PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE PADA MATERI PERUBAHAN SIFAT BENDA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

dokumen-dokumen yang mirip
PENERAPAN MODEL LEARNING CYCLE 7E UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI PROSES DAUR AIR

PENERAPAN MODEL DISCOVERY LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI PERUBAHAN WUJUD BENDA

Silvia Fitriyani 1, Ali Sudin 2, Atep Sujana 3. Jl. Mayor Abdurrachman No. 211 Sumedang 1 2

Linda Yuliana 1, Ani Nur Aeni 2, Atep Sujana 3. Jl. Mayor Abdurachman No.211 Sumedang

Shanty Della Setiasih¹, Regina Lichteria Panjaitan², Julia³. Program Studi PGSD Kelas UPI Kampus Sumedang Jl. Mayor Abdurahman No.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

PENERAPAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI ENERGI PANAS

Ai Rosliyani 1, Nurdinah Hanifah 2, Riana Irawati 3

PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SD KELAS IV PADA MATERI HUBUNGAN ANTARA SIFAT BAHAN DENGAN KEGUNAANNYA

Penerapan Model Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Kenampakan Alam Dan Sosial Budaya

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM MENEMUKAN KALIMAT UTAMA PADA TIAP PARAGRAF

PENERAPAN METODE MIND MAP POHON JARINGAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI TOKOH SEJARAH KERAJAAN ISLAM DI INDONESIA

PENERAPAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV PADA MATERI GAYA

Sekar Nurgupita 1, Riana Irawati, 2 Prana Dwija Iswara, 3. Jl. Mayor Abdurachman No. 211 Sumedang 1. 2

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI GAYA GESEK

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN VISUAL, AUDITORIAL, DAN KINESTETIK UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA SEKOLAH DASAR

BAB III METODE PENELITIAN. Wetan Kabupaten Karawang. SDN Cilamaya I merupakan sekolah tempat penulis

PENERAPAN METODE ROLE PLAYING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI HUBUNGAN MAHLUK HIDUP DENGAN LINGKUNGANNYA

PENERAPAN PERMAINAN MENGARANG GOTONGROYONG BERBANTUAN KARTU GAMBAR SERI UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENYUSUN PARAGRAF

BAB III METODE PENELITIAN

PENERAPAN METODE QUANTUM READING DAN MEDIA GARIS WARNA-WARNI DALAM MENEMUKAN GAGASAN UTAMA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Wafa Walfiani 1, Dadang Kurnia 2, Riana Irawati 3. Jl. Mayor Abdurachman No. 211 Sumedang 1 2

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Multiati¹, Dadan Djuanda², Julia³

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TEKNIK MAKE A MATCH DENGAN MEDIA KARTU KLOP UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI KENAMPAKAN ALAM DAN BUATAN

PENERAPAN METODE THINK PAIR SHARE DENGAN TEKNIK PERMAINAN KATA KUNCI UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBACA DALAM MENEMUKAN PIKIRAN POKOK

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI ENERGI BUNYI

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research), dari namanya sudah

BAB III METODE PENELITIAN

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas V SDN 2 Ogowele Pada Pokok Bahasan Perkembangbiakan Pada Hewan Melalui Penerapan LKS Bergambar

PENERAPAN METODE ESCO (ESTAFET WRITING AND COLLABORATIVE WRITING) DENGAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MELENGKAPI CERITA RUMPANG

Penerapan Keterampilan Proses Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Sains (Sifat Benda) di Kelas IV SDN 2 Karamat

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA PADA MATERI PESAWAT SEDERHANA

BAB III METODE PENELITIAN

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Metode Eksperimen dalam Pembelajaran IPA di Kelas V SDN Meselesek

Sofyan Mustoip 1, Dadang Kurnia 2, Prana Dwija Iswara 3. Jl. Mayor Abdurachman No. 211 Sumedang 1

BAB III METODE PENELITIAN

PENERAPAN METODE INKUIRI DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

Fauziatun Nazilah 1, Prana Dwija Iswara 2, Ali Sudin 3. Jl. Mayor Abdurrachman No. 211 Sumedang

PENERAPAN METODE TURNAMEN MEMBACA UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN SISWA DALAM MENEMUKAN INFORMASI MELALUI MEMBACA MEMINDAI

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dengan Menggunakan Metode NHT (Numbered Head Together) Pada Pokok Bahasan Gaya Kelas V SDN 6 Tambun

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

JUPENDAS, Vol. 3, No. 1, Maret 2016 ISSN:

Delia Delviani 1, Dadan Djuanda 2, Nurdinah Hanifah 3. Jl. Mayor Abdurachman No. 211 Sumedang 1

PENERAPAN METODE COCOA UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENGOMENTARI TOKOH CERITA/ DONGENG ANAK

UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS PERMULAAN DALAM MELENGKAPI CERITA RUMPANG MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR DAN PAPAN BERGARIS

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Gunungkuning Kecamatan Sindang Kabupaten Majalengka. Adapun alasan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR SISWA MELALUI METODE ROLLING QUESTION MATERI SEGITIGA DAN SEGI EMPAT DI SMPN 3 CIAWIGEBANG KABUPATEN KUNINGAN

Pemanfaatan Lingkungan Alam Sekitar Sebagai Sumber Belajar Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas III SDN 10 Gadung

Meningkatkan Hasil Belajar IPA Khususnya Materi Energi dan Perubahannya Melalui Pembelajaran Quantum Teaching di Kelas V SDN Inpres Matamaling

*Keperluan Korespondensi, telp: ,

BAB III METODE PENELITIAN

B. Disain Penelitian Pada penelitian ini menggunakan desain penelitian Kemmis dan Taggart (dalam Wiriaatmadja: 2008)

BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN. sendiri melalui refleksi diri dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Penerapan Model Contextual Teaching and Learning (CTL) dengan Menggunakan Media Papan Gambar Berlapis untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MATERI AKTIVITAS EKONOMI MELALUI MODEL MAKE A MATCH DI KELAS IV SDN II ARYOJEDING KABUPATEN TULUNGAGUNG

BAB III METODE PENELITIAN. memperbaiki layanan kependidikan yang harus diselenggarakan dalam

Penerapan Metode Tanya Jawab untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Sumber Daya Alam di Kelas IV SDN FatufiaKecamatan Bahodopi

JUPEMASI-PBIO Vol. 1 No. 2 Tahun 2015 ISSN: Halaman

PENERAPAN MODEL PBL BERBANTUAN MULTIMEDIA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI DAUR AIR DAN PERISTIWA ALAM

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENERAPAN METODE GUIDED INQUIRY MENGGUNAKAN HANDOUT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INGGRIS SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

BAB III METODELOGI PENELITAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENGARUH MODE LEARNING CYCLE DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI GAYA MAGNET

Keywords: Open Ended Learning Models, Multimedia, Learning, Natural Science.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA Dengan Metode Kerja Kelompok Siswa Kelas VI SDN Omu

BAB III METODE PENELITIAN. kelas (Classroom Action Research). Penelitian tindakan kelas adalah

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 5E UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR DAN HASIL BELAJAR KKPI PADA SISWA SMKN 2 MALANG

Andriani, Mestawaty, AS.A. dan Ritman Ishak Paudi. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako

BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN

PENERAPAN METODE THINK PAIR SHARE DENGAN TEKNIK PERMAINAN MENEMPEL KATACA DALAM MELENGKAPI PERCAKAPAN RUMPANG

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses Dalam Pembelajaran IPA Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN 1 Binangga Kecamatan Marawola Palu

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) adalah

BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI MEDIA DIORAMA LIPAT PADA SISWA KELAS III SDN NGUNUT 07 KABUPATEN TULUNGAGUNG

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI HUBUNGAN ANTARMAKHLUK HIDUP

Nurhasanah Lidyaningsih 1, Ali Sudin 2, Asep Kurnia Jayadinata 3. Program Studi PGSD UPI Kampus Sumedang Jl. Mayor Abdurrachman No.

PENERAPAN PERMAINAN ESTAFET WORD WRITING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM MATERI KETERAMPILAN MENULIS PUISI BEBAS

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Kelas (PTK). Istilah bahasa Inggrisnya adalah Classroom Action Research.

BAB III METODE PENELITIAN

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK TWO STAY TWO STRAY UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

BAB III METODE PENELITIAN. dengan baik dan benar (Kunandar, 2011: 41). Adlan (2011: 4) menjelaskan

BAB III METODE PENELITIAN

Rinendah Sihwinedar 16

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Transkripsi:

Jurnal Pena Ilmiah: Vol. 1, No, 1 (2016) PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE PADA MATERI PERUBAHAN SIFAT BENDA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA Dini Apriani 1, Atep Sujana 2, Dadang Kurnia 3 1, 2, 3 Program Studi PGSD UPI Kampus Sumedang Jl. Mayor Abdurrachman No. 211 Sumedang 1 Email : diniaprii111@gmail.com 2 Email : atepsujana261272@gmail.com 3 Email : dadangkurnia459@gmail.com Abstrak Penelitian ini dilaksanakan di kelas V SDN Palasari kecamatan Sumedang Selatan kabupaten Sumedang. Model yang digunakan adalah model pembelajaran learning cycle. Bentuk penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas dengan desain dari Kemmis dan Taggart yang dilakukan dalam tiga siklus. Pada observasi data awal hasil belajar siswa pada materi perubahan sifat benda masih rendah. Hanya ada 14,3% siswa mencapai ketuntasan. Hasil yang diperoleh dari presentase penilaian kinerja guru tahap perencanaan dari siklus I 83,3%, siklus II 93,3%, dan siklus III 96,6%. Penilaian kinerja guru tahap pelaksanaan dari siklus I 85,9%, siklus II 89,5%, siklus III 98%. Aktivitas siswa pada siklus I adalah 51,9%, siklus II 75,8%, dan siklus III 86%. Hasil belajar siswa pada siklus I adalah 39,3%, siklus II 64,3%, dan siklus III menjadi 89,3%. Dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran learning cycle dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada materi perubahan sifat benda di kelas V SDN Palasari. Kata kunci: model pembelajaran learning cycle, perubahan sifat benda, hasil belajar siswa. PENDAHULUAN Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tingkah laku seseorang atau sekelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan yang dilakukan oleh seorang guru atau pendidik. Pada hakikatnya pendidikan adalah proses pematangan kualitas hidup. Melalui proses tersebut diharapkan manusia dapata memahami apa arti dan hakikat hidup, serta untuk apa dan bagaimana menjalankan tugas hidup dan kehidupan secara benar. Dalam pengertian yang lebih luas pendidikan dapat diartikan sebagai sebuah proses dengan metode-metode tertentu sehingga orang memperoleh pengetahuan, pemahaman, dan cara bertingkah laku yang sesuai dengan kebutuhan. Dalam tujuan pendidikan nasional dijelaskan bahwa salah satunya yaitu mencetak siswa yang cakap, kreatif, dan mandiri. Namun dalam pelaksanaannya masih banyak kendala terutama oleh pola pembelajaran dan sistem evaluasi yang hanya menekankan pada aspek kognitif, sementara penguasaan keilmuan secara real di lapangan kurang mendapatkan perhatian secara proporsional. Hal ini bisa saja terkait dengan kultur dan kinerja mengajar guru serta budaya belajar siswa yang kurang baik. Untuk itu perlu adanya inovasi-inovasi baru yang diterapkan oleh 781

Dini Apriani, Atep Sujana, Dadang Kurnia guru dalam pembelajaran baik dari segi model, metode, strategi, maupun media yang digunakan agar bisa menumbuhkan kecakapan, kreativitas dan kemandirian siswa untuk mendapatkan hasil belajar yang baik. Kreativitas guru dalam mengemas pembelajaran juga sangat berpengaruh terhadap berhasilnya suatu pembelajaran di dalam kelas. Guru dituntut untuk bisa menciptakan pembelajaran yang efektif dan efisien dalam semua matapelajaran. Pada pembelajaran IPA khususnya, guru dituntut untuk bisa mengemas pembelajaran secara cermat tidak hanya dengan kontekstual namun perlu adanya metode dan kegiatankegiatan yang memungkinkan siswa untuk menemukan sendiri penemuan baru ataupun fakta-fakta yang sudah ada di lapangan. IPA atau sains adalah hasil kegiatan manusia yang berupa pengetahuan, gagasan dan konsep yang terorganisasi secara logis dan sistematis tentang alam sekitar, yang diperoleh dari pengalaman melalui serangkaian proses ilmiah seperti pengamatan, penyelidikan, penyusunan hipotesis dengan diikuti pengujian gagasan. IPA bukan hanya kumpulan ilmu pengetahuan saja, namun di dalamnya terkandung hal-hal lain, seperti yang dikemukakan Carin dan Evan (dalam Sujana, dkk., 2009, hlm. 93) yang menyatakan bahwa, Sains mengandung empat hal, yaitu: konten atau produk, proses atau metode, sikap, serta, teknologi. Oleh karena itu, materi pembelajaran ilmu pengetahuan alam pun memiliki karakteristik yang berbeda dengan ilmu-ilmu pengetahuan lainnya. IPA menuntut seorang guru yang akan mengajarkannya untuk menguasai pengetahuan, cara kerja, serta keterampilan dalam bidangnya. Pengelolaan kelas dan laboratorium dengan baik merupakan hal yang sangat penting bagi seorang guru ilmu pengetahuan alam. Seorang guru ilmu pengetahuan alam juga perlu memotivasi siswanya agar selalu senang belajar ilmu pengetahuan alam, memberi penguatan serta memperhatikan bahwa belajar ilmu pengetahuan alam yang baik bukan hanya dengan menghafal. Ilmu pengetahuan alam tidak bisa hanya berbentuk sebuah konsep saja, namun pembelajaran ilmu pengetahuan alam secara praktik juga harus diterapkan dan diaplikasikan secara langsung. Secara tidak disadari kegiatan sehari-hari yang dilakukan manusia semuanya mengandung ilmu pengetahuan alam. Jadi, bisa dikatakan bahwa ilmu pengetahuan alam ada di sekitar kehidupan manusia. IPA sebagai disiplin ilmu dan penerapannya dalam masyarakat membuat pendidikan IPA menjadi penting. Oleh karena itu, pembelajaran IPA di Sekolah Dasar harus menggunakan suatu model yang dapat melibatkan seluruh siswa agar pembelajaran menjadi lebih menyenangkan dan tidak membosankan. Dengan proses pembelajaran yang seperti itu maka hasil belajar siswa pun akan lebih baik sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Pada saat ini pembelajaran IPA di sekolah dasar masih jauh dari apa yang seharusnya dilakukan pada pembelajaran IPA. Dari observasi yang dilakukan oleh peneliti pada tanggal 05 November 2015, pada umumnya metode yang digunakan adalah metode ceramah dan pendekatan yang diterapkan adalah pendekatan konsep. Pembelajaran tipe ini cenderung membawa situasi kelas menjadi tegang karena menuntut siswa konsentrasi penuh secara terus menerus dari awal sampai akhir pembelajaran dan harus selalu mendengarkan setiap penjelasan yang disampaikan oleh guru. Akibatnya cukup melelahkan sehingga sering terlontar komentar siswa bahwa pembelajaran sains itu membosankan. Untuk itu perlu adanya penganekaragaman model, metode, atau pendekatan dalam pembelajaran sains. Pembelajaran IPA seharusnya dibuat semenarik mungkin agar siswa tidak cepat merasa bosan terhadap pelajaran IPA 782

Jurnal Pena Ilmiah: Vol. 1, No, 1 (2016) sehingga hasil belajar siswa akan lebih meningkat. Namun pembelajaran IPA masih jauh dari ideal. Seperti yang terjadi di SD Negeri Palasari proses pembelajaran IPA yang dilaksanakan oleh guru masih cenderung menggunakan metode ceramah dan hanya diberi penugasan biasa sehingga siswa masih banyak yang tidak memahami materi yang disampaikan guru dan merasa bosan. Berikut ini adalah pemaparan hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti mengenai kinerja guru, aktivitas siswa, dan hasil belajar siswa pada saat pelaksanaan pembelajaran yaitu sebagai berikut. Kinerja Guru Seperti biasanya guru memasuki kelas dan semua siswa mengucapkan salam. Lalu guru menginstruksikan siswa untuk berdo a dan dipimpin oleh ketua kelas. Kemudian guru mengecek kehadiran siswa dan melakukan apersepsi dengan melakukan tanyajawab dengan siswa tentang materi yang telah dipelajari minggu kemarin. Guru menjelaskan kembali materi yang telah dipelajari yaitu tentang perubahan sifat benda. Setelah itu membagi siswa ke dalam beberapa kelompok namun pembagian kelompok tidak merata karena ada kelompok siswa yang 7 orang dan ada yang hanya 4 orang. Guru memberi tugas kepada siswa untuk membuat tabel laporan pengamatan minggu lalu tentang pembakaran. Guru membuat tabel laporan di papan tulis tanpa menggunakan lembar kerja siswa. Guru menjelaskan terlebih dahulu cara pengisian tabel dan siswa mengerjakan laporan bersama kelompoknya masing-masing. Setelah selesai, guru menyuruh perwakilan dari kelompok untuk membacakan hasil laporan di depan kelas. Ketika perwakilan kelompok membacakan hasil laporannya, guru hanya fokus pada yang membaca sedangkan siswa lainnya tidak diperhatikan sehingga banyak yang mengobrol. Hal ini membuat keadaan di kelas menjadi tidak kondusif. Setelah semua perwakilan kelompok maju ke depan kelas, guru menyimpulkan hasil pengamatan dan menyamakan persepsi dengan siswa. Guru memberikan soal sebagai evaluasi. Kemudian guru menyimpulkan seluruh pelajaran dan menutup pembelajaran pada hari itu. Aktivitas Siswa Siswa masih dalam keadaan belum siap untuk belajar terlihat dari masih banyak yang tidak duduk di bangku mereka sendiri. Setelah guru mulai mengecek kehadiran, barulah siswa bisa dikendalikan dengan baik. Ketika diberi pertanyaan oleh guru sebagai apersepsi, siswa masih lupa tentang materi yang telah diajarkan guru minggu sebelumnya yaitu tentang pembakaran. Siswa kemudian bekerja sama bersama kelompoknya masing-masing untuk membuat laporan percobaan yang sudah dilakukan minggu sebelumnya. Siswa masih banyak yang kebingungan dalam mengerjakan laporan pengamatan. Setelah selesai mengerjakan laporan, perwakilan kelompok membacakan hasil laporan di depan kelas. Pada saat temannya membacakan hasil laporan, siswa lain kurang memperhatikan masih banyak yang mengobrol. Setelah semuanya selesai, siswa mengerjakan soal evaluasi yang diberikan oleh guru secara individu. Hasil Belajar Siswa Setelah melakukan evaluasi terhadap siswa mengenai materi perubahan sifat benda, ternyata masih banyak siswa yang belum tuntas mencapai nilai KKM yaitu 75. Dari jumlah 28 siswa, hanya ada 4 orang atau 14,3% yang tuntas dan 24 orang atau 85,7% belum tuntas. Hasil ini menunjukkan bahwa pemahaman siswa terhadap materi perubahan sifat benda masih sangat kurang. Apabila dianalisis dari data yang diperoleh siswa masih banyak yang tidak mengerti apa itu perubahan sifat benda dan juga faktorfaktor penyebab perubahan sifat benda tersebut. Selain itu aktivitas siswa pun dirasa 783

Dini Apriani, Atep Sujana, Dadang Kurnia masih sangat kurang dapat terlihat dari kurangnya respon siswa dalam menjawab pertanyaan guru. Hal ini juga dapat menjadi salah satu penyebab kurangnya hasil belajar siswa. Dari permasalahan tersebut guru seharusnya menciptakan proses pembelajaran yang membuat siswa lebih aktif, agar siswa mampu memahami materi lebih cepat sehingga hasil belajar siswa akan meningkat. Kreativitas guru sangat dibutuhkan dalam menangani masalah yang terjadi si SDN Palasari ini. Guru harus membuat suatu pembelajaran yang akan meningkatkan motivasi dan keaktifan siswa dalam belajar. Penggunanaan media, metode, model dan bahkan strategi pembelajaran yang tepat sangat penting dalam pembelajaran terutama di sekolah dasar. Pada saat ini banyak sekali model pembelajaran yang menarik untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam belajar yang dikembangkan oleh para ahli. Salah satu contoh yang disarankan untuk pembelajaran sains di Indonesia adalah memulai dari apa yang menurut siswa merupakan hal yang biasa, padahal sesungguhnya tidak demikian. Perlu diupayakan terjadinya situasi konflik pada struktur kognitif siswa. Untuk mengatasi masalah tersebut digunakan model pembelajaran learning cycle. Learning cycle atau siklus belajar adalah suatu model pembelajaran yang berpusat pada siswa yang merupakan rangkaian tahap-tahap kegiatan (fase) yang diorganisasi sedemikian rupa sehingga siswa dapat menguasai kompetensi-kompetensi yang harus dicapai dalam pembelajaran dengan berperan aktif (Shoimin, 2013, hlm 58). Model learning cycle dirasa merupakan salah satu model yang cocok untuk menciptakan pembelajaran IPA di SDN Palasari khususnya pada materi perubahan sifat benda, karena model ini menerapkan pembelajaran yang berdasarkan pada pengalaman dan kehidupan sehari-hari siswa sendiri. Kelebihan dari model pembelajaran learning cycle ini adalah siswa dilibatkan secara aktif dalam proses pembelajaran, siswa dapat menerima pengalaman dan dimengerti oleh orang lain, siswa juga mampu mengembangkan potensi individu yang berhasil dan berguna, kreatif, bertanggung jawab, mengaktualisasikan dan mengoptimalkan dirinya terhadap perubahan yang terjadi, sehingga pembelajaran menjadi lebih bermakna. Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis akan melakukan penelitian di kelas V SDN Palasari dengan judul Penerapan Model Pembelajaran Learning Cycle pada Materi Perubahan Sifat Benda untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas V SDN Palasari Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang). METODE PENELITIAN Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK). PTK dalam bahasa Inggris diartikan dengan classroom action research disingkat CAR. Oleh karena itu ada tiga kata yang membentuk pengertian tersebut, maka ada tiga pengertian pula yang dapat diterangkan. Pertama, penelitian yaitu kegiatan mencermati suatu objek, menggunakan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat untuk meningkatkan mutu dari suatu hal yang menarik minat dan penting bagi peneliti. Kedua, tindakan yaitu sesuatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu, yang dalam penelitian ini berbentuk rangkaian siklus kegiatan. Ketiga, kelas yaitu sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama menerima pelajaran yang sama dari seorang guru. Dengan menggabungkan batasan pengertian tiga kata tersebut dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas 784

Jurnal Pena Ilmiah: Vol. 1, No, 1 (2016) adalah suatu pencermatan terhadap kegiatan yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas. Menurut Wiriaatmadja (2007, hlm. 12) menyatakan bahwa penelitian tindakan kelas merupakan kegiatan reflektif dalam berpikir dan bertindak dari guru. Penelitian ini bertujuan untuk memperbaiki pembelajaran di dalam kelas untuk mencapai tujuan pembelajaran. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di SDN Palasari Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang. Alasan mengapa dilakukan penelitian di lokasi ini karena ditemukan suatu permasalahan pada mata pelajaran IPA khususnya materi perubahan sifat benda yang membuat hasil belajar peserta didik belum mencapai KKM. Subjek Penelitian Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SDN Palasari tahun ajaran 2015/2016 yang terdiri dari 28 siswa; 13 orang siswa laki-laki dan 15 orang siswa perempuan. Siswa kelas V SDN Palasari Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang dipilih sebagai subjek penelitian, karena di kelas ini diperlukan adanya inovasi dalam kegiatan pembelajaran, khususnya mengenai pembelajaran IPA. Instrumen Penelitian Menurut Maulana, (2009, hlm. 34) mengatakan bahwa Instrumen adalah alat untuk mengumpulkan data dalam penelitian sehingga permasalahan yang sebelumnya dirumuskan akan dapat dipecahkan. Menyusun instrumen juga dapat dikatakan sebagai upaya menyusun alat evaluasi, karena namanya evaluasi berarti memperoleh data tentang sesuatu yang diteliti. Adapun instrumen yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah lembar observasi, lembar wawancara, tes hasil belajar dan catatan lapangan. Teknik Pengolahan dan Analisis Data Ada dua cara pengolahan data yang dilakukan yaitu pengolahan data kualitatif dan pengolahan data kuantitatif. Pengolahan data kualitatif diantaranya observasi, wawancara, dan catatan lapangan. Sedangkan pengolahan data kuantitatif adalah tes hasil belajar. Data proses diolah berdasarkan penilaian aktivitas siswa selama pembelajaran diantaranya yaitu dilihat dari tanggung jawab, kerjasama, dan komunikasi. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik analisis data menurut Miles dan Huberman (dalam Hanifah, 2014, hlm. 80) yaitu data reduction, data display, dan conclusion. HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan pada hasil penelitian yang telah dilakukan sebanyak tiga kali mengenai penerapan model pembelajaran learning cycle pada materi perubahan sifat benda di SDN Palasari, ternyata mendapatkan hasil yang baik karena dalam penelitian yang dilakukan oleh peneliti, hasil belajar siswa kelas V mengalami peningkatan. Peningkatan hasil belajar tersebut didasarkan dari hasil temuan yang diperoleh melalui tiga siklus pelaksanaan tindakan. Berikut ini akan dipaparkan mengenai perencanaan, pelaksanaan, dan hasil belajar dengan menggunakan model learning cycle. Perencanaan Pembelajaran Adapun perencanaan yang dilakukan oleh peneliti adalah sebagai berikut yaitu mengadakan diskusi dengan guru wali kelas V SDN Palasari mengenai permasalahan yang terjadi, melakukan studi pustaka mengenai model learning cycle dalam pembelajaran IPA, membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) atau tindakan apa yang akan dilaksanakan pada saat pelaksanaan yang sesuai dengan model learning cycle, menyiapkan media, sumber belajar yang 785

Dini Apriani, Atep Sujana, Dadang Kurnia mendukung untuk pembelajaran menggunakan model learning cycle, membuat format observasi, format wawancara, dan format catatan lapangan, melakukan diskusi dengan guru kelas V yang bertindak sebagai observer mengenai pelaksanaan pembelajaran pada siklus selanjutnya yang akan dilakukan dan kegiatan yang diharapkan dari kegiatan awal sampai kegiatan akhir pembelajaran. Pelaksanaan Pembelajaran Pada kegiatan inti guru mulai menerapkan langkah-langkah pembelajaran pada model learning cycle. Kegiatan awal yang dilakukan guru adalah membagi siswa menjadi 4 kelompok. Setelah kelompok terbentuk guru memberikan sedikit penjelasan tentang perubahan sifat benda. Selanjutnya guru memberikan pertanyaan seputar kejadian sehari-hari yang berhubungan dengan perubahan sifat benda. Kegiatan ini termasuk ke dalam tahap engagement. Kemudian dilanjutkan pada tahap exploration, pada tahap ini guru memberikan LKS pada siswa. Siswa diminta untuk memahami terlebih dahulu tentang petunjuk yang ada dalam LKS dan melakukan percobaan. Selanjutnya tahap explanation guru meminta siswa untuk menuliskan hasil percobaan yang telah dilakukan oleh setiap kelompok. Setelah menuliskan hasil percobaan guru juga meminta setiap perwakilan kelompok untuk mempresentasikan hasil percobaan yang telah ditulis di depan kelas secara bergantian. Kemudian tahap elaboratian pada tahap ini guru meminta siswa untuk mengaplikasikan pembelajaran yang telah diberikan guru di rumah dengan melakukan kegiatan seperti membantu ibu memasak di dapur karena pada saat memasak banyak kegiatan yang berhubungan dengan konsep perubahan sifat benda. Terakhir yaitu tahap evaluation pada tahap ini guru memberikan tes untuk mengukur kemampuan siswa setelah menerima pembelajaran. Hasil observasi kinerja guru mengalami peningkatan dari mulai siklus I, siklus II, dan siklus III. Dengan meningkatnya hasil kinerja guru maka akan naik pula hasil belajar siswa. Data hasil kinerja guru dapat dilihat di bawah ini: Tabel 1. Peningkatan Hasil Kinerja Guru No Siklus Perolehan Skor Perencanaan Pelaksanaan 1. Siklus I 25 (83,3%) 41 (85,4%) 2. Siklus II 28 (93,3%) 43 (89,5%) 3. Siklus III 29 (96,6%) 47 (98%) Dari tabel di atas dapat diperoleh informasi bahwa telah terjadi peningkatan dari siklus I, siklus II, dan siklus III. Peningkatan hasil kinerja guru juga dapat dilihat dari diagram di bawah ini: 786

Jurnal Pena Ilmiah: Vol. 1, No, 1 (2016) 100.00% 95.00% 90.00% 85.00% Perencanaan 80.00% 75.00% Siklus I Siklus II Siklus III Perencanaan Pelaksanaan Gambar 1. Diagram Perbandingan Presentase Kinerja Guru Selain kinerja guru yang mengalami peningkatan, aktivitas siswa kelas V SDN Palasari juga mengalami peningkatan. Peningkatan dari aktivitas siswa dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 2. Peningkatan Aktivitas Siswa No Siklus Siswa Bersikap Baik 1. Siklus I 10 orang (35,70%) 2. Siklus II 23 orang (82,10%) 3. Siklus III 27 orang (96,40%) Dari tabel di atas dapat diperoleh informasi bahwa telah terjadi peningkatan dari siklus I, siklus II, dan siklus III. Selain dari tabel, peningkatan aktivitas siswa juga dapat dilihat dalam diagram di bawah ini: 120.00% 100.00% 80.00% 60.00% 40.00% 20.00% 0.00% Siklus I Siklus II Siklus III Gambar 2. Diagram Perbandingan Presentase Aktivitas Siswa 787

Dini Apriani, Atep Sujana, Dadang Kurnia Dampak pengiring dari meningkatnya aktivitas siswa adalah hasil belajar siswa kelas V SDN Palasari pun ikut meningkat. Dari hasil penelitian diperoleh data hasil belajar siswa kelas V SDN Palasari yang mengalami peningkatan. Menurut Sudjana (2012, hlm. 3), hasil belajar siswa adalah perubahan tingkah laku yang mencakup bidang kognitif, afektif dan psikomotori. Penilaian pada bidang kognitif yaitu mencakup pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan evalasi. Pada bidang afektif yaitu meliputi penerimaan, respon, penilaian, organisasi, dan karakterisasi. Sedangkan, pada bidang psikomotori yaitu penilaian terhadap persepsi, kesiapan melakukan sesuatu pekerjaan, respon terbimbing, kemahiran, adaptasi, dan orijinasi. Pada aspek psikomotor dijelaskan kecakapan dan bertindak turut menentukan hasil belajar, maka dari kedua ranah tersebut ikut serta membantu dalam meningkatkan hasil belajar siswa. Hanya saja pada ranah afektif dan psikomotor guru menilai dengan mengamati sikap siswa atau aktivitas siswa, sedangkan untuk ranah kognitif guru menilai siswa dengan memberikan soal evaluasi yang harus dikerjakan oleh siswa. Dari hasil penelitian diperoleh data hasil belajar siswa kelas V SDN Palasari yang mengalami peningkatan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel dan diagram di bawah ini. Tabel 3. Peningkatan Hasil Belajar Siswa Ketuntasan Data Awal Siklus I Siklus II Siklus III Tuntas 14,30% 39,30% 64,30% 89,30% Belum Tuntas 85,70% 60,70% 35,70% 10,70% Dari tabel di atas dapat diperoleh informasi bahwa telah terjadi peningkatan dari siklus I, siklus II, dan siklus III. Peningkatan hasil belajar siswa juga dapat dilihat dalam diagram di bawah ini: 90.00% 80.00% 70.00% 60.00% 50.00% 40.00% 30.00% 20.00% 10.00% 0.00% Tuntas Belum Tuntas Data Awal Siklus I Siklus II Siklus III Gambar 3. Diagram Perbandingan Presentase Hasil Belajar Siswa 788

Jurnal Pena Ilmiah: Vol. 1, No, 1 (2016) SIMPULAN Penelitian tindakan kelas tentang penerapan model pembelajaran learning cycle pada materi perubahan sifat benda untuk meningkatkan hasil belajar siswa telah dilaksanakan dalam tiga siklus. Pada tahap perencanaan dengan menggunakan model pembelajaran learning cycle dilakukan dengan kegiatan-kegiatan diantaranya membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (rpp) yang didesain sesuai dengan tahap-tahap pada model learning cycle yaitu meliputi tahap engagement, tahap exploration, tahap explanation, tahap elaboration, dan tahap evaluation, menyiapkan media, sumber belajar yang mendukung untuk pembelajaran menggunakan model learning cycle, membuat format observasi, format wawancara, dan format catatan lapangan, merancang lembar kerja siswa untuk panduan pada saat melakukan percobaan, melakukan diskusi dengan guru kelas v yang bertindak sebagai observer mengenai pelaksanaan pembelajaran pada siklus selanjutnya yang akan dilakukan dan kegiatan yang diharapkan dari kegiatan awal sampai kegiatan akhir pembelajaran. Proses pembelajaran dimulai dengan berdo a bersama dipimpin oleh ketua kelas. Kemudian guru mengecek kehadiran siswa dan mengkondisikan siswa ke dalam kondisi belajar. Guru memberikan motivasi kepada siswa agar siswa semangat untuk mengikuti pembelajaran bersama guru. Siswa mengikuti pembelajaran dengan sangat baik meskipun pada awal mula pembelajaran siswa masih banyak yang ribut. Namun setelah dikondisikan oleh guru keadaan siswa menjadi lebih kondusif. Siswa mulai siap untuk mengikuti pembelajaran, mereka menyiapkan alat tulis dan buku catatan mereka di atas meja.pembelajaran dilanjutkan dengan mengikuti langkahlangkah pada model pembelajaran learning cycle. Penerapan model pembelajaran learning cycle diawali dengan membagi siswa menjadi 4 kelompok. Setelah kelompok terbentuk guru memberikan sedikit penjelasan tentang perubahan sifat benda. Selanjutnya guru memberikan pertanyaan seputar kejadian sehari-hari yang berhubungan dengan perubahan sifat benda. Kegiatan ini termasuk ke dalam tahap engagement. Kemudian dilanjutkan pada tahap exploration, pada tahap ini guru memberikan LKS pada siswa. Siswa diminta untuk memahami terlebih dahulu tentang petunjuk yang ada dalam LKS. Setelah itu setiap kelompok diberikan kesempatan untuk melakukan percobaan seperti yang dijelaskan dalam LKS tersebut. Selanjutnya tahap explanation guru meminta siswa untuk menuliskan hasil percobaan yang telah dilakukan oleh setiap kelompok. Setelah menuliskan hasil percobaan guru juga meminta setiap perwakilan kelompok untuk mempresentasikan hasil percobaan yang telah ditulis di depan kelas secara bergantian. Kemudian tahap elaboratian pada tahap ini guru meminta siswa untuk mengaplikasikan pembelajaran yang telah diberikan guru di rumah dengan melakukan kegiatan seperti membantu ibu memasak di dapur karena pada saat memasak banyak kegiatan yang berhubungan dengan konsep perubahan sifat benda. Terakhir yaitu tahap evaluation pada tahap ini guru memberikan tes untuk mengukur kemampuan siswa setelah menerima pembelajaran. Tes yang diberikan berupa soal-soal mengenai perubahan sifat benda. Hasil belajar siswa pada materi perubahan sifat benda mengalami peningkatan setelah siswa mengikuti pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran learning cycle. 781 789

Dini Apriani, Atep Sujana, Dadang Kurnia Peningkatan hasil belajar siswa dapat dilihat dari presentase hasil belajar siswa dari setiap siklus. Pada siklus I hanya 4 orang (14,30% ) yang mencapai KKM, siklus II meningkat menjadi 20 orang (71,40%) dan pada siklus III meningkat lagi menjadi 25 orang (89,30%). Dengan demikian dapat dikatakan bahwa penerapan model pembelajaran learning cycle telah mampu meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SDN Palasari pada materi perubahan sifat benda. DAFTAR PUSTAKA Hanifah, N. (2014). Memahami penelitian tindakan kelas teori dan aplikasinya. Bandung: UPI PRESS Maulana. (2009). Memahami hakikat, variabel, dan instrumen penelitian pendidikan dengan benar. Bandung: Learn2live Live2learn Sudjana, N. (2008). Penilaian proses hasil belajar mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Shoimin, A.(2014). 68 model pembelajaran inovatif dalam kurikulum 2013. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media. Sujana, A., dkk. (2009). Model pembelajaran di sekolah dasar. Bandung: UPI Press Wiriaatmadja, R. (2007). Metode penelitian tindakan kelas. Bandung: PT Remaja Rosdakarya 782 790