang paling terdekat dengan anak. Baik Ibu

BAB I PENDAHULUAN. Orang tua merupakan sosok yang paling terdekat dengan anak. Baik Ibu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Orang tua merupakan sosok yang paling terdekat dengan anak. Baik Ibu maupun Ayah memiliki hak yang sama dalam merawat dan membesarkan anak. Membesarkan anak bukanlah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menarche sampai menopause. Permasalahan dalam kesehatan reproduksi

BAB I PENDAHULUAN. menarche sampai menopause. Permasalahan dalam kesehatan reproduksi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan perempuan, terutama kesehatan yang berkaitan dengan fungsi reproduksi kini menjadi perhatian dunia. Masalah kesehatan reproduksi tidak hanya menyangkut kehamilan

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS AISYIYAH YOGYAKARTA 2016

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS AISYIYAH YOGYAKARTA 2016 PENGARUH TERAPI RELAKSASI PROGRESIF TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA LANSIA HIPERTENSI DI POSYANDU DUSUN JELAPAN SINDUMARTANI NGEMPLAK SLEMAN YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh: INDAH RESTIANI

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan suatu hal yang menakutkan. Hal ini mungkin berasal dari suatu

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan suatu hal yang menakutkan. Hal ini mungkin berasal dari suatu BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Menopause merupakan hal yang terjadi secara alami dalam fase kehidupan seorang wanita. Namun banyak wanita yang menganggap bahwa menopause merupakan suatu hal yang menakutkan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keadaan sempurna baik fisik, mental dan sosial tidak hanya bebas dari. kesehatan dan Keadaan Sejahtera Badan, Jiwa dan Sosial yang

BAB I PENDAHULUAN. keadaan sempurna baik fisik, mental dan sosial tidak hanya bebas dari. kesehatan dan Keadaan Sejahtera Badan, Jiwa dan Sosial yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut World Health Organization (WHO) kesehatan adalah keadaan sempurna baik fisik, mental dan sosial tidak hanya bebas dari penyakit dan cacat, juga dapat diukur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Gangguan jiwa atau mental menurut DSM-IV-TR (Diagnostic and Stastistical

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Gangguan jiwa atau mental menurut DSM-IV-TR (Diagnostic and Stastistical BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gangguan jiwa atau mental menurut DSM-IV-TR (Diagnostic and Stastistical Manual of Mental Disorder, 4th edition) adalah perilaku atau sindrom psikologis klinis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Tumbuh kembang merupakan proses yang terjadi secara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Tumbuh kembang merupakan proses yang terjadi secara BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Tumbuh kembang merupakan proses yang terjadi secara berkesinambungan dan saling berkaitan yang berlangsung secara teratur dimulai sejak konsepsi sampai dewasa.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan disegala bidang selama ini sudah dilaksanakan oleh

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan disegala bidang selama ini sudah dilaksanakan oleh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan disegala bidang selama ini sudah dilaksanakan oleh pemerintah telah mampu meningkatkan derajat kesehatan masyarakat secara umum antara lain dapat dilihat

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. SMAN 1 Kasihan memiliki jumlah siswa yang cukup banyak sehingga

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. SMAN 1 Kasihan memiliki jumlah siswa yang cukup banyak sehingga BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Gambaran Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMAN 1 Kasihan, Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul. Tempat ini dipilih sebagai lokasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang kemudian, secara normal, terjadi setiap bulan selama masa usia

BAB I PENDAHULUAN. yang kemudian, secara normal, terjadi setiap bulan selama masa usia 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Wanita umumnya memiliki umur harapan hidup (UHH) lebih tinggi daripada pria, mereka menghadapi masalah kesehatan yang lebih rumit. Secara kodrati, wanita mengalami

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KECEMASAN DENGAN KEJADIAN INSOMNIA PADA MAHASISWA KEPERAWATAN SEBELUM MENGHADAPI PRAKTIK KLINIK DI RUMAH SAKIT SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KECEMASAN DENGAN KEJADIAN INSOMNIA PADA MAHASISWA KEPERAWATAN SEBELUM MENGHADAPI PRAKTIK KLINIK DI RUMAH SAKIT SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KECEMASAN DENGAN KEJADIAN INSOMNIA PADA MAHASISWA KEPERAWATAN SEBELUM MENGHADAPI PRAKTIK KLINIK DI RUMAH SAKIT SKRIPSI Guna memenuhi salah satu syarat untuk meraih gelar Sarjana

Lebih terperinci

PENGARUH LATIHAN HATHA YOGA TERHADAP TINGKAT STRES PADA WANITA DI DUSUN KARANG TENGAH SLEMAN YOGYAKARTA

PENGARUH LATIHAN HATHA YOGA TERHADAP TINGKAT STRES PADA WANITA DI DUSUN KARANG TENGAH SLEMAN YOGYAKARTA PENGARUH LATIHAN HATHA YOGA TERHADAP TINGKAT STRES PADA WANITA DI DUSUN KARANG TENGAH SLEMAN YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh: TITIS PUSPITA WARDANI 201110201136 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masa keserasian bersekolah. Umur anak sekolah dasar adalah antara 6-12 tahun.

BAB I PENDAHULUAN. masa keserasian bersekolah. Umur anak sekolah dasar adalah antara 6-12 tahun. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa usia sekolah dasar sering disebut sebagai masa intelektual atau masa keserasian bersekolah. Umur anak sekolah dasar adalah antara 6-12 tahun. Masa keserasian bersekolah

Lebih terperinci

BAB I LATAR BELAKANG

BAB I LATAR BELAKANG BAB I LATAR BELAKANG A. Pendahuluan Hipertensi dikenal secara luas sebagai penyakit kardiovaskular. Saat ini penyakit kardiovaskuler sudah merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat di Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menopause adalah suatu masa peralihan dalam kehidupan wanita yang menunjukan bahwa ovarium telah berhenti menghasilkan sel telur, aktivitas menstruasi berkurang dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut laporan Perserikatan Bangsa-Bangsa (2011), pada tahun

BAB I PENDAHULUAN. Menurut laporan Perserikatan Bangsa-Bangsa (2011), pada tahun BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peningkatan derajat kesehatan dan kesejahteraan penduduk, berpengaruh terhadap peningkatan Usia Harapan Hidup (UHH) masyarakat di Indonesia. Menurut laporan Perserikatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sekitar 8,2 juta orang. Berdasarkan Data GLOBOCAN, International Agency

BAB I PENDAHULUAN. sekitar 8,2 juta orang. Berdasarkan Data GLOBOCAN, International Agency BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker adalah penyakit tidak menular yang ditandai dengan pertumbuhan sel tidak normal/terus-menerus dan tidak terkendali yang dapat merusak jaringan sekitarnya serta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penduduk lansia terus meningkat dari tahun ke tahun. Pada tahun 2025

BAB I PENDAHULUAN. penduduk lansia terus meningkat dari tahun ke tahun. Pada tahun 2025 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di seluruh dunia pertumbuhan penduduk lansia umur 60 tahun ke atas sangat cepat, bahkan lebih cepat dibandingkan dengan kelompok usia lainnya. Semakin meningkatnya usia

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kehidupan. Seseorang yang usia lanjut akan mengalami adanya perubahan yang. pada remaja, menstruasi dan menopause pada wanita

BAB 1 PENDAHULUAN. kehidupan. Seseorang yang usia lanjut akan mengalami adanya perubahan yang. pada remaja, menstruasi dan menopause pada wanita BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menjadi tua merupakan suatu proses bagian dari kehidupan seseorang, dan sudah terjadi sejak konsepsi dalam kandungan hingga berlangsung terus sepanjang kehidupan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam perjalanan hidupnya, wanita mengalami banyak proses

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam perjalanan hidupnya, wanita mengalami banyak proses BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam perjalanan hidupnya, wanita mengalami banyak proses pertumbuhan dan perkembangan, sampai suatu saat pertumbuhan dan perkembangan akan terhenti pada suatu tahapan

Lebih terperinci