Perencanaan Kebutuhan Distribusi Sekunder Perumahan RSS Manulai II

dokumen-dokumen yang mirip
PERBAIKAN JATUH TEGANGAN PADA FEEDER B KB 31P SETIABUDI JAKARTA DENGAN METODE PECAH BEBAN

PERENCANAAN PEMASANGAN GARDU SISIP P117

Jurnal Media Elektro, Vol. 1, No. 3, April 2013 ISSN

ANALISIS JATUH TEGANGAN DAN RUGI DAYA PADA JARINGAN TEGANGAN RENDAH MENGGUNAKAN SOFTWARE ETAP

ANALISIS PERSENTASE PEMBEBANAN DAN DROP TEGANGAN JARINGAN TEGANGAN RENDAH PADA GARDU DISTRIBUSI GA 0032 PENYULANG WIBRATA

ANALISIS JATUH TEGANGAN DAN RUGI DAYA PADA JARINGAN TEGANGAN RENDAH MENGGUNAKAN SOFTWARE ETAP

TEORI LISTRIK TERAPAN

BAB III KETIDAKSEIMBANGAN BEBAN

DAFTAR ISI JUDUL... LEMBAR PRASYARAT GELAR... LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS... LEMBAR PENGESAHAN... UCAPAN TERIMAKASIH... ABSTRAK...

ANALISIS KETIDAKSEIMBANGAN BEBAN PADA JARINGAN DISTRIBUSI SEKUNDER GARDU DISTRIBUSI DS 0587 DI PT. PLN (Persero) DISTRIBUSI BALI RAYON DENPASAR

BAB III LANDASAN TEORI

ANALISIS TEGANGAN JATUH PADA JARINGAN DISTRIBUSI RADIAL TEGANGAN RENDAH oleh : Fitrizawati ABSTRACT

atau pengaman pada pelanggan.

Rudi Salman Staf Pengajar Program Studi Teknik Elektro Universitas Negeri Medan

TINJAUAN PUSTAKA. Dalam menyalurkan daya listrik dari pusat pembangkit kepada konsumen

ANALISIS TEORITIS PENEMPATAN TRANSFORMATOR DISTRIBUSI MENURUT JATUH TEGANGAN DI PENYULANG BAGONG PADA GARDU INDUK NGAGEL

PERHITUNGAN JATUH TEGANGAN SUTM 20 KV PADA PENYULANG SOKA DI PT. PLN ( PERSERO ) CABANG JAYAPURA. Parlindungan Doloksaribu.

BAB IV ANALISA DAN PERENCANAAN SISTEM INSTALASI LISTRIK

Perbaikan Jatuh Tegangan Dengan Pemasangan Automatic Voltage Regulator

BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISA

REKONFIGURASI JARINGAN TEGANGAN RENDAH (JTR) UNTUK MEMPERBAIKI DROP TEGANGAN DI DAERAH BANJAR TULANGNYUH KLUNGKUNG

DASAR TEORI. Kata kunci: Kabel Single core, Kabel Three core, Rugi Daya, Transmisi. I. PENDAHULUAN

BAB II JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK. karena terdiri atas komponen peralatan atau mesin listrik seperti generator,

DAFTAR ISI SAMPUL DALAM...

Penentuan Nilai Arus Pemutusan Pemutus Tenaga Sisi 20 KV pada Gardu Induk 30 MVA Pangururan

Politeknik Negeri Sriwijaya

PERHITUNGAN JATUH TEGANGAN SUTM 20 KV PADA PENYULANG SOKA DI PT. PLN ( PERSERO ) CABANG JAYAPURA. PARLINDUNGAN DOLOKSARIBU

PERHITUNGAN DAN ANALISIS KESEIMBANGAN BEBAN PADA SISTEM DISTRIBUSI 20 KV TERHADAP RUGI-RUGI DAYA (STUDI KASUS PADA PT.

Jurnal Media Elektro Vol. V No. 2 ISSN: ANALISIS RUGI-RUGI DAYA JARINGAN DISTRIBUSI 20 kv PADA SISTEM PLN KOTA KUPANG

BAB II JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK

EVALUASI RUGI-RUGI JARINGAN YANG DILAYANI OLEH JARINGAN PLTS TERPUSAT SIDING

ANALISA PERHITUNGAN SUSUT TEKNIS DENGAN PENDEKATAN KURVA BEBAN PADA JARINGAN DISTRIBUSI PT. PLN (PERSERO) RAYON MEDAN KOTA

Penentuan Kapasitas CB Dengan Analisa Hubung Singkat Pada Jaringan 70 kv Sistem Minahasa

MENGENAL ALAT UKUR. Amper meter adalah alat untuk mengukur besarnya arus listrik yang mengalir dalam penghantar ( kawat )

STUDI ANALISA PEMASANGAN KAPASITOR PADA JARINGAN UDARA TEGANGAN MENENGAH 20 KV TERHADAP DROP TEGANGAN (APLIKASI PADA FEEDER 7 PINANG GI MUARO BUNGO)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 2.1 Tiga Bagian Utama Sistem Tenaga Listrik untuk Menuju Konsumen

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Jurnal Teknik Elektro ISSN

PENGARUH PENAMBAHAN JARINGAN TERHADAP DROP TEGANGAN PADA SUTM 20 KV FEEDER KERSIK TUO RAYON KERSIK TUO KABUPATEN KERINCI

AKIBAT KETIDAKSEIMBANGAN BEBAN TERHADAP ARUS NETRAL DAN LOSSES PADA TRANSFORMATOR DISTRIBUSI

Analisis Rugi Daya Pada Jaringan Distribusi Penyulang Barata Jaya Area Surabaya Selatan Menggunakan Software Etap 12.6

STUDI PERHITUNGAN DAN ANALISA RUGI RUGI JARINGAN DISTRIBUSI (STUDI KASUS: DAERAH KAMPUNG DOBI PADANG)

Evaluasi Sistem Instalasi Listrik Di Universitas Ichsan Gorontalo

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV PERHITUNGAN RUGI TEGANGAN DAN SUSUT (LOSSES) SETELAH PENGGANTIAN KONEKTOR PRES (CCO)

PERHITUNGAN RUGI ENERGI LISTRIK PADA PENYULANG KIMA PT. PLN (PERSERO) AREA MAKASSAR

BAB I PENDAHULUAN. Transmisi, dan Distribusi. Tenaga listrik disalurkan ke masyarakat melalui jaringan

STUDI ANALISA PERENCANAAN INSTALASI DISTRIBUSI SALURAN UDARA TEGANGAN MENENGAH (SUTM) 20 KV. Badaruddin 1, Heri Kiswanto 2

STUDI ANALISA PERENCANAAN INSTALASI DISTRIBUSI SALURAN UDARA TEGANGAN MENENGAH (SUTM) 20 KV. Badaruddin 1, Heri Kiswanto 2

BAB III PERENCANAAN INSTALASI SISTEM TENAGA LISTRIK

BAB III METODELOGI DAN DATA PENELITIAN. 3.1 Metode Perhitungan Losses Pada Sambungan

BAB II LANDASAN TEORI

SINGUDA ENSIKOM VOL. 7 NO. 1/April 2014

Abstrak. Kata kunci: kualitas daya, kapasitor bank, ETAP 1. Pendahuluan. 2. Kualitas Daya Listrik

Gambar 2.1 Skema Sistem Tenaga Listrik

Muh Nasir Malik, Analisis Loses Jaringan Distribusi Primer Penyulang Adhyaksa Makassar

ANALISIS KINERJA SISTEM KELISTRIKAN UNIVERSITAS LANCANG KUNING

PERHITUNGAN ARUS GANGGUAN HUBUNG SINGKAT PADA JARINGAN DISTRIBUSI DI KOTA PONTIANAK

BAB IV OPTIMALISASI BEBAN PADA GARDU TRAFO DISTRIBUSI

ANALISIS PENANGGULANGAN TEGANGAN JATUH PADA JARINGAN DISTRIBUSI TEGANGAN RENDAH GARDU DISTRIBUSI HP 41 DI PT PLN (PERSERO) RAYON BINJAI KOTA

BAB IV ANALISA POTENSI UPAYA PENGHEMATAN ENERGI LISTRIK PADA GEDUNG AUTO 2000 CABANG JUANDA (JAKARTA)

ABSTRAK. Kata Kunci : Jaringan tegangan rendah, Rugi rugi energi, Konektor Tap, Konektor Pres.

ABSTRAK. Kata Kunci : Perumahan Nuansa Kori Jimbaran, drop tegangan, JTR. vii

ANALISIS RUGI RUGI ENERGI LISTRIK PADA JARINGAN DISTRIBUSI

Perbaikan Tegangan Sisi Sekunder Transformator Daya 150/20KV di Gardu Induk Ungaran

PERENCANAAN DETAIL ENGINEERING DESIGN (DED) PADA SALURAN UDARA TEGANGAN MENENGAH (SUTM) 20KV

ANALISA SETTING RELAI PENGAMAN AKIBAT REKONFIGURASI PADA PENYULANG BLAHBATUH

BAB III KEBUTUHAN GENSET

47 JURNAL MATRIX, VOL. 7, NO. 2, JULI 1971

ANALISIS PENGARUH PEMASANGAN KAWAT TANAH TERHADAP GANGGUAN SURJA PETIR PADA SISTEM DISTRIBUSI SALURAN UDARA TEGANGAN MENENGAH 20 KV

ESTIMASI UMUR PAKAI DAN RUGI DAYA TRANSFORMATOR. The Estimated Age of Use and Loss Power Transformer

BAB IV ANALISA RENCANA SISTEM DISTRIBUSI DAN SISTEM PEMBUMIAN

Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Sains & Teknologi (SNAST) 2014ISSN: X Yogyakarta,15 November 2014

ANALISIS KINERJA TRANSFORMATOR BANK PADA JARINGAN DISTRIBUSI GUNA MENGURANGI SUSUT TEKNIS ENERGI LISTRIK

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH KETIDAKSEIMBANGAN BEBAN TRANSFORMATOR KERING BHT02 RSG GA SIWABESSY TERHADAP ARUS NETRAL DAN RUGI-RUGI

Politeknik Negeri Sriwijaya BAB I PENDAHULUAN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISA PENGARUH BEBAN TIDAK SEIMBANG TERHADAP RUGI DAYA LISTRIK PADA JARINGAN DISTRIBUSI SEKUNDER HASBULAH

REALISASI PENGHEMATAN BIAYA PENGGANTIAN KABEL INTI ALUMUNIUM DI PT. CIPTA ABADI CAKUNG. S e t y o S u p r a t n o H. S u g e n g

BAB I PENDAHULUAN. dan papan. Hampir seluruh peralatan-peralatan yang digunakan untuk membantu

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I. PENDAHULUAN. daya listrik dipengaruhi oleh banyak faktor. Diantaranya adalah kualitas daya

KOKO SURYONO D

2 BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SILABUS. 5. Evaluasi - Kehadiran - Tugas - partisipasi diskusi, tanya jawab - UTS - UAS

ANALISA JATUH TEGANGAN PADA JARINGAN DISTRIBUSI 20 kv DI FEEDER PENYU DI PT. PLN (PERSERO) RAYON BINJAI TIMUR AREA BINJAI LAPORAN TUGAS AKHIR

Panduan Praktikum Sistem Tenaga Listrik TE UMY

ANALISIS DROP TEGANGAN PADA JARINGAN TEGANGAN RENDAH DI PT. PLN (PERSERO) RAYON KOTA BARU JAMBI

,, (1) Mahasiswa Teknik Elektro, Universitas Bung Hatta, (2) Dosen Teknik Elektro, Universitas Bung Hatta.

PERENCANAAN PENGGUNAAN KAPASITOR DAYA PADA JARINGAN DISTRIBUSI PRIMER 20 KV KAMPUS UNDANA PENFUI KUPANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ABSTRAK Kata Kunci :

BAB II LANDASAN TEORI ANALISA HUBUNG SINGKAT DAN MOTOR STARTING

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tri Fani, 2014 Studi Pengaturan Tegangan Pada Sistem Distribusi 20 KV Menggunakan ETAP 7.0

BAB IV PENGUJIAN SISTEM INSTALASI LISTRIK MENGGUNAKAN TRAFO ISOLASI

EVALUASI EKSPANSI JARINGAN TEGANGAN MENENGAH 20 kv GI SOLO BARU

BAB II TEORI DASAR. 2.1 Umum

Transkripsi:

10 Jurnal Rekayasa Elektrika Vol. 10,. 1, April 2012 Perencanaan Kebutuhan Distribusi Sekunder Perumahan RSS Manulai II Evtaleny R. Mauboy dan Wellem F. Galla Jurusan Teknik Elektro, Universitas Nusa Cendana Jalan Adi Sucipto Penfui Kupang, Nusa Tenggara Timur email: rollanboy@yahoo.com Abstrak Perencanaan kebutuhan jaringan distribusi sekunder untuk sebuah kompleks perumahan adalah penting dengan memperhatikan beban perumahan, merencanakan jaringan distribusi, memilih jenis penghantar sesuai kebutuhan dan menentukan kapasitas transformator yang dibutuhkan. Dalam perencanaan ini, Perumahan RSS Manulai II merupakan jenis beban rumah tangga sangat sederhana. Perumahan ini dibagi menjadi dua area beban transformator yaitu A dan B. Jenis penghantar yang digunakan yaitu Twisted Cable NFA2X dengan ukuran 3x70mm; 3x35mm; 4x25mm; dan 2x10mm. Hasil perencanaan menunjukkan bahwa losses dan jatuh tegangan pada jaringan masih dalam batas toleransi. Kapasitas transformator yang dibutuhkan untuk area transformator A sebesar 50 kva, area transformator B sebesar 25kVA. Kata Kunci. Distribusi sekunder, penghantar, kapasitas transformator Abstract Planning of secondary distribution for residence is important that should consider the load, plan the distribution network, choose the conductor and determine the transformer capacity needed. In this planning, Manulai II Resident is counted as simple household that the transformer is divided into two different areas A and B. Twisted Cable NFA2X size 3x70mm; 3x35mm; 4x25mm; and 2x10mm are used. The research shows that losses and voltage drop are still in tolerance limit and the capacity needed for area A is 50 kva and 25 kva for area B. Keywords. Secunder distribution, conductor, transformator capacity I. INTRODUKSI Terdapat empat bagian penting dalam Sistem Tenaga Listrik yaitu pembangkitan, saluran transmisi, saluran distribusi dan beban. Saluran transmisi bertujuan agar mendekatkan jaringan listrik ke pusat-pusat beban setelah itu tenaga listrik tersebut didistribusikan melalui distribusi primer dan sekunder. Pada sistem ditribusi dibagi menjadi dua bagian yaitu distribusi primer dan distribusi sekunder. Distribusi primer meliputi jaringan tegangan menengah sedangkan distribusi sekunder meliputi jaringan tegangan rendah [1]. Untuk merencanakan suatu jaringan distribusi primer maupun distribusi sekunder harus memenuhi standar Persyaratan Umum Instalasi Listrik [7]. Jaringan distribusi sekunder sangatlah penting guna memberikan suplai daya listrik pada konsumen dengan tepat serta menjamin kelangsungan penyaluran atau pelayanan dengan mutu tegangan dan frekuensi yang stabil, serta aman bagi masyarakat, konsumen dan lingkungannya. Perumahan RSS Manulai II direncanakan memiliki area yang sangat luas dengan jumlah rumah tinggal sebanyak kurang lebih 567 rumah sangat sederhana. Dengan kondisi ini dibutuhkan perhitungan dan perencanaan jaringan distribusi sekunder dan kapasitas transformator sehingga pelayanan suplai listrik ke perumahan ini tidak mengalami gangguan di kemudian hari. Diperlukan juga jaringan tegangan rendah dan transformator distribusi yang sesuai perencanaan yang baik untuk melayani beban pada perumahan tersebut. II. LANDASAN TEORI A. Sistem Distribusi Sekunder Sistem distribusi sekunder seperti pada Gambar 1 merupakan salah satu bagian dalam sistem distribusi, yaitu mulai dari gardu induk, transformator sampai pada pemakai akhir atau konsumen. Sistem distribusi ini merupakan bagian yang langsung berhubungan dengan konsumen, jadi sistem ini selain berfungsi menerima daya listrik dari sumber daya (transformator distribusi), juga akan mengirimkan serta mendistribusikan daya tersebut ke konsumen. Mengingat bagian ini berhubungan langsung dengan konsumen, maka kualitas listrik selayaknya harus diperhatikan.[2] B. Transformator Distribusi Fungsi Transformator distribusi adalah menurunkan level tegangan menengah ke tegangan rendah untuk kebutuhan distribusi ke perumahan atau level tegangan rendah. Sebagaimana halnya dengan komponen-komponen lain dari rangkaian distribusi, terdapat rugi-rugi energi dan jatuhnya tegangan yang disebabkan arus listrik yang mengalir menuju beban. Oleh karena itu perlu dilakukan penentuan untuk pemilihan kapasitas transformator dan lokasinya

Evtaleny R. Mauboy dkk.: PERENCANAAN KEBUTUHAN DISTRIBUSI SEKUNDER PERUMAHAN RSS MANULAI II 11 1x25; 3x35 + 1x25; 3x50 +1x35; dan 3x70 + 1x50; 2x25 + 1x25; 2x35 + 1x25; 2x50 + 1x35; mm 2. Dari ukuran yang tersedia tersebut akan dipilih sesuai dengan arus beban maksimum dan kuat hantar arus. Pada umumnya PT PLN Distribusi Kupang,menggunakan SUTR dengan isolasi (kabel pilin), dengan inti alumunium [9]. - penghantar : jarak gawang + 2%. (3) - Menentukan penghantar : - beban maksimum (Memperhatikan KHA) - Losses pada penghantar 2 Losses I R (4) Gambar 1. Hubungan tegangan menengah ke tegangan rendah dan konsumen [8] I = R = Resistansi penghantar (ohm/km) - Jatuh tegangan pada ujung jaringan V D = I R cos θ + X sinθ (5) Dalam menentukan kapasitas transformator ada beberapa hal yang harus diperhatikan yaitu mulai dari karakteristik beban dan berdasarkan penggolongan tarif dasar listrik [4]. Langkah langkah untuk menentukan kapasitas transformator dimulai dari beban maksimum sampai pada penentuan besar kapasitas transformator yang akan digunakan adalah sebagai berikut : 1) Menentukan Beban Perumahan - Perencanaan daya untuk setiap rumah - Daya beban maksimum masing masing circuit S = VxIx(banyak ruma) (1) S = Daya Beban Maksimum (VA) V = Tegangan Phasa ke Netral (Volt) I = arus (Ampere) 2) Merencanakan Jaringan Distribusi Sekunder - Pembagian area beban trafo dan lintasan circuit. 3) Menghitung Beban Maksimum dimana: V D = Tegangan Jatuh (Volt) I = Saluran (Ampere) R= Resistansi (Ohm/km) X= Reaktansi (Ohm/km) Cos ø= Faktor Daya 5) Menentukan Kapasitas Transformator Menetukan beban rata-rata Beban Rata Rata L L F =load factor (faktor beban) - Menentukan faktor kebutuhan x Beban Maksimum Kebutuhan beban maksimum D F Jumlah daya yang tersedia (kontrak) - Menentukan faktor ketidakserempakan - Menentukan kapasitas transformator : F (6) (7) S I L (2) x ( V ) 3 LL = Jumla ruma x daya terpasang x demand factor diversity factor (8) I L = Beban Maksimum S = daya beban maksimum VA V LL = tegangan antar phasa (Volt) 4) Menghitung dan Menentukan yang digunakan pada instalasi listrik pada umumnya digunakan bahan tembaga dan alumunium. Untuk penghantar tembaga kemurniannya minimal 99,9%. Tahanan jenis yang disyaratkan tidak melebihi 0,017241 ohm mm 2 /m pada suhu 20 o C [6]. Untuk distibusi sekunder biasanya digunakan Twisted Cable tersedia ukuran; 3x25, III. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan di Perumahan RSS Manulai II dengan melakukan langkah-langkah sebagai berikut : A. Menentukan Beban Perumahan - Perencanaan daya untuk setiap rumah - Daya beban maksimum masing masing circuit (1) B. Merencanakan Jaringan Distribusi Sekunder - Pembagian area beban trafo dan lintasan circuit.

12 Jurnal Rekayasa Elektrika Vol. 10,. 1, April 2012 TABEL I ARUS BEBAN MAKSIMUM UNTUK AREA TRAFO A (m) Jumlah Rumah R S T Total Daya Beban Max (VA) 1 A1-A12 306 21 18 17 56 24640 37,437 2 A1 - A2 102 4 6 4 14 6160 175,818 3 A2 - A3 102 6 8 8 22 9680 120,332 4 A2 - A21 204 20 24 25 69 30360 46,127 5 A3 - A32 357 33 29 30 92 40480 61,503 6 A3 - A34 153 24 22 20 66 29040 44,122 Total 1224 108 107 104 319 140360 TABEL II ARUS BEBAN MAKSIMUM UNTUK AREA TRAFO B (m) Jumlah Rumah R S T Total Daya Beban Max (VA) 1 B - B1 204 9 9 6 24 10560 16,044 2 B1 - B2 51 5 4 4 13 5720 24,735 3 B1-B11 357 28 28 28 84 36960 56,155 4 B2-B21 255 16 16 16 48 21120 32,089 5 B2 - B3 102 6 4 4 14 6160 52,812 6 B3-B31 204 7 8 8 23 10120 15,376 7 B3-B32 102 10 8 8 26 11440 28,077 8 B32-B33 51 2 3 3 8 3520 5,348 9 B32 - B34 51 2 3 3 8 3520 5,348 Total 1377 85 83 80 248 109120 C. Menghitung Beban Maksimum (2) D. Menghitung (3) dan Menentukan (4) dan (5). E. Menentukan Kapasitas Transformator - Beban rata-rata (6) - Menentukan faktor kebutuhan (7) - Menentukan kapasitas transformator (8) IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Perumahan RSS manulai II memliki luas area 177.300 m 2. Direncanakan jumlah rumah pada perumahan RSS Manulai II yaitu 569 unit sesuai peta penyebaran rumah (Gambar 2) dan tipe rumah pada perumahan Manulai II yaitu tipe 24 m 2. Pada perumahan RSS Manulai II setiap rumah direncanakan mendapat daya sebesar 450 VA karena perumahan ini merupakan jenis beban untuk keperluan rumah tangga kecil (R-1/TR). Sesuai dengan Gambar 2 maka ditentukan menggunakan dua transformator distribusi sehingga setiap lintasan memiliki jumlah beban yang berbeda tergantung dari sambungan langsung pelanggan. Daya beban maksimum pada suatu lintasan diperoleh dari persamaan (2). Misalnya pada circuit A1-A12, memiliki jumlah rumah yaitu 56 unit (Tabel 1) dengan masing-masing rumah memiliki arus sebesar 2 A, maka daya pada lintasan A1-A12 yaitu 24640 VA. beban maksimum yang mengalir pada satu lintasan dapat diperoleh dari (2). Misalnya pada circuit A1-A12, diketahui tegangan antar phasa adalah 380 V dengan daya beban maksimum sebesar 24640 VA, maka diperoleh arus beban maksimum yaitu 37,437 A. Selanjutnya untuk menentukan panjang penghantar digunakan (3) dimana untuk jarak satu gawang direncanakan panjangnya 50 meter. Untuk mendapatkan panjang penghantar maka jarak gawang ditambah dengan andongan sebesar 2%. andongan 2% dari 50 meter yaitu 1 meter maka, satu gawang yaitu 51 meter. Pada Tabel 3, area trafo A dengan total gawang (span) yaitu 24 gawang, maka total panjang penghantar yaitu 1224 meter atau 1,224 kms, sedangkan pada Tabel 4, trafo B dengan total gawang (span) yaitu 27 gawang, maka total panjang penghantar yaitu 1377 meter atau 1,377 km. Pemilihan penghantar berdasarkan arus beban maksimum yang mengalir dan losses pada penghantar serta jatuh tegangan pada ujung saluran. Tabel 5 menunjukkan misalnya pada circuit A1-A12 arus beban maksimum sebesar 37,437 A dan lossesnya sebesar

Evtaleny R. Mauboy dkk.: PERENCANAAN KEBUTUHAN DISTRIBUSI SEKUNDER PERUMAHAN RSS MANULAI II 13 Gambar 2. Peta jaringan distribusi sekunder [3] 610,278 W serta jatuh tegangan sebesar 14,3758, maka dipilih penghantar NFA2X 4 x 25 mm 2 dengan resistansi sebesar 1,4230 Ohm/km dan KHA sebesar 100 A. Jika menggunakan penghantar yang luas penampangnya lebih besar, misalnya NFA2X 3 x 35 mm 2 dengan resistansi sebesar 1,016 dan KHA sebesar 125 A, maka losses pada saat arus beban maksimum dan jatuh tegangan tidak terlalu jauh berbeda yaitu 435,730 W dan 10,425 V dibandingkan dengan menggunakan penghantar NFA2X 4 x 25 mm 2, oleh sebab itu lebih efektif dipilih penghantar NFA2X 4 x 25 mm 2. Keseluruhan pemilihan penghantar dapat dilihat pada Tabel 5 dan Tabel 6. Losses yang terjadi pada suatu penghantar misalnya penghantar yang digunakan pada circuit A1-A12 dengan panjang penghantar yaitu 306 meter dengan resistansi penghantar sebesar 1,423 Ohm/km dengan menggunakan (4) diperoleh 610,266 W. Keseluruhan perhitungan losses dan jatuh tegangan untuk area trafo A dan trafo B ditunjukkan dalam Tabel 7 sampai dengan Tabel 12. Untuk menentukan kapasitas transformator masingmasing maka digunakan (7) dan (8). Pada trafo A sebanyak 317 unit, masing-masing unit memerlukan daya 450 VA. Diversity Factor normalnya 3,5 5, diambil 3,5 karena jenis beban adalah jenis beban rumah tangga kecil [5]. TABEL IV PANJANG PENGHANTAR TRAFO B Gawang (m) TABEL III PANJANG PENGHANTAR TRAFO A Gawang (m) 1 A1-A12 6 306 2 A1 - A2 2 102 3 A2 - A3 2 102 4 A2 - A21 4 204 5 A3 - A32 7 357 6 A3 - A34 3 153 Total 24 1224 1 B - B1 4 204 2 B1 - B2 1 51 3 B1 - B11 7 357 4 B2 - B21 5 255 5 B2 - B3 2 102 6 B3 - B31 4 204 7 B3 - B32 2 102 8 B32 - B33 1 51 9 B32 - B34 1 51 Total 27 1377

14 Jurnal Rekayasa Elektrika Vol. 10,. 1, April 2012 TABEL V JENIS PENGHANTAR UNTUK AREA TRAFO A Faktor Keserempakan (Diversity Factor) dipengaruhi oleh pemakaian beban secara serentak atau bersamaan. Load Factor pada sistem sebesar 0,7 [9]. Dengan menggunakan (6) dapat diperoleh beban rata rata yaitu : Beban Rata Rata Load Factor x Beban Maksimum 0,7 x140, 360 98, 252 kva Untuk menentukan faktor kebutuhan (7) dengan beban rata rata sebesar 98, 252 kva dan Jumlah daya (kontrak) sebesar 143, 550kVA, maka diperoleh : D F Ukuran (mm2) 98, 252 143, 550 0,68 Resistansi (ohm/km) KHA 1 A1-A12 37,437 4x25 1,016 100 2 A1 - A2 175,818 3x70 0,5096 185 3 A2 - A3 120,332 3x70 0,5096 185 4 A2 A21 46,127 4x25 1,423 100 5 A3 -A32 61,503 3x70 0,5096 185 6 A3- A34 44,122 4x25 1,423 100 TABEL VI JENIS PENGHANTAR UNTUK AREA TRAFO B Ukuran (mm2) Resistansi (ohm/km) KHA 1 B - B1 165,79 1 3x70 0,5096 185 2 B1 - B2 93,592 3x70 0,5096 185 3 B1- B11 56,155 3x70 0,5096 185 4 B2- B21 32,089 4x25 1,423 100 5 B2 - B3 52,812 3x70 0,5096 185 6 B3- B31 15,376 4x25 1,423 100 7 B3- B32 28,077 3x70 0,5096 185 8 B32-B33 5,348 4x25 1,423 100 9 B32- B34 5,348 4x25 1,423 100 Jadi faktor kebutuhan sebesar 0,68. Sehingga kapasitas transformator A diperoleh dari (8) : = Jumla ruma x daya terpasang x demand factor diversity factor 319 x 450 x 0,68 3,5 27889VA 27, 889 kva 50 kva Jadi, kapasitas transformator A = 50 kva dan dengan cara yang sama diperoleh kapasitas transformator B yaitu 25 kva. V. KESIMPULAN 1. beban maksimum yang mengalir pada area transformator A yang terbesar yaitu pada circuit A1-A2 sebesar 175,878 Ampere, sedangkan pada area transformator B arus beban maksimum terbesar yang mengalir yaitu pada circuit B-B1 sebesar 165,791 Ampere. 2. jaringan pada area transformator A yaitu 1224 meter, sedangkan pada transformator B yaitu 1377 meter. Jenis yang digunakan yaitu Twisted Cable NFA2X 3x70mm, 3x35mm, 4x25mm dan 2x10mm. Pemilihan penghantar berdasarkan arus beban maksimum yang mengalir dan losses pada penghantar serta jatuh tegangan pada ujung saluran. 3. Losses pada area transformator A sebesar 4524,815 Watt sedangkan losses pada area transformator B sebesar 1248,714 Watt. Jatuh tegangan pada ujung jaringan area transformator A yang terbesar yaitu pada ujung jaringan A32 sebesar 25,3445 Volt atau sebesar 6,7 %. Jatuh tegangan untuk area transformator B yang terbesar yaitu pada ujung jaringan B31 sebesar 28,2175 Volt atau sebesar 7,4 %. 4. Pada perumahan RSS Manulai II untuk area transformator A kapasitas transformator distribusinya yaitu 50 kva sedangkan untuk area transformator B kapasitas kapasitas transformator distribusinya yaitu 25 kva. Pemilihan kapasitas transformator berdasarkan keserempakan pamakaian beban listrik dan faktor kebutuhan energi listrik DAFTAR PUSTAKA [1] T. Gonen, Electric Power Distribution System Engineering, McGraw Hill, United States of America,1987. [2] H. Basri, Sistem distribusi daya listrik, Balai Penerbit dan Humas ISTN, Jakarta Selatan, 2003. [3] Fry Sun, Perencanaan jaringan distribusi sekunder dan kapasitas [4] transformator untuk perumahan RSS Manulai II, Undana. 2011 [5] Suhadi dkk, Teknik distribusi tenaga listrik Jilid 1, Dirjen Dikdasmen Depdikbud, Jakarta. 2008 [6] Suhadi dkk, Teknik distribusi tenaga listrik Jilid 2, Dirjen Dikdasmen Depdikbud, Jakarta. 2008. [7] f.ssuryatmo, Teknik listrik instalasi penerangan, PT. Rineka Cipta, Jakarta, 2004. [8] SNI 04-0225-2000: Persyaratan Umum Instalasi Listrik (PUIL 2000), Badan Standardisasi Nasional, Jakarta, 2000. [9], Materi Prajabatan PT. PLN (Persero), Pandaan, 2008. [10], Data Beban Trafo Daya dan Jaringan Distribusi, PT PLN (Persero) Wilayah Cabang Kupang, Kupang, 2011.

Evtaleny R. Mauboy dkk.: PERENCANAAN KEBUTUHAN DISTRIBUSI SEKUNDER PERUMAHAN RSS MANULAI II 15 TABEL VII LOSSES JARINGAN DISTTRIBUSI AREA TRAFO A (m) Ukuran (mm2) Resistansi (ohm/km) KHA Losses 1 A1-A12 306 37,437 4x25 1,016 100 435,721 2 A1- A2 102 175,818 3x70 0,5096 185 1606,786 3 A2- A3 102 120,332 3x70 0,5096 185 752,647 4 A2-A21 204 46,127 4x25 1,423 100 617,661 5 A3 -A32 357 61,503 3x70 0,5096 185 688,161 6 A3- A34 153 44,122 4x25 1,423 100 423,839 Total 1224 4524,815 TABEL VIII LOSSES JARINGAN DISTRIBUSI AREA TTRAFO B (m) Ukuran (mm2) Resistansi (ohm/km) KHA Losses 1 B - B1 204 165,791 3x70 0,5096 185 2857,458 2 B1 - B2 51 93,592 3x70 0,5096 185 227,653 3 B1 - B11 357 56,155 3x70 0,5096 185 573,684 4 B2 - B21 255 32,089 4x25 1,423 100 373,632 5 B2 - B3 102 52,812 3x70 0,5096 185 144,978 6 B3 - B31 204 15,376 4x25 1,423 100 68,629 7 B3 - B32 102 28,077 3x70 0,5096 185 40,977 8 B32 - B33 51 5,348 4x25 1,423 100 2,076 Total 1377 4291,163 TABEL IX JATUH TEGANGAN CIRCUIT AREA TRAFO A Resistansi (m) (R) Reaktansi (X) (V) (%) 1 A1- A12 306 37,437 1,4230 0,0864 14,846 3,907 2 A1 - A2 102 175,818 0,5096 0,0782 9,170 2,413 3 A2 - A3 102 120,332 0,5096 0,0782 6,276 1,652 4 A1 - A21 204 46,127 1,4230 0,0864 12,195 3,209 5 A3 - A32 357 61,503 0,5096 0,0782 11,228 2,955 6 A3 - A34 153 44,122 1,4230 0,0864 8,748 2,302

16 Jurnal Rekayasa Elektrika Vol. 10,. 1, April 2012 TABEL X JATUH TEGANGAN PADA UJUNG JARINGAN TRAFO A Ujung Jaringan Long (m) (V) (%) 1 A12 306 14,7839 3,9 2 A21 306 20,8664 5,5 3 A32 561 25,3445 6,7 4 A34 357 23,4122 6,2 (m) TABEL XI JATUH TEGANGAN CIRCUIT AREA TRAFO B Resistansi (R) Induktansi (X) (V) (%) 1 B - B1 204 165,791 0,5096 0,0782 17,295 4,551 2 B1 - B2 51 93,592 0,5096 0,0782 2,441 0,642 3 B1 - B11 357 56,155 1,0160 0,0830 18,977 4,994 4 B2 - B21 255 32,089 1,4230 0,0864 10,604 2,791 5 B2 - B3 102 52,812 0,5096 0,0782 2,755 0,725 6 B3 - B31 204 15,376 1,4230 0,0864 4,065 1,070 7 B3 - B32 102 28,077 0,5096 0,0782 1,464 0,385 8 B32 - B33 51 5,348 1,4230 0,0864 0,353 0,093 9 B32 - B34 51 5,348 1,4230 0,0864 0,353 0,093 TABEL XII JATUH TEGANGAN PADA UJUNG JARINGAN TRAFO B Ujung Jaringan Long (m) (V) (%) 1 B11 561 26,3154 6,9 2 B31 561 28,2175 7,4 3 B21 510 22,9590 6,0 4 B33 510 27,3801 7,2 5 B34 510 27,5122 7,2