BAB I PENDAHULUAN. satunya dengan metode pengukuran denyut jantung. Metode pengukuran. dengan metode SWAT (Subjective Workload Assessment Technique).

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. terlihat dari kondisi kesehatan fisik dan mental, pendidikan atau keahlian,

BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya jumlah kendaraan juga berbanding lurus dengan meningkatnya

BAB I PENDAHULUAN. daerah jawa tengah keberadaan bus sudah banyak digunakan para masyarakat

C.4. Analisis Beban Kerja Fisik dan Mental pada Pengemudi Bus Damri...

BAB I PENDAHULUAN. karena penurunan biaya transportasi dapat meningkatkan keuntungan. mengoptimalkan penggunaan kapasitas serta jumlah kendaraan.

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan metode yang telah diakui. berbagai metode, dan salah satunya adalah metode pengukuran NASA TLX.

LAPORAN TUGAS AKHIR ANALISA PENGARUH SHIFT

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pemeliharaan, perawatan, perbaikan kendaraan-kendaraan dinas angkutan

Evaluasi Beban Kerja Mental Dengan Subjective Workload Assessment Technique (Swat) Di PT. Air Mancur

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Karena tanpa pengaturan sumber daya manusia yang tepat, maka. banyak artinya tanpa dikelola oleh manusia secara baik.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

NASKAH. Diajukan oleh: D TEKNIK

SKRIPSI. Oleh : Pima Claudia Markezia NIM: DEPARTEMEN HUKUM KEPERDATAAN PROGRAM KEKHUSUSAN HUKUM PERDATA BW

BAB I PENDAHULUAN. dengan kota lainnya baik yang berada dalam satu wilayah administrasi propinsi

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1. Universitas Kristen Maranatha

LAPORAN TUGAS AKHIR PENGUKURAN DAN ANALISIS BEBAN KERJA FISIK DAN MENTAL PENGEMUDI BUS AKDP RUTE SOLO- SEMARANG

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi dan moneter yang melanda negara Indonesia. memberikan dampak yang tidak menguntungkan di semua bidang.

PENGUKURAN BEBAN KERJA MENTAL MASINIS KERETA API RUTE JARAK JAUH (STUDI KASUS PADA PT KAI DAOP 2)

BAB III METODOLOGI. 3.1 Persiapan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. aspek kehidupan seseorang baik dalam aspek sosial, ekonomi, lingkungan, masyarakat agar beralih ke sarana jasa angkutan umum

BAB I PENDAHULUAN. Setiap tahun jumlah penduduk Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta

KOMPLEK PERUM DAMRI TERPADU DI SEMARANG

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan negara yang luas yang terdiri dari banyak pulau.

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

EKSISTENSI ANGKUTAN PLAT HITAM PADA KORIDOR PASAR JATINGALEH GEREJA RANDUSARI TUGAS AKHIR

PERANCANGAN ULANG DASHBOARD DAN LAYOUT KONTROL DRIVER SERTA KURSI PENUMPANG BUS DAMRI AC BERDASARKAN DATA ANTHROPOMETRI

BAB I PENDAHULUAN. transportasi merupakan satu kesatuan yang utuh baik intra maupun antar moda

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang. Transportasi di Indonesia mengalami perkembangan sangat pesat pada saat

BAB I TINJAUAN PUSTAKA BAB I PENDAHULUAN

BAB 6 KESIMPULAN Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. umum. Angkutan umum adalah layanan jasa angkutan yang memiliki trayek,

TUGAS AKHIR PERENCANAAN SISTEM DITRIBUSI HASIL PRODUKSI BUKU PADA PT. BINA PUTRA MANDIRI

BAB I PENDAHULUAN. paling utama dalam kerja dimana manusia berperan sebagai perencana dan

HARFI FAHRUDIAWAN NIM: A

NUR HAYATI NIM : D

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan masyarakat kota Padang dalam menjalankan aktifitas sehari-hari sangat tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan sosial dan ekonomi masyarakat, sebaliknya peningkatan taraf

BAB 1 : PENDAHULUAN. derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.pembangunan kesehatan harus mencakup

BAB I PENDAHULUAN. Masalah transportasi atau perhubungan merupakan masalah yang

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai kemampuan untuk mencapai tujuan dalam waktu cepat, berteknologi

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. a. Latar Belakang. tahun 2010 jumlah kecelakaan yang terjadi sebanyak sedangkan pada tahun

BAB I PENDAHULUAN. Dalam sistem persaingan yang sangat ketat, perusahaan dituntut untuk

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan arus lalu-lintas menjadi sangat padat. Selama ini data

BAB I PENDAHULUAN. pengoperasian fasilitas transportasi yang ada (Wahyuni.R, 2008 ).

STUDI KINERJA OPERASI DAMRI DI KOTA BANDUNG UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Letak secara geografis Kabupaten Sleman yang sangat strategis yaitu

BAB I PENDAHULUAN. ini. Oleh karena itulah membangun kepercayaan konsumen dan citra perusahaan

DESIGN PENETAPAN TARIF BUS PATAS AC PO. LANGEN MULYO JURUSAN SURAKARTA YOGYAKARTA

ABSTRAK. Kata Kunci : Proses antrian, TransJogja

DAFTAR ISI. Abstrak... Kata Pengantar... Daftar Isi... Daftar Tabel... Daftar Gambar...

EINDAH NURI YAMTINI N.H NIM : D NIRM :

BAB I. PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat mengendalikan seluruh aktivitas perusahaan. Perusahaan pada

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Khusus bagi Indonesia sebagai negara kepulauan angkutan udara

BAB I PENDAHULUAN. tenaga manusia dalam bidang industri. Dengan diketemukannya mesin serta

BAB III METODOLOGI PENELITIAN START

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tempat wisata satu ke tempat wisata lainnya. tersebut menjadikan jalan di Kota Denpasar banyak terjadi kemacetan.

BAB V ANALISIS TINGKAT KESIAPAN KOTA SURAKARTA TERHADAP DIMENSI MOBILITAS CERDAS

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat pesat. Hal ini dapat terlihat dengan semakin bertambahnya maskapai

BAB I PENDAHULUAN. meningkat seiring dengan bertambahnya jumlah dan kebutuhan penduduk.

PERSEPSI DAN TINGKAT KEPUASAN PENGGUNA JASA ANGKUTAN UMUM (Studi Kasus : Kereta Api Prambanan Ekspres Solo-Yogyakarta)

BAB I PENDAHULUAN. tinggi yang mengakibatkan kepadatan penduduk yang tinggi. Hal ini berdampak

BAB III LANDASAN TEORI. instasi pemerintah berdasarkan indikator indikator teknis, administrasif dan

BAB I PENDAHULUAN. Angkutan umum merupakan sarana untuk memindahkan barang dan orang

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. (Rizal, 2012:2) yang menyatakan bahwa penerapan ilmu dan teknologi pada

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. untuk memikirkan langkah strategis dalam setiap perencanaan aktifitas

BAB I PENDAHULUAN. melayani 10 koridor dengan total panjang lintasan 123,35 km yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Indonesia sebagai negara berkembang saat ini sedang giat melaksanakan

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

2017, No c. bahwa untuk mempercepat penyelenggaraan kewajiban pelayanan publik untuk angkutan barang di laut, darat, dan udara diperlukan progr

BAB I PENDAHULUAN. dalam hal ini kondisi jalan serta cuaca turut berperan (Bustan, 2007).

BAB 1 PENDAHULUAN. Jalan raya merupakan salah satu sarana transportasi darat, di samping sarana

BAB I PENDAHULUAN. Kota kota di Indonesia berkembang dengan pesat dalam pengertian

EVALUASI KINERJA OPERASI BUS AC TRAYEK DIPATI UKUR - JATINANGOR DITINJAU DARI WAKTU KEBERANGKATAN DAN KEDATANGAN PADA TIAP HALTE

STUDI WAKTU PERJALANAN, TUNDAAN DAN FAKTOR MUAT BUS NON-AC TRAYEK BANDUNG-GARUT

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berkembang seiring dengan perubahan dan kemajuan teknologi otomotif.kebutuhan

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam dua dekade terakhir, terutama dalam bidang kenyamanan dan keamanan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan transportasi dan teknik perencanaannya mengalami

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap aktifitas atau pekerjaan yang dilakukan suatu pekerja pasti selalu mempunyai suatu beban kerja. Beban kerja tersebut terdiri dari dua macam yaitu beban kerja fisik dan beban kerja mental. Dibutuhkan suatu metode pengukuran untuk mengetahui seberapa besar beban kerja yang ditibulkan. Berbagai metode digunakan untuk mengukur beban kerja fisik, salah satunya dengan metode pengukuran denyut jantung. Metode pengukuran beban kerja fisik dengan denyut jantung adalah cara pengukuran beban kerja fisik yang paling mudah. Seperti halnya beban kerja fisik, metode yang digunakan untuk melakukan pengukuran beban kerja mental juga beragam, salah satunya dengan metode SWAT (Subjective Workload Assessment Technique). Dengan metode ini dapat diketahui beban mental seseorang setelah melakukan suatu pekerjaan. PERUSAHAAN UMUM DAMRI UBK SURAKARTA merupakan sebuah perusahaan negeri yang bergerak di bidang transportasi umum di daerah Surakarta khususnya. Perusahaan ini memiliki 30 armada reguler 1

2 yang beroperasi setiap harinya, terdiri dari 15 bus AC dan 15 bus BST. Perusahaan ini melayani rute dalam kota yaitu Palur Kartasura PP. Setiap hari bus keluar dari garasi pukul 4.30 dan kembali lagi setelah pukul 17.00. Ini berarti waktu kerja pengemudi bus selama rentang waktu tersebut. Lamanya waktu kerja ditambah target yang membebani, serta tidak teraturnya lalu lintas kota menjadi permasalahan yang mendasar. Tentu hal tersebut menimbulkan beban kerja bagi pengemudi baik beban kerja fisik maupun beban kerja mental. Dalam permasalahan beban kerja tersebut beberapa peneliti telah membahasnya seperti: Puspitasari dkk (2009) dalam penelitinnya mengenai beban metal pada dosen teknik elektro Universitas Diponegoro, Wignjoesoebroto dkk (2003) meneliti mengenai beban mental pilot pesawat dan menganalisis kondisi penerbangan yang mengakibatkan beban kerja mental meningkat. Dalam mengemudikan bus keselamatan penumpang adalah hal yang harus diutamakan. Dalam prakteknya ada beberapa hal yang tidak dapat terduga oleh pengemudi yang dapat mengakibatkan terjadinya kecelakaan. Pada situasi tersebut pengemudi dituntut untuk lebih berkonsentrasi, dan pada kondisi yang tak terduga tersebut dapat menimbulkan beban kerja mental yang tinggi. Dengan latar belakang tersebut yang mendorong penulis akan melakukan penelitian mengenai beban kerja fisik dan beban kerja mental

3 serta meneliti pada kondisi seperti apakah yang menimbulkan beban kerja mental yang tinggi pada pengemudi bus. 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, maka dalam penelitian ini penulis merumuskan permasalahan sebagai berikut 1. Bagaimana beban kerja fisik pengemudi bus Damri UBK Surakarta? 2. Bagaimana beban kerja mental pengemudi bus Damri UBK Surakarta? 3. Kondisi apa sajakah yang mempengaruhi beban kerja mental pada pengemudi bus Damri UBK Surakarta? 4. Pada kondisi seperti apa yang memberikan beban kerja mental paling tinggi pada pengemudi bus Damri UBK Surakarta? 1.3 Batasan Masalah Dalam suatu penelitian untuk memfokuskan permasalahan dan agar penelitian sesuai tujuan maka diperlukan suatu batasan masalah. Dalam penelitian kali ini penulis member batasan masalah yaitu: 1. Penelitian dilakukan di PERUM DAMRI UBK Surakarta. 2. Penelitian dilakukan terhadap semua pengemudi Bus DAMRI AC. 3. Penelitian dilakukan setelah Bus kebali ke garasi untuk parkir yaitu setelah pukul 17.00. 4. Pengukuran beban kerja fisik dengan metode denyut jantung. 5. Pengukuran beban kerja mental dengan metode SUBJECTIVE WORKLOAD ASSESSMENT TECHNIQUE.

4 1.4 Tujuan Penelitian Adapun tujuan yang ingin diperoleh dalam penelitian ini yaitu: 1. Mengetahui bagaimana beban kerja fisik pengemudi bus di Perusahaan Umum DAMRI UBK Surakarta. 2. Mengetahui bagaimana beban kerja mental pengemudi bus di Perusahaan Umum DAMRI UBK Surakarta. 3. Mengetahui kondisi yang mempengaruhi beban kerja mental pengemudi bus di Perusahaan Umum DAMRI UBK Surakarta. 4. Mengetahui yang memberikan beban kerja mental paling tinggi pada pengemudi bus di Perusahaan Umum DAMRI UBK Surakarta. 1.5 Manfaat Peelitian Berikut manfaat yang ingin diperoleh pada penelitian kali ini antara lain: 1. Bagi pengemudi Manfaat yang bisa diambil oleh seorang pengemudi adalah dapat menambah pengetahuan serta pemahaman tentang beban kerja baik fisik maupun mental dari pekarjaannya sehingga secara mandiri dapat melakukan upaya-upaya dalam meminimalkan beban kerja fisik dan mental. 2. Bagi Manajemen Manfaat yang bisa diambil oleh pihak manajemen dari penelitian ini adalah dapat digunakan sebagai bahan evaluasi dan acuan menetapka

5 Standart Operating Procedure (SOP) yang lebih baik guna meningkatkan kualitas pelayanan. 3. Bagi Penulis Manfaat yang bisa diambil oleh peneliti dari penelitian ini adalah sebagai media untuk menerapkan teori-teori yang didapat di bangku perkuliahan untuk diterapkan ke dupuspitasari nyata. 1.6 Sistematika Penulisan Laporan Agar penelitian ini mudah dimengerti serta memenuhi untuk diajukan sebagai Laporan Tugas Akhir, maka penulisannya dibagi dalam tahap-tahap dimana satu bab dengan bab yang lainnya merupakan suatu rangkaian yang saling melengkapi. Dengan demikian sistematika penulisannya adalah sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN Bab ini merupakan pengantar permasalahan yang dibahas, yang meliputi latar belakang masalah, perumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan. BAB II LANDASAN TEORI Merupakan pembahasan secara terperinci mengenai metode maupun teori-teori yang digunakan sebagai landasan untuk pemecahan masalah.

6 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Berisikan tentang uaraian yang memuat tentang tahap-tahap penelitian yang akan dilakukan untuk pemecahan masalah, sehingga akan didapatkan suatu solusi yang layak sesuai dengan tujuan penelitian. BAB IV PENGOLAHAN DAN ANALISA DATA Menyajikan data-data yang diperlukan yang diperoleh dari obyek penelitian dan membahas atau mengerjakan data-data yang diperoleh dari obyek penelitian dan menyajikan hasil-hasil analisa terhadap data-data yang diperoleh dari obyek penelitian. BAB V PENUTUP Berisikan kesimpulan dari hasil penelitian yang telah selesai dilakukan dan beberapa saran bagi perusahaan berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan.